Teknik Sipil
Awalnya, baja mulai ditemukan pada tahun 400 – 500 SM di Eropa. Tahun 250 SM,
India menemukan cara membuat baja. Tahun 1000 M, Baja dengan campuran unsur lain
ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja
Damaskus.Lalu pada tahun 1700 M, Bangsa Eropa meneliti penggunaan dan pembuatan baja.
Sebenarnya besi dan baja tersusun atas bahan yang sama, yaitu Fe. Satu hal yang menjadi
pembeda antara besi dan baja adalah kadar karbon.
Bahan baku pembuatan baja adalah bijih besi, berikut ini adalah beberapa jenis bijih
besi yang digunakan, yaitu :
Umumnya berupa bijih hematite (Fe2O3) atau magnetite (Fe3O4) atau campuran
diantara keduanya dengan kandungan Fe yang tinggi atau rendah. Jenis bijih besi primer
ini merupakan bahan baku utama untuk memproduksi besi dunia. Di Indonesia, bijih besi
primer ada di Aceh, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Kalbar, Kalsel.
Jenis batuan ini berupa goethite dan limonite. Kadar Fe sekitar 40-58% karena
mengandung air kristal. Di Indonesia, terdapat di Pulau Sebuku, Gunung Kukusan
(Kalsel), Pomala, Halmahera, dll.
3. Pasir Besi
a. Iron making
Tahap ini menghasilkan logam panas dengan cara mencampurkan bijih besi, kokas,
dan juga kapur leleh ke dalam blast furnace. ( mengandung 4-4,5% Karbon dan
kotoran )
d. Continuous Casting
e. Pembentukan primer
Baja yang dilemparkan kemudian dibentuk menjadi berbagai bentuk, sering
dengan rolling panas, sebuah proses yang menghilangkan cacat cor dan mencapai
bentuk dan kualitas permukaan yang diperlukan. Produk canai panas dibagi menjadi
produk datar, produk lama, tabung mulus, dan produk-produk khusus.
1. Proses Konvertor
Konvertor adalah salah satu wadah untuk mengolah besi menjadi baja siap untuk
diproduksi. Dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling. Pada bagian dalam
konvertor dibuat dari batu yang tahan api, batu tahan api tersebut dapat bersifat asam atau
basa tergantung dari sifat baja yang akan diolah.
Di bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer) sebagai saluran udara
penghembus yang disebut sebagai air blast. Terdapat juga penyangga pada konvertor yang
dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau vertikal konvertor. Proses
konvertor terdiri dari proses bassemer (asam) dan Thomas (basa).
Proses siemens martin diolah didalam dapur pelebur baja yang dapat mencapai suhu
tinggi, Proses pengolahan baja siemens martin dibuat oleh dua orang yang bernama Siemen
dan Martin, sehingga dapurnya disebut pula dapur siemen martin. Dapur untuk proses
siemens martin mempunyai tungku kerja yang diperlengkapi dengan ruang-ruang hawa.
Tungku pengolahan ini mempunyai kapasitas 30 – 50 ton, bahan baku yang diolah selain
besi kasar juga dapat dimasukkan besi bekas atau besi tua. Jika besi yang dimasukkan
mengandung posfor, bahan lapisan dapurnya bersifat basa. Sebaliknya jika besinya tidak
mengandung posfor bahan lapisan dalam pada dapurnya bersifat asam.
Proses pengolahan baja dengan proses Basic Oxygen Furnace (BOF) merupakan
modifikasi dari proses Bessemer. Pada proses Bessemer menggunakan uap air panas
ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Sedangkan pada
proses BOF memakai oksigen murni sebagai ganti uap air.
Dapur bejana BOF biasanya berukuran 5 m untuk diameternya dan mampu memproses 35
– 200 ton dalam satu pemanasan. Peleburan baja menggunakan BOF ini juga termasuk proses
yang paling baru dalam industri pembuatan baja. Tungku konstruksi relatif sederhana, pada
bagian luarnya dibuat dari plat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari batu
tahan api (firebrick).
Kemudian ada proses pemurnian lagi yang dilakukan didalam dapur listrik sehingga baja
yang diperoleh menjadi lebih berkualitas. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur
listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi.
5. Proses Dapur Kupola (Cupola Furnace)
Dapur Cupola (Cupola Funace) digunakan untuk peleburan besi kasar kelabu dan besi
bekas menjadi baja atau besi tuang, pada umumnya digunakan untuk menghasilkan peleburan
sehari-hari berdasarkan pada kapasitas dari pabrik (foundry). Cupola (kubah-
kubahnya) biasanya dioperasikan secara berpasangan, jadi pemeliharaannya bisa diatur pada
satu kubah dankubah yang lainnya tetap bisa beroperasi, demikian seterusnya secara
bergantian.
Sifat baja menjadi kunci yang membuatnya menjadi bahan utama dalam pembangunan,
berikut adalah sifat baja :
1. Kekuatan
Baja mempunyai daya tarik,lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada setiap partai
baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu. Baja dapat
menahan berbagai tegangan, seperti tegangan lentur.
2. Kelenturan
Baja bukan saja kuat tetapi juga lentur.
3. Kealotan
Pada umumnya baja bersifat sangat alot,sehingga tidak cepat patah.
4. Kekerasan
Baja itu sangat keras sekali sehingga sebagai bahan konstruksi, baja mungkin saja
untuk digunakan berbagai tujuan. Apabila untuk produk-produk baja tertentu ada
suatu keharusan,maka bisa saja baja itu, dengan cara dipanaskan,dibuat luar biasa
kerasnya.
Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
Tahan temperature rendah maupun tinggi
Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
Tahan terhadap oksidasi
Kuat dan dapat ditempa
Mudah dibersihkan
Mengkilat dan tampak menarik
2. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap
abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat
mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini
diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni),
Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah
diasah, tahan panas, kuat dan ulet.
Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang
diberikan antara lain:
1. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock
resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan
repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
2. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang
berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak sedangkan tipe
A dan D didinginkan di udara.
3. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan
didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan
molybdenum sehingga sifatnya keras.
4. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten dan
molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan
panas tetapi tidak tahan kejut.
5. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus dan
tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi.