Anda di halaman 1dari 28

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

KEGIATAN :

PEMBANGUNAN BENDUNG D.I. CIMOYAN KABUPATEN


PANDEGLANG; 0,001 KM; 0 HA; F; K; SYC
LOKASI :

KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN


TAHUN ANGGARAN :

2023

PT. RINDANG SEJATI


RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
digunakan untuk usulan penawaran)

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan konstruksi


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen keselamatan konstruksi
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, penilaian resiko, pengendalian dan peluang
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan Operasi
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
A. Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan konstruksi

Pekerjaan bidang konstruksi adalah merupakan hal yang kompleksitas dan


begitu banyak melibatkan unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja, alat dan bahan
material dengan kapasitas besar atau dalam jumlah yang besar baik secara pribadi
ataupun secara kolektif bersama-sama dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan.
Kurangnya terampilnya tenaga kerja akan memepengaruhi kelancaran pekerjaan dan
sangat merugikan semua pihak yang terkait dalam kegiatan proyek.

Mengenai pentingnya Konsep RKK sebelum pelaksanaan pekerjaan lapangan dimulai,


diharapkan dapat memberikan pertimbangan bahwa pentingnya penerapan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja yang bermanfaat bagi pekerja proyek untuk dapat berprestasi
secara optimal.

Konsep RKK ini bertujuan untuk menciptakan pekerjaan yang aman dan menekankan
zero accident (nihil kecelakaan fatal) dalam pelaksanan proyek. Untuk itu agar dalam
pelaksanaan proyek nantinya terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3, dengan ini kami sebagai pelaksana
pekerjaan konstruksi menetapkan Kebijakan K3 sebagai berikut:
dari segenap jajaran Direksi dan Personil serta Pekerjaan berkomitmen untuk
mempersiapkan dan melaksanakan Keselamatan Konstruksi dalam pelaksanaan
pekerjaan khususnya dalam pekerjaan ini.

A.1. Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal


PT. RINDANG SEJATI adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan pada
komitmen untuk turut serta dalam pembangunan melalui jasa konstruksi.Kami
menyadari bahwa aspek Keselamatan Konstruksi adalah penting dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu kami
berkomitmen untuk menerapkan aspek keselmatan konstruksi dan menyediakan
tempat kerja yang aman dan sehat dengan menerapkan perbaikan yang
berkelanjutan.

PT. RINDANG SEJATI konsisten untuk melaksanakan pengelolaan aspek


Keselamatan Konstruksi secara efektif dan efesien dengan cara :
1. Menginformasikan kepada seluruh personil baik internal dan eksternal
perusahaan mengenai tanggung jawabnya dalam pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di lingkungan perusahaan.
2. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan
dengan K3, serta mengintegrasikannya kedalam semua aspek kegiatan operasi
perusahaan.
3. Meminimalkan jumlah terjadinya kesalahan kerja, terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
4. Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skala resiko-resiko K3.
5. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
6. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada seluruh
personil secara berkala.

Berikut ini hasil identifikasi isu internal dan isu eksternal perusahaan:
1. Isu Internal : Kompetensi karyawan
Pengaruh isu
 Terhadap tujuan perusahan : Dapat mendukung tercapainya Visi-Misi
Perusahaan
 Terhadap pelanggan : Menghasilkan pekerjaan yang baik dan sesuai
dengan persyaratan dalam dokumen kontrak
Tindakan Antisipasi
 Memetakan kompetensi SDM
 Memberikan pelatihan-pelatihan
 Melakukan evaluasi kinerja SDM

2. Isu Internal : Kedisiplinan Karyawan


Pengaruh isu
 Terhadap tujuan perusahan : Mendorong gairah atau semangat kerja
untuk terwujudnya tujuan Perusahaan
 Terhadap pelanggan : Meningkatkan moral kerja karyawan sehingga
kepercayaan pemilik pekerjaan meningkat
Tindakan Antisipasi
 Penetapan peraturan dan kebijakan Perusahaan
 Pengawasan terhadap karyawan
 Penetapan punish & reward yang adil
3. Isu Eksternal : Tingkat Kepuasan Pemilik Pekerjaan
Pengaruh isu
 Terhadap tujuan perusahan : Dapat mendukung tercapainya Visi-Misi
Perusahaan
 Terhadap pelanggan : Meningkatkan kepercayaan pemilik pekerjaan
Tindakan Antisipasi
 Melakukan pengawasan pekerjaan
 Fast response terhadap permintaan pemilik pekerjaan
 Melakukan survey kepuasan pemilik pekerjaan

A.2. Komitmen keselamatan konstruksi


PT.RINDANG SEJATI akan selalu mengimplementasikan K3 untuk mencapai
“NIHIL KECELAKAAN dan KERUSAKAN LINGKUNGAN” pada setiap proyek
yang dikerjakan dengan mematuhi persyaratan Undang-Undang dan peraturan
yang berlaku.

Kami berkomitmen untuk :


1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja dan orang lain
(kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan pemerintah yang berlaku
dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen dan Kinerja
K3 guna meningkatkan Budaya K3 yang baik di tempat kerja.

Untuk mewujudkan komitmen kami, maka kami akan :


1. Membangun dan memelihara Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja berkelanjutan serta sumber daya yang relevan.
2. Membangun tempat kerja dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
perundangundangan dan persyaratan lainnya terkait K3.
3. Menyediakan sarana dan prasarana K3 yang memadai.
4. Memberikan pendidikan ataupun pelatihan terkait Keselamatan dan
Kesehatan
PAKTA KOMITMENKESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Fitrah Hari Purnomo


Jabatan : Direktur Utama
Bertindak untuk : PT. RINDANG SEJATI

Dalam rangka pengadaan PEMBANGUNAN BENDUNG D.I. CIMOYAN KABUPATEN


PANDEGLANG; 0,001 KM; 0 HA; F; K; SYC KABUPATEN PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi
terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstuksi


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan.
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP). Dan
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Tangerang Selatan, 24 Januari 2023

PT.RINDANG SEJATI

Fitrah Hari Purnomo


Direktur Utama
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi

B.1. Identifikasi bahaya, penilaian resiko, pengendalian dan peluang


Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan salah
satu syarat elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja OHSAS 18001:2007
klausul 4.3.1. Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana
penerapan K3 di lingkungan Perusahaan. Identifikasi bahaya termasuk di dalamnya
ialah identifikasi aspek dampak lingkungan operasional Perusahaan terhadap alam
dan penduduk sekitar di wilayah Perusahaan menyangkut beberapa elemen seperti
tanah, air, udara, sumber daya energi serta sumber daya alam lainnya termasuk
aspek flora dan fauna di lingkungan Perusahaan.

Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional Perusahaan di


tempat kerja meliputi :
1. Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja.
2. Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu.
3. Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya.
4. Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja.
5. Infrastruktur, perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang
disediakan Perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan
Perusahaan.
6. Perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas maupun
bahan/material yang digunakan.
7. Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat
sementara dan dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.
8. Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berlaku.
9. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional,
struktur organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.

Identifikasi bahaya yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya sebagai


berikut :
1. Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).
2. Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya, mudah
meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif,
oksidator, penyebab kanker, bahaya pernafasan, membahayakan lingkungan,
dsb).
3. Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat,
ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi,
kebisingan, getaran dan ventilasi).
4. Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang
serta ergonomi tempat kerja/alat/mesin).
5. Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian
manajemen, lingkungan sosial tempat kerja, kekerasan dan intimidasi).
6. Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi, sumber
daya alam, flora dan fauna).
Penilaian resiko menggunakan pendekatan metode matriks resiko yang relatif
sederhana serta mudah digunakan, diterapkan dan menyajikan representasi visual
di dalamnya.

Pengendalian resiko didasarkan pada hierarki sebagai berikut :


1. Eliminasi (menghilangkan sumber/aktivitas berbahaya).
2. Substitusi (mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area yang
lebih aman).
3. Perancangan (modifikasi/instalasi
sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/ area supaya menjadi aman).
4. Administrasi (penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian
visual di tempat kerja).
5. Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan
paparan bahaya/resiko tinggi).

Keseluruhan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko


didokumentasikan dan diperbarui sebagai acuan rencana penerapan K3 di
lingkungan Perusahaan.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
Sasaran
Sasaran (Tujuan/Target) dan Program K3 (OH&S Objectives and Programmes)
dalam klausul 4.3.3 OHSAS 18001:2007 didefinisikan sebagai cita-cita terukur dari
suatu manajemen organisasi (perusahaan) terhadap resiko K3 yang ingin dicapai.

Dalam klausul 4.3.3. OHSAS 18001 : 2007 terdapat syarat-syarat dalam menyusun
sasaran/target/tujuan K3 antara lain :
1. Didokumentasikan, diterapkan dan dirawat.
2. Terukur, dapat diterapkan dan sesuai dengan Kebijakan K3 organisasi
(perusahaan).
3. Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait resiko K3
(termasuk pada pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan bisnis dan
operasional serta pandangan pihak ke tiga yang berhubungan dengan aktivitas
operasional organisasi/perusahaan).
Untuk syarat-syarat dalam menyusun program-program K3 untuk mencapai
sasaran/tujuan/target K3 antara lain ialah :
1. Penetapan Tanggung Jawab terkait tingkatan struktur organisasi
(perusahaan).
2. Terdapat kerangka jadwal rencana pencapian program-program K3.
3. Ditinjau secara berkala yang direncanakan menurut jangka waktu tertentu dan
disesuaikan seperlunya untuk menjamin tercapainya sasaran/tujuan/target K3
organisasi (perusahaan).

Program
Secara umum program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) memiliki empat
tujuan yaitu :
1. Melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan sehingga karyawan dapat
memaksimalkan semua kemampuannya dalam bekerja tanpa rasa khawatir.
2. Melindungi masyarakat sekitar misalnya dari bahaya pencemaran
lingkungan, polusi air dan udara, suara bising dll.
3. Mengamankan asset produksi milik perusahaan yaitu barang, bahan dan
peralatan produksi, sehingga asset produksi tersebut berada ditempat yang
aman(secure) serta lebih tahan lama.
4. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, misalnya antisipasi kebakaran,
antisipasi bahan kimia berbahaya, radiasi, dan kecelakaan kerja lainnya.

B.3. Standar dan peraturan perundangan


Daftar Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai
dan dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaanini.
a) Undang-undang (UU)
Undang-undang yang mengatur tentang K3 adalah undang-undang tentang
pekerja, keselamatan kerja dan kesehatan. Undang-undang ini menjelaskan
tentang apa yang dimaksud dengan tempat kerja, kewajiban pimpinan tempat
kerja, hak dan kewajiban pekerja.
b) Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan pemerintah yang mengatur tentang aspek K3 adalah Peraturan
Pemerintah tentang keselamatan kerja terhadap radiasi dan izin pemakaian
zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya serta pengangkutan zat
radioaktif.
c) Keputusan Presiden (Kepres)
Keputusan presiden yang mengatur aspek K3 adalah Keputusan Presiden
tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja.
d) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Tenaga Kerja
(Kepmenaker).
Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Depnaker di rumah sakit pada
umumnya menyangkut tentang syarat-syarat keselamatan kerja misalnya
syarat-syarat K3 dalam pemakaian lift, listrik, pemasangan alat pemadan api
ringan (APAR), Konstruksi bangunan, instalasi penyalur petir dan lain-lain.
e) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan
(Permenkes)
Peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan tentang aspek K3 di
rumah sakit, lebih terkait dengan aspek kesehatan kerja daripada keselamatan
kerja. Hal tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementrian
Kesehatan.
f) Peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian lainnya yang berhubungan
dengan pelaksanaan K3 di fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu Peraturan dari
Kementrian lain adalah yang terkait dengan aspek radiasi.
1. PENJELASAN UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN K3
a. Undang-Undang
 Undang – undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
 Undang-undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang ini mengatur tentang:
 Kewajiban pengurus (pimpinan tempat kerja)
 Kewajiban dan hak pekerja
 Kewenangan Menteri Tenaga Kerja untuk membentuk Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna
mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi aktif
dari pengusaha atau pengurus dan pekerja di tempat-tempat kerja,
dalam rangka melancarkan usaha berproduksi dan meningkatkan
produktivitas kerja.
 Ancaman pidana atas pelanggaran peraturan ini dengan hukuman
kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp.100.000, (seratus ribu rupiah)

b. Kewajiban pengurus (pimpinan tempat kerja) Kewajiban memenuhi


syarat-syarat keselamatan kerja yang meliputi :
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
 Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
 Memberi pertolongan pada kecelakaan
 Menyediakan alat-alat perlindungan diri (APD) untuk pekerja
contoh alat – alat Pelindung Diri yang harus dipakai dilokasi

contoh alat – alat Pelindung Diri yang harus dipakai dilokasi

 Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya


bahaya akibat suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
psikis, keracunan, infeksi atau penularan
 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
 Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik
 Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
 Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
 Membuat tanda-tanda sign di lokasi proyek agar pekerja selalu
waspada

contoh rambu-rambukeselamatan yang wajibdipasangkandilokasi

 Menciptakan keserasian antara pekerja, alat kerja, lingkungan, cara


dan proses kerja
 Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang
 Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
 Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang
 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang berbahaya agar kecelakaan tidak menjadi bertambah tinggi.
 Kewajiban melakukan pemeriksaan kesehatan badan, kondisi mental
dan kemampuan fisik pekerja yang baru diterima bekerja maupun
yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan
kesehatan secara berkala.
 Kewajiban menunjukan dan menjelaskan kepada setiap pekerja baru
tentang :
 Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya yang dapat timbul di tempat
kerjanya.
 Pengaman dan perlindungan alat-alat yang ada dalam area tempat
kerjanya
 Alat-alat perlindungan diri bagi pekerja yang bersangkutan
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
 Kewajiban melaporkan setiap kecelakaan kerja yang terjadi di
tempat kerja.
 Kewajiban menempatkan semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca oleh
pekerja.
 Kewajiban memasang semua gambar keselamatan kerja yang
diharuskan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan dibaca.
 Kewajiban menyediakan alat perlindungan diri secara cuma-cuma
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan pada pekerja dan juga
bagi setiap orang yang memasuki tempat kerja tersebut.

c. Kewajiban dan hak pekerja


 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pengawas atau
ahli keselamatan kerja.
 Memakai APD dengan tepat dan benar
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan
 Meminta kepada pimpinan agar dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan
 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri
yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pengawas, dalam batas yang masih dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Dalam
UNDANG-UNDANG nomor 23 pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja
dijelaskan sebagai berikut :
 Kesehatan Kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal
sejalan dengan program perlindungan pekerja.
 Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
 Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
 Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
poin (1), (2) dan (3) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
 Tempat kerja yang tidak memenuhi ketentuan kesehatan kerja
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun atau pidana
denda paling banyak Rp. 15.000.000. (lima belas juta rupiah)
e. Undang-undang RI No. 25 Tahun 1991 Tentang Ketenagakerjaan Dalam
peraturan ini diatur bahwa setiap pekerja berhak memperoleh
perlindungan atas :
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Moral dan kesusilaan
 Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
f. Undang-Undang no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Dalam
UNDANG-UNDANG ini diataur tentang:
 Perenacanaan tenaga kerja
 Pelatihan kerja
 Kompetensi kerja
 Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
 Waktu kerja
 Keselamatan dan kesehatan Kerja
Tabel 1. DASAR HUKUM
DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
NO.

