Anda di halaman 1dari 28

-

PEKERJAAN:
Pembangunan Groin Pantai Glayem Desa Juntinyuat Kec. Juntinyuat Kab. Indramayu

M etode Pelaks anqon Pekerj aan

a a I -I
(PT. GUitAtGRvA ilUSAtTtTARA - PT. TARUITA PUTRA PEmm)
Jl Brifpnd. tgn. SbrnGr Rryadi f,Io 9 Kota CkGbon 45t2t
T: +$22?1.22t!55 -22t'157 F:+62 23'l 2211* LI
METODA PELAKSANAAN

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GROIN PANTAI GLAYEM DESA JUNTINYUAT


KEC. JUNTINYUAT KAB. INDRAMAYU

LOKASI KABUPATEN INDRAMAYU . JAWA BARAT


PPK SUNGAI DAN PANTAIII
WAKTU PELAKSANAAN 300 (Tiga ratus) Hari Katender

Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Groin Pantai Glayem Desa Juntinyuat Kecamatan Juntinyuat Kab.
lndramavu meliputi :

1 PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasidan Demobilisasi 1,00 Ls
2 Pembuatan Jalan Akses (Pengurugan Sirtu) 2.385,00 m3

2 PEKERJAAN KONSTRUKSI
1 Pengadaan dan Pemancangan dolken dia. 7 - 10 cm 84.920,00 m'
2 Pengadaan dan Pemasangan sesek bambu 41.538,00 m2
3 Pengadaan dan Pemasangan geotextile non woven 41.538,00 m2
4 Pembuatan kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m 231.288,00 bh
5 Pemasangan kubus beton ukuran 0,S5 x 0,S5 x 0,55 m 231.288,00 bh

3 PEKERJAAN ANGKUTAN
1 Angkut kubus beton dengan jarak 75 m 125.700,00 bh
2 Angkut kubus beton dengan jarak 500 m 105.588,00 bh

4 PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN '1,00 ts


KERJA

Berikut ini uraian metode pelaksanaan dari pekerjaan tersebut :

! PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan
konstruksi/pekerjaan pokok setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang dalam hal ini meliputi pekerjaan

a Rapat Persiapan Pelaksanaan ( Pre-Construction Meeting )


Rapat Persiapan Pembahasan Perjanjian Kontrak (Pre-Conitruction Meeting) dengan ppK Sungai dan
Pantai ll, SNW Pelaksanaan Jaringan SumberAir Cimanuk Cisanggarung, Balai Besar Wilayah Sungai
Cimanuk Cisanggarung, Direksi Pekerjaan, untuk membahas :
o Organisasi dan tata kerja
o Sistim dan prosedur pengaturan pekerjaan
o Jadual Waktu Pelaksanaan
o Rencana Mutu Kontrak (Quality Assurance),
o Metode Pelaksanaan,
o Jadual pengadaan Bahan, Mobilisasi Personil dan peralatan,
o dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
Waktu yang dibutuhkan ; t hari

Metoda Petaksanaan 1-27


b Sosialisasi
Selanjutnya dilakukan pemberitahuan akan diadakan sosialisasi pekerjaan/kegiatan melalui surat
kepada masyarakat dan aparat setempat (Perangkat Desa, Kecamatan dan Aparat Kepolisian Sektor,
dll), yang dilanjutkan dengan rapat sosialisasi, dimana persertanya adalah aparat dan masyarakat
setempat. Dalam rapat sosialisasi kontraktor mencoba akan menampung usulan-usulan dan masukan-
masukan dari peserta serta dibahas/diusulkan untuk disepakati, kemudian dibuat berita acara sosialisasi
dan ditanda tangani bersama dengan dibantu oleh PPK Sungai dan Pantai ll, SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Cimanuk - Cisanggarung, Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung
dan Direksi Pekerjaan.
Waktu yang dibutuhkan ; t hari

c Jalan kerja/jalan logistik


Menyiapkan jalan kerja dari jalan raya yang terdekat ke lokasi pekerjaan untuk mengirim material dan
alat berat yang didatangkan dengan cara sewa atau memperbaikijalan yang ada.

Pelaksanaan Pembuatan Jalan Akses (Pengurugan Sirtu)


Pekerjaan timbunan sirtu dipadatkan harus menurut profil dan ukuran seperti yang ditunjukan dalam
gambar atau ditentukan direksi.
Timbunan sirtu tersebut dihampar pada lapisan tanah dasar dengan tebal setelah dipadatkan 15 cm atau
sesuai dengan gambar dan pada lapisan yang sudah ada perkerasan yang belum memenuhi syarat,
dihampar sirtu dengan ketebalan setelah dipadatkan 7,5 cm.
Pelaksanaan Pekerjaan :
o Lapisan yang akan dihampar sirtu harus bebas dari kotoran/bahan organic, lumpur dan rerumputan.
o Hamparan lapisan sirtu harus dipadatkan dengan stamper
o Pada setiap hamparan lapisan sirtu, butiran-butiran yang diameternya lebih besar dari 7,5 cm harus
dibuang.
o Bila material sirtu terlalu kering, maka pemadatan harus dilakukan sambil disiram air secukupnya
atau berdasarkan petunjuk direksi.
o Selama pemadatan bila masih ada yang kurang rata harus ditambahkan sirtu.
o Pemadatan dilakukan pada hamparan lapisan sirtu searah/sejajar as jalan.
o -
Tebal lapisan setelah dipadatkan 7,5 15 cm, hamparan sirtu sebelum dipadatkan sekitar 15 - 25
cm

Bahan yang dipergunakan terdiri dari :


o Sirtu yang dipakai harus berasal dari endapat letusan gunung berapi (sirtu gunung) yang berkualitas
baik tidak mengandung tanah liat lebih besar dari 14%.
o Sirtu yang digunakan adalah sirtu tersaring yang butiran sirtu harus berdiameter tidak lebih dari 7,5
cm.
o Sirtu harus bergradasi baik dan disetujuidireksi
o Sirtu yang akan dipakai/dipergunakan sebelum pelaksanaan, terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan direksi
o Tidak boleh merubah sumber pemasokan sirtu yang sudah disetujui direksi.

d Direksi Keet, Barak Kerja, Gudang dan Base Camp


Untuk kelancaran pelaksanaan dilapangan, maka kami akan membuat direksi keet untuk memudahkan
koordinasi dengan Direksi Pekerjaan.

Barak Kerja, Gudang dan Base Camp akan dibuat untuk pelaksanaan pekerjaan yang jaraknya dekat
terhadap dengan lokasi pekerjaan dengan cara menyewa tanah atau rumah penduduk.

e Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi harus sudah dimulai sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan meminta
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Mobilisasiyang dilakukan antara lain :

o Personil dan Tenaga Kerja


o Bahan Material
o Peralatan

Demobilisasi akan dilakukan secara bertahap setelah tahapan pekerjaan selesai dilaksanakan.
Kontraktor akan memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan, waktu mobilisasi dan demobilisasi

Metoda Pelaksanaan 2-27


f Pembuatan Papan Nama proyek
Segera setelah mobilisasi peralatan dan personil atau pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan,
membuat papan nama proyek. Papan nama proyek dibuat dari kayu klas ll, uturan papan
nama proyek
120 cm x 180 cm, tiang dari kayu klas lukuran 5t7 dan tinggi 2 m dari permukaan tanah
dan dicat
dengan cat kayu, tiang papan nama di cor dengan beton tumbuk 1 pc : 3 ps : 5 kr. Cat
dasar papan
nama proyek benruarna biru dan hurufnya dengan huruf cetak putih dan tulisan yang tercantum
dalam
papannamakegiatanharusmendapatpersetujuandariDireksi,antaralain:
Nama Kegiatan, Nama Pekerjaan, Nilai Kontrak, Sumber dana, Jangka Waktu, Nama penyedia
jasa/kontraktor,
Papan Nama kegiatan dipasang ditempat strategis dekat tokasi pekerjaan, dimana
masyarakat dapat
melihat dan mengetahuinya dengan jelas, lokasi pemasangan papan nama proyek haius
mendapat
persetujuan Direksi.
Waktu yang dibutuhkan ; 3 hari
Peralatan ; Linggis, palu, cangkul, kwas, dll

g Foto Dokumentasi
Foto dokumentasi diambil secara bertahap dengan tahapan 0 % (Kondisi lapangan
dalam keadaan awal
pekerjaan), 50 % (Kondisi lapangan sedang dalam pelaksanaan/konstrut<Ji
misit< sesuai dengan
kegiatan pekerjaan) dan 100 % (Kondisi lapangan selesai sesuai dengan gambar
kerja dan diterima oleh
Direksi pekerjaan).
Foto dokumentasi memuat nama kegiatan, nama saluran, nama bangunan dan
kondisi saat
pengambilan.
Foto dokumentasi diambil titik yang tetap untuk o%, 50 o/o dan,loo %.
Foto dokumentasi dibuat 6 rangkap atau sesuai permintaan Direksi pekerjaan
dan diserahkan pada
akhir pekerjaan termasuk negatifnya. Peralatan yang dipergunakan kamera, papan
bor dan alat tulis.

h Pengukuran / Mutual Check Survey


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, dilakukan uitzet yang meliputi pengukuran potongan
memanjang dan melintang (MC 0 %). Pemasangan patok dilakukan sesuai oengai gambar
rencana.
Juga ditentukan titik-titlk elevasi, dimensi dan arah yang akan dipakai sebagai
,ntut menentukan
kedalaman galian, ketinggian pasangan batu yang akln dipasang. Apabila penentuan".uin elevasi sudah
sesuai dengan gambar rencana maka dibuat profil/bouplank dari oahan yang cukup
kokoh agar tidak
goyang/berubah.
Semua kegiatan ini harus mendapat persetujuan dari direksi.

Pekerjaan Pengukuran ini akan dilaksanakan sebagai berikut :


r Sebelum pelaksanaan ( MC 0 %)
Pekerjaan pengukuran 0 % atau sebelum pelaksanaan, dilakukan untuk mengukur
kembali semua
batas-batas dan rencana pelaksanaan terhadap gambar tender dengan menc6cokan
kembali pada
titik-titik BM, Pengukuran situasi, Pengukuran profil memanjang dan profil metintang
dan
pemasangan titik-titk BM yang rusak atau menuiut petunjuk Direksi pJkerjaan.'
Hasil MC 0 %, kemudian digambar dan diplot desainnya, kemudian dihitung volumenya dan
dibandingkan dengan volume yang tercantum dalam kontrak. Apabila ada perbJdaan,
maka akan
diusulkan untuk diamandemen.
o Pada saat pelaksanaan
Pekerjaan pengukuran selama pelaksanaan dilakukan untuk men-cek kembali profil-profil
atau
Bouwplank supaya tetap mengacu kepada Gambar Kerja (Construction Drawing), hasil pengukuran
tersebut bisa diajukan untuk dasar progress atau pembayaran terhadap pefe4aln
tersebut.
o Menjelang/setetah pekerjaan mencapai 1OO % ( MC 1OO %)
Pekerjaan Pengukuran 100 %, dilakukan setetah semua kegiatan konstruksi selesai dilaksanakan
seluruhnya dan dibuat kan gambar purna bangun (As-Built Drawing), dan dijadikan
dasar Mutual
Check 100 o/o.

Peralatan yang digunakan Waterpass 1 unit, Theodolit 1 unit, Roll meter 2 unit, patok,
cat dll.

Keamanan dan Keselamatan Kerja


Untuk pengawasan keamanan proyek ini, akan menempatkan tenaga keamanan setempat
atau sesuai
dengan kebutuhan, yang bertugas khusus dalam menangani hal-hal sebagai berikut
:

Metoda Pelaksanaan
3-27
. Pengawasan terhadap para pekerja.
. Pengawasan terhadap bahan-bahan, peralatan dan barang-barang milik kontraktor maupun milik
proyek untuk mencegah/menghindari tindak pencurian.
o Melakukan pengawasan terhadap pemakaian peralatan keselamatan kerja seperti topi pengaman,
sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dsb.
o Menjaga keamanan para pekerja dan petugas proyek terhadap ganguan/ancaman dari pihak luar
serta mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan/perkelahian di dalam lingkungan proyek.
r Keselamatan Kerja, meliputi Lingkungan Kerja dan Kesehatan Pekerja dilokasi.

Pengendalian Mutu
Pengendalian Mutu (Quality Control) dilakukan untuk menjamin agar hasil pekerjaan sesuai dengan
mutu yang disyaratkan. Pengendalian mutu dilakukan dengan cara pemeriksaan/pengawasan yang
teratur, hal-halyang perlu diperhatikan antara lain :
o Bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk proyek ini sebelumnya diuji/diperiksa terlebih dahulu
di laboratorium untuk diketahui karakteristiknya dan dapat juga diuji dilapangan bila diperlukan.
r Barang-barang pabrikasi dilampiri sertifikaUrekomendasi dan garansi dari pabrik pembuatnya serta
dilakukan pengujian laboratorium jika perlu.
o Pengiriman bahan dilokasi proyek dan cara penyimpanannya perlu dilakukan dengan benar, agar
bahan tersebut tidak berubah bentuk ataupun mengalami penurunan mutu sehingga tidak dapat
dipergunakan lagi. Pemeliharaan dan perawatan hasil pekerjaan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam spesifikasi teknis.
o Pengujian lapangan terhadap hasil pekerjaan dilakukan pada setiap penyelesaian suatu pekerjaan
untuk mengetahui kualitasnya. Apabila hasilnya tidak memenuhi syarat, baik secara mutu maupun
penampilannya, maka dicari alternatif lain untuk perbaikannya atau di bongkar sesuai Direksi
Lapangan dan evaluasi terhadap penggunaan bahan serta metoda kerjanya.
o Alat-alat ukur dikalibrasi secara berkala agar dapat berfungsi dengan akurat, peralatan konstruksi
sebelum digunakan diperiksa terlebih dahulu baik mengenai kemampuan, kekurangan, kebersihan
maupun kondisi fisik lainnya.
o Para pekerja dan operator selalu diamati cara kerjanya dan dikoreksi apabila terjadi penyimpangan-
penyimpangan dari prosedur dan cara kerjanya, kemampuan dan keterampilan para pekerja selalu
dikembangkan dan ditingkatkan.
o Untuk keperluan pengawasan/pengendalian yang telah disebutkan diatas telah ada penanggung
jawabnya masing-masing. Meskipun demikian secara keseluruhan perlu ditunjukan petugas khusus
yang akan menangani masalah Pengendalian Mutu (Quality Control)

II PEKERJAAN KONSTRUKS!

ll.1 Pengadaan dan Pemancangan dolken dia.7 - 10 cm


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pengukuran dinyatakan selesai sesuai dengan gambar
dan mendapat persetujuan direksi lapangan, maka dilanjutkan pekerjaan cerucuk sebelum pemasangan
matras bambu dan geotextile.

o Kayu yang digunakan untuk keperluan konstruksi, haruslah kayu kelas ll, atau sejenis dan sesuai
petunjuk Direksi.
o Berhubungan dengan pemakaiannya kayu harus bersifat yang tidak akan merusak atau mengurangi
nilai konstruksi (bangunan) dan ketentuan-ketentuan lain dalam pelaksanaan konstruksi kayu ini,
harus disesuaikan dengan Peraturan Konstruksi Kayu lndonesia N.1.5.1961.
o Mutu kayu yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Kayu harus kering udara, kadar lengas kayu lebih kecil atau sama dengan20%.
b) Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok'dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm
c) Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10 tebal balok.
d) Miring arah serat tidak boleh lebih dari 1/10.
Retak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/5 tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 kayu
o Pemancangan tiang dilakukan dengan Excavator Amphibius Long Arm tegak lurus tidak boleh
miring, kedalaman sampai tanah keras atau sesuai petunjuk direksi dengan jarak sesuai dengan

Metoda Pelaksanaan 4-27


gambar rencana atau ditentukan oleh direksi lapangan.
o Peralatan yang digunakan : Gergaji, Palu dan Excavator Amphibius Long Arm

o Waktu yang dibutuhkan 238,00 hari


o Tenaga kerja yang digunakan
Pekerja 27,00 Org/hari
Tukang 9,00 Org/hari
Mandor 3,00 Org/hari
o Bahan yang digunakan
Dolken dia. 10 cm L = 4 m 84.920,00 m,
o Peralatan yang digunakan
Excavator Amphibius Long Arm 1,00 unit

AIat-alat untuk penunjang dan keselamatan kerja


1 Sepatu kareUsafety.
2 Sarung tangan.
3 Masker
4 Helmet.
5 Rambu - Rambu K3

llustrasi Dolken

Metoda Pelaksanaan 5-27


:t;
tll s
t l
a i r
t
i.t

llustrasi Pemancangan Dolken

ll.2 Pengadaan dan Pemasangan sesek bambu

Pekerjaan pemasangan matrasiseseg bambu tanggul lauUbreakwaler dilaksanakan setelah pekerjaan


pemancangan cerucuk dolken selesai dilaksanakan kemudian dilanjutkan pekerjaan seseg bambu atau
matras.

Bambu harus memenuhi syarat sebagai berikut:


o Bahan untuk matras/seseg bambu adalah dari bambu tali atau bambu lain yang berkualitas sama
seperti ditentukan dalam gambar atau menurut persetujuan Direksi/pengawas.
o Matras/seseg bambu harus bebas dari kerusakan-kerusakan yang dapat merugikan kekuatan dan
ketahanannya seperti busuk, retak memanjang, retak melingkar.
o Matras/seseg bambu satu dengan yang lain harus mempunyai bentuk yang hampir sama dengan
ukuran tidak boleh kurang dari yang tercantum dalam gambar. Ujung-ujung sudut pada matras
bambu harus diperkuat dengan paku.

Pemasangan Sesek Bambu atau Matras :


rPermukaan tanah dimana matras/sesg bambu akan ditempdtkan harus dipersiapkan sesuai gambar
atau ditentukan lain oleh Direksi/Pengawas.
oPekerjaan dimulai dengan menempatkan anyaman matras/seseg bambu dalam keadaan baik dan
matras bambu dengan matras bambu lainnya harus berhubungan rapat pada sisi bidang empat
pertemuan, sehingga alas bangunan tertutupi seluruhnya.
oPemasangan matras bambu tersebut dipasang sesuai dengan gambar.

o Waktu yang dibutuhkan 238,00 hari


o Tenaga kerja yang digunakan
Pekerja 2,00 Org/hari
Tukang 5,00 Org/hari
Mandor 1,00 Org/hari
e Bahan yang digunakan
Seseg Bambu 46.814,00 m2
Paku 6.231,00 kg

Alat-alat untuk penunjang dan keselamatan kerja


1 Sepatu kareUsafety.
2 Sarung tangan.
3 Masker

Metoda Pelaksanaan 6-27


4 Helmet.
5 Rambu - Rambu K3

aif

EET

llustrasiGedeg Bambu

ll.3 Pengadaan dan Pemasangan geotext:le non woven


Pemasangan geotextile dilaksanakan setelah pekerjaan cerucuk dolken dan matras/seseg bambu
terpasang dan dinyatakan selesai, penempatan geotextile dihampar pada peermukaan matras/seseg
bambu.

Bahan Geotextile:
Geotextile Non Woven yang digunakan harus mendapat persetujdan dari Konsultan Supervisi dan / atau
Tim Direksi dengan syarat-syarat minimal sebagai berikut :
1. Berbahan kedap air
2. Berkualitas baik
3. Berbentuk lembar/rolldan mempunyai berat minimal 250 grlm2.
4. Memenuhi Standar Nasional lndonesia (SNl )
Pekerjaan Pemasangan geotex :
o Pekerjaan geotextile dikerjakan setelah pekerjaan pemancangan cerucuk dolken dan matras/sesek
bambu selesai dilaksanakan.
o Pekerjaan Geotextile dilaksanakan dan di gelar atas matras/sesek bambu, peletakan geotextile
tanpa gelombang atau kerutan.
o Sambungan pada Geotextile sesuaidengan spesifikasi atau.petunjuk Direksi Pekerjaan.

o Waktu yang dibutuhkan 238,00 hari


o Tenaga kerja yang digunakan
Pekerja 28,00 Org/hari
Tukang 6,00 Org/hari
Mandor 3,00 Org/hari

Metoda Pelaksanaan 7 -27


. Bahan yang digunakan
Geotextile 44.862,00 m2

Alat-alat untuk penunjang dan keselamatan kerja :


1 Sepatu kareUsafety.
2 Sarung tangan.
3 Masker
4 Helmet.
5 Rambu - Rambu K3

l!.4 Pembuatan kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m


Pekerjaan beton untuk kubus beton ukuran 55 x 55 x 55 cm dengan mutu Readymix K-225 pada
konstruksi tanggul laut atau break water akan dilaksanakan sesuai spesifikasi, dengan uraian beton
sebagai berikut:

2.4.1 PEKERJAAN CETAKAN KUBUS BETON


Bekisting yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan :

r Acuan (cetakan) harus dapat berfungsi membatasi serta menjadikan beton menurut ukuran-ukuran
dan bentuk yang dikehendaki.
o Acuan (cetakan) harus terbuat dari material pelat besi dengan ketebalan minimal 3 mm, dengan
perkuatan besi siku dengan ukuran minimal 30.30.3 pada ke empat sisi untuk setiap satu bidang
acuan (cetakan).
o Sistem pemasangan/pembukaan acuan (cetakan) harus direkayasa sedemikian sehingga dapat
mempercepat waktu pemasangan/pembukaan, tanpa mengabaikan kekuatan stiuktur
sambungan/engselnya.
o Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set gambar rencana acuan
(cetakan) lengkap yang sesuai dengan ketentuan diatas untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Penyerahan tersebut tidak berarti mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa terhadap
keberhasilannya.

o Acuan (cetakan) yang akan dipergunakan harus;


o Memiliki kekuatan dalam menahan desakan akibat berat sendiri material beton sesuai dengan
ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar. Untuk menghemat penggunaan lahan casting yard,
perkuatan acuan (cetakan) dengan menggunakan penopang tidak diperkenankan.
e Kedap air, terutama pada sistem sambungan/engselnya.
o Bebas dari paku/baut, karat ataupun celah yang dapat menimbulkan lubang atau bentuk yang
tidak diinginkan. Penutupan celah dilarang keras dilakukan dengan menggunakan kertas.
o Kuat dan tidak boleh berubah bentuk atau menjadi rusak akibat pemadatan beton dengan
menggunakan alat getar mekanis (vibrator).
o Pemasangan acuan (cetakan) harus rapat dan aman untuk mencegah gerakan atau penurunan
ataupun terbuangnya adukan beton.
o Sebelum pengecoran beton, permukaan dari acuan (cetakan) harus diolesi cairan dengan
cairan acuan (cetakan) (formwork oil) yang umum diperdagangkan atau dengan material lain
yang disetujui Direksi untuk mencegah melekatnya acuan (cetakan) pada permukaan beton,
tidak merusak bentuk/permukaan beton saat pembukaan acuan (cetakan) serta tidak mengotori
permukaan beton.
. Segera setelah pembukaan, acuan (cetakan) harus segera dibersihkan. Cara pembersihan
harus dilakukan sedemikian sehingga tidak merusak/merubah bentuk acuan (cetakan).

Metoda Pelaksanaan 8-27


Bekisting untuk kubus ukuran 55 x 55 x 55 cm akan dibuat dengan plat besi dan rangka besi

Ilustrasi Beskisting Kubus Beton

2.4.2 PEKERJAAN PEMBETONAN


PENDAHULUAN
Pada dasarnya, kebanyakan pelaksanaan konstruksi beton dilakukan di lapangan, kecuali untuk beton
pracetak (precast concrete). Beton yang dilaksanakan di lapangan tidak akan mencapai mutu yang
sama dengan hasil pembuatan benda uji di laboratorium yang berdasarkan perencanaan campuran (mix
design), apabila pelaksanaannya tidak sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan. Pekerjaan beton
harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mutu yang dicapai seoptimal mungkin dapat mendekati

Metoda Pelaksanaan 9-27


mutu yang diuji di laboratorium. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dapat berupa mutu
bahan pembantu seperti mutu cetakan (form work), dan cara pembetonan yaitu pencampuran (mixing),
penuangan (casting), pemadatan (compacting) dan perawatan (curing). Hal-hal tadi sangat menentukan
hasil akhir, walaupun bahan-bahan yang dipakai cukup baik dan memenuhi syarat, tapi pelaksanaan
yang kurang baik akan menghasilkan beton yang bermutu jelek.

PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON


Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan beton adalah :

o Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen di dalam campuran
beton, harus tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ada tambahan air adukan atau
pengurangan air adukan selama pembetonan.
o Pembetonanan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga campuran seragam (uniform), baik
sewaktu pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian akhir.
r Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi ke cetakan dengan baik, mudah dituang dan
mudah dipadatkan (tidak terjadi segregasi ataupun bleeding).
o Perawatan (cuing) yang baik pasca-pembetonan.

Bahan yang dipergunakan berupa :

o Pasir Beton, harus yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan, tidak boleh mengandung debu, gradasi harus beraneka ragaml heterogen, tajam dan
keras serta tidak boleh mengandung bahan - bahan organik yang dapat merusak/ menurunkan
kualitas beton.
o Kerikil, Split, Batu Pecah, harus berukuran ebih besar dari 5 mm, keras & tajam, tidak berpori,
tidak boleh mengandung butir - butir pipih lebih 20o/o berat seluruh, tidak boleh mengandung lumpur,
tidak boleh mengandung zal - zal yang dapat merusaU menurunkan kualitas beton.
r Semen (Portland Cement : 50 Kg) Type V, dengan persyaratan telah memiliki SNI dan
disyaratkan dapat untuk pekerjaan konstruksi pengairan serta dalam kondisi laik pakai yaitu
kemasannya dalam keadaan utuh dan tidak membatu/mengeras;
o Air, dengan persyaratan bersih/bening tidak benrrrarna, berbau, dan berasa serta tidak mengandung
garam, asam dan senyawa kimia lainnya.

Pencampuran
Pekerjaan Persiapan
Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan sangat penting
untuk memastikan kelancaran pengerjaan beton selanjutnya. Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan
alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form work), pemeriksaan tulangan, sambungan pengecoran atau
penghentian pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang penahan au (waterstop )
Hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang cukup untuk volume pengecoran
yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses ke tempat penuangan
terakhir, sepertijalan untuk kereta sorong.

Biasanya hal-hal di atas dituangkan dalam bentuk lembaran checklist.


Untuk pekerjaan yang memakai tenaga pengawas, penuangan atau pengecoran dimulai setelah
checklist diperiksa dan disetujui pengawas.

Penakaran
Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara pengadukan dan
pengecoran beton sebagai berikut:
o Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc') lebih besar atau sama dengan 20 MPa, proporsi bahan
harus menggunakan takaran berat.
o Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc') lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan dapat
menggunakan takaran volume.

Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil penakaran yang baik.
Untuk volume diatas 5 m3 pada setiap lokasi pekerjaan dan merupakan pekerjaan khusus, maka perlu
dibuat kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm untuk keperluan pengujian kuat tekan di Iaboratorium (pada
kubus tersebut diberi catatan tanggal dibuat dan lokasi pekerjaan).

Pengecoran
Pengadukan secara masinal dengan Ready Mix dilaksanakan untuk pengecoran beton struktur, dan

Metoda Pelaksanaan 10-27


volume pengecoran yang cukup besar.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadukan secara masinal :


o Bagian dalam dari wadah alat pengaduk harus cukup basah, sehingga tidak menambah atau
mengurangi air pencampur.
. Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer.
o Bahan-bahan seperti pasir dan kerikil harus dalam keadaan SSD (saturated surface dry) supaya
pengawasan faktor air semen yang tetap untuk setiap pengadukan dapat dilaksanakan.
o wadah alat transport harus dibasahi air sebelum beton dituang ke dalamnya.
o Mesin aduk (mixer) tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya, karena akan menyebabkan bahan
tumpah sehingga proporsi bahan menjadi tidak tepat.

Pengangkutan
Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi.
r Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan perubahan sifat
beton yang telah direncanakan, seperti faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan.
o Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu yang lebih lama,
maka harus dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan (admixture type
retarder).Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah, acuan dan pekerjaan
persiapan selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Slump test akan dilakukan selama pekerjaan beton untuk menjamin konsistensi sehingga nilai air
semen tetap.

Penuangan (Pengecoran)
Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan
beton dengan mutu yang diinginkan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain :

o Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan, agar dapat
mengisi bekisting dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
segregasi. Segregasi adalah pemisahan butiran agregat kasar dari adukan dan dapat menyebabkan
sarang kerikil yang mengakibatkan kekuatan beton berkurang.
o Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus
dilakukan sebelum lapisan beton sebelumnya mencapaiwaktu setting awal (initial setting time).
o Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan lain
tidak boleh digunakan lagi.

Pemadatan
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam
menentukan kekuatan dan ketahanan beton yang telah mengeras.

Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadiwaktu settrng awal
dari beton segar. Seffrng beton segar di lapangan dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam
beton tanpa kekuatan dan dapat masuk 10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk
menghilangkan rongga-rongga udara sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal. Tingkat kepadatan
yang dapat dicapai bergantung pada :
o Komposisi bahan beton.
o Cara dan usaha pemadatan di lapangan.

Komposisi bahan yang perlu diperhatikan adalah:


o Kelecakan (workabitity) dari adukan yang ditentukan oleh nilai s/ump-nya. Dengan nilai s/ump yang
sesuai, bekisting akan terisi dengan baik.
o Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi.
o Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang lebih plastis, sehingga
campuran lebih kompak.

Cara dan usaha pemadatan sangat dipengaruhi oleh kelecakan betonnya.


Semakin lecak semakin mudah pemadatannya, makin rendah stump-nya makin sulit pemadatannya
Pemadatan secara mekanis lebih padat dibandingkan dengan cara manual.

Metoda Pelaksanaan 11 -27


Hal-hal yang perlu diperhatikan saat dilakukan pemadatan adalah:
o Pemadatan dilakukan sebelum waktu seffrng, biasanya antara 1 sampai4 jam bergantung apakah
ada pemakaian admixture .
o Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan menghilangkan/melepaskan kuat
lekat antara besi dengan beton yang baru dicor dan memasuki tahap waktu setting (setting time).
o Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari bleeding , yaitu naiknya air atau pasta
semen ke atas permukaan beton dan meningggalkan agregat di bagian bawah. Hal ini dapat
menimbulkan permukaan kasar (honeycomb) di bagian bawah, dan beton yang lemah di dekat
permukaan karena hanya terdiri dari pasta semen.
o Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran massal, penuangan dan pemadatan
dilakukan berlapis-lapis. Tebal setiap lapisan tidak boleh lebih dari 500 mm.

Pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara:


o Cara manual
o Menggunakan alat getar mekanis (vibrator)

Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang tongkat atau besi
tulangan ke dalam secara berulang-ulang, atau dengan menumbuk beton segar dengan alat penumbuk.
Pemadatan dengan penumbukan dilakukan bila mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang
sangat sedikit, atau campuran yang kaku. Pemadatan dengan penusukan tongkat dilakukan terhadap
beton yang cukup plastis.

Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum penggetar terdiri dari
mesin dan selang karet dengan ujung baja lancip yang menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran
per menit.

Berikut ini beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat jarum penggetar :
o Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya sendiri.
o Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam pengaruh getaran
antara satu titik dengan titik lainnya.
o Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen atau menjadi licin,
maka pemadatan telah cukup dan harus pindah ke titik lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar
sehingga lubang yang ditinggalkan ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya.
o Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 - 15 detik.
o Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding .
o Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak daya lekat ujung
pembesian lain dengan beton yang telah mulai setting.
o Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting.
o Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam pengisian bekisting.
Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar.

Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat pemadat (internal atau external
vibrator) mekanis kecuali Direksi Pekerjan mengijinkan menggunakan cara pemadatan dengan tenaga
manusia. Pemadatan ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.

Perawatan Beton
Beton yang baru dicor harus dilindungi dari hujan dan panas matahari serta kerusakan - kerusakan
lainnya yang disebabkan oleh gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras. Permukaan beton
harus dijaga tetap lembab dengan cara ditutup karung basah atau menggenanginya dengan air selama
waktu perawatan. Lalu lintas baru dapat diijinkan lewat setelah beton berumur 28 hari atau sampai waktu
yang ditentukan Direksi Pekerjaan.
Pembasahan/curing untuk beton yang tidak menggunakan bahan tambahan harus dibasahi selama
minimum 7 hari.

Metoda Pelaksanaan 12-27


I

Y
ia
€,ff.

*%Fa.**

llustrasi Batching Plant Ready Mix

Metoda Pelaksanaan 13-27


r!

L I

llustrasiAngkutan Ready Mix dengan Truck Mix

2.4.3 Pembuatan kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m.

1 Tempat pencetakan
Lokasi tempat pencetakan bisa di pabriUworkshop atau disekitar lokasi pekerjaan dan harus
dipertimbangkan untuk dapat diakses dengan mudah ke lokasi pekerjaan.

2 Cetakan untuk beton pracetak (formwork)


a. Cetakan dapat dibuat dari pelat baja dan rangka baja serta harus cukup kedap untuk
mencegah kebocoran mortar. Untuk pekerjaan berskala besar (volume beton lebih besar dari
1000 m3), harus digunakan cetakan dari pelat baja tebal minimum 3-5 mm.
b. Cetakan harus dibuat rata, datar dan halus;
c. Dinding cetakan harus memiliki lebar dasar flens (flange braces) yang cukup untuk menjaga
kestabilan.
d. Batang flens (flange braces) harus dilebihkan keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi
cetakan. Bagian dasar cetakan harus melekat pada dasar atau fondasi dengan cara dipasak
pada setiap jarak (1 - 2) m, untuk mencegah kemungkinan bagian dasar bergerak dari
tempatnya.
e. Bagian atas cetakan harus lurus dan rata. Kerataan bagian.atastidak boleh berbeda lebih dari
3 mm untuk setiap panjang 3 m. Acuan ini harus dilengkapi dengan pengunci di ujung.ujung
bagian yang bersambungan.
f. Bagian ujung cetakan harus terkunci sehingga kaku, untuk mencegah agar cetakan tidak
terpisah ketika beton segar ditempatkan.
g. Beton dicorkan dalam cetakan yang kaku dan mampu menjaga toleransi dimensi yang
ditentukan sesuai dengan gambar.
h. Cetakan untuk beton pracetak harus kuat terhadap pendistribusian beton segar ke seluruh
cetakan sehingga tulangan, ruji, angkur dan panel tidak bergeser atau lepas.
i. Semua cetakan yang rusak, yang menyebabkan penyimpangan atau kerusakan pada beton
pracetak akibat pemindahan cetakan atau hal lainnya harus diperbaiki atau diganti sebelum
digunakan kembali.
j. Cetakan harus dikontrol setiap saat akibat pembongkaran cetakan selama mengeluarkan
kubus beton pracetak dari cetakan.

3 Pelaksanaan produksi panel pracetak

3.1 Toleransi dimensi panet pracetak


Pelaksanaan produksi kubus beton pracetak harus sesuai dengan dimensi dan detail
sesuai dengan dimensi serta mengikuti persyaratan dalam spesifikasi teknik atau sesuai

Metoda Pelaksanaan 14-27


dengan arahan konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan.

3.2 Titik angkat (lifting point)


Pada setiap kubus beton pracetak harus 1 titik dan ditempatkan sesuai detail gambar
rencana.

3.3 Pengecoran beton pracetak


a. Persiapan sebelum pengecoran
Pengawasan dan pengendalian pengecoran kubus beton pracetak harus disiapkan
dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam sebelum memulai suatu pengecoran.

b. Penakaran dan pencampuran beton


Penakaran dan pencampuran beton harus dilaksanakan sesuai SNI 2834 tentang tata
cara pembuatan rencana campuran beton normal. Apabila digunakan beton siap
campur (ready-mixed concrete), campuran beton harus sesuai dengan persyaratan
dalam SNI 4433 tentang Spesifikasi beton siap pakai.
Pencampuran bahan beton dan bahan tambah harus dilakukan sebagai berikut:
1) Beton harus dicampur di bawah penerangan yang memadai, baik penerangan
alamiah maupun buatan;
2) Bahan tambah yang berupa cairan harus dicampur ke dalam air sebelum
dituangkan ke dalam mesin pengaduk. Seluruh air campuran harus sudah
dimasukkan ke dalam mesin pengaduk sebelum seperempat masa pengadukan
selesai;
3) Mengencerkan kembali beton dengan menambah air atau dengan cara lain tidak
diperkenankan. Bila beton dikirim dalam truk pencampur atau truk pengaduk
dengan perbandingan air-semen lebih rendah daripada perbandingan air- semen
rencana, penambahan air dimungkinkan untuk mencapai slump rencana, dengan
catatan bahwa perbandingan air-semen rencana tidak boleh dilampaui dan
operasi pencampuran dilakukan tidak lebih dari 45 menit sejak dimulainya
pencampuran agregat dan semen.

c. Penempatan beton dalam cetakan


1) Beton harus ditempatkan ke dalam cetakan di bawah penerangan yang memadai,
baik penerangan alamiah maupun buatan;
2) Beton harus dicorkan sekaligus dan disebarkan sehingga seluruh cetakan terisi
merata.

d. Pemampatan dan pemadatan beton


1) Vibrator tidak boleh digunakan untuk memindahkan beton ke dalam cetakan;
2) Sebuah penempa bergetar (screed vibrasi) harus digunakan untuk memberikan
kerataan yang tepat di permukaan panel;
3) Untuk mengisi bidang yang rendah, tambahan mortar beton setinggi minimal 25
mm harus disediakan di atas permukaannya sehingga setelah screed vibrator
melintasinya akan membentuk permukaan yang merata;
4) Perataan permukaan harus dilakukan sebelum lelehan air mengumpul di
permukaan beton kubus pracetak. Semua tepi cetakan harus dihaluskan untuk
mencegah terkelupas selama pemasangan cetakan;
5) Pemampatan atau pemadatan dan penyelesaian beton pracetak harus
memperhatikan kerataan permukaan, kerataan tepi dan tebal bagian tengah.

3.4 Selimut beton


Tebalselimut beton daribaja tulangan minimum 3,0 cm. dan harus ditambah 1,5 cm untuk
beton yang kontak langsung dengan permukaan tanah.

3.5 Pekerjaan penyelesaian akhir


a. Sebelum dilakukan pekerjaan penyelesaian akhir, pada waktu beton dalam cetakan
masih plastis, harus dilakukan pemeriksaan terhadap kerataan tepi, kerataan dan
tebal bagian tengah. Bila kerataan tidak memenuhi persyaratan maka harus segera
diperbaiki;
b. Semua permukaan beton harus bebas dari penyimpangan dan warnanya seragam;

Metoda Pelaksanaan 't5 - 27


c. Permukaan bawah, samping dan atas harus halus;

3.6 Perawatan
Perawatan permukaan beton mulai dilakukan segera setelah perapihan selesai.
a. Kondisi dan perawatan selama pengecoran
1) Kubus-kubus beton pracetak harus dilindungi dari sinar matahari langsung,
kondisi angin yang dapat mengeringkan kubus beton selama perawatan, baik di
dalam ruangan atau di bawah atap;
2) Selama pelaksanaan kubus beton harus menyediakan termometer untuk
memonitor temperatur beton dan untuk menjamin kondisi berikut dipenuhi:
a. Segera setelah penempatan campuran beton, permukaan yang tidak
dilindungi harus terhindar dari kecepatan angin lebih besar dari 15 km/jam;
b. Segera setelah penempatan campuran beton, kubus-kubus beton pracetak
harus dipelihara di bawah kondisi perawatan yang diperlukan;

b. Perawatan dengan penutup


Bahan penutup dapat terbuat dari plastik, karung goni basah, atau geotekstil.
1) Penutupan dengan lembaran plastik, harus tertambat kokoh terhadap tiupan
angin di permukaan serta mempunyai sambungan tumpang tindih sekurang-
kurangnya 300 mm dan dipasang hingga kadar air di bawahnya tidak menguap
ke luar;
2) Karung goni atau geotekstil yang digunakan sebagai penutup harus lembap;
3) Perawatan harus dimulai segera setelah beton cukup mengeras untuk mencegah
kerusakan permukaan oleh bahan penutup yang lembap;
4) Bahan penutup harus terjaga tetap dalam keadaan lembap paling tidak sampai
70% kekuatan beton yang disyaratkan tercapai.

4 Penanganan, pengangkutan dan penyimpanan

4.1 Penanganan (penandaan, pembongkaran cetakan, pengangkatan panel kubus beton


dan perbaikan)

Pelaksanaan penanganan meliputi penandaan panel kubus beton pracetak,


pembongkaran cetakan (form removal), pengangkatan panel kubus beton dan perbaikan.

4.',1.1 Penandaan
Setiap kubus beton pracetak harus diberi tanda di sisi kubus dengan label yang
jelas menunjukkan:
a. Nomor identitas pekerjaan;
b. Tanggal cetak;
c. Tanda nomor unit secara berurutan seperti.yang ditunjukkan pada gambar
pelaksanaan, dan
d. Semua tanda{anda lain yang diperlukan dengan memperhatikan posisi
kubus yang akan dipasang di lapangan.

4.1.2 Pembongkaran cetakan (formwork removal)


Untuk beton pracetak menggunakan cetakan permanen, cetakan tidak boleh
dibongkar dan diangkat sampai beton yang baru dicor telah mengeras dan
sesudah dilakukan pemindahan. Cetakan tersebut harus dibongkar secara hati-
hati untuk menghindari kerusakan pada beton.

4.1.3 Pengangkatan panel


Kubus-kubus beton diangkat dari cetakannya menggunakan kait yang ada pada
alat pengangkat (mekanik ataupun manual) melalui titik angkat yang tersedia.

4.1.4 Perbaikan

4.1.4.1 Gacat permukaan


Perbaikan kerusakan kubus-kubus beton selama produksi dan
mobilisasi harus ditangani kasus per kasus. kerusakan dalam batas

Metoda Pelaksanaan 16-27


yang dapat diterima harus diperbaiki. Kerusakan yang berulang-
ulang pada kubus-kubus akan menyebabkan penghentian operasi
produksi sampai penyebab kerusakan dapat diperbaiki.

Lubang pada permukaan dengan diameter lebih dari 15 mm dan


kedalaman yang lebih dari 6 mm, panel dianggap cacat.

4.1.4.2 Cacat ringan (minor defect)


a. Rongga berbentuk sarang tawon (honey combing) dengan
panjang kurang dari 300 mm dan lebar kurang dari 75 mm,
pecah tepi (spalls) kurang dari 300 mm dan luas kurang dari75
mm2;
b. Rongga di permukaan memiliki dimensi tidak lebih besar dari
300 mm dan kedalaman kurang dari 6 mm diukur sepanjang
garis lurus;
c. Cacat minor harus diperbaiki dengan melepas semua bahan
yang tidak kokoh dari daerah yang rusak dan menambal
dengan bahan yang baik;
d. Perbaikan harus selesai dipulihkan sebelum kubus-kubus
dipasang;
e. Setiap tambalan parsial yang dalam, yang dilakukan pada
panel yang cacat harus tahan terhadap pukulan palu berat 454
g. Pukulan harus menghasilkan suatu cincin yang tajam yang
mengindikasikan bahwa ikatan pada perbaikan adalah sudah
tepat.

4.1.4.3 Cacat berat (mayor defect)


a. Rongga berbentuk sarang tawon yang lebih panjang dari 300
mm atau lebar lebih dari 75 mm;
b. Spalls yang mengekspos baja tulangan; panjang spalls lebih
besar dari 300 mm atau lebar lebih besar dari 75 mm;
c. Rongga di permukaan dengan dimensi lebih besar dari 300
mm atau lebih dalam dari6 mm, diukur sepanjang garis lurus;
d. Retak yang meluas ke tepi panel dengan lebar retak lebih
besar dari 1 mm; dan total cacat ringan lebih dari 5 persen dari
luas permukaan unit;
e. Setiap saat harus dievaluasi semua cacat dan menentukan
kategori cacat seperti disebutkan di atas berlaku.
Bila cacat pada panel beton pracetak memenuhi salah satu krtiteria
diatas, maka panel beton pracetak tidak dapat diterima sehingga
harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

4.2 Pengangkutan
Setelah pemindahan dan sebelum kubus-kubus beton pracetak dikirim ke lokasi pekerjaan,
bagian produksi panel kubus-kubus beton pracetak harus memeriksa bentuk, volume dan
mutu beton pracetak sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang disyaratkan.

4.3 Penyimpanan panel beton pracetak


a. Penyimpanan panel beton pracetak harus bebas dari kontak langsung dengan
permukaan tanah, ditempatkan pada penyangga kayu dengan ukuran yang seragam
yaitu balok kayu ukuran penampang minimum 7cm x 5cm yang kuat dan lurus dengan
panjang sesuai dengan lebar panel kubus-kubus beton, di atas dasar yang stabil
sehingga tidak turun baik musim hujan maupun kemarau akibat beban dari unit-unit
tersebut.
b. Bilamana unit-unit tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka jumlah panel tidak
boleh melebihi dari 5 unit panel dalam satu tumpukan, disusun masing-masing
dengan penyangga balok kayu yang dipasang di antara tiap lapisan. Setiap
penyangga harus diletakkan tepat di bawah kait pengangkat panel kubus-kubus beton
yang ada dan di atas dasar permukaan yang rata dan stabil.

Metoda Pelaksanaan 't7 - 27


c. Cara penyimpanan harus memperhatikan pula nomor-nomor panel kubus beton yang
telah disusun dan posisi panel-panel kubus yang akan dipasang secara berurutan
untuk mempermudah operasi perakitan di lapangan.
d. Penyimpanan panel-panel kubus sementara di lapangan harus memperhatikan ruang
bebas untuk manuver lengan Excavator dalam radius yang cukup untuk memindahkan
panel dari atas dump truk ke tempat penyimpanan dan sebaliknya. penghalang
seperti cabang pohon, bangunan utllitas seperti kabel listrik dan kabel telepon yang
merentang di atas lokasi pekerjaan harus diamankan.
e. Transportasi panel kubus beton ke lapangan untuk pemasangan harus memakai
metode FIFO (first in first out). Panel kubus beton yang diproduksi terdahulu harus
diangkut ke lapangan lebih dahulu. Masa tenggang waktu antara FIFO adalah paling
tidak dua minggu.

Cetakan kubus beton akan ditempatkan pada lokasi yang cukup luas untuk memproduksi kubus dan
manuver Truck Mixer, pengecoran dilakukan pada pagi hari setelah sore cetakan di buka dan di cor
kembali, satu hari dilakukan pencetakan/pengecoran 2 kali, setelah mencapai umur beton dan di ijinkan
Direksi/Pengawas untuk kemudian diangkut ke tempat pemasangan.

III
laf:
III
Cetakan Kubus

III III
Jalur Jalur Jalur
Truck Truck
,J] Mixer
Truck
Mixer

rrr
n Cetakan Kubus

J1 III
Cetakan Kubus Beton
J1

III III
rrr
n Cetakan Kubus Beton

Kubus
III
Cetakan Kubus Beton

x t

llustrasi Pengecoran Kubus Beton

Metoda Pelaksanaan 18-27


q

., sq
P

llustrasi Pengecoran Kubus Beton

o Waktu yang dibutuhkan 245,00 hari


o Tenaga kerja yang digunakan
Pekerja 245,00 Org/hari
Tukang 49,00 Org/hari
Mandor 25,00 Org/hari
o Bahan yang digunakan
Beton Ready MixK225 39.251,00 m3
Pembesian pengait dia 12 mm L = 0,60 m 123.231,00 kg
Cetakan kubus 1.203,00 bh
o Peralatan yang digunakan
Concrete Vibrator 5,00 unit

Alat-alat untuk penunjang dan keselamatan kerja :


1 Sepatu kareUsafety.
2 Sarung tangan.
3 Masker
4 Helmet.
5 Rambu - Rambu K3

ll.5 Pemasangan kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m


Perlu diperhatikan bahwa Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m yang akan dipasang telah mencapai
kekuatan tertentu sesuai spesifikasi dan telah diperiksa dengan menggunakan alat Sclerometer atau
alaUcara lain sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Pemeriksaan tidak dilakukan terhadap setiap Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m yang akan
dipasang tetapi dilakukan secara acak.
Untuk pemasangan Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m Layer yang terletak jauh dari pantai,
pengangkutannya (shipping) dilakukan dengan cara di angkut oleh excavator ampibious kemudian
dibawa ke lokasi pemasangannya.

Metoda Pelaksanaan 19-27


Pemasangannya (placing) dilakukan satu persatu dengan menggunakan Excavator Amphibius Long Arm
yang telah disetujui oleh Direksi.
Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m harus disusun mulai dari elevasi paling bawah di atas
geotekstil dan sesek bambu yang telah dihamparkan terlebih dahulu dan harus disusun dalam lapisan
horizontal secara acak (random) sampai mencapai ketebalan yang diinginkan.
Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m sebagai pelindung harus diletakkan satu persatu dan tidak
boleh ditempatkan dengan cara dumping atau dropping. Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m harus
benar-benar berpijak pada lapisan pengisi dibawahnya dan harus disusun sedekat mungkin satu dengan
yang lain agar saling mengunci.
I

I
I t
t*
rI
.&, -dn*i
@=. .-clqr

.**.q4
I t
I .tr.. &

I
I llustrasi Excavator Amphibius Yang Akan Dipergunakan

Ilustrasi Pemasangan Kubus Beton

Metoda Pelaksanaan 20-27


l
l

*1 *

llustrasi Pemasangan Kubus Beton

Y'

5
I

Ilustrasi Pemasangan Kubus Beton

Metoda Pelaksanaan 21 -27


Y-..F
ar-i

llustrasi Pemasangan Kubus Beton

xtrgus ggrofl
ft-5tnra55a t
oersrv{G

!a
H
&+Zd,
--1-
-\ffi zt r*YL , |l mmt->
ddt &{h
'*O-5m
-1.d,
9lom
--'
-zfi FA,{J,A$G 2 fr
JARAX I a
noo
1.@
d@
-&@

Ilustrasi Breakwater Kubus Beton

o Waktu yang dibutuhkan 245,00 hari


o Tenaga kerja yang digunakan
Pekerja 5't,00 Org/hari
Mandor 6,00 Org/hari
o Peralatan yang digunakan
Excavator Amphibius Long Arm 2,00 unit

Alat-alat untuk penunjang dan keselamatan kerja :


1 Sepatu kareUsafety.
2 Sarung tangan.
3 Masker
4 Helmet.
5 Rambu - Rambu K3

III PEKERJAAN ANGKUTAN

lll.1 Anqkut kubus beton dengan iarak 75 m


Perlu diperhatikan bahwa Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m yang yang akan dipasang telah
mencapai kekuatan tertentu sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.

Metoda Pelaksanaan 22-27


Untuk pemindahan/pengangkutan Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m yang yang terletak dipinggir
pantai, pengangkutannya dilakukan dengan menggunakan excavator yang dimodifikasi pada bucketnya
terdapat kaitan dari besi untuk mengangkat kubus beton dan angkutannya dengan Dump Truck dengan
jarak angkut 75 m

o Waktu yang dibutuhkan 245,00 hari


o Tenaga kerja yang digunakan
Pekerja 5,00 Org/hari
Mandor 1,00 Org/hari
o Peralatan yang digunakan
Excavator Standar 1 00 unit
Qump Truck 1 00 unit

Alat-alat untuk penunjang dan keselamatan kerja


1 Sepatu kareUsafety.
2 Sarung tangan.
3 Masker
4 Helmet.
5 Rambu - Rambu K3

w
t
I
t'
m

):

llustrasi Angkutan Kubus Beton

lll.2 Angkut kubus beton denqan iarak 500 m


Perlu diperhatikan bahwa Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m yang yang akan dipasang telah
mencapai kekuatan tertentu sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.

Untuk pemindahan/pengangkutan Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m yang yang terletak dipinggir
pantai, pengangkutannya dilakukan dengan menggunakan excavator yang dimodifikasi pada bucketnya
terdapat kaitan dari besi untuk mengangkat kubus beton dan angkutannya dengan Dump Truck dengan
jarak angkut 500 m

o Waktu yang dibutuhkan 245,00 hari


o Tenaga kerja yang digunakan
Pekerja 16,00 Org/hari
Mandor 2,00 Org/hari
o Peralatan yang digunakan
Excavator Standar 1,00 unit

Metoda Pelaksanaan 23-27


Dump Truck 1,00 unit

Alat-alat untuk penunjang dan keselamatan kerja :


1 Sepatu kareUsafety.
2 Sarung tangan.
3 Masker
4 Helmet.
5 Rambu - Rambu K3

I
1 f\

t
r!

Ilustrasi Angkutan Kubus Beton

Irl

llustrasi Angkutan Kubus Beton

Metoda Pelaksanaan 24-27


!V PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA

ldentifikasi bahaya harus dilakukan setiap metode konstruksi / metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;

Setiap metode kerja / konstruksi yang diusulkan penyedia, harus diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitasnya
pelaksanaannya dan efisiensi bahayanya. Jika semua faktor kondisi lokal/tanah/cuaca, alat, perkakas,
material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja operator, maka metode kerja dapat
disetujui.

Setiap tahapan pelaksanaan kontruksi utama yang mempunyai potensi bahaya harus dilengkapi dengan
metode kerja yang selamat dan aman. Misal untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan
perancah, lantai kerja, papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung serta APD yang sesuai antara lain helm dan
sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah, berpasir
yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5m atau lebih mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses
bagi pekerja untuk naik/turun.

Setiap tenaga ahli harus mempunyai kemampuan untuk melakukan proses manajemen resiko (identifikasi
bahaya,penilaian resiko dan pengendalian resiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan resiko yang terkait pada bentuk
rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja tersebut telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima
sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku.

Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 diatas mempunyai kemampuan melakukan analisis
keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaan, untuk memastikan bahwa
potensi bahaya dan resiko telah teridentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja
atau penyakit di tempat kerja.

Setiap identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko sebelum diterapkan harus ditinjau dan
dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh Ahli K3. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus
dilakukan oleh Ahli K3 dengan Ahli K3 Konstruksi.

Kegiatan penyelenggaraan Sistem ManaJemen Keselamatan Konstruksi, mencakup:


1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
RKK berisikan dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Bidang PU dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan
disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia
Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan SMK3 Bidang PU.

2. Sosialisasi, Promosidan Pelatihan terkait SMK3


Untuk mengurangi jumlah kecelakaan kerja secara efektif, diperlukan suatu sistem yang terintegrasi dari
tingkat manajemen sampai dengan pekerja operasinal di lapangan. Penyedia Jasa wajib melaksanakan
Bimbingan Teknis SMK3, pelatihan yang terkait pekerjaan konstruksi, dan menyempurnakan metode
dan SOP pelaksanaan pekerjaan serta dilaksanakan secara konsisten, sehingga meningkatkan
kapasitas manusia.

3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan AIat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung kerja dan Alat pelindung diri yang dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai
dengan jenis pekerjaannya harus dalam kondisi baru dan memenuhi standar yang berlaku.
Standar warna helm yang digunakan, sebagai berikut :
- Tamu proyek - warna putih polos;
- Tim proyek:
o Pelaksana - warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);
o Kepala pelaksana - warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8 mm);
o Kepala proyek - warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @ 8mm, dan 1 strip 15
mm di bagian paling atas.
- Pekerja pada Unit K3 - warna merah;
- Pekerja pada Unit kerja Sipil - warna kuning;
- Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal (ME) - warna biru;

Metoda Pelaksanaan 25-27


Pekerja pada Unit kerja Lingkungan - warna hijau; dan
Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan petindung kepala.

4. Asuransi dan Perizinan terkait SMK3


Penyedia Jasa wajib memastikan setiap peralatan yang digunakan harus memenuhi standardisasi,
kalibrasi, dan masa layanan sebelum pelaksanaan pekerjaan yang dibuktikan dengan Sertifikat lzin
Layak Operasi (SILO) yang masih berlaku dan memastikan seluruh operator alat berat memiliki
kompetensi yang dibuktikan dengan Surat lzin Operator (SlO) yang masih berlaku.

5. Personel K3 Konstruksi
Penyedia Jasa wajib memastikan seluruh tenaga kerja memiliki kompetensi dan dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi dan memperhatikan kesejahteraan pekerja dan program perlindungan pekerja.

6. Fasilitas, Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan


Fasilitas, Sarana, Prasarana SMK3 merupakan fasilitas yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa di
lokasi proyek konstruksi untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja.
- Perlatan P3K
Kotak P3K merupakan perlengkapan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja. Kotak
P3K dianjurkan terdiri dari kapas, perban, plester, obat luka bakar, kasa, Sopra-Tulle, gelas pencuci
mata, aquades, oba tetes mata, obat merah, rivanol, alkohol 70%, balsem, peniti, gunting, vinset,
dan sarung tangan karet.

Ruang P3K
Ruang P3K meliputi tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan, berat badan, tensi
meter, dan lain-lain.

7. Rambu- rambu yang diperlukan dalam SMK3


Penyedia Jasa wajib menyediakan rambu-rambu dalam menunjang kegiatan SMK3 seperti :

- Rambu Keselamatan Kerja


Rambu - rambu yang berisi Petunjuk, Larangan, Peringatan, Kewajiban, dan lnformasi terkait
Pekerjaan di lapangan.
- Evacuation Sign / Akses pintu evakuasi tanpa halangan
Pintu darurat harus dapat mengevakuasi pekerja dengan cepat apabila terjadi bencana. Oleh
karena itu, pintu harus diberi tanda evakuasi, penerangan yang cukup dan tanpa ada halangan
(barang-barang).
- Peralatan lain seperti tongkat pengatur lalu lintas, kerucut lalu lintas, lampu putar, dan lain-lain.

8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi


Penyedia Jasa wajib melakukan peningkatan pengawasan pekerjaan oleh Penyedia Jasa sesuai lingkup
pekerjaan dengan kebutuhan di lapangan.

9. Lain-Lain terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi


Penyedia Jasa wajib melakukan kegiatan dan menyediakan peralatan lainnya untuk meningkatkan
pengendalian risiko SMK3 seperti :
- Pemeriksaan dan pengujian peralatan dan lingkungan kerja
Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan dan pengujian peralatan dan lingkungan kerja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
- Peralatan penunjang SMK3 sepertiAlat Pemadam Api Ringan (APAR), Sirine, Bendera K3, Lampu
darurat (Emergency Lamp) dan lain-lain.
- dan program SMK3 lainnya untuk mewujudkan keselamatan kerja di lapangan.

o Waktu yang dibutuhkan 300 hari kalender

Metoda Pelaksanaan 26-27


Demikian Uraian Metoda Pelaksanaan yang singkat ini, untuk dapat dijadikan pedoman/referensi di lapangan.

Cirebon, 06 Desember 2021


KSO

Kerfasama Operasl

NANA HERDIANA
Kuasa KSO

fr

Metoda Pelaksanaan 27 -27

Anda mungkin juga menyukai