PEKERJAAN:
Pembangunan Groin Pantai Glayem Desa Juntinyuat Kec. Juntinyuat Kab. Indramayu
a a I -I
(PT. GUitAtGRvA ilUSAtTtTARA - PT. TARUITA PUTRA PEmm)
Jl Brifpnd. tgn. SbrnGr Rryadi f,Io 9 Kota CkGbon 45t2t
T: +$22?1.22t!55 -22t'157 F:+62 23'l 2211* LI
METODA PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Groin Pantai Glayem Desa Juntinyuat Kecamatan Juntinyuat Kab.
lndramavu meliputi :
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasidan Demobilisasi 1,00 Ls
2 Pembuatan Jalan Akses (Pengurugan Sirtu) 2.385,00 m3
2 PEKERJAAN KONSTRUKSI
1 Pengadaan dan Pemancangan dolken dia. 7 - 10 cm 84.920,00 m'
2 Pengadaan dan Pemasangan sesek bambu 41.538,00 m2
3 Pengadaan dan Pemasangan geotextile non woven 41.538,00 m2
4 Pembuatan kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m 231.288,00 bh
5 Pemasangan kubus beton ukuran 0,S5 x 0,S5 x 0,55 m 231.288,00 bh
3 PEKERJAAN ANGKUTAN
1 Angkut kubus beton dengan jarak 75 m 125.700,00 bh
2 Angkut kubus beton dengan jarak 500 m 105.588,00 bh
! PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan
konstruksi/pekerjaan pokok setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang dalam hal ini meliputi pekerjaan
Barak Kerja, Gudang dan Base Camp akan dibuat untuk pelaksanaan pekerjaan yang jaraknya dekat
terhadap dengan lokasi pekerjaan dengan cara menyewa tanah atau rumah penduduk.
Demobilisasi akan dilakukan secara bertahap setelah tahapan pekerjaan selesai dilaksanakan.
Kontraktor akan memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan, waktu mobilisasi dan demobilisasi
g Foto Dokumentasi
Foto dokumentasi diambil secara bertahap dengan tahapan 0 % (Kondisi lapangan
dalam keadaan awal
pekerjaan), 50 % (Kondisi lapangan sedang dalam pelaksanaan/konstrut<Ji
misit< sesuai dengan
kegiatan pekerjaan) dan 100 % (Kondisi lapangan selesai sesuai dengan gambar
kerja dan diterima oleh
Direksi pekerjaan).
Foto dokumentasi memuat nama kegiatan, nama saluran, nama bangunan dan
kondisi saat
pengambilan.
Foto dokumentasi diambil titik yang tetap untuk o%, 50 o/o dan,loo %.
Foto dokumentasi dibuat 6 rangkap atau sesuai permintaan Direksi pekerjaan
dan diserahkan pada
akhir pekerjaan termasuk negatifnya. Peralatan yang dipergunakan kamera, papan
bor dan alat tulis.
Peralatan yang digunakan Waterpass 1 unit, Theodolit 1 unit, Roll meter 2 unit, patok,
cat dll.
Metoda Pelaksanaan
3-27
. Pengawasan terhadap para pekerja.
. Pengawasan terhadap bahan-bahan, peralatan dan barang-barang milik kontraktor maupun milik
proyek untuk mencegah/menghindari tindak pencurian.
o Melakukan pengawasan terhadap pemakaian peralatan keselamatan kerja seperti topi pengaman,
sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dsb.
o Menjaga keamanan para pekerja dan petugas proyek terhadap ganguan/ancaman dari pihak luar
serta mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan/perkelahian di dalam lingkungan proyek.
r Keselamatan Kerja, meliputi Lingkungan Kerja dan Kesehatan Pekerja dilokasi.
Pengendalian Mutu
Pengendalian Mutu (Quality Control) dilakukan untuk menjamin agar hasil pekerjaan sesuai dengan
mutu yang disyaratkan. Pengendalian mutu dilakukan dengan cara pemeriksaan/pengawasan yang
teratur, hal-halyang perlu diperhatikan antara lain :
o Bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk proyek ini sebelumnya diuji/diperiksa terlebih dahulu
di laboratorium untuk diketahui karakteristiknya dan dapat juga diuji dilapangan bila diperlukan.
r Barang-barang pabrikasi dilampiri sertifikaUrekomendasi dan garansi dari pabrik pembuatnya serta
dilakukan pengujian laboratorium jika perlu.
o Pengiriman bahan dilokasi proyek dan cara penyimpanannya perlu dilakukan dengan benar, agar
bahan tersebut tidak berubah bentuk ataupun mengalami penurunan mutu sehingga tidak dapat
dipergunakan lagi. Pemeliharaan dan perawatan hasil pekerjaan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam spesifikasi teknis.
o Pengujian lapangan terhadap hasil pekerjaan dilakukan pada setiap penyelesaian suatu pekerjaan
untuk mengetahui kualitasnya. Apabila hasilnya tidak memenuhi syarat, baik secara mutu maupun
penampilannya, maka dicari alternatif lain untuk perbaikannya atau di bongkar sesuai Direksi
Lapangan dan evaluasi terhadap penggunaan bahan serta metoda kerjanya.
o Alat-alat ukur dikalibrasi secara berkala agar dapat berfungsi dengan akurat, peralatan konstruksi
sebelum digunakan diperiksa terlebih dahulu baik mengenai kemampuan, kekurangan, kebersihan
maupun kondisi fisik lainnya.
o Para pekerja dan operator selalu diamati cara kerjanya dan dikoreksi apabila terjadi penyimpangan-
penyimpangan dari prosedur dan cara kerjanya, kemampuan dan keterampilan para pekerja selalu
dikembangkan dan ditingkatkan.
o Untuk keperluan pengawasan/pengendalian yang telah disebutkan diatas telah ada penanggung
jawabnya masing-masing. Meskipun demikian secara keseluruhan perlu ditunjukan petugas khusus
yang akan menangani masalah Pengendalian Mutu (Quality Control)
II PEKERJAAN KONSTRUKS!
o Kayu yang digunakan untuk keperluan konstruksi, haruslah kayu kelas ll, atau sejenis dan sesuai
petunjuk Direksi.
o Berhubungan dengan pemakaiannya kayu harus bersifat yang tidak akan merusak atau mengurangi
nilai konstruksi (bangunan) dan ketentuan-ketentuan lain dalam pelaksanaan konstruksi kayu ini,
harus disesuaikan dengan Peraturan Konstruksi Kayu lndonesia N.1.5.1961.
o Mutu kayu yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Kayu harus kering udara, kadar lengas kayu lebih kecil atau sama dengan20%.
b) Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok'dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm
c) Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10 tebal balok.
d) Miring arah serat tidak boleh lebih dari 1/10.
Retak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/5 tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 kayu
o Pemancangan tiang dilakukan dengan Excavator Amphibius Long Arm tegak lurus tidak boleh
miring, kedalaman sampai tanah keras atau sesuai petunjuk direksi dengan jarak sesuai dengan
llustrasi Dolken
aif
EET
llustrasiGedeg Bambu
Bahan Geotextile:
Geotextile Non Woven yang digunakan harus mendapat persetujdan dari Konsultan Supervisi dan / atau
Tim Direksi dengan syarat-syarat minimal sebagai berikut :
1. Berbahan kedap air
2. Berkualitas baik
3. Berbentuk lembar/rolldan mempunyai berat minimal 250 grlm2.
4. Memenuhi Standar Nasional lndonesia (SNl )
Pekerjaan Pemasangan geotex :
o Pekerjaan geotextile dikerjakan setelah pekerjaan pemancangan cerucuk dolken dan matras/sesek
bambu selesai dilaksanakan.
o Pekerjaan Geotextile dilaksanakan dan di gelar atas matras/sesek bambu, peletakan geotextile
tanpa gelombang atau kerutan.
o Sambungan pada Geotextile sesuaidengan spesifikasi atau.petunjuk Direksi Pekerjaan.
r Acuan (cetakan) harus dapat berfungsi membatasi serta menjadikan beton menurut ukuran-ukuran
dan bentuk yang dikehendaki.
o Acuan (cetakan) harus terbuat dari material pelat besi dengan ketebalan minimal 3 mm, dengan
perkuatan besi siku dengan ukuran minimal 30.30.3 pada ke empat sisi untuk setiap satu bidang
acuan (cetakan).
o Sistem pemasangan/pembukaan acuan (cetakan) harus direkayasa sedemikian sehingga dapat
mempercepat waktu pemasangan/pembukaan, tanpa mengabaikan kekuatan stiuktur
sambungan/engselnya.
o Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set gambar rencana acuan
(cetakan) lengkap yang sesuai dengan ketentuan diatas untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Penyerahan tersebut tidak berarti mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa terhadap
keberhasilannya.
o Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen di dalam campuran
beton, harus tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ada tambahan air adukan atau
pengurangan air adukan selama pembetonan.
o Pembetonanan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga campuran seragam (uniform), baik
sewaktu pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian akhir.
r Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi ke cetakan dengan baik, mudah dituang dan
mudah dipadatkan (tidak terjadi segregasi ataupun bleeding).
o Perawatan (cuing) yang baik pasca-pembetonan.
o Pasir Beton, harus yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan, tidak boleh mengandung debu, gradasi harus beraneka ragaml heterogen, tajam dan
keras serta tidak boleh mengandung bahan - bahan organik yang dapat merusak/ menurunkan
kualitas beton.
o Kerikil, Split, Batu Pecah, harus berukuran ebih besar dari 5 mm, keras & tajam, tidak berpori,
tidak boleh mengandung butir - butir pipih lebih 20o/o berat seluruh, tidak boleh mengandung lumpur,
tidak boleh mengandung zal - zal yang dapat merusaU menurunkan kualitas beton.
r Semen (Portland Cement : 50 Kg) Type V, dengan persyaratan telah memiliki SNI dan
disyaratkan dapat untuk pekerjaan konstruksi pengairan serta dalam kondisi laik pakai yaitu
kemasannya dalam keadaan utuh dan tidak membatu/mengeras;
o Air, dengan persyaratan bersih/bening tidak benrrrarna, berbau, dan berasa serta tidak mengandung
garam, asam dan senyawa kimia lainnya.
Pencampuran
Pekerjaan Persiapan
Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan sangat penting
untuk memastikan kelancaran pengerjaan beton selanjutnya. Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan
alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form work), pemeriksaan tulangan, sambungan pengecoran atau
penghentian pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang penahan au (waterstop )
Hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang cukup untuk volume pengecoran
yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses ke tempat penuangan
terakhir, sepertijalan untuk kereta sorong.
Penakaran
Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara pengadukan dan
pengecoran beton sebagai berikut:
o Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc') lebih besar atau sama dengan 20 MPa, proporsi bahan
harus menggunakan takaran berat.
o Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc') lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan dapat
menggunakan takaran volume.
Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil penakaran yang baik.
Untuk volume diatas 5 m3 pada setiap lokasi pekerjaan dan merupakan pekerjaan khusus, maka perlu
dibuat kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm untuk keperluan pengujian kuat tekan di Iaboratorium (pada
kubus tersebut diberi catatan tanggal dibuat dan lokasi pekerjaan).
Pengecoran
Pengadukan secara masinal dengan Ready Mix dilaksanakan untuk pengecoran beton struktur, dan
Pengangkutan
Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi.
r Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan perubahan sifat
beton yang telah direncanakan, seperti faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan.
o Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu yang lebih lama,
maka harus dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan (admixture type
retarder).Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah, acuan dan pekerjaan
persiapan selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Slump test akan dilakukan selama pekerjaan beton untuk menjamin konsistensi sehingga nilai air
semen tetap.
Penuangan (Pengecoran)
Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan
beton dengan mutu yang diinginkan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain :
o Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan, agar dapat
mengisi bekisting dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
segregasi. Segregasi adalah pemisahan butiran agregat kasar dari adukan dan dapat menyebabkan
sarang kerikil yang mengakibatkan kekuatan beton berkurang.
o Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus
dilakukan sebelum lapisan beton sebelumnya mencapaiwaktu setting awal (initial setting time).
o Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan lain
tidak boleh digunakan lagi.
Pemadatan
Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam
menentukan kekuatan dan ketahanan beton yang telah mengeras.
Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadiwaktu settrng awal
dari beton segar. Seffrng beton segar di lapangan dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam
beton tanpa kekuatan dan dapat masuk 10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk
menghilangkan rongga-rongga udara sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal. Tingkat kepadatan
yang dapat dicapai bergantung pada :
o Komposisi bahan beton.
o Cara dan usaha pemadatan di lapangan.
Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang tongkat atau besi
tulangan ke dalam secara berulang-ulang, atau dengan menumbuk beton segar dengan alat penumbuk.
Pemadatan dengan penumbukan dilakukan bila mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang
sangat sedikit, atau campuran yang kaku. Pemadatan dengan penusukan tongkat dilakukan terhadap
beton yang cukup plastis.
Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum penggetar terdiri dari
mesin dan selang karet dengan ujung baja lancip yang menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran
per menit.
Berikut ini beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat jarum penggetar :
o Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya sendiri.
o Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam pengaruh getaran
antara satu titik dengan titik lainnya.
o Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen atau menjadi licin,
maka pemadatan telah cukup dan harus pindah ke titik lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar
sehingga lubang yang ditinggalkan ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya.
o Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 - 15 detik.
o Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding .
o Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak daya lekat ujung
pembesian lain dengan beton yang telah mulai setting.
o Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting.
o Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam pengisian bekisting.
Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar.
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat pemadat (internal atau external
vibrator) mekanis kecuali Direksi Pekerjan mengijinkan menggunakan cara pemadatan dengan tenaga
manusia. Pemadatan ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
Perawatan Beton
Beton yang baru dicor harus dilindungi dari hujan dan panas matahari serta kerusakan - kerusakan
lainnya yang disebabkan oleh gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras. Permukaan beton
harus dijaga tetap lembab dengan cara ditutup karung basah atau menggenanginya dengan air selama
waktu perawatan. Lalu lintas baru dapat diijinkan lewat setelah beton berumur 28 hari atau sampai waktu
yang ditentukan Direksi Pekerjaan.
Pembasahan/curing untuk beton yang tidak menggunakan bahan tambahan harus dibasahi selama
minimum 7 hari.
Y
ia
€,ff.
*%Fa.**
L I
1 Tempat pencetakan
Lokasi tempat pencetakan bisa di pabriUworkshop atau disekitar lokasi pekerjaan dan harus
dipertimbangkan untuk dapat diakses dengan mudah ke lokasi pekerjaan.
3.6 Perawatan
Perawatan permukaan beton mulai dilakukan segera setelah perapihan selesai.
a. Kondisi dan perawatan selama pengecoran
1) Kubus-kubus beton pracetak harus dilindungi dari sinar matahari langsung,
kondisi angin yang dapat mengeringkan kubus beton selama perawatan, baik di
dalam ruangan atau di bawah atap;
2) Selama pelaksanaan kubus beton harus menyediakan termometer untuk
memonitor temperatur beton dan untuk menjamin kondisi berikut dipenuhi:
a. Segera setelah penempatan campuran beton, permukaan yang tidak
dilindungi harus terhindar dari kecepatan angin lebih besar dari 15 km/jam;
b. Segera setelah penempatan campuran beton, kubus-kubus beton pracetak
harus dipelihara di bawah kondisi perawatan yang diperlukan;
4.',1.1 Penandaan
Setiap kubus beton pracetak harus diberi tanda di sisi kubus dengan label yang
jelas menunjukkan:
a. Nomor identitas pekerjaan;
b. Tanggal cetak;
c. Tanda nomor unit secara berurutan seperti.yang ditunjukkan pada gambar
pelaksanaan, dan
d. Semua tanda{anda lain yang diperlukan dengan memperhatikan posisi
kubus yang akan dipasang di lapangan.
4.1.4 Perbaikan
4.2 Pengangkutan
Setelah pemindahan dan sebelum kubus-kubus beton pracetak dikirim ke lokasi pekerjaan,
bagian produksi panel kubus-kubus beton pracetak harus memeriksa bentuk, volume dan
mutu beton pracetak sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang disyaratkan.
Cetakan kubus beton akan ditempatkan pada lokasi yang cukup luas untuk memproduksi kubus dan
manuver Truck Mixer, pengecoran dilakukan pada pagi hari setelah sore cetakan di buka dan di cor
kembali, satu hari dilakukan pencetakan/pengecoran 2 kali, setelah mencapai umur beton dan di ijinkan
Direksi/Pengawas untuk kemudian diangkut ke tempat pemasangan.
III
laf:
III
Cetakan Kubus
III III
Jalur Jalur Jalur
Truck Truck
,J] Mixer
Truck
Mixer
rrr
n Cetakan Kubus
J1 III
Cetakan Kubus Beton
J1
III III
rrr
n Cetakan Kubus Beton
Kubus
III
Cetakan Kubus Beton
x t
., sq
P
I
I t
t*
rI
.&, -dn*i
@=. .-clqr
.**.q4
I t
I .tr.. &
I
I llustrasi Excavator Amphibius Yang Akan Dipergunakan
*1 *
Y'
5
I
xtrgus ggrofl
ft-5tnra55a t
oersrv{G
!a
H
&+Zd,
--1-
-\ffi zt r*YL , |l mmt->
ddt &{h
'*O-5m
-1.d,
9lom
--'
-zfi FA,{J,A$G 2 fr
JARAX I a
noo
1.@
d@
-&@
w
t
I
t'
m
):
Untuk pemindahan/pengangkutan Kubus beton ukuran 0,55 x 0,55 x 0,55 m yang yang terletak dipinggir
pantai, pengangkutannya dilakukan dengan menggunakan excavator yang dimodifikasi pada bucketnya
terdapat kaitan dari besi untuk mengangkat kubus beton dan angkutannya dengan Dump Truck dengan
jarak angkut 500 m
I
1 f\
t
r!
Irl
ldentifikasi bahaya harus dilakukan setiap metode konstruksi / metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
Setiap metode kerja / konstruksi yang diusulkan penyedia, harus diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitasnya
pelaksanaannya dan efisiensi bahayanya. Jika semua faktor kondisi lokal/tanah/cuaca, alat, perkakas,
material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja operator, maka metode kerja dapat
disetujui.
Setiap tahapan pelaksanaan kontruksi utama yang mempunyai potensi bahaya harus dilengkapi dengan
metode kerja yang selamat dan aman. Misal untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan
perancah, lantai kerja, papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung serta APD yang sesuai antara lain helm dan
sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah, berpasir
yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5m atau lebih mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses
bagi pekerja untuk naik/turun.
Setiap tenaga ahli harus mempunyai kemampuan untuk melakukan proses manajemen resiko (identifikasi
bahaya,penilaian resiko dan pengendalian resiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan resiko yang terkait pada bentuk
rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja tersebut telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima
sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku.
Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 diatas mempunyai kemampuan melakukan analisis
keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaan, untuk memastikan bahwa
potensi bahaya dan resiko telah teridentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja
atau penyakit di tempat kerja.
Setiap identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko sebelum diterapkan harus ditinjau dan
dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh Ahli K3. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus
dilakukan oleh Ahli K3 dengan Ahli K3 Konstruksi.
5. Personel K3 Konstruksi
Penyedia Jasa wajib memastikan seluruh tenaga kerja memiliki kompetensi dan dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi dan memperhatikan kesejahteraan pekerja dan program perlindungan pekerja.
Ruang P3K
Ruang P3K meliputi tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan, berat badan, tensi
meter, dan lain-lain.
Kerfasama Operasl
NANA HERDIANA
Kuasa KSO
fr