1 UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan

2 PP RI No. 37 Tahun 2017 TentangKeselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

3 Undang-undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

4 Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentangJaminan Sosial Tenaga Kerja

5 UU RI No. 01 Tahun 1970 TentangKeselamatanKerja

6 PP RI 50 Tahun 2012 TentangpenerapanSistemManajemen K3

Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
7
Konstruksi (Beserta Lampirannya)

Permenaker RI No. 26 Tahun 2014 Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem


8
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Permenaker RI No. Per-01/MEN/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


9
Pada Konstruksi Bangunan

Kepmenaker No. KEP-113/MEN1987 Tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan


10
Kerja

SE Menteri PUPR RI No. 11/SE/M/2019 Tentang Petunjuk Teknis Biaya


11
Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Permen PUPR No. 14 Tahun 2020 Tentang Standar pedoman pengadaan jasa
12
konstruksi melalui penyedia

13 UU RI No. 03 Tahun 1969 Tentang Hygiene dalam perniagaan dan kantor-kantor

Permenaker RI No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


14
lingkungankerja

Permenkes RI No. 70 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan


15
lingkungan kerja industry
PP RI No. 82 Tahun 2019 Perubahan atas peraturan pemerintah No. 44 tahun 2015
16
tentang penyelenggaraan program jaminan kecelakaankerja dan jaminan kematian

PP RI No. 44 Tahun 2015 Tentang penyelenggaraan program jaminan kecelakaankerja


17
dan kematian

Permenaker RI No. 10 Tahun 2016 Tentang tata cara pemberian program Kembali
18 kerja serta kegiatan promotive dan kegiatan preventif kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja

Permenaker RI No. 44 Tahun 2015 Tentang penyelenggaraan program jaminan


19 kecelakaan kerja dan jaminan kematian bagi pekerja harian lepas, Borongan dan
perjanjian kerja waktu tertentu pada sektor usaha jasa konstruksi

Permenakertrans RI No: Per-15/MEN/VIII/2008 Tentang pertolongan pertama pada


20
kecelakaan di tempat kerja

Kepmenaker RI No. 609 Tahun 2012 Tentang pedoman penyelesaian kasus


21
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

22 PP RI No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja

23 UU RI No. 02 Tahun 2017 Tentangjasakonstruksi

PP RI No. 14 Tahun 2021 Perubahan atas Peraturan pemerintah No. 22 tahun 2020
24 tentang peraturan pelaksanaan undang-undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi

Permenaker RI No. 08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


25
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut

26 Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri

27 Surat Edaran No. 05/BW/1997 Penggunaan Alat PelindungDiri (APD)

Permenaker RI No. PER-02/MEN/1992 Tentang tata cara penunjukan kewajiban dan


28
wewenang ahli keselamatan kerja

Permenaker RI No. PER-04/MEN/1995 Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan


29
Kerja
Permenaker RI No. PER-04/MEN/1987 Tentang P2K3 serta tata cara penunjukan ahli
30
keselamatan kerja

Kep. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. KEP-37/DJPPK/XI/2004


31
Tentang kelengkapan dan Identitas ahli keselamatan dan Kesehatan kerja

Kep. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.KEP-20/DJPPK/VI/2004


32 Tentang Sertifikat Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan kerja bidang konstruksi
bangunan

PP RI No. 21 Tahun 2020 Pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan
33
penanganan Corona Virus Disease (COVID-19)

Permenkes RI No. 9 Tahun 2020 Pedoman pembatasan sosial berskala besar dalam
34
rangka percepatan penanganan corona virus disease (Covid-19)

Inmen PUPR No. 02/IN/M/2020 Protokol pencegahan penyebaran corona virus


35
disease (COVID-19) dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi

SE PUPR No. 18/SE/M/2020 Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi kebiasaan baru (New
36
Normal) dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Surat Edaran Menaker RI No. M/3/HK.04/III/2020 pelindungan pekerja/buruh dan


37
kelangsungan usaha dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Covid-19

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


C.1. Sumber Daya
Untuk mendukung suatu kegiatanyang akan dilaksanakan, tentunya perlu
dukungan dan kesiapan sumber daya. Sumber daya konstruksi di sini meliputi
kesiapan material, peralatan konstruksi, serta kemampuan perusahaan dalam
kompetensi tenaga kerja konstruksi. Rantai pasok sumber daya konstruksi pada
pekerjaan konstruksi dapat diidentifikasi dalam beberapa hal yaitu peralatan,
material dan tenaga kerja berkompeten.

C.2. Kompetensi
Kompetensi dan kedisiplinan pekerja menjadi salah satu faktor keamanan dan
keselamatan konstruksi. Pelatihan merupakan upaya meningkatkan keahlian dan
penyegaran kembali atas kepatuhan menjalankan standar operasi prosedur (SOP)
dalam setiap pekerjaan konstruksi.

C.3. Kepedulian
PT.RINDANG SEJATI dalam hal pelaksanaan Pekerjaan merasa
berkepentingan untuk melaksanakan K3 untuk menjamin keselamatan pekerja,
sarana dan prasarana kerja,fasilitas/infrastruktur powerplant serta lindungan
terhadap lingkungan, yang harus diterapkan pada setiap langkah dari lingkup
pekerjaan yang dikerjakan. Manajemen PT. RINDANG SEJATI akan
mensosialisasikan sistem manajemen K3 kesemua bagian yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan pekerjaan. Pengawasan dilaksanakan secara rutin,kontinyu
dan terpadu keseluruh unit –unit terkait,untuk meyakinkan bahwa pekerjaan telah
mengikutiketentuan-ketentuan K3,guna menjaga konsistensi penerapan sistem
manajemen K3dalam usaha mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan
lingkungan sedini mungkin. Semua peraturan dan perundang–undangan yang
terkait dan keputusan K3termasuk prosedur, instruksikerja,atau pun aturan yang
ditetapkan pemilik pekerjaan,digunakan selama pelaksanaan kegiatan
mempunyai keterpaduan dengan pelaksanaan pekerjaan.
C.4. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim (sender) ke penerima
(receiver) dengan tujuan untuk mencapai salah satu sasaran berikut:
 Komunikasi yang terbuka dan jelas mengenai keselamatan di antara
karyawan dalam suatu pekerjaan.
 Mendorong perilaku yang aman dengan memberikan umpan balik.
 Untuk bertindak (action) mengenai sesuatu hal.
 Untuk menyampaikan informasi misalnya tentang kebijakan K3 dalam
perusahaan, sumberbahaya di tempat kerja, prosedur kerja aman dan
lainlain.
 Untuk memastikan tentang sesuatu yang seharusnya dilakukan atau
dijalankan, misalnya cara melakukan sesuatu pekerjaan.
 Untuk menyenangkan seseorang,misalnya pujian bagi pekerja yang
berperilaku aman.
C.5. Informasi Terdokumentasi
Informasi terdokumentasi dibuat dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
 Berisi tentang semua informasi keselamatan kerja.
 Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedur dalam kalimat yang
pendek.
 Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedur dalam bentuk kalimat
perintah. Kalimat perintah menunjukan langsung apa yang harus dilakukan.
 Mengkomunikasikan dengan jelas setiap kata yang digunakan pada suatu
prosedur.
 Menggunakan istilah-istilah atau singkatan yang memang sudah umum
digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


D.1. Perencanaan Operasi
Perencanaan operasi adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan
jalan melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan
dan keselamatan.

Pengendalian faktor risiko dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko


yakni menghilangkan bahaya, menggantikan sumber risiko dengan
sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada
(engineering/rekayasa), administrasi dan alat pelindung pribadi (APP).

Pola pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan


dan latihan serta penegakkan disiplin. Ketua organisasi/satuan pelaksana K3
secara spesifik harus mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua
tempat kerja, merumuskan permasalahan serta menganalisis penyebab timbulnya
masalah bersama unit-unit kerja, kemudian mencari jalan pemecahannya serta
mengkomunikasikannya kepada unit-unit kerja, sehingga dapat dilaksanakan
dengan baik.
Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program, untuk menilai
sejauh mana program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat
kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta dicari
pemecahannya.

Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup


1) Maksud Pra rencana K3 ini sebagai acuan bagi penyelenggaraan sistem
manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang dapat
dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi.
2) Tujuan Pra rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K) ini agar semua pemangku
kepentingan mengetahui dan memahami tugas dan kewajibannya dalam
penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan
Umum khususnya untuk pekerjaan ini. sehingga dapat mencegah terjadinya
kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi serta
menciptakan lingkungan kerja
3) yang aman dan nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas kerja.
4) Ruang Lingkup Pra rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K) ini mengatur
penyelenggaraan sistem manajemen K3 konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum bagi pelaksanaan pekerjaan ini dengan seluruh uraian pekerjaannya
semenjak persiapan hingga penyelesaian pekerjaan, yang telah
diperhitungkan sebagai Proyek dengan Resiko Kecelakaan Tinggi.

Ruang lingkup K3 dapat dijelaskan sebagai berikut :


a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat
kerja dan usaha yang dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam K3 meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan K3 dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga
perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut
bertanggung jawab atas keberhasilan usaha K3.

Tugas dan fungsi organisasi/unit pelaksana K3


Tugas pokok :
 Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada Project Manager
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan K3.
 Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan
prosedur
Fungsi :
 Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta
permasalahan yang berhubungan dengan K3.
 Membantu Project Manager mengadakan dan meningkatkan upaya promosi
K3
 Pelatihan dan penelitian K3
 Pengawasan terhadap pelaksanaan program K-3
 Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif
 Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3; Memberi
nasehat tentang manajemen k3 di tempat kerja, kontrol bahaya,
mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan
 Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan sesuai
kegiatannya

Project
Manager
Pimpinan
UKK

Site Quality
Ahli K3
Enginer Control
 Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru, dan proses.
No Jabatan Tugas dan Tanggung Jawab
 Menetapkan sasaran dan program keselamatan konstruksi
 Memimpin pelaksanaan penerapan manajemen keselamatan konstruksi
Project
1  Mempromosikan budaya keselamatan konstruksi
Manajer
 Mengawasi dan mengevaluasi penerapan manajemen keselamatan
konstruksi
 Menyiapkan sasaran dan program keselamatan konstruksi untuk ditetapkan
oleh pimpinanproyek
 Menyiapkan rencana pelatihan, simulasi sebagai tindak lanjut pelaksanaan
program keselamatan konstruksi
Pimpinan
2  Menyiapkan prosedur tanggap darurat
UKK
 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan inspeksi harian keselamatan
konstruksi
 Mengkoordinasikan penerapan keselamatan konstruksi kepada seluruh
pekerja
 Memberi masukan dalam perumusan sasaran dan program kerja keselamatan
konstruksi
Site  Memberikan dukungan penuh terlaksanakannya program keselamatan
3
Enginer konstruksi
 Memastikan metode kerja dan instruksi kerja sudah terdapat instruksi
keselamatan konstruksi
 Memberi masukan dalam perumusan sasaran dan program keselamatan
konstruksi
Quality  Memantau pelaksanaan keselamatan konstruksi di lapangan bersama
4
Control UKK
 Memberikan pengarahan pada SP dan vendor terkait tanggung
 Jawab pelaksanaan keselamatan konstruksi
 Memberi dukungan dan kepercayaan pada program keselamatan
konstruksi
 Memastikan vendor yang berkontrak selama proyek berjalan
5 Ahli K3
memenuhi dan mematuhi seluruh peraturan keselamatan konstruksi
 Melakukan pengendalian manajemen risiko yang dapat
 mempengaruhi proses kegiatan proyek
No Jabatan Tugas dan Tanggung Jawab
- Menetapkan kebijakan Keselamatan Konstruksi
- Memastikan dipenuhinya persyaratan SMKK pada
pelaksanaan kegiatan
- Memastikan terlaksananya pelaksanaan keselamatan
1 Direktur HSE
konstruksi
- Menetapkan sasaran program keselamatan konstruksi
- Melaporkan kinerja penerapan SMKK kepada
pengguna jasa
- Mengkoordinir penerapan SMKK di tempat kegiatan
konstruksi
- Menyiapkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan
dalam penerapan SMKK
2 Pimpinan UKK - Memastikan kegiatan Keselamatan Konstruksi di
tempat kerja terlaksana denganbaik
- Melakukan inspeksi Keselamatan Konstruksi di tempat
kerja
- Melakukan koordinasi dengan pihak-pihakterkait
- Melakukan indukksi keselamatan konstruksi
PetugasKeselamatanKons
3 - Melaksanakan konsultasi dan komunikasi keselamatan
truksi
konstruksi di tempat kerja
- Melakukan inspeksi keselamatan konstruksi di tempat
kerja
- Melaporkan kejadian baik berupa insiden maupun
accident kepada manajer/koordinasi keselamatan
konstruksi
- Melaporkan kejadian tanggap darurat kepada
manajer/coordinator Keselamatan Konstruksi
4 PetugasTanggapDarurat
- Mengumumkan kondisi darurat di tempat kerja, kepada
seluruh pekerja
- Melakukan Tindakan pertolongan pertama pada
kecelakaan di tempat kerja
5 Petugas P3K
- Memastikan peralatan P3K dalam kondisi baik
- Memastikan isi kotak P3K sesuai dengan peraturan

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi
 Inspeksi harian, teguran dan pelaporan atas temuan ketidak sesuaian, lalu
diteruskan dengan safety meeting harian yang membahas tentang tindak
lanjut dan pemantauan
 Rapat K3 / Safety meeting mingguan dengan melibatkan semua perwakilan
pekerja dan sub kontraktor
 Audit Internal
 Tindakan Koreksi, perbaikan dan pencegahan atas temuan ketidak sesuaian
pada saat pelaksanaan tindakan pemantauan, tinjauan dan audit internal

E.2. Tinjauan manajemen


Manajemen secara rutin meninjau ulang dan terus menerus meningkatkan
OHSAS/SMK3 dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan.
Tinjauan ini dilakukan terhadap :
 Penerapan Kebijakan K3
 Pencapaian tujuan dan sasaran K3
 Hasil temuan audit internal
Untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan peraturan
perundangan yang berlaku, perusahaan melakukan identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan penerapan langkah pengendalian yang berjalan.

Hal ini berlaku terhadap aktifitas rutin dan non rutin, aktifitas semua orang memiliki
akses ke tempat kerja (termasuk sub kontraktor dan pengunjung), fasilitas ditempat
kerja, baik yang diberikan pihak organisasi maupun pihak lainnya.

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi


PT. RINDANG SEJATI konsisten dan akan terus meningkatkan kinerja untuk
melaksanakan pengelolaan aspek Keselamatan konstruksi secara efektif dan efesien
dengan cara :

1. Menginformasikan kepada seluruh personil baik internal dan eksternal


perusahaan mengenai tanggung jawabnya dalam pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di lingkungan perusahaan.
2. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan
dengan K3, serta mengintegrasikannya kedalam semua aspek kegiatan operasi
perusahaan.
3. Meminimalkan jumlah terjadinya kesalahan kerja, terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
4. Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skala resiko-resiko K3.
5. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
6. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran pentingnya aspek
keselamatankonstruksiinikepadaseluruh personil secara berkala.

Demikian Rencana Keselamatan Konstruksi ini disusun untuk diterapkan dalam


pelaksanaan pekerjaan. Dengan harapan agar bisa meminimalisir dan bahkan
meniadakan terjadinya kecelakaan kerja yang sering terjadi dilokasi pelaksanaan
kegiatan konstruksF.
PT. RINDANG SEJATI konsisten dan akan terus meningkatkan kinerja untuk
melaksanakan pengelolaan aspek Keselamatan konstruksi secara efektif dan efesien
dengan cara :

Tangerang Selatan, 24 Januari 2023


PT.RINDANG SEJATI

FITRAH HARI PURNOMO


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai