KERJA PRAKTIK
UNIVERSITAS INDONESIA
KERJA PRAKTIK
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik
Dosen Pembimbing :
Dr. Imam Jauhari Maknun, ST., MT., M.Sc.
Universitas Indonesia
iii
Universitas Indonesia
iv
STATEMENT OF AUTHENTICITY
This report is one of our research, and all of the references either quoted or cited have
Universitas Indonesia
v
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Universitas Indonesia
vi
LEGALIZATION PAGE
Proposed by:
Universitas Indonesia
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kesempatan yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
kegiatan Kerja Praktek beserta laporan Kerja Praktek dengan baik dan benar. Adapun
penulisan laporan KP ini ditujukan sebagai prasyarat untuk menyelesaikan program
pendidikan di Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
Tentunya, Laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Maka, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Imam Jauhari Maknun, S.T., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang
sudah bersedia memberikan arahan, bimbingan, ilmu, waktu, dan tenaga dalam
membantu kami dalam proses penulisan laporan.
2. Bapak Keliek Pramono, selaku Project Manager Proyek Sushi Masa Tower.
3. Bapak Anton dan Bapak Mathius, selaku pembimbing lapangan.
4. PT. Bahas Rekasatya, selaku perusahaan tempat penulis melakukan kegiatan
kerja praktek dalam jangka waktu dua bulan, yang telah bersedia memberikan
tempat dan waktu untuk memberi ilmu dan membantu kami menyelesaikan
laporan ini.
5. Keluarga tim penulis yang telah memberikan dukungan dan doa dalam segala
proses pelaksanaan Kerja Praktek.
Akhir kata, kami berdoa agar Tuhan memberkati segala pihak yang telah
bersedia membantu kami dan penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca sehingga laporan ini dapat dijadikan gambaran informasi mengenai apa
yang akan dilakukan pada dunia kerja di bidang Teknik Sipil dan Lingkungan.
Tim Penulis
Universitas Indonesia
viii
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
ix
Universitas Indonesia
x
Universitas Indonesia
xi
Universitas Indonesia
xii
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
xiii
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
xiv
Universitas Indonesia
xv
Gambar 6.10 Pemanfaatan Limbah Kayu Bekisting Sebagai Alat Pendukung Proyek 126
Gambar 6.11 Sisa Limbah Cair pada Toilet Basement ................................................. 127
Gambar 6.12 Toilet Portabel Proyek Sushi Masa Tower............................................. 128
Gambar 6.13 Penampungan Urinoir Sementara pada Lantai 3 .................................... 128
Gambar 6.14 (a) Influent (b dan c) Effluent Pembuangan Septictank Biofilter ............ 129
Gambar 6.15 Limbah B3 Proyek Sushi Masa Tower ................................................... 130
Gambar 6.16 Sisa Beton Kering Hasil Pengecoran ...................................................... 130
Universitas Indonesia
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah menjalani perkulihan selama 6 semester, dimana mahasiswa sudah
dibekali dengan teori-teori dasar mengenai dunia Teknik Sipil, maka pada kesempatan
ini mahasiswa diberikan waktu untuk mempelajari dunia dan sistem kerja Teknik Sipil
secara langsung. Kesempatan ini dirasa sangat penting, mengingat ilmu yang selama ini
diberikan oleh tim dosen Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia adalah bersifat
teoritis, sedangkan dalam waktu dekat ini, mahasiswa akan menghadapi dunia kerja
yang sebenarnya, yang nantinya diharuskan untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang ada di lapangan.
Solusi-solusi tersebut bisa didapat dari pengalaman-pengalaman di lapangan
dan tidak hanya berdasarkan teori yang ada di kuliah. Dengan menggabungkan teori
yang didapat dari kampus dan pengalaman di lapangan, tentunya akan menjadi
kombinasi yang sangat baik untuk menjadi bekal di dunia kerja.Hal-hal yang bisa
didapat oleh mahasiswa adalah cara membuat penjadwalan yang baik dan memastikan
bahwa semua berjalan sesuai dengan timeline tanpa melupakan kualitasnya; Cara
menjaga hubungan yang baik dengan sesama pekerja, baik itu kepada Project Manager,
sesama staff, maupun pekerja bangunan, karena dengan hubungan yang baik akan
menciptakan suasana kerja yang baik pula; bagaimana caranya untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan mendadak (seperti adanya perubahan desain, kesalahan
mandor, dll).
Poin-poin ini sangat penting untuk mahasiswa pelajari agar dapat menjalankan
project dengan maksimal nantinya. Inilah hal-hal yang tidak mahasiswa dapatkan dalam
perkuliahan di kelas, pengalaman mengkoordinasikan suatu kelompok pekerja dalam
suatu proyek. Tetapi, tentu saja bukan hanya hal-hal yang disebutkan diatas yang
menjadi nilai yang sangat penting. Namun dalam pengalaman ini, mahasiswa
diharapkan mampu membandingkan apakah yang dipelajari di kampus dan yang
diterapkan di dunia nyata sesuai. Jika tidak sesuai, apa alasannya. Mahasiswa juga
diharapkan mampu memberikan gagasan-gagasan inovatif untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang ada.
1.2 Tujuan Kerja Praktik
Universitas Indonesia
2
Adapun tujuan dari adanya Kerja Praktik Departemen Teknik Sipil, Universitas
Indonesia adalah sebagai berikut :
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi persyaratan akademik dari Departemen Teknik Sipil
Universitas Indonesia.
Mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dalam perkuliahan kedalam
proyek.
Membandingkan ilmu (teori) yang didapatkan dalam perkuliahan dengan
kenyataan di lapangan.
Mendapatkan gambaran dan pengalaman dunia kerja Teknik Sipil dan Teknik
Lingkungan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mempelajari metode konstruksi yang digunakan pada proyek.
Mempelajari sistem manajemen dari proyek.
Mengembangkan kemampuan meng-observasi.
Mengembangkan sikap kritis terhadap permasalahan pada proyek.
Menganalisis mengapa bisa terjadi suatu permasalahan pada proyek.
Menganalisis solusi yang dapat diterapkan terhadap masalah yang ada.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab.
Menambah koneksi dengan pihak-pihak dan pelaksana proyek.
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
manajemen K3, stakeholder K3, Program Kerja K3, Instrumen K3 dan Alur
Tanggap Darurat.
BAB 6 : Manajemen Lingkungan
Bab ini akan membahas tentang manajemen lingkungan proyek dari
segi identifikasi Sumber Limbah Konstruksi, Pengadaan Sarana Lingkungan
Selama Proyek dan Pengujian Kualitas Air Proyek.
BAB 7 : Permasalahan
Bab ini akan membahas permasalahan yang terjadi selama kegiatan
kerja praktik dalam proyek Sushi Masa Tower serta solusi mengenai
permasalahan tersebut. Permasalah proyek akan dibagi menjadi 3 subbab yang
terdiri dari permasalahan Manajemen Proyek, Metode Konstruksi, Manajemen
K3L, dan Manajemen Lingkungan proyek.
BAB 8 : Penutup
Bab ini akan membahas kesimpulan serta saran penulis terhadap
kegiatan proyek pembangunan selama kerja praktik berlangsung.
Universitas Indonesia
6
BAB 2
GAMBARAN UMUM PROYEK
2.1 Latar Belakang Pembangunan Proyek
Seiring berkembangnya jaman, Industri semakin banyak dan maju dengan
pesat. Ditambah lagi dengan adanya kawasan-kawasan khusus Industri yang dibangun
oleh Developer atau pengembang properti. Hal inilah yang semakin mempermudah
pertumbuhan bisnis/industri yang ada, karena semua akses dan fasilitas sudah
diperhitungkan dengan baik oleh pihak developer.
Bangunan ini bernama Sushi Masa Tower, sebuah bangunan bertingkat 17
yang akan digunakan sebagai restoran, cool storage, kantor, dan aula. Bangunan ini
berlokasi Jl. Boulevard Gading Serpong Scientia Garden, Gading Serpong, Kabupaten
Tangerang, Banten, Jawa Barat. Bangunan ini berlokasi di pusat bisnis Summarecon
Serpong, dimana lantai 1 akan digunakan sebagai restoran Sushi Masa, lalu cool storage
pada lantai 5-12, dan kantor.
Universitas Indonesia
7
utamanya, PT. Irawan Utama berhenti melakukan kegiatan proyek akibat beberapa
permasalahan. Laporan ini dibuat setelah proyek telah berjalan selama 1 bulan. Selama
berjalan satu bulan, PT. Bahas Rekasatya memulai aktifitas konstruksi mulai dari lantai
2. Setelah kegiatan Kerja Praktik berakhir, PT. Bahas Rekasatya telah membangun
hingga lantai 5 selama rentang waktu 2 bulan.
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
kerja proyek (1) dengan tujuan efisiensi dan efektivitas penempatan dari lokasi-lokasi
site layout.
BAB 3
MANAJEMEN PROYEK
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
Pada proyek struktur atas, sistem pendanaan yang digunakan adalah unit price,
dikarenakan pihak owner belum dapat memastikan berapa biaya total yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek Sushi Masa Tower ini.
Proyeksi Persyaratan
Persyaratan proyek ini disusun berdasarkan standar melalui persetujuan pihak
owner.
Spesifikasi Proyek
Spesifikasi proyek disetujui oleh pihak owner dan kontraktor berdasarkan
desain dari konsultan.
Persyaratan dan Persetujuan
Persyaratan dan persetujuan disetujui oleh pihak owner maupun pihak
kontraktor. Persyaratan dan Persetujuan terikat dan dinyatakan dalam kontrak.
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Proyek Sushi Masa Tower ini mempunyai nilai proyek lebih dari Rp 10 miliar.
Sistem pembayaran yang dilakukan dalam proyek ialah menggunakan sistem Milestone.
Milestone adalah metode pembayaran dimana suatu bagian item pekerjaan dibuat
seolah-olah menjadi temporary finish atau selesai sementara atas sekelompok atau
serangkaian pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagian dari schedule besar. Pembayaran
pertama dari Owner kepada Kontraktor dilakukan pada milestone pekerjaan lantai 4.
Ketika Lantai 4 sudah selesai dikerjakan hingga sudah dilakukan curing pada plat lantai
4 maka Pihak Bahas Rekasatya dapat mengajukan permohonan pencairan dana untuk
milestone lantai 4.
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
Diameter
D Sudut Lengkung
No. Pelengkung Penampilan Keterangan
(mm) (Derajat)
(mm)
1 10 35 180 Tidak Retak Sesuai
2 13 46 180 Tidak Retak Sesuai
3 16 56 180 Tidak Retak Sesuai
4 19 95 180 Tidak Retak Sesuai
5 22 110 180 Tidak Retak Sesuai
6 25 125 180 Tidak Retak Sesuai
7 32 224 180 Tidak Retak Sesuai
Sumber : PT. Bahas Rekasatya, 2019
Dari hasil table pengujian, dapat diketahui bahwa semua tulangan atau specimen
yang diuji tidak mengalami crack atau retak sehingga semua lolos uji lengkung.
Universitas Indonesia
21
Pengujian yang terakhir dilakukan adalah Pengukuran Diameter Rata-rata dan Berat per
Panjang. Standar yang digunakan pada uji ini adalah SNI 2052-2017 dengan
menggunakan alat Jangka Sorong dan Radwag 10 Kg. berikut hasil pengukuran
diameter rata-rata dan berat per panjang. Dari hasil table pengujian, dapat diketahui
bahwa semua tulangan atau specimen yang diuji tidak sesuai dengan standar.
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Diameter dan Berat
Diameter Aktual Berat / Panjang
D
No. Aktual Min Maks
(mm)
X (mm) Min. (mm) Maks. (mm) Ket. (kg/m) (kg/m) (kg/m) Ket.
1 10 9.3 8.5 9.3 Sesuai 0.59 0.58 0.654 Sesuai
2 13 12.2 11.6 12.4 Sesuai 1.03 0.979 1.104 Sesuai
3 16 15.2 14.5 15.5 Sesuai 1.519 1.499 1.657 Sesuai
4 19 18.1 17.3 18.3 Sesuai 2.144 2.114 2.337 Sesuai
5 22 20.9 20.2 21.2 Sesuai 2.839 2.835 3.133 Sesuai
6 25 23.8 23.1 24.1 Sesuai 3.75 3.661 4.046 Sesuai
7 32 30.7 29.6 30.8 Sesuai 6.161 6.061 6.586 Sesuai
Sumber : PT. Bahas Rekasatya, 2019
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
25
Universitas Indonesia
26
3.6.2 Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa pada Proyek Sushi Masa Tower
Pada proyek Sushi Masa Tower, terdapat dua jenis pengadaan yang dilakukan.
Berikut jenis pengadaan barang yang terdapat pada proyek Sushi Masa Tower :
1) Pengadaan Barang Via Owner
Owner melakukan pengadaan untuk Besi dan Tower Crane. PIhak-pihak
yang terlibat dalam proses pengadaan Besi ialah Project Manager Owner, Site
Manager Owner, Logistic Owner, dan Engineer PT Bahas Rekasatya. Proses
pengajuan dimulai dari Engineer PT Bahas Rekasatya untuk menghitung kebutuhan
besi yang akan digunakan (Bar Bending Schedule) melalui dokumen yang
dinamakan Daftar Permintaan Besi Beton (Material SBO) yang kemudian diberikan
kepada PT RPI yang kemudian nanti diolah menjadi Purchase Order (PO) yang
Universitas Indonesia
27
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
3.7.2 Manajemen Sumber Daya Proyek pada Proyek Sushi Masa Tower
Sumber Daya Manusia
Proses masuknya staff pekerja adalah melalui Kantor Utama, yang segala
urusan administrasi dan wawancara dilakukan di sana. Tetapi jika pada
kenyataannya proyek sedang sangat membutuhkan tenaga kerja tambahan, bisa
melakukan pendaftaran ke kantor pusat lalu di wawancara oleh Project Manager
setempat.
Berdasarkan pengalaman dengan interaksi langsung dengan karyawan
disana, dapat dikatakan bahwa ada beberapa karyawan yang hanya terikat kontrak
per proyek, seperti tim surveyor dan juga Project Manager.
Berbeda dengan pekerja lapangan, jumlahnya sangat fluktuatif. Sistem
upah yang diberikan adalah per 2 minggu sekali. Jadi banyak terjadi setelah 2
minggu bekerja, pekerja lapangan tidak kembali lagi ke proyek. Maka pada rapat
mingguan, selalu ditentukan apakah membutuhkan tenaga kerja lapangan baru
atau tidak. Proyek ini cukup sering menambah tenaga kerja lapangan baru tiap
minggunya atau tiap dua minggu.
Sumber Daya Alat
Pada proyek ini, hampir semua peralatan terutama alat-alat berat
merupakan barang-barang sewaan. Namun untuk alat-alat kecil seperti palu,
gergaji, sapu, helm, sepatu, kacamata, sarung tangan, dan body harness itu
merupakan aset perusahaan PT Bahas Rekasatya.
Pengelolaan dan Penyimpanan Alat
Alat-alat pekerjaan kecil merupakan aset perusahaan PT Bahas Rekasatya,
jadi semuanya diambil dari gudang kantor pusat. Jika kekurangan, bidang logistik
Universitas Indonesia
30
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
kontraktor yang sudah mendaftar.Karena terdapat banyak pihak dalam proyek ini,
tentunya dibutuhkan dokumen resmi yang harus digunakan jika ingin meminta
informasi, memberi arahan, dan meminta barang atau alat antara kontraktor-owner
maupun kontraktor-sub-kontraktor.
Universitas Indonesia
33
minat stakeholder secara efektif, mengkaji tingkat mana suatu proyek memberi dampak
dan terkena dampal serta membuat strategi untuk menarik minat stakeholder secara
efektif dalam rangka menentukan kebijakan proyek.
Proses-proses dari Manajemen Stakeholder adalah :
Identify Stakeholder
Proses untuk mengidentifiasi stakeholder proyek dan menganalisa dan
mengdokumentasikan informasi yang relevan terkait ketertarikan ,keterlibatan,
ketergantungan, pengaruh, dan dampak yang berpotensi terhadap kesuksesan
proyek.
Plan Stakeholder Engagement
Proses untuk mengembangkan pendekatan untuk melibatkan stakeholder
terhadap kebutuhan dan ekspektasi mereka.
Manage Stakeholder Engagement
Proses untuk berkomunikasi dan bekerja bersama sama dengan stakeholder
untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi mereka.
Monitor Stakeholder Engagement
Proses untuk monitoring hubungan proyek stakeholder dan membuat strategi
untuk menarik minat stakeholder melalui strategi tertentu.
3.10.2 Manajemen Stakeholder proyek pada Proyek Sushi Masa Tower
Stakeholder pada proyek Sushi Masa Tower merupakan seluruh pihak yang
memengaruhi dan terpengaruh oleh dampak proyek ini. Untuk mencapai keberhasilan
proyek, sangat diperlukan proses identifikasi stakeholder di awal proyek. Adapun tujuan
dari dokumen ini adalah untuk menghasilkan daftar pemangku kepentingan, peran
masing-masing, dan bagaimana setiap pihak terlibat dalam proyek. Berikut ini
merupakan stakeholder pada proyek Sushi Masa Tower :
Owner : PT. Ruang Pendingin Indonesia
Kontraktor Utama : PT. Bahas Rekasatya
Konsultan Arsitektur : PT. Watu Adi Olahrupa
Konsultan Perencana Struktur : Ir. Adi Pratama
Sub Kontraktor : PT. Berlian Djaya Konstruksi
Supplier
Konsumen
Universitas Indonesia
34
BAB 4
METODE KONSTRUKSI
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
penulis tidak mendapatkan data detail Sheet Pile yang digunakan dalam Proyek Sushi
Masa Tower.
Universitas Indonesia
39
Universitas Indonesia
40
yang menempel pada Bored Pile. Setelah Bored Pile dipasang, maka yang berikutnya
dilakukan adalah ereksi Tulangan Bored Pile kedalam bored pile yang telah dibor
kedalam tanah. Pengecoran bore pile dilakukan setelah penulangan bore pile selesai
dilakukan, dengan kata lain tulangan telah selesai dirangkai, sudah diereksi kedalam
bore pile.
Universitas Indonesia
41
Universitas Indonesia
42
Universitas Indonesia
43
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
Universitas Indonesia
46
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
48
Universitas Indonesia
49
Universitas Indonesia
50
Universitas Indonesia
51
Universitas Indonesia
52
Universitas Indonesia
53
Sampel yang akan digunakan pada kesempatan kali ini adalah kolom pada
lantai 5. Di lantai 5 terdapat 28 kolom, dengan variasi ukuran 800 x 1200 mm, 800 x
1600 mm, 1200 x 1400 mm, 800 x 1400 mm, dan 800 x 800 mm.
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
55
Universitas Indonesia
56
Universitas Indonesia
57
Universitas Indonesia
58
h. Memasang Cross tis, supaya dapat membantu memberi kekuatan geser pada
tulangan kolom. Cross Ties dipasang pada potongan melintang tulangan. Cross
ties dijangkar dengan satu sisi sebesar 90 ° dan pada sisi lainnya sebesaar 45 °.
i. Memasang tulangan diagonal pada sisi luar tulangan kolom, agar saat tahap
pemasangan, tulangan tidak bergeser keluar hingga menyebabkan tulangan
menjadi tidak lurus.
Universitas Indonesia
59
Universitas Indonesia
60
Universitas Indonesia
61
Universitas Indonesia
62
Universitas Indonesia
63
Universitas Indonesia
64
Universitas Indonesia
65
c. Menyiapkan tempat untuk tray mix dan truk mixer di spot terbaik agar pengecoran
berjalan secara efektif.
Universitas Indonesia
66
Universitas Indonesia
67
Universitas Indonesia
68
Langkah ini dilakukan agar semua campuran tercampur merata dan tidak ada
bagian kolom yang tidak terisi oleh campuran beton.
k. Setelah pengecoran kolom selesai, tim surveyor akan kembali mengecek
vertikalitas dari kolom dengan menggunakan unting-unting.
Untuk menjaga kualitas beton, selang 24 jam setelah pengecoran kolom selesai,
bekisting kolom dibuka dan dilakukan proses curing. Adapun tujuan dari dilakukannya
curing beton adalah sebagai berikut :
Menjaga beton agar tidak kehilangan air pada saat waktu setting.
Menjaga perbedaan suhu beton dengan suhu lingkungan.
Menjaga stabilitas dari dimensi struktur.
Menjaga beton dari kehilangan air akibat penguapan.
Menjaga keretakan
Proses curing dilakukan pada dua hari pertama setelah bekisting kolom
dilepaskan, pada proyek ini curing dilakukan dengan menggunakan cairan kimia yang
bernama FOSROC Brushbond Grey. Curing kolom dilakukan dengan menggunakan
alat roll agar bisa menjangkau area kolom yang tinggi dan membantu pekerja agar
proses curing bisa merata.
Universitas Indonesia
69
Universitas Indonesia
70
Pada Scope Pekerjaan dari lantai 2A hinggal lantai 5, terdapat beberapa jenis
dimensi yang digunakan, yaitu Ukuran 400 x 800, 300 x 400, 300 x 600, 400 x 850, 400
x 800, 400 x 800, 400 x 700, 300 x 500, 600 x 1000. Dimensi Balok ini mempunyai
kode. Seperti contohnya 400 x 800 B1A atau 400 x 800 B1B, meskipun ukuran dimensi
yang digunakan sama namun perbedaan kode dibelakangnya mengindikasikan bahwa
ada perbedaan detail profil tulangannya. Pengerjaan balok dan plat pada tiap lantainya
dibagi menjadi 2 zona. Pembagian zona ini bertujuan untuk mempercepat pengerjaan
dan efisiensi pengecoran. Pembagian 2 zona ini bertujuan agar ketika 1 zona sudah
selesai di cor, maka pengerjaan bisa dilanjutkan ke zona berikutnya dan zona yang
sudah dicor bisa dilakukan pemasangan bekisting lagi untuk pengerjaan lantai
diatasnya. Pertimbangan pengecoran juga mempertimbangkan jumlah pengirimin truk
concrete untuk efisiensi pengirimian truk untuk pengecoran. Pada pembahasan ini,
balok yang diamati adalah balok C6-7.
Universitas Indonesia
71
Berikut ini merupakan gambaran umum Flow Chart pekerjaan balok dan plat
adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia
72
Kayu Bekisting yang digunakan untuk konstruksi Balok ialah Plywood dengan
ketebalan 12mm. Kayu Bekisting dapat digunakan ulang kembali hingga 3 kali
pemakaian. Baja Penahan Bekisting yang digunakan adalah Baja Hollow
50x50x3000.
Universitas Indonesia
73
Universitas Indonesia
74
Universitas Indonesia
75
Universitas Indonesia
76
Penulangan Balok
Penulangan Balok dikerjakan langsung pada lokasi sesuai titik di shop drawing.
Pemasangan Tulangan Balok dilakukan oleh 1 Mandor, 3 Tukang Pembesian.
Sebelum melaksanakan penulangan Balok, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti dibawah ini :
- Perlu diperhatikan secara khusus untuk tebal dari selimut beton dan
penempatan tulangannya. Oleh karena itu tulangan harus dipasang dengan
beton decking dan spacer.
- Tebal dari beton decking yang digunakan untuk pengerjaan balok ialah
sebesar 50mm. Tujuan dari penggunaan beton decking adalah Beton yang
diisikan kawat bendrat didalamnya yang bertujuan untuk menjaga elevasi dari
struktur agar sesuai dengan ketebalan selimut beton yang diinginkan.
Universitas Indonesia
77
Universitas Indonesia
78
Universitas Indonesia
79
Penulangan Plat
Penulangan Plat dilakukan setelah bekisting balok dan palt sudah rampung, dan
juga ketika tulangan balok sudah dibuat. Bekisting yang digunakan sama seperti
bekisting yang dipakai pada balok. Berikut ini adalah hal-hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan penulangan plat, yaitu :
- Meletakkan tahu beton (beton decking) sebagai penahan tulangan agar
tulangan plat dapat berdiri sesuai tebal plat yang sudah ditentukan, yaitu 150
mm.
- Tulangan plat harus dijangkarkan ke kolom, sesuai dengan detail penjangkaran
tulangan plat.
Universitas Indonesia
80
Universitas Indonesia
81
Universitas Indonesia
82
Universitas Indonesia
83
Universitas Indonesia
84
Universitas Indonesia
85
akibat panas tersebut akan digunakan berulang dan berulang menjadi air untuk
digunakan menjadi curing.
Pelepasan bekisting pada balok dan plat dilakukan setelah 14 hari atau 2 minggu
dari pelaksanaan pengcoran. Pembongkaran harus dilakukan stelah setting time yang
telah ditentukan. Penentuan 14 hari atau 2 minggu ini juga tergantung dengan kualitas
beton tersebut.
Universitas Indonesia
86
Universitas Indonesia
87
Universitas Indonesia
88
menyelesaikan tulangan akan menjadi lebih efisien karena bisa bersamaan dengan
pekerjaan fabrikasi tulangan kolom.
Pekerjaan fabrikasi tulangan Shear wall menggunakan 2 alat, yaitu 1 mesin
pemotong tulangan (bar cutter) dan 1 mesin pembengkok tulangan (bar bender).
Tulangan dipotong menggunakan bar cutter agar panjang dari tulangan sesuai dengan
shop drawing. Tulangan sengkang dan Tulangan Cross Tis dibengkokkan menggunakan
bar bender agar sesuai dengan ketentuan.
Gambar 4.78 Standar untuk Tulangan Transversal atau Tulangan Cross Tis
Sumber : SNI 2847:2013
Universitas Indonesia
89
Universitas Indonesia
90
Universitas Indonesia
91
Universitas Indonesia
92
Universitas Indonesia
93
Universitas Indonesia
94
memastikan agar beton tidak mengendap akibat tertahan agregat sehingga terjadi
pengeroposan beton.
Universitas Indonesia
95
Universitas Indonesia
96
BAB 5
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Universitas Indonesia
97
bertanggung jawab atas visi dan misi perusahaan dan K3. Kebijakan dilandasi oleh hasil
konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang akan disebarluaskan kepada
seluruh pekerja yang terlibat. Kebijakan K3 yang dibuat harus bersifat dinamik
mengikuti perkembangan serta selalu ditinjau ulang untuk evaluasi dalam peningkatan
efektifitas kinerja K3.
Universitas Indonesia
98
Universitas Indonesia
99
Universitas Indonesia
100
Universitas Indonesia
101
Universitas Indonesia
102
Universitas Indonesia
103
Universitas Indonesia
104
Universitas Indonesia
105
Universitas Indonesia
106
Universitas Indonesia
107
Universitas Indonesia
108
Universitas Indonesia
109
terhadap aktifitas proyek yang sedang dilakukan agar terhindar dari kecelakaan saat
memasuki wilayah konstruksi. Informasi yang diberikan meliputi pernyataan kebijakan
K3L PT. Bahas Rekasatya, pemahaman tentang safety dan permit system, identifikasi
bahaya, APD serta peraturan yang berlaku.
Universitas Indonesia
110
dilakukan pada hari itu. Selain itu, terdapat laporan ketidaksesuaian yang dilakukan
dengan observasi lapangan serta jenis pelanggaran yang dilakukan setiap harinya.
Dokumen tersebut akan dikumpulkan setiap bulannya untuk menentukan evaluasi
bulanan terkait K3 proyek Sushi Masa Tower agar terhindar dari kecelakaan pekerjaan
yang sama. Laporan HSE Daily Report dapat dilihat pada Lampiran 1.
(a) (b)
Gambar 5.7 (a) Safety Patrol Lapangan (b) Dokumen Safety Patrol
5.5 Instrumen K3
5.5.1 Sarana Peralatan K3
Peralatan P3K : 3 Pasang
Universitas Indonesia
111
Universitas Indonesia
112
Universitas Indonesia
113
DOKUMEN
DIAGRAM ALIR KETERANGAN
PENDUKUNG
mengetahui kesiapan setiap unit untuk
menanggulangi keadaan darurat.
4. Penanggulangan Kondisi Darurat
• Setiap karyawan/petugas yang melihat
keadaan darurat harus melakukan
penanggulangan awal apabila memungkinkan,
dan apabila tidak bisa ditanggulangi segera
berteriak dan menyalakan tanda bahaya.
• Segera setelah mendengarkan tanda bahaya
seluruh karyawan diharuskan berkumpul di
titik kumpul yang telah ditentukan
• Karyawan yang termasuk didalam struktur
TPKD segera bertindak sesuai satgasnya
masingmasing
• Daftar Telefon • Kepala bagian segera mendata karyawan
Penting bagiannya yang berada ditempat evakuasi
• Apabila ada yang kurang maka segera
menghubungi satgas penyelamat
• Satgas TPKD segera melakukan
penanggulangan kondisi darurat sesuai uraian
tugas dan tanggungjawabnya
• Jika TPKD tidak mampu menanggulangi
keadaan darurat maka Satgas Komunikasi atas
intruksi dari Ketua TPKD segera meminta
bantuan dari pihak luar.
• Pimpinan perusahaan atau EHS Officer
segera melaporkan ke Sustainable Dept-HO
setelah informasi kejadian diketahui.
5. Investigasi dan Pemulihan
• Tim investigasi internal bersama tim
investigasi eksternal (bila diperlukan)
melakukan investigasi di tempat kejadian.
• Tim investigasi membuat laporan hasil
investigasi, sebagai dasar tindakan perbaikan.
• Laporan investigasi bersama rencana tindak
Laporan Investigasi perbaikan dilaporkan ke Sustainable Dept-HO.
• Tim pemulihan melakukan tindakan
pemulihan kondisi, agar dapat digunakan
bekerja kembali
• Setelah keadaan darurat dapat ditanggulangi
Pimpinan perusahaan bersama TPKD
melakukan evaluasi atas keadaan darurat yang
terjadi.
Universitas Indonesia
114
BAB 6
MANAJEMEN LINGKUNGAN
6.1 Identifikasi Sumber Limbah
6.1.1 Limbah Padat
Menurut (George Tchobanoglous, Hilary Theisen, S A Vigil, 1993), limbah
padat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu organik dan anorganik sebagai berikut:
Limbah padat organik: jenis limbah yang mudah diuraikan, seperti karbon, plastik,
kulit, kayu, dsb.
Limbah padat anorganik: jenis limbah padat yang sulit untuk diuraikan atau butuh
waktu yang sangat lama, seperti aluminium, logam, kaca, dsb.
Selain itu, jika diklasifikasikan berdasarkan sifat mudah terbakar dan mudah
membusuk, limbah padat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Mudah terbakar (contoh: kertas, daun, plastik)
Tidak mudah terbakar (contoh: kaca, logam)
Mudah membusuk (contoh: daun, sisa makanan)
Tidak mudah membusuk (contoh: kaleng, logam)
6.1.2 Limbah Cair
Menurut (Metcalf dan Eddy, 2003), limbah cair merupakan effluent air dari
beberapa aktifitas seperti kawasan industri, rumah tangga, konstruksi dan sebagainya.
Limbah cair dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
Domestic Waste Water : Jenis limbah cair yang berasal dari Kawasan pemukiman
berupa tinja, air seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi dan sebagainya.
Industrial Waste Water : Jenis limbah cair yang berasal dari Kawasan industri
akibat proses produksi yang menghasilkan zat zat yang berpotensi bahaya untuk
mencemari lingkungan seperti sulfide, garam-garam, logam berat dan lain-lain.
Commercial Waste : Jenis limbah cair yang berasal dari Kawasan ramai
penduduk seperti perkantoran, perdagangan, hotel, restoran dan tempat umum
lainnya. Karakteristik zat yang terkandung pada limbah komersial umumnya sama
dengan jenis limbah lainnya.
Universitas Indonesia
115
Universitas Indonesia
116
Universitas Indonesia
117
hardener, tower crane dan sebagainya. Energi listrik disediakan oleh PT. Bahas
Rekasatya dan sambungan listrik berasal dari PT. PLN UPP JISJ 3 dengan kapasitas 2O
KV. Selain itu, pemanfaatan energi matahari berupa panas juga digunakan secara tidak
langsung. Penggunaan energi panas matahari dapat terlihat dari aktifitas proyek seperti
curing yang menggunakan fosroc dan menjadi salah satu faktor berjalannya kurva S.
Selama kegiatan kerja praktik, hujan yang terjadi di Siang Hari hanya terjadi satu kali
sehingga aktifitas proyek dapat berjalan sesuai dengan target pelaksanaan.
Universitas Indonesia
118
a. Parameter Fisik
1. Bau - Tidak berbau
2. Warna TCU 15
3. Total Zat Padat Terlarut
mg/l 500
(TDS)
4. Kekeruhan NTU 5
5. Rasa - Tidak berasa
6. Suhu C Suhu udara ± 3
2
b. Parameter Kimiawi
1. Alumunium mg/l 0.2
2. Besi mg/l 0.3
3. Kesadahan mg/l 500
4. Khlorida mg/l 250
5. Mangan mg/l 0.4
6. pH mg/l 6.5 - 8.5
7. Seng mg/l 3
8. Sulfat mg/l 250
9. Tembaga mg/l 2
Universitas Indonesia
119
Parameter wajib adalah persyaratan kualitas air minum yang wajib diikuti dan
ditaati oleh penyelenggara air minum, sedangkan pemerintah daerah dapat menetapkan
parameter tambahan sesuai dengan kondisi kualitas lingkungan daerah masing-masing.
Untuk daerah tanggerang, pemerintah daerah sudah menetapkan aturan tambahan yang
juga tertera dalam Kepmenkes RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010.
Tabel 6.3 Parameter Tambahan Persyaratan Kualitas Air Bersih
Kadar
Maksimum
No Jenis Parameter Satuan
yang
diperbolehkan
KIMIAWI
a. Bahan Anorganik
Air Raksa mg/l 0.001
Antimon mg/l 0.02
Barium mg/l 0.7
Boron mg/l 0.5
Molybdenum mg/l 0.07
Nikel mg/l 0.07
Sodium mg/l 200
Timbal mg/l 0.01
Uranium mg/l 0.015
b. Bahan Organik
1 Zat Organik (KMnO3) mg/l 10
Detergen mg/l 0.05
Chlorinated alkanes
Carbon Tetrachloride mg/l 0.004
Dichloromethane mg/l 0.02
1,2-Dichloroethane mg/l 0.05
Chlorinated ethenes
1,2-Dichloroethane mg/l 0.05
Trichloroethen mg/l 0.02
Tetrachloroethene mg/l 0.04
Aromatic hydrocarbons
Benzene mg/l 0.01
Toluene mg/l 0.7
Universitas Indonesia
120
Universitas Indonesia
121
Universitas Indonesia
122
Gambar 6.2 Limbah Alat Pelindung Diri Pekerja Proyek Sushi Masa Tower
Universitas Indonesia
123
Universitas Indonesia
124
Universitas Indonesia
125
(a) (b)
Gambar 6.9 (a) Estimasi Waktu Pengangkutan (b) Limbah Konstruksi Sisa
Universitas Indonesia
126
Selain itu, proyek Sushi Masa Tower telah berusaha melakukan daur ulang
terhadap beberapa limbah padat konstruksi untuk penunjang kegiatan konstruksi.
Seperti, sisa potongan besi yang dijadikan kuda-kuda dalam membuat plat, kolom
maupun balok. Selain itu, sisa potongan kayu yang berasal dari kegiatan bekisting
dimanfaatkan untuk membuat tangga bantuan tambahan serta membuat meja atau
bangku kecil. Sehingga, meminimalisir limbah padat konstruksi yang dibuang tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
Gambar 6.10 Pemanfaatan Limbah Kayu Bekisting Sebagai Alat Pendukung Proyek
Universitas Indonesia
127
Selain itu, proyek ini memiliki toilet portable yang merupakan bilik
sederhana digunakan sementara selama kegiatan konstruksi. Toilet portable ini
memiliki kran air, gantungan baju, kunci pintu, lampu serta stok kontak listrik.
Toilet portable ini dilengkapi dengan toren air dan septictanknya. Token air
berada di atas toilet menyatu dengan langit-langi toilet sedangkan septictank
berada dibawah closet sehingga limbah domestik yang dihasilkan akan dialirkan
menuju bagian bawah kloset.
Metode pembuangan limbah yang digunakan pada toilet portable ini
adalah melalui pipa tambahan yang dihubungkan ke saluran pembuangan yang
tersedia sehingga tidak memerlukan sedot atau kuras lagi. Toilet portable yang
terdapat di proyek Sushi Masa Tower memiliki dimensi 125cmx95cmx270cm
dengan toren air yang dibutuhkan sebesar 200 L, serta material yang digunakan
yaitu fiberglass.
Universitas Indonesia
128
Universitas Indonesia
129
Universitas Indonesia
130
6.4.1.3 Limbah B3
Berdasarkan identifikasi limbah diatas, limbah B3 yang dihasilkan adalah lem,
hydrauclic brake fluid yang digunakan untuk tower crane, alat pembersih, beton curing,
cutting oil, fiberglass, etil alcohol, dempul, dan lain lain. Limbah limbah tersebut akan
dikumpulkan pada tong dekat bedeng yang terletak pada basement. Limbah tersebut
dikumpulkan lalu diserahkan pada pihak ketiga dengan jangka waktu tertentu. Jangaka
waktu berdasarkan kuantitas limbah B3 yang dihasilkan. Selama kami melakukan kerja
praktik, penyerahan limbah B3 selalu disertakan dengan penyerahan limbah padat
konstruksi. Berikut merupakan dokumentasi pengumpulan Limbah B3 Konstruksi
Proyek Sushi Masa Tower :
Universitas Indonesia
131
Kepmenkes RI Nomor
Toilet Portable 6 492/Menkes/Per/IV/2010
Influen
Universitas Indonesia
132
Kadar
Lokasi Standar Baku Mutu Keterangan
pH
Kepmenkes RI Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010
Air Tanah 7
Universitas Indonesia
133
Kadar
Lokasi Standar Baku Mutu Keterangan
pH
Universitas Indonesia
134
BAB 7
PERMASALAHAN DALAM PROYEK
7.1 Permasalahan Manajemen Proyek Sushi Masa Tower
7.1.1 Tidak terdapat Work Breakdown Structure
Proyek Sushi Masa Tower, tidak terdapat WBS untuk menunjukan detail
pekerjaan. Hal ini disebabkan owner baru mendapatkan kontraktor utama di bidang
pekerjaan struktur atas, sedangkan kontraktor untuk MEP belum didapatkan. Detail
pekerjaan direncanakan langsung bersama pihak owner pada agenda rapat mingguan.
7.1.2 Tidak terdapat Shift kerja yang jelas bagi pekerja (kuli).
Pada Proyek Sushi Masa Tower shift kerja pekerja kasar (kuli) tidak jelas. Pada
umumnya shift kerja pekerja kasar adalah pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB dengan
mempertimbangkan kesehatan pekerja agar tetap bisa menjaga produktivitas. Namun,
berdasarkan wawancara langsung dengan petugas Time Keeper, pekerja kasar
diharuskan bekerja sesuai dengan kebutuhan proyek agar segala deadline bisa terkejar.
Jika ada pekerjaan yang harus dikejar, pekerja kasar bekerja dari pukul 08.00 WIB
– 17.00 WIB, istirahat selama 2 jam, lalu melanjutkan lagi pekerjaan dari pukul 19.00
WIB sampai waktu yang tidak ditentukan, tergantung progress dari pekerjaan tersebut.
7.1.3 Tidak terdapat konsistensi pekerja kasar terkait kontrak kerja.
Salah satu hal yang membuat beberapa jenis pekerjaan mengalami keterlambatan
adalah karena kurangnya tenaga kerja. Sempat terjadi penurunan jumlah pekerja secara
drastis.
Universitas Indonesia
135
Sistem gaji yang diberlakukan bagi pekerja kasar adalah setiap dua minggu
sekali. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya keterikatan kontrak yang jelas bagi
pekerja.
Setelah dilakukan wawancara dengan pihak time keeper, beberapa pekerja
pulang ke kampung halaman setelah mendapatkan gaji selama dua minggu tersebut.
Universitas Indonesia
136
Universitas Indonesia
137
digunakan untuk antisipasi kebakaran. Namun, APAR yang masih tersedia tetap akan
digunakan sesuai dengan kondisi tertentu.
7.3.3 Pekerja Kurang Disiplin dalam Melakukan Aktivitas Proyek
Kurang Disiplin kerja dapat ditemukan setiap harinya dengan berbagai kasus,
seperti tidak menggunakan APD yang baik dan benar, tidak menggunakan tali
pengaman ketika bekerja pada ketinggian serta merokok atau membuang sampah pada
tempat yang tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Sikap tersebut yang
menjadi salah satu faktor kecelakaan kerja yang umum terjadi sehingga tidak lupa untuk
selalu diingatkan pada toolbox meeting dan penjagaan oleh mandor.
Universitas Indonesia
138
mendukung kegiatan proyek. Penanganan limbah cair pada proyek Sushi Masa Tower
masih kurang baik terlihat dari segi pH effluen air tanki septik masih melebihi standar
baku mutu.
Gambar 7.4 Pembuangan Toilet Basement tanpa di Alirkan Menuju Tanki Septik
Permasalahan lain ditemukan pada pembuangan sisa spesi beton yang berasal
dari truck mixer. Sisa beton setelah proses pengecoran beton dibuang pada lahan milik
orang lain dengan cara pekerja menggali lubang sebagai wadah penampung sisa beton.
Selanjutnya, penanganan limbah B3 lainnya, yang berasal dari perkantoran hingga
barrack hingga sampai saat ini didistribusikan langsung menuju pihak ke-3, karena
jangkauan pengolahan limbah B3 yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama untuk
pengolahannya agar menjadi sesuatu yang ergonomis, serta tidak menghasilkan untung
yang cukup banyak sehingga PT. Sushi Masa Tower tidak menangani limbah B3 secara
langsung.
Universitas Indonesia
139
BAB 8
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Hal-hal yang diperoleh dari kegiatan Kerja Praktek pada proyek Sushi Masa
Tower adalah :
Lingkup pekerjaan yang diamati oleh penulis adalah manajemen proyek, metode
konstruksi struktur atas, manajemen lingkungan, dan manajemen K3 pada
proyek Sushi Masa Tower.
Mengamati test Slump pada agenda pengecoran proyek Sushi Masa Tower.
Melakukan pengamatan terhadap data umum proyek Sushi Masa Tower, seperti
data teknis proyek, data non-teknis proyek, lingkup proyek, struktur organisasi
dan tugas dari setiap divisi yang ada.
Melakukan pengamatan terhadap kondisi berjalannya proyek Sushi Masa Tower
berdasarkan ilmu Teknik Sipil. Kondisi yang dimaksud adalah bagaimana proses
dalam melakukan setiap pekerjaan, dan bagaimana PT. Bahas Rekasatya
mengatasi setiap permasalahan-permasalahan yang ada agar semua jadwal bisa
tetap tecapai dengan kualitas yang maksimal.
Manajemen proyek pada proyek Sushi Masa Tower sudah cukup baik, namun
memang masih terdapat beberapa permasalahan yang disebabkan oleh
miskomunikasi antara pihak owner dengan kontraktor, maupun pihak kontraktor
dan sub-kontraktor. Diluar masalah tersebut, terdapat pula masalah yang cukup
penting, seperti kurangnya konsistensi tenaga kerja dalam melaksanakan
tanggung jawabnya, sehingga sempat terjadi penurunan jumlah tenaga kerja
yang menyebabkan keterlambatan pekerjaan pada proyek Sushi Masa Tower.
Mengamati acuan standar dan pelaksanaan metode konstruksi yang diterapkan
pada proyek Sushi Masa Tower, kekurangan yang didapat pada saat pelaksanaan
metode konstruksi, dan solusi yang dilakukan untuk mencegah dan
menanggulangi kekurangan tersebut. Berdasarkan pengamatan, metode
konstruksi yang dilakukan sudah cukup baik, namun terdapat beberapa kondisi
yang mengharuskan kontraktor melakukan pekerjaan tambahan akibat dari
kelalaian yang dilakukan pada proses pekerjaan struktur atas.
Universitas Indonesia
140
Sejauh ini, pihak owner masih belum memiliki kontraktor yang menangani
bidang Mechanical dan Electrical, sehingga pihak Kontraktor Struktur bangunan
(PT. Bahas Rekasatya) tidak bisa berdiskusi langsung untuk menangani
permasalahan-permasalahan ME. Selain itu, penulis juga tidak bisa
mendapatkan data-data ME dengan baik.
Pelaksanaan Manajemen K3 pada proyek Sushi Masa Tower sudah berjalan
baik. Hal ini terbukti dari program kerja yang disusun dalam dokumen HSE
PLAN sesuai dengan kegiatan yang diamati oleh penulis. Seperti, kegiatan
TBM, penggunaan APD, dan program kerja lainnya yang mendukung kegiatan
proyek berlangsung. Meskipun, masih terdapat permasalahan yang berkaitan
Manajemen K3, pihak HSE telah melakukan penanganan dan pencegahan atas
permasalahan yang dihadapi secara efektif dan solutif.
Penerapan Manajemen Lingkungan pada Proyek Sushi Masa Tower tidak
berjalan dengan baik, terbukti dengan tidak ada ketersediaan dokumen AMDAL
bagi stakeholder yang sedang bertugas, belum ada pengujian kualitas air dan
kebisingan selama proses kegiatan konstruksi berlangsung. Untuk penanganan
limbah konstruksi, proyek Sushi Masa Tower telah melakukan yang terbaik dari
segi pengolahannya sehingga wilayah proyek bersih dan nyaman.
8.2 Saran
Melakukan peningkatan Kinerja Manajemen K3 terutama dalam
penanggulangan keselamatan pekerja dan keberlangsungan aktifitas proyek.
Mengadakan Stakeholder yang resmi dalam menjaga lingkungan sekitar proyek
dan melaksanakan audit lingkungan segera mungkin untuk mengevaluasi dan
mengkaji permasalahan lingkungan yang ada.
Meningkatkan kedisiplinan dalam melaksanakan metode pekerjaan.
Meningkatkan koordinasi antara kontraktor dan sub-kontraktor.
Tidak mengesampingkan dokumen AMDAL.
Memperbanyak frekuensi pelatihan K3 kepada pekerja.
Universitas Indonesia
141
DAFTAR PUSTAKA
Agung Samosir. (2014, November 11). Delapan Perusahaan Baja Investasi US$ 3 Miliar.
Retrieved from KATADATA Business Insight:
http://katadata.co.id/berita/2014/11/11/delapan-perusahaan-baja-investasi-us-3-
miliar
George Tchobanoglous, Hilary Theisen, S A Vigil. (1993). Integrated solid waste management:
engineering principles and management issues. New Delhi: McGraw-Hill Education.
Universitas Indonesia
142
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
143
Universitas Indonesia
144
Universitas Indonesia
145
Universitas Indonesia
146
Universitas Indonesia
147
Universitas Indonesia
148
Universitas Indonesia