STRATEGI PENGELOLAAN DAN RENCANA PELAKSANAAN TERHADAPLINGKUNGAN
SOSIAL KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN SOSIAL KESELAMATAN DAN
KESEKATAN KERJA
KODE ETIK PERUSAHAAN (LINGKUNGAN SOSIAL KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA)
MATRIK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PEKERJAAN
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS.
Pawelutan Cs
(SPRP‐LSK3)
PEKERJAAN
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS.
Pawelutan Cs
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Uraian Pekerjaan
1.2 Pembiayaan
1.3 Organisasi Kerja Penyedia Jasa
1.4 Tujuan Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan (SRPR)
1.5 Kerangka Kerja Hukum
1.5.1 Peraturan Pemerintah Indonesia
1.5.2 Kebijakan Safeguard Bank Indonesia
BAB II. PERENCANAAN
2.1 Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)
2.1.1 Pengendalian Lalu Lintas
2.1.2 Pengendalian Pada Zona Kerja
2.1.3 Bahan dan Perlengkapan
2.1.4 Pemeliharaan Lalu Lintas
2.2 Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantau Lingkungan (RKPPL)
2.3 Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)
2.4 Rencana Pengelolaan Pekerja
2.5 Rencana Untuk Memperoleh Persetujuan/Perizinan
2.6 Rencana Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat Terdampak
2.8 Rencana Manajemen Resiko Lingkungan dan Sosial Yang Mungkin Timbul
BAB III. MONITORING DAN EVALUASI
3.1 Monitoring dan Evaluasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Uraian Pekerjaan
Nama Paket Pekerjaan : Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS.
Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs
Uraian singkat pekerjaan:
‐ Pekerjaan Persiapan
‐ Pekerjaan Bangunan
‐ Pekerjaan Saluran
‐ Pekerjaan Saluran Pembuang
‐ Pekerjaan Persiapan Modernisasi
‐ Pekerjaan Jalan Inspeksi
Pekerjaan ini dibiayai dengan LOAN SIMURP (Strategic Irrigation Modernization and
Urgent Rehabilitation Project) IBRD Loan No. 8891‐ID and AIIB Loan No. L0060A Dengan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan: 720 (Tujuh Ratus Dua Puluh) hari kalender..
1.2 Pembiayaan
1. Pelaksaan K3
Adapun persyaratan dan ketentuan spesifikasi yang tertulis dalam spektek dan dokumen lelang menjadi
acuan dalam pengadaan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh penyedia jasa. Apabila tidak tertuang
dalam dokumen, maka penyedia jasa mengikuti keputusan dari direksi teknis dan PPK untuk ketentuan
spesifikasi dalam pengadaan maupun pelaksanaan K3.
1.3 Organisasi kerja Penyedia Jasa
Tujuan Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan (SRPR) untuk Mengelola Risiko
Lingkungan,
1.4 Sosial, Kesehatan dan keselamatan Kerja (LKS3)
1. Persiapan penyusunan rencana pengelolaan lingkungan
2. Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)
3. Rencana kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
4. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)
Rencana Pengelolaan Pekerja, Termasuk Larangan Penggunaan Pekerja Dibawah Umur,
dan
5. Pekerja Paksa sesuai dengan peraturan Undang‐Undang Indonesia
Rencana Pengelolaan Pekerja, termasuk rencana perekrutan, pengelolaan basecamps,
asuransi
6. pekerja, hak‐hak dan kewajiban pekerja, skema perekrutan, dan lain‐lain
7. Rencana Untuk Memperoleh Persetujuan/Perizinan Relevan
8. Rencana Manajemen Keselamatan dan Kesehatan masyarakat terdampak.
9. Mekanisme Penanganan
10. Rencana manajemen Resiko Lingkungan dan Sosial
1.5 Kerangka Kerja Hukum
1.5.1 Peraturan Pemerintah Indonesia
Peraturan berikut menjadi dasar untuk keseluruhan pendekatan Strategi Pengelolaan dan
Rencana Pelaksanaan (SRPR) untuk mengelola risiko Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (LSK3) sebagai berikut :
Undang‐undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah (PP) No 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 13 Tahun 2010 tentang
Upaya pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL‐UPL) dan
Surat Pernyataan jaminan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (SPPL)
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 05 Tahun 2012 tentang
Jenis Kegiatan yang diperlukan AMDAL
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 16 Tahun 2012
tentang pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 17 Tahun 2012 tentang
Pedoman Partisipasi Masyarakat dalam Proses Penilaian Ligkungan dan Izin
Lingkungan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 08 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pemeriksaan dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan dan Izin
Lingkungan yang dikeluarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/PRT/M/2008 tentang jenis Rencana
Bisnis dan/atau Kegiatan yang bekerja dalam Pekerjaan Umum yang memerlukan
dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UKL‐UPL)
Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman
Keputusan Menteri Pertanian No. 887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pengelolaan
Hama UU No.2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Umum Tanah
Peraturan Presiden No.71 tahun 2012 tentang Pembebasan Lahan untuk
Kepentingan Umum
Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Perpres No.71
Tahun 2012 tentang Pembebasan Lahan untuk Kepentingan Umum
Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
Persiapan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS.
Pawelutan Cs yang ada, dan dalam melaksanakan kegiatan yang
mungkin terkena dampak yang ada.
BAB III
PERENCANAAN
BAB II PERENCA NAA N
2.1 RENCANA MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS (RMKL)
Pekerjaan ini meliputi penyediaan pelengkapan sekaligus pelaayanan pengendalian lalu lintas
pada saat kegiatan proyek. Hal ini untuk melindungi para pekerja maupun pengguna jalan
yang melintas melalui daerah konstruksi.Kegiatan ini dilakukan semenjak mulai tahap
mobilisasi, peralatan, bahan, dan tenaga.
2.1.1 Pengendalian Lalu Lintas
Semua pekerja harus minimal berumur 18 tahun dan melengkapi diri dengan baju reflektif
dan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai kebutuhan. Demikian juga bilamana pekerjaan
dilakukan pada malam hari. Kontraktor harus menyiapkan lampu penerang dan
pengendalian keselamatan lalu lintas sistem refleksif yang aman bagi pengguna jalan.
2.1.2 Pengendalian Pada Zona Kerja
Pekerjaan ini meliputi semua lokasi yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan aktivitas proyek termasuk jalur mobilisasi, lokasi pengambilan material atau
quarry, dan produksi beton. Sedangkan untuk perlengkapannya, dibutuhkan seperti
lampu sinyal berkedip, system reflektif, rambu segitiga dan perlengkapan lain yang
diperlukan selama proses mobilisasi dilakukan. Pemasangan rambu-rambu sebagai
peringatan bagi pengguna jalan agar berhati-hati saat melintas daerah kerja.
2.1.3 Bahan dan Perlengakapan
1. Rambu Panah Berkedip
5. Rambu Penanda
Digunakan untuk peringatan jarak jauh yang mampu
memberikan peringatan kepada pengguna jalan secara
sekilas tanpa mengganggu aktivitas mengemudi. Rambu
ini berfungsi sebagai intimidasi kepada para pengguna
jalan dan angkutan proyek agar waspada dan berhati-
hati saat melewati daerah tersebut.
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
(RKK)
PEKERJAAN :
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs,
SS.
Pawelutan Cs
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS.
Pawelutan Cs
DAFTAR ISI
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan
Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
C.2.Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4.Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
D.2 Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS.
Pawelutan Cs
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
Kepedulian Pimpinan PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA
SETIA MAJU (KSO) Terhadap Isu Eksternal dan Internal meliputi:
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) sangat
peduli dengan keselamatan kerja dengan menyediakan perlengkapan RKK dan BPJS
ketenagakerjaan
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi :
Untuk mencapai hal tersebut kita akan:
Untuk memastikan komunikasi yang efektif dari keselamatan dan kesehatan kerja kebijakan
akan berkonsultasi dengan orang‐orang kami yang berkompeten dibidang keselamatan dan
kesehatan kerja.
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : RIZALDY
Jabatan : Kuasa KSO
Bertindak untuk : PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA –
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
Dan atas nam
Dalam rangka pengadaan Kontruksi Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan
Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs pada Kelompok Kerja
(Pokja) Pemilihan 198.E.2021 BP2JK Wilayah DKI Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi
terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:
1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.
Jakarta, September 2021
Hormat Kami,
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT.
SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
RIZALDY
Kuasa KSO
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS.
Pawelutan Cs
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang
Perencanaan Keselamatan Konstruksi meliputi:
1. identifikasi dan penetapan isu‐isu eksternal dan internal;
2. identifikasi dan penetapan kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan;
3. identifikasi bahaya serta penilaian risiko dan peluang keselamatan konstruksi.
Risiko yang dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan
kebutuhan Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, tidak
untuk menentukan kompleksitas atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
4. identifikasi dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan dan lainnya;
5. perencanaan pengendalian risiko.
Tugas PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
sebagai Penyedia Jasa pada Kegiatan Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Csmembuat
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko, Penanggung
Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko K3, Skala Prioritas Pengendalian
Resiko K3, dan Penanggung Jawab K3 terdapat pada tabel berikut ini :
Nama Perusahaan : PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
Kegiatan : Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs
DESKRIPSI RESIKO PERS PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO
Y
NIL TINGKA KE NIL TING
AI T M
AI KA T
ARA RESI RISIKO UN RESI RISIK
KEM KEP KEP KE
T UNG KO (TR)‐ G KO O
AN ARA ARA T
IDENTIFIKASI JENIS KIN (F X KI (TR)
PE HAN A) N HAN (F X
BAHAYA
(Skenario
BAHAYA
ME
AN (F) (A) AN (A) A)
URAIAN (Tipe
N PEKERJAAN Bahaya) Kecelakaa NU (F)
O ENGENDALIAN
n) HA LANJUTAN
N PENGENDALIAN AWAL
PER
A
TUR
1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan
Terkena 2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety shoes, sarung
material tangan, dll.) lengkap sesuai yang dipersyaratkan
galian, 3. Bekerja sesuai metode kerja yang disetujui dan disepakati
1. Pekerjaan Luka
Terjatuh
4. Penggunaan rambu petunjuk dan rambu peringatan
tanah, kedalam Ringan 2 Administrati 2 2 Luka
5. Memastikan peralatan berfungsi dengan baik dan sempurna f
galian,
galian, 2 1 Luka 1 Ringan
6. Pengawasan terhadap area pekerjaan
Terkena alat
urugan Ringan
7. Menjaga jarak aman
galian
8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19
1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan
2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety shoes, sarung
tangan, dll.) lengkap sesuai yang dipersyaratkan
3. Bekerja sesuai metode kerja yang disetujui dan disepakati
4. Penggunaan rambu petunjuk dan rambu peringatan
2. Pekerjaan Tertimpa Luka 2 Administrati 2 2 Luka
5. Memastikan peralatan berfungsi dengan baik dan sempurna f
Pasangan Batu material Ringan 2 1 Luka 1 Ringan
6. Pengawasan terhadap area pekerjaan
Kali batu,
Ringan
7. Menjaga jarak aman
Terkena alat
8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19
kerja
1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan
2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety shoes, sarung
tangan, dll.) lengkap sesuai yang dipersyaratkan
Terkena
3. Bekerja sesuai metode kerja yang disetujui dan disepakati
material,
4. Penggunaan rambu petunjuk dan rambu peringatan
3. Pekerjaan Tergores Luka 2 Administrati 2 2 Luka
5. Memastikan peralatan berfungsi dengan baik dan sempurna f
Beton, potongan Ringan 2 1 Luka 1 Ringan
6. Pengawasan terhadap area pekerjaan
pembesian, besi, Ringan
7. Menjaga jarak aman
terjatuh
bekisting
8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19
dari
ketinggian
1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan
2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety shoes, sarung
tangan, dll.) lengkap sesuai yang dipersyaratkan
3. Bekerja sesuai metode kerja yang disetujui dan disepakati
4. Penggunaan rambu petunjuk dan rambu peringatan
4. Pekerjaan Terkena Luka 6 Administrati 2 6 Luka
5. Memastikan peralatan berfungsi dengan baik dan sempurna f
pembesian, material, Sedang 2 3 Luka 3 Sedang
6. Pengawasan terhadap area pekerjaan
bekisting Tergores Sedang
7. Menjaga jarak aman
Potongan
8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19
besi.
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR
ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
........................
Kepala Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
B.2. Rencana Tindakan (Sasaran & Program Khusus)
Penetapan Sasaran Keselamatan Konstruksi
Sasaran Keselamatan Konstruksi pada setiap fungsi dan tahapan Pekerjaan Konstruksi harus:
1. Konsisten dengan kebijakan Keselamatan Konstruksi;
2. Memiliki indikator kinerja yang dapat diukur;
3. Memperhitungkan:
a. persyaratan yang diterapkan;
b. hasil penilaian risiko dan peluang;
c. hasil konsultasi dengan wakil pekerja, Ahli K3 Konstruksi, Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3), atau pihak lain yang terkait.
4. Dilakukan pemantauan;
5. Dikomunikasikan; dan
6. Dimutakhirkan bila perlu.
Nama Perusahaan : PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
URAIAN SUMBER JADWAL INDIKATOR BENTUK PENANGGUNG
N PENGENDALIAN RESIKO KEGIATAN DAYA PELAKSANAAN PENCAPAIAN MONITORING JAWAB
URAIAN TOLAK
O
UKUR
1. Melaksanakan brifing sebelum memulai pekerjaan Tersediany Sesuai Tertib
a Metode dengan menetapkan melaksanakan
2. Menggunakan APD (safety helmet, masker, safety shoes, kerja dan metode Dokumen Manual Sebelum
SOP sesuai metode
sarung tangan, dll.) lengkap sesuai yang dipersyaratkan instruksi dan / Instruksi kerja
pengoperasian Pelaksanaan Petugas K3
& Instruksi
3.Bekerja sesuai metode kerja yang disetujui dan disepakati kerja instruksi alat
kerja Checklist
4.Penggunaan rambu petunjuk dan rambu peringatan
1.
5. Memastikan peralatan berfungsi dengan baik dan
sempurna
6.Pengawasan terhadap area pekerjaan
7.Menjaga jarak aman
8. Mematuhi protokol pencegahan covid 19
Sesuai
Tersediany dengan Menetapkan Dokumen Manual Tertib
a Metode metode SOP / Instruksi kerja melaksanakan
Mengikuti SOP Pengoperasian alat kerja dan dan pengoperasian Sebelum sesuai metode
instruksi instruksi alat
kerja Pelaksanaan & Instruksi Checklist Petugas K3
2. kerja
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR (KSO)
P
T
.
P ........................
T Kepala Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
.
B.3. Standar dan peraturan perundangan
Identifikasi dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangan dan Peraturan Lainnya
Identifikasi dan kepatuhan terhadap peraturan perundangan dan peraturan lainnya
meliputi:
a. identifikasi dan inventarisasi peraturan perundangan dan peraturan lainnya yang
mengatur kesesuaian proses, operasi, standar Alat Pelindung Diri (APD)/Alat
Pelindung Kerja (APK), kegiatan, dan fasilitas; dan
b. pengkajian terhadap perubahan ketentuan peraturan perundangan yang
mempengaruhi proses, operasi, kegiatan dan fasilitas untuk pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi.
d. pembuatan daftar tanggal habis masa berlaku dan perpanjangan surat izin,
lisensi dan sertifikat, yang harus:
1) dilakukan kaji ulang terhadap ketepatan dan keterkaitannya secara berkala;
2) dilakukan penyesuaian terhadap perubahan peraturan perundangan dan
peraturan lainnya; dan
3) mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan.
3. evaluasi dan audit atas kepatuhan terhadap peraturan perundang‐undangan dan
peraturan lainnya.
5. prosedur pemenuhan peraturan perundangan Keselamatan Konstruksi.
Daftar peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dimiliki dan
dipenuhi dalam melaksanakan paket ini adalah:
Nomor Peraturan Perundang – Undangan
Dokumen
1 Undang‐Undang Dasar 1945
UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja Penerapan Sistem Manajemen K3
3 UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan
4 UU No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal Tenaga Kerja
5 Undang‐Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
6 Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
7 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Bidang Konstruksi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.02/Men/1982 Kualifikasi Juru Las
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.03/Men/1998 Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan
Surat Edaran Dirjen Binawas No 05/Bw/1997 Nilai Ambang Batas Faktor Kimika Di Tempat Kerja
KerjaPenggunaan Alat Pelindung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Perumahana Rakyat RI No. 21/PRT/2019
Daftar Peraturan Perundang‐undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam
melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
Pasal 27 ayat (2) Undang‐Undang Dasar 1945
Undang‐Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang‐Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Undang‐Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional
Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kementrian negara R epublik Indonesia
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 174/MEN/1986 &
104/KPTS/1986 tentang Keselamat an dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban
dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PER/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Ko nstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RT No. 21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS.
Pawelutan Cs
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) telah
menetapkan dan menyediakan sumber daya (material, peralatan, biaya) yang
dibutuhkan untuk penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan berkesinambungan dari
SMKK.
C.2. Kompetensi
Penyedia Jasa harus:
Pekerja harus mempunyai kepedulian terhadap:
1. kebijakan dan sasaran Keselamatan Konstruksi;
2. kontribusi pekerja terhadap keberhasilgunaan efektivitas SMKK, termasuk
manfaat peningkatan kinerja Keselamatan Konstruksi;
3. implikasi dan konsekuensi yang terjadi apabila Pekerjaan Konstruksi tidak
memenuhi sesuai dengan persyaratan ketentuan SMKK;
4. kejadian dan hasil investigasi yang terkait dengan pekerja, keselamatan umum dan
lingkungan;
5. bahaya, risiko dan tindakan Keselamatan Konstruksi ditentukan oleh keteknikan
konstruksi, publik, peralatan, material dan lingkungan;
6. kemampuan untuk melindungi diri pekerja dari situasi kerja yang berpotensi
menghadirkan bahaya yang serius terhadap kehidupan atau kesehatan pekerja;
dan pengaturan untuk melindungi pekerja dari konsekuensi yang tidak
semestinya. Untuk menumbuhkan kepedulian pekerja terhadap Keselamatan
Konstruksi, Penyedia Jasa harus memberikan informasi dan penjelasan kepada
pekerja.
C.4. Komunikasi
2. RUANG LINGKUP
3. DEFINISI
Informasi K3, yaitu informasi tentang lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja
yang meliputi:
Peraturan perundangan K3 Indonesia dan Internasional Standar Nasional Indonesia
dan Internasional Kebijakan Terpadu dan Management System Manual PT. ARAFAH
ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) Kondisi bahaya, laporan
inspeksi dan laporan & hasil investigasi kecelakaan kerja Laporan internal / eksternal
audit dan hasil rapat tinjauan ulang manajemen Prosedur dan instruksi kerja K3
Risalah rapat bulanan / khusus P2K3, pelatihan‐pelatihan K3 Tanda‐tanda, peringatan
bahaya dan tanda / peringatan K3 lainnya Informasi‐informasi lainnya yang terkait
dengan K3Internal Perusahaan, yaitu semua karyawan (karyawan bulanan, harian
tetap, Harian borongan maupun harian musiman) yang terkait dengan kegiatan
operasi
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
Eksternal Per usahaan, yaitu semua pihak‐pihak yang terkait baik langsung maupun
tidak langsung dengan operasi PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR
ARENGKA SETIA MAJU (KSO), seperti dalam penyediaan pasokan barang/ material
maupun jasa (supplier/pemasok barang, kontraktor/sub kontraktor, dll.), termasuk
tamu‐tamu yang akan berkunjung ke lingkungan operasi PT. ARAFAH ALAM
SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) maupun penyediaan
informasi K3 kepada Instansi‐ Instansi Pemerintah yang terkait dan berwenang.
Konsultasi K3, adalah usaha atau kegiatan untuk mendapatkan solusi dari masalah
yang dihadapai dan peluang untuk perbaikan penerapan, pengembangan dan
pemeliharaan sistem manajemen K3 Dalam kaitannya dengan bahaya K3,
perusahaan / penyedia jasa akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur
untuk komunikasi internal antara berbagai tingkat dan fungsi penyedia jasa
melalui forum P2K3, maupun komunikasi dengan pemasok, sub kontraktor dan
pengunjung / tamu lainnya yang datang ke proyek. Selain itu sebagai sarana
komunikasi lainnya, perusahaan / penyedia jasa akan membuat, menerapkan dan
memeliharan prosedur untuk menerima, mendokumentasikan dan menanggapi
kritik dan saran dari pihak luar yang terkait
C.5. Informasi Terdokumentasi
1. SMKK termasuk informasi terdokumentasi dan informasi penting lainnya;
2. Jenis dari informasi terdokumentasi diantaranya: manual, prosedur,
gambar kerja, Instruksi Kerja, dan dokumen yang diperlukan di tempat kerja
sejenisnya ;
3. Informasi terdokumentasi berisi:
a. identifikasi dan deskripsi yang terdiri dari judul, tanggal, penulis,
nomor referensi, dan informasi lain yang dibutuhkan;
b. format (bahasa, versi perangkat lunak, grafik) dan media (kertas,
elektronik, atau media lainnya);
c. tinjauan ulang dan persetujuan untuk kesesuaian dan kecukupan.
4. Informasi terdokumentasi harus dikendalikan untuk memastikan:
a. ketersediaan dan kesesuaian untuk digunakan pada saat dibutuhkan;
b. dilindungi secara memadai terhadap kehilangan, kerahasiaan,
penggunaan yang tidak benar atau penyalahgunaan.
5. Informasi terdokumentasi dikendalikan dengan cara menentukan:
a. distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan;
b. penyimpanan dan pemeliharaan, termasuk pemeliharaan untuk tetap
terbaca;
c. pengendalian terhadap perubahan (misalnya pengendalian pada versi
penerbitan);
d. penyimpanan dan disposisi.
Perusahaan / penyedia jasa harus membuat dan memelihara informasi
(dokumen) yang berkaitan dengan K3 baik dalam bentuk cetak (kertas) maupun
elektronik (komputer). Agar proses dokumentasi dapat berjalan dengan baik, maka
perusahaan / penyedia jasa akan menempatkan personil dengan tugas khusus untuk
menangani masalah dokumentasi.
JADWAL PROGRAM
KOMUNIKASI
NO JENIS KOMUNIKASI PIC WAKTU PELAKSANAAN
Induksi Keselamatan Konstruksi
1. DIREKTUR 08.00‐16.00
(Safety Induction)
Pertemuan pagi hari
2. DIREKTUR 07.30‐08.00
(safety morning)
Pertemuan kelompok kerja
3. DIREKTUR 08.30‐ 09.00
(tool box meeting)
Rapar keselamatan Konstruksi
4. DIREKTUR 12.00‐13.00
(Construction safety meeting).
Papan Pengumuman Keselamatan
6. DIREKTUR 08.00‐16.00
Konstruksi
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi
Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS.
Pawelutan Cs
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
Perencanaan Keselamatan Konstruksi
Perencanaan dan pengendalian pelaksanaan meliputi kegiatan:
1. Menetapkan penanggungjawab untuk setiap proses;
2. menetapkan kriteria untuk proses dengan struktur organisasi proyek;
5. mengadaptasi pekerjaan dengan pekerja.
Perencanaan operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab
Kegiatan SMK3
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
4. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
5. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
7. Persyaratan Operator Alat Angkat
a. Operator Alat Angkat harus memenuhi kompetensi
b. Setiap Operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Izin Operasi) atau bersertifikat
yang di keluarkan oleh Badan yang berwenang
8. Rambu Peringatan / Larangan / Anjuran
a. Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko
b. Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan
10. Tamu / pengunjung dan pihak luar
a. Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja
b. Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri
c. Induksi K3
d. Prosedur dan Persyaratan tanggap darurat.
D.2. Kesiapan Terhadap Kondisi Darurat
Kesiapan terhadap kondisi darurat meliputi:
1. Menetapkan rencana untuk menanggapi keadaan darurat, yang sekurang‐ kurangnya
mencakup:
g. Pemulihan pasca penanganan keadaan darurat yang sekurang‐
kurangnya mencakup penyediaan tim pemulihan, pembersihan lokasi, operasi
pemulihan, dan laporan pemulihan pasca penanganan keadaan darurat;
h. Penyediaan dan penyiapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K),
sekurang‐kurangnya terdiri atas:
1) Penyediaan petugas P3K yang kompeten;
2) Penyediaan peralatan P3K yang memenuhi ketentuan peraturan
perundang‐undangan; dan
3) Pencatatan penggunaan peralatan P3K.
2. Memberikan pelatihan tanggap darurat yang telah direncanakan;
4. Mengkomunikasikan informasi yang terkait kepada semua pekerja tentang tugas dan
tanggung jawabnya;
5. Mengomunikasikan informasi yang terkait kepada sub penyedia jasa dan pemasok,
pengunjung, pihak terkait layanan tanggap darurat, pihak berwenang, dan masyarakat
sekitar;
ANALISIS KESELAMATAN PEKERJAAN/JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
Nama Pekerja :
Nama Paket Pekerjaan : Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS.
Salamdarma Kiri Cs, SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs
Tanggal Pekerjaan : ………… ………..s/d …………………….
Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:
URUTAN LANGKAH PENANGGUNG
PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN JAWAB
Memakai Alat DIREKTUR
Pelindung Diri
Pekerjaan tanah, Terkena material galian, Terjatuh
(APD)
li k d l li T k l Memakai Alat DIREKTUR
Pelindung Diri
Pekerjaan Tertimpa material batu,
(APD)
Pasangan batu kali Terkena alat kerja
Memakai Alat DIREKTUR
Pelindung Diri
Pekerjaan Beton, Terkena material, Tergores
(APD)
pembesian, bekisting Potongan besi, terjatuh
dari ketinggian
Memakai Alat DIREKTUR
Pelindung Diri
Pekerjaan pembesian, Terkena material,
(APD)
bekisting Tergores Potongan besi.
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan Evaluasi
Pengendalian Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada bagian D (Operasi keselamatan konstruksi) berdasarkan upaya
pengendalian pada bagian B (Perencanaan keselamatan konstruksi) dan C (Dukungan
keselamatan konstuksi). Hal ‐hal yang harus dilaporkan dalam laporan evaluasi dan
kinerja K3 adalah :
Rekapitulasi Kecelakaan Kerja dengan mengacu pada pelaporan dan penyelidi kan
kecelakaan yang sudah dibuat.
‐ Occupational Injury/Illness (Cidera/Sakit Akibat Kerja)
‐ Fatality (Meninggal Dunia)
‐ Loss Work Day / Loss Time Injury (Hilang Hari Kerja)
‐ Restricted Work Day (Kerja Terbatas)
‐ Medical Treatment (Perawatan Kesehatan)
‐ First Aid (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
o Traffic Accident (Kecelakaan lalu lintas)
o Environmental Accident (Kecelakaan Lingkungan)
o Property Damage Accident (Kecelakaan peralatan atau mesin)
o Near miss (Hampir celaka)
o Man Hour (Jam kerja)
o Km Driven (Kilometer mengemudi – untuk kendaraan perusahaan)
JADWAL INSPEKSI DAN AUDIT
Inspeksi
Keselamatan
1 Direktur
Konstruksi
Patroli Keselamatan
2
Konstruksi Direktur
Direktur
3 Audit internal
E.2. Tinjauan Manajemen
Hasil Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3 pada bagian E. Diklasifikasikan dengan kategori
sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana dalam Perencananaan Keselamatan
Konstruksi
Tinjauan ulang membahas hasil evaluasi/inspeksi dan kesesuaiannya terhadap :
- Kebijakan K3;
- Sasaran dan Program K3;
‐ Hasil Temuan Inspeksi Penerapan K3;
‐ Efektifitas Penerapan SMKK Konstruksi;
‐ Keselamatan Kerja/terjadi Kecelakaan Kerja
E.3. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
Penyedia Jasa harus meningkatkan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan SMKK secara
berkesinambungan melalui upaya:
1. meningkatkan kinerja Keselamatan Konstruksi;
2. mempromosikan budaya SMKK;
4. mengkomunikasikan hasil peningkatan berkesinambungan yang terkait kepada para pekerja
dan perwakilan pekerja; dan memelihara dan menyimpan informasi terdokumentasi
sebagai bukti peningkatan berkesinambungan.
Untuk meningkatkan kinerja keselamatan kostruksi perlu SDM yang dilatih secara berkala
dan material yang berkualitas.
Demikian Penyusunan Rencana Keselamatan Konstruksi PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT.
SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) disusun sebagai petunjuk dalam pelaksanaan Paket
Pekerjaan Rehabilitasi, Peningkatan dan Modernisasi Jaringan Irigasi SS. Salamdarma Kiri Cs,
SS. Gadung Cs, SS. Pawelutan Cs Manajemen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) akan
terus diperbarui demi Efektivitas pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
secara berkesinambungan.
2.3 RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
Semua kecelakaan kerja harus dilaporkan pada petugas yang ditunjuk oleh departemen tenaga
kerja. Hukum keselamatan kerja mengatur tentang daftar pekerjaan yang mengharuskan pemeriksaan
kesehatan pekerja/buruh sebelum pekerja. Pemeriksaan kesehatan rutin juga harus dilaksanakan.
Perusahaan dengan 100 pekerja atau lebih dan memiliki resiko tinggi, harus perwakilan pekerja/buruh
harus setuju pada manajemen sistem keselamatan dan kesehatan kerja. Juga harus dijelaskan
kepada semua pekerja, supplier, dan pelanggan. Kementrian melakukan pemeriksaan dan evaluasi
secara rutin. Peraturan Menteri Tentang Kerja No. 7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan,
kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja memberikan persyaratan khusus untuk tempat
kerja.
Berdasarkan pasal 68 dan pasal 69 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (UKK),
pada prinsipnya pengusaha (Pemberi Kerja) dilarang mempekerjakan anak. Namun pengecualian
- pengecualian tertentu untuk mempekerjakan anak, yakni:
1. Untuk anak yang berumur antara 13 s/d 15 tahun hanya dapat dipekerjakan untuk
2. Untuk anak yang berumur antara 15 s/d 18 tahun sudah dapat dipekerjakan secara
normal/umum akan tetapi tidak boleh dieksploitasi untuk bekerja pada pekerjaan‐
pekerjaan yang membahayakan (The Worst Form) baik ancaman/bahaya bagi
kesehatan maupun keselamatan, bahkan moral si anak. Pada usia ini anak sudah
dianggap cakap (Bekwaam) untuk Melakukan hubungan kerja tanpa kuasa/wali (Pasal
2 Ayat 3 Kepmenakertrans No Kep‐235/Men/2003 dan Konvensi ILO No.138 serta
Konvensi ILO No. 182)
2.4 RENCANA PENGELOLAAN PEKERJA
Perekrutan tenaga kerja adalah suatu proses mencari tenaga kerja dengan mendorong serta
memberikan suatu penghargaan untuk melamar pekerjaan pada perusahaan. Perekrutan ini dilakukan
dengan memilih tenaga kerja yang telah berpengalam dan terampil di bidangnya.
1. Perekrutan
a. Perjanjian Kerja
Seperti diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan, yaitu bab 1 pada pasal definisi umum
no.14. Perjanjian kerja adalah perjanjian yang dibuat antara pekerja/karyawan dan
pengusaha atau majikan. Perjanjian yang dibuat antara pekerja/karyawan dan pengusaha
atau majikan. Perjanjian tersebut berisi persyaratan kerja, hak dan kewajiban dari kedua belah
pihak. Perjanjian kerja tidak dibuat dengan batas waktu, kecuali jenis pekerjaan yang terkait
adalah sementara/musiman. Jika perjanjian berlaku untuk waktu tertentu, durasi tidak dapat
lebih dari 2 tahun. Perjanjian jenis ini hanya dapat diperpanjang sebanyak satu kali, untuk
periode tidak lebih dari 1 tahun.
b. Masa Percobaan
Masa Percobaan dilakukan tidak boleh lebih dari 3 bulan, guna menganalisa dan mengevaluasi
hasil kinerja tenaga kerja.
c. Jam Kerja
Pada umumnya,jam kerja di Indonesia adalah sebagai berikut : 40 jam/minggu, ini berarti 7
jam/hari selama 6 hari dalam seminggu, atau 8 jam/hari selama 5 hari seminggu.
d. Lembur
Lembur maksimal selama 3 jam sehari atau 14 jam dalam seminggu, lembur harus dilakukan
dengan persetujuan dari karyawan. Maka dari itu, karyawan memiliki hak untuk menerima upah
lembur, dan karyawan yang bekerja selama hari libur juga harus menerima upah lembur.
e. Upah Minimum
Upah minimum tergantung pada tiap-tiap daerah (kota atau provinsi). Perusahaan harus mematuhi standar
upah minimum yang berlaku. Perusahaan tidak berkewajiban untuk membayar jika pada hari tertentu
karyawan tidak dapat bekerja.
2. Pengelolaan Basecamps
Pembuatan jadwal berkala untuk kebersihan dan kerapian basecamp menjadi tanggung jawab
penyedia jasa. Melakukan pengecekan baik kondisi maupun peralatan yang ada pada lokasi.
Melalui pelaporan dan pemantauan kondisi lewat lembar monitoring harian sebagai bukti untuk
monitoring kelengkapan dan peralatan yang ada pada Basecamp serta kondisinya.
3. Asuransi Pekerja, Hak-hak dan Kewajiban
Mendapatkan Jaminan Kecelakaan kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) yang ditanggung oleh
kontraktor dan besarnya ditetapkan berdasarkan nilai kontrak yang dipergunakan sebagai dasar
Perhitungan iuran termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%. Hak pekerja dalam
melakukan pekerjaan, mereka berhak mendapat alat perlindungan diri sesuai dengan lokasi dan
resiko dari pekerjaan yang akan mereka lakukan. Fasilitas kesehatan yang berada di lokasi dan
resiko dari pekerjaan yanh akan mereka lakukan. Fasilitas kesehatan yang berada di lokasi
pekerjaan serta klinik kesehatan yang bertugas untuk memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan serta himbauan untuk bekerja secara hati-hati baik dari metode pekerjaan dan
penggunaan alat. Sedangkan kewajiban tenaga kerja yaitu wajib dan patuh pada peraturan
perusahaan dengan menggunakan alat pelindung diri setiap Melakukan pekerjaan. Menggunakan
peralatan sesuai fungsinya dan mematuhi rambu-rambu yang tertera dilokasi pekerjaan.
4. Kekerasan Terhadap Anak (Violence Against Children/VAC)
Penggunaan tenaga kerja dibawah umur dengan syarat perizinan orang tua/wali serta persyaratan
sesuai dengan undang-undang yang berlaku sebagai bentuk partisipasi dalam pemajuan
pembangunan di wilayah pekerjaan yang terdampak. Memberikan arahan serta perlindungan
terhadap anak dengan tidak melakukan eksploitas yang bertentangan dengan undang-undang.
5. Dermarkasi Lokasi dan Akses Warga yang memiliki risiko Kesehatan dan Keselamatan
Melakukan pencegahan dan penanganan untuk lokasi jalan akses yang memiliki dampak polusi serta
dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Penanganan dengan Melakukan pembasahan dan
pembersihan jalan akses setelah jam kerja selesai, dengan tujuan untuk mengurangi dampak polusi
dan membersihkan tumpukan sisa material yang berserakan di jalan.
Pengaduan Masyarakat
Terdampak Melalui Persetujuan Pelaksana
Rt/Rw dan Disahakan Oleh Ahli Lingkungan dan K3
Umumkan Hasil
Inventarisasi Aset dan Identifikasi
Inventarisasi dan Tim Penanggulangan
Dampak
Identifikasi
Negosiasi dan Solusi Monitoring dan Evaluasi
b. Hak Masyarakat Terdampak
Mengajukan pemebenahan untuk aset yang terdampak saat pelaksanaan pekerjaan. Pemberian
santunan kepada masyarakat terdampak dengan cara negosiasi dan sesuai dengan adat setempat
maupun hukum yang berlaku sesuai besaran yang terdampak kepada masyarakat atau golongan.
2.8 RENCANA MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN DAN SOSIAL YANG MUNGKIN TIMBUL AKIBAT PELAKSANAAN PEKERJAAN
‐ Polusi Udara- Debu yang terdampak pada sistem pernapasan manusia dari
Transportasi Bahan dan kehilangan material saat pengangkutan
Resiko Sedang
Peralatan ‐ Polusi Kebisingan-Dampak dari pergerakan kendaraan
Mobilisasi / ‐ Dampak lalu lintas-Gangguan lalu lintas sementara
Demob
Peralatan
Transportasi Tenaga Kerja - Kecemburuan sosial antar pekerja dengan masyarakat setempat Resiko Kecil
Pekerjaan Galian Tanah - Polusi udara-Debu yang terdampak saat proses penggalian dari material galian Resiko Kecil
yang beterbangan
Pekerjaan
Galian - Penempatan sisa galian pada lahan masyarakat sekitar yang bersinggungan
Penempatan Sisa Galian Resiko Kecil
Tanah dengan lokasi pekerjaan
Terkena Besi Beton ‐ Polusi udara-Debu yang terdampak pada system pernafasan manusia dari kegiatan
pembongkaran
Terjatuh dari
‐ Polusi Kesisingan-dampak dari kegiatan pembongkaran Resiko Sedang
PekerjaanBeton bangunan ‐ Polusi Air-Potensi tambahan sedimen atau material lain yang mengendap di dalam
perairan selama kegiatan pembongkaran
Tertimpa Material
Terkena Peralatan
Kerja
KODE ETIK
PERUSAHAAN
I. KATA SAMBUTAN MANAJEMEN
Sebagai manajeman PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU
(KSO) kami menjunjung dengan baik Kode Etik Perusahaan demi kebaikan seluruh karyawan baik
dari golongan staff, pengawas, pekerja, sampai dengan tingkatan Direksi dan Dewan Komisaris
Perusahaan.
Semua karyawan tetap, paruh waktu, ataupun karyawan kontrak memiliki kewajiban hingga Direksi
sekalipun wajib untuk mengikuti Kode Etik dan mematuhi semua kebijakan dan prosedur
Perusahaan, serta semua undang- undang, aturan dan peraturan yang berlaku di negara. Kode
Etik Perusahaan ini kami terapkan demi tercapainya satu kesatuan perusahaan yang baik dan
besar dari sekarang sampai kedepanya. Peran masing- masing individu dalam perusahaan
sangatlah penting, dimana untuk menjaga hubungan yang harmonis antar karyawan, baik antar
sesama karyawan sampai dengan pihak luar harus senantiasa menaati Kode Etik Perusahaan yang
Dan sebagai bagian dari pengelolaan perusahaan yang baik, kami percaya bahwa penerapan
Kode Etik Perusahaan yang menyeluruh dan berkesinambungan akan memberikan pondasi yang
kuat dan akan semakin meningkatkan kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan dalam
kondisi apapun.
II. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kode Etik berfungsi sebagai panduan agar kita bertindak secara etis dan sesuai dengan hukum yang
berlaku saat kita melakukan pekerjaan di manapun dan kapanpun. Kode ini menjelaskan standar-standar
yang perlu kita patuhi dalam menjalankan nilai-nilai Perusahaan, begitu juga dengan Undang-Undang,
peraturan, dan kebijakan tertentu yang terkait. Istilah K3 atau Keselamatan dan kesehatan kerja saat ini
sudah sangat nyaring terdengar apalagi dikalang para pekerja suatu industry ataupun pabrik, dengan
adanya slogan “zero accident” maka istilah K3 semakin akarab dengan telinga masyarakat. Akan tetapi,
tidak bayak orang yang mengetahui apa itu K3 dan hanya mendengar sepintas mengenai istilah K3 ini. Di
Indonesia, pemerintah membantu dengan memberlakukan peraturan dan perundangan. Undang-undang
yang memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dan Permenaker No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Atas
dasar inilah maka peran tenaga kesehatan kerja sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk
melaksanakan Undang-undang tersebut di atas. Tenaga Kesehatan yang bekerja di perusahaan
merupakan Ahli Kesehatan Kerja (occuptional health specialist) yang bekerja dalam komunitas pekerja
dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan tempat kerja dan berfokus pada
keselamatan kerja, serta menggunakan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian efek yang
merugikan selama interaksi pekerja dengan tempat kerja. Tenaga kesehatan yang bekerja di perusahaan
selain harus mahir dan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penyakit-penyakit akibat kerja,
mengetahui cara-cara pencegahan, diagnosis dini dan usaha-usaha lain dalam memberantas penyakit
akibat kerja, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan hubungan kerja yang kurang baik, berkurangnya
gairah kerja, serta hal-hal lain, juga harus mempunyai etika tenaga kesehatan dalam tugas mereka.
B. TUJUAN
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang kondusi bagi para
pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit kerja yang ringan maupun
fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang bersangkuta.
Tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Beberapatujuan
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah :
1 Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan.
2 Pencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan.
3 Penghemat biaya premi asuransi.
4 Penghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada karyawannya
● VISI
Untuk menjadi Perusahaan Konstruksi yang terpercaya dalam Infrastruktur Sumber Daya Air, Tenaga
Air, Bangunan dengan Rekayasa yang Efektif dan Efisien, Manajemen Proyek dan Strategi
Kerjasama.
● MISI
Menyediakan Jasa Konstruksi Profesional yang berfokus pada Infrastruktur Sumber Daya Air,
Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Bangunan dengan metode, teknologi, sumber daya, dan sistem yang
terpercaya, efektif, dan memberi kepuasan stakeholder.
III. NILAI DAN DASAR K3 PERUSAHAAN
A. NILAI ‐ NILAI PERUSAHAAN
● Kedisiplinan
Berusaha mendisiplinkan diri dengan menaati peraturan yang kita buat sendiri. Membuat jadwal
kegiatan dalam sehari/seminggu/sebulan atau dalam kurun waktu tertentu akan membantu dalam
melatih disiplin. Dengan begitu, kita akan berusaha bertindak/melakukan kegiatan sesuai jadwal dan
membuat hidup teratur tanpa adanya waktu yang terbuang sia- sia.
● Kejujuran
Kejujuran merupakan kunci untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Sekali tidak jujur,
selamanya orang tidak akan percaya pada kita. Maka kejujuran perlu ditanamkan pada setiap
profesi.
● Kemandirian
Terdapat waktu dimana kita akan menerima banyak tuntutan untuk mandiri, baik itu di kehidupan
kerja maupun kehidupan diluar kerja. Dalam kondisi seperti itu, kita harus bisa mengerjakan sesuatu
masalah dengan sendiri, tidak bergantung pada orang lain, agar tidak mempersulit masalah yang
sudah ada. Kemandirian bukan berarti melatih kita untuk individual dan egois, tetapi lebih
menekankan pada penggalian seluruh potensi yang dimiliki agar mampu menyelesaikan setiap
masalah.
● Keberanian mengambil resiko
Segala sesuatu yang dilakukan pasti ada resikonya. Orang yang tidak pernah berhadapan dengan
resiko berarti ia tidak pernah melakukan apa-apa. Sebaliknya, orang yang banyak menghadapi
resiko berarti ia melalukan banyak hal. Tetapi bila sudah niat dan sungguh- sungguh, apapun
resikonya akan dijalani dengan ikhlas dan lapang dada. Di balik setiap resiko, suatu saat pasti ada
manfaatnya yang bisa dipetik.
B. FAKTOR PENUNJANG K3
● Komitmen Manajemen Terhadap Keselamatan Kerja
● Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja
● Komunikasi
● Keterlibatan Pekerja dalam Keselamatan Kerja
● Lingkungan Sosial Pekerja
● Perilaku Keselamatan Kerja
● Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership)
C. MANFAAT BUDAYA K3 DI TEMPAT KERJA
Budaya keselamatan yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja
yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan pekerjaan.
Manfaat budaya keselamatan di tempat kerja adalah :
● Meminimalkan kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan/ kelalaian yang dilakukan individu
● Meningkatkan kesadaran akan bahaya melakukan kesalahan/ kelalaian
● Mendorong pekerja untuk menjalani setiap prosedur aman dalam semua tahap pekerjaan
● Mendorong pekerja untuk melaporkan kesalahan / kekurangan sekecil apapun yang terjadi
untuk menghindari terjadinya kecelakaan
A. KOMITMEN ATAS KEBIJAKAN K3L DAN SASARAN TARGET K3L
1 KEBIJAKAN/POLICY
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) telah menyusun
dan menetapkan kebijakan terkait K3L untuk lingkungan kerjanya. Selanjutnya, kebijakan tersebut
akan dikomunikasikan serta dipelihara sesuai dengan ruang lingkup kerja. Kebijakan tersebut
merupakan bukti nyata terhadap komitmen manajemen PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT.
SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) dalam merencanakan tujuan K3L pada operasi bisnisnya.
Sosialisasi kebijakan K3L dilaksanakan dalam kegiatan yang bersifat komunikatif seperti tool box
meeting, safety induction, safety talk, dan lainnya yang diikuti oleh manajemen, pelaksana pekerjaan,
hingga tenaga kerja di lapangan serta di sosialisasikan melalui papan informasi yang berada di site
ke seluruh pekerja harian. Kebijakan K3L, yang telah di tandatangani oleh Direktur Utama dan di
komunikasikan, selanjutnya dapat untuk dipahami dan dijalankan dengan kepatuhan oleh seluruh karyawan
dan para mitra Penyedia jasa yang terlibat.
2 KEBIJAKAN K3L PERUSAHAAN
Kebijakan K3L Perusahaan menjadi dasar dari Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan. Kebijakan K3L menggambarkan bagaimana komitmen manajemen dalam hal
Keselamatan dan Kesehatan Kerja para karyawan serta lainnya, dan juga dalam upaya perlindungan
terhadap lingkungan atas setiap
pelaksanaan kegiatan-kegiatan perusahaan. Kebijakan tersebut diamanatkan kepada para
manajemen lini untuk menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam setiap
pelaksanaan kegiatan perusahaan serta dikomunikasikan dan dipelihara di lingkungan kerja yang
terkait. Hal tersebut mencerminkan keinginan manajemen serta bersungguh-sungguh dalam :
●
Melindungi karyawannya dari kecelakaan kerja maupun
dampak yang
diakibatkan dari aktivitas kerja tersebut.
●
Menekan seminimal mungkin angka kecelakaan kerja.
●
Menekan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas
proyek dari perusahaan.
●
Melindungi peralatan dari kerusakan yang serius.
●
Menaikkan citra perusahaan dan meningkatkan moral
karyawan.
●
Memenuhi harapan pelanggan di dalam penerapan aspek K3L.
●
dan pengendalian resiko (membuat JSA) yang telah disetujui
baik dari manajemen (Project Manager) dan Tim HSE Project.
●
Melakukan peninjauan terhadap kejadian berbahaya yang
berakibat kecelakaan kerja dengan mengimplemenntasikan JSA.
●
Melakukan peninjauan terhadap kesehatan kerja.
Penilaian efisiensi dan efektifitas, sejak perencanaan dan implementasi dan pemantauan,
●
dengan cara peninjauan dan dijadikan agenda rapat K3L periode mingguan dan
atau bulanan.
●
Melakukan Penilaian Kinerja Manajemen terhadap Upaya
pengendalian potensi bahaya, periode Mingguan dan Bulanan.
●
Komitmen dalam pencegahan kecelakaan kerja dan akibat penyakit.
●
Komitmen terhadap persyaratan dan perundang‐undangan yang berlaku.
●
Memastikan ketersediaan sumber daya sesuai dengan kebutuhan proyek.
3 Melaksanakan perbaikan‐perbaikan sebagai bentuk perbaikan berkesinambungan di
dalam aspek penerapan K3L.
●
Terukur, dapat diterapkan dan sesuai dengan kebijakan K3L Perusahaan.
●
Terdapat penanggung jawab terhadap program yang di susun.
Ditinjau secara berkala yang direncanakan menurut jangka waktu tertentu dan disesuaikan
●
seperlunya untuk menjamin tercapainya sasaran/tujuan/target K3.
Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait resiko K3 (termasuk pada
pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan bisnis dan operasional serta pandangan pihak ke tiga yang
berhubungan dengan aktivitas operasional organisasi proyek).
C. IMPLEMENTASI
A Safety Induction
Seluruh orang, baik itu pekerja, tamu atau subcontractor sebelum memasuki area kerja harus
mendapatkan safety induction untuk memberikan informasi yang cukup kepada mereka apa yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan di lokasi kerja, project overview,policy, emergency
respon, serta bahaya dan risikonya, APD, dan sikap kerja aman. Setiap orang mungkin memerlukan
katagori penjelasan informasi yang berbeda.
Evaluasi Resiko
Dalam Manajemen Risiko K3L yang meliputi proses identifikasi bahaya pada Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan untuk menilai risiko, menentukan tindakan untuk
menghilangkan, memantau dan mengurangi Risiko secara terus menerus.
Identifikasi dan Daftar Bahaya
Penilaian Resiko
Job Safety Analysis (JSA) / Analisa Keselamatan Kerja
Pengendalian Resiko
HSE Promotion dan Preventif
IV. PEDOMAN PERILAKU PERUSAHAAN
Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap
perilaku. Etika sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial mencoba
menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu lingkungan sosial, seperti pelanggan,
perusahaan lain, karyawan, dan investor. Tanggung jawab sosial menyeimbangkan komitmen-
komitmen yang berbeda.
1 Perilaku terhadap karyawan
Menghormati hak karyawan perusahaan serta senantiasa mengikutsertakan karyawan dalam
● menetapkan kebijakan pengelolaan Karyawan secara konsisten sesuai
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Memposisikan
karyawan sebagai aset berharga perusahaan yang memiliki keunggulan
berbeda pada
● masing‐masing karyawan Memberikan tunjangan, fasilitas dan remunerasi lainnya
kepada karyawan yang kebijakannya diatur
● dalam peraturan perusahaan Menghargai kreativitas, inovasi dan inisiatif Karyawan
yang memberikan nilai tambah terhadap
● Perusahaan.
Perusahaan mendukung adanya pengembangan diri karyawan untuk memperluas
kompetensi dan wawasannya melalui pelatihan, seminar, sosialisasi peraturan, dan lainnya.
Memberikan bimbingan konseling terhadap karyawan untuk mencegah adanya
tindakan kekerasan
● berbasis Gender (Gender Based Violence/GBC) dan Kekerasan Terhadap Anak
(Violence Against Children/VAC) baik dalam lingkungan perusahaan, keluarga
maupun lingkungan/masyarakat sekitar.
C. PELANGGARAN
Pelanggaran COC merupakan tindakan tidak disiplin dan akan ditangani oleh Direktur
Pengembangan Usaha. Setiap Insan Perusahaan yang mengetahui terjadinya
pelanggaran atas setiap fakta yang menyimpang terhadap COC wajib melaporkan kepada
Atasan Langsung dan Direktur SDM.
D. MEKANISME PELAPORAN PELANGGARAN
Pelaksanaan COC merupakan komitmen dan tanggung jawab seluruh Insan Perusahaan. Apabila terjadi
pelanggaran atau penyimpangan maka Insan Perusahaan wajib melaporkan pelanggaran tersebut
● melalui atasan langsung; direktur SDM; Kotak Pengaduan/Whistle Blowing System,
email, telepon atau media lainnya yang ditentukan oleh Perusahaan.
Segenap Insan Perusahaan dan pihak eksternal Perusahaan (Pelanggan, Mitra Usaha
dan Masyarakat) dapat melaporkan kesalahan pelanggaran COC dan Perusahaan
wajib menindaklanjuti pelaporan yang berpotensi merugikan secara materiil dan dapat
merusak citra Perusahaan yang antara lain disebabkan oleh penyimpangan, manipulasi
dan lain sebagainya.
Pengungkapan harus dilakukan dengan itikad baik dan bukan merupakan suatu
keluhan pribadi ataupun di dasari kehendak buruk/fitnah.
Pelapor wajib mencantumkan identitasnya dengan jelas pada laporan yang dibuat, disertai dengan bukti
pendukung yang relevan. Penerima laporan wajib merahasiakan identitas pelapor.
Perusahaan wajib menindaklanjuti setiap laporan yang diterima sesuai prosedur dan mekanisme yang
berlaku.
Perusahaan juga akan menyediakan perlindungan hukum sebagaimana ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
E. PENANGANAN PELANGGARAN
Direktur SDM atau Pejabat Penanganan Pelanggaran Pedoman dan Etika berdasarkan hasil
penyelidikannya akan membuat keputusan tentang ada/tidaknya pelanggaran terhadap
Pedoman Etika dan Perilaku serta memberikan sanksi. Pihak-pihak yang dinyatakan
melanggar Pedoman diperkenankan untuk mengajukan pertimbangan kembali atas keputusan
tersebut.
F. SANKSI
Perusahaan memberikan sanksi tegas dan konsisten kepada Insan Perusahaan yang melakukan
pelanggaran COC sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Perusahaan.
Sanksi bagi Karyawan yang melakukan pelanggaran diputuskan oleh Atasan Langsung atau
Direksi sesuai dengan tingkat kesalahannya setelah mendapat laporan atas pelanggaran yang
dilakukan oleh Karyawan yang bersangkutan.
Direksi memberikan arahan atas tindakan pembinaan, sanksi disiplin dan/atau tindakan lainnya
serta pencegahan yang harus dilaksanakan oleh Atasan Langsung di lingkungan masing-masing.
Sanksi bagi Direksi yang melakukan pelanggaran diputuskan oleh Dewan Komisaris.
Sanksi bagi Dewan Komisaris yang melakukan pelanggaran diputuskan oleh Pemegang
Saham.Bila Mitra Kerja atau Pemangku Kepentingan lain yang melakukan pelanggaran, maka
akan dikenakan
● ketentuan sebagaimana yang tertuang dalam kontrak. Apabila terkait dengan tindak
pidana dapat diterus kan kepada pihak yang berwajib.
Jika kondisi yan g ada melibatkan pelanggaran hukum, permasalahan dapat diteruskan kepada pihak
yang berwajib.
VI. PENUTUP
Pedoman Etika dan Perilaku ini didasarkan kepada semangat untuk menerapkan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG) dan Nilai-Nilai Dasar/Budaya Perusahaan dan telah melalui
kesepakatan bersama dalam pelaksanaannya atas nama PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA –
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO) Setiap Manajemen dan Karyawan perusahaan
wajib memahami Pedoman Etika dan Perilaku serta menjalankannya dalam kegiatan
operasional sehari- hari. Kami akan selalu mengkaji Pedoman Etika dan Perilaku ini secara
berkesinambungan dan melakukan evaluasi atas pelaksanaannya.
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA –
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
RIZALDY
Kuasa KSO
11. BENTUK PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN, SOSIAL, KESELAMATANDAN
KESEHATAN KERJA
PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN, SOSIAL, KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Nama Peserta : PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA – PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
Tanggal ........................................................................... 2021
Nomor dan judul Paket :
Tidak ada penangguhan atau penghentian kontrak : Pengguna Jasa tidak menangguhkan atau
√ menghentikan kontrak dan / atau mencairkan Jaminan Pelaksanaan pada pelaksanaan kontrak pekerjaan karena alasan yang berkaitan
dengan kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan, atau Keselamatan Kerja (ESHS) sejak tanggal yang ditentukan dalam Bagian V, Kriteria
Kualifikasi, dan Persyaratan.
Penangguhan atau penghentian kontrak : Kontrak berikut telah /sedang ditangguhkan atau dihentikan dan / atau dicairkan Jaminan
Pelaksanaan oleh Pengguna Jasa untuk alasan terkait Kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan, atau Keselamatan Kerja (LSK3) sejak tangga
yang ditentukan dalam Bagian V, Kriteria Kualifikasi, dan Persyaratan. Detail dijelaskan di bawah ini:
Bagian kontrak yang
Tahun ditangguhkan ataudi Identifikasi kontrak
Total Nilai kontrak
hentikan
- - - -
Jaminan Pelaksanaan Dicairkan Oleh Pengguna Jasa Karena Kegagalan Penyedia Jasa Terkait
Kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan
Tahun Identifikasi kontrak Nilai kontrak
Identifikasi Kontrak :
Nama Pengguna Jasa :
Alamat Pengguna Jasa : Alasan
Pencairan Jaminan
Pelaksanaan :
PT. ARAFAH ALAM SEJAHTERA –
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU (KSO)
RIZALDY
Kuasa KSO
MATRIX
LSK3
A. PENILAIAN MATRIKS RISIKO
Penilaian standar sesuai dengan indikator yang ditentukan yang bertujuan untuk identifikasi
kecelakaan yang terjadi pada saat pelaksanaan konstruksi.
Tabel 1. Nilai Tingkat Kemungkinan
Tabel 2. Nilai Tingkat Keparahan
Tabel 3. Skala Tngkatan Risiko
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN
Nomor : Kode Kegiatan :
Hari : Petugas :
Tanggal :
I.PEKERJAAN PERSIAPAN
Item Pekerjaan yang Jenis Berapa Metode yang Lokasi Jangka waktu Evaluasi Lokasi yang Jangka Waktu Pemberi
dikerjakan dampak besar digunakan pekerjaan penanganan Penerapan terdampak Evaluasi arahan dan
yang dampak dalam yang Metode penanggung
terjadi yang penanganan terdampak jawab teknis
dirasakan
Nomor : Kode Kegiatan :
Hari : Petugas :
Tanggal :
Pembiayaan Institusi
Sumber Nilai Tingkat Nilai Jenis Tujuan Metode Lokasi Institusi
Skalar Risiko Parameter Waktu dan Periode dan Penerima
Kegiatan Kemungkinan Keparahan Dampak Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pengawas
Pelaksanaan Laporan
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Jenis Jenis Besaran dampak Dampak yang Survey Lokasi Metode Titik lokasi Waktu yang Sumber Dana Pengawas Pemberi
Pekerjaan dampak yang dirasakan ditimbulkan yang Terkena Penanganan yang diperlukan dalam dan Kebijakan
yang Dampak Yang akan terdampak pemantauan Penanggung
dialami diterapkan Jawab
Jenis Jenis Besaran dampak Dampak yang Survey Lokasi Metode Titik lokasi Waktu yang Sumber Dana Pengawas Pemberi
Pekerjaan dampak yang dirasakan ditimbulkan yang Terkena Penanganan yang diperlukan dalam dan Kebijakan
yang Dampak Yang akan terdampak pemantauan Penanggung
dialami diterapkan Jawab
Nomor : Kode Kegiatan :
Hari : Petugas K3 :
Tanggal :
Saya, yang
bertandatangan di
bawah ini : Nama :
No. KTP :
Pekerjaan :
Alamat :
Sebagai pemilik sah dari lahan berdasarkan bukti sah kepemilikan No , Tanggal
…. Atau bukti sah
lainnya berupa ….. (jelaskan) , dengan ini menyatakan bahwa Saya setuju memberikan
ijin lahan saya
untuk digunakan oleh …....(jelaskan)......untuk dapat digunakan pada konstruksi
…...................................
Shingga dapat bermanfaat bagi
kepentingan umum. Lokasi
Lahan
:
Ukuran Lahan yang disumbangkan :
Ukuran sisa lahan :
Guna sisa lahan :
Status Kepemilikan lahan :
(mohon jelaskan batasan lahan dan status kepemilikan lahan serta peta
bidang lahan dengan tanda‐ tanda orientasi yang jelas)
Pernyataan ini dibuat tanpa ada tekanan dari siapapun.
Tempat, tanggal perjanjian ini ditandatangani
Pihak Pemberi Ijin Pengguna
Rp. 10.000,‐ Materai Rp. 10.000,‐ Materai
Pemilik Lahan Penyewa
Lampiran : Peta lahan yang disumbangkan dan foto
Catatan : Salinan asli dari surat ini untuk disimpan oleh pemberi
sumbangan lahan dan oleh forum masyarakatsebagai bagian dari
proposal. Salinan dari surat ini harus disimpan di kantor kelurahan/desa.
INTERAKSI DENGAN PEMBUAT PERATURAN
Nomor : Kode Kegiatan :
Hari :
Tanggal :
No. Daftar Lokasi Tanggal Pengajuan Tanggal Dikeluarkan Tanggal Diserahkan Kepada SE Status Area
Nomor : Kode Kegiatan :
Hari : Petugas :
Tanggal : Jumlah Pekerja :
Nomor : Kode Kegiatan :
Hari : Petugas :
Tanggal : Jumlah Pekerja :
Direksi Teknis Konsultan Supervisi
Penyedia Jasa
PERMASALAHAN PEKERJA MENCAKUP KESEHATAN, SOSIAL, DAN TINDAK KEKERASAN
Nomor : Kode Kegiatan :
Hari : Petugas :
Tanggal : Jumlah Pekerja :
Jumlah Tanggal
Jumlah Tenaga
No. Tenaga Permasalahan Pemeriksaan Penanganan Status
Setempat
Pendukung Terakhir
Nomor : Kode Kegiatan :
Hari : Petugas :
Tanggal : Jumlah Pekerja :
Nomor : Kode Kegiatan :
Hari : Petugas :
Tanggal : Jumlah Pekerja :
Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LSK3) Matrik untuk Laporan Kemajuan
Matrik untuk pelaporan [harian/mingguan/bulanan] dibuat oleh kami kontraktor yang kemudian diperiksa
oleh Pengawas pekerjaan meliputi :
a. Insiden terhadap lingkungan atau ketidaksesuaian dengan persyaratan kontrak, termasuk kontaminasi,
pencemaran atau kerusakan terhadap tanah atau sumber daya air;
b. Insiden Kesehatan dan Keselamatan Kerja, kecelakaan, korban jiwa dan korban cedera yang memerlukan
perawatan;
c. Interaksi dengan pembuat peraturan: identifikasi instansi terkait, tanggal, subjek, hasil (laporkan negatif jika
tidak ada);
d. Status semua izin dan perjanjian:
h. gender (untuk tenaga kerja pendatang dan pekerja setempat, secara terpisah):
jumlah pekerja wanita, persentase tenaga kerja, isu-isu gender yang diangkat dan
ditangani (keluhan referensi silang atau bagian lain yang diperlukan);
- jumlah pekerja baru, jumlah pekerja yang mendapat pelatihan, tanggal pelatihan;
- jumlah dan tanggal toolbox talks (pembicaraan terkait K3 rencana
dan review), jumlah pekerja yang menerima pelatihan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3), pelatihan lingkungan dan sosial;
- jumlah dan tanggal penyuluhan HIV / AIDS maupun GBV dan VAC,
jumlah pekerja yang menerima pelatihan (bulan ini dan di masa lalu);
pertanyaan yang sama untuk sensitivitas gender, pelatihan flaglady /
flagman.
- Wakil Pengamat Masyarakat: hari kerja (jam buka pusat komunitas),
jumlah orang yang bertemu, menyoroti kegiatan (masalah yang
diangkat, dll.), melaporkan kepada ahli lingkungan/ sosial/ Pengawas
Pekerjaan/ GS.
l. Keluhan: daftar keluhan bulan ini dan keluhan yang belum terselesaikan
berdasarkan tanggal yang diterima, yang mengajukan keluhan (pelapor),
bagaimana diterima, kepada siapa yang dirujuk untuk tindak lanjut, resolusi dan
tanggal (jika selesai), resolusi data dilaporkan kepada pelapor, tindak lanjut apa
pun yang diperlukan (referensi silang dengan bagian lain sesuai kebutuhan):
- Keluhan pekerja;
- Keluhan masyarakat
- Keluhan terkait tindak kekerasan berbasis gender (GBV) dan
kekerasan terhadap anak (VAC)
m. Lalu lintas dan kendaraan / peralatan:
- kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan & peralatan
proyek: berikan tanggal, lokasi, kerusakan, penyebab, tindak lanjut;
- kecelakaan yang melibatkan kendaraan atau properti non‐proyek
(juga dilaporkan dalam metrik segera): memberikan tanggal, lokasi,
kerusakan, penyebab, tindak lanjut;
- kondisi keseluruhan kendaraan / peralatan (penilaian subjektif oleh
pencinta lingkungan); perbaikan dan pemeliharaan non‐rutin
diperlukan untuk meningkatkan keselamatan dan / atau kinerja
lingkungan (untuk mengendalikan asap, dll.).
n. Mitigasi dan masalah lingkungan dan sosial (apa yang telah dilakukan):
- debu: jumlah mobil tanki penyiram yang bekerja, jumlah penyiraman
/ hari, jumlah keluhan, peringatan yang diberikan oleh
pemerhatilingkungan, tindakan yang diambil untuk menyelesaikan;
highlights dari pengendalian debu di quarry (penutup, semprotan,
status operasional); % dari truk pengangkut material dengan
penutup, tindakan yang diambil untuk kendaraan yang tidak
tertutup;
pengendalian erosi: kontrol yang dilaksanakan pada tiap lokasi, status pelintasan air,
inspeksi dan hasil lingkungan hidup, tindakan yang diambil untuk menyelesaikan masalah,
perbaikan darurat yang diperlukan untuk mengendalikan erosi / sedimentasi;
- quarry, lokasi penumpukan, lokasi pembuangan, AMP, batching
plant: identifikasi kegiatan utama yang dilakukan bulan ini di
masing‐masing tempat, dan menyoroti perlindungan lingkungan dan
sosial: pembukaan lahan, penandaan batas, pengupasan lapisan
tanah, manajemen lalu lintas, perencanaan dekomisioning,
pelaksanaan dekomisioning;
- peledakan: jumlah ledakan (dan lokasi), status pelaksanaan rencana
peledakan (termasuk pemberitahuan, evakuasi, dll.), insiden
kerusakan atau keluhan di luar lokasi (rujuk silang bagian lain sesuai
kebutuhan);
- pembersihan tumpahan, jika ada: bahan tumpah, lokasi, jumlah,
tindakan yang diambil, pembuangan material (laporkan semua
tumpahan yang menghasilkan air atau kontaminasi tanah;
- pengelolaan limbah: jenis dan jumlah yang dihasilkan dan dikelola,
termasuk jumlah yang diambil di luar lokasi (dan oleh siapa) atau
digunakan kembali / didaur ulang / dibuang di tempat;
- rincian penanaman pohon dan mitigasi lainnya yang diperlukan dilakukan bulan ini;
- perincian tentang mitigasi perlindungan air dan rawa diperlukan dilakukan bulan ini;
- mitigasi atau pemulihan terhadap resiko kecelakaan bagi warga, gangguan
atau kerusakan terhadap jalan akses yang dilalui kendaraan proyek
pengangkutan peralatan, material dan tenaga kerja;
- mitigasi gangguan suara terhadap lingkungan pemukiman;
- mitigasi atau pemulihan terhadap gangguan atau kerusakan terhadap
fasilitas umum, saluran irigasi, drainase.
o. Kepatuhan terhadap peraturan, persyaratan perizinan dan komitmen terhadap
lingkungan dan sosial:
- status kepatuhan untuk kondisi semua persyaratan/perizinan yang relevan,
untuk Pekerjaan, termasuk kuari, dll.): pernyataan kepatuhan atau daftar
masalah dan tindakan yang diambil (atau diambil) untuk mencapai
kepatuhan;
- status kepatuhan persyaratan terhadap dokumen terkait lingkungan dan
sosial: pernyataan kepatuhan atau daftar masalah dan tindakan yang diambil
(atau diambil) untuk mencapai kepatuhan ;
- isu‐isu lain yang belum terselesaikan dari bulan‐bulan sebelumnya yang
berkaitan dengan lingkungan dan sosial: pelanggaran lanjutan, kegagalan
peralatan lanjutan, terus kurangnya penutup kendaraan, tumpahan tidak
ditangani, masalah kompensasi atau peledakan terus, dll. Referensi silang
bagian lain yang diperlukan