Anda di halaman 1dari 79

BAHAN PAPARAN

MANAJEMEN
LINGKUNGAN,
KESEHATAN, DAN
HYGIENE
BIMBINGAN TEKNIS SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT KEBERLANJUATAN KONSTRUKSI
1
TUJUAN
PEMBELAJARAN Mampu menjelaskan dasar
Manajemen Lingkungan dan dasar
hukumnya
Sebagai pedoman manajemen
lingkungan dalam penerapan SMKK
pada pekerjaan konstruksi

Mampu mengaplikasikan penerapan


Rencana Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
dalam pelaksanaan kegiatan
konstruksi
1 LATAR BELAKANG

2
OUTLINE
ACUAN HUKUM

3 DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN

4 PENGELOLAAN LINGKUNGAN TERDAMPAK PROYEK

PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA


5
6 PROGRAM HYGIENE PROYEK & PENERAPAN PROGRAM 5R
1
LATAR BELAKANG

4
DAMPAK LINGKUNGAN
Contoh Dampak Lingkungan pada Salah
Satu Proyek yang Memerlukan
Pengendalian/Mitigasi Lingkungan

Banjir akibat pembangunan pilar


yang menghambat aliran air
DAMPAK LINGKUNGAN

Cross drain tersumbat

Kondisi saluran air yang digunakan untuk


mencuci truck mixer

Contoh Dampak Lingkungan pada Cross drain tertutup Sedimentasi dan penumpukan sampah
Salah Satu Proyek yang Memerlukan material konstruksi dan pada saluran air dan cross drain
tidak difungsikan
Pengendalian/Mitigasi Lingkungan
DAMPAK LINGKUNGAN


Kerusakan Rumah Warga Akibat
Kegiatan Blasting Tunnel

You can simply impress your audience and add a unique


zing and appeal to your Presentations. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I
hope and I believe that this Template will your Time,
Money and Reputation.
2
DASAR HUKUM

8
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PP No. 14 Tahun 2021
PP No. 88 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Kesehatan Kerja Peraturan Pemerintah Nomor
UU No. 32 Tahun 2009 22 Tahun 2020 tentang
tentang Perlindungan dan 1 4 Peraturan Pelaksanaan Undang-
Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
8 Undang Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi

Permen PUPR No. 10


UU No. 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi 2 5 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK)
7 Permen Lingkungan Hidup dan
UU No. 11 Tahun 2020 3 PP No. 22 Tahun 2021
6 Kehutanan No. 4 Tahun 2021
tentang Cipta Kerja tentang Daftar Usaha dan/atau
Penyelenggaraan Perlindungan dan Kegiatan yang Wajib Memiliki
Pengelolaan Lingkungan Hidup Amdal/UKL-UPL/SPPL 9
3
DASAR MANAJEMEN
LINGKUNGAN

10
DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN
LATAR BELAKANG

Setiap kegiatan/usaha manusia dan pembangunan


akan menimbulkan perubahan lingkungan
hidup sebagai hasil sampingan pembangunan

MANAJEMEN LINGKUNGAN
suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan
ke dalam proses/tahapan–tahapan pekerjaan
konstruksi agar dapat diukur, dikelola dan di
dipantau dampak-dampak lingkungan secara
efektif.

Identifikasi Dampak
TAHAPAN

Upaya Pengelolaan Terjaganya Kualitas


Lingkungan Lingkungan
Pemantauan dan Evaluasi
Lingkungan
DASAR MANAJEMEN LINGKUNGAN
KEGIATAN
PEMBANGUNAN

PENYUSUNAN
DOKUMEN
LINGKUNGAN

ASPEK PERILAKU MANUSIA


REGULASI
DESAIN/KETEKNIKAN

PENCEMARAN AIR, PELESTARIAN


DAMPAK LINGKUNGAN/
TANAH, UDARA,
KEBISINGAN LINGKUNGAN RAMAH LINGKUNGAN
1

“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”


Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Keselamatan Publik
Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja Lingkungan
Menjamin

 Tenaga kerja konstruksi


 Bangunan/aset  Masyarakat Terpapar  Lingkungan Alam
 Pemasok, Tamu,
Objek yang  Lingkungan Terbangun
konstruksi Subpenyedia  Masyarakat sekitar
Diselamatkan  Peralatan, material  Lingkungan terdampak
 Pemilik proyek Proyek proyek
 Pengguna Jasa

Pencegahan Kecelakaan Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan


Terhadap Konstruksi Penyakit Akibat Kerja Masyarakat

Metode Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Peluang (HIRAO), Prosedur Kerja Aman, Analisis
Pencegahan Keselamatan Konstruksi (AKK), RKK, RMPK, RKPPL, Program Mutu dan RMLLP.
SKEMA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
TERDAMPAK PROYEK KERJA

ASPEK LINGKUNGAN
01 01
PENGENALAN
TAHAP PRA KONSTRUKSI LINGKUNGAN KERJA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN 02 02
PENILAIAN
TAHAP KONSTRUKSI LINGKUNGAN KERJA
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
03 03
TAHAP PASCA KONSTRUKSI LINGKUNGAN KERJA

04

Kelestarian Kesehatan Kesehatan Kenyamanan


Lingkungan individu Pekerja Masyarakat Lingkungan
14
4
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
TERDAMPAK PROYEK

15
MANAJEMEN LINGKUNGAN DALAM TAHAPAN
PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
PENGKAJIAN &
TAHAPAN
PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN
PEMILIHAN PELAKSANAAN

RKPPL _

RMLLP _
RKK Pengawasan/
(Biaya Penerapan
(RKK Penawaran)
Rancangan Konseptual

RKK Pelaksanaan
Dok. Penawaran

Dok. Penawaran

Program Mutu
DOKUMEN SMKK (memuat tingkat

& RMPK
SMKK)
Teknis

Harga
Rancangan risiko keselamatan

MK
Konseptual SMKK konstruksi, biaya
Risiko
penerapan SMKK yang sedang
ada di dalam EE) & besar

Pemantapan RKL-RPL UKL-


Penyusunan Dokumen Penjabaran Dokumen UPL/SPPL, biaya pengelolaan
Pemantapan dan Pemantauan RKL-
Lingkungan: Lingkungan (RKL-RPL/UKL- lingkungan disesuaikan
RPL UKL-UPL/SPPL & RKPPL
AMDAL/UKL-UPL/SPPL UPL/SPPL) dalam DESAIN dengan spektek/Divisi/Kriteria
Perencanaan
Pengguna (untuk swakelola),
Pengguna (untuk Calon Penyedia Jasa
Pengguna Jasa/ Pelaksana Penyedia Jasa
PELAKU Konsultan lingkungan
swakelola)/Konsultan Konstruksi/Kontraktor, Calon
Konstruksi/Kontraktor, Konsultan
Perancangan Konsultan Pengawas/MK
Pengawas/MK
TAHAP “ Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan Lingkungan

PRA-KONSTRUKSI
Hidup atau Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Pusat yang
(Pengkajian–Perencanaan) dilengkapi dengan AMDAL atau UKL-UPL.

(UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja dan PP No. 22/2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan LH)
Amdal disusun oleh pihak
Kegiatan berdampak penting
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Pemrakarsa atau pihak ketiga yang
terhadap lingkungan hidup memiliki sertifikat kompetensi
WAJIB AMDAL atau berisiko besar penyusun amdal pada tahap
Prakonstruksi

Kegiatan tidak berdampak UKL-UPL disusun oleh pihak


USAHA DAN/ATAU KEGIATAN penting terhadap lingkungan Pemrakarsa atau pihak ketiga
WAJIB UKL-UPL hidup atau berisiko pada tahap
menengah Prakonstruksi

SPPL Kegiatan Tidak wajib UKL- SPPL disusun oleh pihak


(surat pernyataan kesanggupan pengelolaan UPL, tidak berdampak Pemrakarsa pada tahap
dan pemantauan lingkungan hidup) penting terhadap lingkungan Pra-konstruksi
hidup atau berisiko kecil
TAHAP PRA-KONSTRUKSI Dokumen Lingkungan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan  kajian mengenai dampak penting suatu Usaha
Amdal dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup
yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan
RKL-RPL Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang
terkena dampak akibat rencana Usaha dan/atau kegiatan

Upaya Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan  pengelolaan dan pemantauan terhadap


Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
UKL-UPL
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau
Kegiatan.
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan 
pernyataan
SPPL kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha
dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL.

TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI


Rencana Kerja Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan dokumen telaah tentang Keselamatan
RKPPL Konstruksi yang memuat rona lingkungan, pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang merupakan
pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
18
AMDAL UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Dokumen Amdal merupakan dasar uji
kelayakan lingkungan hidup untuk rencana • Uji kelayakan lingkungan hidup dilakukan oleh tim uji
usaha dan/atau kegiatan berisiko besar. kelayakan lingkungan hidup yang dibentuk oleh Lembaga
uji kelayakan lingkungan hidup Pemerintah Pusat.
Penyusun Amdal wajib memiliki • Tim uji kelayakan lingkungan hidup terdiri dari unsur
sertifikat kompetensi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Ahli
penyusun Amdal. bersertifikat.
• Keputusan kelayakan lingkungan hidup digunakan
sebagai persyaratan penerbitan izin berusaha atau
Dokumen Amdal, terdiri dari persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
• Dokumen Kerangka Acuan (KA),
• Dokumen Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL),
• Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL), dan
Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL).
Permen LH No. 16 Tahun 2012
19
• Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap
lingkungan wajib memenuhi standar UKL-UPL.
• Pemenuhan standar UKL-UPL dinyatakan dalam pernyataan

UKL-UPL kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup.


• Berdasarkan pernyataan kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup,
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah menerbitkan Perizinan
Berusaha atau Persetujuan pemerintah.
• Pemerintah Pusat menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan yang
wajib UKL-UPL.
• Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan dilakukan terhadap kegiatan
yang termasuk dalam kategori berisiko menengah.
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
Dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)

• Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi


UKL-UPL wajib membuat surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang diintegrasikan kedalam Nomor
• UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja Induk Berusaha
• PP No. 22/2021 tentang Penyelenggaraan • Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan dilakukan
Perlindungan dan Pengelolaan LH terhadap kegiatan yang termasuk dalam kategori
berisiko rendah
Contoh Penerapan Pertimbangan
Lingkungan dalam Desain
(Tugas Tahap Perancangan)
B. Penanaman pohon sebagai unsur lansekap
A. Contoh Teknik Gabungan untuk Perlindungan Lereng sekaligus untuk mengurangi pencemaran udara

A B

21
Contoh Penerapan Pertimbangan
Lingkungan dalam Desain
C. Penyeberangan satwa liar digabung dengan bangunan
C air (gorong-gorong)

D. Desain Perlintasan Gajah Liar pada


D Jalan Tol

22
BIAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Biaya Penerapan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi mencakup rincian:
1. Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP BIAYA PELAPORAN
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
4. Asuransi dan perizinan
5. Personel Keselamatan Konstruksi BIAYA PERSONEL
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
7. Rambu dan perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen
lalu lintas
BIAYALOREM
KOORDINASI
IPSUM
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi DAN KONSULTASI
DOLOR SIT AMET

9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan


BIAYA PENGAMBILAN
Konstruksi, termasuk biaya pengujian/pemeriksaan lingkungan
DAN UJI SAMPLING
TAHAPAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA
A. Dok. Tender 5. Dokumen Penawaran 6. Rancangan kontrak
1. Umum • Teknis : tertuang dalam elemen
Pengelolaan dan
Dok 2.Pengumuman
dokumen RKK (perencanaan dan
pengendalian operasi) pemantauan lingkungan
hidup masuk ke dalam
Pemilihan 3. Instruksi kepada Peserta • Harga : Biaya untuk butir
kegiatan pengujian untuk Syarat Syarat Umum
4. Lembar Data Pemilihan Kontrak (SSUK) →
lingkungan masuk ke dalam
biaya penerapan SMKK. pemeliharaan
lingkungan.
7.a) Spesifikasi
7.b) DED B. Dok. Kualifikasi
Teknis/KAK
1. Lembar Data Kualifikasi
Tata cara pengelolaan dan Pada gambar
pemantauan lingkungan Pada LDK memiliki Sertifikat Manajemen
kerja/desain telah 2. Formulir
hidup untuk menangani disesuaikan untuk
Mutu, Sertifikat Manajemen Lingkungan,
dampak lingkungan hidup serta Sertifikat Manajemen Keselamatan Isian
menangani dampak Kualifikasi
yang timbul diuraikan lingkungan hidup yang dan Kesehatan Kerja, hanya disyaratkan
dalam kriteria dan timbul, yang merupakan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat 3. Tata Cara
spesifikasi teknis. penjabaran dari dokumen Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau Evaluasi
RKL/RPL atau UKL/UPL. diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Besar. Kualifikasi
(Peraturan LPJK No. 12 Tahun 2021)
TAHAP KONSTRUKSI
(Procurement–Pelaksanaan Konstruksi)
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PADA TAHAP PEMBANGUNAN
Pemilihan Penyedia Pelaksanaan Pekerjaan Serah Terima Pekerjaan
Jasa Konstruksi
BENTUK

1. Pelaksanaan/Penerapan RKK
Dokumen Pemilihan
2. Pelaksanaan /Penerapan Dokumen hasil pengelolaan
(Dok. Teknis + Administrasi),
RMPK-Program Mutu, RKPPL, lingkungan kepada pengguna jasa
Penyusunan RKK
RMLLP

Harus memuat:  Laporan Pelaksanaan RKL-


• Uraian pengendalian  RKPPL dibahas dan disetujui RPL/UKL-UPL/SPPL
MUATAN

tertuang dalam dokumen oleh Pengguna Jasa dan  Laporan Pelaksanaan RKPPL
RKK (Tabel IBRP) Penyedia Jasa pada saat PCM  Laporan Pemantauan dan
• Biaya pengelolaan  Pengawasan dapat dilakukan evaluasi pelaksanaan
lingkungan hidup masuk ke Konsultan Pengawas dan pengelolaan lingkungan
dalam biaya penerapan dilaporkan kepada PPK  Seluruh laporan disertai bukti
SMKK . dokumentasi
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
•Mengidentifikasi bahaya terkait keselamatan
lingkungan (sebagian bagian dari SMKK) dengan
mengacu pada dokumen perancangan.
•Menyampaikan dokumen lingkungan
PENGGUNA JASA (AMDAL/UKL-UPL) ke Calon Penyedia Jasa saat
Prakualifikasi.
• Unit Organisasi •Memastikan dalam Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
• Unit Kerja telah memuat biaya pengujian (masuk ke dalam
• Satker/PPK komponen 9 biaya SMKK).
• Pokja •Membahas dan mengesahkan RKPPL pada saat
rapat persiapan pelaksanaan.
•Melakukan pengawasan terkait pelaksanaan RKK
Pelaksanaan, RMPK/Program Mutu, RMLLP, dan
RKPPL di lapangan.
26
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
•Mencantumkan telaahan aspek keselamatan
konstruksi termasuk telaahan lingkungan terkait
hasil tahap Pra FS (Pengkajian) dan/atau FS
(Perencanaan), serta, penyusunan dokumen
PENYEDIA JASA lingkungan (AMDAL /UKL-UPL/SPPL).(Konsultan
Perencana)
Tahap Prakonstruksi •Mencantumkan telaahan aspek keselamatan
konstruksi termasuk telaahan lingkungan ke
• Konsultan
dalam kriteria dan hasil perancangan, termasuk
Pengkajian/Perencana metode pelaksanaan konstruksi, metode operasi
• Konsultan Perancangan dan pemeliharaan serta menjabarkan
rekomendasi dokumen lingkungan ke dalam
desain (DED). (Konsultan Perancangan)
27
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
• Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) menyusun
RKPPL (Rancangan Kerja Pengelolaan &
Pemantauan Lingkungan) dan dipresentasikan dan
dibahas pada saat PCM (Pre-Construction
PENYEDIA JASA Meeting).
• Kontraktor menyusun laporan pelaksanaan RKL-
Tahap Konstruksi RPL /UKL-UPL/ SPPL dan RKPPL dilampirkan dalam
laporan bulanan/setiap bulan.
• Konsultan • Konsultan Pengawas melakukan Pemantauan
Pengawas/MK Pengelolaan Lingkungan berdasarkan RKL-RPL/UKL-
• Kontraktor UPL/SPPL dan memeriksa Laporan Pelaksanaan
RKL-RPL /UKL-UPL/SPPL dan RKPPL yang dilakukan
setiap bulan oleh Penyedia Jasa/Pelaksana.
28
SISTEMATIKA DOKUMEN RKPPL
(RENCANA KERJA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN)

Pihak yang terkait dalam Pengesahan RKPPL:


Disusun oleh: Penyedia Jasa Konstruksi
1 Diperiksa oleh: Konsultan Pengawas Lembar Pengesahan
Disetujui oleh: PPK
BAB I
Tujuan RKPPL, Lokasi Pekerjaan Konstruksi/Kegiatan
2 Data Teknis Kegiatan, Struktur Organisasi Penyedia Pendahuluan

BAB II
Rona Lingkungan pada Lokasi Pekerjaan
3 Konstruksi/Kegiatan dan Foto Kondisi existing Rona Lingkungan Awal

BAB III
Rencana Pengelolaan Lingkungan dari setiap tahapan
4 pekerjaan Potensi dampak yang ditimbulkan Rencana Pengelolaan Lingkungan

