Anda di halaman 1dari 76

BAHAN PAPARAN

MANAJEMEN
LINGKUNGAN,
KESEHATAN, DAN
HYGIENE
BIMBINGAN TEKNIS SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
1
DIREKTORAT KEBERLANJUATAN KONSTRUKSI
TUJUAN
PEMBELAJARAN Mampu menjelaskan dasar
Manajemen Lingkungan dan dasar
hukumnya
Sebagai pedoman manajemen
lingkungan dalam penerapan SMKK
pada pekerjaan konstruksi

Mampu mengaplikasikan penerapan


Rencana Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
dalam pelaksanaan kegiatan
konstruksi
1 LATAR BELAKANG

2 ACUAN HUKUM
OUTLINE
3 DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN

4 PENGELOLAAN LINGKUNGAN TERDAMPAK PROYEK

PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA


5
6 PROGRAM HYGIENE PROYEK & PENERAPAN PROGRAM 5R
1
LATAR BELAKANG

4
DAMPAK LINGKUNGAN
Contoh Dampak Lingkungan pada Salah
Satu Proyek yang Memerlukan
Pengendalian/Mitigasi Lingkungan

Banjir akibat pembangunan pilar


yang menghambat aliran air
DAMPAK LINGKUNGAN

Cross drain tersumbat Cross drain tertutup material


konstruksi dan tidak difungsikan

Kondisi saluran air yang digunakan untuk


mencuci truck mixer

Contoh Dampak Lingkungan pada Salah


Satu Proyek yang Memerlukan Sedimentasi dan penumpukan sampah
pada saluran air dan cross drain
Pengendalian/Mitigasi Lingkungan
DAMPAK LINGKUNGAN


Kerusakan Rumah Warga Akibat
Kegiatan Blasting Tunnel

You can simply impress your audience and add a unique


zing and appeal to your Presentations. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I
hope and I believe that this Template will your Time,
Money and Reputation.
2
DASAR HUKUM

8
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No. 4 Tahun 2021
tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan
UU No. 32 Tahun 2009 yang Wajib Memiliki Amdal/UKL-UPL/SPPL
PP No. 88 Tahun 2019
tentang Perlindungan dan 1 4 Kesehatan Kerja
Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
8
PP No. 14 Tahun 2021
tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor
UU No. 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi 2 5 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi

7 PP No. 22 Tahun 2021


UU No. 11 Tahun 2020 3 6 Penyelenggaraan Perlindungan dan
tentang Cipta Kerja Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 Pengelolaan Lingkungan Hidup

tentang Pedoman Sistem Manajemen


9
Keselamatan Konstruksi (SMKK)
3
DASAR MANAJEMEN
LINGKUNGAN

10
DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN
LATAR BELAKANG

Setiap kegiatan/usaha manusia dan pembangunan


akan menimbulkan perubahan lingkungan
hidup sebagai hasil sampingan pembangunan

MANAJEMEN LINGKUNGAN
suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan
ke dalam proses/tahapan–tahapan pekerjaan
konstruksi agar dapat diukur, dikelola dan di
dipantau dampak-dampak lingkungan secara
efektif.
TAHAPAN

Identifikasi Dampak
Terjaganya Kualitas
Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan
Pemantauan dan Evaluasi
Lingkungan
DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN
KEGIATAN
PEMBANGUNAN

PENYUSUNAN
DOKUMEN
LINGKUNGAN

ASPEK PERILAKU MANUSIA


REGULASI
DESAIN/KETEKNIKAN

PENCEMARAN AIR, PELESTARIAN


DAMPAK LINGKUNGAN/
TANAH, UDARA,
KEBISINGAN LINGKUNGAN RAMAH LINGKUNGAN
“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Keselamatan Publik
Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja Lingkungan
Menjamin

 Pemilik/pemberi  Lingkungan kerja


 Bangunan/aset pekerjaan  Masyarakat di sekitar  Lingkungan terdampak
Objek yang konstruksi  Tenaga kerja konstruksi proyek proyek
Diselamatkan  Peralatan, material  Pemasok, tamu,  Masyarakat terpapar  Lingkungan alam
Subpenyedia Jasa  Lingkungan terbangun

Kecelakaan Konstruksi
Pencegahan
Kecelakaan Kecelakaan Kerja, Kecelakaan pada Kecelakaan
Terhadap
Keteknikan Konstruksi Penyakit Akibat Kerja Masyarakat Lingkungan

Identifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan pengendalian risiko, dan peluang (IBPRP), Prosedur Kerja Aman,
Metode Analisis Keselamatan Konstruksi (AKK), Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK),
Pencegahan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK), Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(RKPPL), Program Mutu, dan Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)
SKEMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN
TERDAMPAK PROYEK LINGKUNGAN KERJA
ASPEK LINGKUNGAN
01 01
PENGENALAN
TAHAP PRA KONSTRUKSI LINGKUNGAN KERJA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN 02 02
PENILAIAN
TAHAP KONSTRUKSI LINGKUNGAN KERJA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
03 03
TAHAP PASCA KONSTRUKSI LINGKUNGAN KERJA

04

Kelestarian Kesehatan Kesehatan Kenyamanan


Lingkungan individu Pekerja Masyarakat Lingkungan
14
4
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN TERDAMPAK
PROYEK

15
MANAJEMEN LINGKUNGAN DALAM TAHAPAN
PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI

PENGKAJIAN &
TAHAPAN
PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN
PEMILIHAN PELAKSANAAN

RKPPL _

RMLLP _
RKK Pelaksanaan
(RKK Penawaran)

(Biaya Penerapan
Dok. Penawaran

Dok. Penawaran
Rancangan Konseptual

Program Mutu

Pengawasan/
DOKUMEN SMKK (memuat tingkat

& RMPK
SMKK)
Teknis

Harga

RKK
Rancangan risiko keselamatan

MK
Konseptual SMKK konstruksi, biaya
Risiko
penerapan SMKK yang
sedang
ada di dalam EE) & besar

Penjabaran Dokumen
Penyusunan Lingkungan dalam Pemantapan dan Pemantauan
Dokumen Lingkungan Perancangan, Penyusunan RKPPL
Rekomendasi RKPPL

Calon Penyedia Jasa Pengguna (untuk swakelola),


Pengguna Jasa/ Pengguna (untuk
Konstruksi/Kontraktor, Pelaksana Penyedia Jasa
PELAKU Konsultan swakelola)/Konsultan
Calon Konsultan Konstruksi/Kontraktor, Konsultan
lingkungan Perancangan
Pengawas/MK Pengawas/MK
TAHAP “ Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan Lingkungan

PRA-KONSTRUKSI
Hidup atau Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Pusat yang
(Pengkajian–Perencanaan) dilengkapi dengan AMDAL atau UKL-UPL.

(UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja dan PP No. 22/2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan LH)
Amdal disusun oleh pihak
Kegiatan berdampak penting
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Pemrakarsa atau pihak ketiga yang
terhadap lingkungan hidup memiliki sertifikat kompetensi
WAJIB AMDAL atau berisiko besar penyusun Amdal pada tahap
Prakonstruksi

Kegiatan tidak berdampak UKL-UPL disusun oleh pihak


USAHA DAN/ATAU KEGIATAN penting terhadap lingkungan Pemrakarsa atau pihak
WAJIB UKL-UPL hidup atau berisiko ketiga pada tahap
menengah Prakonstruksi

SPPL Kegiatan Tidak wajib UKL- SPPL disusun oleh pihak


(surat pernyataan kesanggupan pengelolaan UPL, tidak berdampak Pemrakarsa pada tahap
dan pemantauan lingkungan hidup) penting terhadap lingkungan Pra-konstruksi
hidup atau berisiko kecil
*Penyusun Amdal bukan Petugas Keselamatan Konstruksi/Ahli K3 Konstruksi
SISTEMATIKA DOKUMEN RKPPL
(RENCANA KERJA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN)
Muatan
Pihak yang terkait dalam Pengesahan RKPPL:
Disusun oleh: Penyedia Jasa Konstruksi
1 Diperiksa oleh: Konsultan Pengawas Lembar Pengesahan
Disetujui oleh: PPK
BAB I
Tujuan RKPPL, Lokasi Pekerjaan Konstruksi/Kegiatan
2 Data Teknis Kegiatan, Struktur Organisasi Penyedia Pendahuluan

BAB II
Rona Lingkungan pada Lokasi Pekerjaan
3 Konstruksi/Kegiatan dan Foto Kondisi existing Rona Lingkungan Awal

BAB III
Rencana Pengelolaan Lingkungan dari setiap tahapan
4 pekerjaan Potensi dampak yang ditimbulkan Rencana Pengelolaan Lingkungan

BAB IV
Rencana Pemantauan terhadap Pengelolaan Lingkungan
5 yang dilakukan dan Potensi dampak yang ditimbulkan Rencana Pemantauan Lingkungan

18
Lampiran
Contoh Penerapan Pertimbangan Lingkungan
dalam Desain
(Tugas Tahap Perancangan)
A

A. Teknik Gabungan untuk Perlindungan Lereng

B. Penanaman pohon sebagai unsur lansekap


sekaligus untuk mengurangi pencemaran udara
19
Contoh Penerapan Pertimbangan Lingkungan
dalam Desain
C. Penyeberangan satwa liar digabung dengan
C bangunan air (gorong-gorong)

D. Desain Perlintasan Gajah Liar


D pada Jalan Tol

20
BIAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Biaya Penerapan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi mencakup rincian:
1. Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP BIAYA PELAPORAN
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
4. Asuransi dan perizinan
5. Personel Keselamatan Konstruksi BIAYA PERSONEL
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
7. Rambu dan perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen
lalu lintas
BIAYALOREM
KOORDINASI
IPSUM
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi DAN KONSULTASI
DOLOR SIT AMET

9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan


BIAYA PENGAMBILAN
Konstruksi, termasuk biaya pengujian/pemeriksaan lingkungan
DAN UJI SAMPLING
TAHAPAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA
A. Dok. Tender 5. Dokumen Penawaran 6. Rancangan kontrak
1. Umum • Teknis : tertuang dalam elemen
Pengelolaan dan
Dok 2.Pengumuman
dokumen RKK (perencanaan dan
pengendalian operasi) pemantauan lingkungan
hidup masuk ke dalam
Pemilihan 3. Instruksi kepada Peserta • Harga : Biaya untuk butir
kegiatan pengujian untuk Syarat Syarat Umum
4. Lembar Data Pemilihan Kontrak (SSUK) →
lingkungan masuk ke dalam
biaya penerapan SMKK. pemeliharaan
lingkungan.
7.a) Spesifikasi
7.b) DED B. Dok. Kualifikasi
Teknis/KAK
1. Lembar Data Kualifikasi
Tata cara pengelolaan Pada gambar
dan pemantauan Pada LDK memiliki Sertifikat Manajemen
kerja/desain telah 2. Formulir
lingkungan hidup untuk Mutu, Sertifikat Manajemen Lingkungan,
disesuaikan untuk Isian
menangani dampak menangani dampak serta Sertifikat Manajemen Keselamatan
lingkungan hidup yang dan Kesehatan Kerja, hanya disyaratkan Kualifikasi
lingkungan hidup yang
timbul diuraikan dalam timbul, yang merupakan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat 3. Tata Cara
kriteria dan penjabaran dari Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau Evaluasi
spesifikasi teknis. dokumen RKL/RPL diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Besar. Kualifikasi
atau UKL/UPL. (Peraturan LKPP No. 12 Tahun 2021)
TAHAP KONSTRUKSI
(Procurement–Pelaksanaan Konstruksi)
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PADA TAHAP PEMBANGUNAN
Pemilihan Penyedia Pelaksanaan Pekerjaan Serah Terima Pekerjaan
Jasa Konstruksi

1. Pelaksanaan/Penerapan RKK
Dokumen Pemilihan
BENTUK

2. Pelaksanaan /Penerapan Dokumen hasil pengelolaan


(Dok. Teknis + Administrasi),
RMPK-Program Mutu, RKPPL, lingkungan kepada pengguna jasa
Penyusunan RKK
RMLLP

Harus memuat: ▪ Laporan Pelaksanaan RKL-


• Uraian pengendalian ▪ RKPPL dibahas dan disetujui RPL/UKL-UPL/SPPL
▪ Laporan Pelaksanaan RKPPL
MUATAN

tertuang dalam dokumen oleh Pengguna Jasa dan


RKK (Tabel IBRP) Penyedia Jasa pada saat PCM ▪ Laporan Pemantauan dan
• Biaya pengelolaan ▪ Pengawasan dapat dilakukan evaluasi pelaksanaan
lingkungan hidup masuk ke Konsultan Pengawas dan pengelolaan lingkungan
dalam biaya penerapan dilaporkan kepada PPK ▪ Seluruh laporan disertai bukti
SMKK . dokumentasi
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
• Mengidentifikasi bahaya terkait keselamatan
lingkungan (sebagian bagian dari SMKK) dengan
mengacu pada dokumen perancangan.
• Menyampaikan dokumen lingkungan
PENGGUNA JASA (AMDAL/UKL-UPL) ke Calon Penyedia Jasa saat
Prakualifikasi.
• Unit Organisasi • Memastikan dalam Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
• Unit Kerja telah memuat biaya pengujian (masuk ke dalam
• Satker/PPK komponen 9 biaya SMKK).
• Pokja • Membahas dan mengesahkan RKPPL pada saat
rapat persiapan pelaksanaan konstruksi/PCM.
• Melakukan pengawasan terkait pelaksanaan RKK
Pelaksanaan, RMPK/Program Mutu, RMLLP, dan
RKPPL di lapangan.
24
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
• Mencantumkan telaahan aspek keselamatan
konstruksi termasuk telaahan lingkungan terkait
hasil tahap Pra FS (Pengkajian) dan/atau FS
(Perencanaan), serta, penyusunan dokumen
PENYEDIA JASA lingkungan (AMDAL /UKL-UPL/SPPL).(Konsultan
Perencana)
Tahap Prakonstruksi • Mencantumkan telaahan aspek keselamatan
konstruksi termasuk telaahan lingkungan ke
• Konsultan
dalam kriteria dan hasil perancangan, termasuk
Pengkajian/Perencana metode pelaksanaan konstruksi, metode operasi
• Konsultan Perancangan dan pemeliharaan serta menjabarkan
rekomendasi dokumen lingkungan ke dalam
desain (DED). (Konsultan Perancangan)
25
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
• Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) menyusun
RKPPL (Rancangan Kerja Pengelolaan &
Pemantauan Lingkungan) dan dipresentasikan dan
dibahas pada saat PCM (Pre-Construction
PENYEDIA JASA Meeting).
• Kontraktor menyusun laporan pelaksanaan RKL-
Tahap Konstruksi RPL /UKL-UPL/ SPPL dan RKPPL dilampirkan dalam
laporan bulanan/setiap bulan.
• Konsultan • Konsultan Pengawas melakukan Pemantauan
Pengawas/MK Pengelolaan Lingkungan berdasarkan RKL-
• Kontraktor RPL/UKL-UPL/SPPL dan memeriksa Laporan
Pelaksanaan RKL-RPL /UKL-UPL/SPPL dan RKPPL
yang dilakukan setiap bulan oleh Penyedia
Jasa/Pelaksana. 26
CONTOH STRUKTUR Direktur Utama

ORGANISASI
Pada Penyedia Jasa Direktur OP Direktur QHSE

Untuk pekerjaan konstruksi SPV


berisiko keselamatan besar SPV Quality SPV Health & Environment
dan sedang Division Safety Division Division

Level Proyek
Pimpinan Proyek Pimpinan Unit Keselamatan
Konstruksi (UKK)

Quality Tenaga Petugas Petugas


Tenaga Assurance Ahli ……. Personel Keselamatan Pengelolaan
Ahli …….. Kesehatan Konstruksi Lingkungan

Laborat
Nama
Assisten Nama Petugas
Inspector/ Operator
Nama
Tenaga tanggap
Garis Instruksi QC/QE
Ahli darurat
Garis Koordinasi

Operator/ Operator/
Teknisi Teknisi
STRUKTUR ORGANISASI Direktur Utama

Pada Penyedia Jasa


Direktur OP Direktur QHSE
Untuk pekerjaan konstruksi
berisiko keselamatan kecil SPV HSE
SPV Quality
Division Division

Level Proyek
Pimpinan Proyek Pimpinan Unit Keselamatan
Konstruksi (UKK)

Quality Tenaga Petugas Petugas


Tenaga Assurance Ahli ……. Personel Keselamatan Pengelolaan
Ahli …….. Kesehatan Konstruksi Lingkungan

Laborat
Nama
Assisten Nama Petugas
Inspector/ Operator
Nama
Tenaga tanggap darurat
Garis Instruksi QC/QE
Ahli
Garis Koordinasi

Operator/ Operator/
Teknisi Teknisi
TAHAP
SERAH TERIMA PEKERJAAN
(PHO–Pemeliharaan–FHO)
D
*) Dokumen RKL-RPL/UKL-UPL dan RKPPL
bersifat dinamis, dapat berubah ketika Dokumen Lingkungan
terjadi perubahan desain/ruang lingkup
C (Amdal/UKL-
Pemantauan UPL/SPPL), Dok
B pengelolaan RKPPL
A Pemantapan disusun oleh lingkungan (Pemutakhiran),
Penyedia Jasa Pekerjaan dilakukan oleh RMPK
Pelaksanaan dan
Konstruksi berdasarkan Konsultan (Pemutakhiran),
pemantapan RKL-
RPL/UKL-UPL dan hasil Pengawas dan Laporan pemantauan
pelaksanaan dokumen dilaporkan lingkungan hidup
RKPPL pada tahap
RKL-RPL/UKL-UPL dan kepada diserahkan kepada
operasi dan
RKPPL*) dimutakhirkan Pengguna Jasa Pengguna Jasa
pemeliharaan
5
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN KERJA

30
Konsep Dasar Pengelolaan Lingkungan
Kerja (Proyek Konstruksi)

Definisi Lingkungan Kerja


3.
1. Pengenalan 2. Penilaian
Pengendalian
lingkungan lingkungan
Adalah istilah generik yang mencakup Kerja Kerja
lingkungan
Kerja
identifikasi dan evaluasi faktor-faktor
lingkungan yang memberikan dampak pada
kesehatan Tenaga Kerja
Terhadap potensi bahaya di tempat kerja

Mencegah dampak buruk lingkungan kerja


terhadap kesehatan & keselamatan pekerja
31
1. PENGENALAN LINGKUNGAN KERJA 2. PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
Pengenalan Terhadap Faktor Penilaian lingkungan dimaksudkan:
Mengetahui kualitatif tingkat bahaya dari suatu
Bahaya di Lingkungan Kerja
faktor bahaya lingkungan yang timbul dengan:
Pengenalan faktor bahaya di lingkungan kerja 1. metoda pengukuran;
dipengaruhi pengetahuan tentang berbagai jenis bahaya 2. pengambilan sampel;
dan pengaruh atau akibat yang dapat ditimbulkan 3. analisa di laboratorium; dan
kepada kesehatan tenaga kerja. 4. membandingkan dengan standar baku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Manfaat Penilaian Lingkungan
Pengenalan faktor bahaya: 1. Sebagai dasar menyatakan kondisi
Mengetahui karakteristik bahaya secara detail lingkungan kerja
(sifat, kandungan, efek,dll) 2. Sebagai dasar untuk penerapan teknik
pengendalian dan penanggulangan
Mengetahui sumber bahaya dan area yang
berisiko 3. Sebagai dasar untuk perencanaan alat-alat
penanggulangan
Mengetahui proses kerja yang berisiko 4. Sebagai dasar untuk inspeksi

Tempat Kerja (UU No. 1/1970) Ialah tiap ruangan atau lapangan
Mengetahui pekerja yang berisiko baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana
terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang
bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat32
sumber atau sumber-sumber bahaya
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat
faktor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat
ditolerir oleh manusia dan lingkungannya dengan Nilai Ambang Nilai Ambang Batas adalah kadar rata-rata faktor
Batas (NAB) dan Baku Mutu Lingkungan. dalam lingkungan kerja agar tenaga kerja yang
bekerja paling lama 8 jam perhari dan 40 jam
perminggu tidak mengalami gangguan kesehatan
atau gangguan kenyamanan kerja.

JENIS PENGENDALIAN
PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
• Pengendalian untuk mengurangi getaran
pada pekerjaan konstruksi
• Pengendalian limbah konstruksi
• Pengendalian debu pekerjaan konstruksi
• Pengendalian emisi pada mesin konstruksi
• Pengendalian pencahayaan di tempat kerja
• Pengendalian suhu dan kelembaban pada
pekerjaan konstruksi
• Pengendalian bahan berbahaya beracun

33
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA

PENGARUH MAKHLUK HIDUP TERHADAP


MANUSIA DI TEMPAT KERJA
• Virus • Serangga
• Bakteri • Tumbuhan
• Jamur • Binatang Berbisa
• Parasit • Binatang Buas

• Bahaya yang timbul sebagai akibat


interaksi antara pekerja dengan
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran desain tempat kerja.
yang berdasarkan sifat kimia; fisika atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan
lingkungan.

34
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KESEHATAN
Faktor Kimia

Aspiksian (Gas-gas beracun)


• N2
• sesak napas
• Argon
• kekurangan oksigen
• Helium
• Pusing
• CO2
• Kejang
• C2H2
• hilang kesadaran
Iritasi (Kulit terkena HNO3) Iritasi (Kulit terkena H2SO4) Korosif (Terkena Natrium • dll
Hidroksida)
Faktor Fisik Faktor Biologik Faktor Ergonomis Faktor Psikologis Faktor Radiologis
• Terkena virus
• Dehidrasi
• Terkena • Lowback Pain
• Kelelahan
Bakteri • Nyeri sendi • Gangguan psikologis • Syaraf
• Struk
• Gatal • Perubahan • Emosional • Gangguan janin
• Gangguan Pendengaran
• Luka akibat postur tubuh • kanker
• Gangguan sendi
gigitan hewa
• Gangguan penglihatan
6
PROGRAM HYGIENE
PROYEK & PENERAPAN
PROGRAM 5R

36
UU Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 164
PROGRAM (1) Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
HYGIENE PROYEK kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan
Keuntungan (6) Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan
kerja dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta
01 Meningkatkan kesehatan dan hygiene bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja.
(7) Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas
02 Mengurangi kompensasi kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
03 Meningkatkan kepuasan kerja
04 Mengurangi mangkir kerja
05 Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan perilaku
06 pekerja terhadap manajemen 37
JENIS PROGRAM PEMANTAUAN
1. Pemantauan air (alat ukur berdasarkan parameter biologi, fisika dan Kimia)
2. Pemantauan lahan (uji tanah HMP LFG (Light Weight Tester (untuk daya dukung
dan kepadatan tanah), Static Plate Load Tester (Kapasitas beban yang mampu
ditahan oleh tanah)
3. Pemantauan biologis (pencatatan secara manual jumlah orang yang terkena
penyakit akibat kerja)
4. Pemantauan udara (personal dust sampler, gas detector)
5. Pemantauan kebisingan (sound level meter, octave band analyzer, noise dose
meter)
6. Pemantauan limbah (COD/Chemical Oxygen Demand-meter, waste water tester)
7. Pemantauan penduduk/masyarakat (jumlah keluhan masyarakat yang
terdampak proyek)
38
Fasilitas Umum di Lingkungan Proyek

• Struktur tempat kerja yang aman

• Prosedur untuk kondisi darurat

• Rambu petunjuk evakuasi/Emergency exit

• Pencegahan Kebakaran

• Kamar Mandi dan WC

• Supply air minum dan udara bersih (jika diperlukan)

• Area makan yang bersih & pencahayaan


Tempat cuci
tangan
39
FASILITAS PENCEGAHAN COVID-19

Penyediaan ruang karantina dan isolasi pada proyek Pemberian vitamin secara berkala

40
Pemeriksaan suhu pagi dan sore hari Bekerja sama dengan unit Kesehatan setempat Penyemprotan disinfektan berkala
CONTOH PENERAPAN PROGRAM 5R

TEMPAT ISTIRAHAT PEKERJA/ BEDENG

TEMPAT BUANG AIR KECIL DI LOKASI PROYEK

TOILET 41
TEMPAT JEMURAN BAJU
Contoh: Kondisi Lingkungan Kerja
Pada Pekerjaan Konstruksi

42
Atur dan susun
tata letak
peralatan dan
Pertahankan
perlengkapan
ringkas, rapi, resik,
kerja agar selalau
siap pada saat
RINGKAS diperlukan RESIK RAJIN

PROGRAM 5R
RAPI RAWAT
Bersihkan tempat
Pisahkan dan
kerja dan
singkirkan barang Jadikan sebagai
senantiasa
yang tidak perlu suatu kebiasaan
melaksanakan
dari tempat kerja
kebersihan

KEBERHASILAN Partisipasi dan dukungan semua pihak Menjadi kesadaran setiap orang
5R Adanya komitmen manajemen Sejalan dengan program kualitas lainnya
43
44
45
46
47
TEMPAT KERJA
(PENYIMPANAN MATERIAL)
YANG MENERAPKAN PROGRAM
5R

48
49
50
51
52
KESEHATAN KERJA
(PENGANGKATAN)

53
54
55
KESEHATAN KERJA
(MENCEGAH DEHIDRASI)

56
57
KESEHATAN KERJA
(FOGGING NYAMUK)

58
TERIMA
KASIH
59
CONTOH MATRIKS RKL

Contoh : Proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah


CONTOH MATRIKS RPL

Contoh : Proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah


Contoh Matriks UKL-UPL
TAHAP PRA KONSTRUKSI

Contoh : Proyek Pembangunan Embung Bau Bau


PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
Prinsip dasar pengamanan terhadap faktor bahaya lingkungan dibagi atas
dasar 3 bagian: SUMBER, PATHWAY, dan RECEIVER

✔ Substitusi material atau proses


✔ Isolasi mesin/pekerja: isolasi fisik, menjauhkan, otomatisasi/robotisasi
A SUMBER ✔

Metoda basah (hydro blast – bila debu)
Ventilasi setempat: masalah hanya setempat/localized
✔ Pemeliharaan

✔ Ventilasi umum/exhaust: tujuan memelihara/ meningkatkan kesehatan;


mencegah terjadinya kebakaran
✔ Ventilasi dilusi/air supplied
B PATHWAY/AIR ✔ Jarak: semi otomatisasi/remote control
PATH ✔ Monitoring kontinu/alarm system
✔ Pemeliharaan
✔ Diklat terpenting
✔ Rotasi pekerja (waktu 🡪 dosis diperkecil)
✔ Isolasi pekerja
C RECEIVER ✔ Pemantauan perseorangan/dosimeter
✔ Hygiene perorangan: mengubah perilaku melalui diklat
✔ APD 63
✔ Pemeliharaan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
A. Pengendalian untuk mengurangi pada
pekerjaan konstruksi kebisingan
✔ Menggunakan mesin dengan tingkat kebisingan/getaran
rendah untuk pekerjaan konstruksi dan membatasi jam
kerja
✔ Mengatur waktu kegiatan yang bising pada periode
tertentu dalam sehari
✔ Menempatkan mesin yang menghasilkan kebisingan jauh Penggunaan Mufler Pada Pekerja
dari area sensitive (misal:sekolah, rumah, masjid)
✔ Merubah metode kerja menggunakan peralatan yang
menghasilkan lebih sedikit kebisingan.
✔ Mengurangi kebutuhan pekerjaan yang menimbulkan
kebisingan, missal melakukan pekerjaan diluar lokasi
✔ Menempatkan mesin yang bising sejauh mungkin dari area
penerima
✔ Menggunakan muffler atau peredam suara
✔ Memilih mesin dan peralatan yang memiliki tingkat
kebisingan rendah
✔ Menanam pohon sekitar lokasi proyek untuk mengurangi Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan
menanam tanaman berupa rumput, semak dan 64
kebisingan
pepohonan.
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum) Hand Arm Vibration

B. Pengendalian Getaran
► Menghilangkan sumber getaran ditempat kerja
► Mengganti alat, bahan, proses kerja yang
menimbulkan getaran
► Mengurangi pajanan getaran dengan
menambah/menyisipkan bantalan/peredam diantara
alat dan bagian tubuh yang kontak dengan alat
bergetar
► Membatasi waktu pajanan, SOP, pengaturan jam
kerja
► Penggunaan APD Whole Body Pad

► Melakukan pengendalian getaran sesuai ilmu


pengetahuan dan teknologi

65
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
C. Pengendalian Limbah Konstruksi
Cara meminimalkan atau menghilangkan pembuangan
polutan (bahan pencemaran) dari limbah berbahaya
konstruksi ke saluran pembuangan atau ke aliran air.
▪ Menyediakan fasilitas penahanan sementara
(secondary containment) dengan kapasitas 110% dari
volume tersimpan.
▪ Menjaga fasilitas penahanan sementara bebas dari
Tempat khusus penyimpanan
bercampurnya air hujan dan tumpahan. limbah
▪ Area penyimpanan limbah berbahaya di lokasi harus
terletak jauh dari saluran aliran air.
▪ Meminimalkan pemakaian atau produksi limbah
berbahaya di lokasi kerja.
▪ Memisahkan limbah yang berpotensi berbahaya dari
puing-puing yang tidak berbahaya.
▪ Limbah berbahaya cair atau semi-cair harus disimpan
dalam wadah yang sesuai (drum tertutup atau
sejenisnya) dan tertutup. 66
Metode penyimpanan limbah
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
Limbah Beton Limbah Septik
▪ Limbah mortar beton dilarang dibuang ke ▪ Menempatkan fasilitas sanitasi sementara
saluran pembuangan air atau aliran air. (portable toilet) sejauh mungkin dari fasilitas
▪ Limbah mortar beton harus dikumpulkan drainase aliran air, tetapi masih berlokasi
dan dibuang dengan benar atau strategis bagi personel.
ditempatkan di fasilitas pencucian beton ▪ Tidak membuang atau mengubur air limbah di
sementara. dalam area kegiatan.
▪ Memasang rambu tempat membuang ▪ Fasilitas sanitasi sementara harus dibuang ke
sistem saluran pembuangan resmi.
limbah beton dekat setiap fasilitas
▪ Limbah cair dari sanitasi sementara dibuang
pencucian beton.
ke sistem saluran pembuangan sanitasi resmi.
▪ Menunjuk seorang pengawas pekerjaan ▪ Fasilitas sanitasi/septik harus dijaga dengan
beton di lokasi untuk memantau kegiatan baik.
pemotongan beton, coring, penggilingan, ▪ Portabel toilet dibersihkan setiap hari dan
dan grooving. selalu diberikan air secukupnya.

67
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
D. Pengendalian Debu Pekerjaan Konstruksi Mist Sprayer Kabut Air Meriam Untuk Debu Kontrol

⮚ Menyediakan pasokan air untuk menekan debu.


⮚ Melakukan penyiraman jalan mengunakan truk air.
⮚ Menggunakan cairan kimia penekan debu (suppressant).
⮚ Mengendalikan dan mengurangi kecepatan kendaraan dengan memasang
tanda batas kecepatan.
⮚ Menyediakan area penyimpanan timbunan bahan berdebu.
⮚ Menentukan jadwal kerja untuk meminimalkan emisi debu.
⮚ Memasang saringan di lokasi kerja untuk menghentikan penyebaran debu
atau meletakkan jaring halus di dekat sumber debu.
⮚ Menghindari melakukan kegiatan konstruksi saat menangani bahan berdebu
Cairan penekan debu
di dekat penerima yang sensitive
⮚ Menempatkan kegiatan yang menghasilkan debu jauh dari penerima sensitif.
⮚ Menempatkan bangunan sementara yang berfungsi sebagai penghalang
debu
⮚ Menutupi semua muatan tanah yang diangkut truk dari lokasi untuk dibuang.
⮚ Membatasi pekerjaan tanah dan aktifitas pergerakan kendaraan selama
kondisi berangin.
68
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
E. Pengendalian Emisi pada Mesin Konstruksi F. Pengendalian Pencahaayaan di Tempat Kerja
⮚ Matikan mesin konstruksi saat tidak sedang beroperasi idle. ▪ Penerangan jalur darurat min 5 lux
⮚ Melaksanakan pemeliharaan preventif untuk mesin dan ▪ Halaman dan jalan min 20 lux
peralatan dengan menjaga stok suku cadang pengganti
▪ Pekerjaan yang hanya membedakan
yang diperlukan secara teratur. barang-barang kasar membutuhkan
⮚ Menyewa mesin dan peralatan dengan ukuran dan daya penerangan minimal 50 lux, Contoh
yang memadai. mengerjakan bahan-bahan yang besar,
⮚ Menggunakan bahan bakar yang lebih bersih untuk
mengerjakan bahan tanah dan batu, gang-
gang selalu dipakai dan gudang untuk
mengurangi emisi sulfur dioksida.
menyimpan barang besar.
⮚ Memasang perangkap partikulat atau catalytic converter
▪ Pekerjaan yang membedakan barang-
pada knalpot mesin.
barang yang kecil membutuhkan
⮚ Memperpanjang pipa knalpot untuk menjauhkan dari penerangan minimal 100 lux, Contoh
penerima yang sensitif. mengerjakan barang besi dan baja,
⮚ Memasang penghalang tegak untuk melindungi sumber
penggilingan padi, kamar mesin, alat
emisi dari penerima yang sensitif
pengangkut orang dan tempat mandi &
WC.
69
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
G. Pengendalian Suhu & Kelembababan Pekerjaan Konstruksi
Pengendalian Suhu Panas
TEKNIS MEDIS
• Mempercepat • Pemeriksaan
Hentilasi udara Kesehatan
• Water spray (pra, periodik,
spesifik).
• Suplay udara
segar/ventilasi • Aklimatisasi
(penyesuaian
• Isolasi sumber dengan iklim
panas (metal ruangan)
sheet)
• Pemberian
cairan/ air Water Spray untuk mengurangi suhu panas

minum
70
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
H. Penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun
Bagaimanakah cara menyimpan material/ bahan
agar tidak mencemari drainase?

▪ Menjaga area penempatan material terlindung dari


air hujan untuk mencegah limbah padat, sampah
atau puing-puing, atau debu terkontaminasi.
▪ Mengendalikan penyimpanan bahan yang baik
agar air tidak mencemari saluran dengan cara: ▪ Menempatkan penyimpanan bahan ke tempat yang terlindung dari
o Menyediakan saluran, parit, tanggul, tanggul, angin.
saluran air, talang, atau perangkap sedimen ▪ Meminimalkan jumlah dan ukuran penyimpanan.
yang dilapisi dengan material seperti beton, ▪ Menempatkan timbunan penyimpanan bahan (stockpile) dengan
aspal, agregat, riprap, atau terpal plastik untuk kemiringan maksimal 2:1 (horizontal ke vertikal).
mengendalikan dan mengarahkan air. ▪ Membatasi sekeliling timbunan dengan dengan pagar lanau, tanggul
o Menggali area penyimpanan untuk menahan dan/atau sistem drainase.
material dari kebocoran, tumpahan, atau air ▪ Mengumpulkan dan membuang air yang terkontaminasi dengan benar.
▪ Menempatkan penyimpanan material sedikitnya berjarak sepuluh meter
pencucian.
dari badan air.
o Menutupi peralatan, tempat kerja dan atau
▪ Menyiram air atau memasang penyiram sementara untuk menekan
area penyimpanan bahan berbahaya dari air
debu dari tumpukan dan tanggul yang tidak distabilkan.
hujan.
▪ Membuat kontur setiap timbunan untuk meminimalkan kehilangan
material saat hujan. 71
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
CONTOH: MANAJEMEN PENCEGAHAN Apakah yang dimaksud dengan sedimentasi dan
PENCEMARAN AIR PADA PEKERJAAN JALAN erosi?

Manajemen atau pengelolaan aliran air pada kegiatan Sedimentasi adalah proses partikel-partikel dalam
pembangunan jalan telah mengidentifikasi adanya ancaman suspensi untuk mengendap dari cairan (air) di mana
signifikan terhadap kualitas air dan badan air. mereka tertahan pada penghalang. Partikel padat
Salah satu penyebab buruknya kualitas air karena yang terperangkap oleh turbulensi air yang bergerak
meningkatnya erosi dan sedimentasi di dapat dihilangkan secara alami dengan sedimentasi
sekitar lokasi pembangunan jalan. dalam air danau.
Gambar 2. Aliran Air
Kesalahan pengelolaan sedimen dan erosi di lokasi kerja Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, Mengandung Sedimen
berpotensi menimbulkan dampak ekonomi, keselamatan, dan tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat
ekologis yang merugikan. transportasi angin, air atau es, yang berpindah dari
satu lokasi di permukaan bumi, dan kemudian
Penumpukan sedimen pada saluran drainase menyebabkan mengangkutnya ke lokasi lain.
pendangkalan dan berpotensi banjir. Endapan sedimen di
jalan dapat menyebabkan jalan licin dan/atau mengakibatkan
kecelakaan kendaraan.

Gambar 3. Sedimen dari aliran air


yang telah dikendalikan dengan
pagar sedimen

Gambar 1. Badan Jalan


Tergerus oleh Erosi Air
73
PENGENDALIAN DRAINASE
Manajemen drainase diterapkan sejak tahap Perancangan/Perencanaan
sebelum kegiatan konstruksi, diantaranya dengan:

1 MENSTABILKAN SALURAN
2 MENGENDALIKAN SEDIMENTASI

A
Menstabilkan saluran air
menggunakan rumput atau Membangun/membuat pagar sedimen yang
pelindung batu dibangun di ujung lereng untuk menampung
limpasan sedimen

Merencanakan konstruksi
B saluran air untuk
memperlambat aliran air
3 MENGENDALIKAN EROSI

Memasang bangunan pengendalian erosi.


Mengatur saluran drainase
C alami dari lereng pekerjaan
Menstabilkan saluran air menggunakan
rumput atau pelindung batu
diarahkan ke area rumput

74
Contoh : Manajemen/Pengendalian Sedimen
Dengan memasang struktur penahan sedimen untuk mencegah
sedimen keluar dari lokasi melalui aliran limpasan permukaan.
Ada beberapa cara pengendalian sedimen untuk aliran air yang tidak terlalu deras antara lain dengan:
1.Pagar lanau dari gulungan jerami (Straw 4. Check Dam
Bale) Check Dam adalah bendungan kecil yang
Memasang gulungan jerami secara rapat bersamaan sebagai dibangun melintasi parit drainase, sengkedan,
penghalang aliran air untuk meminimalkan celah pada aliran permukaan atau saluran untuk menurunkan kecepatan
pembawa sedimen berfungsi sebagai pagar lanau. Jerami kering diikat aliran. Kecepatan limpasan yang berkurang
membentuk gulungan jerami yang dipasang pada aliran air. Gulungan mengurangi erosi dan alur di saluran dan
jerami diberi penguat yang diikatkan pada tiang atau patok agar tidak memungkinkan sedimen mengendap.
hanyut. Bendungan ini dapat dibangun dari batu,
(Lanau adalah tanah atau butiran penyusun tanah/batuan yang karung pasir yang diisi dengan kerikil kacang,
berukuran diantara pasir dan lempung) atau batang kayu.
Check Dam dapat digunakan untuk mengurangi
2. Kantong Kerikil (Rock Bund) aliran di saluran sementara kecil yang saat ini
Penyaring lanau sintetis berpori (permeable) ini terdiri dari penutup sedang mengalami degradasi.
geotekstil. Kantung kerikil bekerja mirip dengan kantung pasir tetapi
diisi dengan batuan drain dan digunakan untuk melindungi lubang
drainase. 5. Kolam Sedimen /
Batuan yang lebih besar memungkinkan pasir untuk
menyaring tanpa membuat bendungan.
Sediment Basin
Permeable/permeabel adalah membran sintetis berpori yang dapat
dilewati oleh semua cairan.
Kolam Sedimen adalah bak pengendapan
sementara yang dibangun di lokasi
3. Pagar Lanau Sintetis (Synthetic Silt konstruksi untuk menangkap tanah yang
Fence) tererosi atau terganggu yang tersapu saat
hujan, dan untuk melindungi kualitas air dari
Pagar lanau sintetis dari anyaman bahan sintetis adalah
aliran terdekat, sungai, danau, atau teluk.
penghalang sedimen sementara. Pagar lanau sintetis terbuat dari Kolam sedimen dibangun di sepanjang jalur
anyaman, bahan sintetis yang memungkinkan air meresap, tetapi air atau daerah dataran rendah di lokasi
tidak memungkinkan partikel lanau yang lebih besar lewat. konstruksi
Pagar lanau ditempatkan di tempat antara tanah yang terganggu 75
dan saluran air atau sistem drainase yang akan mengalir.
Contoh : Manajemen/Pengendalian Erosi
Dengan memasang struktur penahan sedimen untuk mencegah
sedimen keluar dari lokasi melalui aliran limpasan permukaan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian Erosi, antara lain dengan:
3. Riprap / Hamparan Batu
1. Selimut pengendali erosi (Erosion control Hamparan Batu yaitu susunan batu yang
ditempatkan sepanjang garis pantai, pondasi
blankets) jembatan, dan/atau lereng curam untuk
Selimut Pengendali Erosi dan tikar jerami atau mulsa melindungi dari gerusan dan erosi.
dirancang untuk melindungi bukit, lereng, lahan basah,
Ukuran batu yang dibutuhkan tergantung
dan tepian dari erosi angin dan air. Selimut pengendali kepada
erosi terbuat dari bahan biodegradable (alami) seperti
sabut, jerami, atau serbuk kayu. Bahan-bahan ini kecuraman lereng dan seberapa cepat air
memberikan pengendalian erosi yang efektif sampai bergerak.
vegetasi dapat berakar.

2. Terpal plastik (Tarpaulin) 4. Terasering (Terracing)


Terpal adalah lapisan geosintetik yang digunakan dalam
rekayasa geoteknik untuk menutup tanah guna menahan erosi. Terasering adalah bangunan konservasi
tanah dan air secara mekanis yang dibuat
Terpal dipasang dengan cara dihamparkan ke tanah, untuk mengganggu limpasan aliran air
permukaan, memperpendek panjang lereng
sebagai satu cara pengendalian erosi.
untuk pemasangan lebih kuat digunakan pasak yang Dengan cara ini akan meningkatkan
ditancapkan ke tanah agar tidak bergeser. infiltrasi, dan mengurangi kekuatan erosi
limpasan.

76

Anda mungkin juga menyukai