PROYEK :
10. REFERENSI
11. LAMPIRAN
a. VISI
• Menjadi perusahaan jasa EPC dengan layanan dan kualitas terbaik di
Indonesia.
• Menjadi perusahaan jasa kontraktor infrastruktur yang profesional dan
terpercaya dalam skala nasional.
• Menjadi perusahaan kontraktor pada bangunan komersil, bangunan
pemerintahan, dan bangunan sipil lainnya, baik dari segi struktur perencanaan
& pengawasan dengan skala nasional maupun internasional
b. MISI
• Menyediakan produk & jasa unggulan di bidang design & engineering demi
meningkatkan kualitas hidup manusia dan lingkungan.
• Memberikan pelayanan dalam rangka mengangkat derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
• Mengabdi dan berperan aktif mensukseskan penerapan teknologi sesuai
kebutuhan, tepat guna, efesien, efektif, dan tepat sasaran.
• Menjadi potensi strategis sebagai keunggulan kompetitif dan unsur utama
kemandirian konstruksi.
c. Tata Nilai
1) Customer Focus
Memenuhi harapan Customer dengan memberikan ragam jasa yang
inovatif, memenuhi standar dan berkualitas.
2) Competence
Memiliki kualitas pekerjaan dan sumber daya manusia yang andal
sehingga memenuhi standar profesionalisme dan persaingan.
3) Integrity
Menjunjung tinggi kejujuran, etika bisnis dan pemenuhan komitmen
pada Costomer.
4) Team Work
Mengedepankan kerjasama tim, loyalitas, dan kolaborasi dengan
pihak ketiga untuk menghasilkan efektifitas organisasi dan sinergi
usaha yang lebih baik.
b. Sasaran
Sasaran yang harus dicapai dalam proyek Konstruksi & Instalasi adalah
1) Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup
(K3LH), hygiene dan sanitasi Perusahaan dapat terlaksana dengan baik.
2) Perilaku tenaga kerja dapat terkontrol.
3) Zero accident and zero lost time injury.
4) Zero occupational disease
5) Zero pollution.
Pencapaian tujuan dan sasaran harus dipantau secara periodik setiap satu tahun oleh
Sekretaris P2K3 dan dilaporkan dalam rapat tinjauan manajemen K3 untuk dievaluasi
dan dikaji ulang.
3. ORGANISASI, SUMBER DAYA DAN DOKUMENTASI
3.1 Struktur Organisasi
antara lain :
a. Audit internal Sistem manajemen Keselamatan dan kesehatan
kerja
b. Audit internal Sistem manajemen mutu
c. Audit internal system manajemen lingkungan
5.2 Prosedur
PT. AMFUTURE SATRIASYACH PRATAMA menetapkan bahwa setiap
kegiatan operasional berlandaskan pada keselamatana dan kesehatan kerja
serta lingkungan hidup, dalam mendukung pelaksanaan tersebut maka PT.
AMFUTURE SATRIASYACH PRATAMA memerlukan adanya prosedur yang
mencakup proses penyelidikan insiden dalam bahwa semua insiden
diselidiki dengan baik agar tindakan perbaikan yang tepat dapat
dilaksanakan sehingga tidak terulang kembali.
a. Prosedur ini dilaksanakan di seluruh wilayah kerja PT AMFUTURE
SATRIASYACH PRATAMA
b. Proses penyelidikan insiden mengacu pada persyaratan yang
tercakup dalam SOP ini.
c. Sosialisasi persyaratan SOP ini kepada semua karyawan.
d. Semua Supervisor Lini Depan bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa:
e. Laporan insiden telah ditindak lanjuti agar bisa melakukan
penyelidikan bila perlu.
f. Semua karyawan mengetahui dan mengerti semua ketentuan SOP
ini.
g. Setiap insiden dilaporkan ke atasan masing-masing sesuai ketentuan
SOP ini.
h. Setiap karyawan bertanggung jawab untuk melaksanakan ketentuan
SOP ini setiap saat dan harus melaporkan semua insiden yang mereka
saksikan sebelum akhir shift kejadian
5.3 Investigasi
Investigasi adalah usaha untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan
dan pencegahan telah dilaksanakan dan diselesaikan agar bisa mencegah
terulang kembali. Sedangkan Tim Penyelidik yaitu tim yang ditunjuk oleh
General Manager Operation/Kepala Divisi yang bertugas untuk melakukan
penyelidikan insiden dan memberikan saran percegahan tindakan perbaikan
yang tepat. Prosedur dalam investigasi antara lain adalah
a. Untuk semua insiden yang melibatkan cidera serius pada karyawan
(cidera hari hilang) yang bisa diklaim dari Jamsostek, (secepatnya
setelah formulir diisi, tapi pasti dalam 48 jam)
b. Departmen HSE harus menilai semua formulir laporan penyelidikan
insiden untuk menentukan kualitas dari pengisian. Presentasi penilaian
ini harus dicantumkan dalam buku catatan insiden.
c. Departmen HSE harus melaporkan kecelakaan dengan batas waktu
1 X 24 jam untuk Laporan Sementara (NOTIFIKASI) dan 3 X 24 jam
untuk Draft Investigasi atau bila memungkinkan hasil dari investigasi
yang sudah dilaksanakan.
d. Harus terdapat suatu sistem tindak lanjut dari manajemen lini dalam
30 hari dan dari Departemen HSE dalam waktu 45 hari setelah insiden
terjadi untuk memastikan apakah semua tindakan perbaikan telah
dilaksanakan.
e. Tindakan perbaikan yang belum tuntas harus dilaporkan dalam
rapat Komite Keselamatan bulanan.
Prosedur inspeksi K3
Prosedur Pemantauan Lingkungan Kerja
Prosedur Bongkar Muat
Prosedur Pemeriksaan Kesehatan.
Bentuk tindakan pengendalian risiko dilakukan baik pada tahap
perancangan/ desain, pembelian, instalasi, proses, maupun
pemeliharaan dengan mengacu hirarki :
- Eliminasi
- Substitusi
- Isolasi
- Rekayasa teknik
- Administrasi
- Alat pelindung diri.
6.3 Perlindungan Lingkungan
PT. AMFUTURE SATRIASYACH PRATAMA berkomitmen untuk
mencegah pencemaran lingkungan akibat dari limbah yang dihasilkan
dari kegiatan yang dilakukan. Sehingga seluruh limbah yang dihasilkan
harus dilakukan :
a. Setiap tumpahan harus ditampung dalam tempat penampungan
b. Limbah tidak boleh dibuang ke saluran drainase
c. Apabila terdapat pencemaran lingkungan, segera
menginformasikan kepada Pengawas Pekerjaan.
Limbah B3 sesuai spesifikasi MSDS yang pemusnahannya
melalui enzinerator maka dikirim ke pihak ketiga yang memiliki
enzinerator yang memiliki ijin dari pemerintah terkait sesuai dengan
perundangan yang berlaku.
7.2.Pemantauan Kinerja
Pemantauan dilakukan oleh personel yang kompeten, dengan peralatan
yang telah dikalibrasi serta metode pemantauan/ pengujian yang sesuai
standar.Kegiatan dapat dilakukan sendiri secara internal ataupun
dengan menggunakan jasa pihak eksternal.
8. KAJI ULANG
Tinjauan ulang K3 secara berkala dilakukan untuk menjamin
kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan dalam pencapaian
kebijakan dan tujuan K3 termasuk mengkaji kesempatan untuk
perbaikan dan keperluan melakukan perubahan pada SMK3, seperti
kebijakan, tujuan, sasaran dan program K3.
10. REFERENSI
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
OHSAS 18001 : 2007 – Occuptional Health and Safety
Management System – Specification.
11. LAMPIRAN