Anda di halaman 1dari 76

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

Jakarta, 10 Juni 2020

SOSIALISASI
PERATURAN MENTERI PUPR NO. 21/PRT/M/2019
TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
Disampaikan oleh:
Ir. Brawijaya, SE, ME, MS, Ph.D
1 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
OUTLINE
PERMEN PUPR 21/2019 TENTANG
2 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

a. Tahap Pra-Konstruksi
b. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

c. Tahap Penyelesaian Pekerjaan


d. Ketentuan Peralihan dan Penutup

3 SMKK DALAM PERMEN PUPR NO. 14/2020


1
SISTEM
MANAJEMEN
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
(SMKK)
LATAR BELAKANG
Diagram Venn Peraturan dan Perundangan

DIAGRAM VENN PERATURAN DAN PERUNDANGAN

KK Keselamatan Konstruksi

Standar Keamanan, Keselamatan,


K4
Kesehatan dan Keberlanjutan

Keselamatan dan Kesehatan


K3 Kerja

UU No. 2/2017
LINGKUP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,& Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Standar Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja Lingkungan
Keselamatan Publik

Objek yang  Bangunan / aset  Tenaga kerja konstruksi  Lingkungan kerja


Masyarakat sekitar
Diselamatkan konstruksi  Pemasok, Tamu,  Lingkungan terdampak
proyek
 Peralatan, material subpenyedia proyek

Pencegahan Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan


Terhadap
Kecelakaan Konstruksi
Penyakit akibat Kerja Masyarakat

Hazzard Identification, Risk Assesment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja /


Alat
Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Methode Statement),
Pencegahan
Job Safety Analysis (JSA)
TRANSFORMASI JUDUL PERATURAN

Tentang Pedoman Sistem Tentang


Manajemen Keselamatan dan Pedoman Sistem Manajemen
PERMEN Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi PERMEN
PU Keselamatan Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum PUPR
05/2014 . 21/2019
PERMEN PU . PERMEN PUPR
NO. 05/2014
• Mengatur Keselamatan NO. 21/2019
• Mengatur Keselamatan
dan Kesehatan
. . meliputi Standar
Konstruksi yang
Kerja Konstruksi; Keselamatan, Kesehatan,
• Berlaku untuk internal di Keamanan dan Keberlanjutan
Kementerian (K4);
Pekerjaan Umum. • Mengatur penjaminan &
pengendalian mutu pekerjaan
konstruksi;
SEM PUPR 66/2015
• K/L/Pemda dan swasta dapat
Biaya Penyelenggaraan
mengacu aturan ini.
Sistem Manajemen
Keselamatan & SEM PUPR 11/2019 SEM PUPR 15/2019
Kesehatan Kerja (SMK3) Tentang Petunjuk Tata Cara Penjaminan
Konstruksi Bidang PU Teknis Biaya Mutu & Pengendalian
Penyelenggaraan Sistem Mutu Pekerjaan
Manajemen Konstruksi di
Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR
2
Permen PUPR 21/2019
Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan
Konstruksi
MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

pelaksanaan
 Peraturan Menteri ini diperuntukkan bagi
Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
 Peraturan Menteri ini dapat menjadi acuan bagi instansi
pemerintah dan swasta dengan penyesuaian
struktur organisasi di unit organisasi masing – masing.
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
STRUKTUR
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM BAB II STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN,
BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN
RUANG LINGKUP KONSTRUKSI
BAB III PENERAPAN SMK3 Bagian Kesatu: Umum
Bagian Kedua: Rancangan Konseptual
KONSTRUKSI BIDANG SMKK
PEKERJAAN UMUM Bagian Ketiga: Elemen SMKK
BAB IV TUGAS, TANGGUNG JAWAB, Bagian Keempat: Penerapan SMKK
DAN WEWENANG Paragraf 1 Umum
BAB V BIAYA PENYELENGGARAAN Paragraf 2 Pemilihan Penyedia Jasa
SMK3 KONSTRUKSI BIDANG Paragraf 3 Pelaksanaan Pek. Kons
Paragraf 4 Serah Terima Pekerjaan
PEKERJAAN UMUM Bagian Kelima: Unit Keselamatan
BAB VI SANKSI Konstruksi
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Bagian Keenam: Risiko Keselamatan
Konstruksi
BAB III BIAYA PENERAPAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
STRUKTUR LAMPIRAN
LAMPIRAN RAPERMEN TENTANG PEDOMAN SMKK
LAMPIRAN 1 TINGKAT RISIKO K3 Sublampiran A Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
LAMPIRAN 2 FORMAT RK3K PELAKSANAAN Konstruksi (SMKK)
PEKERJAAN KONSTRUKSI Sublampiran B Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
LAMPIRAN 3 FORMAT SURAT-SURAT Pengguna dan Penyedia Jasa Dalam
Penerapan SMKK
Sublampiran C Tata Cara Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi
Sublampiran D Format Rancangan Konseptual SMKK
Sublampiran E Format RKK dan Format Penilaian RKK
E.1 Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan/Manajemen
Penyelenggaraan Konstruksi
E.2 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
E.3 Format Penilaian Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Sublampiran F Format Pelaporan Pelaksanaan RKK
Sublampiran G Komponen Kegiatan dan Format Audit
Internal Penerapan SMKK
STANDAR K4 DALAM SMKK


Standar K4:
Keselamatan Konstruksi adalah segala 1 Keselamatan Keteknikan
Konstruksi
2 Keselamatan &
Kesehatan Kerja
kegiatan keteknikan untuk mendukung
Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan merupakan keselamatan keselamatan dan kesehatan
pemenuhan standar keamanan, terhadap pemenuhan standar tenaga kerja, termasuk
keselamatan, kesehatan dan perencanaan, perancangan, tenaga kerja penyedia jasa,
keberlanjutan (K4) yang menjamin prosedur dan mutu hasil subpenyedia jasa, pemasok,
keselamatan keteknikan konstruksi, pelaksanaan Jasa Konstruksi, dan pihak lain yang diizinkan
memasuki tempat kerja


keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, mutu bahan, dan kelaikan
keselamatan publik dan lingkungan. peralatan konstruksi

“ 3 Keselamatan Lingkungan 4 Keselamatan Publik


Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi yang selanjutnya disebut keselamatan lingk. yang keselamatan masyarakat
terdampak oleh Pekerjaan dan/atau pihak yang berada
SMKK adalah bagian dari sistem
Konstruksi sebagai upaya di lingkungan dan sekitar
manajemen pelaksanaan Pekerjaan menjaga kelestarian lingk. hidup
Konstruksi dalam rangka menjamin tempat kerja yang terdampak
dan kenyamanan lingk. Pekerjaan Konstruksi
terwujudnya Keselamatan Konstruksi. terbangun sesuai peraturan
perundang-undangan
11
PERANAN PENYEDIA JASA DALAM PEKERJAAN
KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN PERMEN PUPR
NO. 21/2019 SMKK

Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK


merupakan Penyedia Jasa yang memberikan layanan:
a. Konsultansi Manajemen Penyelenggaraan Konstruksi
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan
PENGGUNA JASA PENYEDIA JASA c. Pekerjaan Konstruksi

• Unit Organisasi • Konsultan MK


Penyedia Jasa wajib:
• Unit Kerja • Konsultan
a. Melakukan identifikasi bahaya
• Satker / PPK Pengawas b. Melakukan penilaian risiko dan pengendalian
• Pokja • Kontraktor risiko/peluang Pekerjaan Konstruksi
c. Menyusun sasaran dan program Keselamatan
Konstruksi, yang dibuat berdasarkan tahapan
pekerjaan (Work Breakdown Structure)
d. Melakukan penjaminan & pengendalian mutu
12
TAHAPAN PELAKSANAAN SMKK
Tertuang dalam Batang Tubuh Permen PUPR No. 21/2019 dan Permen PUPR No. 14/2020

PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN

PROCUREMENT PELAKSANAAN
Harus Menyusun
Harus Menyusun Dok. Dok. SMKK
DOKUMEN Rancangan RKK
Rancangan
Konseptual SMKK Penawaran (EVALUASI
TEKNIS)
(RKK Pelaksanaan
Konseptual SMKK (RKK Perancangan) Teknis dan RMPK)

JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PENGAWASAN/MK DAN


PEKERJAAN KONSTRUKSI HARUS MENYUSUN RKK
PELAKU

JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PENGKAJIAN, JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PENGAWASAN/MK DA


PERENCANAAN, DAN PERANCANGAN N PEKERJAAN KONSTRUKSI HARUS MEMILIKI AHLI K3
HARUS MEMILIKI AHLI K3 KONSTRUKSI KONSTRUKSI DAN/ATAU PETUGAS KESELAMATAN KONS
SESUAI PERMEN PUPR NO. 21/2019 TRUKSI SESUAI PERMEN PUPR NO. 21/2019
13
2a
TAHAP
PRA-KONSTRUKSI
(Pengkajian–Perencanaan–Perancangan)
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
Disusun oleh: PERANAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PADA SMKK
DALAM RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
a. Penyedia Jasa
Konsultansi
Konstruksi Rancangan
Pengkajian; Konseptual SMKK
b. Penyedia Jasa harus disetujui
Konsultansi RANCANGAN oleh Pengguna
Konstruksi KONSEPTUAL Jasa untuk
Perencanaan; SMKK dijadikan rujukan
dan dalam menyusun
c. Penyedia Jasa RKK
Konsultansi
Konstruksi
Perancangan.
Penyedia Jasa harus memiliki Ahli K3 Konstruksi
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
TAHAPAN MUATAN SUBSTANSI

a) lingkup tanggung jawab pengkajian;


b) informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit meliputi lokasi, lingkungan, sosio-
Pengkajian ekonomi, dan/atau dampak lingkungan; dan
c) rekomendasi teknis
a) lingkup tanggung jawab perencanaan;
b) informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit meliputi lokasi, lingkungan, sosio-
Perencanaan ekonomi, dan/atau dampak lingkungan; dan
c) rekomendasi teknis
a) lingkup tanggung jawab perancang, termasuk pernyataan dalam hal terjadi revisi desain,
tanggung jawab revisi desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi;
b) metode pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
c) identifikasi bahaya, mitigasi bahaya, dan penetapan tingkat risiko;
Perancangan d) daftar standar dan/atau peraturan perundang-undangan Keselamatan Konstruksi yang
ditetapkan untuk desain;
e) Biaya Penerapan SMKK; dan
f) rancangan panduan keselamatan pengoperasian dan pemeliharaan konstruksi
bangunan.
Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Kepemimpinan dan • Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;
partisipasi pekerja
• Organisasi pengelola SMKK; dan
dalam keselamatan
konstruksi • Komitmen keselamatan konstruksi.
• Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, dan
Perencanaan peluang;
keselamatan • Rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan program; dan
konstruksi • Pemenuhan standar dan peraturan perundangan keselamatan
konstruksi.
• Sumber daya (peralatan, material, dan biaya);
Dukungan • Kompetensi;
keselamatan • Kepedulian;
konstruksi • Komunikasi; dan
• Informasi terdokumentasi. Konsultansi Konstruksi dalam
Operasi keselamatan • Perencanaan dan Pengendalian Operasi; melaksanakan pekerjaannya
konstruksi • Kesiapan dan Tanggapan terhadap Kondisi Darurat. harus menerapkan Operasi
Keselamatan Konstruksi
Evaluasi kinerja • Pemantauan dan Evaluasi;
keselamatan • Tinjauan Manajemen; dan
konstruksi • Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi.
2b
TAHAP
KONSTRUKSI
(Procurement–Pelaksanaan Konstruksi)
PENERAPAN SMKK DALAM TAHAP PEMBANGUNAN

Pemilihan Penyedia Pelaksanaan Pekerjaan Serah Terima


Jasa Konstruksi Pekerjaan
BENTUK

1. Pelaksanaan RKK Dokumen hasil penerapan SMKK &


Dokumen Pemilihan
2. Penyusunan & Pelaksanaan Penjaminan Mutu kepada
(Dok. Teknis + Administrasi)
RMPK Pengguna Jasa

Harus memuat:
 Manajemen Risiko Keselamatan  RKK & RMPK dibahas, dan
disetujui oleh Pengguna Jasa dan  Laporan pelaksanaan RKK
MUATAN

Konstruksi yang paling sedikit


memuat uraian pekerjaan, Penyedia Jasa pada saat PCM  Laporan penjaminan &
identifikasi bahaya, dan  Pengendalian RKK dan RMPK pengendalian mutu
penetapan tingkat Risiko melalui persyaratan dalam  Seluruh laporan disertai bukti
Keselamatan Konstruksi pada pengajuan ijin mulai kerja (JSA + dokumentasi
Pekerjaan Konstruksi; dan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan)
 Biaya Penerapan SMKK pada HPS
PENGENDALIAN PELAKSANAAN SMKK
Persyaratan dalam
permohonan memulai
pekerjaan
mengintegrasikan
pengendalian mutu
dan Analisis
Keselamatan
Pekerjaan/JSA Work method statement

Pengendalian “4M”
1. Method  metode kerja (SOP)
2. Man  tenaga kerja kompeten
3. Machine  peralatan laik Syarat Memulai
fungsi Pekerjaan
4. Material  material sesuai
spesifikasi
5. Subkontraktor
6. Analisis Keselamatan
Pekerjaan/Job Safety Pengendali Pekerjaan
Analysis
BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Harus dimasukkan pada Daftar Kuantitas dan
Penyedia jasa tidak Harga dengan besaran biaya sesuai dengan
dapat mengusulkan kebutuhan berdasarkan pengendalian dalam RKK.
perubahan anggaran
biaya penyelenggaraan
Pengguna jasa wajib memastikan
SMKK berdasarkan RKK
seluruh komponen biaya
yang telah ditinjau
penerapan SMKK dianggarkan dan
ulang
diterapkan oleh Penyedia Jasa

Penyedia Jasa yang tidak


BIAYA SMKK menyampaikan perkiraan
biaya penerapan SMKK
sesuai ketentuan atau nilai
perkiraan biaya penerapan
SMKK sebesar Rp. 0,- (nol
rupiah), maka dinyatakan
Bagian dari RKK dan harus gugur atau nilai penawaran
disampaikan oleh Penyedia Jasa biaya sama dengan nol
dalam dokumen penawaran.
BIAYA PENERAPAN SMKK
Paling sedikit mencakup:
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan
Dalam hal Penyedia Jasa tidak 3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
menyampaikan perkiraan biaya
penerapan SMKK, Penyedia Jasa 4. Asuransi dan perizinan
dinyatakan GUGUR atau nilai 5. Personel Keselamatan Konstruksi
penawaran biaya sama dengan nol
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
Apabila peserta tidak
7. Rambu- rambu yang diperlukan
menyampaikan atau nilai
perkiraan biaya penerapan SMKK 8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi
sebesar Rp. 0,- (nol rupiah) maka
dinyatakan GUGUR. 9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian
(Permen PUPR No. 14/2020) risiko Keselamatan Konstruksi
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), antara lain:
• Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;
• Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan
• Penyiapan formulir.
2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan, antara lain:
• Induksi Keselamatan Konstruki (Safety Induction);
• Pengarahan Keselamatan Konstruki (Safety Briefing);
• Pertemuan mengenai keselamatan Keselamatan Konstruki (Safety Meeting, Safety Talk,
dan/atau Tool Box Meeting);
• Pelatihan Keselamatan Konstruki;
• Sosialisasi HIV/AIDS;
• Simulasi Keselamatan Konstruki;
• Spanduk (banner);
• Poster; dan
• Papan informasi K3.
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD), meliputi:
•APK antara lain: • APD antara lain:
• Jaring pengaman (Safety Net); • Helm pelindung (Safety Helmet);
• Tali keselamatan (Life Line); • Pelindung mata (Goggles, Spectacles);
• Penahan jatuh (Safety Deck); • Tameng muka (Face Shield);
• Pagar pengaman (Guard Railling); • Masker selam (Breathing Apparatus);
• Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff);
• Pembatas area (Restricted Area);
• Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);
• Pelindung jatuh (Fall Arrester); dan
• Sarung tangan (Safety Gloves);
• Perlengkapan keselamatan bencana. • Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
• Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and
Toe Cap);
• Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);
• Jaket pelampung (Life Vest);
• Rompi keselamatan (Safety Vest); dan
• Celemek (Apron/Coveralls).
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
4. Asuransi dan Perizinan, antara lain:
• Asuransi;
• Surat izin laik operasi *
• Sertifikat kompetensi kerja untuk operator yang diterbitkan oleh lembaga/instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;*
• Surat Pengesahan Organisasi K3 (P2K3), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan*
• Perizinan terkait lingkungan kerja
5. Personel Keselamatan Konstruksi, antara lain:
• Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
• Petugas tanggap darurat;
• Petugas P3K;
• Petugas pengatur lalu lintas (Flagman);
• Tenaga medis dan/atau kesehatan; dan
• Petugas kebersihan lingkungan
Keterangan :
* Biaya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, tidak masuk dalam biaya penerapan SMKK
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan, antara lain:
• Peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, obat luka, perban, dan lain-lain)
• Ruang P3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan berat badan, tensi
meter, dan lain-lain);
• Peralatan pengasapan (Fogging);
• Obat pengasapan; dan
• Ambulans.
7. Rambu-Rambu yang diperlukan, antara lain:
• Rambu petunjuk; • Jalur evakuasi (Escape Route);
• Rambu larangan; • Tongkat pengatur lalu lintas (Warning Lights Stick);
• Rambu peringatan; • Kerucut lalu lintas (Traffic Cone);
• Lampu putar (Rotary Lamp); dan
• Rambu kewajiban;
• Lampu selang lalu lintas.
• Rambu informasi;
• Rambu pekerjaan sementara;
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi, antara lain:
• Ahli Lingkungan;
• Arsitek;
• Ahli Teknik Jalan;
• Ahli Teknik Jembatan; dan/atau
• Ahli Teknik Bangunan Gedung.
9. Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi, antara lain:
• Pemeriksaan dan pengujian peralatan; • Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
• Alat Pemadam Api Ringan (APAR); • Program inspeksi dan audit;
• Sirine; • Pelaporan dan penyelidikan insiden;
• Bendera K3; • Patroli keselamatan; dan/atau
• Closed-circuit Television (CCTV).
• Lampu darurat (Emergency Lamp);
• Pemeriksaan lingkungan kerja:
• Limbah B3
• Polusi suara
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
Keterangan:
 Alat Pelindung Kerja (APK) sesuai pada angka 3 huruf a nomor 1 dan nomor 2 harus dalam kondisi baru dan
mengikuti standar yang berlaku.
 Alat Pelindung Diri (APD) sesuai pada angka 3 huruf b harus dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang berlaku.
 Standar warna helm yang dipergunakan, sebagai berikut:
 Tamu –warna putih polos;
 Tim:
 Pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);
 Kepala pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8 mm);
 Kepala pekerjaan konstruksi–warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @ 8mm, dan 1
strip 15 mm di bagian paling atas.
 Pekerja pada Unit Keselamatan Konstruksi–warna merah;
 Pekerja pada Unit kerja Sipil–warna kuning;
 Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal (ME) – warna biru;
 Pekerja pada Unit kerja Lingkungan – warna hijau; dan
 Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung kepala.
 Pekerja pada Pekerjaan Konstruksi menggunakan pakaian berwarna jingga (orange).
 Pada alat berat yang beroperasi ditempel SILO, SIO, nama operator beserta pasfoto ukuran 8R.
CONTOH PETUNJUK ISIAN SATUAN PERINCIAN KEGIATAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
PENYELENGGARAAN SMKK KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

A. Format Rincian SMKK

NO. URAIAN PEKERJAAN


SATUAN KUAN-
HARGA
SATUAN
TOTAL
HARGA KET Keterangan
UKURAN TITAS
(Rp.) (Rp.)
1 Penyiapan RKK antara lain : 1. Uraian pekerjaan sebagaimana
Memperhatikan tersebut dalam tabel, disesuaikan
jumlah dan jenis
a Pembuatan dokumen RKK
pekerjaan yang
dengan jenis pekerjaan konstruksi
Set dikerjakan yang dilaksanakan;
Pembuatan Prosedur dan Memperhatikan 2. PPK menetapkan perincian uraian
b Instruksi Kerja serta perkiraan jumlah pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
Penyiapan Formulir pekerja
pelaksanaan pekerjaan;
jumlah
A Sub Total Penyiapan RKK
(a-b) 3. Jumlah minimal kebutuhan personel
Keselamatan Konstruksi ditetapkan
B. Contoh Format Rincian SMKK untuk Pekerjaan Gedung oleh pengguna jasa yang dituangkan
SATUAN KUAN-
HARGA TOTAL pada dokumen tender;
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN HARGA KET
UKURAN TITAS 4. Satuan Konsultasi dengan Ahli terkait
(Rp.) (Rp.)
Keselamatan Konstruksi
1 Penyiapan RKK antara lain :
dilaksanakan untuk pekerjaan
a Pembuatan dokumen RKK
Memperhatikan segmentasi pemaketan menengah
Pembuatan Prosedur dan jumlah dan jenis dan besar, sedangkan untuk
Set 1
b Instruksi Kerja serta 5.000.000,- 5.000.000,- pekerjaan yang
Penyiapan Formulir dikerjakan pemaketan segmentasi kecil
dilaksanakan apabila diperlukan.
A Sub Total Penyiapan RKK 5.000.000,-
Keterangan pengisian Biaya Penerapan SMKK

1 Uraian pekerjaan sebagaimana tersebut dalam tabel, disesuaikan dengan jenis


pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan;

2 PPK menetapkan perincian uraian pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan


pekerjaan;

3 Jumlah minimal kebutuhan personel Keselamatan Konstruksi ditetapkan oleh pengguna jasa
yang dituangkan pada dokumen tender;

4 Satuan Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi dilaksanakan untuk


pekerjaan risiko keselamatan konstruksi besar dan sedang, sedangkan untuk
pekerjaan risiko keselamatan konstruksi kecil dilaksanakan apabila diperlukan;
Terlampir tabel kualifikasi Ahli K3 Konstruksi dan Petugas Keselamatan Konstruksi
5
pada tingkat risiko keselamatan konstruksi.
Keterangan pengisian Biaya Penerapan SMKK

6 Jumlah Ahli K3 Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi dalam UKK pada Pekerjaan


Konstruksi sebagai berikut:
 Risiko keselamatan konstruksi kecil, memiliki perbandingan antara jumlah Ahli K3 Konstruksi /
Petugas Keselamatan Konstruksi dengan jumlah tenaga kerja konstruksi 1:60, dengan jumlah
minimal 1 (satu) Petugas Keselamatan Konstruksi dalam tiap Pekerjaan konstruksi.
 Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang, memiliki perbandingan antara jumlah Ahli K3 Konstruksi
dengan jumlah tenaga kerja konstruksi 1:50, dengan jumlah minimal 1 (satu) Ahli K3 Konstruksi
tiap Pekerjaan konstruksi; dan
 Risiko keselamatan konstruksi besar, memiliki perbandingan antara jumlah Ahli K3 Konstruksi
dengan jumlah tenaga kerja konstruksi 1:40, dengan jumlah minimal 1 (satu) Ahli K3 Konstruksi
dalam tiap Pekerjaan konstruksi;
 Petugas Keselamatan Konstruksi dibantu oleh pekerja yang telah mendapat pelatihan K3
Konstruksi di internal.
 Pendelegasian tugas penerapan SMKK sebagian diberikan kepada pekerja yang sudah mendapat
pelatihan.

7 Pada dokumen pemilihan pengguna jasa mencantumkan persyaratan kebutuhan ahli K3


Konstruksi berdasarkan Risiko Keselamatan Konstruksi
UNIT KESELAMATAN bertanggungjawab kepada unit yang menangani
KONSTRUKSI Keselamatan Konstruksi di bawah pimpinan tertinggi
Penyedia Jasa.
Pimpinan
• wajib memiliki kompetensi Persyaratan kualifikasi kompetensi kerja Pimpinan UKK
kerja yang dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi kerja di
• Ahli Utama K3 Konstruksi; atau
bidang K3 Konstruksi. RISIKO BESAR • Ahli Madya K3 Konstruksi dengan
• berkoordinasi dengan
pimpinan tertinggi Pekerjaan pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
Konstruksi
Anggota RISIKO SEDANG •• Ahli Madya K3 Konstruksi; atau
Ahli Muda K3 Konstruksi dengan
wajib memiliki kompetensi pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
kerja yang dibuktikan dengan
kepemilikan kompetensi kerja
• Ahli Muda K3 Konstruksi; atau
atau sertifikat pelatihan RISIKO KECIL
Ket: • Petugas Keselamatan Konstruksi.
1. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan
Konstruksi kecil, Pimpinan tertinggi Pekerjaan
Konstruksi dapat merangkap sebagai pimpinan UKK.
2. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi harus
Konstruksi sedang dan besar, Penyedia Jasa Pekerjaan mengikuti bimbingan teknis SMKK untuk mendapatkan
Konstruksi harus membentuk UKK yang terpisah dari
struktur organisasi Pekerjaan Konstruksi
sertifikat kompetensi Petugas Keselamatan Konstruksi
KRITERIA RISIKO KESELAMATAN
PERSYARATAN KUALIFIKASI AHLI K3 KONSTRUKSI KONSTRUKSI
ATAU PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan
Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00
Risiko Besar (seratus milyar rupiah);
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus)
• Ahli Utama K3 Konstruksi;
orang;
atau • menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
• Ahli Madya K3 Konstruksi • menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya
dengan pengalaman minimal peledakan; dan/atau
3 tahun • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.

• bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian


Risiko Sedang Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Ahli Madya K3 Konstruksi; • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00
meliputi (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00
atau
(seratus milyar rupiah);
• Ahli Muda K3 Konstruksi
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima)
dengan pengalaman minimal orang sampai dengan 100 (seratus) orang; dan/atau
3 tahun • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.
.
• bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian
Risiko Kecil meliputi Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan
• Ahli Muda K3 Konstruksi; Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
atau • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua
• Petugas Keselamatan puluh lima) orang; dan/atau
Konstruksi • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
Pekerjaan Konstruksi yang memiliki Risiko
Dalam hal suatu Pekerjaan Keselamatan Konstruksi besar dengan kriteria
Konstruksi memenuhi lebih mempekerjakan lebih dari 100 (seratus)
dari satu kriteria Risiko pekerja harus mempunyai personel
Keselamatan Konstruksi paling sedikit 2
Keselamatan Konstruksi, (dua) orang yang terdiri atas:
penentuan Risiko a. 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi
Keselamatan Konstruksi dan/atau Ahli Madya K3 Konstruksi dengan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun;
ditentukan dengan memilih
dan
Risiko Keselamatan Konstruksi b. 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi
yang lebih tinggi KETENTUAN LAIN dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga)
tahun
RISIKO
KESELAMATAN
Pada Pekerjaan Konstruksi yang Risiko Keselamatan Konstruksi
menggunakan metode padat karya KONSTRUKSI
untuk menentukan kebutuhan
atau menggunakan banyak tenaga Ahli K3 Konstruksi dan/atau
kerja namun sedikit penggunaan Petugas Keselamatan
peralatan mesin, kebutuhan Konstruksi, tidak untuk
Personel Keselamatan Konstruksi menentukan kompleksitas atau
ditentukan oleh penilaian Risiko segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
Keselamatan Konstruksi
2c
TAHAP
SERAH TERIMA
PEKERJAAN
(PHO–Pemeliharaan–FHO)
TAHAPAN SERAH TERIMA (PENYELESAIAN )
PEKERJAAN KONSTRUKSI

Penerapan SMKK dalam tahapan


serah terima pekerjaan dilakukan SERAH TERIMA
pada PHO sampai FHO.
SERAH TERIMA KEPADA
AKHIR PEKERJAAN PENYELENGGARA
(FHO) INFRASTRUKTUR

PEKERJAAN Pengoperasian dan Pemeliharaan, Pengguna Jasa


SERAH TERIMA PEMELIHARAAN harus merujuk pada hasil perancangan yang telah
PERTAMA PEKERJAAN dimutakhirkan; dan
(PHO) Panduan keselamatan operasi dan pemeliharaan
konstruksi bangunan yang sudah memperhitungkan
Setelah PHO pekerjaan SMKK Keselamatan Konstruksi yang disusun oleh
diterapkan dalam pengoperasian Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi berdasarkan
dan pemeliharaan. hasil pelaksanaan rancangan dan RKK yang
dimutakhirkan.
TAHAPAN SERAH TERIMA PEKERJAAN KONSTRUKSI
PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN

1 PHO 2 Masa Pemeliharaan 3 FHO


Periode Akhir
Permintaan Serah Kontrak
Pekerjaan
Terima Pertama
Selesai 100%
Pekerjaan Pembayaran Pekerjaan Permintaan
Berita Acara PHO (95% dari Kontrak, 5% Serah Terima
Penyedia ke PPK Jaminan Pemeliharaan Akhir Pekerjaan
PPK dan
PPK dan Penyedia Penyedia ke PPK
Penyedia
Pelaksanaan
Pemeriksaan
Pekerjaan Pelaksanaan
Penyerahan Pemeliharaan Pemeriksaan Pembayaran/
Pekerjaan Pekerjaan Pemeliharaan Berita Acara FHO Pengembalian Jaminan
PPK Pengawas
Pekerjaan (Fungsi) Pemeliharaan
PPK ke PA/KPA Penyedia PPK/Personil PPK dan
PPK ke Penyedia
PPK Penyedia

Pemeriksaan
Perbaikan Tidak Cek Ya Administratif Ya
Pekerjaan Cek Penyerahan
Hasil Pekerjaan
Pekerjaan

Penyedia PA/KPA TIM Tidak


Perbaikan PPK ke PA/KPA
Serah Terima
Pekerjaan

Kontraktor Pemeriksaan
Berita Acara
Administratif Hasil
Serah Terima Pekerjaan
Pekerjaan ke PA/
KPA
PA/KPA PPHP
PPK dan PPHP

Berita Acara Serah


Terima Pekerjaan
ke PA/KPA

PPK dan PPHP


PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Pembinaan Penerapan SMKK

Penetapan Kebijakan SMKK

01 Penyusunan Norma Standar Prosedur Kriteria


sesuai dengan kewenangannya

Penerapan Kebijakan SMKK


Dalam bentuk fasilitasi, konsultasi serta
pendidikan dan pelatihan 02
Pemantauan dan Evaluasi Penerapan SMKK

03 Penilaian terhadap pelaksanaan pembinaan dan


pengawasan penerapan SMKK

Pengembangan Kerja Sama Penerapan


SMKK
Meningkatkan penerapan SMKK dalam mewujudkan
Keselamatan Konstruksi
.
04
PENGAWASAN PENERAPAN SMKK

Gubernur sebagai wakil Gubernur melakukan


Menteri melakukan Bupati/walikota melakukan
Pemerintah Pusat di pengawasan penerapan SMKK pengawasan penerapan SMKK
pengawasan tertib penerapan daerah melakukan pada Pekerjaan Konstruksi dan pada Pekerjaan Konstruksi
SMKK pada Pekerjaan pengawasan penerapan dan Konsultansi Konstruksi
Konsultansi Konstruksi
Konstruksi dan Konsultansi kebijakan SMKK yang terhadap pembiayaan yang
terhadap pembiayaan yang
Konstruksi yang berasal dari dilakukan oleh berasal dari anggaran berasal dari anggaran
anggaran pendapatan dan gubernur dan pendapatan dan belanja pendapatan dan belanja
belanja negara dan/atau yang daerah kabupaten/kota
bupati/walikota di daerah provinsi dan/atau yang
memiliki Risiko Keselamatan dan/atau yang memiliki
wilayah memiliki Risiko Keselamatan Risiko Keselamatan Konstruksi
Konstruksi besar kewenangannya Konstruksi sedang kecil

Pengguna Jasa menyam- Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
paikan laporan penyeleng- pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri SMKK kepada gubernur sebagai wakil
garaan pengawasan SMKK nyampaikan laporan dan menteri yang menyelenggara- pemerintah pusat yang menjadi satu
kepada Menteri melalui unit penerapan kebijakan kan urusan pemerintahan dalam kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
organisasi yang membidangi SMKK kepada Menteri negeri yang menjadi satu kesatuan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kab
Jasa Konstruksi yang tidak terpisahkan dengan upaten/kota
laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah provinsi

Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
Dalam melakukan pengawasan penerapan KOMITE KESELAMATAN
SMKK, Menteri membentuk:
KONSTRUKSI
Komite Keselamatan Konstruksi, terdiri atas:
 Ketua  Subkomite
 Sekretaris  Sekretariat
 Anggota

Tugas Komite Keselamatan Konstruksi:


 Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Pekerjaan Konstruksi yang diperkirakan memiliki
Risiko Keselamatan Konstruksi besar;

 Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi;


 Memberikan saran, pertimbangan, dan rekomendasi kepada Menteri berdasarkan hasil
pemantauan dan evaluasi Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi
besar dan/atau investigasi kecelakaan konstruksi dalam rangka mewujudkan Keselamatan
Konstruksi; dan

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.


2d
KETENTUAN PERALIHAN
dan
PENUTUP
KETENTUAN PERALIHAN
RKK pada Kontrak Kerja Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi yang telah ditandatangani
sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Kontrak
Kerja Konstruksi tersebut

Sertifikat Petugas K3 Konstruksi dan surat keterangan penjaminan mutu dan pengendalian
mutu yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus disesuaikan
dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku

KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 628), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 179), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
3
SMKK dalam Permen
PUPR No. 14/2020
tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia
PENERAPAN SMKK
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

PERMEN PUPR 07/2019 PERMEN PUPR 14/2020


 Pada perkiraan biaya penerapan sistem  Peserta Tender dalam dokumen penawaran sudah harus
manajemen Keselamatan Konstruksi, apabila memenuhi 9 (Sembilan) Biaya penerapan SMKK.
peserta tidak menyampaikan maka  PPK dalam menetapkan HPS sudah harus menghitung 9
dinyatakan gugur. komponen biaya Penerapan SMKK (Permen Ini sudah
 Daftar Mata Pembayaran masih bersifat dilengkapi tabel Mata Pembayaran SMKK).
Umum (tabel Mata Pembayaran SMKK  Perkiraan biaya penerapan SMKK (merujuk kpd Permen PUPR
21/2019) memuat paling sedikit:
bersifat umum untuk Harga Satuan dan
- penyiapan RKK;
Lumsum)
- sosialisasi, promosi, dan pelatihan;
 Biaya Penerapan SMKK pada Jasa Konsultansi - Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
Konstruksi masih pada biaya overhead. - asuransi dan perizinan;
- Personel Keselamatan Konstruksi;
- fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
- rambu-rambu yang diperlukan;
- konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi, dan
- Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko
Keselamatan Konstruksi.
 Biaya Penerapan SMKK pada Jasa Konsultansi Konstruksi
menjadi item tersendiri pada biaya non-personel.

45
3a
INSTRUKSI KEPADA
PESERTA (IKP)
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

Disiapkan oleh
B. DOKUMEN PEMILIHAN Pengguna Jasa

…. ….
Dokumen Tender Dokumen Penawaran Dokumen Penawaran Teknis

a) Metode pelaksanaan pekerjaan … ;


10. Isi Dokumen Pemilihan b) Daftar Peralatan Utama;
c) Daftar Personel Manajerial;
d) Formulir Rencana Keselamatan
Dokumen Kualifikasi Konstruksi (RKK);
…..

47
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN DAN KUALIFIKASI
Disiapkan oleh Calon
17. Dokumen Penawaran Pengguna Jasa

….
Dokumen Penawaran 1) Metode pelaksanaan pekerjaan …;
….
Administrasi 2) Daftar isian peralatan Utama …;
…. 3) Daftar isian personel manajerial beserta daftar
Dokumen Penawaran riwayat pengalaman kerja atau referensi kerja dari
Teknis pengguna jasa;
4) Daftar isian bagian pekerjaan yang akan
Dokumen Penawaran …. disubkontrakkan, dan/atau …;
….
Harga 5) Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), yang
…. terdiri atas:
a) Elemen SMKK; dan
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) b) Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi.
menetapkan uraian pekerjaan dan 6) Dokumen lain yang disyaratkan (apabila ada).
identifikasi bahaya.
48
PERSONEL MANAJERIAL

Untuk pekerjaan kualifikasi usaha kecil personel manajerial yang disyaratkan meliputi jabatan
Pelaksana dan Petugas Keselamatan Konstruksi/Ahli K3 Konstruksi

Untuk pekerjaan kualifikasi usaha menengah dan besar personel manajerial yang disyaratkan meliputi
jabatan: Manajer Pelaksanaan/Proyek, Manajer Teknik, Manajer Keuangan, dan Ahli K3 Konstruksi

Kualifikasi Usaha Kecil tidak mensyaratkan SKA, kecuali SKA Ahli K3 Konstruksi

Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko keselamatan konstruksi kecil mensyaratkan Petugas
Keselamatan Konstruksi (Peserta dapat menawarkan personil dengan jabatan Ahli K3 Konstruksi)

Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko keselamatan konstruksi sedang, mensyaratkan Ahli
Muda K3 Konstruksi dengan pengalaman 3 (tiga) tahun atau Ahli Madya K3 Konstruksi

Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko keselamatan konstruksi besar, mensyaratkan Ahli
Madya K3 Konstruksi dengan pengalaman 3 (tiga) tahun atau Ahli Utama K3 Konstruksi

Peserta yang menawarkan Personel Manajerial atau Ahli K3 Konstruksi


dengan pengalaman lebih dari yang disyaratkan tidak digugurkan 49
18. Harga Penawaran
Disiapkan oleh Calon
Komponen/Item pekerjaan penerapan SMKK dimasukkan Pengguna Jasa
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan besaran
biaya sesuai dengan kebutuhan.

Perkiraan biaya penerapan SMKK memuat


paling sedikit:
a. penyiapan RKK; huruf c, huruf f, huruf g, dan huruf
b. sosialisasi, promosi, dan pelatihan; i merupakan barang habis pakai
c. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
d. asuransi dan perizinan;
e. Personel Keselamatan Konstruksi;
f. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan; Konsultasi dengan ahli terkait
g. rambu-rambu yang diperlukan; Keselamatan Konstruksi (huruf h)
h. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan tidak diharuskan bagi Pekerjaan
Konstruksi, dan Konstruksi dengan Risiko
i. kegiatan dan peralatan terkait dengan Keselamatan Konstruksi kecil
pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi.

50
EVALUASI TEKNIS RKK
JASA KONSTRUKSI
SDP Pasca Harga Terendah HS, LS, atau Gabungan
Evaluasi terhadap persyaratan Rencana Keselamatan
PERMEN PUPR 14/2020 Konstruksi (RKK) no. 1, dilakukan dengan kriteria penilaian
“ada” atau “tidak ada” Apabila salah satu elemen
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) memenuhi tersebut “tidak ada”, maka dinyatakan gugur.
persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP, yang memuat:
(1) Elemen SMKK, meliputi:
Evaluasi terhadap persyaratan Rencana Keselamatan
(a) Kepemimpinan dan Partisipasi pekerja dalam keselamatan
Konstruksi (RKK) no.2, dilakukan dengan kriteria penilaian
konstruksi;
(b) Perencanaan Keselamatan Konstruksi: “ada” atau “tidak ada”. Apabila “tidak ada”, maka
i. uraian pekerjaan; dinyatakan gugur. Pakta komitmen yang belum
ii. manajemen risiko dan rencana tindakan, meliputi: ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan
i) penjelasan manajemen risiko meliputi penyedia jasa tidak menggugurkan. Pakta komitmen
mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko, dan ditandatangani penyedia jasa ditunjukkan dalam Rapat
mengendalikan risiko; Persiapan Penandatanganan Kontrak dan diserahkan
ii)penjelasan rencana Tindakan meliputi sasaran kepada PPK.
khusus dan program khusus.
(c) Dukungan Keselamatan konstruksi; untuk mata pembayaran perkiraan biaya penerapan
(d) Operasi Keselamatan Konstruksi; sistem manajemen Keselamatan Konstruksi, apabila
(e) Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi. peserta tidak menyampaikan atau nilai perkiraan
(2) Pakta komitmen yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi
biaya penerapan sistem manajemen Keselamatan
perusahaan penyedia jasa.
Konstruksi sebesar Rp. 0,- (nol rupiah) maka
dinyatakan gugur.
51
PENGATURAN PENERAPAN SMKK
PADA PERMEN PUPR NO. 14/2020

Pengguna Jasa melaksanakan kegiatan Perencanaan Pengadaan

Perencanaan Pengadaan melalui Penyedia Spesifikasi teknis/KAK mencantumkan uraian


harus menyusun spesifikasi teknis (untuk pekerjaan, identifikasi bahaya, dan
Pekerjaan Konstruksi)/KAK (untuk Jasa penetapan risiko terkait Keselamatan
Konsultansi Konstruksi) Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi

Tabel Penetapan Tingkat Risiko


Penentuan identifikasi bahaya merujuk pada Permen
PUPR No. 21/2019 tentang Pedoman SMKK, di mana
Keparahan
identifikasi bahaya dilakukan pada semua tingkat
Kekerapan 1 2 3 4 5
keparahan mengingat bahwa penilaian risiko adalah
Keterangan keparahan (fatality) x kekerapan (frequency)
1 1 2 3 4 5
1-4 Tingkat risiko KK kecil
2 2 4 6 8 10
5-12 Tingkat risiko KK sedang Bahaya dengan keparahan rendah, contoh kepala
3 3 6 9 12 15
15-25 Tingkat risiko KK besar terbentur bila memiliki kekerapan tinggi (sering),
4 4 8 12 16 20 maka dapat sama besar penilaian risikonya dengan
keparahan tinggi namun kekerapan rendah
5 5 10 15 20 25
(jarang), seperti terjatuh pada ketinggian 15 m dapat
menimbulkan kematian namun secara kekerapan
kejadian ini jarang terjadi.
52
3b
DOKUMEN
PENAWARAN
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

H. DATA PERSONEL MANAJERIAL CONTOH

Pemaketan kualifikasi Usaha Kecil Pemaketan kualifikasi Usaha Kecil


Riwayat Jabatan dalam Pengalaman Pengalaman
Riwayat Jabatan dalam
No. Nama Pendidikan pekerjaan yang Kerja (tahun) Kerja
No. Nama Pendidikan pekerjaan yang
(tahun lulus) *) akan dilaksanakan **) ***) (tahun) **)
(tahun lulus) *) akan dilaksanakan
***)
1. ___ 1. SD, tahun ___ Pelaksana ___ 1. ___ 1. D3, tahun ___ Manajer ___
2. SMP, tahun ___ 2. S1, tahun ___ Pelaksanaan/
3. SMA, tahun ___ 3. dst... Proyek
4. dst... 2. ___ 1. D3, tahun ___ Manajer Teknik ___
2. ___ 1. SD, tahun ___ Ahli K3 Konstruksi/ ___ 2. S1, tahun ___
2. SMP, tahun ___ Petugas 3. dst...
3. SMA, tahun ___ Keselamatan 3 ___ 1. D3, tahun ___ Manajer Keuangan ___
4. dst... Konstruksi 2. S1, tahun ___
Keterangan: 3. dst...
*) Riwayat pendidikan bukan hal yang menggugurkan. 4 ___ 1. D3, tahun ___ Ahli K3 Konstruksi ___
**) Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai 2. S1, tahun ___
dengan keterampilan/keahlian yang disyaratkan, bukan 3. dst...
berdasarkan jabatan yang disyaratkan.
***) Pengalaman kerja yang dinilai adalah pengalaman kerja
setelah personel lulus pendidikan minimal sesuai persyaratan
untuk memperoleh Sertifikat Kompetensi Kerja yang disyaratkan. 54
J. BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

CONTOH

Pendetailan RKK
merujuk kepada
Permen PUPR 21/2019

55
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
CONTOH

Tanpa KSO KSO

Pendetailan Pakta
Komitmen merujuk kepada
Permen PUPR 21/2019
56
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang

CONTOH
Format Tabel IBPRP

Keterangan:
1. PPK mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2. PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan pekerjaan, dimana
penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah dicantumkan
oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian
Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan,
maka dapat ditulis "tidak ada" atau "n/a". EVALUASI PENILAIAN TABEL IBPRP,
Format Tabel IBPRP
KHUSUS dilakukan dengan kriteria
merujuk kepada penilaian “ada” atau “tidak ada”
57
Permen PUPR 21/2019 BUKAN “BENAR” atau “SALAH”
B.2. Rencana Tindakan (Sasaran Khusus & Program Khusus)

CONTOH
Contoh Format Tabel Sasaran Khusus dan Program Khusus

EVALUASI PENILAIAN SASARAN Format Sasaran Khusus dan


KHUSUS DAN PROGRAM KHUSUS
Program Khusus merujuk
dilakukan dengan kriteria penilaian
“ada” atau “tidak ada” kepada Permen PUPR 21/2019
BUKAN “BENAR” atau “SALAH”

58
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi

CONTOH
Contoh Jadwal Program Komunikasi

No. Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan


1 Induksi Keselamatan Konstruksi
(Safety Induction)
2 Pertemuan pagi hari
(safety morning)
3 Pertemuan Kelompok Kerja
(toolbox meeting)
4 Rapat Keselamatan Konstruksi
(construction safety meeting)

Jadwal Program Komunikasi


merujuk kepada
Permen PUPR 21/2019

59
D. Operasi Keselamatan Konstruksi

CONTOH
Contoh Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)
Nama Pekerja : [Isi nama pekerja]
Nama Paket Pekerjaan : …….
Tanggal Pekerjaan : …..s/d……

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:


1 Helm/Safety Helmet √ 4. Rompi Keselamatan/Safety Vest √
2 Sepatu/Safety Shoes √ 5. Masker Pernafasan/Respiratory √
3 Sarung Tangan/Safety Gloves √ 6. …. Dst.

Urutan Langkah Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab

Analisis Keselamatan Pekerjaan


(Job Safety Analysis) merujuk kepada
Permen PUPR 21/2019
60
E.1 Pemantauan dan Evaluasi

CONTOH
Contoh Jadwal Inspeksi dan Audit

Bulan Ke-
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 20 11 12
1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi
2 Patroli Keselamatan Konstruksi
3 Audit internal

Jadwal Inspeksi dan Audit


merujuk kepada
Permen PUPR 21/2019

61
3c
DAFTAR KUANTITAS
DAN HARGA/
DAFTAR KELUARAN
DAN HARGA
BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA/DAFTAR KELUARAN DAN HARGA

Daftar 2: Mata Pembayaran


Perkiraan Biaya Penerapan
Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi*)

CONTOH

*) Sesuai dengan ketentuan SMKK


**) Satuan ukuran dapat berupa meter, orang,
buah, LS sesuai dengan ketentuan SMKK
63
DAFTAR REKAPITULASI, GABUNGAN
Mata Pembayaran Harga
A. Bagian Pekerjaan Lumsum
Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ………………..
—dll.—
Jumlah A (Daftar 1+2+3+.........)

B. Bagian Pekerjaan Harga Satuan


Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Perkiraaan Biaya
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi
Daftar No. 3: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 4: Mata Pembayaran ...................
—dll.—

Jumlah B (Daftar 1+2+3+.........)


TOTAL NILAI
PPN 10%
Total termasuk PPN 10%
64
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT BINA PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
LAMPIRAN
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN
KONSTRUKSI MENURUT UU 2 JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
TAHUN 2017
Jembatan bentang ≥ 45 m (beton)
bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Lintas Atas bentang ≥ 45 m (beton)
(Flyover/Overpass) bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Layang panjang > 1.000 m
Jembatan tipe khusus Gantung, beruji kabel, pelengkung dengan bentang paling sedikit 60 m, bentang paling sedikit
100 m, dengan ketinggian pilar diatas 40 m, kotak/box girder, dan lain-lain yang didesain
secara khusus.

Pembangunan Jembatan Gantung Program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial


SIPIL
Ekonomi Wilayah)
Jalan - Jalan di daerah perbukitan dan/atau pergunungan

Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko
keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak diperlukan lagi
perhitungan penentuan tingkat risiko
Keselamatan Konstruksi sebagaimana tertuang
dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko
Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI

KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN


KONSTRUKSI MENURUT UU 2 TAHUN JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
2017

Terowongan Semua
Underpass Semua
Bendungan Semua bendungan
Reklamasi Semua reklamasi
Pemecah/penahan Perlu ada kriteria
gelombang Rubble mound > 1 ton
Ambang (Groundsill) - dengan lebar sungai > 20 m;
- Tinggi Terjunan ≥ 3 m
SIPIL Saluran irigasi khusus Dengan konstruksi terowongan dan sipon
Saluran irigasi volume luasan > 2000 HA
Terowongan air Semua terowongan
Keterangan: Bendung dengan lebar sungai > 20 m
Untuk pekerjaan konstruksi Sistem Penyediaan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
dengan risiko keselamatan Minum (SPAM)
konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak Instalasi Pembuangan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
diperlukan lagi perhitungan Limbah
penentuan tingkat risiko Tempat Pembuangan Akhir Bila pelaksanaan pekerjaan galian tanah > 1,5 m
Keselamatan Konstruksi (TPA)
sebagaimana tertuang dalam
contoh Tabel Penetapan Tingkat Embung Semua Embung
Risiko Pekerjaan. Dermaga Pembangunan pada program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah)
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI

KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI
KETERANGAN
MENURUT UU 2 TAHUN 2017

Bangunan Di atas 5 lantai Risiko keselamatan konstruksi besar


Gedung s/d 5 lantai Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang
Berdasarkan
Ketinggian Risiko keselamatan konstruksi kecil
Lantai 1-2 lantai
GEDUNG Bangunan

Bangunan gedung semi basement dan/atau


Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang
bangunan gedung 1 lapis dengan ketinggian
Keterangan: Bangunan lebih dari 3 meter di bawah tanah
Untuk pekerjaan konstruksi
Gedung Bangunan gedung > 2 lapis di bawah tanah Risiko keselamatan konstruksi besar
dengan risiko keselamatan
konstruksi yang sudah Berdasarkan dengan ketinggian per lapis 3 meter
ditentukan pada keterangan di Kondisi Risiko keselamatan konstruksi besar
Bangunan gedung di bawah air
atas, tidak diperlukan lagi Bangunan
perhitungan penentuan tingkat Gedung
risiko Keselamatan Konstruksi Bangunan gedung di bawah sarana/ prasarana Risiko keselamatan konstruksi besar
sebagaimana tertuang dalam
contoh Tabel Penetapan Bangunan gedung di atas sarana/prasarana Risiko keselamatan konstruksi besar
Tingkat Risiko Pekerjaan.
69
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN
KONSTRUKSI MENURUT UU 2 JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
TAHUN 2017
Rumah Cut and Fill Risiko keselamatan konstruksi besar:
Tapak  Slope > 450
 Jenis Tanah: Gambut, Tanah Pasir, Tanah Lempung
 Volume Tanah ≥ 500.000 m3

Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:


 Slope > 150-450
 Jenis Tanah:Tanah Lanau dan Tanah Timbunan

Risiko keselamatan konstruksi kecil:


 Slope < 150
 Jenis Tanah: Tanah Batu
GEDUNG
Pracetak Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Semua komponen Pracetak
 > 2 lantai
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
keselamatan konstruksi yang sudah  Kolom dan Balok Prcetak
ditentukan pada keterangan di atas, tidak
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
diperlukan lagi perhitungan penentuan
tingkat risiko Keselamatan Konstruksi  Sloof dan Pondasi Prcetak
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Peralatan konstruksi Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan. Hand Crane
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI
MENURUT UU 2 TAHUN 2017 KETERANGAN
Rumah Susun Cut and Fill Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Slope > 450
 Jenis Tanah: Gambut, Tanah Pasir, Tanah Lempung
 Volume Tanah ≥ 500.000 m3
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
 Slope > 150 – 450
 Jenis Tanah:Tanah Lanau dan Tanah Timbunan
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
 Slope < 150
GEDUNG  Jenis Tanah: Tanah Batu
2 – 5 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Semua Komponen Pra Cetak
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Keterangan:  Parsial Precast
Untuk pekerjaan konstruksi dengan Risiko keselamatan konstruksi kecil:
risiko keselamatan konstruksi yang  Konvensional
sudah ditentukan pada keterangan 6 – 12 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
di atas, tidak diperlukan lagi  Pracetak dan Konvensional
perhitungan penentuan tingkat
 Rusun Campuran
risiko Keselamatan Konstruksi
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
sebagaimana tertuang dalam
contoh Tabel Penetapan Tingkat Parsial Precast
Risiko Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI

KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT


JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
UU 2 TAHUN 2017
Rumah > 12 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
Susun  Pra Cetak dan Konvensional
 Rusun Campuran
Helipad Risiko keselamatan konstruksi besar :
 Di atas Rumah Susun
Lingkungan Kerja Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Daerah Militer;
 Kepadatan Penduduk Tinggi;
 Zona Merah Rawan Bencana.
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
GEDUNG
 Kepadatan Penduduk Sedang;
 Zona Rawan Bencana Sedang.
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
 Kepadatan Penduduk Rendah;
 Zona Rawan Bencana Rendah.
Peralatan Konstruksi Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Tower Crane dan Mobile Crane
Keterangan: Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko  Mobile Crane
keselamatan konstruksi yang sudah Nilai Pekerjaan konstruksi Risiko keselamatan konstruksi besar:
 1 Tower > Rp. 50 M
ditentukan pada keterangan di atas, tidak
Jumlah Tenaga Kerja Risiko keselamatan konstruksi besar:
diperlukan lagi perhitungan penentuan  100 orang
tingkat risiko Keselamatan Konstruksi Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel  25-100 orang
Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan. Risiko keselamatan konstruksi kecil:
 < 25 orang
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS INFRASTRUKTUR BERBASIS
MASYARAKAT (IBM)

JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN

Pekerjaan Infrastruktur Berbasis Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:


Masyarakat (IBM), seperti:  Menggunakan alat berat.
 Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah Risiko keselamatan konstruksi kecil:
(PISEW);  Tidak Menggunakan alat berat,
 Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).  Mempekerjakan tenaga kerja
di bawah 25 orang,
 Teknologi yang sederhana.

Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan pada
keterangan di atas, tidak diperlukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Peralatan berat dengan menggunakan mesin yang operasionalnya berbasis mekanikal, elektrikal, hidrolik, pneumatik yang terkontrol
secara automatic dan digital, baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dalam satu sistem, meliputi:
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
 Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic,
dengan kapasitas:
 > 25 ton dan ≤ 100 ton;
 > 100 ton dan ≤ 300 ton;
 > 300 ton dan ≤ 600 ton;
 > 600 ton;
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan
keran sumbu putar, dengan kapasitas:
Teknologi tinggi  > 25 ton dan ≤ 100 ton;
 > 100 ton dan ≤ 300 ton;
 > 300 ton dan ≤ 600 ton;
 > 600 ton;
c. Launcher girder;
d. Mesin bor terowongan (tunnel boring machine).
 Peralatan angkut
a. Keran Menara (tower crane),
b. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
 Jenis forklift dan/atau lift truk > 15 ton
 Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan di atas 150 psi
(Pounds per Square inch);
 Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan >5000 psi (Pounds per Square inch);
 Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas di atas > 200 KVA.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
 Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic, dengan
kapasitas:
 s/d 25 ton
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan keran
sumbu putar, dengan kapasitas:
 s/d 25 ton
 Peralatan angkut
a. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
 Jenis forklift dan/atau lift truk s/d 15 ton
 Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan 100 s/d 150 psi (Pounds per
Teknologi Square inch).
Madya  Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan diatas 1000 s.d 5000 psi (Pounds per Square inch).
 Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas 25 s.d 200 KVA.
 Peralatan mesin:
a. Mesin pon, mesin penghancur, penggiling dan penumbuk (crusher machine).
b. Mesin bor, mesin derad, mesin gunting/potong plat, mesin rol dan tekuk plat.
 Peralatan berat:
Backhoe, excavator, bulldozer, loader, scrapper, asphalt finisher, tandem roller, tyre roller.
 Peralatan ringan:
a. Tamping Rammer (Mesin Pemadat Ringan);
b. Vibrator (Mesin Penggetar dan pemadat beton cair);
c. Mesin pelurus, pemotong dan pembengkok besi beton;
d. Penyebar semen cair maupun semen campuran;
e. Bar bender, bar cutter; dan
f. Peralatan sejenis lainnya.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA

 Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara
dengan kapasitas tekanan <100 psi (Pounds per Square inch);
 Bor listrik, hammer drill, dan peralatan sejenis.
 Perkakas tangan seperti cangkul, palu, pahat, sabit, gergaji, kikir, obeng, tang, dan
peralatan sejenis.
Teknologi Sederhana  Mesin sederhana:
a. mesin asah, poles dan pelicin,
b. mesin tuang dan cetak, tempa dan pres,
c. mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin pemisah,
d. mesin penyaring pasir, mesin pengisi, mesin pengungkit,
e. mesin pengaduk, serta mesin lain yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai