SOSIALISASI
PERATURAN MENTERI PUPR NO. 21/PRT/M/2019
TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
Disampaikan oleh:
Ir. Brawijaya, SE, ME, MS, Ph.D
1 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
OUTLINE
PERMEN PUPR 21/2019 TENTANG
2 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
a. Tahap Pra-Konstruksi
b. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KK Keselamatan Konstruksi
UU No. 2/2017
LINGKUP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”
pelaksanaan
Peraturan Menteri ini diperuntukkan bagi
Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Peraturan Menteri ini dapat menjadi acuan bagi instansi
pemerintah dan swasta dengan penyesuaian
struktur organisasi di unit organisasi masing – masing.
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
STRUKTUR
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM BAB II STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN,
BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN
RUANG LINGKUP KONSTRUKSI
BAB III PENERAPAN SMK3 Bagian Kesatu: Umum
Bagian Kedua: Rancangan Konseptual
KONSTRUKSI BIDANG SMKK
PEKERJAAN UMUM Bagian Ketiga: Elemen SMKK
BAB IV TUGAS, TANGGUNG JAWAB, Bagian Keempat: Penerapan SMKK
DAN WEWENANG Paragraf 1 Umum
BAB V BIAYA PENYELENGGARAAN Paragraf 2 Pemilihan Penyedia Jasa
SMK3 KONSTRUKSI BIDANG Paragraf 3 Pelaksanaan Pek. Kons
Paragraf 4 Serah Terima Pekerjaan
PEKERJAAN UMUM Bagian Kelima: Unit Keselamatan
BAB VI SANKSI Konstruksi
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Bagian Keenam: Risiko Keselamatan
Konstruksi
BAB III BIAYA PENERAPAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
STRUKTUR LAMPIRAN
LAMPIRAN RAPERMEN TENTANG PEDOMAN SMKK
LAMPIRAN 1 TINGKAT RISIKO K3 Sublampiran A Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
LAMPIRAN 2 FORMAT RK3K PELAKSANAAN Konstruksi (SMKK)
PEKERJAAN KONSTRUKSI Sublampiran B Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
LAMPIRAN 3 FORMAT SURAT-SURAT Pengguna dan Penyedia Jasa Dalam
Penerapan SMKK
Sublampiran C Tata Cara Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi
Sublampiran D Format Rancangan Konseptual SMKK
Sublampiran E Format RKK dan Format Penilaian RKK
E.1 Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan/Manajemen
Penyelenggaraan Konstruksi
E.2 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
E.3 Format Penilaian Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Sublampiran F Format Pelaporan Pelaksanaan RKK
Sublampiran G Komponen Kegiatan dan Format Audit
Internal Penerapan SMKK
STANDAR K4 DALAM SMKK
“
Standar K4:
Keselamatan Konstruksi adalah segala 1 Keselamatan Keteknikan
Konstruksi
2 Keselamatan &
Kesehatan Kerja
kegiatan keteknikan untuk mendukung
Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan merupakan keselamatan keselamatan dan kesehatan
pemenuhan standar keamanan, terhadap pemenuhan standar tenaga kerja, termasuk
keselamatan, kesehatan dan perencanaan, perancangan, tenaga kerja penyedia jasa,
keberlanjutan (K4) yang menjamin prosedur dan mutu hasil subpenyedia jasa, pemasok,
keselamatan keteknikan konstruksi, pelaksanaan Jasa Konstruksi, dan pihak lain yang diizinkan
memasuki tempat kerja
“
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, mutu bahan, dan kelaikan
keselamatan publik dan lingkungan. peralatan konstruksi
PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN
PROCUREMENT PELAKSANAAN
Harus Menyusun
Harus Menyusun Dok. Dok. SMKK
DOKUMEN Rancangan RKK
Rancangan
Konseptual SMKK Penawaran (EVALUASI
TEKNIS)
(RKK Pelaksanaan
Konseptual SMKK (RKK Perancangan) Teknis dan RMPK)
Harus memuat:
Manajemen Risiko Keselamatan RKK & RMPK dibahas, dan
disetujui oleh Pengguna Jasa dan Laporan pelaksanaan RKK
MUATAN
Pengendalian “4M”
1. Method metode kerja (SOP)
2. Man tenaga kerja kompeten
3. Machine peralatan laik Syarat Memulai
fungsi Pekerjaan
4. Material material sesuai
spesifikasi
5. Subkontraktor
6. Analisis Keselamatan
Pekerjaan/Job Safety Pengendali Pekerjaan
Analysis
BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Harus dimasukkan pada Daftar Kuantitas dan
Penyedia jasa tidak Harga dengan besaran biaya sesuai dengan
dapat mengusulkan kebutuhan berdasarkan pengendalian dalam RKK.
perubahan anggaran
biaya penyelenggaraan
Pengguna jasa wajib memastikan
SMKK berdasarkan RKK
seluruh komponen biaya
yang telah ditinjau
penerapan SMKK dianggarkan dan
ulang
diterapkan oleh Penyedia Jasa
3 Jumlah minimal kebutuhan personel Keselamatan Konstruksi ditetapkan oleh pengguna jasa
yang dituangkan pada dokumen tender;
Pemeriksaan
Perbaikan Tidak Cek Ya Administratif Ya
Pekerjaan Cek Penyerahan
Hasil Pekerjaan
Pekerjaan
Kontraktor Pemeriksaan
Berita Acara
Administratif Hasil
Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan ke PA/
KPA
PA/KPA PPHP
PPK dan PPHP
Pengguna Jasa menyam- Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
paikan laporan penyeleng- pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri SMKK kepada gubernur sebagai wakil
garaan pengawasan SMKK nyampaikan laporan dan menteri yang menyelenggara- pemerintah pusat yang menjadi satu
kepada Menteri melalui unit penerapan kebijakan kan urusan pemerintahan dalam kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
organisasi yang membidangi SMKK kepada Menteri negeri yang menjadi satu kesatuan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kab
Jasa Konstruksi yang tidak terpisahkan dengan upaten/kota
laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah provinsi
Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
Dalam melakukan pengawasan penerapan KOMITE KESELAMATAN
SMKK, Menteri membentuk:
KONSTRUKSI
Komite Keselamatan Konstruksi, terdiri atas:
Ketua Subkomite
Sekretaris Sekretariat
Anggota
Sertifikat Petugas K3 Konstruksi dan surat keterangan penjaminan mutu dan pengendalian
mutu yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus disesuaikan
dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku
KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 628), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 179), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
3
SMKK dalam Permen
PUPR No. 14/2020
tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia
PENERAPAN SMKK
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
45
3a
INSTRUKSI KEPADA
PESERTA (IKP)
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
Disiapkan oleh
B. DOKUMEN PEMILIHAN Pengguna Jasa
…. ….
Dokumen Tender Dokumen Penawaran Dokumen Penawaran Teknis
47
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN DAN KUALIFIKASI
Disiapkan oleh Calon
17. Dokumen Penawaran Pengguna Jasa
….
Dokumen Penawaran 1) Metode pelaksanaan pekerjaan …;
….
Administrasi 2) Daftar isian peralatan Utama …;
…. 3) Daftar isian personel manajerial beserta daftar
Dokumen Penawaran riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja dari
Teknis pengguna jasa;
4) Daftar isian bagian pekerjaan yang akan
Dokumen Penawaran …. disubkontrakkan, dan/atau …;
….
Harga 5) Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), yang
…. terdiri atas:
a) Elemen SMKK; dan
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) b) Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi.
menetapkan uraian pekerjaan dan 6) Dokumen lain yang disyaratkan (apabila ada).
identifikasi bahaya.
48
PERSONEL MANAJERIAL
Untuk pekerjaan kualifikasi usaha kecil personel manajerial yang disyaratkan meliputi jabatan
Pelaksana dan Petugas Keselamatan Konstruksi/Ahli K3 Konstruksi
Untuk pekerjaan kualifikasi usaha menengah dan besar personel manajerial yang disyaratkan meliputi
jabatan: Manajer Pelaksanaan/Proyek, Manajer Teknik, Manajer Keuangan, dan Ahli K3 Konstruksi
Kualifikasi Usaha Kecil tidak mensyaratkan SKA, kecuali SKA Ahli K3 Konstruksi
Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko keselamatan konstruksi kecil mensyaratkan Petugas
Keselamatan Konstruksi (Peserta dapat menawarkan personil dengan jabatan Ahli K3 Konstruksi)
Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko keselamatan konstruksi sedang, mensyaratkan Ahli
Muda K3 Konstruksi dengan pengalaman 3 (tiga) tahun atau Ahli Madya K3 Konstruksi
Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko keselamatan konstruksi besar, mensyaratkan Ahli
Madya K3 Konstruksi dengan pengalaman 3 (tiga) tahun atau Ahli Utama K3 Konstruksi
50
EVALUASI TEKNIS RKK
JASA KONSTRUKSI
SDP Pasca Harga Terendah HS, LS, atau Gabungan
Evaluasi terhadap persyaratan Rencana Keselamatan
PERMEN PUPR 14/2020 Konstruksi (RKK) no. 1, dilakukan dengan kriteria penilaian
“ada” atau “tidak ada” Apabila salah satu elemen
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) memenuhi tersebut “tidak ada”, maka dinyatakan gugur.
persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP, yang memuat:
(1) Elemen SMKK, meliputi:
Evaluasi terhadap persyaratan Rencana Keselamatan
(a) Kepemimpinan dan Partisipasi pekerja dalam keselamatan
Konstruksi (RKK) no.2, dilakukan dengan kriteria penilaian
konstruksi;
(b) Perencanaan Keselamatan Konstruksi: “ada” atau “tidak ada”. Apabila “tidak ada”, maka
i. uraian pekerjaan; dinyatakan gugur. Pakta komitmen yang belum
ii. manajemen risiko dan rencana tindakan, meliputi: ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan
i) penjelasan manajemen risiko meliputi penyedia jasa tidak menggugurkan. Pakta komitmen
mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko, dan ditandatangani penyedia jasa ditunjukkan dalam Rapat
mengendalikan risiko; Persiapan Penandatanganan Kontrak dan diserahkan
ii)penjelasan rencana Tindakan meliputi sasaran kepada PPK.
khusus dan program khusus.
(c) Dukungan Keselamatan konstruksi; untuk mata pembayaran perkiraan biaya penerapan
(d) Operasi Keselamatan Konstruksi; sistem manajemen Keselamatan Konstruksi, apabila
(e) Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi. peserta tidak menyampaikan atau nilai perkiraan
(2) Pakta komitmen yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi
biaya penerapan sistem manajemen Keselamatan
perusahaan penyedia jasa.
Konstruksi sebesar Rp. 0,- (nol rupiah) maka
dinyatakan gugur.
51
PENGATURAN PENERAPAN SMKK
PADA PERMEN PUPR NO. 14/2020
CONTOH
Pendetailan RKK
merujuk kepada
Permen PUPR 21/2019
55
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
CONTOH
Pendetailan Pakta
Komitmen merujuk kepada
Permen PUPR 21/2019
56
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang
CONTOH
Format Tabel IBPRP
Keterangan:
1. PPK mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2. PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan pekerjaan, dimana
penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah dicantumkan
oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian
Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan,
maka dapat ditulis "tidak ada" atau "n/a". EVALUASI PENILAIAN TABEL IBPRP,
Format Tabel IBPRP
KHUSUS dilakukan dengan kriteria
merujuk kepada penilaian “ada” atau “tidak ada”
57
Permen PUPR 21/2019 BUKAN “BENAR” atau “SALAH”
B.2. Rencana Tindakan (Sasaran Khusus & Program Khusus)
CONTOH
Contoh Format Tabel Sasaran Khusus dan Program Khusus
58
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
CONTOH
Contoh Jadwal Program Komunikasi
59
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
CONTOH
Contoh Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)
Nama Pekerja : [Isi nama pekerja]
Nama Paket Pekerjaan : …….
Tanggal Pekerjaan : …..s/d……
CONTOH
Contoh Jadwal Inspeksi dan Audit
Bulan Ke-
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 20 11 12
1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi
2 Patroli Keselamatan Konstruksi
3 Audit internal
61
3c
DAFTAR KUANTITAS
DAN HARGA/
DAFTAR KELUARAN
DAN HARGA
BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA/DAFTAR KELUARAN DAN HARGA
CONTOH
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko
keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak diperlukan lagi
perhitungan penentuan tingkat risiko
Keselamatan Konstruksi sebagaimana tertuang
dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko
Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
Terowongan Semua
Underpass Semua
Bendungan Semua bendungan
Reklamasi Semua reklamasi
Pemecah/penahan Perlu ada kriteria
gelombang Rubble mound > 1 ton
Ambang (Groundsill) - dengan lebar sungai > 20 m;
- Tinggi Terjunan ≥ 3 m
SIPIL Saluran irigasi khusus Dengan konstruksi terowongan dan sipon
Saluran irigasi volume luasan > 2000 HA
Terowongan air Semua terowongan
Keterangan: Bendung dengan lebar sungai > 20 m
Untuk pekerjaan konstruksi Sistem Penyediaan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
dengan risiko keselamatan Minum (SPAM)
konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak Instalasi Pembuangan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
diperlukan lagi perhitungan Limbah
penentuan tingkat risiko Tempat Pembuangan Akhir Bila pelaksanaan pekerjaan galian tanah > 1,5 m
Keselamatan Konstruksi (TPA)
sebagaimana tertuang dalam
contoh Tabel Penetapan Tingkat Embung Semua Embung
Risiko Pekerjaan. Dermaga Pembangunan pada program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah)
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI
KETERANGAN
MENURUT UU 2 TAHUN 2017
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan pada
keterangan di atas, tidak diperlukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Peralatan berat dengan menggunakan mesin yang operasionalnya berbasis mekanikal, elektrikal, hidrolik, pneumatik yang terkontrol
secara automatic dan digital, baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dalam satu sistem, meliputi:
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic,
dengan kapasitas:
> 25 ton dan ≤ 100 ton;
> 100 ton dan ≤ 300 ton;
> 300 ton dan ≤ 600 ton;
> 600 ton;
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan
keran sumbu putar, dengan kapasitas:
Teknologi tinggi > 25 ton dan ≤ 100 ton;
> 100 ton dan ≤ 300 ton;
> 300 ton dan ≤ 600 ton;
> 600 ton;
c. Launcher girder;
d. Mesin bor terowongan (tunnel boring machine).
Peralatan angkut
a. Keran Menara (tower crane),
b. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
Jenis forklift dan/atau lift truk > 15 ton
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan di atas 150 psi
(Pounds per Square inch);
Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan >5000 psi (Pounds per Square inch);
Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas di atas > 200 KVA.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic, dengan
kapasitas:
s/d 25 ton
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan keran
sumbu putar, dengan kapasitas:
s/d 25 ton
Peralatan angkut
a. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
Jenis forklift dan/atau lift truk s/d 15 ton
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan 100 s/d 150 psi (Pounds per
Teknologi Square inch).
Madya Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan diatas 1000 s.d 5000 psi (Pounds per Square inch).
Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas 25 s.d 200 KVA.
Peralatan mesin:
a. Mesin pon, mesin penghancur, penggiling dan penumbuk (crusher machine).
b. Mesin bor, mesin derad, mesin gunting/potong plat, mesin rol dan tekuk plat.
Peralatan berat:
Backhoe, excavator, bulldozer, loader, scrapper, asphalt finisher, tandem roller, tyre roller.
Peralatan ringan:
a. Tamping Rammer (Mesin Pemadat Ringan);
b. Vibrator (Mesin Penggetar dan pemadat beton cair);
c. Mesin pelurus, pemotong dan pembengkok besi beton;
d. Penyebar semen cair maupun semen campuran;
e. Bar bender, bar cutter; dan
f. Peralatan sejenis lainnya.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara
dengan kapasitas tekanan <100 psi (Pounds per Square inch);
Bor listrik, hammer drill, dan peralatan sejenis.
Perkakas tangan seperti cangkul, palu, pahat, sabit, gergaji, kikir, obeng, tang, dan
peralatan sejenis.
Teknologi Sederhana Mesin sederhana:
a. mesin asah, poles dan pelicin,
b. mesin tuang dan cetak, tempa dan pres,
c. mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin pemisah,
d. mesin penyaring pasir, mesin pengisi, mesin pengungkit,
e. mesin pengaduk, serta mesin lain yang sejenis.