EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
1.0 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Project Civil, Structure & P i p i n g merupakan salah satu proyek yang sangat
diharapkan oleh PT. Pilaren karena kami dapat secara bersamaan
mengimplementasikan bidang gerak kami dalam tiga bidang yakni, Civil,
Structure, dan Piping. PT. PILAREN telah berpengalaman, dalam langkah-
langkah atau scope pelaksanaan proyek tersebut dalam aspek kualitas
maupun penerapan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan
yang dibuktikan dengan penyelesaian proyek dengan berbagai kalangan owner
tanpa adanya kecelakaan kerja (fatality) dan terjadinya dampak lingkungan yang
besar. Perkembangan PT. WILMAR NABATI GRESIK sebagai owner
dalam pelaksanaan proyek ini juga merupakan pertimbangan besar bagi kami
karena komitmen dan peraturan dalam pengembangan pelaksanaan
system manajemen kualitas dan system manajemen keselamatan kesehatan kerja
dan lindung lingkungan yang dinilai sejalan dengan komitmen manajemen
PT. PILAREN dalam pelaksanaan sistem manajemen terintegrasi (ISO
90001:2015, ISO 14001:2007, dan OHSAS 18001:2008). Sehingga
pelaksanaan seluruh rangkaian proyek dan masa retensi dapat mencapai
kualitas mutu yang baik dan tercapainya zero accident serta tidak adanya dampak
lingkungan besar.
1.2 Tujuan
Tujuan dari peyusunan dokumen HSE Plan ini yakni sebagai panduan dalam
pelaksanaan system manajemen keselamatan kesehatan kerja dan lindung
lingkungan serta sebagai sarana penyamaan presepsi dalam implementasi HSE
dalam proyek Civil and Structure dan Piping yang dalam hal ini owner adalah
PT. WILMAR NABATI GRESIK.
Sedangkan tujuan pencapaian kinerja HSE PT. PILAREN yakni :
1. Terciptanya Zero Accident
2. Meningkatnya Kepedulian karyawan dengan parameter menurunnya
temuan K3L dan pelanggaran K3L
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
Ruang lingkup dokumen ini meliputi persyaratan minimum rencana kerja HSE
sesuai dengan persyaratan kontrak yang akan dijelaskan lebih rinci dalam
klausul selanjutnya. Sehingga dokumen ini akan dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan serta evaluasi dalam bidang HSE pada proyek Civil, Structure yang
dalam hal ini owner adalah PT. WILMAR NABATI GRESIK.
2.0 DEFINISI
1. QHSE Objective
Adalah sasaran/target yang ingin dicapai oleh PT.Pilaren dalam Quality
(Mutu) dan HSE (K3L).
2. Jam Kerja Aman
Adalah jumlah jam kerja tanpa adanya kecelakaan yang menyebabkan korban
kecelakaan tersebut tidak dapat bekerja sehari penuh (1×24 jam) pada hari
apapun setelah kecelakaan itu terjadi (Lost Time).
3. Lagging Indicator
Adalah pengukuran untuk mengevaluasi efektifitas secara umum pada kinerja
HSE dengan mengukur kecelakaan / Penyakit Akibat Kerja / pencemaran
lingkungan yang terjadi.
4. Project HSE Close Out Report
Adalah dokumen akhir yang memberikan gambaran lengkap dari
keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Laporan ini harus mencakup
semua informasi penting proyek yang akan membantu para pemangku
kepentingan, auditor, dan manajer proyek masa depan dengan jelas
dan memahami apa yang dicapai selama proyek dan bagaimana pekerjaan itu
selesai.
5. Hazzard Identification, Risk Assesment and Determining Control
(HIRADC)
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
3.0 KOMITMEN K3
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja yang bekerja di PT.
PILAREN dengan mengukutsertakan Project tersebut ke Jaminan Sosial Tenaga
kerja (BPJS Konstruksi).
2. Memenuhi semua peraturan dan perundang-undangan pemerintah yang berlaku
dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen dan Kinerja
K3 guna meningkatkan Budaya K3 yang baik di tempat kerja.
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
2. Diskusi masalah lalu lintas konstruksi dengan PT. WINA Gresik atau
komunitas lokal
3. Mengoordinasi dan inspeksi rute akses konstruksi untuk mengidentifikasi
masalah terkait lalu lintas dan untuk memastikan semua kegiatan terkait lalu
lintas sesuai dengan rencana manajemen lalu lintas.
4. Memastikan semua tanda keselamatan yang terkait, spanduk keselamatan
tersedia selama kegiatan konstruksi
5. Tanggung jawab lain harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada hal-hal
berikut: .
a) Melakukan induksi HSE yang diperlukan,
b) Melakukan pemeriksaan keselamatan / HSE ke lokasi kerja setiap hari,
c) Pastikan semua personel yang bekerja di dalam lokasi konstruksi
mengenakan APD yang diperlukan, seperti topi keras, sepatu
keselamatan, kacamata keselamatan dan sarung tangan,
d) Menegakkan Kebijakan dan Regulasi HSE di seluruh proyek,
e) Membantu dan mendukung Pengawas Konstruksi untuk melakukan
Rapat Toolbox harian,
f) Berpartisipasi dalam inspeksi keselamatan lokasi dan rapat keselamatan
konstruksi
g) Pengumpulan / Administrasi Statistik Keselamatan, mis. Pelaporan
Kecelakaan / Insiden
h) Memastikan prosedur HSE terbaru tersedia di tempat kerja
i) Membantu Pengawas Fabrikasi / Craft / Pemimpin Grup dalam
mengimplementasikan prosedur HSE
j) Pastikan semua informasi keselamatan, tanda-tanda keselamatan ada di
dalam lokasi konstruksi,
k) Menjaga kebersihan rumah, memastikan tempat kerja bersih, rapi dan
teratur melalui komunikasi dengan Pengawas Konstruksi
l) Memberikan panduan keselamatan untuk semua karyawan kontraktor /
subkontraktor
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
ditinjau oleh kru kerja, HSE PT. PILAREN dan EHS dari PT. WILMAR NABATI
GRESIK.
JSA akan:
1. Menjelaskan operasi yang akan dilakukan dalam urutan langkah-langkah
pekerjaan dasar
2. Identifikasi bahaya atau potensi bahaya pada setiap Langkah
3. Menjelaskan bagaimana bahaya harus dikontrol sedemikian sehingga
risiko residual adalah ALARP dan dapat diterima oleh kru kerja
4. Mempertimbangkan setiap aturan khusus proyek
5. Rujuk prosedur operasi standar terkait jika perlu
6. Tinjau sebelum setiap shift atau ketika kondisi pekerjaan atau cuaca
berubah
7. Diakui dengan cara tanda tangan dari semua personel yang terlibat dalam
aktivitas kerja.
* JSEA PROJECT (LAMPIRAN 5)
8.2 Identifikasi Bahaya Tugas Pribadi dan Alat Analisis Risiko
Personel proyek yang ditugaskan untuk melakukan kegiatan yang belum menjadi
subjek JSA atau analisis risiko lainnya harus memiliki kesempatan untuk
mengidentifikasi bahaya yang terkait dengan kegiatan tersebut dan
menghilangkannya jika mungkin atau mengurangi risiko.
9.0 PELAPORAN HSE
Laporan dan Catatan HSE yang relevan dengan proyek harus tersedia di kantor
lokasi (hardcopy dan softcopy)
Minimal catatan-catatan ini meliputi :
1. Statistik Keselamatan Harian (Jam Kerja, Insiden, Near miss, Kerusakan
Properti, HIRADC / JSA, PTW, dll),
2. Statistik Keselamatan Mingguan (Jam Kerja, Insiden, Near miss,
Kerusakan Properti, HIRADC / JSA, Pelatihan, Peralatan, Safety Meeting,
dll),
3. Laporan HSE harian, mingguan.
4. Risalah HSE Meeting
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
d. Gunakan alas dari bahan yang tidak menghantar listrik saat mengelas.
9. Gunakan topeng las, jaket las, sarung tangan las, masker, kacamata atau
goggle, sepatu safety dan pelindung telinga.
10. Jangan gunakan APD yang sudah rusak atau sarung tangan yang basah.
11. Jangan merokok saat sedang mengelas.
12. Awas bahaya panas dari benda kerja. Jangan menyentuh benda baru saja dilas,
dinginkan dulu hasil las sebelum dipegang.
13. Gas Detector harus standby di area kerja dan Lakukan pengecekan gas
atmosfir pada titik titik terdekat pekerjaan panas, pengecekan pada titik yang
berbau menyengat dan pada titik pekerjaan panas itu dilakukan. Gas
atmosfier yang di haruskan ada pada titik titik tersebut adalah (O2 >19,5% -
23,5%, CO <30, H2S <10, dan LEL 0), sesuai standart yang diberlakukan di
area WINA GRESIK.
14. Proses pengelasan dan penggerindaan diluar area fabrikasi harus full cover fire
blanket, standby hose Hydrant dan standby fire watcher.
15. Barikade dan tanda peringatan (rambu – rambu) harus dipasang untuk
mencegah masuknya pekerja ke dalam area dimana sedang dilakukan
pekerjaan panas.
11.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar
lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
3. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai
dengan jenis dan penggolongan kebakaran.
4. Penempatan tersebut antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya
atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan Kerja.
5. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box)
yang tidak dikunci.
6. Lemari atau peti (box) seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian
depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2
mm.
7. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut harus
disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam
lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.
8. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari
permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kimia kering (dry
powder) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara
dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
9. Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat
dimana suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila
alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas
tersebut diatas.
10. Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka harus dilindungi
dengan tutup pengaman agar mudah dalam langkah langkah menanggulangi
bahaya kebakaran.
11. Alat pemadam api ringan juga harus selalu di cek dalam kondisi aman tidak
low pressure ataupun over pressure dan harus diinspeksikan setiap bulan
sesuai dengan standart WINA GRESIK
11.5 Pekerjaan Listrik (Electrical Work)
1. Pekerjaan listrik hanya boleh dilakukan oleh orang yang memiliki
kompetensi keahlian dan ketrampilan yang sesuai.
2. Peralatan listrik yang memiliki rambu peringatan “DO NOT REMOVE
COVERS”, hanya boleh dilakukan perbaikan oleh tenaga ahli listrik.
3. Tidak dibenarkan merubah bentuk fisik atau fungsi dari peralatan listrik.
4. Kecuali dilakukan oleh tenaga ahli listrik, setelah mendapat persetujuan dari
PT. PILAREN.
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
jatuh bebas dengan ketinggian lebih dari 1,8 meter (pada saat
menggunakan full body harness).
6. Setiap pekerja kontraktor yang bekerja di ketinggian harus telah
memperoleh pelatihan yang memadai sebelum melaksanakan pekerjaan
tersebut.
7. Gunakan pelindung diri yang sesuai.
8. Gunakan sarana/jalan yang disediakan untuk naik dan turun, dilarang naik
dari sembarang tempat.
9. Yakinkan bahwa di bawah tidak ada pekerja lain atau buatkan peringatan
yang menyatakan ada pekerjaan di atas.
10. Jangan membuang benda-benda atau meninggalkan sesuatu di atas yang
memiliki kemungkinan jatuh
11. Gunakan penarik untuk mengangkut alat yang dibutuhkan ke atas.
12. Pakailah alat atau jala-jala di bawah atau di samping, untuk mencegah
jatuhnya benda dan terpaan angin yang kuat dari samping serta
menghilangkan rasa gamang ketinggian (takut ketinggian).
13. Dilarang bekerja di atas ketinggian bagi yang mempunyai penyakit darah
tinggi dan darah rendah atau yang belum terbiasa bekerja di atas, periksakan
tekanan darah anda sebelum bekerja di atas ketinggian.
14. APD yang digunakan helm safety,sepatu safety,sarung tangan,masker dan
safety full body harness double lanyard
11.7 Perancah (Scaffolding)
1. Bahan dan aksesoris perancah yang digunakan harus sesuai dengan
standar dan dalam kondisi baik.
2. Pemasangan atau pembongkaran atau perubahan perancah dilakukan oleh
karyawan yang kompeten sebagai ahli perancah (Scaffolder), Petugas
Pemasangan Scaffolding juga harus mengikuti prosedur keselamatan pada
saat pemasanganya.
3. Perancah yang digunakan lebih dari 7 hari, harus dilakukan pemeriksaan
ulang terhadap struktur keseluruhan perancah oleh HSE.
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
b. Memiliki Midrail.
c. Memiliki vertical lifeline bila menggunakan akses tangga vertikal
d. Tidak ada rongga terbuka pada lantai perancah.
e. Memiliki tangga naik/turun yang aman.
f. Memiliki Base Plate pada kaki perancah.
11.8 Tangga
1. Jangan memanjat tangga dengan membelakangi tangga atau memanjat
dengan satu tangan.
2. Sebelum memanjat, satu orang harus memegang tangga atau ikat
ujungnya agar tangga tidak tergelincir
3. Barang atau peralatan dibawa ke atas dengan menggunakan tali pengerek.
4. Lindungi keselamatan orang yang bekerja dibawah dengan memberi tanda
pembatas (barricade) dan tidak melemparkan barang atau peralatan dari
atas.
5. Gunakan tangga yang sesuai dengan pekerjaan dan periksa sebelum
digunakan.
6. Gunakan dua tangan untuk memegang tangga pada saat naik ataupun
turun.
7. Tangga hanya digunakan untuk satu orang dan jangan digunakan sebagai
scaffolding.
8. Tangga harus dilengkapi dengan vertical lifeline.
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
7. Pekerja harus terlatih dalam menggunakan Full Body Harness serta harus
dipastikan Full Body Harness tersebut dalam kondisi yang baik sebelum
digunakan.
8. Kencangkan tali-tali Full Body Harness saat menggunakannya dan selalu
kaitkan tali lanyard pada struktur yang kuat.
9. Kaitkan tali lanyard Full Body Harness di atas kepala anda, untuk
menghindari gerakan mengayun bila anda terjatuh.
10. Pertimbangkan panjang tali lanyard Full Body Harness harus dapat
menahan anda bila terjatuh dalam posisi tergantung.
11. Gunakan Tali Support (atau lifeline) bila berpindah tempat kerja di
ketinggian.
11.10 Crane dan Lifting Operations
1. Operator Pesawat Angkat Angkut hanya akan diarahkan oleh satu orang
rigger yang kompeten. Gunakan radio komunikasi, bila diperlukan.
2. Bila ada bahaya pada saat Pesawat Angkat Angkut sedang bekerja, aba-
aba untuk “BERHENTI” dapat diberikan oleh siapa saja dengan
menyilangkan kedua lengan tangan di atas kepala.
3. Pita pembatas atau garis barikade harus dipasang keliling, untuk setiap
pengangkatan beban berat dan beresiko.
4. Bila Operator Crane tidak dapat melihat dengan jelas aba-aba yang
diberikan, maka Operator Crane harus segera BERHENTI.
5. Jangan berada di bawah benda yang sedang diangkat.
6. Semua kelengkapan Pesawat Angkat Angkut harus dipasangkan atau
digunakan sepenuhnya.
7. Periksa kondisi fisik Alat Bantu Angkat dan kondisi Pesawat Angkat
sebelum digunakan.
8. Lakukan pemeriksaan awal Pesawat Angkat Angkut sebelum digunakan.
9. Untuk pengangkatan beban berat (> 2 Ton) dan atau menggunakan
dua buah Pesawat Angkat Angkut sekaligus, maka harus dibuatkan Surat
Ijin Kerja.
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
7. Beri tambahan blind flange pada titik sambungan antara pipa dan header
agar memutus aliran daya/mengisolasi daya pada line tersebut dan beri
N2(nitrogen) pada titik sambungan pipa dengan header, pastikan ujung
pipa terbuka agar N2 bisa segera release
8. Lakukan pengecekan gas atmosfier pada lokasi yang sudah di LOTO
untuk memastikan bahwa gas yang terkandung pada line tersebut sudah
dalam kategori aman
9. Jika pekerjaan sudah selesai dan LOTO akan dilepas pastikan bahwa
sudah tidak ada lagi pekerjaan di line tersebut.
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
10. Pelepasan tanda LOTO harus dilakukan atas persetujuan dari pihak pihak
terkait, USER (Bpk Ismanto), PROJECT (Bpk Diesbakti), dan EHS (Bpk
Heri P)
11. Lakukan koordinasi dengan seluruh pihak yang terkait apabila LOTO
sudah tidak digunakan
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
Cat & Thinner yang telah kosong harus dibiarkan tetap terbuka. Selang
Udara setelah pemakaian harus dijaga agar tidak dalam keadaan tertekuk.
Apabila digunakan tabung Cat bertekanan (Airless Spray), harus
diyakinkan bahwa pengaman tabung tersebut terpasang dengan baik dan
terkunci kuat. Ruang tempat pengecatan harus memiliki system Sirkulasi
Udara yang cukup dan bebas dari Gas atau bahan yang mudah terbakar.
9. APD yang harus digunakan adalah helm safety, sepatu safety, masker,
sarung tangan dan face shield.
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
1. Hanya orang yang memiliki SIM yang sesuai dan masih berlaku yang
diperbolehkan mengendarai mobil di seluruh areal proyek.
2. Kendaraan harus dilengkapi dengan Sabuk Pengaman untuk supir dan
seluruh penumpangnya serta Kotak P3K.
3. Sabuk pengaman harus selalu digunakan oleh supir dan penumpangnya
selama berkendaraan, baik untuk jarak jauh atau jarak dekat sekali pun.
4. Dilarang membawa penumpang pada tempat duduk yang tidak dilengkapi
sabuk pengaman atau bukan untuk peruntukkannya.
5. Tidak menggunakan handphone saat berkendaraan.
6. Batas kecepatan kendaraan maksimum di seluruh areal proyek adalah 15
KM per jam dan MENGIKUTI RAMBU KECEPATAN yang berlaku area
WINA Gresik.
7. Parkir kendaraan pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan rambu
yang terpasang. Parkir kendaraan ringan harus terpisah dari kendaraan
berat.
8. Pahami dan patuhi semua rambu-rambu yang dipasang di seluruh areal
proyek.
9. Kendaraan harus menggunakan flame arrester dan memiliki izin khusus
ketika memasuki daerah terlarang (resticted area)
CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
EHS PLAN
PT. WINA GRESIK PT.PILAREN
1. Setiap perkakas dan peralatan kerja harus diperiksa kondisi fisik sebelum
digunakan. Dan gunakan sesuai dengan peruntukkannya.
2. Tidak dibenarkan untuk merubah bentuk fisiknya, melepas pelindungnya
atau memodifikasi suatu perkakas/peralatan kerja.
3. Tidak dibenarkan untuk membuat suatu perkakas/peralatan kerja, kecuali
telah lulus pengujian kemampuan padanya dan memiliki metoda panduan
penggunaanya yang telah teruji keamanannya.
4. Bila perkakas atau peralatan kerja itu rusak dan atau retak, maka berikan
label “ALAT RUSAK” (OUT OF SERVICE) dan diberi Tagging atau
segera dimusnahkan.
5. Simpan kembali peralatan kerja dengan rapi dan bebas dari berminyak/oli.
11.16 Penempatan Barang Tidak Terpakai
1. Semua barang sisa atau barang yang dianyatakan sudah tidak terpakai
harus diletakkan dalam satu tempat sampah yang cukup jauh dari kegiatan
pekerjaan.
2. Sampah kaleng tidak boleh dibuang dalam keadaan tertutup, dan
semua tabung kaleng yang bersifat aerosol harus dibuka sebelum
dibuang ke tempat sampah
3. Sampah yang terdiri dari barang-barang plastic,kertas,styrofoam,bungkus
makanan dan minuman harus ditempatkan pada tempat terpisah dengan
sampah konstruksi (potongan besi, plat, kaleng cat, dll)
LAMPIRAN 1
DATA PEKERJA YANG BEKERJA DI AREA SODIUM MIXING
No. NAMA JABATAN SERTIFIKAT
PEKERJA
1 M.SYAMSUL SAFETY
ALIEF G OFFICER
2 AGAM SAFETYMA
SYAHRONI N
NAUFAL
2 ANDI REZA QC
3 JAMIL SCAFOLDER
4 MUHAMMA SCAFOLDER
D TAUFIQ
5 DEDIK SCAFOLDER
WARSITO
6 DAMIN SCAFOLDER
7 M.ZAMROZI SCAFOLDER
8 SAROSO SCAFOLDER
LAMPIRAN 2
I. TUJUAN
III. PROSEDUR
1. Waktu Pelaksanaan
b. Safety meeting juga dapat dilaksanakan dengan berbagai tema yang berbeda
beda setiap hari
2. Peserta Rapat
a. PIC PROJECT
b. SITE MANAGER
c. PEKERJA
IV. LAMPIRAN
b. Daftar Hadir
Tommy Manurung
Lampiran 1 :
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :
No TANGGAL/HARI TEMA
1 HARI KE-1 Perkenalan area kerja,prosedur kerja di area
me fract,penjelasan JSA dan Safety work
permit
2 HARI KE-2 PELATIHAN KESELAMATAN KERJA ATAU BASIC
SAFETY
3 HARI KE-3 Manual handling,penggunaan APD,Safety
work permit
4 HARI KE-4 PELATIHAN APD
5 HARI KE-5 Standart scafolding di WINA, Safety work
permit
6 HARI KE-6 Penjelasan Rambu-rambu hse yang ada di
area, Safety work permit
7 HARI KE-7 PELATIHAN APAR
8 HARI KE-8 Kebutuhan air minum untuk bekerja, Safety
work permit
9 HARI KE-9 Penggunaan APD Khusus ketika bekerja,
Safety work permit
10 HARI KE-10 Penjelasan tentang rencana tanggap darurat
PT.PILAREN
11 HARI KE-11 PELATIHAN P3K
12 HARI KE-12 Pentingnya mental health untuk seluruh
pekerja, safety work permit
13 HARI KE-13 Penjelasan JSA terbaru, Safety work permit
14 HARI KE-14 PELATIHAN BEKERJA DI KETINGGIAN
15 HARI KE-15 Pentingnya 3 point contact ketika menaiki dan
menuruni anak tangga, Safety work permit
16 HARI KE-16 Pentingnya housekeeping sebelum dan
sesudah pekerjaan dilakukan,penggolongan
sampah sesuai dengan jenisnya, Safety work
permit
17 HARI KE-17 Perbedaan antara insiden dan accident, Safety
work permit
18 HARI KE-18 PELATIHAN BEKERJA PANAS
19 HARI KE-19 Pentingnya hydrant standby,fire watcher dan
apar di area kerja me fract, Safety work permit
20 HARI KE-20 Pentingnya komunikasi dan koordinasi yang
baik, Safety work permit
LAMPIRAN 3
PAPAN INFORMASI PROJECT
RENCANA SIMULASI/PELATIHAN DI AREA KERJA SODIUM MIXING
TOMMY MANURUNG
LAMPIRAN 4
RAMBU-RAMBU YANG AKAN DIGUNAKAN
AREA KERJA SODIUM MIXING
PT.PILAREN