Tujuan
II. Teori
menerima beban P. Bila balok dipotong pada penampang vertikal xx, dan supaya
bagiannya harus berada pada keseimbangan. Abaikan beban balok sendiri, setiap
dipindahkan ke bagian B melalui potongan xx. Dan sebaliknya. Juga gaya di A akibat
B harus sebanding dan berlawanan arah dari gaya B akibat A.
Bila hanya terdapat gaya vertikal dan berada pada bidang balok, maka tidak akan
1. Keseimbangan vertikal
2. Keseimbangan momen
Kondisi di atas digunakan untuk keseluruhan balok untuk menghitung reaksi di A &
B.
Momen Lentur
M x = R A .a
Dan pada balok bagian B
M x = [R A . b] – [P (b-1)]
Dapat dibuktikan dengan mudah bahwa momen tersebut memiliki nilai yang sama
M x = [-b (P – R B )] + [P.I]
= R A .a
Teori Tambahan :
Gaya putar yang terjadi diujung struktur maupun di sepanjang bidang struktur, dengan
lambang yang digunakan adalah M. Momen Lentur dapat dihitung dengan persamaan
keseimbangan yaitu Ʃ V = 0 dan Ʃ M = 0.
III. Peralatan
1. Memasang balok pada tempat kedudukan. Lalu pastikan balok sudah lurus
6. Mengulangi percobaan dengan besar beban dan letak beban dari A sebagai
berikut
P=5N x = 10 cm dari A
P = 10 N x = 20 cm dari A
P = 15 N x = 40 cm dari A
P = 20 N x = 60 cm dari A
P = 25 N x = 75 cm dari A
1. Memasang balok pada tempat kedudukan. Lalu pastikan balok sudah lurus
6. Mengulangi percobaan dengan beban yang sama pada titik 10, 20, 30, 40, 50,
1. Memasang balok pada tempat kedudukan. Lalu pastikan balok sudah lurus
P=5N x = 15 cm dari A
P = 10 N x = 30 cm dari A
P = 15 N x = 45 cm dari A
P = 20 N x = 60 cm dari A
P = 25 N x = 75 cm dari A
M Percobaan
Jarak Neraca = 12 cm
a. Beban Langsung
M Percobaan = 0,12 . (Selisih Rata-Rata)
b. Garis Pengaruh
M Percobaan = 0,12 . (Selisih Rata-Rata)
𝑙−𝑥
VA = 𝑃
𝑙
𝑥
VB = 𝑙 .P
a. Beban Langsung
𝑥 0,15
VB = 𝑙 .P = . 5 = 0,833 𝑁
0,9
M = VB . 0,61
= 0,833 . 0,61
= 0,50813 N
VA = 6,66 N
M = VA . 0,29
= 6,66 . 0,29
= 1,9314 N
Ʃ MB = 0
0,9 VA – 6,75 = 0
0,9 VA = 6,75
VA = 7,5
M = VA . 0,29
= 7,5 . 0,29
= 2,175 N
ƩMB = 0
0,9 VA – 6 = 0
0,9 VA = 6
VA = 6,66 N
M = VA . 0,29
= 6,66 . 0,29
= 1,9314 N
= 4,16 . 0,29
= 1,2064 N
Mteori −Mpraktikum
Kesalahan Relatif = | | x100%
Mteori
2.5
1.5
Momen Prakt. (Nm)
0.5
0
0 20 40 60 80
b. Garis Pengaruh
x P
I-I
RA
RB
29 cm 61 cm
∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑅𝐴 (0,9) − 𝑃(0,9 − 𝑥) = 0
𝑅𝐴 (0,9) − 10(0,9 − 𝑥) = 0
0,9 𝑅𝐴 = 9 − 10𝑥
9 − 10𝑥
𝑅𝐴 =
0,9
a. x = 0,1 m
M = Rb . 0,61
10 .0,1
= . 0,61
0,9
= 0,677 N
b. x= 0,2 m
M = Rb . 0,61
10 .0,2
= . 0,61
0,9
= 1,355 N
c. x = 0,3 m
M = Ra . 0,29
9−10𝑥
= . 0,29
0,9
9−3
= . 0,29
0,9
= 1,93 N
d. x = 0,4 m
M = Ra . 0,29
9−10𝑥
= . 0,29
0,9
9−4
= . 0,29
0,9
= 1,61 N
e. x = 0,5 m
M = Ra . 0,29
9−10𝑥
= . 0,29
0,9
9−5
= . 0,29
0,9
= 1,28 N
f. x = 0,6 m
M = Ra . 0,29
9−10𝑥
= . 0,29
0,9
9−6
= . 0,29
0,9
=0,96 N
g. x = 0,7 m
M = Ra . 0,29
9−10𝑥
= . 0,29
0,9
9−7
= . 0,29
0,9
= 0,644 N
h. x = 0,8 m
M = Ra . 0,29
9−10𝑥
= . 0,29
0,9
9−8
= . 0,29
0,9
= 0,322 N
1.5
Momen Prakt. (Nm)
0.5
0
0 20 40 60 80 100
c. Beban Tak Langsung
X = 0,15 m; P = 5 N
∑ 𝑀𝐵 = 0
∑𝑉 = 0
𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 = 5
4,16 + 𝑅𝐵 = 5
𝑅𝐵 = 0,84 N
X = 30 cm; P = 10 N
∑ 𝑀𝐵 = 0
∑𝑉 = 0
𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 = 5
5,55 + 𝑅𝐵 = 5
𝑅𝐵 = -0,55 N
M = RAx 0,29 = 1,6095 Nm
X = 45 cm; P = 15 N
∑ 𝑀𝐵 = 0
𝑅𝐴 (0,9) − 15(0,45) = 0
𝑅𝐴 (0,9) = 6,75
𝑅𝐴 = 7,5 𝑁
∑𝑉 = 0
𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 = 5
7,5 + 𝑅𝐵 = 5
𝑅𝐵 =- 2,5 N
M = RA x 0,29 = 2,175Nm
X = 60 cm; P = 20 N
∑ 𝑀𝐵 = 0
∑𝑉 = 0
𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 = 5
6,66 + 𝑅𝐵 = 5
𝑅𝐵 = -1,66 N
M = RA x 0,29 = 1,9314 Nm
X = 75 cm; P = 25 N
∑ 𝑀𝐵 = 0
∑𝑉 = 0
𝑅𝐴 + 𝑅𝐵 = 5
4,16 + 𝑅𝐵 = 5
𝑅𝐵 = 0,84 N
M = RA x 0,29 = 1,2064 Nm
2.5
1.5
Momen Prakt. (Nm)
1 Momen Teori (Nm)
0.5
0
0 20 40 60 80
IV. Analisa Praktikum
1. Analisa Percobaan
Pada praktikum modul B Mekanika Solid yang berjudul Momen Lentur Pada
Balok-Balok memiliki tujuan untuk memahami kelakukan momen tahanan pada balok
dan juga untuk mengukur momen lenturan pada penampang normal pada balok yang
dibebani dan menguji kesesuaiannya dengan teori.
P=5N x = 15 cm dari A
P = 10 N x = 30 cm dari A
P = 15 N x = 45 cm dari A
P = 20 N x = 60 cm dari A
P = 25 N x = 75 cm dari A
Percobaan bagian kedua adalah Garis Pengaruh, langkah awal yang dilakukan
sama seperti bagian I, yaitu meletakkan balok diatas perletakkan yang sudah tersedia.
Namun, yang membedakkannya dengan bagian I adalah beban yang digunakan
konstan, yaitu sebesar 10 N, variasi pada percobaan ini adalah variasi jarak, karena
dianggap suatu beban sedang berjalan pada suatu garis lurus.
Variasi Jarak :
X = 10 cm
X = 20 cm
X = 30 cm
X = 40 cm
X = 50 cm
X = 60 cm
X = 70 cm
X = 80 cm
Untuk mendapatkan momen praktikan melakukan pembacaan pada alat ukur ( selisih
akhir dan awal ) lalu dikalikan dengan jarak balok ke alat ukur ( 12 cm ).
P=5N x = 15 cm dari A
P = 10 N x = 30 cm dari A
P = 15 N x = 45 cm dari A
P = 20 N x = 60 cm dari A
P = 25 N x = 75 cm dari A
- Panjang Balok
- Jarak Perletakan ke Potongan
- Selisih beban yang terbaca pada alat ukur
- Jarak balok ke alat ukur
Digunakan untuk mencari nilai Momen Percobaan dengan cara
mengalikan jarak balok ke alat ukur dengan selisih beban yang terbaca
pada alat ukur tersebut.
1.5
Momen Prakt. (Nm)
0.5
0
0 20 40 60 80
Dari grafik diatas kita dapat melihat bahwa nilai momen teori lebih tinggi dari
nilai momen praktikum. Grafik diatas juga menunjukkan bahwa pada jarak 45 cm,
momen praktikum tidak menunjukkan nilai maksimum ( puncak ), seharusnya pada
jarak 45 cm menunjukkan nilai tertinggi seperti pada grafik momen teori.
1.5
Momen Prakt. (Nm)
0.5
0
0 20 40 60 80 100
Berbeda dengan hasil yang praktikan dapatkan pada percobaan beban langsung, pada
praktikum garis pengaruh, momen praktikum dan momen teori menunjukkan tren
garis yang mirip. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa nilai momen teori jauh
lebih tinggi dari nilai momen praktikum. Kedua hasil ini menunjukkan nilai tertinggi
disaat beban diletakkan pada jarak 29 cm. Tentunya adanya kesalahan disaat
praktikum menyebabkan data praktikum yang kurang akurat, sehingga nilai momen
teori lebih tinggi.
1.5
Momen Prakt. (Nm)
0.5
0
0 20 40 60 80
Hasil pada praktikum beban tak langsung juga menunjukkan bentuk grafik antara
momen praktikum dan momen teori yang mirip. Walaupun lagi-lagi nilai momen teori
jauh lebih tinggi dari nilai momen praktikum yang menunjukkan bahwa adanya
beberapa kesalahan yang terjadi disaat praktikum sehingga data yang praktikan
dapatkan kurang akurat. Nilai tertinggi pada nilai praktikum dan nilai teori adalah
pada jarak 45 cm.
3. Analisa Kesalahan
Hasil yang praktikan dapatkan saat praktikum tidak sesuai dengan hasil teori yang
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor berikut :
- Kurang teliti saat membaca alat ukur.
Disaat praktikum mungkin beban diangkat dan diletakkan berulang-ulang
sehingga pembacaan alat ukur tidak presisi.
- Tidak mengkalibrasi alat ukur
- Selisih berat alat ukur pada kondisi awal (sebelum diberi beban) dengan
sesudah diberi beban dan selisih berat antara kondisi alat ukur saat diberi
beban dengan setelah beban dilepaskan tidak semuanya sama. Seharusnya
alat ukur menunjukkan selisih yang sama.
- Balok yang belum sepenuhnya tegak lurus terhadap sumbu y.
- Peletakkan beban yang tidak presisi, sehingga lokasinya tidak sesuai
dengan prosedur yang ada.
4. Kesimpulan
a. Beban yang diletakkan diatas balok menyebabkan balok melendut dan
memiliki nilai momen lentur.
b. Variasi jarak dan variasi beban menyebabkan besar momen lentur juga
bervariasi. Pada beban langsung dan tak langsung, momen lentur akan terus
naik sampai jarak 45 cm, yaitu titik tengah dari balok, setelah itu nilai momen
lentur akan turun. Sedangkan, Momen lentur pada garis pengaruh akan terus
naik sampai pada potongan xx, sedangkan pada jarak setelah 30 cm momen
lentur akan mulai menurun.
Pada beban langsung, grafik teori terus naik sedangkan grafik praktikum
menunjukkan bahwa titik tertinggi terjadi saat beban diletakkan pada jarak
45 cm. Adanya perbedaan grafik antara momen teori dan momen
praktikum disebabkan oleh adanya beberapa kesalahan yang dilakukan
oleh praktikan.
Pada garis pengaruh, tren menunjukkan grafik yang terus naik sampai pada
titik tertinggi yaitu disaat beban diletakkan pada jarak 29 cm. Setelah
melewati 29 cm grafik akan turun.
Pada beban tak langsung, grafik akan terus naik seiring bertambahnya
beban sampai pada jarak 45 cm ( titik tertinggi ), lalu setelah 45 cm grafik
akan turun.
d. Nilai praktikum dan nilai teori yang berbeda ditunjukkan oleh besar nilai
kesalahan relatif.
Beban Langsung
Kesalahan
x
P (N) relatif
(cm)
(%)
15 5 52,76%
30 10 16,12%
45 15 25,51%
60 20 25,44%
75 25 30,37%
Garis Pengaruh
Kesalahan
x
P (N) relatif
(cm)
(%)
10 10 55,68%
20 10 35,79%
30 10 23,83%
40 10 31,05%
50 10 34,37%
60 10 34,37%
70 10 53,41%
80 10 81,36%
Kesalahan
x (cm) P (N) relatif
(%)
15 5 47,30%
30 10 27,30%
45 15 21,37%
60 20 11,46%
75 25 35,34%
V. Referensi
Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat, Laboratorium Struktur dan Material,
Departeman Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia : Depok.
VI. Lampiran