Anda di halaman 1dari 25

RENCANA KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI


(RK3K)

Pembangunan Rumah Susun UIN SMH

Lokasi : Jl. Syech Nawawi Al-Bantani, Kel. Kemanisan,


Kec. Curug, Kota Serang – Provinsi Banten - Serang
(Kota)
Tahun Anggaran APBN 2021

PENYEDIA JASA :

PT. ROBINSON MAJU BERSAMA


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

SALAM DIREKTUR

Ungkapan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-NYA sehingga kami PT. ROBINSON MAJU BERSAMA selaku penyedia jasa / peserta dalam
proses tender Paket Pembangunan Rumah Susun UIN SMH Lokasi Jl. Syech Nawawi Al-Bantani,
Kel. Kemanisan, Kec. Curug, Kota Serang – Provinsi Banten - Serang (Kota) ini dapat
menyelesaikan RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K) ini
dengan baik, sebagai salah satu persyaratan dalam proses pelelangan tersebut.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K) ini adalah salah satu perencanaan
yang nantinya akan menjadi acuan dan gambaran terhadap Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
pada Paket Pembangunan Rumah Susun UIN SMH Lokasi Jl. Syech Nawawi Al-Bantani, Kel.
Kemanisan, Kec. Curug, Kota Serang – Provinsi Banten - Serang (Kota) , jika nantinya kami PT.
ROBINSON MAJU BERSAMA terpilih sebagai pemenang tender.

Demikian Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) ini kami perbuat dengan standart
dan budaya yang sudah lama dan sudah menjadi Standart Operasional Pelaksanaan (SOP) di perusahaan
kami.

Jakarta, 18 Januari 2021


Salam K3
PT. ROBINSON MAJU BERSAMA

Marimbun Rubentus Napitupulu, ST


Direktur

SALAM DIREKTUR RK3K i


SALAM DIREKTUR RK3K i
RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

DAFTAR ISI
HALAMAN
SALAM DIREKTUR--------------------------------------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------------------------- ii

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi ------------------- 1


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal:--------------------------- 2
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi------------------------------------------------------- 3

B. Perencanaan keselamatan konstruksi------------------------------------------------------------- 5


B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang-------------------------- 5
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)---------------------------------------------------- 6
B.3. Standar dan peraturan perundangan------------------------------------------------------- 6

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi---------------------------------------------------------------- 8


C.1. Sumber Daya---------------------------------------------------------------------------------- 8
C.2. Kompetensi------------------------------------------------------------------------------------ 9
C.3. Kepedulian------------------------------------------------------------------------------------ 9
C.4. Komunikasi------------------------------------------------------------------------------------ 10
C.5. Informasi Terdokumentasi------------------------------------------------------------------ 11

D. Operasi Keselamatan Konstruksi------------------------------------------------------------------- 11


D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi---------------------------------------------------- 12
D.2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat--------------------------------------- 13

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi---------------------------------------------------------- 14


E.1. Pemantauan dan evaluasi------------------------------------------------------------------- 14
E.2. Tinjauan manajemen------------------------------------------------------------------------ 14
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi----------------------------------------------- 15

F. KESIMPULAN DAN SARAN-------------------------------------------------------------------------- 15


F.1. Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------------ 15
F.2. Saran------------------------------------------------------------------------------------------- 15

DAFTAR ISI RK3K ii


DAFTAR ISI RK3K ii
RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

A.  KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN


KONSTRUKSI
Kepemimpinan yang kuat, efektif dan visible merupakan faktor penting dalam mewujudkan lingkungan
kerja yang sehat dan aman. Sebagai balasannya, keamanan dan kesehatan yang baik merupakan hal
penting dalam mewujudkan kesuksesan suatu bisnis. Menjaga pekerja dari kecelakaan dan masalah
kesehatan kerja tidak hanya sebagai tugas wajib sebuah perusahaan namun merupakan sebuah tanda
bahwa bisnis tersebut akan berkembang dan bertahan.

Berikut ini dijabarkan lebih lanjut tentang pentingnya kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam
manajemen K3:
1. Mengurangi risiko dari atas ke bawah
Seorang pemimpin perusahaan ada di sebuah posisi yang dapat mencegah kecelakaan dan buruknya
kesehatan dalam sebuah lingkungan kerja. Mereka dapat melakukannya dengan cara:
- Berkomitmen dan berkomunikasi tentang strategi manajemen K3 yang baik.
- Mengembangkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan yang kuat.
- Melakukan monitoring terhadap performa dari sistem tersebut.
- Mengatur contoh yang baik dengan diikuti prosedur keselamatan untuk semua waktu.
- Memberikan motivasi untuk berpartisipasi dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Pemimpin perusahaan memiliki wewenang yang cukup untuk mengembangkan sistem manajemen K3
yang baik dalam sebuah perusahaan. Mereka juga bisa mendorong para pekerja di bawahnya untuk
menerapkan K3 secara baik.

2. Bahaya yang ditimbulkan jika memiliki kepemimpinan yang buruk


Kepemimpinan yang buruk atau tidak adanya kepemimpinan dalam pelaksanaan K3 dapat
menimbulkan kecelakaan kerja dan kefatalan, begitu juga dengan mental dan fisik yang kurang baik di
antara para pekerja. Hal itu tentu dapat merusak reputasi dari perusahaan. Buruknya kepemimpinan
faktanya dapat memberikan dampak signifikan dalam biaya keuangan sebagai hasil dari banyaknya
pekerja yang sakit, waktu yang terbuang, dan pembayaran kompensasi.
Kepemimpinan yang baik di sisi lain akan mampu:
- Mencegah kecelakaan dan kesakitan
- Meningkatkan produktivitas dan efisiensi
- Meningkatkan moral pekerja
- Membantu bisnis untuk memenangkan kontrak baru dan menarik pekerja yang berkualitas
tinggiMencegah kecelakaan dan kesakitan
Bahaya utama yang terjadi jika kepemimpinan manajemen K3 dalam sebuah perusahaan tidak baik
adalah terjadinya kecelakaan kerja dan lingkungan yang tidak sehat bagi karyawan. Misalnya saja
manajemen K3 tidak memeriksa apakah pekerja sudah taat dalam menggunakan alat pelindung diri
dalam keseharian mereka saat bekerja. Walaupun pekerja tersebut yang lalai namun pemimpin tetap
bertanggungjawab memastikan agar pekerjanya tidak lalai dalam menerapkan K3.

3. Langkah untuk memimpin manajemen K3 dalam perusahaan


Langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk membuat perusahaan mendapatkan manfaat dari
kepemimpinan K3 yang baik adalah :
- Menaksir risiko umum dan melakukan aksi
- Mempertimbangkan keamanan dan kesehatan dalam mengenalkan pekerja baru, proses, dan
metode kerja.
- Kepemimpinan yang nampak atau visible merupakan kepemimpinan yang efektif. Berusahalah
agar para pemimpin melakukan kunjungan rutin pada lingkungan kerja untuk berbicara dengan
RK3K pekerja tentang masalah K3PT.
dan solusinya.
ROBINSON MAJU BERSAMA 7
RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)
Kepemimpinan yang nampak atau visible merupakan kepemimpinan yang efektif. Berusahalah
agar para pemimpin melakukan kunjungan rutin pada lingkungan kerja untuk berbicara dengan
pekerja tentang masalah K3 dan solusinya.
- Mendemonstrasikan komitmen dengan meyakinkan bahwa isu K3 selalu ada dalam agenda
rapat
- Menyediakan training K3 untuk semua pemimpin, sehingga dapat mempromosikan kepedulian
tentang pentingnya manajemen K3.
Kepemimpinan K3 yang baik salah satunya dapat dilakukan dengan cara meninjau langsung ke
lapangan. Pemimpin perlu mengetahui secara nyata lingkungan kerja tersebut dan melihat risiko apa
saja yang mungkin terjadi. Seorang pemimpin dapat menaksir risiko dan memahami manajemen K3
melalui pelatihan atau training. Meskipun mungkin ada ahli yang bisa dipakai namun pemimpin perlu
mempelajari juga sehingga dapat membaut keputusan manajemen yang tepat.

4. Membuat pekerja berpartisipasi


Salah satu kunci kepemimpinan K3 yang baik adalah dengan melibatkan para pekerja. Pemimpin
memiliki tugas wajib untuk memberikan bimbingan pada pekerjanya tentang isi keselamatan dan
kesehatan kerja. Namun ada keuntungan yang bisa diambil jika melebihi kebutuhan minimum.
Manajemen K3 aja menjadi lebih sukses jika mampu mendorong partisipasi dari para kerja dan
mengatur sebuah dialog antara para pekerja dan manajemen. Para pekerja yang berada di lapangan
dan merasakan sendiri risiko kecelakaan dan masalah kesehatan di tempat kerja perlu berpartisipasi
dengan turut menjaga diri mereka dari risiko tersebut dan memberikan masukan jika diperlukan.
Manajemen perusahaan bisa saja tidak sempurna dalam menerapkan K3, sehingga pekerja juga perlu
peduli terhadap diri mereka sendiri dengan memberikan berbagai informasi pada manajemen
perusahaan tentang risiko-risiko kerja yang belum tertangani dengan baik.

A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu ekternal dan internal


PT. ROBINSON MAJU BERSAMA yang bergerak di bidang Jasa Konstruksi berkomitmen dan peduli
terhadap Keselamatan Konstruksi khusus dalam pencapaian penanganan isu keselamatan konstruksi
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Berkomitmen dalam menentukan dan meminimalisir tingkat kecelakaan kerja.
2. Berkomitmen dalam meningkatkan kesehatan tenaga kerja dengan memelihara kesehatan
tenaga kerja dan menghilangkan penyakit akibat kerja.
3. Berkomitmen dalam mematuhi persyaratan perundang-undangan dan persyaratan lain yang
terkait dengan SMK3.
4. Berkomitmen dalam melakukan pemutakhiran secara berkelanjutan terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.
5. Pemimpin berkomitmen dan fokus pada Keselamatan Konstruksi. Pemimpin bersama staff dan
Pekerja membuat, memahami dan menerapkan kebijakan K3 dalam perusahaan dan di
lapangan.
6 Pemimpin menjadi contoh penerapan Keselamatan Konstruksi. Pelaksanaan Konsep
Keselamatan Konstruksi yang dimulai dari Pemimpin adalah cara paling memberi
dampak bagi semua personil dalam implementasi K3 di dalam organisasi Perusahaan &
7 lapangan.
Pemimpin menerapkan standard kinerja Keselamatan yang tinggi. Memberi keyakinan
kepada semua team bahwa menerapkan Keselamatan Konstruksi adalah hal yang
benar dan penentu untuk keberhasilan dari tujuan perusahaan.
8 Pemimpin menetapkan standaed kinerja Keselamatan Konstruksi secara mendetail. Setiap
kriteria pada konsep Keselamatan Konstruksi harus detail dan terukur. Ukuran kualitatif
dirembukkan dan dipermudah untuk menentukan tingkat/standard secara kuantitatif.
RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 8
RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)
Pemimpin menetapkan standaed kinerja Keselamatan Konstruksi secara mendetail. Setiap
kriteria pada konsep Keselamatan Konstruksi harus detail dan terukur. Ukuran kualitatif
dirembukkan dan dipermudah untuk menentukan tingkat/standard secara kuantitatif.
9 Pemimpin mendengarkan dan melibatkan semua personil dan tenaga kerja
10 Pemimpin dan semua personil dibuat merasa bahwa mereka adalah bagian sesuatu yang
penting dari implementasi Keselamatan Kontruksi
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

Pemenuhan terhadap peraturan dan standar Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) menjadi
prioritas bagi PT. ROBINSON MAJU BERSAMA untuk melindungi segenap karyawan, aset, data, properti
perusahaan serta lingkungan.

Upaya-upaya keselamatan kerja yang dilaksanakan pada suatu lingkungan kerja merupakan tanggung
jawab manajemen perusahaan beserta seluruh karyawan. Karyawan pada konteks ini tidak hanya terbatas pada
personil dari perusahaan yang bersangkutan namun juga personil dari luar perusahaan seperti halnya tamu, karyawan
kontraktor, pekerja/tukang atau pun pemasok.

Dalam lingkungan PT. ROBINSON MAJU BERSAMA, keselamatan karyawan menempati urutan teratas. Oleh
karena itu, PT. ROBINSON MAJU BERSAMA mengupayakan yang terbaik bagi karyawan dan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif bagi keselamatannya. Perusahaan memastikan bahwa seluruh karyawan menjalankan
tugasnya sesuai dengan prosedur standar keselamatan yang sesuai dengan peraturan Perusahaan. PT. ROBINSON
MAJU BERSAMA mengembangkan budaya keselamatan yang mendukung dan melibatkan peran aktif seluruh
karyawan, subkontraktor, serta pihak lain yang melaksanakan aktivitasnya di area proyek.

PT. ROBINSON MAJU BERSAMA mewajibkan seluruh karyawan yang berada di lokasi proyek konstruksi untuk
menggunakan standar Alat Pangaman Diri (APD) seperti helm pelindung kepala, safety shoes, body harnes,
rompi/vest dan lain-lain sesuai dengan tingkat resiko pekerjaan dan hal ini merupakan kewajiban yang harus dipatuhi
demi keselamatan karyawan itu sendiri.

PT. ROBINSON MAJU BERSAMA senantiasa mewajibkan seluruh subkontraktor yang bekerja di lingkungan proyek
untuk mematuhi aspek-aspek K3L/HSE. Seluruh persyaratan K3L selalu diinformasikan sejak awal tender agar
subkontraktor memperhitungkan komponen biayanya. Rencana kegiatan proyek yang telah dibuat subkontraktor
dipresentasikan serta didiskusikan guna menyamakan persepsi mengenai standar K3L/HSE. Para pekerja
subkontraktor diberikan panduan awal untuk membentuk pola pikir serta perilaku kerja yang diharapkan mampu
menjamin keselamatan karyawan di area lingkungan proyek.

Perusahaan memandang bahwa usaha untuk melaksanakan perlindungan kesehatan kerja merupakan poin
penting dalam melindungi karyawan agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan, serta dampak buruk
yang diakibatkan oleh suatu pekerjaan yang terkait dengan proyek pembangunan suatu gedung. Untuk melaksanakan
hal tersebut, perusahaan memperhatikan kesehatan karyawan dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat,
di antaranya dengan melakukan pengukuran dampak suatu kegiatan terhadap manusia serta lingkungan.

Tindakan pencegahan terhadap gangguan kesehatan karyawan dilakukan perusahaan dengan cara


melaksanakan medical check up yang dilakukan rutin setiap tahun bagi seluruh karyawan. Untuk pekerja/tukang yang
bekerja di dalam proyek, pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan bekerja sama dengan Jamsostek atau tenaga
kesehatan setempat. Selain itu, tindakan pencegahan juga dilakukan dengan menyediakan pos P3K yang diwajibkan
pada setiap lingkungan proyek. Antisipasi juga dilakukan untuk menjaga kesehatan karyawan dengan mewajibkan
menggunakan standar Alat Pengaman Diri (APD). Kemudian dalam jangka waktu satu bulan sekali, proyek-proyek
juga melaksanakan pengasapan (fogging) di lingkungan proyek agar senantiasa menciptakan lingkungan kerja yang
baik untuk kesehatan karyawan.

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 9


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

Untuk karyawan yang mengalami penurunan kesehatan, perusahaan mengantisipasi dengan menunjuk dokter
kesehatan kerja. Karyawan yang mengalami ganguan kesehatan tersebut akan didata yang selanjutnya akan dianalisis
penyebab penurunan kesehatan tersebut, apakah diakibatkan oleh keadaan lingkungan kerja atau yang lainnya
sehingga perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan sebagai tindakan antisipatif agar dikemudian
hari penurunan kesehatan karyawan dapat dicegah.
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Marimbun Rubentus Napitupulu, ST
Jabatan : Direktur
Bertindak untuk dan atas nama : PT. ROBINSON MAJU BERSAMA
Alamat : Jl. D.I Panjaitan Kav. 48 Rukan Business Kirana Park-
Cawang Lantai 2 No.36 Jakarta 13340
Telepon : 021 - 22890349

Dalam rangka pengadaan Pembangunan Rumah Susun UIN SMH Lokasi Jl. Syech Nawawi Al-
Bantani, Kel. Kemanisan, Kec. Curug, Kota Serang – Provinsi Banten - Serang (Kota) Pada
Kelompok Kerja (POKJA) Pemilihan 05 Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK)
Wilayah Banten Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berkomitmen
melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa
seluruh pelaksanaan konstruksi:
1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Jakarta, 18 Januari 2021


PT. ROBINSON MAJU BERSAMA

Marimbun Rubentus Napitupulu, ST


Direktur

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 10


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

B.  PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

Tabel 1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

Sambungan Tabel 1

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 11


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

Jakarta, 18 Januari 2021


PT. ROBINSON MAJU BERSAMA

Marimbun Rubentus Napitupulu, ST


Direktur

B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)


Tabel 2. Rencana tindakan (sasaran & program)

Jakarta, 18 Januari 2021


PT. ROBINSON MAJU BERSAMA

Marimbun Rubentus Napitupulu, ST


Direktur

B.3. Standar dan peraturan perundangan


I Undang-Undang K3
1 Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie).
2 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3 Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 203 tentang Ketenagakerjaan.
II Peraturan Pemerintah terkait K3
1 Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).
2 Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan
dan Peredaran Pestisida.
3 peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan
Kerja di Bidang Pertambangan.
4 Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan
Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
III Peraturan Menteri terkait K3

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 12


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

1 Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter


Perusahaan.
2 Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Pengangkutan dan Penebangan Kayu.
3 Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban
Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja.
4 Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hygienen Perusahaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
5 Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.

6 Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam


Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7 Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan
Alat Pemadam Api Ringan.
8 Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
9 Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
10 Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.
11 Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
12 Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.
13 Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
14 Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
15 Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
16 Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
17 Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.
18 Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat.
19 Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-instalasi Penyalur Petir.
20 Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
21 Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
22 Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
23 Kerja.
Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi
Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
24 Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
25 Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata Kerja Dokter
Penasehat.
26 Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift
untuk Pengangkutan Orang dan Barang.
IV. Keputusan Menteri terkait K3
1 Kepmenaker RI No 155 Tahun 1984 tentang Penyempurnaan keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor Kep 125/MEN/82 Tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja
2 Dewan Keselamatan
Keputusan dan Kesehatan
Bersama Menteri Kerja dan
Tenaga Kerja Nasional, Dewan
Menteri Keselamatan
Pekerjaan Umum RIdan
No Kesehatan
174 Tahun Kerja
1986
Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
Konstruksi.
3 Kepmenaker RI No 1135 Tahun 1987 tentang Bendera keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4 Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
5 Kepmenaker RI No 245 Tahun 1990 tentang Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 13


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

6 Kepmenaker RI No 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
7 Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
8 Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
9 Kepmenakertrans RI No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI) No SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di
10 Tempat Kerja.
Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang Membahayakan
Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.
11 Kepmenakertrnas RI No 68 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja.
V Instruksi Menteri terkait K3
1 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.

VI. Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan terkait K3
1 Surat keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja RI No 84 Tahun 1998 tentang Cara Pengisian
Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan.
2 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No 407 Tahun 1999 tentang Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban
Teknisi Lift.
3 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No 311 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.

C.  DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


Tabel 3. Jadwal Program Komunikasi

NO JENIS KOMUNIKASI PIC WAKTU PELAKSANAAN

1. Setiap Ada Pekerja Baru (Worker)


Induksi Keselamatan 2. Setiap ada Staff / Personil baru
1 Ahli K3 Konstruksi
Konstruksi (Safety Induction) 3. Setelah masa cuti staff berakhir.
4. Sesuai dengan Schedule yg disusun.

Pertemuan pagi hari (safety Dilakukan setiap pagi sebelum memulai


2 Pelaksana
morning) pekerjaan.

Sesuai dengan Schedule yg disusun,


Pertemuan Kelompok Kerja
3 Site Manager Dilakukan 1 x Seminggu ( Dilakukan
(toolbox meeting)
Setiap Hari Senin)
Rapat Keselamatan Sesuai dengan Schedule yg disusun,
4 Konstruksi (construction Project Manager Dilakukan 1 x Sebulan ( Dilakukan tepat
safety meeting) di minggu Pertama Setiap Bulannya)

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 14


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

C.1. Sumber Daya


Bagan Penanggung Jawab RKK :

Direktur
Penanggung Jawab Umum

Project Manager Ahli K3


Penanggung Jawab K3 Divisi Pencegahan K3

Petugas K3 Pelaksana Lapangan


Koordinator K3 Humas K3

C.2. Kompetensi
Kompetensi yang dimiliki oleh PT. ROBINSON MAJU BERSAMA adalah :
1 Sertifikat Quality Management System SNI ISO 9001 :2015 QMS

2 Sertifikat Environmental Management System SNI ISO 14001 :2015 EMS

3 Sertifikat Occupational Health and Safety Management System OHSAS 18001 :2007 OHS

C.3. Kepedulian
Kepedulian PT. ROBINSON MAJU BERSAMA pada Keselamatan Kerja senantiasa diwujudkan dalam
bentuk komunikasi aktif setiap hari, dan pada setiap Site, PT. ROBINSON MAJU BERSAMA selalu
menyiapkan seorang staff yang bertugas memantau kegiatan Keselamatan Kostruksi harian.
Komunikasi Lapangan dan Kantor serta komunikasi sesama personil lapangan selalu intens dengan
menggunakan komunikasi telephone pintar, internet dan media lainnya.
Maka dari itu, karena tingginya kepedulian PT. ROBINSON MAJU BERSAMA terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), Kami PT. ROBINSON MAJU BERSAMA selalu menerapkan 10 kebiasaan dalam
menerapkan K3 di perusahaan kami, yaitu :
RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 15
RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)
Maka dari itu, karena tingginya kepedulian PT. ROBINSON MAJU BERSAMA terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), Kami PT. ROBINSON MAJU BERSAMA selalu menerapkan 10 kebiasaan dalam
menerapkan K3 di perusahaan kami, yaitu :
1. Memberi pujian kepada karyawan yang telah menerapkan perilaku aman di tempat kerja
2. Menumbuhkan kesadaran karyawan bahwa keselamatan kerja adalah tanggung jawab bersama
3. Melibatkan karyawan dalam implementasi K3
4. Memberi penghargaan atas partisipasi karyawan dalam penerapan K3
5. Menjadi contoh suri teladan bagi karyawan
6. Melakukan investasi dengan berbagi pengetahuan pada karyawan
7. Melakukan peningkatan dan perbaikan program K3 secara berkelanjutan
8. Melakukan pemantauan dan inspeksi lapangan secara berkala
9. Menjaga keterbukaan dengan karyawan Anda
10. Mencoba belajar sesuatu yang baru setiap hari

Untuk menumbuhkan kepedulian pekerja terhadap Keselamatan Konstruksi, Kami PT. ROBINSON MAJU
BERSAMA selalu memberikan informasi dan penjelasan kepada pekerja.

C.4. Komunikasi
Guna menjamin penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka Perusahaan
perlu menyusun sistem komunikasi untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang baik di tempat kerja.
Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun sesama bagian dalam struktur
organisasi Perusahaan maupun komunikasi eksternal dengan pihak lain seperti kontraktor, pemasok,
pengunjung, tamu dan masyarakat luas maupun pihak ke tiga yang bekerja sama dengan Perushaaan
berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif dapat menyampaikan
pesan kepada semua pihak yang perlu mendapat informasi berkaitan dengan Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang secara efektif dapat menyampaikan
pesan kepada semua pihak yang perlu mendapat informasi berkaitan dengan Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Informasi-informasi yang termasuk dalam komunikasi internal antara lain :


1. Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di tempat kerja.
2. Program-program yang berkaitan dengan Penerapan K3 di tempat kerja.
3. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat kerja.
4. Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta material/bahan/alat/mesin yang
digunakan dalam proses kerja.
5. Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.
6. Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.
7. Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja.
8. Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan yang mempengaruhi penerapan K3 di tempat kerja.

Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan kontrakator antara lain :


1. Sistem Manajemen K3 kontraktor individual.

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 16


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

2. Peraturan dan persyaratan komunikasi kontraktor.


3. Kinerja K3 kontraktor.
4. Daftar kontraktor lain di tempat kerja.
5. Hasil pemeriksaan dan pemantauan K3.
6. Tanggap Darurat.
7. Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan.
8. Persyaratan komunikasi harian, dsb.

Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan pengunjung/tamu antara lain :


1. Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.
2. Prosedur evakuasi darurat.
3. Aturan lalu lintas di tempat kerja.
4. Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.
5. APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan di tempat kerja.

Perusahaan juga mengatur komunikasi eksternal dengan pihak ke tiga terkait informasi yang diterima
oleh Perusahaan maupun informasi yang diberikan oleh Perusahaan untuk pihak ke tiga. Perusahan
menjamin konsistensi dan relevansi informasi yang diberikan sesuai dengan Sistem Manajemen
K3 Perusahaan termasuk informasi mengenai pengendalian operasi K3 dan tanggap
darurat Perusahaan.
C.5. Informasi Terdokumentasi
Kami PT. ROBINSON MAJU BERSAMA senantiasa selalu membuat dan memelihara informasi
(Dokument) yang berkaitan dengan K3 serta mendokumentasikannya, baik dalam bentuk cetak
maupun dalam bentuk elektronik. Agar proses dokumentasi berjalan dengan baik, maka kami PT.
ROBINSON MAJU BERSAMA selalu menempatkan personil khusus dalam menangani masalah tersebut.
Dokument-dokument disusun sepraktis dan seefisien mungkin sehingga bisa mewujudkan efektifitas
dan efisiensi dalam bekerja, khususnya dalam proses pencarian kembali dokument atau dalam proses
penyimpanan dokument.

D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI

Tabel Contoh Analisis Keselamatan Pekerjaan ( Job Safety Analysis )

Nama Pekerja : Riandy


Pekerjaan
Nama Pekerjaan :
Struktur Bawah
Tanggal Pekerjaan : 16 Januari 2021 s/d 16 Februari 2021

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:

NO JENIS APD / SAFETY CHECKLIST

1 Helm ( Safety Helmet) √

2 Sepatu Safety ( Safety Shoes) √

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 17


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

3 Sarung Tangan √

4 Rompi Keselamatan √

5 Body Harnest √

Urutan Langkah Penanggung


Identifikasi Bahaya Pengendalian
Pekerjaan Jawab

1. Pekerjaan Pemancangan 1. Pasang Rambu K3.

2. Pekerja dilengkapi
Terkena/ Tertimpa
atau menggunakan
2. Pekerjaan Pile-Cap material pondasi atau Pelaksana Struktur
alat pelindung diri
alat
APD.
3. Berhati-hati dalam
3. Pekerjaan Tee- Beam
bekerja.

D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi

Prosedur operasi standar, atau  SOP, adalah satu set instruksi langkah-demi-langkah yang dibuat oleh
sebuah kegiatan untuk membantu pekerja melaksanakan operasi Keselamatan Kerja. Tujuan adalah
untuk mencapai zero accident, efisiensi. kualitas output dan keseragaman kinerja, sekaligus
mengurangi miskomunikasi dan kegagalan untuk mematuhi peraturan keselamatan.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial, dan ekonomis

Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual,
finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman
terhadap faktor-faktor tersebut.

Kesejahteraan atau sejahtera Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi


manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. 

1. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab Kegiatan
SMK3.

Posisi dalam SMK 3 Uraian Tugas

1. Menetapkan kebijakan K3 di lingkungan proyek


Penanggung Jawab K3 2. Memberikan dukungan agar pelaksanaan K3

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 18


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)
Penanggung Jawab K3
berjalan berkelanjutan.
1. Merencanakan dan melaksanakan kedaan
kedaruratan.
2. Mengidentifikasi potensi bahaya akibat kedaan
kedaruratan.
Emergency/ Kedaruratan
3. Membuat laporan kegiatan kedaruratan.
4. Memantau secara berkala penggunaan APD.
5. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedaruratan dan
melaksanakan keputusan organisasi K3.
1. Merencanakan dan melaksanakan P3K.
2. Mengidentifikasi pekerja akibat kecelakaan kerja.
3. Memberikan pertolongan pertama pada korban
sesuai kondisi korban.
P3K
4. Membuat laporan kegiatan P3K.
5. Memantau secara berkala penggunaan APD.
6. Mengkoordinasikan kegiatan P3K dan
melaksanakan keputusan organisasi K3.

2.Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;

Potensi Darurat Cara Penanganan Prasarana yang Diperlukan

Kecelakaan
* Terkena alat manual. Lakukan P3K, untuk pertolongan
Kotak P3
* Jatuh dari ketinggian. pertama
* Kejatuhan Benda.
Bawa ke dokter / Puskesmas /
* Tersandung Ambulan/ Kendaraan, Tandu
Poliklinik dengan kendaraan proyek
* Tergelincir
* Terjepit antara benda Hub. RS terdekat dan datangkan
* Terpotong ambulance apabila diperlukan Daftar Nomor Telepon Penting
* Terkilir
* Terbakar akibat/berhubungan Petugas TTD proyek buat laporan ke
atasan dan instansi yang terkait
dengan suhu tinggi/korosif/radiasi

Bagi Karyawan dan para pekerja APAR Instruksi Kerja Operasional


yang mengetahui adanya kebakaran dan Maintenance APAR
segera Padamkan api dengan APAR;
Daftar Nomor Telepon Penting
jika APAR tidak berfungsi segera
hubungi petugas TTD proyek

selamatkan Dokumen, asset, dll; Lay out/site plan (tentukan titik


RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA kumpul) dan jalur evakuasi 19
Kebakaran
RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

selamatkan Dokumen, asset, dll; Lay out/site plan (tentukan titik


kumpul) dan jalur evakuasi
Kebakaran segera evakuasi secepatnya bagi
karyawan / pekerja yang tidak
berkepentingan

Bagi Petugas TTD Proyek segera


Padamkan api dengan APAR, jika
masih memungkinkan;

Memerintahkan Satpam untuk


mensterilisasi area.

Segera Lakukan tindakan P3K


Serangan Penyakit
Bawa segera ke rumah sakit/Klinik Tandu, Kendaraan/ Ambulances

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi

Tabel 4. Jadwal Infeksi dan Audit

Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 di PT. ROBINSON MAJU BERSAMA dilakukan melalui
pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran. Pemantauan yang dilakukan sesuai dengan dokumen
laporan pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan. Pemantauan
dan evaluasi kinerja K3 juga dilaksanakan melalui audit internal SMK3 yang berpedoman pada PP
No.50 Tahun 2012 . Audit internal SMK3 dilakukan oleh internal auditor yang berkompeten di
bidang K3. Sistem audit internal SMK3 yang dilakukan adalah cross internal audit artinya audit
internal dilakukan oleh auditor yang berasal dari lokasi lain. Audit internal SMK3 dilakukan secara
berkala yaitu 1 tahun sekali. Pemantauan keselamatan dan kesehatan kerja juga dilaksanakan
melalui inspeksi K3 dan pengumpulan data kecelakaan kerja. Sesuai SOP Inspeksi Tempat Kerja,
inspeksi K3 terdiri dari inspeksi tempat kerja, peralatan pemadam hydrant dan APAR dan
RK3K peralatan P3K serta kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
PT. ROBINSON MAJU BERSAMApelaporan serta evaluasi dan tinjauan 20
ulang hasil inspeksi. Inspeksi K3 bertujuan untuk memastikan bahwa setiap potensi bahaya yang
No.50 Tahun 2012 . Audit internal SMK3 dilakukan oleh internal auditor yang berkompeten di
bidang K3. Sistem audit internal SMK3 yang dilakukan adalah cross internal audit artinya audit
RENCANA
internal dilakukan oleh auditor yang berasal dari lokasi lain. KESELAMATAN
Audit internal DANsecara
SMK3 dilakukan
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
berkala yaitu 1 tahun sekali. Pemantauan keselamatan dan kesehatan kerja juga dilaksanakan
(RK3K)
melalui inspeksi K3 dan pengumpulan data kecelakaan kerja. Sesuai SOP Inspeksi Tempat Kerja,
inspeksi K3 terdiri dari inspeksi tempat kerja, peralatan pemadam hydrant dan APAR dan
peralatan P3K serta kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan serta evaluasi dan tinjauan
ulang hasil inspeksi. Inspeksi K3 bertujuan untuk memastikan bahwa setiap potensi bahaya yang
dapat timbul dari kondisi tempat kerja, mesin dan peralatan, bahan serta tindakan pekerja
teridentifikasi dan mengambil tindakan perbaikan serta pencegahan.

E.2. Tinjauan manajemen

Tinjauan Manajemen fokus terhadap keseluruhan kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1 Kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap operasional dan aktivitas
Perusahaan.
2 Kecukupan pemenuhan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kebijakan

3 Keefektivan penyelesaian tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta hasil-hasil lain yang
dicita-citakan.

Tinjauan Manajemen dilaksanakan oleh Pimpinan Perusahaan dan dilaksanakan secara berkala yang secara
umum dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali untuk meninjau penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan berjalan secara tepat.

Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Tinjauan Manajemen antara lain :
1 Laporan keadaan darurat (termasuk kejadian serta pelatihan/simulasi/pengujian tanggap darurat).

2 Survey kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.


3 Statistik insiden kerja (termasuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja).
4 Hasil-hasil inspeksi.
5 Hasil dan rekomendasi pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja.
6 Kinerja K3 kontraktor.
7 Kinerja K3 pemasok.
8 Informasi perubahan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
penerapan K3 di tempat kerja.

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

Cara PT. ROBINSON MAJU BERSAMA dalam meningkatkan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan
SMKK secara berkesinambungan melalui upaya:
1 Meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi;
2 Mempromosikan budaya SMKK;
3 Mempromosikan partisipasi pekerja dalam melaksanakan tindakan untuk perbaikan secara
berkesinambungan pada SMKK;
4 Mengkomunikasikan hasil peningkatan berkesinambungan yang terkait kepada para pekerja dan
perwakilan pekerja; dan memelihara dan menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti
peningkatan berkesinambungan.

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 21


RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
(RK3K)

F. KESIMPULAN DAN SARAN


F.1. Kesimpulan
1 Kecelakaan yang terjadi pada suatu proyek konstruksi bangunan gedung, disebabkan oleh tiga
faktor utama yaitu faktor manusia, faktor jenis pekerjaan dan metode pelaksanaan, serta faktor
lingkungan.
2 Identifikasi Penyebab Terjadinya Kecelakaan dan Cara Pencegahannya :
- Faktor Manusia
- Faktor Jenis Pekerjaan dan Metode Pelaksanaan
- Faktor Lingkungan
3 Perencanaan Jadwal K3 :
- Jadwal kegiatan K3 yang berisikan uraian kegiatan K3 yang akan dilaksanakan
dilapangan
- Jadwal penggunaan alat-alat K3 yang berupa uraian alatalat K3 yang digunakan.

F.2. Saran
1 Setiap perusahaan konstruksi baik yang skala besar ataupun kecil diharapkan menerapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan proyek.
2 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk semua pekerja yang ada dan yang akan ke
lapangan.
3 Dilakukan pengawasan secara langsung kepada para pekerja agar para pekerja dapat nekerja

secara serius dan lebih bertanggung jawab agar proyek dapat selesai tepat waktu.

RK3K PT. ROBINSON MAJU BERSAMA 22


B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

Tabel 1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

DESKRIPSI RISIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO


IDENTIFIKASI PERSYARATAN
NO JENIS BAHAYA PEMENUHAN PENGENDALI AWAL KEMUNG NILAI TINGKAT PENGENDALI KEMUNG NILAI TINGKAT KETERANGAN
URAIAN BAHAYA KEPARA LANJUTAN KEPARA
(Tipe PERATURAN KINAN RISIKO RISIKO KINAN RISIKO RISIKO
PEKERJAAN (Skenario HAN (A) HAN (A)
Kecelakaan) (F) (F x A) (TR) (F) (F x A) (TR)
bahaya)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1. Pasang Rambu K3.


2. Pekerja dilengkapi
atau menggunakan
alat pelindung diri
Permenaker APD.
Terkena/ 01/1980 dan 3. Sesudah dan
Luka Ringan,
Tertimpa Aturan lainnya sebelum
Pekerjaan Luka Parah,
1 material tentang dilaksankannya 1 3 3 Tinggi Administratif N/A N/A N/A N/A
Struktur Bawah Kelumpuhan,
pondasi atau SMK3/K3 pekerjaan sebaiknya
Kematian
alat Proyek lapangan di
Konstruksi bersihkan terlebih
dahulu.
4. Berhati-hati dalam
bekerja.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)

TABEL 2. PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3

SASARAN KHUSUS PROGRAM


PENGENDALIAN
URAIAN RISIKO ( Sesuai
NO JADWAL BENTUK INDIKATOR
PEKERJAAN Kolom Tabel 6 URAIAN TOLOK UKUR URAIAN KEGIATAN SUMBER DAYA PENANGGUNG JAWAB
PELAKSANAAN MONITORING PENCAPAIAN
IBPRP)

1 2 3 4 5 4 6 7 9 8 10

1. Pasang Rambu 1 Rambu K3 dan 1. Harian 1. Checklist


1.Tersedia Metode Pekerjaan Pondasi
1. Memahami barikade sebelum
K3. Kerja dan Tiang Pancang, 2. Evaluasi
Dengan Baik bekerja harus
2. Pekerja instruksi kerja Pekerjaan Pile Cap, Kinerja
Tentang Resiko 2 SDM sesuai sudah
dilengkapi atau (Arahan K3) dan Pekerjaan Tee-
dan Insiden dengan lengkap
menggunakan Dalam K-3 Serta Beam kebutuhan
alat pelindung diri 2. Memastikan Pertolongan 2. Sesuai
kesiapan APD
Pekerjaan APD. Pertama * Menyediakan P3k 3 Masker, sepatu, Jadwal 100 % sesuai Petugas K-3 / Ahli
1 Struktur 3. Sesudah dan 3. Lokasi * Menyediakan APD Pelindung Kepala, Pelaksanaan standart K3
Bawah sebelum Pekerjaan Sarung Tangan
dilaksankannya Diberikan rambu 2. APD * Menyediakan Shop
pekerjaan rambu khusus Drawing
terpakai,Rambu
sebaiknya 4. Memastikan terpasang,Pengo * Menyediakan
lapangan di Pekerja perasian sesuai
4. Berhati-hati Methoda Kerja
bersihkan terlebih Ahli/Trampil di standart
dahulu.
dalam bekerja. bidangnya
BULAN KE-
NO KEGIATAN PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Inspeksi Keselamatan
1 Petugas K3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Konstruksi
2 Patroli Keselamatan Konstruksi Pelaksana K3 √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Audit internal PPK,Penanggung Jawab √ √ √ √ √ √ √ √ √

Anda mungkin juga menyukai