Anda di halaman 1dari 11

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

(RKK)

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK
PEMBANGUNAN FISIK BALAI PENYULUHAN
PERTANIAN KECAMATAN ANDONG
KABUPATEN BOYOLALI

KEGIATAN : Pembangunan Fisik Balai Penyuluhan Pertanian


PAKET : Pembangunan Fisik Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Andong
LOKASI : Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali
TH : 2019
PROVINSI : Jawa Tengah

Pendahuluan
Rencana Keselamatan Konstruksi ini dibuat dalam rangka meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
semua pihak terkait dalam pelaksanaan pekerjaan Kegiatan ini dan memenuhi persyaratan lingkungan. Rencana
Keselamatan Konstruski ini sebagai pedoman dalam penerapan K3 pada CV. HERJUNA RAYA
Rencana Keselamatan Konstruksi ini diberlakukan untuk seluruh personil, yang bekerja pada area Kegiatan ini
atau lapangan yang berada di bawah monitor dan manajemen Perusahaan. Jika terjadi perbedaan antara prosedur
Perusahaan dengan sub kontraktor atau pihak lain yang terkait dengan pelaksananan pekerjaan Perusahaan maka
pihak tersebut hanya memberlakukan prosedur dari Perusahaan. Subkontraktor (apabila ada) dilingkungan
Perusahaan di harapkan partisipasinya dalam meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah
ditetapkan oleh Perusahaan.
A. KEPEMIMPINAN DAN ANTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI

A.1 Kepedulian pimpipinan terhadap isu eskternal dan internal

Isu internal dan Exsternal dalam prosses operasional jasa konstruksi adalah :
isu insternal, Masalah anggaran proyek yang harus diawasi dengan ketat agar sesuai dengan Rencana Anggara
Proyek Masalah waktu pelaksanaan yang harus sesuai dengan master schedule masalah mutu dengan pemastian
penggunaan material yang sesuai spesifikasi yang disetujui oleh pelanggan masalah kesehatan dan keselamatan
kerja di proyek yang harus menggunakan alat pelindung diri sesuai standart K3.
Isu Exsternal , Peruashaan komtraktor harus tetap kompetitif dengan pesaing jasa konstruksi Perusahaan harus
secara periodik akan memonitor dan meninjau informasi mengenai isu internal dan external dalam rapat
bulanandan rapat tinjauan manajemen setiap 6 bulan

A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi


A.2.1 Kepemimpinan dan Komitmen
Top Management berkomitmen penuh dalam penerapan RKK agar dapat berjalan
dengan efektif.
A.2.2 Kepemimpinan Dan Komitmen Terhadap Sistem Manajemen Mutu & K3 Lingkungan
a. Manajemen Puncak harus menunjukkan komitmennya terhadap penerapan RKK dengan:
1. Mengkomunikas ikan pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan serta peraturan perundangan yang
berlaku dan persyaratan lainnya yang terkait dengan produk maupun bahaya dan aspek lingkungan;
2. Menetapkan Kebijakan Mutu, K3 dan Lingkungan;
3. Memastikan Tujuan dan Sasaran Mutu, K3 dan Lingkungan telah ditetapkan;
4. Melaksanakan Tinjauan Manajemen;
5. Menyediakan sumber daya yang memadai.
b. Manajemen Puncak memastikan bahwa persyaratan pelanggan telah ditentukan dan dipenuhi dengan
tujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
c. Manajemen Puncak memastikan bahwa kinerja Manajemen Mutu K3 dan lingkungan telah mengikuti
peraturan perundangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang terkait.
d. Mengidentifikasi dan memperbaharui peraturan perundangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang
diikuti dengan mengevaluasi kegiatan produk dan jasa bahaya – risiko dan aspek - dampak lingkungan yang
terjadi.
A.2.3 Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Andi Sukiso
Jabatan : Direktur
Bertindak : CV. HERJUNA RAYA
untuk :
Dalam rangka pengadaan Pembangunan Fisik Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Andong Kabupaten
Boyolali pada Pokja Pemilihan Kontruksi 2 Bagian Pengadaan Barang/Jasa Setda Kabupaten Boyolali
berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan
memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)

Boyolali, 29 Mei 2019


CV. HERJUNA RAYA

ANDI SUKISO
Direktur
B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
B.1 Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang

B.2 Rencana Tindakan (Sasaran & Program)


B.3 Standar dan peraturan perundangan
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus Perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja
baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara
berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar
serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23
tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh
produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah
kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
diantaranya adalah :
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan
Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan
Pestisida
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan
Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja

C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


C.1 Sumber daya
C.1.1 Umum
Untuk menjamin RKK berjalan dengan efisien dan efektif, Direktur telah menunjuk
Management Representative (MR) sebagai wakil manajemen. Peran, Tanggung Jawab dan
Kewenangan masing-masing bagian telah ditetapkan, didokumentasikan dan
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait.
C.1.2 Sumber Daya Manusia
Perusahaan telah menentukan dan menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan
untuk menerapkan dan memelihara RKK.
C.1.3 Infrastruktur
Perusahaan menentukan, menyediakan dan memelihara infrastruktur
yang diperlukan
untuk proses operasional Perusahaan, seperti:
1. Gedung, ruang kerja, dan perlengkapan terkait.
2. Peralatan proses (baik perangkat keras maupun perangkat lunak), dan
Jasa pendukung (seperti angkutan, komunikasi, atau sistem informasi).
C.1.4 Lingkungan Untuk Pengoperasian Proses-Proses
Perusahaan menentukan dan menetapkan persyaratan lingkungan kerja yang terkait
dengan kondisi tempat pekerjaan termasuk faktor fisik, lingkungan, dan lain-lain
(misalnya kebisingan, temperatur, kelembaban, pencahayaan, atau cuaca) untuk mencapai kesesuaian produk
dan persyaratan RKK. Perusahaan telah menyediakan, memelihara dan meningkatkan infrastruktur yang di
perlukan untuk meningkatkan kinerja RKK.
C.1.5 Sumber Daya Pemantauan Dan Pengukuran
CV. HERJUNA RAYA menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk pemantauan dan pengukuran kinerja
RKK. Perusahaan memastikan peralatan yang digunakan untuk memantau dan mengukur terkalibrasi dan
dipelihara termasuk catatan prosesnya disimpan. Proses kalibrasi bisa menggunakan pihak ketiga sebagai
penyelenggara dalam mendapatkan hasil pengukuran dan pemantauan lingkungan yang akurat. Kegiatan
Pemantauan dan Pengukuran secara detail diatur dalam Prosedur Pemantauan dan Pengukuran K3L.
C.1.6 Pengetahuan Perusahaan
CV. HERJUNA RAYA melakukan identifikasi pengetahuan yang terkait dengan
proses operasional Perusahaan dan membuat sistem agar tidak akan mengganggu
kelangsungan Perusahaan.
Sistem pemeliharaan pengetahuan tersebut di atas berupa pelatihan, pembuatan
panduan kerja, dll.

C.2 Kompetensi
CV. HERJUNA RAYA menetapkan kompetensi di setiap proses kerja yang
berdampak pada MK3L yang harus dipunyai oleh pekerja di proses tersebut.
CV. HERJUNA RAYA harus memastikan setiap pekerja yang terkait dengan
MK3L mempunyai kompetensi sesuai yang ditetapkan.
Departemen HRD setiap tahun melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan, membuat
program pelatihan, melaksanakan pelatihan dan melakukan evaluasi terhadap efektifitas
dari pelatihan yang sudah dilaksanakan. Personil yang bekerja dengan risiko MK3L
dipastikan memiliki kompetensi, meliputi pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang
memadai.
Departemen HRD memelihara catatan pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan
pengalaman karyawan.
C.3 Kepedulian
CV. HERJUNA RAYA memastikan seluruh karyawannya memahami kebijakan
MK3L, Sasaran MK3L di setiap area kerja masing-masing.
CV. HERJUNA RAYA membuat program-program atau sarana komunikasi untuk
mengembangan kesadaran karyawan terkait RKK.
C.4 Komunikasi
CV. HERJUNA RAYA telah menetapkan dan memelihara proses komunikasi
internal dan ekternal yang terkait dengan RKK.
Komunikasi Internal dapat dilakukan secara lisan dan atau tertulis, misalnya melalui rapat
internal, papan pengumuman, dll.
CV. HERJUNA RAYA telah menetapkan mekanisme komunikasi dengan pihak pihak
eksternal yang berkepentingan perihal RKK, dan memelihara dokumentasi setiap keputusan
yang ditetapkan.
CV. HERJUNA RAYA juga menerapkan mekanisme untuk melakukan komunikasi
dan Konsultasi, dimana tertuang dalam Prosedur komunikasi dan Konsultasi.
Mekanisme, bisa dilaksanakan seperti saat briefing / TBM pagi, meeting, serta sosialisasi
Identifikasi Bahaya, dampak lingkungan dan Pengendalian Risiko, sosialisasi Tujuan
Sasaran Program MK3L serta berbagai hal lainnya yang terkait dengan komunikasi.
C.5 Informasi Terdokumentasi
C.5.1 Umum
CV. HERJUNA RAYA telah mendokumentasikan RKK dalam bentuk
dokumen :
a. Kebijakan, sasaran dan program RKK;
b. Pedoman RKK yang menjelaskan tentang ruang lingkup penerapan RKK;
c. Prosedur (SOP) dan Instruksi Kerja / Work Instruction yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan operasional kerja RKK;
d. Rekaman atau catatan, yang dianggap perlu sebagai bukti implementasi RKK
C.5.2 Penyusunan Dan Pembaharuan
Manajemen CV. HERJUNA RAYA telah menetapkan dokumentasi RKK
terdiri dari :
a) Level 1 : Pedoman RKK
b) Level 2 : Prosedur (Standard Operating Procedure)
c) Level 3 : Instruksi kerja /WI bisa berupa gambar, flowchart
d) Level 4 : Catatan/Formulir, Check list, Dokumen Pendukung dari Internal dan Eksternal, dll
C.5.3 Pengendalian Informasi Terdokumentasi
PT.Sarana Utama Adimandiri memelihara dokumen yang terkait RKK yang dilakukan
oleh dokumen control dalam mendistribusikan, pengaksesan, pemeliharaan, pengaturan
perubahan, masa berlaku, dan pemusnahan dokumen yang sudah tidak diperlukan.
D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
D.1 Perencanaan dan pengendalian operasional
a. Perusahaan akan melakukan perencanaan secara menyeluruh sebelum memulai sebuah proses kerja baru,
termasuk menjamin seluruh potensi bahaya dan aspek lingkungan penting akan dikendalikan, guna
memastikan tercapainya tujuan proses kerja baru tersebut.
b. Pengendalian operasi menjadi bagian yang penting dari setiap kegiatan, dan operasi Perusahaan, termasuk
kepada pemasok dan kontraktor Perusahaan.

Rencana Pemasangan Rambu Peringatan

HATI-HATI…!!!
KELUAR MASUK AREA
KENDARAAN PROYEK

WAJIB HELM

MOHON MAAF DILARANG


KENYAMANAN ANDA TERGANGGU BERMAIN
SEDANG ADA PEKERJAAN DI LOKASI PROYEK

DI LOKASI PEKERJAAN AWAS


WAJIB AREA
KERJA
MEMAKAI APD
ALAT BERAT
DILARANG
BUANGLAH MEROKOK

SAMPAH
DITEMPAT SAMPAH BAHAN MUDAH TERBAKAR

E. EVALUASI KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI


E.1 Pemantauan, Pengukuran, Analisa dan Evaluasi
E.1.1 Umum
Perusahaan telah merencanakan dan menerapkan pemantauan, pengukuran, analisa dan proses peningkatan yang
diperlukan untuk :
1. Menunjukkan kesesuaian terhadap persyaratan produk.
2. Memastikan kesesuaian RKK.
3. Meningkatkan terus menerus efektifitas RKK
4. Menunjukkan kesesuaian terhadap bahaya K3 dan aspek dampak lingkungan.
E.1.2 Kepuasan Pelanggan
a. Perusahaan melakukan pemantauan informasi tentang persepsi pelanggan mengenai apakah Perusahaan
telah memenuhi persyaratan pelanggan.
b. Perusahaan telah menetapkan metode dan teknik pengukuran terhadap kepuasan pelanggan
E.1.3 Audit internal
Untuk menjamin efektifitas penerapan RKK, Perusahaan menetapkan Prosedur Audit
Internal untuk mengevaluasi dan menilai pelaksanaan RKK. Audit internal dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan dan sesuai dengan
persyaratan standar ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, OHSAS 18001 : 2007 & PP Nomor
50 Tahun 2012. Tujuan dilakukan audit internal adalah :
a. Menentukan efektifitas pelaksanaan RKK secara konsisten dan berkelanjutan.
b. Memberikan informasi dan masukan kepada Manajemen sebagai bahan rapat
tinjauan manajemen.
Penetapan jadwal audit akan mempertimbangkan kondisi dan kepentingan proses serta
area/proyek yang diaudit maupun hasil audit sebelumnya.
Hasil audit ditindaklanjuti oleh unit terkait sesuai dengan temuan audit dan harus
dilakukan verifikasi ulang untuk memastikan tindakan perbaikan dan pencegahan telah
sesuai dan berjalan dengan efektif.
Hasil audit dievaluasi dalam Tinjauan Manajemen, dan seluruh catatan audit akan
disimpan sampai periode waktu tertentu.
Audit dilaksanakan oleh auditor yang terlatih serta dilakukan oleh auditor yang tidak
mempunyai tanggung jawab terhadap bagian/area yang diaudit dan hasil audit.
Secara detail kegiatan audit internal diatur dalam :
a. Prosedur Audit Internal
b. Prosedur Tindakan Koreksi, Perbaikan dan Pencegahan
E.2 Tinjauan Manajemen
Manajemen Perusahaan meninjau pelaksanaan RKK sesuai dengan ISO 9001:2015,
ISO 14001:2015, OHSAS 18001 : 2007 & PP Nomor 50 Tahun 2012.
Manajemen Perusahaan melakukan Tinjauan manajemen yang terencana dan
mempertimbangkan:
a. Status tindakan dari tinjauan manajemen sebelumnya;
b. Perubahan isu-isu eksternal dan internal yang relevan dengan sistem manajemen mutu termasuk tujuan
strategis Perusahaan;
c. Informasi tentang kinerja mutu, termasuk kecenderungan dan indikator terkait:
1) Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi;
2) Hasil pemantauan dan pengukuran;
3) Hasil audit;
4) Kepuasan pelanggan;
5) Kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan;
6) Kelayakan sumber daya yang dibutuhkan untuk memelihara efektifitas sistem manajemen mutu;
7) Kinerja proses dan kesesuaian produk dan layanan;
d. Efektifitas tindakan yang diambil untuk menangani risiko dan peluang (lihat klausul 6.1);
e. Peluang potensial yang baru untuk peningkatan berkelanjutan. Output tinjauan manajemen harus
mencakup keputusan dan tindakan terkait:
1. peluang peningkatan berkelanjutan;
2. kebutuhan perubahan sistem manajemen mutu, termasuk sumber daya yang dibutuhkan.
Manajemen puncak PT. Sarana Utama Adimandiri melakukan rapat tinjuan manajemen untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan pelaksanaan RKK pada interval waktu yang
sudah terencana yaitu minimal 1 (satu) kali dalam setahun dipimpin oleh MR, Pimpinan Bagian
dan dihadiri oleh Direksi. Pelaksanaan Tinjauan Manajemen ini dijelaskan dalam Prosedur
Tinjauan Manajemen.

E.3 PENINGKATAN KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI


E.3.1 Umum
Perusahaan berkomitmen menjalankan RKK secara konsisten untuk meningkatkan
kinerja Perusahaan di semua bagian.
E.3.2 Ketidaksesuaian Dan Tindakan Koreksi
Perusahaan memastikan bahwa setiap terjadi ketidaksesuaian pada penerapan RKK,
seperti : terjadi insiden, kecelakaan selalu dilaporkan, ditangani dan dilakukan analisa
penyebab ketidaksesuaian dan diambil langkah perbaikan untuk memastikan hal-hal
tersebut tidak terulang kembali. Untuk pengendalian ketidaksesuaian ini maka manajemen telah menetapkan,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk menangani ketidaksesuaian aktual dan
potensial dan untuk melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan.
E.3.3 Peningkatan Berkelanjutan
a. Perusahaan secara terus menerus meningkatkan RKK berdasarkan kebijakan dan sasaran Mutu K3-
Lingkungan, hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan serta tinjauan manajemen.
b. Perusahaan melakukan tindakan perbaikan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan
tindakan pencegahan untuk menghilangkan penyebab potensial ketidaksesuaian untuk mencegah
berulangnya kembali. Tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan harus sesuai dengan penyebab
atau akar masalah dan dampak potensial yang mungkin terjadi.

Boyolali, 29 Mei 2019


CV. HERJUNA RAYA

ANDI SUKISO
Direktur

Anda mungkin juga menyukai