Anda di halaman 1dari 85

 

STRATEGI PENGELOLAAN DAN RENCANA PELAKSANAAN TERHADAPLINGKUNGAN 
SOSIAL KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 
 
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K) 
 
PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN SOSIAL KESELAMATAN DAN 
KESEKATAN KERJA 
 
KODE ETIK PERUSAHAAN (LINGKUNGAN SOSIAL KESEHATAN DAN  
KESELAMATAN KERJA) 
 
MATRIK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 
 
 
PEKERJAAN 
 

Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi 
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. 
Pawelutan Cs   
 
 
 
 

   

 
 

Strategi Pengelolaan dan Rencana


Pelaksanaan terhadap Lingkungan, Sosial,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 

(SPRP‐LSK3) 
PEKERJAAN 
 

Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi 
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. 
Pawelutan Cs   
 

 
DAFTAR ISI 

BAB I. PENDAHULUAN 

1.1 Uraian Pekerjaan 
1.2 Pembiayaan 
1.3 Organisasi Kerja Penyedia Jasa 
1.4 Tujuan Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan (SRPR) 
1.5 Kerangka Kerja Hukum 
1.5.1 Peraturan Pemerintah Indonesia 
1.5.2 Kebijakan Safeguard Bank Indonesia 

BAB II. PERENCANAAN 

2.1 Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) 
2.1.1 Pengendalian Lalu Lintas 
2.1.2 Pengendalian Pada Zona Kerja 
2.1.3 Bahan dan Perlengkapan 
2.1.4 Pemeliharaan Lalu Lintas 
2.2 Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantau Lingkungan (RKPPL) 
2.3 Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) 
2.4 Rencana Pengelolaan Pekerja 
2.5 Rencana Untuk Memperoleh Persetujuan/Perizinan 
2.6 Rencana Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat Terdampak 
2.8  Rencana Manajemen Resiko Lingkungan dan Sosial Yang Mungkin Timbul 

BAB III. MONITORING DAN EVALUASI 

3.1  Monitoring  dan Evaluasi 

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Uraian Pekerjaan 

Pembangunan  diperlukan  untuk  memulihkan  kembali  fungsi  Perkantoran  serta 


meningkatkan  kinerja    sesuai  dengan  kapasitas  dan  fungsinya.  Uraian  pekerjaan 
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, 
SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs  meliputi : 

Nama Paket Pekerjaan  : Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. 
Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs   

Uraian singkat pekerjaan:  
‐ Pekerjaan Persiapan 
‐ Pekerjaan Bangunan 
‐ Pekerjaan Saluran  
‐ Pekerjaan Saluran Pembuang 
‐ Pekerjaan Persiapan Modernisasi 
‐ Pekerjaan Jalan Inspeksi

Pekerjaan  ini  dibiayai  dengan  LOAN  SIMURP  (Strategic  Irrigation  Modernization  and 
Urgent Rehabilitation Project) IBRD Loan No. 8891‐ID and AIIB Loan No. L0060A  Dengan 
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan: 720 (Tujuh Ratus Dua Puluh) hari kalender.. 

1.2 Pembiayaan 

Pembiayaan untuk kegiatan Penyelenggaraan Sistem manajemen Keselamatan Konstruksi


(SMKK) yang tertuang dalam dokumen lelang antara lain :
 

1. Pelaksaan K3
Adapun persyaratan dan ketentuan spesifikasi yang tertulis dalam spektek dan dokumen lelang menjadi
acuan dalam pengadaan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh penyedia jasa. Apabila tidak tertuang
dalam dokumen, maka penyedia jasa mengikuti keputusan dari direksi teknis dan PPK untuk ketentuan
spesifikasi dalam pengadaan maupun pelaksanaan K3.
1.3 Organisasi kerja Penyedia Jasa 
 

   

 
Tujuan Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan (SRPR) untuk Mengelola Risiko 
Lingkungan, 

1.4 Sosial, Kesehatan dan keselamatan Kerja (LKS3) 

Tujuan dari Pengelolaan Lingkungan dan Sosial ini adalah untuk


memastikan bahwa seluruh komponen akan dilaksanakan secara
berkelanjutan dengan mengelola aspek lingkungan dan sosial. Dengan
memperjelas prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan dan sosial pada paket
pekerjaan Rehabilitasi Bendungan Pacal dan menjadi panduan dalam:

1. Persiapan penyusunan rencana pengelolaan lingkungan 
2. Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) 
3. Rencana kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) 
4. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) 
Rencana Pengelolaan Pekerja, Termasuk Larangan Penggunaan Pekerja Dibawah Umur, 
dan 

5. Pekerja Paksa sesuai dengan peraturan Undang‐Undang Indonesia 
Rencana Pengelolaan Pekerja, termasuk rencana perekrutan, pengelolaan basecamps, 
asuransi 

6. pekerja, hak‐hak dan kewajiban pekerja, skema perekrutan, dan lain‐lain 
7. Rencana Untuk Memperoleh Persetujuan/Perizinan Relevan 
8. Rencana Manajemen Keselamatan dan Kesehatan masyarakat terdampak. 
9. Mekanisme Penanganan 
10. Rencana manajemen Resiko Lingkungan dan Sosial 

1.5 Kerangka Kerja Hukum 

Untuk melakukan penilaian lingkungan dan sosial akan mengikuti Peraturan


Pemerintah Indonesia dan kebijakan Bank Dunia.
 

 
1.5.1 Peraturan Pemerintah Indonesia 

Peraturan berikut menjadi dasar untuk keseluruhan pendekatan Strategi Pengelolaan dan
Rencana Pelaksanaan (SRPR) untuk mengelola risiko Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (LSK3) sebagai berikut :

 Undang‐undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan 
Lingkungan Hidup
 Peraturan Pemerintah (PP) No 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan Hidup
 Peraturan  Menteri  Lingkungan  Hidup  (Permen  LH)  No.  13  Tahun  2010  tentang 
Upaya pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL‐UPL) dan 
Surat  Pernyataan  jaminan  Pelaksanaan  Pengelolaan  dan  Pemantauan  Lingkungan 
Hidup (SPPL)
 Peraturan Menteri  Lingkungan  Hidup  (Permen  LH)  No.  05  Tahun  2012  tentang 
Jenis Kegiatan yang diperlukan AMDAL
 Peraturan  Menteri  Lingkungan  Hidup  (Permen  LH)  No.  16  Tahun  2012 
tentang pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 17 Tahun 2012 tentang 
Pedoman  Partisipasi  Masyarakat  dalam  Proses  Penilaian  Ligkungan  dan  Izin 
Lingkungan
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 08 Tahun 2013 tentang 
Tata  Cara  Pemeriksaan  dan  Pemeriksaan  Dokumen  Lingkungan  dan  Izin 
Lingkungan yang dikeluarkan
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/PRT/M/2008 tentang jenis Rencana 
Bisnis dan/atau Kegiatan yang bekerja dalam Pekerjaan Umum yang memerlukan 
dokumen  Upaya  Pengelolaan  Lingkungan  dan  Upaya  Pemantauan  Lingkungan 
(UKL‐UPL)
 Peraturan  Pemerintah  (PP)  No.6  tahun  1995  tentang  Perlindungan  Tanaman 
Keputusan Menteri Pertanian No. 887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pengelolaan 
Hama UU No.2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Umum Tanah
 Peraturan  Presiden  No.71  tahun  2012  tentang  Pembebasan  Lahan  untuk 
Kepentingan Umum
 Peraturan  Presiden  Nomor  40  Tahun  2014  tentang  Perubahan  Perpres  No.71 
Tahun 2012 tentang Pembebasan Lahan untuk Kepentingan Umum
 Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial 

 Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2017 tentang Penanganan Dampak Sosial


Masyarakat
 Peraturan Menteri Sosial No. 10 Tahun 2014 tentang Konseling Sosial
 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2015 tentang Penanganan Konsflik Sosial
 Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang konservasi Sumber 
Daya Alam dan Ekosistem
 Peraturan  Menteri  Dalam  Negeri  No.  52  tahun  2014  tentang  Pedoman  Pengakuan 
dan Perlindungan Masyarakat Adat.
 Undang‐Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2010 tentang Warisan Budaya
 Peraturan Presiden No.37 Tahun 2010 tentang Bendungan
 Peraturan  Menteri  Pekerjaan  Umum  dan  Perumahan  No.27/PRT/M/2015  tentang 
bendungan

NO JUDUL SAFEGUARD KEGIATAN YANG DILAKUKAN
OP masyarakat bahwa penilaian dilakukan terhadap kemungkinan
dampak sosial dari proyek, terutama karena memerlukan perolehan
tanah, relokasi orang, kehilangan aset produktif atau akses terhada
layanan, baik selama tahap konstruksi dan operasional dari kegiata
proyek. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa
kegiatan pemukiman kembali harus dipahami dan dijalankan
sebagai program pembangunan berkelanjutan, menyediakan
sumber investasi yang memadai untuk memungkinkan orang- orang
yang terkena dampak untuk mendapatkan
keuntungan proyek, memastikan bahwa orang-orang yang terkena
dampak diberi konsultasi yang berarti dan disediakan, jika
OP/BP 4.12

Pemindahan/pemukiman memungkinkan, kesempatan untuk


Kembali Secara Paksa berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pemukiman kembali dan proyek. Tujuan dasarnya adalah untuk
memastikan bahwa orang-orang yang terkena dampak diberi sara
dan sumber daya untuk memperbaiki penghidupan dan standar
hidup mereka, atau setidaknya mengembalikannya secara riil, ke
tingkat pra-proyek.

Untuk menjamin kualitas dan keamanan dalam perancangan dan


pembangunan Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
OP/BP 4.37

Persiapan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS.
Pawelutan Cs yang ada, dan dalam melaksanakan kegiatan yang
mungkin terkena dampak yang ada.

 
 

   

   

BAB III 
PERENCANAAN 
 
BAB II PERENCA NAA N

2.1 RENCANA MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS (RMKL) 
Pekerjaan ini meliputi penyediaan pelengkapan sekaligus pelaayanan pengendalian lalu lintas
pada saat kegiatan proyek. Hal ini untuk melindungi para pekerja maupun pengguna jalan
yang melintas melalui daerah konstruksi.Kegiatan ini dilakukan semenjak mulai tahap
mobilisasi, peralatan, bahan, dan tenaga.
2.1.1 Pengendalian Lalu Lintas
Semua pekerja harus minimal berumur 18 tahun dan melengkapi diri dengan baju reflektif
dan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai kebutuhan. Demikian juga bilamana pekerjaan
dilakukan pada malam hari. Kontraktor harus menyiapkan lampu penerang dan
pengendalian keselamatan lalu lintas sistem refleksif yang aman bagi pengguna jalan.
2.1.2 Pengendalian Pada Zona Kerja
Pekerjaan ini meliputi semua lokasi yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan aktivitas proyek termasuk jalur mobilisasi, lokasi pengambilan material atau
quarry, dan produksi beton. Sedangkan untuk perlengkapannya, dibutuhkan seperti
lampu sinyal berkedip, system reflektif, rambu segitiga dan perlengkapan lain yang
diperlukan selama proses mobilisasi dilakukan. Pemasangan rambu-rambu sebagai
peringatan bagi pengguna jalan agar berhati-hati saat melintas daerah kerja.
2.1.3 Bahan dan Perlengakapan
1. Rambu Panah  Berkedip 

Rambu ini dipasang pada lokasi zona kerja maupun


daerah kerja, yang berfungsi baik sebagai
pemberitahuan untuk pengalian jalan maupun
peringatan, pada titik-titik lokasi yang dianggap rawan
kecelakaan.

2. Rambu Suar Portable


Rambu ini di letakan pada ujung tiap segmen pada
awal dan akhir lokasi pekerjaan, dan befungsi untuk
peringatan bagi para pengguna jalan untuk supaya
berhati – hati saat memasuki daerah kerja.

3. Rambu Peringatan Konstruksi


Rambu ini dirancang baik secara tetap maupun portable
atau dapat dipndah-pindah pada setiap segmen yang
membutuhkan penanda lalu lintas. Rambu-rambu ini
juga berfungsi sebagai pemberitahu kepada pengguna
jalan serta dibuat agar efektif dan efisien dalam fungsin
ya sebagai peringatan kepada pengguna jalan untuk
berhati- hati
4. Rambu Pengalihan
Rambu ini harus terlihat pada jarak 150 m sebelum
memasuki daerah konstruksi atau sebelum daerah yang
dianggap rawan kecelakaan. Untuk jalur jalan yang
padat akan menambah tenaga bantu khusus sebagai
pengarah lalu lintas, dapat digunakan dari aparat
kepolisian lalu lintas maupun security dari penyedia jasa.
Rambu pengalihan jalan bersifat tetap pada titik-titik jalur
pengalihan selama pekerjaan berlangsung.

5. Rambu Penanda
Digunakan untuk peringatan jarak jauh yang mampu
memberikan peringatan kepada pengguna jalan secara
sekilas tanpa mengganggu aktivitas mengemudi. Rambu
ini berfungsi sebagai intimidasi kepada para pengguna
jalan dan angkutan proyek agar waspada dan berhati-
hati saat melewati daerah tersebut.

6. Penghalang Lalu Lintas


Penghalang lalu lintas atau barikade dibuat dengan
bahan pvc yang dilapisi dengan cat warna merah dan
putih sebagai simbol perlindungan area kerja maupun
sebagai pembagi jalur jalan. Barikade digunakan untuk
memandu lalu lintas agar tidak melewati pekerjaan yang
telah selesai dikerjakan seperti perkerasan jalan atau
lokasi peralihan.

2.1.4 Pemeliharaan Lalu Lintas


Pekerjaan ini dilakukan selama rentang waktu pelaksnaan pekerjaan baik dilokasi zona kerja
maupun di lokasi daerah kerja. Perbaikan maupun penggantian semua peralatan maupun
perlengkapan harus dilakukan untuk menjamin pengendalian lalu lintas selama periode pelaksanaan
pekerjaan dapat terjaga dan terpelihara. Koordinator manajemen keselamatan lalu lintas yang di
tunjuk harus senantiasa memastikan setiap peralatan dan perlengkapan disemua sector pekerjaan
di implementasikan dengan baik dan benar. Bilamana manajemen keselamatan lalu lintas tidak di
terapkan sesuai rencana atau ketentuan-ketentuan yang disepakati, baik itu bersifat diabaikan
maupun pengurangan peralatan dan perlengkapan, maka pihak
direksi pekerjaan dapat memotong biaya operasional manajemen keselamatan lalu lintas dan
semua resiko yang berhubungan dengan pengendalian lalu lintas menjadi tanggung jawab penyedia
jasa selama masa pekerjaan berlangsung.

2.2 RENCANA KERJA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RKKPL)


Penyusunan Rencana Kerja pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan RKPPL untuk
melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup. Perlu disusun suatu rencana kerja
penanganan dampak lingkungan pada tahap konstruksi yang berupa penyusunan Rencana
Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan RKPPL, Dasar Penyusunan RKPPL
mengacu pada ketentuan Dokumen Kontrak. Pemantauan lingkungan dimaksudkan
untuk memastikan bahwa pengelolaan lingkungan telah dilaksanakan dengan semestinya
dan meningkatkan kesadaran para pemrakarsa kegiatan untuk melaksanakan pengelolaan
lingkungan secara benar, bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab serta mengetahui
berbagai kendala dan permasalahan terhadap efektifitas dalam pelaksanaan pengelolaan
lingkungan. Laporan pemantauan ini akan tercakup dalam persyaratan laporan proyek yang
disiapkan oleh seluruh manajemen proyek dan tim konsultan dengan salinan lengkap
diserahkan ke Bank Dunia.

 
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
(RKK)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
PEKERJAAN : 

Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi 
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, 
SS. 
Pawelutan Cs 
 
   
   
   
 

 
 
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK) 
 
 
 
 
 
 
 
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi 
 
 
 
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. 
Pawelutan Cs 

DAFTAR ISI
 

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan 
 

Konstruksi 
 

A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal 
 

A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi 
 

B. Perencanaan keselamatan konstruksi 
 

B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.  
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program) 
B.3. Standar dan peraturan perundangan 
 

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi 
 

C.1. Sumber Daya 
C.2.Kompetensi  
C.3. Kepedulian 
C.4.Komunikasi 
C.5. Informasi Terdokumentasi 
 

D. Operasi Keselamatan Konstruksi 
 

D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi 
 

D.2 Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat 
 

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi 
 

E.1. Pemantauan dan evaluasi 
 

E.2. Tinjauan manajemen 
 

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
   
   
   
 
 
  RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK) 
 
 
 
 
 
 
 
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi 
 
 
 
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. 
Pawelutan Cs 
 
 

 
 

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi 

A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal 

Kepedulian Pimpinan PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA 
SETIA MAJU (KSO) Terhadap Isu Eksternal dan Internal meliputi: 

1.  bertanggung  jawab  penuh  terhadap  pencegahan  kecelakaan  konstruksi, 


kecelakaan  kerja,  penyakit  atau  kesehatan  yang  buruk  akibat  kerja,  serta 
penyediaan tempat kerja dan lingkungan yang aman, efisien dan produktif; 
2.    memastikan bahwa kebijakan dan program Keselamatan Konstruksi yang 
ditetapkan 
sesuai  dengan  visi  dan  misi  Penyedia 
Jasa; 
3.    memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai untuk menerapkan   SMKK; 
4.    mengomunikasikan penerapan SMKK kepada seluruh pekerja; 
5.    memastikan bahwa SMKK akan mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan; 
6.  memastikan      bahwa      setiap      pekerja      berpartisipasi      dan      berkontribusi   
terhadap penerapan SMKK secara berdaya guna dan berhasil guna; 
7.    mempromosikan peningkatan/perbaikan SMKK secara berkesinambungan; 
8.  mengembangkan,      dan      mempromosikan      budaya      kerja      berkeselamatan   
dalam organisasi; 
9.  melindungi   pekerja    yang    melaporkan    terjadinya    kecelakaan,    bahaya   dan  
risiko kecelakaan konstruksi dari pemecatan dan/atau sanksi lain. 
 

PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)  sangat 
peduli dengan keselamatan kerja dengan  menyediakan perlengkapan RKK dan BPJS 
ketenagakerjaan 

A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi : 

Pimpinan  Penyedia  Jasa  harus  menetapkan,  menerapkan  dan  memelihara 


kebijakan 
Keselamatan Konstruksi yang mencakup: 
1.     komitmen untuk menyediakan kondisi kerja beserta lingkungan yang aman dan 
sehat dalam rangka pencegahan kecelakaan konstruksi, kecelakaan kerja, cedera 
dan penyakit akibat kerja; 
2.   komitmen untuk mencegah dan melindungi terhadap ancaman dan/atau 
gangguan 
keamanan  dalam  berbagai  bentuk,  dan  perlindungan  terhadap  keselamatan 
keteknikan  konstruksi,  manusia,  harta  benda,  material,  peralatan,  masyarakat 
umum serta lingkungan. 
3.   menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan tujuan Keselamatan Konstruksi; 
4.   komitmen   untuk   mematuhi   ketentuan   peraturan   perundang‐   undangan   
dan peraturan lainnya; 
 
 
 
5.   komitmen   untuk   menghilangkan   bahaya   dan   mengurangi   risiko   
Keselamatan 
Konstruksi; 
6.  komitmen  untuk  menghentikan  pekerjaan  oleh  setiap  personil  apabila  melihat 
perilaku tidak selamat atau kondisi tidak aman dalam melakukan pekerjaan. 
7.   komitmen untuk melakukan perbaikan SMKK secara berkesinambungan; 
8.   komitmen untuk konsultasi dan mendorong partisipasi pekerja (perwakilan 
pekerja) 
serta pihak berkepentingan lainnya dalam pelaksanaan Keselamatan 
Konstruksi; 
 
Kebijakan Keselamatan Konstruksi harus: 

 disahkan  oleh  pimpinan  Penyedia  Jasa  dalam  bentuk  pakta 


komitmen  dan  pimpinan  Pelaksana  Pekerjaan  Konstruksi 
(Kepala  Proyek)  dalam  bentuk  kebijakan  Keselamatan 
Konstruksi (tertulis, tertanggal dan tertandatangani); 
 dikomunikasikan  kepada  seluruh   pemangku   kepentingan,  
baik  para  pemangku kepentingan internal maupun 
pemangku kepentingan eksternal; 
 tersedia sebagai informasi terdokumentasi; 

Untuk mencapai hal tersebut kita akan: 

 Membangun  dan  menjaga  Kesehatan  Kerja  dan  Sistem  Manajemen  Keselamatan 


sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku. 
 Memberikan induksi dan pelatihan bagi karyawan dan pekerja. 
 Menetapkan dan memantau tujuan keselamatan di lokasi dan melaksanakan tindakan 
korektif untuk meningkatkan kinerja. 
 Mematuhi Keselamatan dan Kesehatan Perundang‐undangan yang relevan, Standar 
dan Kode Praktek. 
 Memacu  perilaku  karyawan  dan  pekerja  bahwa  mereka  bertanggung  jawab  untuk 
kesehatan dan keselamatan mereka sendiri. 
 Mempromosikan kebugaran untuk bekerja. 
 Menyediakan program efektif untuk rehabilitasi yang terluka. 
 

Untuk memastikan komunikasi yang efektif dari keselamatan dan kesehatan kerja kebijakan 
akan berkonsultasi dengan orang‐orang kami yang berkompeten dibidang keselamatan dan 
kesehatan kerja.
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertandatangan di bawah ini: 
 

Nama      : RIZALDY 
Jabatan      : Kuasa KSO 
Bertindak untuk        : PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA –  
  PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) 
Dan atas nam 

Dalam rangka pengadaan Kontruksi   Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan 
Irigasi  SS.  Salamdarma  Kiri  Cs,  SS.  Gadung  Cs,  SS.  Pawelutan  Cs  pada  Kelompok  Kerja 
(Pokja)  Pemilihan  198.E.2021  BP2JK  Wilayah  DKI  Jakarta  Kementerian  Pekerjaan  Umum  dan 
Perumahan  Rakyat    berkomitmen  melaksanakan  konstruksi  berkeselamatan  demi 
terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi: 

1.   Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi; 
 
2.   Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat; 
 
3.   Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan; 
 
4.   Menggunakan material yang memenuhi standar mutu; 
 
5.   Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan 
 
6.   Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan 
 
7.   Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK. 
 

 
  

Jakarta,      September  2021 
 
Hormat Kami, 
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. 
SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) 
 
 
 
 
 
RIZALDY 
Kuasa KSO 
   
   
   
 
 
  RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK) 
 
 
 
 
 
 
 
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi 
 
 
 
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. 
Pawelutan Cs 
 
 

  
 

B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi 

B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang 

Perencanaan Keselamatan Konstruksi meliputi: 
1.    identifikasi dan penetapan isu‐isu eksternal dan internal; 
2.    identifikasi dan penetapan kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan; 
3.    identifikasi  bahaya  serta  penilaian  risiko  dan  peluang  keselamatan  konstruksi. 
Risiko  yang  dimaksud  adalah  Risiko  Keselamatan  Konstruksi  untuk  menentukan 
kebutuhan  Ahli  K3  Konstruksi  dan/atau  Petugas  Keselamatan  Konstruksi,  tidak 
untuk menentukan kompleksitas atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi. 
4.    identifikasi dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan dan lainnya; 
5.    perencanaan pengendalian risiko. 
 
Tugas  PT.  ARAFAH  ALAM  SEJAHTERA  –  PT.  SINAR  ARENGKA  SETIA  MAJU  (KSO) 
sebagai  Penyedia  Jasa  pada  Kegiatan  Rehabilitasi,  Peningkatan  dan  Modernisasi 
Jaringan  Irigasi  SS.  Salamdarma  Kiri  Cs,  SS.  Gadung  Cs,  SS.  Pawelutan  Csmembuat 
Identifikasi  Bahaya,  Penilaian  Risiko,  Skala  Prioritas,  Pengendalian  Risiko,  Penanggung 
Jawab  untuk  diserahkan,  dibahas,  dan  disetujui  PPK  pada  saat  Rapat  Persiapan 
Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. 
Penyusunan  Identifikasi  Bahaya,  Penilaian  Resiko  K3,  Skala  Prioritas  Pengendalian 
Resiko K3, dan Penanggung Jawab K3 terdapat pada tabel berikut ini :
 

 
 

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN DAN PENGENDALIAN RESIKO


 

Nama Perusahaan  : PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) 

Kegiatan  : Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs 
 
 
 
DESKRIPSI RESIKO PERS PENILAIAN TINGKAT RESIKO   PENILAIAN SISA RESIKO
Y
    NIL TINGKA KE NIL TING  
    AI T   M
  AI KA T
  ARA RESI RISIKO UN RESI RISIK
      KEM KEP KEP KE
T   UNG KO (TR)‐   G KO O
AN ARA ARA T
  IDENTIFIKASI JENIS KIN (F X KI (TR)
  PE   HAN A) N HAN (F X
BAHAYA
(Skenario
BAHAYA
ME
AN (F) (A)   AN (A) A)
URAIAN (Tipe
N PEKERJAAN Bahaya) Kecelakaa NU   (F)
O ENGENDALIAN
n) HA LANJUTAN
N PENGENDALIAN AWAL
PER
A
TUR
         1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan                     

    Terkena     2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety  shoes, sarung                       
material  tangan, dll.)  lengkap sesuai yang dipersyaratkan 
                        
galian,  3. Bekerja sesuai metode kerja  yang disetujui dan disepakati 
1.  Pekerjaan  Luka                    
Terjatuh 
4. Penggunaan rambu petunjuk  dan rambu peringatan 

tanah,  kedalam  Ringan      2    Administrati 2    2  Luka 
5. Memastikan peralatan  berfungsi dengan baik dan  sempurna  f 
galian,  
galian,  2  1  Luka  1  Ringan 
6. Pengawasan terhadap area  pekerjaan 
Terkena alat  
urugan  Ringan 
7. Menjaga jarak aman 
    galian 
8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19 

         1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan                     

         2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety  shoes, sarung                       
tangan, dll.)  lengkap sesuai yang dipersyaratkan 
                          
3. Bekerja sesuai metode kerja  yang disetujui dan disepakati 
                          
4. Penggunaan rambu petunjuk  dan rambu peringatan 

2.  Pekerjaan  Tertimpa  Luka      2    Administrati 2    2  Luka 
5. Memastikan peralatan  berfungsi dengan baik dan  sempurna  f 

Pasangan Batu  material  Ringan  2  1  Luka  1  Ringan 
6. Pengawasan terhadap area  pekerjaan 
Kali  batu,   
Ringan 
7. Menjaga jarak aman 
    Terkena alat
8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19 
kerja 
         1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan                     

         2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety  shoes, sarung                       
tangan, dll.)  lengkap sesuai yang dipersyaratkan 
    Terkena                      
3. Bekerja sesuai metode kerja  yang disetujui dan disepakati 
    material,                      
4. Penggunaan rambu petunjuk  dan rambu peringatan 

3.  Pekerjaan  Tergores  Luka      2    Administrati 2    2  Luka 
5. Memastikan peralatan  berfungsi dengan baik dan  sempurna  f 

Beton,  potongan  Ringan  2  1  Luka  1  Ringan 
6. Pengawasan terhadap area  pekerjaan 
 
pembesian,  besi,  Ringan 
7. Menjaga jarak aman 
terjatuh 
bekisting 
8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19 
dari 
ketinggian

         1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan                     

         2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety  shoes, sarung                       
tangan, dll.)  lengkap sesuai yang dipersyaratkan 
                          
3. Bekerja sesuai metode kerja  yang disetujui dan disepakati 
                          
4. Penggunaan rambu petunjuk  dan rambu peringatan 

4.  Pekerjaan  Terkena  Luka      6    Administrati 2    6  Luka 
5. Memastikan peralatan  berfungsi dengan baik dan  sempurna  f 

pembesian,  material,  Sedang  2  3  Luka  3  Sedang 
6. Pengawasan terhadap area  pekerjaan 
 
bekisting  Tergores  Sedang 
7. Menjaga jarak aman 
Potongan 
8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19 
besi. 

 
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR 
ARENGKA SETIA MAJU (KSO) 

........................ 

Kepala Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi 
B.2. Rencana Tindakan (Sasaran & Program Khusus) 
 

Penetapan Sasaran Keselamatan Konstruksi 

Sasaran Keselamatan Konstruksi pada setiap fungsi dan tahapan Pekerjaan Konstruksi harus: 
 

1.   Konsisten dengan kebijakan Keselamatan Konstruksi; 

2.   Memiliki indikator kinerja yang dapat diukur; 

3.   Memperhitungkan: 

a.  persyaratan yang diterapkan; 

b.  hasil penilaian risiko dan peluang; 

c.  hasil konsultasi dengan wakil pekerja, Ahli K3 Konstruksi, Panitia Pembina Keselamatan dan 
Kesehatan Kerja (P2K3), atau pihak lain yang terkait. 

4.   Dilakukan pemantauan; 

5.   Dikomunikasikan; dan 

6.   Dimutakhirkan bila perlu.
 

TABEL 2. RENCANA TINDAKAN (SASARAN KHUSUS DAN PROGRAM KHUSUS)


 
 

Nama Perusahaan         :   PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) 

Kegiatan                           :   Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs 


    SASARAN   

   
  URAIAN  SUMBER  JADWAL  INDIKATOR  BENTUK  PENANGGUNG 
N  PENGENDALIAN RESIKO  KEGIATAN  DAYA  PELAKSANAAN  PENCAPAIAN  MONITORING  JAWAB 
URAIAN  TOLAK 

UKUR 

   
  1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan  Tersediany Sesuai      Tertib   
a Metode  dengan  menetapkan  melaksanakan 
   2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety  shoes,  kerja dan  metode  Dokumen Manual Sebelum     
SOP  sesuai metode 
sarung     tangan, dll.)  lengkap sesuai yang dipersyaratkan  instruksi  dan  / Instruksi kerja 
pengoperasian  Pelaksanaan    Petugas K3 
  & Instruksi 
 3.Bekerja sesuai metode kerja  yang disetujui dan disepakati  kerja  instruksi  alat 
kerja  Checklist 
 
 4.Penggunaan rambu petunjuk  dan rambu peringatan 
1. 
 5. Memastikan peralatan  berfungsi dengan baik dan  
sempurna 

 6.Pengawasan terhadap area  pekerjaan 

7.Menjaga jarak aman 

8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19 
           
  Sesuai   
Tersediany dengan  Menetapkan  Dokumen Manual Tertib     
   
a Metode  metode  SOP  / Instruksi kerja  melaksanakan 
Mengikuti SOP Pengoperasian alat  kerja dan  dan  pengoperasian  Sebelum  sesuai metode     
instruksi  instruksi  alat 
kerja  Pelaksanaan  & Instruksi  Checklist  Petugas K3 
2.  kerja 

                        

          PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR (KSO) 
P  
T  
.  
   
P ........................ 
T Kepala Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi 
.
 
 
 

 
B.3. Standar dan peraturan perundangan 
 

Identifikasi dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangan dan Peraturan Lainnya 

Identifikasi dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan dan peraturan lainnya 
meliputi: 

1.  Identifikasi   dan   inventarisasi   peraturan   perundang‐   undangan   dan   peraturan  


lainnya mencakup: 

a.  identifikasi dan inventarisasi peraturan perundangan dan peraturan lainnya yang 
mengatur  kesesuaian  proses,  operasi,  standar  Alat  Pelindung  Diri  (APD)/Alat 
Pelindung Kerja (APK), kegiatan, dan fasilitas; dan 

b. pengkajian  terhadap  perubahan  ketentuan  peraturan  perundangan          yang 
mempengaruhi          proses,    operasi,  kegiatan  dan  fasilitas  untuk  pelaksanaan 
Pekerjaan Konstruksi. 

2.  kepatuhan    terhadap    peraturan    perundang‐undangan    dan    peraturan    lainnya  


mencakup kegiatan: 

a.   sosialisasi   peraturan   perundang‐undangan   dan   peraturan   lainnya,  kepada  


seluruh pekerja  serta  pihak  lain  yang  terkait  untuk  menjamin  pemahaman  
dan  kepatuhan terhadap peraturan; 

b.   pembuatan  daftar  peraturan  perundang‐undangan  dan  peraturan  lainnya  yang 


akan diterapkan oleh organisasi dan yang akan disosialisasikan; 

c.  pendokumentasian  dan  pemajangan  (apabila  diperlukan)  surat  izin,  lisensi 


dan/atau sertifikat; dan 

d.      pembuatan  daftar  tanggal  habis  masa  berlaku  dan  perpanjangan  surat  izin, 
lisensi dan sertifikat, yang harus: 

1)   dilakukan kaji ulang terhadap ketepatan dan keterkaitannya secara berkala; 

2)   dilakukan penyesuaian terhadap perubahan peraturan perundangan dan 
peraturan lainnya; dan 

3)   mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan. 

3.   evaluasi dan audit atas kepatuhan terhadap peraturan perundang‐undangan dan 
peraturan lainnya. 

4.  penyimpanan  dan  pemeliharaan  proses  identifikasi  dan  kepatuhan  terhadap 


peraturan  perundang‐undangan  dan  peraturan  lainnya  beserta  perubahan  dan 
pembaharuannya sebagai informasi terdokumentasi. 

5.   prosedur pemenuhan peraturan perundangan Keselamatan Konstruksi. 

 
Daftar peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dimiliki dan
dipenuhi dalam melaksanakan paket ini adalah:
 
Nomor  Peraturan Perundang – Undangan

Dokumen
1  Undang‐Undang Dasar 1945
 
UU    No.    1/1970    Tentang    Keselamatan    Kerja    Penerapan    Sistem Manajemen K3 
3  UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan 
4  UU No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal Tenaga Kerja
5  Undang‐Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi 
6  Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 
7  Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Bidang Konstruksi

Standar Peraturan Perundang - Undangan


 
PERATURAN / PERATURAN / KETENTUAN
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1980 K 3 Pada Konstruksi Bangunan 

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.02/Men/1982 Kualifikasi Juru Las 

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.03/Men/1998 Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan 

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.04/Men/1980 Syarat‐Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api


Ringan 
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per  Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara
04/Men/1987  Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja 

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.:  Pesawat Angkat Dan Angkut


Perm05/Men/1985 
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep‐ Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja 
186/Men/1999 
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi  Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja 
No. Per.Ol/Men/1981 
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi  Kualifikasi Dan Syarat‐Syarat Operator Keran Angkat 
No. Per.Ol/Men/1989 
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi  Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan 
No. Per.O2/Men/L980  Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964  Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat 
Kerja
/ /
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor :  Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 
Per.05/MEN/1996 
Surat Edaran No. Seso1/Men/1997  Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja Kerja 

Surat Edaran Dirjen Binawas No 05/Bw/1997  Nilai Ambang Batas Faktor Kimika Di Tempat Kerja 
KerjaPenggunaan Alat Pelindung 
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan  Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi 
Perumahana Rakyat RI No. 21/PRT/2019 
Daftar Peraturan Perundang‐undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam 
melaksanakan paket pekerjaan ini adalah : 
 

 Pasal 27 ayat (2) Undang‐Undang Dasar 1945 
 Undang‐Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 
 Undang‐Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi 
 Undang‐Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 
 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi 
 Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi 
 Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi 
 Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional 
 Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah 
 Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata 
Kerja Kementrian negara R epublik Indonesia 
 Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 174/MEN/1986 & 
104/KPTS/1986 tentang Keselamat an dan Kesehatan 
 Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi 
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban 
dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja 
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PER/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Ko nstruksi Bidang 
 Pekerjaan Umum 
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RT No. 21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman 
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi 

 
 
   
   
 
 
  RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK) 
 
 
 
 
 
 
 
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi 
 
 
 
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. 
Pawelutan Cs 
 
 

 
 
 
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi 

C.1. Sumber Daya 

 PT.  ARAFAH  ALAM  SEJAHTERA  –  PT.  SINAR  ARENGKA  SETIA  MAJU  (KSO)  telah 
menetapkan  dan  menyediakan  sumber  daya  (material,  peralatan,  biaya)  yang 
dibutuhkan untuk penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan berkesinambungan dari 
SMKK. 

C.2. Kompetensi 

Penyedia Jasa harus: 

1.   menentukan  kompetensi  yang diperlukan  pekerja  yang  mempengaruhi  atau  dapat 


mempengaruhi kinerja Keselamatan Konstruksi; 
2.   memastikan     bahwa     pekerja     berkompeten     (termasuk     kemampuan     untuk 
mengidentifikasi bahaya) berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman; 
3.   jika memungkinkan untuk diterapkan, mengambil tindakan untuk memperoleh dan 
mempertahankan   kompetensi   yang   diperlukan,   dan   mengevaluasi   efektivitas 
tindakan yang diambil; 
4.   menyimpan     dan     memelihara     bukti     kompetensi     sebagai     informasi     yang 
terdokumentasi. 
 
C.3. Kepedulian 

Pekerja harus mempunyai kepedulian terhadap: 
1.         kebijakan dan sasaran Keselamatan Konstruksi; 
2.        kontribusi   pekerja   terhadap   keberhasilgunaan   efektivitas   SMKK,   termasuk 
manfaat peningkatan kinerja Keselamatan Konstruksi; 
3.  implikasi   dan   konsekuensi   yang   terjadi   apabila   Pekerjaan   Konstruksi   tidak 
memenuhi sesuai dengan persyaratan ketentuan SMKK; 
4.  kejadian dan hasil investigasi yang terkait dengan pekerja, keselamatan umum dan 
lingkungan; 
5.        bahaya, risiko dan tindakan Keselamatan Konstruksi ditentukan oleh keteknikan 
konstruksi, publik, peralatan, material dan lingkungan; 
6.  kemampuan  untuk  melindungi  diri  pekerja  dari  situasi  kerja  yang  berpotensi 
menghadirkan  bahaya  yang  serius  terhadap  kehidupan  atau  kesehatan  pekerja; 
dan  pengaturan  untuk  melindungi  pekerja  dari  konsekuensi  yang  tidak 
semestinya.  Untuk  menumbuhkan  kepedulian  pekerja  terhadap  Keselamatan 
Konstruksi,  Penyedia    Jasa  harus  memberikan informasi dan penjelasan  kepada 
pekerja. 
 
 
 
 
C.4. Komunikasi 

1.   Penyedia   Jasa   harus  menetapkan,  menerapkan  dan   memelihara   komunikasi 


internal  dan  eksternal  terkait  dengan  SMKK  dengan  memperhatikan  ketentuan 
peraturan perundang‐undangan dan peraturan lainnya. 
 
2. Komunikasi internal dan eksternal meliputi: 
a.   substansi yang dikomunikasikan yakni informasi SMKK termasuk 
perubahannya; 
b.   waktu pelaksanaan komunikasi; 
c.   pihak berkepentingan yang perlu dikomunikasikan terdiri dari: 
1)    antara Penyedia Jasa dengan seluruh jajarannya; 
2)    antara Penyedia Jasa dengan pengunjung; dan 
3)    dengan pihak yang berkepentingan lainnya; 
d.   cara melakukan komunikasi. 
3.   Komunikasi internal dilakukan untuk memungkinkan pekerja berkontribusi pada 
perbaikan berkesinambungan. 
4. Bukti komunikasi harus disimpan dan  dipelihara sebagai informasi terdokumentasi.
 
 
1.   TUJUAN 

Memberikan  pedoman  untuk  penyebarluasan  atau  mengkomunikasikan  informasi‐ 


infomasi lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja kepada pihak internal 
dan eksternal perusahaan secara efektif. 

2.   RUANG LINGKUP 

Prosedur  ini  berlaku  untuk  seluruh  fasilitas  operasi  PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – 


PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) dan semua pihak yang bekerja di area tersebut. 
Hal‐hal  yang  diatur  dalam  prosedur  ini  adalah  cara  untuk  menyebarluaskan  informasi‐
informasi terkait dengan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kepada 
pihak internal maupun eksternal Perusahaan. 

3.   DEFINISI 

Informasi K3, yaitu informasi tentang lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja 
yang meliputi: 
Peraturan perundangan K3 Indonesia dan Internasional Standar Nasional Indonesia 
dan Internasional Kebijakan Terpadu dan Management System Manual PT. ARAFAH 
ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) Kondisi bahaya, laporan 
inspeksi dan laporan & hasil investigasi kecelakaan kerja Laporan internal / eksternal 
audit dan hasil rapat tinjauan ulang manajemen Prosedur dan instruksi kerja K3 
Risalah rapat bulanan / khusus P2K3, pelatihan‐pelatihan K3 Tanda‐tanda, peringatan 
bahaya dan tanda / peringatan K3 lainnya Informasi‐informasi lainnya yang terkait 
dengan K3Internal  Perusahaan,  yaitu  semua  karyawan  (karyawan  bulanan,  harian  
tetap, Harian  borongan  maupun  harian  musiman)  yang  terkait dengan  kegiatan 
operasi 
 
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)   
Eksternal Per usahaan, yaitu semua pihak‐pihak yang terkait baik langsung maupun 
tidak langsung dengan operasi PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR 
ARENGKA SETIA MAJU (KSO), seperti dalam penyediaan pasokan barang/ material 
maupun jasa (supplier/pemasok barang, kontraktor/sub kontraktor, dll.), termasuk 
tamu‐tamu yang akan berkunjung ke lingkungan operasi PT. ARAFAH ALAM 
SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) maupun penyediaan 
informasi K3 kepada Instansi‐ Instansi Pemerintah yang terkait dan berwenang. 
Konsultasi K3, adalah usaha atau kegiatan untuk mendapatkan solusi dari masalah 
yang dihadapai dan peluang untuk perbaikan penerapan, pengembangan dan 
pemeliharaan sistem manajemen K3 Dalam kaitannya dengan bahaya K3, 
perusahaan / penyedia jasa akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur 
untuk komunikasi internal antara berbagai tingkat  dan  fungsi  penyedia  jasa 
melalui  forum  P2K3,  maupun  komunikasi  dengan pemasok, sub kontraktor dan 
pengunjung / tamu lainnya yang datang ke proyek. Selain itu sebagai sarana 
komunikasi lainnya, perusahaan / penyedia jasa akan membuat, menerapkan dan 
memeliharan prosedur untuk menerima, mendokumentasikan dan menanggapi 
kritik dan saran dari pihak luar yang terkait 

C.5. Informasi Terdokumentasi 

1. SMKK termasuk informasi terdokumentasi dan informasi penting lainnya; 
2. Jenis    dari    informasi    terdokumentasi    diantaranya:    manual,    prosedur, 
gambar kerja, Instruksi Kerja, dan dokumen yang diperlukan di tempat kerja 
sejenisnya ; 
3. Informasi terdokumentasi berisi: 
a. identifikasi  dan  deskripsi  yang  terdiri  dari  judul,  tanggal,   penulis, 
nomor referensi, dan informasi lain yang dibutuhkan; 
b. format  (bahasa,  versi  perangkat  lunak,  grafik)  dan  media  (kertas, 
elektronik, atau media lainnya); 
c. tinjauan ulang dan persetujuan untuk kesesuaian dan kecukupan. 
4.   Informasi terdokumentasi harus dikendalikan untuk memastikan: 

a. ketersediaan dan kesesuaian untuk digunakan pada saat dibutuhkan; 
b. dilindungi    secara    memadai    terhadap    kehilangan,    kerahasiaan, 
penggunaan yang tidak benar atau penyalahgunaan. 
5.   Informasi terdokumentasi dikendalikan dengan cara menentukan: 

a. distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan; 
b. penyimpanan  dan  pemeliharaan,  termasuk  pemeliharaan  untuk  tetap 
terbaca; 
c. pengendalian  terhadap  perubahan  (misalnya  pengendalian  pada  versi 
penerbitan); 
d. penyimpanan dan disposisi. 
Perusahaan    /    penyedia    jasa    harus    membuat    dan    memelihara    informasi  
(dokumen)    yang    berkaitan  dengan  K3  baik  dalam  bentuk  cetak  (kertas)  maupun 
elektronik  (komputer).  Agar  proses    dokumentasi    dapat    berjalan    dengan    baik,    maka  
perusahaan    /    penyedia    jasa    akan  menempatkan  personil  dengan  tugas  khusus  untuk 
menangani masalah dokumentasi. 

Dokumen‐dokumen  disusun  sepraktis  mungkin  sehingga  bisa  mewujudkan  efektifitas  dan 


efisiensi  dalam  bekerja,  khususnya  dalam  proses  pencarian  kembali  dokumen  ataupun 
dalam proses penyimpanan dokumen. 

 
JADWAL PROGRAM
KOMUNIKASI
 
NO  JENIS KOMUNIKASI PIC WAKTU PELAKSANAAN
 
Induksi Keselamatan Konstruksi 
1.  DIREKTUR  08.00‐16.00 
(Safety Induction) 

 
Pertemuan pagi hari 
2.  DIREKTUR  07.30‐08.00 
(safety morning) 

 
Pertemuan kelompok kerja 
3.  DIREKTUR  08.30‐ 09.00 
(tool box meeting) 

 
Rapar keselamatan Konstruksi 
4.  DIREKTUR  12.00‐13.00 
(Construction safety meeting). 

5.  HSE Statistic Borad DIREKTUR 08.00‐16.00

 
Papan Pengumuman Keselamatan 
6.  DIREKTUR  08.00‐16.00 
Konstruksi 

 
 
 
 
 
   
   
   
 
 
  RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK) 
 
 
 
 
 
 
 
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi 
 
 
 
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. 
Pawelutan Cs 
 
 

 
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi 
Perencanaan Keselamatan Konstruksi 

Perencanaan dan pengendalian pelaksanaan meliputi kegiatan: 
1.   Menetapkan penanggungjawab untuk setiap proses; 

2.   menetapkan kriteria untuk proses dengan struktur organisasi proyek; 

3.   menerapkan  kendali  atas  proses  sesuai  dengan  kriteria  Keselamatan  Kon struksi, publik, 


peralatan, material dan lingkungan; 

4.   memelihara  dan   menyimpan   informasi  terdokumentasi  yang  diperlukan   untuk 


memastikan bahwa proses telah dilakukan sesuai rencana; 

5.   mengadaptasi pekerjaan dengan pekerja. 
 
Perencanaan  operasional  berupa  prosedur  kerja  /  petunjuk  kerja,  yang  harus  mencakup 
seluruh upaya pengendalian, diantaranya : 

1.   Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan 

2.   Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab 

Kegiatan SMK3 

3.   Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja 

4.   Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan 

5.   Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko 

6.   Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan 

7.   Persyaratan Operator Alat Angkat 

 
a. Operator Alat Angkat harus memenuhi kompetensi 
b. Setiap  Operator  alat  angkat  harus  memiliki  SIO  (Surat  Izin  Operasi)  atau  bersertifikat 
yang di keluarkan oleh Badan yang berwenang 
8.   Rambu Peringatan / Larangan / Anjuran 

a. Penempatan  Rambu‐rambu  peringatan  /  larangan  /  anjuran  harus  dipasang  sesuai 


dengan kondisi di tempat kerja 
b. Rambu peringatan / larangan / anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca 
9.   Alat Pelindung Diri 

a. Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko 
b. Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan 
10. Tamu / pengunjung dan pihak luar 

a. Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja 
b. Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri 
c. Induksi K3 
d. Prosedur dan Persyaratan tanggap darurat. 
D.2. Kesiapan Terhadap Kondisi Darurat 

Kesiapan terhadap kondisi darurat meliputi: 
1.  Menetapkan rencana untuk menanggapi keadaan darurat, yang sekurang‐ kurangnya 
mencakup: 

a. Penyediaan  tim  tanggap  darurat  yang  memadai,  kompeten,  dengan 


pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas, dan selalu siaga; 
b. Penyediaan  sarana  dan  prasarana  keadaan  darurat  yang  memadai  dan  selalu 
siap digunakan; 
c. Penyediaan  ruang  pusat  kendali  darurat  yang  dilengkapi  dengan  peta,  papan 
tulis, jam, daftar nama dan nomor kontak anggota  tim, nomor pihak lain yang 
terkait, serta peralatan komunikasi dua arah; 
d. Penyediaan  akses  bantuan  dari  pihak  luar  apabila  diperlukan  dalam 
penanganan keadaan darurat; 
e. Penyelidikan  kejadian  keadaan  darurat  termasuk  perkiraan  kerugian  dan 
pelaporan; 
f. Pemulihan   pasca   penanganan   keadaan   darurat   yang   sekurang‐ 
kurangnya  mencakup  penyediaan  tim  pemulihan,  pembersihan  lokasi,  operasi 
pemulihan, dan laporan pemulihan pasca penanganan keadaan darurat;  

g. Pemulihan   pasca   penanganan   keadaan   darurat   yang   sekurang‐ 
kurangnya  mencakup  penyediaan  tim  pemulihan,  pembersihan  lokasi,  operasi 
pemulihan, dan laporan pemulihan pasca penanganan keadaan darurat;  

 
h. Penyediaan  dan  penyiapan  pertolongan  pertama  pada  kecelakaan (P3K), 
sekurang‐kurangnya terdiri atas: 
 
1) Penyediaan petugas P3K yang kompeten; 
2) Penyediaan  peralatan  P3K  yang  memenuhi  ketentuan  peraturan 
perundang‐undangan; dan 
3) Pencatatan penggunaan peralatan P3K. 
 
2.  Memberikan pelatihan tanggap darurat yang telah direncanakan; 

3.  Menguji  dan  melatih   kemampuan  tanggap   darurat  yang  direncanakan         secara 


berkala; 

4.  Mengkomunikasikan  informasi  yang  terkait  kepada  semua  pekerja  tentang  tugas  dan 
tanggung jawabnya; 

5.  Mengomunikasikan  informasi  yang  terkait  kepada  sub  penyedia  jasa  dan  pemasok, 
pengunjung,  pihak  terkait  layanan  tanggap  darurat,  pihak  berwenang,  dan  masyarakat 
sekitar; 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
ANALISIS KESELAMATAN PEKERJAAN/JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

 
Nama Pekerja                        : 

Nama Paket Pekerjaan         : Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. 
Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs 

Tanggal Pekerjaan                 : ………… ………..s/d ……………………. 

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan: 
 

 
 

   

NO  ALAT YANG DIGUNAKAN  CHEKLIST 



1  Helm/Safety Helmet 


2  Sepatu/Safety Shoes 


3  Sarung Tangan/Safety Gloves 


4  Rompi Keselamatan/Safety Vest 


5  Masker Pernafasan/Respiratory 

 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
URUTAN LANGKAH  PENANGGUNG 
PEKERJAAN  IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN  JAWAB
    Memakai  Alat  DIREKTUR 
Pelindung  Diri 
Pekerjaan tanah,  Terkena material galian, Terjatuh 
(APD) 
  li k  d l li T k l Memakai  Alat  DIREKTUR 
Pelindung  Diri 
Pekerjaan  Tertimpa material batu, 
(APD) 
Pasangan batu kali  Terkena alat kerja 

   
    Memakai  Alat  DIREKTUR 
Pelindung  Diri 
Pekerjaan Beton,  Terkena material, Tergores 
(APD) 
pembesian, bekisting  Potongan besi, terjatuh 

dari ketinggian
    Memakai  Alat  DIREKTUR 
Pelindung  Diri 
Pekerjaan pembesian,  Terkena material, 
(APD) 
bekisting  Tergores Potongan besi. 

    Memakai  Alat  DIREKTUR 


Pelindung  Diri 
Pekerjaan pemasang  Terkena alat kerja, terkena cairan 
(APD) 
an pintu besi  kimia, terjatuh dari ketinggian 

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi 
E.1. Pemantauan dan Evaluasi 

Pengendalian  Pemeriksaan  dan  Evaluasi  Kinerja  K3  dilakukan  mengacu  pada  kegiatan  yang 
dilaksanakan  pada  bagian  D  (Operasi  keselamatan  konstruksi)  berdasarkan  upaya 
pengendalian  pada  bagian  B  (Perencanaan  keselamatan  konstruksi)  dan  C  (Dukungan 
keselamatan    konstuksi).    Hal    ‐hal    yang  harus  dilaporkan    dalam  laporan    evaluasi    dan 
kinerja K3 adalah : 

 Rekapitulasi Kecelakaan Kerja dengan mengacu pada pelaporan dan penyelidi kan 
kecelakaan yang sudah dibuat. 
‐     Occupational Injury/Illness (Cidera/Sakit Akibat Kerja) 
‐     Fatality (Meninggal Dunia) 
‐     Loss Work Day / Loss Time Injury (Hilang Hari Kerja) 
‐     Restricted Work Day (Kerja Terbatas) 
 
‐     Medical Treatment (Perawatan Kesehatan) 
‐     First Aid (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) 
 
o Traffic Accident (Kecelakaan lalu lintas) 
o Environmental Accident (Kecelakaan Lingkungan) 
o Property Damage Accident (Kecelakaan peralatan atau mesin) 
o Near miss (Hampir celaka) 
o Man Hour (Jam kerja) 
o Km Driven (Kilometer mengemudi – untuk kendaraan perusahaan) 
 
JADWAL INSPEKSI DAN AUDIT
 
         

NO  KEGIATAN  PIC  1  2  3  4  5 6  7  8  9  10  11  12  13 

  Inspeksi                             
Keselamatan 
1  Direktur 
Konstruksi 
 
Patroli Keselamatan                             

Konstruksi  Direktur 
   
Direktur                           
3  Audit internal 

 
E.2. Tinjauan Manajemen 

Hasil  Pemeriksaan  dan  Evaluasi  Kinerja  K3  pada  bagian  E.  Diklasifikasikan  dengan  kategori 
sesuai    dan    tidak  sesuai    tolok  ukur  sebagaimana  dalam  Perencananaan    Keselamatan 
Konstruksi 

Hal‐hal  yang  tidak sesuai, termasuk bilamana  terjadi  kecelakaan  kerja dilakukan peningjauan 


ulang untuk di ambil tindakan perbaikan. 
 

Tinjauan ulang membahas hasil evaluasi/inspeksi dan kesesuaiannya terhadap : 
- Kebijakan K3; 
- Sasaran dan Program K3; 
‐    Hasil Temuan Inspeksi Penerapan K3; 
‐    Efektifitas Penerapan SMKK Konstruksi; 
‐    Keselamatan Kerja/terjadi Kecelakaan Kerja 
 
 
E.3. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi 

Penyedia  Jasa  harus  meningkatkan  kesesuaian,  kecukupan  dan  keefektifan  SMKK  secara 
berkesinambungan melalui upaya: 

1.     meningkatkan kinerja Keselamatan Konstruksi; 

2.     mempromosikan budaya SMKK; 

3.  mempromosikan partisipasi pekerja dalam melaksanakan tindakan untuk perbaikan  secara 


berkesinambungan pada SMKK; 

4.  mengkomunikasikan hasil peningkatan berkesinambungan yang terkait kepada para pekerja 
dan  perwakilan  pekerja;  dan  memelihara  dan  menyimpan  informasi  terdokumentasi 
sebagai bukti peningkatan berkesinambungan. 

Peningkatan  kinerja  keselamatan  konstruksi  dilakukan  dengan  melakukan  pemantauan, 


pengawasan,  pelatihan    dan    pembahasan    rapat  SMKK    secara    periodik    serta  dengan 
melaksanakan  audit  secara  menyeluruh  dimulai  pada  tahap  pelaksanaan  serta  penyelesaian 
proyek. 

Untuk meningkatkan kinerja keselamatan kostruksi perlu SDM yang dilatih secara berkala 
dan material yang berkualitas. 

 
Demikian  Penyusunan  Rencana  Keselamatan  Konstruksi  PT.  ARAFAH  ALAM  SEJAHTERA  –  PT. 
SINAR  ARENGKA  SETIA  MAJU  (KSO)  disusun  sebagai  petunjuk  dalam  pelaksanaan  Paket 
Pekerjaan Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, 
SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs Manajemen   Rencana   Keselamatan   Konstruksi   (RKK)   akan  
terus    diperbarui    demi  Efektivitas  pelaksanaan  Sistem  Manajemen  Keselamatan  Konstruksi 
secara berkesinambungan. 

 
2.3 RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
Semua kecelakaan kerja harus dilaporkan pada petugas yang ditunjuk oleh departemen tenaga
kerja. Hukum keselamatan kerja mengatur tentang daftar pekerjaan yang mengharuskan pemeriksaan
kesehatan pekerja/buruh sebelum pekerja. Pemeriksaan kesehatan rutin juga harus dilaksanakan.
Perusahaan dengan 100 pekerja atau lebih dan memiliki resiko tinggi, harus perwakilan pekerja/buruh
harus setuju pada manajemen sistem keselamatan dan kesehatan kerja. Juga harus dijelaskan
kepada semua pekerja, supplier, dan pelanggan. Kementrian melakukan pemeriksaan dan evaluasi
secara rutin. Peraturan Menteri Tentang Kerja No. 7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan,
kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja memberikan persyaratan khusus untuk tempat
kerja.

a. Larangan Penggunaan Pekerja Dibawah Umur dan/atau pekerja paksa

Berdasarkan pasal 68 dan pasal 69 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (UKK),
pada prinsipnya pengusaha (Pemberi Kerja) dilarang mempekerjakan anak. Namun pengecualian
- pengecualian tertentu untuk mempekerjakan anak, yakni:
1. Untuk  anak  yang  berumur  antara  13  s/d  15  tahun  hanya  dapat  dipekerjakan  untuk 

pekerjaan  ringan  sepanjang  tidak  mengganggu  perkembangan  kesehatan,  fisik,  dan 


mental serta  hubungan  sosial (si  anak). Untuk  mempekerjakan  anak pada pekerjaan 
[ekerjaan yang ringan tersebut, harus memenuhi beberapa syarat, sebegai berikut  : 
1) Ada izin tertulis dari orang tua/walinya
2) Dibuat perjanjian kerja antara pemberi kerja dengan orang tua/wali si anak, sehingga jelas hubungan
kerjanya
3) Waktu kerjanya maksimal 3 jam perhari
4) Hanya boleh dikerjakan pada siang hari sepanjang tidak mengganggu waktu sekolah
5) Harus dijaga keselamatan dan kesehatan kerjanya (K3)
6) Upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Untuk anak yang berumur antara 15 s/d 18 tahun sudah dapat  dipekerjakan  secara  

normal/umum  akan  tetapi  tidak  boleh  dieksploitasi  untuk  bekerja  pada  pekerjaan‐
pekerjaan    yang  membahayakan  (The  Worst  Form)  baik  ancaman/bahaya  bagi 
kesehatan  maupun   keselamatan,    bahkan    moral    si  anak.  Pada  usia  ini  anak  sudah 
dianggap cakap (Bekwaam) untuk Melakukan hubungan kerja tanpa kuasa/wali (Pasal 
2  Ayat  3  Kepmenakertrans  No  Kep‐235/Men/2003  dan  Konvensi  ILO  No.138  serta 
Konvensi ILO No. 182) 
2.4 RENCANA PENGELOLAAN PEKERJA

Perekrutan tenaga kerja adalah suatu proses mencari tenaga kerja dengan mendorong serta
memberikan suatu penghargaan untuk melamar pekerjaan pada perusahaan. Perekrutan ini dilakukan
dengan memilih tenaga kerja yang telah berpengalam dan terampil di bidangnya.
1. Perekrutan
a. Perjanjian Kerja 

Seperti diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan, yaitu bab 1 pada pasal definisi umum
no.14. Perjanjian kerja adalah perjanjian yang dibuat antara pekerja/karyawan dan
pengusaha atau majikan. Perjanjian yang dibuat antara pekerja/karyawan dan pengusaha
atau majikan. Perjanjian tersebut berisi persyaratan kerja, hak dan kewajiban dari kedua belah
pihak. Perjanjian kerja tidak dibuat dengan batas waktu, kecuali jenis pekerjaan yang terkait
adalah sementara/musiman. Jika perjanjian berlaku untuk waktu tertentu, durasi tidak dapat
lebih dari 2 tahun. Perjanjian jenis ini hanya dapat diperpanjang sebanyak satu kali, untuk
periode tidak lebih dari 1 tahun.
b. Masa Percobaan
Masa Percobaan dilakukan tidak boleh lebih dari 3 bulan, guna menganalisa dan mengevaluasi
hasil kinerja tenaga kerja.
c. Jam Kerja
Pada umumnya,jam kerja di Indonesia adalah sebagai berikut : 40 jam/minggu, ini berarti 7
jam/hari selama 6 hari dalam seminggu, atau 8 jam/hari selama 5 hari seminggu.
d. Lembur
Lembur maksimal selama 3 jam sehari atau 14 jam dalam seminggu, lembur harus dilakukan
dengan persetujuan dari karyawan. Maka dari itu, karyawan memiliki hak untuk menerima upah
lembur, dan karyawan yang bekerja selama hari libur juga harus menerima upah lembur.

e. Upah Minimum

Upah minimum tergantung pada tiap-tiap daerah (kota atau provinsi). Perusahaan harus mematuhi standar
upah minimum yang berlaku. Perusahaan tidak berkewajiban untuk membayar jika pada hari tertentu
karyawan tidak dapat bekerja.

2. Pengelolaan Basecamps
Pembuatan jadwal berkala untuk kebersihan dan kerapian basecamp menjadi tanggung jawab
penyedia jasa. Melakukan pengecekan baik kondisi maupun peralatan yang ada pada lokasi.
Melalui pelaporan dan pemantauan kondisi lewat lembar monitoring harian sebagai bukti untuk
monitoring kelengkapan dan peralatan yang ada pada Basecamp serta kondisinya.
3. Asuransi Pekerja, Hak-hak dan Kewajiban
Mendapatkan Jaminan Kecelakaan kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) yang ditanggung oleh
kontraktor dan besarnya ditetapkan berdasarkan nilai kontrak yang dipergunakan sebagai dasar
Perhitungan iuran termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%. Hak pekerja dalam
melakukan pekerjaan, mereka berhak mendapat alat perlindungan diri sesuai dengan lokasi dan
resiko dari pekerjaan yang akan mereka lakukan. Fasilitas kesehatan yang berada di lokasi dan
resiko dari pekerjaan yanh akan mereka lakukan. Fasilitas kesehatan yang berada di lokasi
pekerjaan serta klinik kesehatan yang bertugas untuk memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan serta himbauan untuk bekerja secara hati-hati baik dari metode pekerjaan dan
penggunaan alat. Sedangkan kewajiban tenaga kerja yaitu wajib dan patuh pada peraturan
perusahaan dengan menggunakan alat pelindung diri setiap Melakukan pekerjaan. Menggunakan
peralatan sesuai fungsinya dan mematuhi rambu-rambu yang tertera dilokasi pekerjaan.

2.5 RENCANA UNTUK MEMPEROLEH PERSETUJUAN/PERIZINAN


Melakukan perizinan kepada kepala desa untuk izin akses ke lokasi serta penggunaan jalan apabila
digunakan sebagai jalan akses dengan ketentuan dan persyaratan harus menjaga dan mengembalikan
ke kondisi semula apabila jalan desa digunakana sebagai jalan akses. Sedangkan untuk Borrow Pit
mengajukan ijin lokasi yang akan dijadikan borrow pit, apabila borrow pit merupakan asset dari
pemerintah maka perizinan melalui direksi.
2.6 RENCANA MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT TERDAMPAK
1. Strategi Pendekatan dan Sosialisasi dengan Masyarakat  Terdampak 
Memberikan Penyuluhan dan sosialisasi tentang pekerjaan yang akan dikerjakan serta metode
pekerjaan yang akan dikerjakan. Memberikan gambaran mengenai kemungkinan dampak pekerjaan
yang akan dikerjakan. Memberikan gambaran mengenai kemungkinan dampak yang terjadi baik
personal maupun kelompok. Melakukan tindakan pencegahan serta penanganan untuk meminimalisir
dampak yang terjadi
2. Penyuluhan Mengenai HIV/AIDS dan Penyakit Seksual Menular
Memberikan arahan dan peraturan untuk tenaga kerja agar patuh dan taat pada peraturan
perusahaan selama masa pekerjaan konstruksi berlangsung. Pemberian sanksi kepada tanaga kerja
yang melanggar serta melimpahkan pada hukum yang berlak. Memberikan arahan kepada
masyarakat untuk saling menjaga dan mematuhi hukum adat setempat maupun hukum yang berlaku.
3. Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (Gender Based Violence/GBV  ) 
 
Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja wanita yang ikut bekerja dengan memberikan
perlindungan dan porsi kerja sesuai dengan kemampuannya. Jaminan keselamatan serta perlakuan
yang setara tanpa membedakan Ras maupun Gender. Serta tidak membedakan ras maupun gender
pada masyakarat sekitar yang ingin ikut serta dalam pelaksanaan pekerjaan dengan ketentuan
kemampuan yang berlaku.

4. Kekerasan Terhadap Anak (Violence Against Children/VAC) 
Penggunaan tenaga kerja dibawah umur dengan syarat perizinan orang tua/wali serta persyaratan
sesuai dengan undang-undang yang berlaku sebagai bentuk partisipasi dalam pemajuan
pembangunan di wilayah pekerjaan yang terdampak. Memberikan arahan serta perlindungan
terhadap anak dengan tidak melakukan eksploitas yang bertentangan dengan undang-undang.

5. Dermarkasi Lokasi dan Akses Warga yang memiliki risiko Kesehatan dan Keselamatan
Melakukan pencegahan dan penanganan untuk lokasi jalan akses yang memiliki dampak polusi serta
dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Penanganan dengan Melakukan pembasahan dan
pembersihan jalan akses setelah jam kerja selesai, dengan tujuan untuk mengurangi dampak polusi
dan membersihkan tumpukan sisa material yang berserakan di jalan.

6. Manajemen Polusi dan Limbah


Untuk bahan limbah sisa pekerjaan yang tidak dapat digunakan dan mungkin dapat menimbulkan
limbah bagi lingkungan sekitar, dilakukan pengumpulan dan pemindahan oleh penyedia jasa ke lokasi
yang telah ditentukan oleh direksi. Serta limbah yang kiranya dapat mengganggu dan memerlukan
perlakuan khusus dilakukan dengan arahan dan persetujuan dari direksi.
2.7 MEKANISME PENANGANAN KELUH BAGI PEKERJA KONSTRUKSI DAN
MASYAKARAT YANG TERDAMPAK
a. Langkah Mekanisme Penanganan 
Adapun tahapan yang akan dilaksanakan untuk penanganan pada masyarakat terdampak sebagai
berikut:

 
Pengaduan Masyarakat 
Terdampak Melalui Persetujuan  Pelaksana 
Rt/Rw dan Disahakan Oleh  Ahli Lingkungan dan K3 

Umumkan Hasil 
Inventarisasi Aset dan Identifikasi 
Inventarisasi dan  Tim Penanggulangan 
Dampak 
Identifikasi 

Negosiasi dan Solusi  Monitoring dan Evaluasi 

b. Hak Masyarakat  Terdampak 

Mengajukan pemebenahan untuk aset yang terdampak saat pelaksanaan pekerjaan. Pemberian
santunan kepada masyarakat terdampak dengan cara negosiasi dan sesuai dengan adat setempat
maupun hukum yang berlaku sesuai besaran yang terdampak kepada masyarakat atau golongan.
2.8 RENCANA MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN DAN SOSIAL YANG MUNGKIN TIMBUL AKIBAT PELAKSANAAN PEKERJAAN 

KEGIATAN ASPEK MASALAH LINGKUNGAN DAN SOSIAL TINGKAT DAMPAK

‐ Polusi Udara- Debu yang terdampak pada sistem pernapasan manusia dari
Transportasi Bahan dan kehilangan material saat pengangkutan
Resiko Sedang
Peralatan ‐ Polusi Kebisingan-Dampak dari pergerakan kendaraan
Mobilisasi / ‐ Dampak lalu lintas-Gangguan lalu lintas sementara
Demob
Peralatan
Transportasi Tenaga Kerja - Kecemburuan sosial antar pekerja dengan masyarakat setempat Resiko Kecil

Pekerjaan Galian Tanah - Polusi udara-Debu yang terdampak saat proses penggalian dari material galian Resiko Kecil
yang beterbangan
Pekerjaan
Galian - Penempatan sisa galian pada lahan masyarakat sekitar yang bersinggungan
Penempatan Sisa Galian Resiko Kecil
Tanah dengan lokasi pekerjaan

Terkena Besi Beton ‐ Polusi udara-Debu yang terdampak pada system pernafasan manusia dari kegiatan
pembongkaran
Terjatuh dari
‐ Polusi Kesisingan-dampak dari kegiatan pembongkaran Resiko Sedang
PekerjaanBeton bangunan ‐ Polusi Air-Potensi tambahan sedimen atau material lain yang mengendap di dalam
perairan selama kegiatan pembongkaran
Tertimpa Material
Terkena Peralatan
Kerja

Penempatan Puing - Polusi udara-padasaat pengangkutan dan penempatan Resiko Sedang

‐ Polusi udara-Debu dari mobilisasi material yang mengganggu pernapasan


Terkena alat
PekerjaanPintu Air Tertimpa material masyarakat yang dilalui
Resiko Kecil
Terjatuh ‐ Polusi kebisingan-dampak dari kegiatan pengecoran maupun saat
Tersetrum listrik mobilisasi material.
Terkena percikan
las
Terkena alat - Polusi kebisingan-dampak dari kegiatan pembesian maupun saat mobilisasi
Tertimpa material material.
Pekerjaan Resiko Sedang
Jalan Terjatuh
Inspeksi
- Polusi tanah-dampak dari sisa potongan yang tidak terbuang dapat mencemari
Sisa Potongan
tanah dan merusak tanaman

BAB III MONITORING DAN EVALUASI
Penyelenggaraan Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS.
Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs akan dipantau dan dievaluasi secara
berkala dalam Penerapan Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan (SPRP). Status dan
dampak kepada lingkungan maupun sosial harus tercakup dalam laporan sehingga dapat termonitor
dengan baik. Monitoring dan Evaluasi akan terpusat oleh indikator-indikator utama yang dirincikan
dalam dokumen lelang dan persetujuan dari direksi.
1. Pemantauan Kinerja
Pertemuan-pertemuan publik dengan masyarakat sekitar proyek yang terdampak dan telah
ditindaklanjuti baik secara inventarisasi lokasi terdampak maupun asset yang terdampak maupun
dampak yang berimbas pada sosial masyarakat, baik secara kesehatan maupun moral.
2. Pemantauan Dampak
Pemantauan dimaksudkan untuk memberikan penilaian obyektif pada dampak yang terjadi serta
kesesuaian penanganan dampak yang terjadi.
3. Audit Penyelesaian
Tidak hanya merekan pencapaian akhir, akan tetapi juga menarik pemantauan dampak untuk
menentukan apakah sudah menekan atau menghilangkan dampak yang terasa pada masyarakat
sekitar proyek.

 
 
 
 
 
KODE ETIK 
PERUSAHAAN 
   

 
 

DAFTAR ISI ......................... 1  


.....
I. KATA SAMBUTAN MANAJEMEN KSO . . .. . . .. . . ... . . .. . . .. . ... 2  
.....
II. PENDAHULUAN . . .. . . .. . . ... . . .. . . .. . ... 3  
.....
A LATAR BELAKANG ......................... 3
 
.....
B TUJUAN ......................... 4
.....  
C VISI DAN MISI ......................... 4
.....  
III. NILAI DAN DASAR K3 PERUSAHAAN ......................... 5
.....  
A NILAI - NILAI PERUSAHAAN ..................... .... 5
.....  
B FAKTOR PENUNJANG K3 ................. ........ 5
.....
 
C MANFAAT BUDAYA K3 DI TEMPAT KERJA ......................... 5
.....
D KESETARAAN GENDER DAN KESEMPATAN ..... .................... 6  
KERJA .....
IV. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ......................... 7  
DAN LINGKUNGAN (RK3L) .....
A KOMITMEN ATAS KEBIJAKAN K3L DAN .......... ............... 7  
SASARAN TARGET K3L .....
B SASARAN DAN PROGRAM K3L ..... .................... 8  
.....
C IMPLEMENTASI ......................... 8
.....
 
V. PEDOMAN PERILAKU PERUSAHAAN ....... .................. 10
.....  
VI. PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PELAPORAN ......................... 12
.....  
A SOSIALISASI ......................... 12
.....  
B KOMITMEN DAN TANGGUNG JAWAB ......................... 12
.....  
C PELANGGARAN ......................... 12
.....
 
D MEKANISME PELAPORAN PELANGGARAN ......................... 13
.....
E PENANGANAN PELANGGARAN ......................... 13  
.....
F SANKSI ......................... 13  
.....
VII. PENUTUP ......................... 14
.....  

 
I. KATA SAMBUTAN MANAJEMEN
 

Sebagai manajeman PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU

(KSO) kami menjunjung dengan baik Kode Etik Perusahaan demi kebaikan seluruh karyawan baik

dari golongan staff, pengawas, pekerja, sampai dengan tingkatan Direksi dan Dewan Komisaris

Perusahaan.

Semua karyawan tetap, paruh waktu, ataupun karyawan kontrak memiliki kewajiban hingga Direksi

sekalipun wajib untuk mengikuti Kode Etik dan mematuhi semua kebijakan dan prosedur

Perusahaan, serta semua undang- undang, aturan dan peraturan yang berlaku di negara. Kode

Etik Perusahaan ini kami terapkan demi tercapainya satu kesatuan perusahaan yang baik dan

besar dari sekarang sampai kedepanya. Peran masing- masing individu dalam perusahaan

sangatlah penting, dimana untuk menjaga hubungan yang harmonis antar karyawan, baik antar

sesama karyawan sampai dengan pihak luar harus senantiasa menaati Kode Etik Perusahaan yang

berlaku tanpa pandang perbedaan.

Dan sebagai bagian dari pengelolaan perusahaan yang baik, kami percaya bahwa penerapan

Kode Etik Perusahaan yang menyeluruh dan berkesinambungan akan memberikan pondasi yang

kuat dan akan semakin meningkatkan kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan dalam

kondisi apapun.
II. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 

Kode Etik berfungsi sebagai panduan agar kita bertindak secara etis dan sesuai dengan hukum yang
berlaku saat kita melakukan pekerjaan di manapun dan kapanpun. Kode ini menjelaskan standar-standar
yang perlu kita patuhi dalam menjalankan nilai-nilai Perusahaan, begitu juga dengan Undang-Undang,
peraturan, dan kebijakan tertentu yang terkait. Istilah K3 atau Keselamatan dan kesehatan kerja saat ini
sudah sangat nyaring terdengar apalagi dikalang para pekerja suatu industry ataupun pabrik, dengan
adanya slogan “zero accident” maka istilah K3 semakin akarab dengan telinga masyarakat. Akan tetapi,
tidak bayak orang yang mengetahui apa itu K3 dan hanya mendengar sepintas mengenai istilah K3 ini. Di
Indonesia, pemerintah membantu dengan memberlakukan peraturan dan perundangan. Undang-undang
yang memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dan Permenaker No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Atas
dasar inilah maka peran tenaga kesehatan kerja sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk
melaksanakan Undang-undang tersebut di atas. Tenaga Kesehatan yang bekerja di perusahaan
merupakan Ahli Kesehatan Kerja (occuptional health specialist) yang bekerja dalam komunitas pekerja
dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan tempat kerja dan berfokus pada
keselamatan kerja, serta menggunakan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian efek yang
merugikan selama interaksi pekerja dengan tempat kerja. Tenaga kesehatan yang bekerja di perusahaan
selain harus mahir dan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit-penyakit akibat kerja,
mengetahui cara-cara pencegahan, diagnosis dini dan usaha-usaha lain dalam memberantas penyakit
akibat kerja, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan hubungan kerja yang kurang baik, berkurangnya
gairah kerja, serta hal-hal lain, juga harus mempunyai etika tenaga kesehatan dalam tugas mereka.
B. TUJUAN 
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang kondusi bagi para
pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit kerja yang ringan maupun
fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang bersangkuta.
Tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Beberapatujuan
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah :
1 Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan  perusahaan. 
2 Pencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan. 
3 Penghemat biaya premi asuransi. 
4 Penghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada karyawannya 

C. VISI DAN MISI


Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, kami selalu mengedepankan kesejahteraan
karyawan perusahaan (berbagai posisi jabatan) demi hubungan yang baik didalam perusahaan.
Hubungan baik dalam perusahaan inilah yang menjadikan kami senantiasa memberiakn layanan jasa
konstruksi yang baik kepada pelanggan kami baik Pemerintah maupun Swasta. Pemaparan dan
Penerapan Kode Etik Perusahaan harus tepat sasaran guna membawa perusahaan pada visi dan misi
lebih efisien dan optimal baik dalam lingkungan perusahaan maupun diluar perusahaan.

● VISI
Untuk menjadi Perusahaan Konstruksi yang terpercaya dalam Infrastruktur Sumber Daya Air, Tenaga
Air, Bangunan dengan Rekayasa yang Efektif dan Efisien, Manajemen Proyek dan Strategi
Kerjasama.

● MISI
Menyediakan Jasa Konstruksi Profesional yang berfokus pada Infrastruktur Sumber Daya Air,
Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Bangunan dengan metode, teknologi, sumber daya, dan sistem yang
terpercaya, efektif, dan memberi kepuasan stakeholder.
III. NILAI DAN DASAR K3 PERUSAHAAN
A. NILAI ‐ NILAI PERUSAHAAN 
● Kedisiplinan
Berusaha mendisiplinkan diri dengan menaati peraturan yang kita buat sendiri. Membuat jadwal
kegiatan dalam sehari/seminggu/sebulan atau dalam kurun waktu tertentu akan membantu dalam
melatih disiplin. Dengan begitu, kita akan berusaha bertindak/melakukan kegiatan sesuai jadwal dan
membuat hidup teratur tanpa adanya waktu yang terbuang sia- sia.
● Kejujuran
Kejujuran merupakan kunci untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Sekali tidak jujur,
selamanya orang tidak akan percaya pada kita. Maka kejujuran perlu ditanamkan pada setiap
profesi.
● Kemandirian
Terdapat waktu dimana kita akan menerima banyak tuntutan untuk mandiri, baik itu di kehidupan
kerja maupun kehidupan diluar kerja. Dalam kondisi seperti itu, kita harus bisa mengerjakan sesuatu
masalah dengan sendiri, tidak bergantung pada orang lain, agar tidak mempersulit masalah yang
sudah ada. Kemandirian bukan berarti melatih kita untuk individual dan egois, tetapi lebih
menekankan pada penggalian seluruh potensi yang dimiliki agar mampu menyelesaikan setiap
masalah.
● Keberanian mengambil resiko
Segala sesuatu yang dilakukan pasti ada resikonya. Orang yang tidak pernah berhadapan dengan
resiko berarti ia tidak pernah melakukan apa-apa. Sebaliknya, orang yang banyak menghadapi
resiko berarti ia melalukan banyak hal. Tetapi bila sudah niat dan sungguh- sungguh, apapun
resikonya akan dijalani dengan ikhlas dan lapang dada. Di balik setiap resiko, suatu saat pasti ada
manfaatnya yang bisa dipetik.

B. FAKTOR PENUNJANG K3
● Komitmen Manajemen Terhadap Keselamatan Kerja 
● Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja 
● Komunikasi 
● Keterlibatan Pekerja dalam Keselamatan Kerja 
● Lingkungan Sosial Pekerja 
● Perilaku Keselamatan Kerja 
● Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership) 
C. MANFAAT BUDAYA K3 DI TEMPAT KERJA
Budaya keselamatan yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja
yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan pekerjaan.
Manfaat budaya keselamatan di tempat kerja adalah :
● Meminimalkan kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan/ kelalaian yang dilakukan individu 
● Meningkatkan kesadaran akan bahaya melakukan kesalahan/ kelalaian 
● Mendorong pekerja untuk menjalani setiap prosedur aman dalam semua tahap pekerjaan 
● Mendorong pekerja untuk melaporkan kesalahan / kekurangan sekecil apapun yang terjadi 
untuk menghindari terjadinya  kecelakaan 

D. KESETARAAN GENDER DAN KESEMPATAN KERJA


Salah satu pemenuhan tanggung jawab terkait ketenagakerjaan adalah penjaminan atas hak seluruh
karyawan dapat diperlakukan secara adil dan setara tanpa ada kebijakan intenal yang membedakan hak
karyawan berdasarkan diskriminasi suku, agama, ras, golongan maupun terkait dengan gender. Prinsip
kesetaraan ini ditegakkan antara lain melalui pemberian kesempatan kerja bagi setiap gender secara
adil, memberikan hak cuti kepada karyawan yang mengambil cuti melahirkan serta memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap karyawan untuk mengembangkan diri serta memperoleh
peningkatan karir.

IV. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (RK3L)

A. KOMITMEN ATAS KEBIJAKAN K3L DAN SASARAN TARGET K3L 
1  KEBIJAKAN/POLICY 

PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) telah menyusun
dan menetapkan kebijakan terkait K3L untuk lingkungan kerjanya. Selanjutnya, kebijakan tersebut
akan dikomunikasikan serta dipelihara sesuai dengan ruang lingkup kerja. Kebijakan tersebut
merupakan bukti nyata terhadap komitmen manajemen PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT.
SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) dalam merencanakan tujuan K3L pada operasi bisnisnya.
Sosialisasi kebijakan K3L dilaksanakan dalam kegiatan yang bersifat komunikatif seperti tool box
meeting, safety induction, safety talk, dan lainnya yang diikuti oleh manajemen, pelaksana pekerjaan,
hingga tenaga kerja di lapangan serta di sosialisasikan melalui papan informasi yang berada di site
ke seluruh pekerja harian. Kebijakan K3L, yang telah di tandatangani oleh Direktur Utama dan di
komunikasikan, selanjutnya dapat untuk dipahami dan dijalankan dengan kepatuhan oleh seluruh karyawan
dan para mitra Penyedia jasa yang terlibat.
2 KEBIJAKAN K3L PERUSAHAAN
Kebijakan K3L Perusahaan menjadi dasar dari Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan. Kebijakan K3L menggambarkan bagaimana komitmen manajemen dalam hal
Keselamatan dan Kesehatan Kerja para karyawan serta lainnya, dan juga dalam upaya perlindungan
terhadap lingkungan atas setiap
pelaksanaan kegiatan-kegiatan perusahaan. Kebijakan tersebut diamanatkan kepada para
manajemen lini untuk menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam setiap
pelaksanaan kegiatan perusahaan serta dikomunikasikan dan dipelihara di lingkungan kerja yang
terkait. Hal tersebut mencerminkan keinginan manajemen serta bersungguh-sungguh dalam :


Melindungi  karyawannya  dari  kecelakaan  kerja  maupun 
dampak yang 
diakibatkan dari aktivitas kerja tersebut.


Menekan seminimal mungkin angka kecelakaan kerja. 


Menekan  dampak  lingkungan  yang  diakibatkan  oleh  aktivitas 
proyek dari perusahaan. 


Melindungi peralatan dari kerusakan yang serius. 


Menaikkan  citra  perusahaan  dan  meningkatkan  moral 
karyawan. 


Memenuhi harapan pelanggan di dalam penerapan aspek K3L. 

KEBIJAKAN K3L PROYEK


Kebijakan K3L untuk project ini dibuat, ditetapkan dan dikomunikasikan kepada semua
personil yang terlibat. Kebijakan tersebut mencakup :
Setiap aktifitas pekerjaan wajib dilakukan identifikasi bahaya kecelakaan kerja, penilaian


dan  pengendalian  resiko  (membuat  JSA)  yang  telah  disetujui 
baik dari manajemen (Project Manager) dan Tim HSE Project. 

Melakukan  peninjauan  terhadap  kejadian  berbahaya  yang 
berakibat kecelakaan kerja dengan mengimplemenntasikan JSA. 

Melakukan peninjauan terhadap kesehatan kerja. 
Penilaian efisiensi dan efektifitas, sejak perencanaan dan implementasi dan pemantauan,

dengan  cara  peninjauan  dan  dijadikan  agenda  rapat  K3L  periode  mingguan  dan 
atau bulanan. 

Melakukan  Penilaian  Kinerja  Manajemen  terhadap  Upaya 
pengendalian potensi bahaya, periode Mingguan dan Bulanan. 

Komitmen dalam pencegahan kecelakaan kerja dan akibat  penyakit. 

Komitmen terhadap persyaratan dan perundang‐undangan yang berlaku. 

Memastikan ketersediaan sumber daya sesuai dengan kebutuhan proyek. 
3 Melaksanakan perbaikan‐perbaikan sebagai bentuk perbaikan berkesinambungan di
dalam aspek penerapan K3L.
 

Komitmen terhadap pelarangan penggunaan alkohol dan obat-obatan, pelarangan


 penggunaan senjata di dalam area kerja maupun tindakan-tindakan yang dapat merugikan
perusahaan. Setiap kegiatan sosialisasi melibatkan pekerja secara proaktif dengan bersama
dalam
 pengendalian potensi bahaya, seperti aktifitas: Proses Safety Induction – Training – JSA
Toolbox meeting – House Keeping dan lain-lainnya.
 Setiap pekerjaan yang dilaksanakan harus berdasarkan Ijin Kerja / Work Permit yang telah
disetujui

B. SASARAN DAN PROGRAM K3L


Sasaran K3L merupakan tujuan atau cita-cita yang terukur dari suatu proyek atau proses
bisnis terhadap resiko K3L yang di ingin dicapai. Terdapat syarat-syarat yang menjadi acuan
dalam menyusun sasaran dan program K3L agar sasaran K3L dapat tercapai, antara lain
yaitu :


Terukur, dapat diterapkan dan sesuai dengan kebijakan K3L  Perusahaan. 


Terdapat penanggung jawab terhadap program yang di susun. 
Ditinjau secara berkala yang direncanakan menurut jangka waktu tertentu dan disesuaikan


seperlunya untuk menjamin tercapainya sasaran/tujuan/target K3. 
Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait resiko K3 (termasuk pada
pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan bisnis dan operasional serta pandangan pihak ke tiga yang
berhubungan dengan aktivitas operasional organisasi proyek).
 
 
C. IMPLEMENTASI
A Safety Induction 

Seluruh orang, baik itu pekerja, tamu atau subcontractor sebelum memasuki area kerja harus
mendapatkan safety induction untuk memberikan informasi yang cukup kepada mereka apa yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan di lokasi kerja, project overview,policy, emergency
respon, serta bahaya dan risikonya, APD, dan sikap kerja aman. Setiap orang mungkin memerlukan
katagori penjelasan informasi yang berbeda.

B. Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi


Perusahaan memastikan bahwa komunikasi dua arah antara line management, line supervisor,
pekerja dan subcontractor selalu terbuka dan terpelihara untuk meningkatkan pola kerja,
efisiensi, keselamatan dan kesehatan kerja atau apapun yang berhubungan dalam rangka
menciptakan tempat kerja yang aman. Hal ini
diharapkan dapat merangsang respon yang positif dari semua orang. Dan memastikan semua
data mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (laporan bulanan dan data statistik
kecelakaan, minute of meeting, corrective action request, data pelatihan, dll) dipelihara dan
disimpan dengan baik. Komunikasi dilakukan secara internal maupun eksternal sesuai dengan
jadwal yang telah dijadwalkan.
C ‐ Toolbox meeting / Safety Talk
Toolbox meeting (+/-15 min.) akan dilakukan setiap hari oleh masing-masing group dan dipimpin
oleh pelaksana atau leader masing-masing. Kegiatan ini akan memberikan kesempatan kepada
pelaksana atau leader dan pekerjanya untuk saling bertukar informasi secara teratur. Dalam
pertemuan ini tidak hanya membicarakan masalah keselamatan dan kesehatan kerja, tapi para
pelaksana atau leader harus menjelaskan kepada mereka mengenai pekerjaan yang harus
dilakukan pada hari itu, diskusi dari pertemuan ini akan di catatkan pada attendance list atau
absen dari pekerja yang mengikutinya.
D‐ HSE Weekly Meeting
Aktifitas ini akan dilakukan 1 kali setiap minggu dan di arahkan oleh HSE personil dengan
perwakilan HSE sub contractor dan dihadiri oleh perwakilan manajemen dan owner/customer
dan membahas tukar pikiran secara teratur, rencana pekerjaan disetiap area, membahas hasil
inspeksi dan membahas mengenai unsafe action dan unsafe condition di area kerja. HSE
Meeting akan dilaksanakan secara situasional jika terjadi kejadian-kejadian tertentu yang
membutuhkan perhatian khusus seperti kecelakaan.
E Meeting P2K3
Meeting P2K3 dapat disebut sebagai management review meeting wajib dilaksanakan sekurang
kurangnya sekali dalam sebulan, hal ini merujuk kepada Kepmenaker No.155/MEN/1984 Pasal
6 yang mengatakan rapat P2K3 wajib dilaksanakan minimal 1 kali tiap satu bulan. Project
manager dan Line management harus melakukan Management Review. Pertemuan ini akan
meninjau pelaksanaan standard cara kerja yang aman dan rencana strategis lainnya dalam
rangka program pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
 

 
Evaluasi Resiko
Dalam Manajemen Risiko K3L yang meliputi proses identifikasi bahaya pada Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan untuk menilai risiko, menentukan tindakan untuk
menghilangkan, memantau dan mengurangi Risiko secara terus menerus.
 Identifikasi dan Daftar Bahaya 
 Penilaian  Resiko 
 Job Safety Analysis (JSA) / Analisa Keselamatan Kerja 
 Pengendalian  Resiko 
 HSE Promotion dan Preventif 
 
IV. PEDOMAN PERILAKU PERUSAHAAN
 

Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap
perilaku. Etika sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial mencoba
menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu lingkungan sosial, seperti pelanggan,
perusahaan lain, karyawan, dan investor. Tanggung jawab sosial menyeimbangkan komitmen-
komitmen yang berbeda.
1 Perilaku terhadap karyawan
Menghormati hak karyawan perusahaan serta senantiasa mengikutsertakan karyawan dalam
● menetapkan  kebijakan  pengelolaan  Karyawan  secara  konsisten  sesuai 
ketentuan  dan  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku.  Memposisikan 
karyawan  sebagai  aset  berharga  perusahaan  yang  memiliki  keunggulan 
berbeda pada 
● masing‐masing  karyawan  Memberikan  tunjangan,  fasilitas  dan  remunerasi  lainnya 
kepada karyawan yang kebijakannya diatur 
● dalam peraturan perusahaan Menghargai kreativitas, inovasi dan inisiatif Karyawan 
yang memberikan nilai tambah terhadap 
● Perusahaan. 
Perusahaan mendukung adanya pengembangan diri karyawan untuk memperluas
kompetensi dan wawasannya melalui pelatihan, seminar, sosialisasi peraturan, dan lainnya.
Memberikan bimbingan konseling terhadap karyawan untuk mencegah adanya
tindakan kekerasan
● berbasis Gender (Gender Based Violence/GBC) dan Kekerasan Terhadap Anak 
(Violence  Against  Children/VAC)  baik  dalam  lingkungan  perusahaan,  keluarga 
maupun lingkungan/masyarakat  sekitar. 

2 Perilaku terhadap pelanggan


Menjaga kualitas produk dan jasa yang prima, sesuai dengan standar nasional dan
internasional demi kepuasan pelanggan
Hal terpenting dalam persaingan adalah memberikan hak untuk memilih barang dan jasa
yang mereka perlukan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tidak mengganggu
persaingan dan mengabaikan undang-undang antimonopoli (antitrust). Memberikan informasi
secara jelas atas produk dan jasa yang dihasilkan serta menyediakan sarana komunikasi bagi
Pelanggan. Memperhatikan kebutuhan dan kepentingan pelanggan serta berusaha
semaksimal mungkin untuk memenuhinya.
Mengedepankan standar layanan yang profesional dengan prinsip-prinsip tepat jumlah, tepat
waktu, tepat informasi dan tepat sasaran.
3 Perilaku terhadap subkontraktor
● Memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh subkontraktor. 
● Proses  pengadaan barang dan  jasa di  Perusahaan harus  bebas Korupsi, Kolusi 
dan Nepotisme (KKN). Memberikan instruksi/pedoman pelaksanaan kerja serta 
K3 perusahaan untuk diterapkan dalam  proses pengerjaan proyek di lapangan 
Hubungan usaha dengan subkontraktor adalah dengan bekerjasama dengan yang telah
memenuhi kualifikasi/standar yang ditetapkan dan secara konsisten mampu memenuhi standar
kualitas, biaya dan profesionalitas yang diharapkan oleh perusahaan kami. Membangun
komunikasi secara intensif dengan subkontraktor untuk mencari solusi yang terbaik dalam
rangka peningkatan kinerja di lapangan terhadap proyek berjalan.
Menerapkan standar etika kerja yang sama kepada setiap subkontraktor dalam batas-batas
toleransi yang diperbolehkan oleh hukum.
Memberikan sosialisai terhadap subkontraktor untuk mencegah adanya tindakan kekerasan
berbasis Gender (Gender Based Violence/GBC) dan Kekerasan Terhadap Anak (Violence
Against Children/VAC)
baik dalam lingkungan perusahaan serta lingkungan sekitar lokasi proyek.
4 Perilaku terhadap pemasok
● Memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh pemasok. 
● Proses pengadaan barang dan jasa di Perusahaan harus bebas Korupsi, Kolusi 
dan Nepotisme (KKN). Memberikan instruksi/pedoman pelaksanaan kerja serta 
K3 perusahaan untuk diterapkan dalam  prosespengiriman barang di lapangan 
Hubungan usaha dengan pemasok adalah dengan bekerjasama dengan pemasok telah
memenuhi kualifikasi/standar yang ditetapkan dan secara konsisten mampu memenuhi standar
kualitas, biaya dan profesionalitas yang diharapkan oleh perusahaan kami.
Membangun komunikasi secara intensif dengan pemasok untuk mencari solusi yang terbaik
dalam rangka peningkatan kinerja di pasokan barang di lapangan.
Menerapkan standar etika kerja yang sama kepada setiap pemasok dalam batas-batas
toleransi yang diperbolehkan oleh hukum.
Memberikan sosialisai terhadap pemasok untuk mencegah adanya tindakan kekerasan
berbasis G ender (Gender Based Violence/GBC) dan Kekerasan Terhadap Anak (Violence
Against Children/VAC) baik dalam lingkungan perusahaan serta lingkungan sekitar lokasi
proyek.
5 Perilaku terhadap Masyarakat Sekitar
● Selalu menghormati  aturan atau hukum adat yang berlaku di masyarakat  sekitar. 
Menjadikan masyarakat sekitar lokasi proyek perusahaan sebagai mitra kerja dalam
mencapai keberhasilan guna memberikan pekerjaan yang layak.
● Aktif menjalin komunikasi yang baik serta aktif terlibat dalam kegiatan‐kegiatan 
● Melarang  karyawan  memberikan  janji‐janji  kepada  masyarakat  di  luar 
kewenangannya. 
Tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada diskriminasi masyarakat
berdasar suku, agama, ras dan antar golongan.
6 Perilaku terhadap Lingkungan
Ramah lingkunga dengan memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, yaitu tidak
membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang merusak
lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di lingkungan
sekitarnya. Mematuhi segala peraturan dan undang-undang terkait isu Iingkungan.
 

 
 

● Menjaga  kelestarian atas  berbagai keanekaragaman flora  dan  fauna yang ada 


di  sekitar  lokasi  kerja.  Menyerahkan  penemuan  tak  terduga  atas  warisan 
budaya (Chance find procedure for cultural herigae) 
● kepada pemerintah daerah terlebih dahulu untuk ditindaklanjuti. 

7 Perilaku terhadap Hukum, Ketentuan dan Peraturan Lain


Mematuhi ketentuan Pemerintah Pusat dan/atau Daerah seperti peraturan perundangan yang
berkaitan dengan usaha Perusahaan.
Membina hubungan yang sehat, harmonis dan konstruktif dengan Regulator dan instansi
terkait lainnya baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Jujur dan transparan dalam berhubungan dengan semua instansi dan pejabat Pemerintah
Pusat dan/atau daerah.
Mengedepankan penyelesaian melalui jalur musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
setiap perselisihan dengan pihak lain, menempuh jalur hukum bila musyawarah tersebut tidak
membuahkan hasil, dan menghormati hasil dari proses hukum tersebut.
Tidak melakukan pembayaran untuk tujuan dan/atau dengan cara yang melanggar hukum
serta terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan hukum.
Mendukung proses penegakan hukum dengan memberikan informasi yang lengkap dan
relevan kepada penegak hukum.

V. PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PELAPORAN


A. SOSIALISASI 
Sosialisasi merupakan tahapan penting dalam penerapan Code of Conduct (COC).
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan oleh Tim K3 Perusahaan yang dikoordinasikan oleh unit
SDM. Perusahaan bertanggung jawab terhadap sosialisasi COC agar berjalan efektif
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
● Membangun    komitmen    bagi  seluruh  pihak‐pihak    yang  berkepentingan    dengan 
Perusahaan. 
● Mewujudkan kesadaran dari pihak‐pihak terkait untuk melaksanakan COC ini. 
Memberikan kesadaraan kepada Karyawan bahwa COC merupakan bagian tak terpisahkan
dari praktik bisnis dan penilaian kinerja seluruh Karyawan Perusahaan.
Melengkapi peraturan Perseroan dengan sanksi atas pelanggaran yang terjadi dan
membangun sistem
● untuk memantau penerapan Pedoman Etika dan Perilaku. 
Jika diperlukan pelatihan terhadap peneratan COC yang berkaitan dengan K3 di proyek maka
akan dilaksanakan pelatihan dengan Jasa Pelatihan K3 yang berkompeten.

B. KOMITMEN DAN TANGGUNG JAWAB


Perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan harus memiliki komitmen untuk sadar diri
dengan COC yang ada berdasar sistem nilai dan budaya kerja di Perusahaan. Demi
pencegahan adanya tindakan kekerasan berbasis Gender (Gender Based Violence/GBC)
dan Kekerasan Terhadap Anak (Violence Against Children/VAC) serta isu global baik dalam
lingkungan perusahaan serta lingkungan sekitar lokasi proyek. Komitmen dan Tanggung
Jawab tersebut adalah :
Seluruh Insan Perusahaan wajib menandatangani Pakta Integritas yang merupakan
komitmen Insan
● Perusahaan untuk melaksanakan COC dan berlaku untuk penerapan keseharian. 
Direksi bertanggung jawab atas terlaksananya Pakta Integritas bagi seluruh Insan
Perusahaan sesuai dengan unit kerja masing-masing untuk keberhasilakn penerapannya.
Senantiasa berkomitmen dan bertanggung jawab ata apa yang telah dilakukan demi
terwujudnya kesejahteraan bersama seluruh pihak.
Untuk pihak-pihak yeng berkepentingan lainnya diluar/selain karyawan perusahaan pun ikut
menandatangani Pakta Integritas guna tercapainya keberhasilan dalam penerapan COC di
tempat kerja dan/atau lokasi proyek.

C. PELANGGARAN
Pelanggaran COC merupakan tindakan tidak disiplin dan akan ditangani oleh Direktur
Pengembangan Usaha. Setiap Insan Perusahaan yang mengetahui terjadinya
pelanggaran atas setiap fakta yang menyimpang terhadap COC wajib melaporkan kepada
Atasan Langsung dan Direktur SDM.
D. MEKANISME PELAPORAN PELANGGARAN
Pelaksanaan COC merupakan komitmen dan tanggung jawab seluruh Insan Perusahaan. Apabila terjadi
pelanggaran atau penyimpangan maka Insan Perusahaan wajib melaporkan pelanggaran tersebut
● melalui atasan langsung; direktur SDM; Kotak Pengaduan/Whistle Blowing System, 
email, telepon atau media lainnya yang ditentukan oleh  Perusahaan. 
Segenap Insan Perusahaan dan pihak eksternal Perusahaan (Pelanggan, Mitra Usaha
dan Masyarakat) dapat melaporkan kesalahan pelanggaran COC dan Perusahaan
wajib menindaklanjuti pelaporan yang berpotensi merugikan secara materiil dan dapat
merusak citra Perusahaan yang antara lain disebabkan oleh penyimpangan, manipulasi
dan lain sebagainya.
Pengungkapan harus dilakukan dengan itikad baik dan bukan merupakan suatu
keluhan pribadi ataupun di dasari kehendak buruk/fitnah.
Pelapor wajib mencantumkan identitasnya dengan jelas pada laporan yang dibuat, disertai dengan bukti
pendukung yang relevan. Penerima laporan wajib merahasiakan identitas pelapor.
Perusahaan wajib menindaklanjuti setiap laporan yang diterima sesuai prosedur dan mekanisme yang
berlaku.
Perusahaan juga akan menyediakan perlindungan hukum sebagaimana ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.

E. PENANGANAN PELANGGARAN
Direktur SDM atau Pejabat Penanganan Pelanggaran Pedoman dan Etika berdasarkan hasil
penyelidikannya akan membuat keputusan tentang ada/tidaknya pelanggaran terhadap
Pedoman Etika dan Perilaku serta memberikan sanksi. Pihak-pihak yang dinyatakan
melanggar Pedoman diperkenankan untuk mengajukan pertimbangan kembali atas keputusan
tersebut.
F. SANKSI
Perusahaan memberikan sanksi tegas dan konsisten kepada Insan Perusahaan yang melakukan
  pelanggaran COC sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Perusahaan. 
Sanksi bagi Karyawan yang melakukan pelanggaran diputuskan oleh Atasan Langsung atau
Direksi sesuai dengan tingkat kesalahannya setelah mendapat laporan atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Karyawan yang bersangkutan.
Direksi memberikan arahan atas tindakan pembinaan, sanksi disiplin dan/atau tindakan lainnya
serta pencegahan yang harus dilaksanakan oleh Atasan Langsung di lingkungan masing-masing.
Sanksi bagi Direksi yang melakukan pelanggaran diputuskan oleh Dewan Komisaris.
   
 
Sanksi  bagi  Dewan  Komisaris  yang  melakukan  pelanggaran  diputuskan  oleh  Pemegang 
Saham.Bila Mitra Kerja atau Pemangku Kepentingan lain yang melakukan pelanggaran, maka 
akan dikenakan 
● ketentuan  sebagaimana  yang  tertuang  dalam  kontrak.  Apabila  terkait  dengan  tindak 
pidana dapat diterus kan kepada pihak yang berwajib. 
Jika kondisi yan g ada melibatkan pelanggaran hukum, permasalahan dapat diteruskan kepada pihak
yang berwajib. 
 

VI. PENUTUP
Pedoman Etika dan Perilaku ini didasarkan kepada semangat untuk menerapkan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG) dan Nilai-Nilai Dasar/Budaya Perusahaan dan telah melalui
kesepakatan bersama dalam pelaksanaannya atas nama PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA –
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) Setiap Manajemen dan Karyawan perusahaan
wajib memahami Pedoman Etika dan Perilaku serta menjalankannya dalam kegiatan
operasional sehari- hari. Kami akan selalu mengkaji Pedoman Etika dan Perilaku ini secara
berkesinambungan dan melakukan evaluasi atas pelaksanaannya.

PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA –  
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) 
 
 
 
 
RIZALDY 
Kuasa KSO 

 
 

 
11.  BENTUK PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN, SOSIAL, KESELAMATANDAN 
KESEHATAN KERJA 

PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN, SOSIAL, KESELAMATAN DAN 
KESEHATAN KERJA 

Nama Peserta  :  PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) 
Tanggal ........................................................................... 2021 
Nomor dan judul Paket  : 

PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN, SOSIAL, KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA

Tidak ada penangguhan atau penghentian kontrak : Pengguna Jasa tidak menangguhkan atau
√ menghentikan kontrak dan / atau mencairkan Jaminan Pelaksanaan pada pelaksanaan kontrak pekerjaan karena alasan yang berkaitan
dengan kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan, atau Keselamatan Kerja (ESHS) sejak tanggal yang ditentukan dalam Bagian V, Kriteria
Kualifikasi, dan Persyaratan.
 

Penangguhan atau penghentian kontrak : Kontrak berikut telah /sedang ditangguhkan atau dihentikan dan / atau dicairkan Jaminan
  Pelaksanaan oleh Pengguna Jasa untuk alasan terkait Kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan, atau Keselamatan Kerja (LSK3) sejak tangga
yang ditentukan dalam Bagian V, Kriteria Kualifikasi, dan Persyaratan. Detail dijelaskan di bawah ini:

 
Bagian kontrak yang
  Tahun ditangguhkan ataudi Identifikasi kontrak
Total Nilai kontrak

hentikan
  - - - -

 
Jaminan Pelaksanaan Dicairkan Oleh Pengguna Jasa Karena Kegagalan Penyedia Jasa Terkait
  Kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan
Tahun Identifikasi kontrak Nilai kontrak
Identifikasi Kontrak :
  Nama Pengguna Jasa :
Alamat Pengguna Jasa : Alasan
Pencairan Jaminan
  Pelaksanaan :

 
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA –  
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) 
 
 
 
 
RIZALDY 
Kuasa KSO 
 

   

 
 

MATRIX
LSK3
 

 
A. PENILAIAN MATRIKS RISIKO 

Penilaian standar sesuai dengan indikator yang ditentukan yang bertujuan untuk identifikasi 
kecelakaan yang terjadi pada saat pelaksanaan konstruksi. 

Tabel 1. Nilai Tingkat Kemungkinan 

Likelihood/Probability Rating Deskripsi


Frequent 5 Selalu terjadi
Probable 4 Sering terjadi
Occasional 3 Kadang-kadang dapat terjadi
Unlikely 2 Mungkin dapat terjadi
Imporbable 1 Sangat jarang terjadi

Tabel 2. Nilai Tingkat Keparahan 

Severity Rating Deskripsi

Meninggal dunia, cacat permanen / serius,


Catastrophic 5 kerusakan linglungan yang parag, kebocoran
B#, kerugian finansial yang sangat besar, biaya
pengobatan > 50 juta.
Hilang hari kerja, cacat permanen / sebagian,
kerusakan lingkungan yang sedang, kerugian
Major 4
finansial yang besar, biaya
pengobatan < 50 juta.
Membutuhkan perawatan medis, terganggunya
pekerjaan, kerugian finansial cukup besar, perlu
Moderate / Serious 3
bantuan pihak luar,
biaya pengobatan < 10 juta.

Penaganan P3K tidak terlalu memerlukan


Minor 2
bantuan dari luar, biaya finansial sedang, biaya
pengobatan < 1 juta.

Tidak mengganggu proses pekeraan, tidak ada


Negligible 1
cidera/luka, kerugian finansial kecil, biaya
pengobatan < 100 ribu.

Tabel 3. Skala Tngkatan Risiko 

Risk Rank Deskripsi


17-25 Extreme High Risk- Risiko Sangat Tinggi
10-16 High Risk- Risiko Tinggi
5-9 Medium Risk- Risiko Sedang
1-4 Low Risk - Risiko Rendah
Lampiran Matrik LKS3 Pada Laporan Kemajuan Pekerjaan Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan 
Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs   

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN 

Nomor  :  Kode Kegiatan  : 

Hari  :  Petugas  : 

Tanggal  : 

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Institusi
Pengelolaan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Nilai Tingkat Nilai Jenis Skalar dan
Sumber Kegiatan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Ket.
Kemungkinan Keparahan Dampak Risiko Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Hidup

I.PEKERJAAN PERSIAPAN
Item Pekerjaan yang Jenis Berapa Metode yang Lokasi Jangka waktu Evaluasi Lokasi yang Jangka Waktu Pemberi
dikerjakan dampak besar digunakan pekerjaan penanganan Penerapan terdampak Evaluasi arahan dan
yang dampak dalam yang Metode penanggung
terjadi yang penanganan terdampak jawab teknis
dirasakan

II. PEKERJAAN TANAH


Item Pekerjaan yang Jenis Berapa Metode yang Lokasi Jangka waktu Evaluasi Lokasi yang Jangka Waktu Pemberi
dikerjakan dampak besar digunakan pekerjaan penanganan Penerapan terdampak Evaluasi arahan dan
yang dampak dalam yang Metode penanggung
terjadi yang penanganan terdampak jawab teknis
dirasakan

III. PEKERJAAN STRUKTUR


Item Pekerjaan yang Jenis Berapa Metode yang Lokasi Jangka waktu Evaluasi Lokasi yang Jangka Waktu Pemberi
dikerjakan dampak besar digunakan pekerjaan penanganan Penerapan terdampak Evaluasi arahan dan
yang dampak dalam yang Metode penanggung
terjadi yang penanganan terdampak jawab teknis
dirasakan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelolaan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Nilai Tingkat Nilai Jenis Skalar dan
Sumber Kegiatan Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan Ket.
Kemungkinan Keparahan Dampak Risiko Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Hidup

IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR


Item Pekerjaan yang Jenis Berapa Metode yang Lokasi Jangka waktu Evaluasi Lokasi yang Jangka Waktu Pemberi
dikerjakan dampak besar digunakan pekerjaan penanganan Penerapan terdampak Evaluasi arahan dan
yang dampak dalam yang Metode penanggung
terjadi yang penanganan terdampak jawab teknis
dirasakan

IV. PEKERJAAN INTERIOR


Item Pekerjaan yang Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Item Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item
dikerjakan yang yang Pekerjaan Pekerjaan yang yang yang yang yang yang yang Pekerjaan
dikerjakan yang yang dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan yang
dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan

IV. PEKERJAAN ELEKTRIKAL MEKANIKAL


Item Pekerjaan yang Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Item Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item
dikerjakan yang yang Pekerjaan Pekerjaan yang yang yang yang yang yang yang Pekerjaan
dikerjakan yang yang dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan yang
dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan

IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Item Pekerjaan yang Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Item Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item Pekerjaan Item
dikerjakan yang yang Pekerjaan Pekerjaan yang yang yang yang yang yang yang Pekerjaan
dikerjakan yang yang dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan yang
dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan

DIPERIKSA  DISETUJUI  DIBUAT 

(….................... (….................... (…....................


)  ) 
DAMPAK TERHADAP SOSIAL 

Nomor  :  Kode Kegiatan  : 

Hari  :  Petugas  : 

Tanggal  : 

Pembiayaan Institusi
Sumber Nilai Tingkat Nilai Jenis Tujuan Metode Lokasi Institusi
Skalar Risiko Parameter Waktu dan Periode dan Penerima
Kegiatan Kemungkinan Keparahan Dampak Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pengawas
Pelaksanaan Laporan

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Jenis Jenis Besaran dampak Dampak yang Survey Lokasi Metode Titik lokasi Waktu yang Sumber Dana Pengawas Pemberi
Pekerjaan dampak yang dirasakan ditimbulkan yang Terkena Penanganan yang diperlukan dalam dan Kebijakan
yang Dampak Yang akan terdampak pemantauan Penanggung
dialami diterapkan Jawab

II. PEKERJAAN KESELAMATAN,KESEHATAN DAN KEAMANAN KERJA


Jenis Jenis Besaran dampak Dampak yang Survey Lokasi Metode Titik lokasi Waktu yang Sumber Dana Pengawas Pemberi
Pekerjaan dampak yang dirasakan ditimbulkan yang Terkena Penanganan yang diperlukan dalam dan Kebijakan
yang Dampak Yang akan terdampak pemantauan Penanggung
dialami diterapkan Jawab

III. PEKERJAAN TANAH


Jenis Jenis Besaran dampak Dampak yang Survey Lokasi Metode Titik lokasi Waktu yang Sumber Dana Pengawas Pemberi
Pekerjaan dampak yang dirasakan ditimbulkan yang Terkena Penanganan yang diperlukan dalam dan Kebijakan
yang Dampak Yang akan terdampak pemantauan Penanggung
dialami diterapkan Jawab
Pembiayaan Institusi
Sumber Nilai Tingkat Nilai Jenis Tujuan Metode Lokasi Institusi
Skalar Risiko Parameter Waktu dan Periode dan Penerima
Kegiatan Kemungkinan Keparahan Dampak Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pengawas
Pelaksanaan Laporan

Jenis Jenis Besaran dampak Dampak yang Survey Lokasi Metode Titik lokasi Waktu yang Sumber Dana Pengawas Pemberi
Pekerjaan dampak yang dirasakan ditimbulkan yang Terkena Penanganan yang diperlukan dalam dan Kebijakan
yang Dampak Yang akan terdampak pemantauan Penanggung
dialami diterapkan Jawab

DIPERIKSA  DISETUJUI  DIBUAT 

(…....................)  (…....................)  (…....................) 


INTERAKSI DENGAN PEMBUAT PERATURAN 

Nomor  :  Kode Kegiatan  : 

Hari  :  Petugas K3  : 

Tanggal  : 

SUMBER KEGIATAN IDENTIFIKASI DAMPAK PENAGGULANGAN HASIL IDENTIFIKASI KETERANGAN


1. PEKERJAAN.............................
Jenis Pekerjaan Identikasi Permasalahan Besar Dampak Yang Metode Pencegahan Yang Hasil Identifikasi Setelah
Diraakan Dilakukan Penerapan Pencegahan Yang
Dilakukan

DIPERIKSA  DISETUJUI  DIBUAT 

(…....................)  (…....................)  (…....................) 