BAB IV
Rencana Pemantauan terhadap Pengelolaan Lingkungan
5 yang dilakukan dan Potensi dampak yang ditimbulkan Rencana Pemantauan Lingkungan

29
Lampiran
CONTOH STRUKTUR Direktur Utama

ORGANISASI
Pada Penyedia Jasa Direktur OP Direktur QHSE

Untuk pekerjaan konstruksi SPV


berisiko keselamatan besar SPV Quality SPV Health & Environment
dan sedang Division Safety Division Division

Level Proyek
Pimpinan Proyek Pimpinan Unit Keselamatan
Konstruksi (UKK)

Quality Tenaga Ahli Petugas Petugas


Tenaga Ahli Assurance ……. Personel Keselamatan Pengelolaan
…….. Kesehatan Konstruksi Lingkungan

Laborat
Nama Nama Petugas
Assisten Inspector/ Operator
Nama tanggap
Garis Instruksi Tenaga Ahli QC/QE
darurat
Garis Koordinasi

Operator/ Operator/
Teknisi Teknisi
STRUKTUR ORGANISASI Direktur Utama

Pada Penyedia Jasa


Direktur OP Direktur QHSE
Untuk pekerjaan konstruksi
berisiko keselamatan kecil SPV HSE
SPV Quality
Division Division

Level Proyek
Pimpinan Proyek Pimpinan Unit Keselamatan
Konstruksi (UKK)

Quality Tenaga Ahli Petugas Petugas


Tenaga Ahli Assurance ……. Personel Keselamatan Pengelolaan
…….. Kesehatan Konstruksi Lingkungan

Laborat
Nama Nama Petugas
Assisten Inspector/ Operator
Nama tanggap darurat
Garis Instruksi Tenaga Ahli QC/QE

Garis Koordinasi

Operator/ Operator/
Teknisi Teknisi
TAHAP
SERAH TERIMA PEKERJAAN
(PHO–Pemeliharaan–FHO)
D
*) Dokumen RKL-RPL/UKL-UPL dan RKPPL
bersifat dinamis, dapat berubah ketika Dokumen Lingkungan
terjadi perubahan desain/ruang lingkup
C (Amdal/UKL-
Pemantauan UPL/SPPL), Dok
B pengelolaan RKPPL
A Pemantapan disusun oleh lingkungan (Pemutkahiran),
Penyedia Jasa Pekerjaan dilakukan oleh RMPK
Pelaksanaan dan
Konstruksi berdasarkan Konsultan (Pemutakhiran),
pemantapan RKL-
RPL/UKL-UPL dan hasil Pengawas dan Laporan pemantauan
pelaksanaan dokumen dilaporkan lingkungan hidup
RKPPL pada tahap
RKL-RPL/UKL-UPL dan kepada diserahkan kepada
operasi dan
RKPPL*) dimutakhirkan Pengguna Jasa Pengguna Jasa
pemeliharaan
5
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
KERJA

33
Konsep Dasar Pengelolaan Lingkungan
Kerja (Proyek Konstruksi)

Definisi Lingkungan Kerja


3.
1. Pengenalan 2. Penilaian
Pengendalian
lingkungan lingkungan
Adalah istilah generik yg mencakup Kerja Kerja
lingkungan
Kerja
identifikasi dan evaluasi faktor-faktor
lingkungan yang memberikan dampak pada
kesehatan Tenaga Kerja (ILO)
Terhadap potensi bahaya di tempat kerja

Mencegah dampak buruk lingkungan kerja


terhadap kesehatan & keselamatan pekerja
34
1. PENGENALAN LINGKUNGAN KERJA 2. PENILAIAN LINGKUNGAN KERJA
Pengenalan Terhadap Faktor Penilaian lingkungan dimaksudkan:
Bahaya di Lingkungan Kerja Mengetahui kualitatif tingkat bahaya dari suatu
faktor bahaya lingkungan yang timbul dengan:
Pengenalan faktor bahaya di lingkungan kerja 1. metoda pengukuran;
dipengaruhi pengetahuan tentang berbagai jenis bahaya 2. pengambilan sampel;
dan pengaruh atau akibat yang dapat ditimbulkan 3. analisa di laboratorium; dan
kepada kesehatan tenaga kerja. 4. membandingkan dengan standar baku.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Manfaat Penilaian Lingkungan


Pengenalan faktor bahaya: 1. Sebagai dasar menyatakan kondisi
Mengetahui karakteristik bahaya secara detail lingkungan kerja
(sifat, kandungan, efek,dll) 2. Sebagai dasar untuk penerapan teknik
pengendalian dan penanggulangan
Mengetahui sumber bahaya dan area yang
berisiko 3. Sebagai dasar untuk perencanaan alat-alat
penanggulangan
Mengetahui proses kerja yang berisiko 4. Sebagai dasar untuk inspeksi

Tempat Kerja (UU No. 1/1970) Ialah tiap ruangan atau lapangan
Mengetahui pekerja yang berisiko baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana
terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang
bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat35
sumber atau sumber-sumber bahaya
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat
faktor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat
ditolerir oleh manusia dan lingkungannya dengan Nilai Ambang Nilai Ambang Batas adalah kadar rata-rata faktor
Batas (NAB) dan Baku Mutu Lingkungan. dalam lingkungan kerja agar tenaga kerja yang
bekerja paling lama 8 jam perhari dan 40 jam
perminggu tidak mengalami gangguan kesehatan
atau gangguan kenyamanan kerja.

JENIS PENGENDALIAN
PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
• Pengendalian untuk mengurangi getaran
pada pekerjaan konstruksi
• Pengendalian limbah konstruksi
• Pengendalian debu pekerjaan konstruksi
• Pengendalian emisi pada mesin konstruksi
• Pengendalian pencahayaan di tempat kerja
• Pengendalian suhu dan kelembaban pada
pekerjaan konstruksi
• Pengendalian bahan berbahaya beracun

36
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
1 FAKTOR FISIK 3 FAKTOR BIOLOGIK 5 FAKTOR PSIKOLOGIS
BAHAYA BENDA BERGERAK PENGARUH MAKHLUK HIDUP TERHADAP Sikap terhadap pekerjaan
MANUSIA DI TEMPAT KERJA
IKLIM/CUACA KERJA Hubungan dengan atasan
• Virus • Serangga
KEBISINGAN: Hubungan dengan bawahan
• Bakteri • Tumbuhan
GETARAN MEKANIK • Jamur • Binatang Berbisa Hubungan dengan teman

PENCAHAYAAN • Parasit • Binatang Buas Pengorganisasian kerja

PANAS Beban kerja, kelelahan

4 FAKTOR ERGONOMIS Kepuasan kerja


Imbalan
2 FAKTOR KIMIA • Bahaya yang timbul sebagai akibat Waktu istirahat, rekreasi
interaksi antara pekerja dengan
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran desain tempat kerja.
yang berdasarkan sifat kimia; fisika atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan
6 FAKTOR RADIOLOGIS
lingkungan.
ü Meminimalisir risiko kanker
Bahan sangat Cairan mudah
ü Manfaat kegunaan radiologi harus lebih
Bahan beracun
beracun terbakar
besar dari risiko paparan terkena radiasi
Cairan sangat
Gas mudah terbakar
Bahan mudah ü Jumlah dosis yang terima tidak melebihi
mudah terbakar meledak
batas maksimal dosis dan dilakukan
Bahan reaktif Bahan oksidator pada daerah kerja tertentu 37
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KESEHATAN
Faktor Kimia

Aspiksian (Gas-gas beracun)


• N2
• sesak napas
• Argon
• kekurangan oksigen
• Helium
• Pusing
• CO2
• Kejang
• C2H2
Iritasi (Kulit terkena HNO3) • hilang kesadaran
Iritasi (Kulit terkena H2SO4) Korosif (Terkena Natrium • dll
Hidroksida)
Faktor Fisik Faktor Biologik Faktor Ergonomis Faktor Psikologis Faktor Radiologis
• Terkena virus
• Dehidrasi
• Terkena • Lowback Pain
• Kelelahan
Bakteri • Nyeri sendi • Gangguan psikologis • Syaraf
• Struk
• Gatal • Perubahan • Emosional • Gangguan janin
• Gangguan Pendengaran
• Luka akibat postur tubuh • kanker
• Gangguan sendi
gigitan hewa
• Gangguan penglihatan
6
PROGRAM HYGIENE PROYEK
& PENERAPAN PROGRAM 5R

39
PROGRAM Semua usaha untuk memelihara, melindungi, dan
meningkatkan derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk
HYGIENE PROYEK umum maupun perorangan yang bertujuan memberikan
dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat, serta
Keuntungan meningkatkan kesehatan dalam perikemanusiaan

01 Meningkatkan kesehatan dan hygiene UU Nomor 2 Tahun 1966

02 Mengurangi kompensasi

03 Meningkatkan kepuasan kerja


04 Mengurangi mangkir kerja
05 Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan perilaku
06 pekerja terhadap manajemen 40
JENIS PROGRAM PEMANTAUAN
1. Pemantauan air (alat ukur berdasarkan parameter biologi, fisika dan Kimia)
2. Pemantauan lahan (uji tanah HMP LFG (Light Weight Tester (untuk daya dukung
dan kepadatan tanah), Static Plate Load Tester (Kapasitas beban yang mampu ditahan
oleh tanah)
3. Pemantauan biologis (pencatatan secara manual jumlah orang yang terkena
penyakit akibat kerja)
4. Pemantauan udara (personal dust sampler, gas detector)
5. Pemantauan kebisingan (sound level meter, octave band analyzer, noise dose
meter)
6. Pemantauan limbah (COD/Chemical Oxygen Demand-meter, waste water tester)
7. Pemantauan penduduk/masyarakat (jumlah keluhan masyarakat yang
terdampak proyek)
41
Fasilitas Umum di Lingkungan Proyek

Struktur tempat Prosedur untuk Rambu petunjuk Pencegahan


kerja yang aman kondisi darurat evakuasi/Emergency Kebakaran
exit

Supply air minum dan Area makan yang bersih


Kamar Mandi dan udara bersih & pencahayaan
Tempat cuci WC
(jika diperlukan)
tangan 42
FASILITAS PENCEGAHAN COVID-19

Penyediaan ruang karantina dan isolasi pada proyek Pemberian vitamin secara berkala

43
Pemeriksaan suhu pagi dan sore hari Bekerja sama dengan unit Kesehatan setempat Penyemprotan disinfektan berkala
Contoh: Kondisi Lingkungan Kerja Pada
Pekerjaan Konstruksi

44
Atur dan susun
tata letak
peralatan dan
Pertahankan
perlengkapan
ringkas, rapi, resik,
kerja agar selalau
siap pada saat
RINGKAS diperlukan RESIK RAJIN

PROGRAM 5R
RAPI RAWAT
Bersihkan tempat
Pisahkan dan
kerja dan
singkirkan barang Jadikan sebagai
senantiasa
yang tidak perlu suatu kebiasaan
melaksanakan
dari tempat kerja
kebersihan

KEBERHASILAN Partisipasi dan dukungan semua pihak Menjadi kesadaran setiap orang
5R Adanya komitmen manajemen Sejalan dengan program kualitas lainnya
45
CONTOH PENERAPAN PROGRAM 5R

TEMPAT ISTIRAHAT PEKERJA/ BEDENG

TEMPAT BUANG AIR KECIL DI LOKASI PROYEK

TOILET 46
TEMPAT JEMURAN BAJU
47
48
49
50
TEMPAT KERJA
(PENYIMPANAN MATERIAL)
YANG MENERAPKAN PROGRAM
5R

51
52
53
54
55
KESEHATAN KERJA
(PENGANGKATAN)

56
57
58
KESEHATAN KERJA
(MENCEGAH DEHIDRASI)

59
60
KESEHATAN KERJA
(FOGGING NYAMUK)

61
TERIMA
KASIH
62
CONTOH MATRIKS RKL

Contoh : Proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah


CONTOH MATRIKS RPL

Contoh : Proyek Pengembangan Reklamasi Pantai Kapuk Naga Indah


Contoh Matriks UKL-UPL
TAHAP PRA KONSTRUKSI

Contoh : Proyek Pembangunan Embung Bau Bau


PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
Prinsip dasar pengamanan terhadap faktor bahaya lingkungan dibagi atas
dasar 3 bagian: SUMBER, PATHWAY, dan RECEIVER

 Substitusi material atau proses


 Isolasi mesin/pekerja: isolasi fisik, menjauhkan, otomatisasi/robotisasi
A SUMBER 

Metoda basah (hydro blast – bila debu)
Ventilasi setempat: masalah hanya setempat/localized
 Pemeliharaan

 Ventilasi umum/exhaust: tujuan memelihara/ meningkatkan kesehatan;


mencegah terjadinya kebakaran
 Ventilasi dilusi/air supplied
B PATHWAY/AIR  Jarak: semi otomatisasi/remote control
PATH  Monitoring kontinu/alarm system
 Pemeliharaan
 Diklat terpenting
 Rotasi pekerja (waktu  dosis diperkecil)
 Isolasi pekerja
C RECEIVER  Pemantauan perseorangan/dosimeter
 Hygiene perorangan: mengubah perilaku melalui diklat
 APD 66
 Pemeliharaan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
A. Pengendalian untuk mengurangi pada pekerjaan
konstruksi kebisingan
 Menggunakan mesin dengan tingkat kebisingan/getaran
rendah untuk pekerjaan konstruksi dan membatasi jam
kerja
 Mengatur waktu kegiatan yang bising pada periode tertentu
dalam sehari
 Menempatkan mesin yang menghasilkan kebisingan jauh Penggunaan Mufler Pada Pekerja
dari area sensitive (misal:sekolah, rumah, masjid)
 Merubah metode kerja menggunakan peralatan yang
menghasilkan lebih sedikit kebisingan.
 Mengurangi kebutuhan pekerjaan yang menimbulkan
kebisingan, missal melakukan pekerjaan diluar lokasi
 Menempatkan mesin yang bising sejauh mungkin dari area
penerima
 Menggunakan muffler atau peredam suara
 Memilih mesin dan peralatan yang memiliki tingkat
kebisingan rendah
 Menanam pohon sekitar lokasi proyek untuk mengurangi Peredaman kebisingan dapat dilakukan dengan menanam
tanaman berupa rumput, semak dan pepohonan. 67
kebisingan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum) Hand Arm Vibration

B. Pengendalian Getaran
 Menghilangkan sumber getaran ditempat kerja
 Mengganti alat, bahan, proses kerja yang
menimbulkan getaran
 Mengurangi pajanan getaran dengan
menambah/menyisipkan bantalan/peredam diantara
alat dan bagian tubuh yang kontak dengan alat
bergetar
 Membatasi waktu pajanan, SOP, pengaturan jam
kerja
 Penggunaan APD Whole Body Pad

 Melakukan pengendalian getaran sesuai ilmu


pengetahuan dan teknologi

68
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
C. Pengendalian Limbah Konstruksi
Cara meminimalkan atau menghilangkan pembuangan
polutan (bahan pencemaran) dari limbah berbahaya
konstruksi ke saluran pembuangan atau ke aliran air.
 Menyediakan fasilitas penahanan sementara
(secondary containment) dengan kapasitas 110% dari
volume tersimpan.
 Menjaga fasilitas penahanan sementara bebas dari
bercampurnya air hujan dan tumpahan. Tempat khusus penyimpanan limbah
 Area penyimpanan limbah berbahaya di lokasi harus
terletak jauh dari saluran aliran air.
 Meminimalkan pemakaian atau produksi limbah
berbahaya di lokasi kerja.
 Memisahkan limbah yang berpotensi berbahaya dari
puing-puing yang tidak berbahaya.
 Limbah berbahaya cair atau semi-cair harus disimpan
dalam wadah yang sesuai (drum tertutup atau
sejenisnya) dan tertutup.
Metode penyimpanan limbah 69
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
Limbah Beton Limbah Septik
 Limbah mortar beton dilarang dibuang ke  Menempatkan fasilitas sanitasi sementara
saluran pembuangan air atau aliran air. (portable toilet) sejauh mungkin dari fasilitas
 Limbah mortar beton harus dikumpulkan drainase aliran air, tetapi masih berlokasi
dan dibuang dengan benar atau strategis bagi personel.
ditempatkan di fasilitas pencucian beton  Tidak membuang atau mengubur air limbah di
sementara. dalam area kegiatan.
 Memasang rambu tempat membuang  Fasilitas sanitasi sementara harus dibuang ke
sistem saluran pembuangan resmi.
limbah beton dekat setiap fasilitas
 Limbah cair dari sanitasi sementara dibuang
pencucian beton.
ke sistem saluran pembuangan sanitasi resmi.
 Menunjuk seorang pengawas pekerjaan  Fasilitas sanitasi/septik harus dijaga dengan
beton di lokasi untuk memantau kegiatan baik.
pemotongan beton, coring, penggilingan,  Portabel toilet dibersihkan setiap hari dan
dan grooving. selalu diberikan air secukupnya.

70
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
D. Pengendalian Debu Pekerjaan Konstruksi Mist Sprayer Kabut Air Meriam Untuk Debu Kontrol

 Menyediakan pasokan air untuk menekan debu.


 Melakukan penyiraman jalan mengunakan truk air.
 Menggunakan cairan kimia penekan debu (suppressant).
 Mengendalikan dan mengurangi kecepatan kendaraan dengan memasang
tanda batas kecepatan.
 Menyediakan area penyimpanan timbunan bahan berdebu.
 Menentukan jadwal kerja untuk meminimalkan emisi debu.
 Memasang saringan di lokasi kerja untuk menghentikan penyebaran debu
atau meletakkan jaring halus di dekat sumber debu.
 Menghindari melakukan kegiatan konstruksi saat menangani bahan berdebu
Cairan penekan debu
di dekat penerima yang sensitive
 Menempatkan kegiatan yang menghasilkan debu jauh dari penerima sensitif.
 Menempatkan bangunan sementara yang berfungsi sebagai penghalang
debu
 Menutupi semua muatan tanah yang diangkut truk dari lokasi untuk dibuang.
 Membatasi pekerjaan tanah dan aktifitas pergerakan kendaraan selama
kondisi berangin.
71
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
E. Pengendalian Emisi pada Mesin Konstruksi F. Pengendalian Pencahaayaan di Tempat Kerja

 Matikan mesin konstruksi saat tidak sedang beroperasi idle.


 Penerangan jalur darurat min 5 lux
 Melaksanakan pemeliharaan preventif untuk mesin dan  Halaman dan jalan min 20 lux
peralatan dengan menjaga stok suku cadang pengganti  Pekerjaan yang hanya membedakan
yang diperlukan secara teratur. barang-barang kasar membutuhkan
 Menyewa mesin dan peralatan dengan ukuran dan daya penerangan minimal 50 lux, Contoh
yang memadai. mengerjakan bahan-bahan yang besar,
mengerjakan bahan tanah dan batu, gang-
 Menggunakan bahan bakar yang lebih bersih untuk gang selalu dipakai dan gudang untuk
mengurangi emisi sulfur dioksida. menyimpan barang besar.
 Memasang perangkap partikulat atau catalytic converter  Pekerjaan yang membedakan barang-
pada knalpot mesin. barang yang kecil membutuhkan
 Memperpanjang pipa knalpot untuk menjauhkan dari penerangan minimal 100 lux, Contoh
penerima yang sensitif. mengerjakan barang besi dan baja,
penggilingan padi, kamar mesin, alat
 Memasang penghalang tegak untuk melindungi sumber
pengangkut orang dan tempat mandi &
emisi dari penerima yang sensitif WC.
72
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
G. Pengendalian Suhu & Kelembababan Pekerjaan Konstruksi
Pengendalian Suhu Panas
TEKNIS MEDIS
• Mempercepat • Pemeriksaan
Hentilasi udara Kesehatan
• Water spray (pra, periodiK,
spesifik).
• Suplay udara
segar/ventilasi • Aklimatisasi
(penyesuaian
• Isolasi sumber dengan iklim
panas (metal ruangan)
sheet)
• Pemberian
cairan/ air Water Spray untuk mengurangi suhu panas

minum
73
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
(Metode Pengamanan Umum)
H. Penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun
Bagaimanakah cara menyimpan material/ bahan
agar tidak mencemari drainase?

 Menjaga area penempatan material terlindung dari


air hujan untuk mencegah limbah padat, sampah
atau puing-puing, atau debu terkontaminasi.
 Mengendalikan penyimpanan bahan yang baik
agar air tidak mencemari saluran dengan cara:  Menempatkan penyimpanan bahan ke tempat yang terlindung dari
o Menyediakan saluran, parit, tanggul, tanggul, angin.
saluran air, talang, atau perangkap sedimen  Meminimalkan jumlah dan ukuran penyimpanan.
yang dilapisi dengan material seperti beton,  Menempatkan timbunan penyimpanan bahan (stockpile) dengan
aspal, agregat, riprap, atau terpal plastik untuk kemiringan maksimal 2:1 (horizontal ke vertikal).
mengendalikan dan mengarahkan air.  Membatasi sekeliling timbunan dengan dengan pagar lanau, tanggul
o Menggali area penyimpanan untuk menahan dan/atau sistem drainase.
material dari kebocoran, tumpahan, atau air  Mengumpulkan dan membuang air yang terkontaminasi dengan benar.
 Menempatkan penyimpanan material sedikitnya berjarak sepuluh meter
pencucian.
dari badan air.
o Menutupi peralatan, tempat kerja dan atau
 Menyiram air atau memasang penyiram sementara untuk menekan
area penyimpanan bahan berbahaya dari air
debu dari tumpukan dan tanggul yang tidak distabilkan.
hujan.
 Membuat kontur setiap timbunan untuk meminimalkan kehilangan
material saat hujan. 74
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
CONTOH: MANAJEMEN PENCEGAHAN Apakah yang dimaksud dengan sedimentasi dan
PENCEMARANAIR PADA PEKERJAAN JALAN erosi?

Manajemen atau pengelolaan aliran air pada kegiatan Sedimentasi adalah proses partikel-partikel dalam
pembangunan jalan telah mengidentifikasi adanya ancaman suspensi untuk mengendap dari cairan (air) di mana
signifikan terhadap kualitas air dan badan air. mereka tertahan pada penghalang. Partikel padat
Salah satu penyebab buruknya kualitas air karena yang terperangkap oleh turbulensi air yang bergerak
meningkatnya erosi dan sedimentasi di dapat dihilangkan secara alami dengan sedimentasi
sekitar lokasi pembangunan jalan. dalam air danau.
Gambar 2. Aliran Air
Kesalahan pengelolaan sedimen dan erosi di lokasi kerja Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, Mengandung Sedimen
berpotensi menimbulkan dampak ekonomi, keselamatan, dan tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat
ekologis yang merugikan. transportasi angin, air atau es, yang berpindah dari
satu lokasi di permukaan bumi, dan kemudian
Penumpukan sedimen pada saluran drainase menyebabkan mengangkutnya ke lokasi lain.
pendangkalan dan berpotensi banjir. Endapan sedimen di
jalan dapat menyebabkan jalan licin dan/atau mengakibatkan
kecelakaan kendaraan.

Gambar 3. Sedimen dari aliran air


yang telah dikendalikan dengan
pagar sedimen

Gambar 1. Badan Jalan


Tergerus oleh Erosi Air
76
PENGENDALIAN DRAINASE
Manajemen drainase diterapkan sejak tahap Perancangan/Perencanaan
sebelum kegiatan konstruksi, diantaranya dengan:

1 MENSTABILKAN SALURAN
2 MENGENDALIKAN SEDIMENTASI

A
Menstabilkan saluran air
menggunakan rumput atau Membangun/membuat pagar sedimen yang
pelindung batu dibangun di ujung lereng untuk menampung
limpasan sedimen

Merencanakan konstruksi
B saluran air untuk
memperlambat aliran air
3 MENGENDALIKAN EROSI

Memasang bangunan pengendalian erosi.


Mengatur saluran drainase
C alami dari lereng pekerjaan
Menstabilkan saluran air menggunakan
rumput atau pelindung batu
diarahkan ke area rumput

77
Contoh : Manajemen/Pengendalian Sedimen
Dengan memasang struktur penahan sedimen untuk mencegah
sedimen keluar dari lokasi melalui aliran limpasan permukaan.
Ada beberapa cara pengendalian sedimen untuk aliran air yang tidak terlalu deras antara lain dengan:
1.Pagar lanau dari gulungan jerami (Straw 4. Check Dam
Bale) Check Dam adalah bendungan kecil yang
Memasang gulungan jerami secara rapat bersamaan sebagai dibangun melintasi parit drainase, sengkedan,
penghalang aliran air untuk meminimalkan celah pada aliran permukaan atau saluran untuk menurunkan kecepatan
pembawa sedimen berfungsi sebagai pagar lanau. Jerami kering diikat aliran. Kecepatan limpasan yang berkurang
membentuk gulungan jerami yang dipasang pada aliran air. Gulungan mengurangi erosi dan alur di saluran dan
jerami diberi penguat yang diikatkan pada tiang atau patok agar tidak memungkinkan sedimen mengendap.
hanyut. Bendungan ini dapat dibangun dari batu,
(Lanau adalah tanah atau butiran penyusun tanah/batuan yang karung pasir yang diisi dengan kerikil kacang,
berukuran diantara pasir dan lempung) atau batang kayu.
Check Dam dapat digunakan untuk mengurangi
2. Kantong Kerikil (Rock Bund) aliran di saluran sementara kecil yang saat ini
Penyaring lanau sintetis berpori (permeable) ini terdiri dari penutup sedang mengalami degradasi.
geotekstil. Kantung kerikil bekerja mirip dengan kantung pasir tetapi
diisi dengan batuan drain dan digunakan untuk melindungi lubang
drainase. 5. Kolam Sedimen /
Batuan yang lebih besar memungkinkan pasir untuk
menyaring tanpa membuat bendungan.
Sediment Basin
Permeable/permeabel adalah membran sintetis berpori yang dapat
dilewati oleh semua cairan.
Kolam Sedimen adalah bak pengendapan
sementara yang dibangun di lokasi
3. Pagar Lanau Sintetis (Synthetic Silt konstruksi untuk menangkap tanah yang
Fence) tererosi atau terganggu yang tersapu saat
hujan, dan untuk melindungi kualitas air dari
Pagar lanau sintetis dari anyaman bahan sintetis adalah
aliran terdekat, sungai, danau, atau teluk.
penghalang sedimen sementara. Pagar lanau sintetis terbuat dari Kolam sedimen dibangun di sepanjang jalur
anyaman, bahan sintetis yang memungkinkan air meresap, tetapi air atau daerah dataran rendah di lokasi
tidak memungkinkan partikel lanau yang lebih besar lewat. konstruksi
Pagar lanau ditempatkan di tempat antara tanah yang terganggu 78
dan saluran air atau sistem drainase yang akan mengalir.
Contoh : Manajemen/Pengendalian Erosi
Dengan memasang struktur penahan sedimen untuk mencegah
sedimen keluar dari lokasi melalui aliran limpasan permukaan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian Erosi, antara lain dengan:
3. Riprap / Hamparan Batu
1. Selimut pengendali erosi (Erosion control Hamparan Batu yaitu susunan batu yang
ditempatkan sepanjang garis pantai, pondasi
blankets) jembatan, dan/atau lereng curam untuk
Selimut Pengendali Erosi dan tikar jerami atau mulsa melindungi dari gerusan dan erosi.
dirancang untuk melindungi bukit, lereng, lahan basah,
Ukuran batu yang dibutuhkan tergantung
dan tepian dari erosi angin dan air. Selimut pengendali kepada
erosi terbuat dari bahan biodegradable (alami) seperti
sabut, jerami, atau serbuk kayu. Bahan-bahan ini kecuraman lereng dan seberapa cepat air
memberikan pengendalian erosi yang efektif sampai bergerak.
vegetasi dapat berakar.

2. Terpal plastik (Tarpaulin) 4. Terasering (Terracing)


Terpal adalah lapisan geosintetik yang digunakan dalam
rekayasa geoteknik untuk menutup tanah guna menahan erosi. Terasering adalah bangunan konservasi
tanah dan air secara mekanis yang dibuat
Terpal dipasang dengan cara dihamparkan ke tanah, untuk mengganggu limpasan aliran air
permukaan, memperpendek panjang lereng
sebagai satu cara pengendalian erosi.
untuk pemasangan lebih kuat digunakan pasak yang Dengan cara ini akan meningkatkan
ditancapkan ke tanah agar tidak bergeser. infiltrasi, dan mengurangi kekuatan erosi
limpasan.

79

Anda mungkin juga menyukai