`
DAFTAR ISI
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pedoman penerapan SMK3 yang berlaku di
Indonesia menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor
PER.05/MEN/ 1996:
Perencanaan
Dalam perencanaan ini secara lebih rinci menjadi beberapa hal:
1. Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari
kegiatan, produk barang dan jasa.
2. Pemenuhan akan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kemudian
memberlakukan kepada seluruh pekerja
3. Menetapkan sasaran dan tujuan dari kebijakan K3 yang harus dapat
diukur,
Penerapan
Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan
sasaran K3. Suatu tempat kerja dalam menerapkan kebijakan K3 harus dapat
mengitegrasikan Sistem Manajemen Perusahaan yang sudah ada. Yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan pada tahap ini adalah :
1. Jaminan Kemampuan
a. Sumber daya manusia, fisik dan financial.
b. Integrasi
c. Tanggung jawab dan tanggung gugat.
d. Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
e. Pelatihan dan Keterampilan
2. Dukungan Tindakan
a. Komunikasi
b. Pelaporan
c. Dokumentasi
d. Pengendalian Dokumen
e. Pencatatan Manajemen Operasi
3. Identifikasi Sumber Bahaya dan Pengendalian Resiko
a. Identifikasi Sumber Bahaya
b. Penilaian Resiko
c. Tindakan Pengendalian
d. Perencanaan dan Rekayasa
e. Pengendalian Administratif
f. Tinjauan Ulang Kontrak
g. Pembelian
h. Prosedur Tanggap Darurat atau Bencana
i. Prosedur Menghadapi Insiden
j. Prosedur Rencana Pemulihan
4. Pengukuran dan Evaluasi
a. Inspeksi dan pengujian
b. Audit SMK3
c. Tindakan perbaikan dan pencegahan
5. Tinjauan Oleh Pihak Manajemen
a. Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja.
b. Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Hasil temuan audit Sistem Manajemen K3.
d. Evaluasi efektifitas penerapan Sistem Manajemen K3 dan kebutuhan
untuk mengubah Sistem Manajemen K3 sesuai dengan:
Perubahan peraturan perundangan.
Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar.
Perubahan produk dan kegiatan perubahan.
Perubahan struktur organisasi perusahaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk
epidemologi.
Pengalaman yang didapat dari insiden keselamatan dan kesehatan
kerja.
Pelaporan.
Umpan balik khususnya dari tenaga kerja.
Komitmen di atas akan menjadi landasan dan acuan yang diterapkan dalam
melaksanakan Apek K3 manajemen PT. UTUSAN KARYA NUSANTARA dalam
melaksanakann pekerjaan.
.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
KETUA/
PENANGGUNG JAWAB K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Skala Prioritas, Pengendalian Resiko K3, dan Penanggung Jawab
Nama Perusahaan : PT. UTUSAN KARYA NUSANTARA
Paket : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi Kepulauan Riau 1
Lokasi : Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau
Penilaian Tingkat Resiko Penilaian Sisa Resiko
No. Deskripsi Resiko Pengendalian Awal Pengendali Ket.
Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya Persyaratan Kemungki Keparaha Nilai Tingkat an Kemungki Keparaha Nilai Tingkat
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) Pemenuhan nan (F) n (A) Resiko (F Resiko Lanjutan nan (F) n (A) Resiko Resiko
Peraturan x A) (TR) (Fx A) (TR)
1 Pekerjaan Tanah Bisa terluka akibat Terjadi gangguan UU No. 1 Pembuatan Jalur Lalu 1 2 2 Kecil Administr n/a n/a n/a n/a n/a
tertimbun, terjepit, kesehatan Tahun 1970 lintas manuver pekerja, atif
terjatuh, terkena alat Kecelakaan Tentang bahan dan alat
kerja, tertimpa berat/meninggal keselamatan Penggunaan APD yang
material Cacat kerja sesuai
Terjatuh, terpukul, sementara/cacat UU No. 18 Menggunakan rambu
tertimpa benda, Iritasi permanen Tahun 1999 peringatan dan barikade
kulit, cedera mata Luka/sakit sedang Tentang Jasa Diberikan penyuluhan bahaya
Terjatuh ke lubang memerlukan Konstruksi kecelakaan kerja sebelum
galian pengobatan atau UU No. 13 bekerja
perawatan Tahun 2003 Memakai Sarung tangan
Gangguan Tentang Menggunakan alat pelindung
esehatanakibat Ketenagakerjaa diri yang sesuai
kondisi kerja n Memakai sepatu kerja.
Secara umum PP No. 50 Bekerja dengan hati – hati
Kecelakaan akibat Tahun 2012 Pekerja diharap
cara penggunaan Tenteng menggunakan peralatan
peralatan, Penerapan pengamanan sewaktu
tertimpa material SMK3 bekerja
Ready Mix Memakai Sarung tangan
tangan terjepit Menggunakan alat pelindung
besi tulangan, diri yang sesuai
tertusuk ujung Memakai sepatu kerja.
kayu bekisting Memeriksa alat kerja
sebelum di gunakan
Tidak bercanda sambil
bekeja
Bekerja dengan hati – hati
Diberikan penyuluhan
sebelum bekerja
Diberikan rambu
peringatan keselamatan
kerja
Selalu menerapkan
protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
Persyaratan Penilaian Tingkat Resiko Pengendalian Penilaian Sisa Resiko
No. Deskripsi Resiko Pemenuhan Pengendalian Awal Lanjutan Ket.
Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya Peraturan Kemungki Keparaha Nilai Tingkat Kemungki Keparaha Nilai Tingkat
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) nan (F) n (A) Resiko (F Resiko nan (F) n (A) Resiko Resiko
x A) (TR) (Fx A) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2 Pekerjaan bisa terluka akibat Terjadi gangguan UU No. 1 Pastikan scaffolding 1 2 2 Kecil Administratif n/a n/a n/a n/a n/a
Mekanikal terjatuh, tergores, kesehatan akibat Tahun 1970 berfungsi dengan
terkena alat kerja, kondisi lingkungan Tentang baik/tidak rusak dan
tempat kerja yang keselamatan dioperasikan oleh orang/
tertimpa material,
tidak memenuhi kerja pekerja yang terampil.
tersengat
syarat UU No. 18
listrik/konsleting, Tahun 1999 Pekerja dilengkapi dengan
kebakaran Terjadi Insiden Tentang Jasa APD (alat pelindung diri)
Berupa Pekerja Konstruksi antara lain : Sepatu,
Terkena Peralatan UU No. 13 Helm, Masker, dll.
Kerja/Alat, tangan Tahun 2003
terkena palu, Tentang Penyimpanan scaffolding
Sehingga Terjadi Ketenagakerj yang akan dipasang
Luka aan ditumpuk pada area yang
PP No. 50 aman dan tidak terlalu
Terkena alat Tahun 2012 tinggi sehingga
potong, Gergaji > Tenteng menyebabkan scaffolding
Luka ringan dan Penerapan tersebut jatuh.
berat, Terkena SMK3
Palu > Luka Ringan Memakai Sarung tangan
dan Berat, Terkena Menggunakan alat
/tertusuk ujung pelindung diri yang sesuai
kayu yang runcing> Memakai sepatu kerja.
Luka ringan dan Memeriksa alat kerja
Berat sebelum di gunakan
Tidak bercanda sambil
Tertimpa batu bata bekeja
> Luka ringan dan Bekerja dengan hati – hati
berat Diberikan penyuluhan
sebelum bekerja
Terkena percikan Diberikan rambu
semen > Luka peringatan keselamatan
ringan/iritasi kerja
Selalu menerapkan
bahaya akibat protokol pencegahan
pembuangan bahan COVID-19 di dalam area
dan material tidak kerja/di lapangan
terpakai kurang
memenuhi syarat-
luka ringan
Penilaian Tingkat Resiko Penilaian Sisa Resiko
No. Deskripsi Resiko Pengendalian Awal Pengenda Ket.
Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya Persyaratan Kemungki Keparaha Nilai Tingkat lian Kemungki Keparaha Nilai Tingkat
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) Pemenuhan nan (F) n (A) Resiko (F Resiko Lanjutan nan (F) n (A) Resiko Resiko
Peraturan x A) (TR) (Fx A) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3 Pekerjaan Terdapat percikan Bahaya akibat 1. UU No. 1 pemeriksaan aliran listrik 1 2 2 Kecil Administr n/a n/a n/a n/a n/a
Elektrikal api dan menimbulkan adanya arus Tahun 1970 sebelum mulai pekerjaan, atif
kebakaran pendek yang Tentang chek list instalasi listrik
Terkena sengatan dihasilkan oleh keselamatan mengamankan jalur
listrik kegiatan kerja pemakain listrik dan
Pekerja terjatuh pelaksanaan- 2. UU No. 18 segera memperbaiki
dari ketinggian luka sedang Tahun 1999 kerusakan fasilitas kerja
Tersetrum, teriris, bahaya akibat Tentang Jasa dari genangan ataupun
bangunan kantor Konstruksi kebocoran
terlilit, terjatuh
dan fasilitasnya 3. UU No. 13 meminta ijin kerja yang
bisa terluka akibat
lainnya, misal : Tahun 2003 berhubungan dengan
terjatuh, tergores, ada genangan Tentang listrik/ elektrikal dan
terkena alat kerja, air, bocor-luka Ketenagakerj pemenuhan standarisasi
tertimpa material, sedang aan bahan elektrikal, seperti :
tersengat listrik, bahaya adanya 4. PP No. 50 kabel sni, saklar sni,
kebakaran kecerobohan Tahun 2012 lampu sni, dll
pemasangan Tenteng Selalu menerapkan
instalasi listrik, Penerapan protokol pencegahan
4 Pencegahan Batuk Badan
misal: kabel
Meriang UU
SMK3 No. 1 menjaga
COVID-19kesehatan
di dalam area dan 5 4 20 tinggi Administr n/a n/a n/a n/a n/a
Covid-19 Panas Panas
yang dingintidak Tahun 1970 kebugaran agar stamina
kerja/di lapangan atif
Pilk memenuhi Tentang tubuh tetap prima dan
Sesak Nafas, dll Sendi
standar Terasa
dan keselamatan sistem imunitas atau
Linu
pemasangan yg kerja kekebalan tubuh
tidak rapi-luka UU No. 18 meningkat.
sedang
Nafas terasa Tahun 1999
sesak Tentang Jasa Mencuci tangan dengan
Konstruksi benar secara teratur
Sakit UU No. 13 menggunakan air dan
tenggorokan Tahun 2003 sabun atau hand-rub
Tentang berbasis alkohol.
Kelelahan Ketenagakerj
aan Ketika batuk dan bersin,
PP No. 50 tutup hidung dan mulut
Tahun 2012 Anda dengan tisu atau
Tenteng lengan atas bagian dalam
Penerapan (bukan dengan telapak
SMK3 tangan)
Selalu menerapkan
protokol pencegahan
COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
B.2. Rencana tindakan (sasaran dan program)
1. Sasaran K3
Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak terjadi korban jiwa (Zero
Fatal Accident)
Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
Semua pekerjaan wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko
pekerjaanya masinng-masing
5R (Ringkas,Rajin,Rapi,Resik dan Rawat)
Tidak ada barang yang diperlukan ditempat kerja atau lokasi pekerjaan
konstruksi
Semua barang mempunyai tempat yang pasti
Tidak terdapat kotoran apa saja di tempat kerja
Kondisi yang sudah baik terjaga tetap dari waktu ke waktu
Semua orang berprilaku sesuai dengan norma kerja positif yang
dikembangkan ditempat kerja.
2. Program K3
Membersihkan tempat kerja setelah selesai melakukan pekerjaan
Menjaga kebersihan jalan kerja, papan kerja, tangga dari peralatan atau
material yang
Membersihkan segera tumpahan oli, minyak, dan lain-lain
Membuang sampah pada tempatnya
Buang air besar/kecil pada tempaynya
Menyingkirkan logam potongan paku atau paku yang tidak terpasang
Menekuk ujung-ujung paku yang runcing pada potongan kayu
Peralatan ataupun material sisa dikembalikan pada tempatnya
Memasang poster 5R
Memasang rambu/ himbauan untuk menjaga kebersihan
Memberikan brieffing kepada pekerja
Mengadakan inspeksi bersama
B.2. B.2 RENCANA TINDAKAN (SASARAN KHUSUS & PROGRAM KHUSUS)
Paket : Pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi Kepulauan Riau 1
Lokasi : Kabupaten Lingga Prov. Kepulauan Riau
Sasaran Program
No. Jenis Pekerjaan Pengendalian Resiko Uraian Tolak Ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya Jadwal Pelaksanaan Bentuk Monitoring Indikator Pencapaian Penanggung
Jawab
1 Pekerjaan Tanah Pembuatan Jalur Lalu lintas Tersedianya Tersedianya Membuat jalur Dokumen petunjuk Sesuai jadwal Checklist Tertib Petugas K3
manuver pekerja, bahan dan instruksi kerja instruksi kerja aman manuver kerja pelaksanaan Evaluasi hasil melaksanakan Inspector K3
alat Seluruh pekerja Lulus tes dan paham pekerja, bahan Infrastruktur, Sebelum bekerja penyuluhan/pelati petunjuk kerja Quality
Penggunaan APD yang sesuai terkait telah mengenai system dan alat. program, harus sudah han 100% luls dan Engineering
Menggunakan rambu petunjuk kerja esuai dengan SNI Memasang materi/modul, tes lengkap Disediakan faham Pengawas
peringatan dan barikade mengikuti yang telah rambu sesuai pemahaman dan Sebelum bekerja petugas yang 100% lulus sesuai pelaksanaan
Diberikan penyuluhan bahaya pelatihan dan ditetapkan peruntukannya peserta harus sudah melakukan standar pekerjaan
kecelakaan kerja sebelum penyuluhan SNI helm, masker, Memasang APD Alat bantu lengkap terlatih pengawasan
bekerja Alat bantu yang sarung standar sesuai SDM sesuai selama pekerjaan
Memakai Sarung tangan sesuai spesifikasi tangan, sepatu, peruntukannya kebutuhan
Menggunakan alat pelindung diri teknis rompi, dll
yang sesuai
Memakai sepatu kerja.
Bekerja dengan hati – hati
Pekerja diharap menggunakan
peralatan pengamanan sewaktu
bekerja
Memakai Sarung tangan
Menggunakan alat pelindung diri
yang sesuai
Memakai sepatu kerja.
Memeriksa alat kerja sebelum di
gunakan
Tidak bercanda sambil bekeja
Bekerja dengan hati – hati
Diberikan penyuluhan sebelum
bekerja
Diberikan rambu peringatan
keselamatan kerja
Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di
dalam area kerja/di lapangan
Sasaran Program
No. Jenis Pekerjaan Pengendalian Resiko Uraian Tolak Ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya Jadwal Pelaksanaan Bentuk Monitoring Indikator Penanggung
Pencapaian Jawab
2 Pekerjaan Pastikan scaffolding berfungsi dengan Tersedianya Tersedianya Membuat jalur Dokumen Sesuai jadwal Checklist Tertib Petugas K3
Mekanikal baik/tidak rusak dan dioperasikan oleh instruksi kerja instruksi kerja aman manuver petunjuk kerja pelaksanaan Evaluasi hasil melaksanakan Inspector K3
orang/ pekerja yang terampil. Seluruh pekerja Lulus tes dan paham pekerja, bahan Infrastruktur, Sebelum bekerja penyuluhan/pela petunjuk kerja Quality
Pekerja dilengkapi dengan APD (alat terkait telah mengenai system dan alat. program, harus sudah tihan 100% luls dan Engineering
pelindung diri) antara lain : Sepatu, petunjuk kerja esuai dengan SNI Memasang materi/modul, tes lengkap Disediakan faham Pengawas
Helm, Masker, dll. mengikuti yang telah rambu sesuai pemahaman dan Sebelum bekerja petugas yang 100% lulus pelaksanaan
Penyimpanan scaffolding yang akan pelatihan dan ditetapkan peruntukannya peserta harus sudah melakukan sesuai standar pekerjaan
dipasang ditumpuk pada area yang penyuluhan SNI helm, masker, Memasang APD Alat bantu terlatih pengawasan
aman dan tidak terlalu tinggi sehingga Alat bantu yang sarung standar sesuai lengkap selama
menyebabkan scaffolding tersebut sesuai spesifikasi tangan, sepatu, peruntukannya SDM sesuai pekerjaan
jatuh. teknis rompi, dll kebutuhan
Memakai Sarung tangan
Menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai
Memakai sepatu kerja.
Memeriksa alat kerja sebelum di
gunakan
Tidak bercanda sambil bekeja
Bekerja dengan hati – hati
Diberikan penyuluhan sebelum
bekerja
Diberikan rambu peringatan
keselamatan kerja
Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di dalam
area kerja/di lapangan
3 Pekerjaan pengecekan peralatan sebelum mulai Tersedianya Tersedianya Membuat jalur Dokumen Sesuai jadwal Checklist Tertib Petugas K3
Elektrikal Pastikan scaffolding berfungsi dengan instruksi kerja instruksi kerja aman manuver petunjuk kerja pelaksanaan Evaluasi hasil melaksanakan Inspector K3
baik/tidak rusak dan dioperasikan Seluruh pekerja Lulus tes dan paham pekerja, bahan Infrastruktur, Sebelum bekerja penyuluhan/pela petunjuk kerja Quality
oleh orang/ pekerja yang terampil. terkait telah mengenai system dan alat. program, harus sudah tihan 100% luls dan Engineering
Pekerja dilengkapi dengan APD (alat petunjuk kerja esuai dengan SNI Memasang materi/modul, tes lengkap Disediakan faham Pengawas
pelindung diri) antara lain : Sepatu, mengikuti yang telah rambu sesuai pemahaman dan Sebelum bekerja petugas yang 100% lulus pelaksanaan
Helm, Masker, dll. pelatihan dan ditetapkan peruntukannya peserta harus sudah melakukan sesuai standar pekerjaan
Penyimpanan scaffolding yang akan penyuluhan SNI helm, masker, Memasang APD Alat bantu terlatih pengawasan
dipasang ditumpuk pada area yang Alat bantu yang sarung standar sesuai lengkap selama
aman dan tidak terlalu tinggi sehingga sesuai spesifikasi tangan, sepatu, peruntukannya SDM sesuai pekerjaan
menyebabkan scaffolding tersebut teknis rompi, dll kebutuhan
jatuh.
Memakai Sarung tangan
Menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai
Memakai sepatu kerja.
Memeriksa alat kerja sebelum di
gunakan
Tidak bercanda sambil bekeja
Bekerja dengan hati – hati
Diberikan penyuluhan sebelum
bekerja
Diberikan rambu peringatan
keselamatan kerja
Selalu menerapkan protokol
pencegahan COVID-19 di dalam area
kerja/di lapangan
Sasaran Program
No. Jenis Pekerjaan Pengendalian Resiko Uraian Tolak Ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya Jadwal Pelaksanaan Bentuk Monitoring Indikator Pencapaian Penanggung
Jawab
4 Penanganan menjaga kesehatan dan Tersedianya Tersedianya Membuat jalur Dokumen petunjuk Sesuai jadwal Checklist Tertib Petugas K3
Covid-19 kebugaran agar stamina instruksi kerja instruksi kerja aman manuver kerja pelaksanaan Evaluasi hasil melaksanakan Inspector K3
tubuh tetap prima dan Seluruh pekerja Lulus tes dan paham pekerja, bahan Infrastruktur, Sebelum bekerja penyuluhan/pelati petunjuk kerja Quality
sistem imunitas atau terkait telah mengenai system dan alat. program, harus sudah han 100% luls dan Engineering
kekebalan tubuh meningkat. petunjuk kerja esuai dengan SNI Memasang materi/modul, tes lengkap Disediakan faham Pengawas
mengikuti yang telah rambu sesuai pemahaman dan Sebelum bekerja petugas yang 100% lulus sesuai pelaksanaan
Mencuci tangan dengan pelatihan dan ditetapkan peruntukannya peserta harus sudah melakukan standar pekerjaan
benar secara teratur penyuluhan SNI helm, masker, Memasang APD Alat bantu lengkap terlatih pengawasan
menggunakan air dan sabun Alat bantu yang sarung standar sesuai SDM sesuai selama pekerjaan
atau hand-rub berbasis sesuai spesifikasi tangan, sepatu, peruntukannya kebutuhan
alkohol. teknis rompi, dll
2. PERATURAN PEMERINTAH
1. Instalasi atom harus mempunyai petugas dan ahli proteksi radiasi dimana
petugas proteksi mempunyai tugas menyusun pedoman dan instruksi kerja,
sedangkan ahli proteksi mempunyai tugas mengawasi ditaatinya peraturan
keselamatan kerja terhadap radiasi.
2. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada pekerja radiasi adalah:
calon pekerja radiasi
berkala setiap satu tahun
pekerja radiasi yang akan putus hubungan kerja.
3. Pekerja radiasi wajib mempunyai kartu kesehatan dan petugas proteksi
radiasi wajib mencatat dalam kartu khusus banyaknya dosis pajanan radiasi
yang diterima masing-masing pekerja.
4. Apabila pekerja menerima dosis radiasi melebihi nilai ambang batas yang
diizinkan, maka pekerja tersebut harus dipindahkan tempat kerjanya
ketempat lain yang tidak terpajan radiasi.
5. Perlu adanya pembagian daerah kerja sesuai dengan tingkat bahaya radiasi
dan pengelolaan limbah radioaktif.
6. Perlu ada tindakan dan pengamanan untuk keadan darurat apabila terjadi
kecelakaan radiasi.
7. Pelanggaran ketentuan ini diancam pidana denda Rp. 100.000,- (seratus
ribu rupiah)
Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1975 Tentang Izin pemakaian Zat
Radioaktif atau sumber Radiasi lainnya Dalam peraturan ini diatur tentang
pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya, syarat dan cara
memperoleh izin, kewajiban dan tanggung jawab pemegang izin serta
pemeriksaan dan ketentuan pidana.
3. KEPUTUSAN PRESIDEN
Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan oleh dokter perusahaan secara khusus terhadap
pekerja tertentu
2. Tujuan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap pekerja atau golongan-golongan pekerja
tertentu
3. Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan pula terhadap :
Pekerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang
memerlukan perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu.
Pekerja yang berusia di atas 40 tahun atau pekerja cacat, serta
pekerja muda usia yang melakukan pekerjaan tertentu
Pekerja yang diduga terpajan dengan hazard khusus yang
menimbulkan gangguan kesehatan, juga perlu dilakukan
pemeriksaan khusus sesuai kebutuhan
Jika ditemukan keluhan pekerja atau atas pengamatan
pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, atau atas penilaian
Pusat Bina Hyperkes dan Keselamatan Kerja dan instansi
terkait lainnya atau atas pendapat umum di masyarakat.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04/Men/1980
tentang Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api
ringan (APAR)
Peraturan ini menjelaskan jenis kebakaran dan jenis alat pemadam api
ringan serta bagaimana pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api
ringan. Pemasangan alat pemadam api ringan (APAR)
Ditempatkan posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai
dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
Tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm dari lantai tepat
di atas APAR tersebut.
Jarak antara APAR satu dengan yang lainnya tidak melebihi 15 meter
kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja
Tabung APAR sebaiknya warna merah dan tidak boleh ada lubang-
lubang atau cacat karena karat
Tabung APAR harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada
dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat
lainnya ditempatkan dalam lemari atau box. Apabila box tersebut
dikunci maka bagian depannya harus diberi kaca aman dengan tebal
maximum 2 mm.
Perencanaan
Perencanaan Identifikasi Bahaya Penilaian dan Pengendalian Risiko
Peraturan Perundangan dan persyaratan lainnya
Tujuan dan sasaran (SMART)
Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan K3 harus dikonsultasikan
dengan wakil pekerja, Ahli K3, P2K3 dan pihak lain yang terkait.
Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan ditinjau ulang kembali
secara teratur sesuai dengan perkembangan
Indikator Kinerja
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan K3 perusahaan harus
menggunakan indikator kinerja yang dapat diukur sebagai dasar
penilaian keinerja K3 yang sekaligus merupakan informasi mengenai
keberhasilan pencapaian SMK3
d. Keputusan Dirjen PPM & PLP No. 00.06.64.44 tanggal 18 Februari 1993
tentang Persyaratan dan Petunjuk Teknis Tata Cara Penyehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
Peraturan ini merupakan Petunjuk Teknis dari Permenkes No.986/1992
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Dalam peraturan
ini dijelaskan tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan ruang dan
bangunan serta fasilitas sanitasi Rumah Sakit, Persyaratan Kesehatan
Konstruksi Ruangan di Rumah Sakit, Kualifikasi Tenaga di Bidang
Kesehatan Lingkungan yang bekerja di rumah sakit dan petunjuk Teknis
Tata cara Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1244/ Menkes/SK/XII/1994 tentang
Pedoman Keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis Pedoman ini
menjelaskan mengenai klasifikasi mikroorganisme dan laboratorium,
manajemen keamanan kerja laboratorium, yang meliputi tingkatan
manajemen keamanan kerja, kewajiban petugas atau tim keamanan kerja
dalam laboratorium, system pencatatan dan pelaporan adanya bahaya di
dalam laboratorium, pelatihan keamanan kerja dalam laboratorium, praktek
laboratorium yang benar, pengelolaan specimen, tata ruang dan fasilitas
laboratorium, sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi dan tata laksana limbah
laboratorium, peralatan laboratorium dan bahaya yang dapat dicegah,
kesehatan petugas laboratorium dan lain sebagainya.
Keputusan Direktur Cabang Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional No. PN 03/160/DJ/89 tentang Ketentuan Keselamatan
Kerja Terhadap Radiasi Peraturan ini mengatur tentang ketentuan-ketentuan keselamatan terhadap radiasi.
PEMBAHASAN
1. Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Secara Realistik
Kompetensi tenaga kerja konstruksi secara realistik dapat diukur atau
ditunjukan pada ketrampilannya di lapangan, misalnya dalam pekerjaan
pengecoran kolom beton, salah satunya adalah mereka harus mengerti
tentang Standard Operating Procedure (SOP), dan prosedurnya. Contoh
untuk pekerjaan beton beberapa SOP di lapangan yang dapat
mempengaruhi kualitas dan keselamatan kerja, mereka akan melakukan
hal-hal antara lain :
a. Tidak menggunakan bahan yang tidak memenuhi standar.
b. Penambahan air pada campuran beton misalnya akan membuat
kuat tekan beton monoton.
c. Sambungan lewatan baja tulangan adalah sekitar 40 kali diameter
tulangan dan semua begel harus mempunyai kait yang memadai dengan
jarak antara begel maksimum sebesar tinggi elemen.
d. Beton harus dirawat setelah bekisting dibuka.
e. Mengetahui secara dini dan tidak menutup-nutupi potensi
kegagalan konstruksi yang akan terjadi.
4. Komitmen Pemerintah
Pemerintah telah menyatakan siap menghadapi liberalisasi tenaga kerja
yang akan diterapkan pada tahun 2009 terkait dengan perdagangan bebas.
Salah satu kesiapan pemerintah diwujudkan dalan pembentukan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang bertugas melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja bagi tenaga kerja Indonesia. Badan ini sebenarnya
diharapkan sudah beroperasi pada tahun 2005, namun pelaksanaannya
masih dirasa kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
sosialisasi dan minat dari masyarakat terkait. Badan ini juga akan
memberikan ujian tingkat akhir bagi proses pelatihan yang dilakukan oleh
balai-balai pelatihan. Misalnya di balai pelatihan tukang las, BNSP akan
menguji pada tingkat akhir dan mengeluarkan sertifikat bagi tukang las.
Sertifakat yang dikeluarkan ini diharapkan berlaku paling tidak dikawasan
ASEAN. Dengan adanya sertifikat tersebut, jika kualifikasi untuk suatu
bidang pekerja sudah ada, kita bisa menolak tenaga kerja asing yang akan
masuk ke bidang tersebut. Dengan demikian tenaga kerja Indonesia akan
terlindungi meskipun pasar kerja Indonesia juga terbuka bagi masuknya
tenaga kerja asing. Kualifikasi kompetensi tersebut akan dibuka di berbagai
bidang dan tidak ada yang high labour maupun yang low labour. Dengan
demikian meskipun ada liberalisasi, kita siap menghadapinya. Demikian juga
negara lain juga bisa menolak tenaga kerja asing kalau memang mereka
sudal memiliki tenaga kerja yang sudak memiliki sertifikasi kualifikasi
profesi tersebut. Standar kompetensi kerja sangat penting untuk
pengembangan tenaga profesi dan ahli, khususnya di bidang/ sektor industri
logam dan mesin mengingat perkembangan teknologi dan rekayasa yang
cukup pesat dan tinggi.
Salah satu aspek yang penting dalam liberalisasi di bidang jasa adalah
pergerakan orang (personal movement) dari suatu negara ke negara lain.
Sebagai contoh dalam liberalisasi di bidang jasa tenaga kerja asing dari
berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, transportasi, jurnalistik dan lain-
lain dapat bebas dan masuk ke Indonesia dan menjalankan praktek
usahanya. Oleh karena itu perlu sekali adanya standardisasi dan sertifikasi
profesi khususnya sertifikasi kompetensi kerja dan standar kompetensi
kerja nasional Indonesia, yang harus mengacu pada standar kompetensi
kerja nasional dan internasional.
5. Komitmen Pihak Swasta
Berhasilnya tenaga kerja konstruksi yang mempunyai kompetensi tidak bisa
dicapai hanya dengan mengandalkan pemerintah atau tenaga kerja
konstruksi itu sendiri, tapi pihak swasta atau stake holder yang banyak
terlibat di bidang konstruksi seperti Kontraktor dan Suplaiyer material juga
diharapkan banyak berperan dan meningkatkan kompetensi mereka. Sebagai
misal beberapa produsen semen mempunyai komitmen untuk meningkatkan
kompetensi tukang secara nyata. Salah satu produsen semen melakukan
kerja sama dengan pihak Universitas dalam melaksanakan pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Demikian juga pihak Kontraktor,
pelatihan dapat dilakukan dengan melakukan uji material yang milibatkan
calon tenaga kerja konstruksi yang akan melaksanakan suatu pekerjaan
yang dianggap cukup rumit, dan uji tersebut akan mempunyai beberapa
keuntungan misalnya (1) akan meningkatkan kompetensi tukang, (2)
mengetahui apakah suatu metode dapat dilakukan oleh tenaga kerja dan
peralatan yang ada.
C.3. Kepedulian
Koordinator Keselamatan
1 Induksi Keselamatan Konstruksi 1 Bulan 2 Kali
Konstruksi
Investigasi Koordinator
2 Pertemuan Pagi Hari Keselamatan Konstruksi 1 Bulan 2 Kali
Insiden
Koordinator Keselamatan
3 Pertemuan Kelompok Kerja 1 Bulan 2 Kali
Konstruksi
Koordinator Keselamatan
4 Rapat Keselamatan Konstruksi 1 Bulan 2 Kali
Konstruksi
Koordinator Keselamatan
5 HSE Statistic Board 1 Bulan 2 Kali
Konstruksi
Koordinator Keselamatan
6 Papan Pengumuman K3 Tiap Bulan
Konstruksi
C.5. Informasi Terdokumentasi
Nama Pekerja :
Nama Paket : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi Kepilauan Riau 1
Pekerjaan :
Tanggal Pekerjaan
Rompi Keselamatan/Safety
1 Helm/Safety Helmet V 4 Vest V
Masker
2 Sepatu/Safety Shoes V 5 Pernapasan/Respiratory V
3 Sarung Tangan/Safety Gloves V 6 Jaring Pengaman V
D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Tabel. Analisa Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)
Nama Pekerja =-
Nama Paket Pekerjaan = Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Provinsi
Kepulauan Riau 1
Lokasi = Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau
Tanggal Pekerjaan =-
7 Safety Harnest Ѵ
Buat rencana tanggap darurat: Rencana Tanggap Darurat yang tepat perlu
dibuat setelah keadaan darurat dan mekanisme tanggapan mereka
diidentifikasi. Ini akan mencakup prosedur untuk menangani keadaan
darurat, lokasi dan instruksi untuk fasilitas darurat, prosedur evakuasi,
alarm dan fasilitas darurat.
Bulan Ke
No. Kegiatan PIC :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pimpinan teknik Ahli
1 Inspeksi K3
Keselamatan Konstruksi, Unit
Konstruksi pelatihan/ petugas
pengawas pelaksanaan
Pimpinan teknik Ahli
2 Patroli K3
Keselamatan Konstruksi, Unit
Konstruksi pelatihan/ petugas
pengawas pelaksanaan
Pimpinan teknik Ahli
3 Audit internal K3
Konstruksi, Unit
pelatihan/ petugas
pengawas pelaksanaan
E. EVALUASI KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI
No. Sasaran RENCANA TINDAKAN Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Des Status
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Pelaksanaan
S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
2. Sosialisasi metode kerja yang aman Ahhli K3 Close
kepada Mandor
A. PENGANTAR