Lampiran Format Surat Pernyataan Ijin Penggunaan Lahan 

Saya, yang 
bertandatangan di 
bawah ini : Nama  : 
No. KTP  : 
Pekerjaan  : 
Alamat  : 

Sebagai pemilik  sah  dari lahan  berdasarkan  bukti sah kepemilikan  No  , Tanggal 
…. Atau bukti  sah 
lainnya  berupa ….. (jelaskan)  , dengan ini menyatakan bahwa Saya setuju memberikan 
ijin lahan saya 
untuk digunakan oleh …....(jelaskan)......untuk dapat digunakan pada konstruksi 
…................................... 
Shingga dapat bermanfaat bagi 
kepentingan umum. Lokasi 
Lahan
 

Ukuran Lahan yang disumbangkan  : 

Ukuran sisa lahan  : 

Guna sisa lahan  : 

Status Kepemilikan lahan  : 

(mohon jelaskan batasan lahan dan status kepemilikan lahan serta peta 
bidang lahan dengan tanda‐ tanda orientasi yang jelas) 

Pernyataan ini dibuat tanpa ada tekanan dari siapapun. 

Tempat, tanggal perjanjian ini ditandatangani 

Pihak Pemberi Ijin  Pengguna 

Rp. 10.000,‐ Materai  Rp. 10.000,‐ Materai 

Pemilik Lahan  Penyewa 

Lampiran : Peta lahan yang disumbangkan dan foto 
Catatan : Salinan asli dari surat ini untuk disimpan oleh pemberi 
sumbangan lahan dan oleh forum masyarakatsebagai bagian dari 
proposal. Salinan dari surat ini harus disimpan di kantor kelurahan/desa. 
INTERAKSI DENGAN PEMBUAT PERATURAN 

Nomor  :  Kode Kegiatan : 

Hari  : 

Tanggal  : 

No. Daftar Lokasi Tanggal Pengajuan Tanggal Dikeluarkan Tanggal Diserahkan Kepada SE Status Area

Disetujui  Diperiksa  Dibuat 

Direksi Teknis  Konsultan Supervisi  Penyedia Jasa 


PENGAWASAN TERHADAP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Nomor  :  Kode Kegiatan  : 

Hari  :  Petugas  : 

Tanggal  :  Jumlah Pekerja  : 

Jumlah Inspeksi Jumlah Inspeksi


No. Nama Penuh Parsial Kelengkapan Kekurangan Laporan Status

Disetujui  Diperiksa  Dibuat 

Direksi Teknis  Konsultan Supervisi  Penyedia Jasa 


AKOMODASI PEKERJA 

Nomor  :  Kode Kegiatan  : 

Hari  :  Petugas  : 

Tanggal  :  Jumlah Pekerja  : 

Jumlah Jumlah Tanggal


No. Tenaga Tenaga Pemeriksaan Kelengkapan Keterangan Laporan Status
Pendukung Setempat Terakhir

Disetujui  Diperiksa  Dibuat 

Direksi Teknis  Konsultan Supervisi   
Penyedia Jasa
PERMASALAHAN PEKERJA MENCAKUP KESEHATAN, SOSIAL, DAN TINDAK KEKERASAN 

Nomor  :  Kode Kegiatan  : 

Hari  :  Petugas  : 

Tanggal  :  Jumlah Pekerja  : 

Jumlah Tanggal
Jumlah Tenaga
No. Tenaga Permasalahan Pemeriksaan Penanganan Status
Setempat
Pendukung Terakhir

Disetujui  Diperiksa  Dibuat 

Direksi Teknis  Konsultan  Penyedia Jasa 


Supervisi 
LALU LINTAS  KENDARAAN  DAN PERALATAN 

Nomor  :  Kode Kegiatan  : 

Hari  :  Petugas  : 

Tanggal  :  Jumlah Pekerja  : 

No. Tanggal Lokasi Kerusakan Penyebab Tindak Lanjut Keterangan

Disetujui  Diperiksa  Dibuat 

Direksi  Konsultan Supervisi  Penyedia Jasa 


Teknis 
MITIGASI DAN MASALAH LINGKUNGAN DAN SOSIAL 

Nomor  :  Kode Kegiatan  : 

Hari  :  Petugas  : 

Tanggal  :  Jumlah Pekerja  : 

No. Tanggal Lokasi Dampak Penyebab Tindak Lanjut Keterangan

Disetujui  Diperiksa  Dibuat 

Direksi Teknis  Konsultan  Penyedia Jasa 


Supervisi 
10. BENTUK MATRIK LSK3 PADA LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN

Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LSK3) Matrik untuk Laporan Kemajuan 

Matrik untuk pelaporan [harian/mingguan/bulanan] dibuat oleh kami kontraktor yang kemudian diperiksa
oleh Pengawas pekerjaan meliputi :
a. Insiden terhadap lingkungan atau ketidaksesuaian dengan persyaratan kontrak, termasuk kontaminasi,
pencemaran atau kerusakan terhadap tanah atau sumber daya air;
b. Insiden Kesehatan dan Keselamatan Kerja, kecelakaan, korban jiwa dan korban cedera yang memerlukan
perawatan;
c. Interaksi dengan pembuat peraturan: identifikasi instansi terkait, tanggal, subjek, hasil (laporkan negatif jika
tidak ada);
d. Status semua izin dan perjanjian:

[Catatan untuk Pokja: Pokja perlu menyesuaikan jenis izin/persetujuan dan


menyesuaikan dengan lingkup pekerjaan fisik yang akan dilakukan, karena contoh
daftar perijinan diatas adalah untuk kegiatan konstruksi jalan]

e. Pengawasan terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja:


i. Petugas keamanan: jumlah hari bekerja, jumlah inspeksi penuh & inspeksi
parsial, laporan untuk konstruksi / manajemen proyek;
ii. jumlah pekerja, jam kerja, matrik penggunaan APD (persentase pekerja
dengan peralatan perlindungan pribadi lengkap (APD), sebagian, dll.),
pelanggaran pekerja yang diamati (berdasarkan jenis pelanggaran, APD
atau sebaliknya), peringatan yang diberikan, peringatan berulang diberikan,
tindak lanjut yang diambil (jika ada);
f. Akomodasi pekerja:
- jumlah tenaga kerja pendatang, jumlah tenaga kerja setempat; 
- tindakan yang diambil untuk merekomendasikan / memerlukan 
perbaikan kondisi, atau untuk memperbaiki  kondisi. 
- tanggal  pemeriksaan  terakhir,  dan   terutama pemeriksaan  terhadap 
kesesuaian akomodasi terhadap hukum nasional dan lokal serta kewajaran,
termasuk air bersih, sanitasi, ruang, dll;

g. HIV/AIDS: penyedia layanan kesehatan, informasi dan / atau pelatihan, lokasi


klinik, jumlah penyakit tidak aman atau perawatan penyakit dan diagnosis (tidak
ada nama yang disebutkan);

h. gender (untuk tenaga kerja pendatang dan pekerja setempat, secara terpisah):
jumlah pekerja wanita, persentase tenaga kerja, isu-isu gender yang diangkat dan
ditangani (keluhan referensi silang atau bagian lain yang diperlukan);

i. Pengawasan dan upaya pencegahan terkait Kekerasan Berbasis Gender


(Gender Based Violence/GBV) maupun Kekerasan Terhadap Anak (Violence
against Children/VAC), antara lain pencegahan terhadap: i. Pelecehan Seksual
(misalnya melarang penggunaan Bahasa atau perilaku yang tidak pantas,
melecehkan, kasar, pornoaksi, provokatif, merendahkan atau tidak pantas,
khususnya terhadap wanita dan anak-anak); ii. Kekerasan atau pemaksaan
(misalnya pelarangan segala bentuk kegiatan seks komersial termasuk
didalamnya imbalan secara seksual, atau bentuk perilaku lain yang memalukan,
merendahkan atau ada unsur pemaksaan); iii. Perlindungan terhadap anak- anak
(termasuk larangan terhadap pelecehan, menodai, atau perilaku menyimpang
terhadap anak-anak, membatasi interaksi dengan anak-anak, dan memastikan
keselamatan anakanak disekitar lokasi kerja).
Sosialisasi prosedur aduan formal dan informal terhadap tindak kekerasan
terhadap anak-anak dan wanita, pelecehan seksual, penyebaran informasi atau
selebaran pelarangan tindak kekerasan dan pelecehan seksual di lokasi kerja,
pengaduan yang diterima dan pengaduan yang ditangani serta sanksi yang
dijatuhkan kepada pelaku tindak kekerasan maupun pelecehan.
j. Pelatihan: 

- jumlah pekerja baru, jumlah pekerja yang mendapat pelatihan, tanggal pelatihan; 
- jumlah  dan  tanggal  toolbox  talks  (pembicaraan  terkait  K3  rencana 
dan  review),  jumlah  pekerja  yang  menerima  pelatihan  Keselamatan 
dan Kesehatan Kerja (K3), pelatihan lingkungan dan sosial; 
- jumlah  dan  tanggal  penyuluhan  HIV  /  AIDS  maupun  GBV  dan  VAC, 
jumlah pekerja yang menerima pelatihan (bulan ini dan di masa lalu); 
pertanyaan yang sama untuk sensitivitas gender, pelatihan flaglady / 
flagman. 

k. Pengawasan terhadap lingkungan dan sosial:

- Ahli Lingkungan  Hidup (CTC/DSC): hari kerja, lokasipemeriksaan  dan 


jumlah  pemeriksaan/kunjungan(ruas  jalan,  basecamp,  akomodasi, 
quarry,  borrow  pit,  lokasi  yang  tercemar/rusak,  rawa,  perlintasan 
hutan,  dll.),  menyoroti  kegiatan/temuan  (termasuk  pelanggaran 
terhadap lingkungan  dan/atau sosial, tindakan yang diambil), laporan 
kepada Ahli lingkungan/sosial/ Pengawas Pekerjaan /GS; 
- Ahli Sosial (CTC/DSC): hari kerja, jumlah pemeriksaan/kunjungan ke 
lokasi(berdasarkan  lokasi:  ruas  jalan,  basecamp,  akomodasi,  quarry, 
borrow  pit,  lokasi  yang  tercemar/rusak,  klinik,  dll.),  menyoroti 
kegiatan  (termasuk  pelanggaran  persyaratan  lingkungan  dan/atau 
sosial  yang  diamati,  tindakan  yang  diambil,  awareness 
campaign/penyuluhan),  laporan  kepada  ahli  lingkungan  dan/atau 
ahli  sosial/  Pengawas  Pekerjaan/  GS;  dan  [Catatan:  Pokja  perlu 
menyesuaikan  dengan  lingkup  pekerjaan  fisik  yang  akan  dilakukan, 
karena contoh ini adalah untuk kegiatan konstruksi jalan 

- Wakil Pengamat Masyarakat: hari kerja (jam buka pusat komunitas), 
jumlah  orang  yang  bertemu,  menyoroti  kegiatan  (masalah  yang 
diangkat, dll.), melaporkan kepada ahli lingkungan/ sosial/ Pengawas 
Pekerjaan/ GS. 
l. Keluhan: daftar keluhan bulan ini dan keluhan yang belum terselesaikan
berdasarkan tanggal yang diterima, yang mengajukan keluhan (pelapor),
bagaimana diterima, kepada siapa yang dirujuk untuk tindak lanjut, resolusi dan
tanggal (jika selesai), resolusi data dilaporkan kepada pelapor, tindak lanjut apa
pun yang diperlukan (referensi silang dengan bagian lain sesuai kebutuhan):
- Keluhan pekerja; 
- Keluhan masyarakat 
- Keluhan terkait tindak kekerasan berbasis gender (GBV) dan 
kekerasan terhadap anak (VAC) 
m. Lalu lintas dan kendaraan / peralatan:
- kecelakaan  lalu  lintas  yang  melibatkan  kendaraan  &  peralatan 
proyek: berikan tanggal, lokasi, kerusakan, penyebab, tindak lanjut; 
- kecelakaan  yang  melibatkan  kendaraan  atau  properti  non‐proyek 
(juga  dilaporkan  dalam  metrik  segera):  memberikan  tanggal,  lokasi, 
kerusakan, penyebab, tindak lanjut; 
- kondisi  keseluruhan  kendaraan  /  peralatan  (penilaian  subjektif  oleh 
pencinta  lingkungan);  perbaikan  dan  pemeliharaan  non‐rutin 
diperlukan  untuk  meningkatkan  keselamatan  dan  /  atau  kinerja 
lingkungan (untuk mengendalikan asap,  dll.). 
n. Mitigasi dan masalah lingkungan dan sosial (apa yang telah dilakukan):
- debu: jumlah mobil tanki penyiram yang bekerja, jumlah penyiraman 
/  hari,  jumlah  keluhan,  peringatan  yang  diberikan  oleh 
pemerhatilingkungan,  tindakan  yang  diambil  untuk  menyelesaikan; 
highlights  dari  pengendalian  debu  di  quarry  (penutup,  semprotan, 
status  operasional);  %  dari  truk  pengangkut  material  dengan 
penutup,  tindakan  yang    diambil    untuk  kendaraan  yang  tidak 
tertutup; 
pengendalian erosi: kontrol yang dilaksanakan pada tiap lokasi, status pelintasan air,
inspeksi dan hasil lingkungan hidup, tindakan yang diambil untuk menyelesaikan masalah,
perbaikan darurat yang diperlukan untuk mengendalikan erosi / sedimentasi;
- quarry,  lokasi  penumpukan,  lokasi  pembuangan,  AMP,  batching 
plant:  identifikasi  kegiatan  utama  yang  dilakukan  bulan  ini  di  
masing‐masing tempat, dan menyoroti perlindungan lingkungan dan 
sosial:  pembukaan  lahan,  penandaan  batas,  pengupasan  lapisan 
tanah,  manajemen  lalu  lintas,  perencanaan  dekomisioning, 
pelaksanaan  dekomisioning; 
- peledakan: jumlah ledakan (dan  lokasi),  status pelaksanaan rencana 
peledakan  (termasuk  pemberitahuan,  evakuasi,  dll.),  insiden 
kerusakan atau keluhan di luar lokasi (rujuk silang bagian lain sesuai 
kebutuhan); 
- pembersihan  tumpahan,  jika  ada:  bahan  tumpah,  lokasi,  jumlah, 
tindakan  yang  diambil,  pembuangan  material  (laporkan  semua 
tumpahan yang menghasilkan air atau kontaminasi tanah; 
- pengelolaan  limbah:  jenis  dan  jumlah  yang  dihasilkan  dan  dikelola, 
termasuk  jumlah  yang  diambil  di  luar  lokasi  (dan  oleh  siapa)  atau 
digunakan kembali / didaur ulang / dibuang di tempat; 
- rincian penanaman  pohon dan mitigasi lainnya yang diperlukan  dilakukan bulan ini; 
- perincian tentang mitigasi perlindungan  air dan rawa diperlukan  dilakukan bulan ini; 
- mitigasi  atau  pemulihan  terhadap  resiko  kecelakaan  bagi  warga,  gangguan 
atau  kerusakan  terhadap  jalan  akses  yang  dilalui  kendaraan  proyek 
pengangkutan peralatan, material dan tenaga kerja; 
- mitigasi gangguan suara terhadap lingkungan pemukiman; 
- mitigasi  atau  pemulihan  terhadap  gangguan  atau  kerusakan    terhadap 
fasilitas umum, saluran irigasi, drainase. 
 
o. Kepatuhan terhadap peraturan, persyaratan perizinan dan komitmen terhadap
lingkungan dan sosial:
- status  kepatuhan  untuk  kondisi  semua  persyaratan/perizinan  yang  relevan, 
untuk  Pekerjaan,  termasuk  kuari,  dll.):  pernyataan  kepatuhan  atau  daftar 
masalah  dan  tindakan  yang  diambil  (atau  diambil)  untuk    mencapai 
kepatuhan; 
- status  kepatuhan  persyaratan  terhadap  dokumen  terkait  lingkungan  dan 
sosial: pernyataan kepatuhan atau daftar masalah dan tindakan yang diambil 
(atau diambil) untuk mencapai kepatuhan ; 
- isu‐isu  lain  yang  belum  terselesaikan  dari  bulan‐bulan  sebelumnya  yang 
berkaitan  dengan  lingkungan  dan  sosial:  pelanggaran  lanjutan,  kegagalan 
peralatan  lanjutan,  terus  kurangnya  penutup  kendaraan,  tumpahan  tidak 
ditangani,  masalah  kompensasi  atau  peledakan  terus,  dll.  Referensi  silang 
bagian lain yang diperlukan 
 
 

Anda mungkin juga menyukai