Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PENGEMBANGAN
KONSTRUKSI BERKELANJUTAN
Disampaikan oleh:
Ir. Kimron Manik, MSc
Direktur Keberlanjutan Konstruksi

Dalam acara:
Seminar Nasional Membangun Usaha Jasa Konstruksi Berkelanjutan
OUTLINE

Target Pembangunan Infrastruktur PUPR

Kebijakan Pemerintah Untuk Konstruksi Berkelanjutan

Penerapan Konstruksi Berkelanjutan

Arah Pengembangan Konstruksi Berkelanjutan


Target Pembangunan Infrastruktur PUPR
AGENDA PEMBANGUNAN
RPJMN IV 2020 - 2024

Keterangan: Sesuai Rancangan Teknokratik RPJMN/Renstra


4
RPJMN PUPR 2020-2024
KONEKTIVITAS
SUMBER DAYA AIR PERMUKIMAN PERUMAHAN
(JALAN DAN JEMBATAN)
Dalam rangka pembangunan berkelanjutan, target infrastruktur Kementerian PUPR yang besar tersebut perlu
diwujudkan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip berkelanjutan, sebagaimana komitmen Pemerintah
untuk melaksanakan Sustainable Development Goals (SDGs) sesuai Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

SDGs terdiri dari 17 goals yang dikelompokkan menjadi 4 pilar tak terpisahkan.

PILAR PILAR PILAR PILAR PEMBANGUNAN


PEMBANGUNAN SOSIAL PEMBANGUNAN EKONOMI PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HUKUM & TATA KELOLA

GOAL 1 GOAL 7 GOAL 6 GOAL 16


Energi Bersih dan Terjangkau Air Bersih dan Sanitasi yang Perdamaian, Keadilan dan
Tanpa Kemiskinan Layak Kelebagaan yang Tangguh

GOAL 2 GOAL 8 GOAL 11


Tanpa Kelaparan Pekerjaan Layak dan Kota dan Permukiman
Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

GOAL 3 GOAL 9 GOAL 12


Kehidupan Sehat dan Sejahtera Industri, Inovasi, dan Konsumsi dan produksi
Infrastruktur berkelanjutan

GOAL 4 GOAL 10 GOAL 13


Pendidikan Berkualitas Berkurangnya Kesenjangan Penanganan Perubahan Iklim

GOAL 5 GOAL 17 GOAL 14


Kesetaraan Gender Kemitraan untuk mencapai Ekosistem Laut
Tujuan

GOAL 15
Ekosistem Daratan
6
Kebijakan Pemerintah Untuk Konstruksi Berkelanjutan
ACUAN PENERAPAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN (1)

UU No 32 Tahun 2009 Tentang UU No 2 Tahun 2017


Perlindungan Dan Pengelolaan Tentang Jasa Konstruksi
Lingkungan Hidup
Penyelenggaraan Jasa
Pembangunan berkelanjutan
Konstruksi bertujuan
adalah upaya sadar dan terencana
untuk menata sistem Jasa
yang memadukan aspek lingkungan
Konstruksi yang mampu
hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam Manfaat
mewujudkan keselamatan
strategi pembangunan untuk
Keserasian publik dan menciptakan
menjamin keutuhan lingkungan hidup
kenyamanan
serta keselamatan, kemampuan, Keseimbangan
lingkungan terbangun
kesejahteraan, dan mutu hidup Pembangunan berkelanjutan
generasi masa kini dan masa depan.
Wawasan lingkungan
8
ACUAN PENERAPAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN (2)

Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi


q Pemerintah pusat bertanggung jawab atas terselenggaranya jasa konstruksi sesuai dengan standar keamanan,
keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan.
q Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhi Standar
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 tahun 2017
Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi dilaksanakan dengan memenuhi asas nyata dalam penyelenggaraan Layanan
Usaha Jasa Konstruksi; & memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 tahun 2017
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4) adalah pedoman teknis keamanan,
keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata
lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
ACUAN PENERAPAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN (3)

PP NO. 22 TAHUN 2020 Peraturan Menteri PUPR No.14 tahun 2020 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
Sumber daya konstruksi
diutamakan merupakan Penyedia Jasa bertanggung jawab atas penerapan Keselamatan
produk lokal, unggulan, Konstruksi (keamanan, keselamatan, kesehatan, dan
ramah lingkungan dan keberlanjutan).
sesuai dengan standar.

Standar mutu bahan Standar mutu peralatan


Standar keselamatan dan
kesehatan kerja
Standar prosedur pelaksanaan jasa konstruksi
Dalam setiap penyelenggaraan
jasa konstruksi, Pengguna Jasa Standar mutu hasil pelaksanaan jasa konstruksi
Pedoman perlindungan
dan Penyedia Jasa wajib sosial tenaga kerja dalam
memenuhi standar K4 yang Standar operasi dan Standar pengelolaan pelaksanaan jasa
meliputi: pemeliharaan lingkungan hidup konstruksi

10
AMANAT PERMEN PUPR NO. 21 TAHUN 2019
PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KEBERLANJUTAN (K4)

KESELAMATAN KETEKNIKAN KONSTRUKSI KESELAMATAN LINGKUNGAN


01 Pemenuhan standar mutu perencanaan, 03 Pengamanan lingkungan kerja dan lingkungan
perancangan, pelaksanaan, serta bahan dan terdampak proyek
kelaikan peralatan
Mencegah pencemaran, serta menjaga
Mencegah terjadinya Kecelakaan Konstruksi kelestarian & kenyamanan lingkungan

KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA KESELAMATAN PUBLIK


02 Pengamanan tenaga kerja dan pihak lain yang 04 Pengamanan terhadap masyarakat di sekitar
diizinkan memasuki tempat kerja konstruksi proyek

Mencegah kecelakaan dan penyakit akibat Mencegah terjadinya kecelakaan terhadap


kerja masyarakat
AMANAT PERMEN PUPR NO. 05 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI
BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR
BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Konstruksi berkelanjutan :
Sebuah pendekatan dalam “Pendekatan konstruksi
melaksanakan rangkaian berkelanjutan pada
kegiatan yang diperlukan untuk penyelenggaraan infrastruktur
menciptakan suatu fasilitas fisik PUPR dilakukan pada seluruh
yang memenuhi tujuan ekonomi, tahapan proyek dengan
sosial dan lingkungan pada saat memperhatikan penggunaan
ini dan pada masa yang akan sumber daya yang memenuhi
datang, serta memenuhi prinsip-
prinsip berkelanjutan”
prinsip berkelanjutan.
12
Penerapan Konstruksi Berkelanjutan
DAMPAK INDUSTRI KONSTRUKSI PADA LINGKUNGAN GLOBAL
bertanggung
mengkonsumsi
Bangunan mengkonsumsi jawab terhadap
60% produksi
mengkonsumsi 60% material 50% gas rumah
kayu
45-50% energi kaca

mengkonsumsi bertanggung
50% air bersih bertanggung jawab terhadap
jawab terhadap kehilangan 50%
bertanggung 23% polusi hutan dan 80%
jawab terhadap udara alih lahan
50% limbah pertanian

14
ASPEK KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA TAHAPAN PROYEK

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KONSTRUKSI BERKELANJUTAN

Pengkajian, Perencanaan, Pengadaan, Pelaksanaan Pengoperasian, Pemeliharaan


Perancangan

LINGKUNGAN EKONOMI SOSIAL

• Perubahan Iklim • Material & Peralatan • Keselamatan


• Polusi Udara • Teknologi • Kesehatan
• Kebisingan • Energi • Kenyamanan
• Tata Guna Lahan • Kesempatan Bekerja • Aksesibilitas
• Limbah & Sampah • Biaya • kesetaraan
15
PRINSIP KONSTRUKSI BERKELANJUTAN (PERMEN PUPR NO. 5 TAHUN 2015)
Dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur PUPR,
harus dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip konstruksi berkelanjutan

• Kesamaan tujuan & pemahaman. • Perlindungan dan pengelolaan terhadap


lingkungan hidup.
• Pengurangan penggunaan sumberdaya
(lahan, material, air, sumber daya alam • Mitigasi risiko keselamatan, kesehatan,
dan sdm (reduce). perubahan iklim dan bencana.
• Pengurangan timbulan limbah
• Orientasi kepada siklus hidup
(reduce).
(life-cycle) & pencapaian mutu yang
diinginkan.
• Penggunaan kembali sumberdaya
yang sudah digunakan (reuse). • Inovasi teknologi.
• Penggunaan sumberdaya hasil siklus • Dukungan kelembagaan, kepemimpinan dan
ulang (recycle). manajemen.
16
Tahapan Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan
Sesuai Permen PUPR No. 05 Tahun 2015

Pemrograman Perencanaan Teknis Pelaksanaan Konstruksi


Kesesuaian tata Pengkajian (FS), Pengadaan, pelaksanaan yang
ruang, pendanaan/ Perencanaan, Perancangan memperhatikan keselamatan,
pembiayaan kesehatan, perubahan iklim
dan kebencanaan

Pembongkaran Pemanfaatan
Rencana pembongkaran, Operasional, pemeliharaan,
material untuk reuse & sosialisasi, pendidikan, dan
recycle monev kinerja aspek
keberlanjutan
PENERAPAN PRINSIP BERKELANJUTAN DI KEMENTERIAN PUPR
Pembangunan Rendah Karbon
Penggunaan foam dengan
mortar (pasir, semen dan
air) berkekuatan tinggi
Karet alam dan resin
untuk perkerasan jalan
pohon pinus sebagai
pada tanah lunak.
campuran aspal untuk
Menghemat biaya, waktu
meningkatkan kualitas
serta lebih ramah
jalan dan ramah
lingkungan
lingkungan
Penggunaan semen type
Jalan Tol Pandaan-Semarang Portland Cement Composit
Raih sertifikat Green Toll Road (PCC), Portland Pozoland
Indonesia Cement (PPC), dan slag
Penilaiannya meliputi enam
semen yang diproduksi
indikator yaitu akses, kelayakan
dan pelayanan, efisiensi energi dengan campuran bahan
dan air, lingkungan, material, dan proses tertentu sehingga
konstruksi, serta kerjasama menghasilkan emisi CO2
kewilayahan yang lebih rendah
Konstruksi Berkelanjutan Mendukung Pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN)

5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)


Super Prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika,
Labuan Bajo dan Manado – Likupang
5 KSPN unggulan lain yakni Morotai, Tanjung Kelayang,
Tanjung Lesung, Wakatobi, dan Bromo-Tengger-Semeru.

“Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki


adalah infrastrukturnya, kemudian amenities dan event,
baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap,
wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi.
Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan dengan
cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi
lokal dan nasional,”
Penggunaan Produk Dalam Negeri Mendukung Konstruksi Berkelanjutan

“Sektor jasa konstruksi di


Indonesia harus terus
berjalan dengan
memperhatikan beberapa
hal, yakni memberikan
lebih banyak peluang bagi
UMKM/kontraktor dengan
kualifikasi usaha berskala
kecil, mengikuti kaidah
keselamatan konstruksi,
dan melakukan
pengadaan jasa konstruksi
yang kompetitif untuk
menghasilkan infrastruktur
yang berkualitas
PENERAPAN PRINSIP BERKELANJUTAN DI KEMENTERIAN PUPR

Penyusunan Dokumen Lingkungan Melaksanakan kegiatan


(AMDAL & UKL-UPL) untuk pekerjaan di Konsultasi Masyarakat
Kementerian PUPR sebagai bentuk
keterlibatan
masyarakat dalam
pembangunan
infrastruktur PUPR

Perbaikan trotoar dan


fasilitas penyeberangan
orang agar lebih ramah
terhadap kaum difabel
dan mendukung
kesetaraan gender
PENERAPAN PRINSIP BERKELANJUTAN DI KEMENTERIAN PUPR

Pemberdayaan
masyarakat dalam
Pembangunan Perlintasan Satwa di Jalan membangun infrastruktur
Tol Pekanbaru – Dumai sebagai upaya untuk demi meningkatkan
tetap menjaga kelestarian ekosistem dan kesejahteraan dan
lingkungan menumbuhkan
ekonomi di wilayahnya
PENERAPAN PRINSIP KONSTRUKSI BERKELANJUTAN
DI KAMPUS KEMENTERIAN PUPR
§ Kementerian PUPR membangun green building dan
green site di kampus Kementerian PUPR.
§ 40% listrik dapat dihemat di gedung utama.
§ Memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang luas.
§ Pedestrian terintegrasi, dilengkapi guiding block
untuk difabel.
§ Sistem mekanikal, elektrikal, plumbing (MEP) serta
manajemen persampahan terintegrasi.
§ 50% penghematan biaya listrik di gedung parkir
dari penggunaan panel surya (teknologi PVROOF).
§ Menerapkan zero run off dengan cara rain water harvesting, recycling dan reuse. Memiliki 2 tampungan air bawah
tanah dengan kapasitas total 1.200 m3 yang kemudian di daur ulang sebagai air untuk menyiram tanaman, flushing
urinoir dan air cooling tower.
§ Perkerasan jalan kawasan menggunakan aspal plastik, termasuk jalur sepeda terintegrasi.
§ Sebagai percontohan Greenship Neighborhood yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI)
PENERAPAN PRINSIP KONSTRUKSI BERKELANJUTAN
(BIM) DI KEMENTERIAN PUPR

PEMBANGUNAN BENDUNGAN RUKOH ACEH


Keuntungan
30% 57% 37% 65% 62%
Pemanfaatan
Produktivitas BIM dalam Manajemen Kontraktor Pengguna BIM
Building
Proyek Perancangan Proyek
BIM mengurangi
Information
Penggunaan
BIM mengurangi BIM BIM pengerjaan BIM berdampak Modeling (BIM)
biaya siklus meminimalisasi mengefisiensikan ulang proyek pada ROI yang
Sumber : Building and Construction Productivity
proyek kesalahan waktu pengerjaan dan biaya di luar lebih besar Partnership
perancangan proyek budget
ARAH PENGEMBANGAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN DI INDONESIA

1. Memetakan dampak industri konstruksi terhadap aspek


lingkungan, sosial dan ekonomi, sebagai dasar penentuan
arah kebijakan konstruksi berkelanjutan di Indonesia.

2. Mensosialisasikan konstruksi berkelanjutan secara luas dan


terfokus, sembari mempersiapkan kerangka kebijakan dan
NSPK yang dibutuhkan untuk penerapannya.

3. Melakukan upaya integrasi aspek lingkungan, sosial dan


ekonomi dalam setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan
(project cycle) melalui revisi/pembaruan pada peraturan-
peraturan yang terkait.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai