Konstruksi
Disusun oleh :
Immanuel Evaldo Teknik Sipil 2016 1606838930
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
Carbon Fiber
Saat ini para pekerja konstruksi berinovasi untuk membuat suatu struktur supaya menjadi
lebih kuat. Perkuatan ini dibutuhkan untuk menahan beban yang lebih tinggi, menahan beban
konstruksi yang sewaktu-waktu berubah karena tidak diantisipasi pada saat perencanaan awal.
Oleh karena itu carbon fiber seringkali digunakan untuk menjadi penguat dalam tulangan beton.
Serat karbon, sebagai alternatif serat grafit atau grafit karbon, adalah bahan yang terdiri dari serat
yang sangat tipis. Atom karbon yang terikat bersama dalam kristal mikroskopis yang lebih atau
kurang sesuai sejajar dengan sumbu panjang serat. Kesesuaian kristal membuat serat yang sangat
kuat untuk ukurannya.
Proses
Pembuatan karbon fiber terdiri dari 2 proses, yaitu proses kimia dan proses
mekanik. Berikut ini adalah proses pembuatan karbon fiber.
1. Spinning
Bubuk acrylonitrile dicampur dengan plastik lain seperti methyl
acrylate atau methyl methacrylate, serta direaksikan dengan katakisator untuk
menghasilkan plastik polyacrylolonitrile. Plastik ini lalu dibentuk menjadi serat dengan
jalan mencampurnya dengan bahan kimia tertentu lalu dipompa melewati nozzle kecil ke
dalam sebuah wadah berisi cairan kimia sehingga ia terkoagulasi dan memadat
membentuk serat-serat. Pada proses ini terjadi pembentukan struktur atom di dalam serat.
Selanjutnya fiber dicuci dan ditarik (strecthing) untuk mendapatkan ukuran diameter
yang diinginkan.
2. Stabilizing
fiber dipanaskan di media udara pada suhu 200-300C untuk mengikat molekul
oksigen dari udara sehingga susunan ikatan kimia molekul serat menjadi lebih stabil.
Karena proses kimia yang terjadi akan menimbulkan panas internal, maka pengawasan
proses ini harus dilakukan dengan ketat untuk menghindari overheating. Proses ini
biasanya dilakukan dengan jalan melewatkan serat ke beberapa ruang panas yang
tersusun secara seri.
3. Carbonizing
Setelah molekul serat stabil, serat dipanaskan pada temperatur 1.000-3.000C di
dalam ruangan berisi campuran gas yang tidak mengandung oksigen sama sekali. Tidak
adanya kandungan oksigen di dalam ruang pemanas berfungsi untuk mencegah
terbakarnya serat karbon. Tekanan gas di dalam pemanas dijaga lebih tinggi daripada
tekanan udara atmosfer untuk mencegah udara luar masuk ke dalam pemanas. Selain itu
sisi keluar dan masuk serat karbon di-sealing untuk mencegah kebocoran gas. Tahapan
proses ini berfungsi untuk menghilangkan atom-atom non-karbon yang terkandung di
dalam serat seperti uap air, gas amonia, karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen,
nitrogen, dan lain sebagainya. Keluarnya molekul-molekul non-karbon tersebut akan
membuat molekul-molekul karbon saling membentuk ikatan kristal yang lebih kuat.
Proses karbonisasi ini biasanya melibatkan dua atau lebih ruang pemanas yang masing-
masing berbeda temperatur untuk lebih memudahkan dalam mengontrol kenaikan
temperatur.
4. Oxidation
Setelah proses karbonisasi, permukaan fiber tidak memiliki ikatan yang kuat
dengan resin maupun juga komponen komposite lainnya. Untuk menghasilkan ikatan
yang kuat dipermukaan fiber, maka diperlukan proses oksidasi lanjutan. Penambahan
atom oksigen akan menghasilkan ikatan kimia yang lebih kuat pada permukaannya, serta
menghasilkan semacam lapisan kuat dipermukaan serat. Proses oksidasi ini dapat
dilakukan dengan merendam serat karbon di dalam udara, karbon dioksida, ozon, atau
cairan kimia seperti sodium hipoklorit dan asam nitrit. Proses ini harus dikontrol dengan
amat cermat agar tidak menimbulkan cacat permukaan.
5. Sizing
Setelah proses perlakuan permukaan, serat karbon dilapisi dengan bahan yang
sesuai dengan tipe resin yang digunakan, seperti epoxy, polyester, nylon, urethane, dan
bahan lainnya. Pelapisan ini berfungsi untuk melindungi fiber dari kerusakan pada proses
selanjutnya. Serat karbon yang telah dilapisi ini berbentuk lembaran dan digulung untuk
proses penyimpanan. Gulungan serat karbon ini disebut bobbin. Serat karbon dalam
bentuk lembaran ini siap dipotong dan dibentuk untuk berbagai kebutuhan
Perfomance
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, terdapat keunggulan-keunggulan carbon
fiber bila dibandingkan dengan jenis logam-logam lainnya. Struktur dari serat karbon
seperti kekuatan tarik tinggi, beratnya yang ringa, dan ekspansi termal yang ringan
membuat karbon fiber sering dipakai menjadi material konstruksi dan material otomotif.
Dalam dunia konstruksi, penggunaan karbon fiber sangat dibutuhkan oleh para
kontraktor, seperti menjadi perekat dalam tulangan struktur beton (epoxy). Epoxy yang
dihasilkan mempuyai modulus elastisitas (E) sebesar 12.800 MPa dan modoulus
elastisitas beton biasa sebesar 20.000 Mpa. Bila dibandingkan modulus elastisitas perekat
lebih kecil dari modulus elastisitas beton biasa, artinya epoxy lebih lunak daripada beton.
Lalu penggunan karbon fiber ini juga dipakai untuk menghambat retakan pada balok BT.
Setelah dilakukan pengamatan, hasilnya menunjukkan bahwa balok BT akan retak saat
diberi beban 1,2 ton sedangkan pada balok BTF (balok yang telah dipasang karbon fiber)
akan retak saat diberi beban 1,8 ton. Dengan demikian pemasangan CFRP pada balok
dapat menghambat perkembangan retakan yang dibuktikan dengan meningkatnya beban
pada saat terjadi first crack sebesar 50%
Sumber
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/245/_13_.%20Endah%20Ka
nti-Unnes.pdf?sequence=1
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-carbon-fiber/
https://idn.sika.com/content/dam/Indonesia/Main/strengthening/document/perkuatan-
struktur-dengan-cfrp.pdf
http://zoltek.com/carbonfiber/how-is-it-made/