TRIPATRA
K O M U N I K A S I K E L U A R G A B E S A R T R I P A T R A
Ramadhan kali ini menjadi tahun kedua untuk Insan Tripatra menjalani ibadah puasa di kantor Bintaro. Seperti tahun
sebelumnya, acara buka puasa bersama Insan Tripatra di bulan Ramadhan tahun ini kembali diselenggarakan pada hari Kamis,
15 Juni 2017, di lapangan parkir INDY Bintaro Office Park.
Acara yang mengusung tema Semangat Ramadhan Dengan Harmonisasi Kerja dan Nasionalisme Yang Islami ini bertujuan
untuk mempererat silaturahmi antar insan Tripatra. Tampak hadir dalam acara ini jajaran Komisaris Tripatra, Direksi Tripatra,
dan juga para tamu undangan seperti Petrosea, MBSS, mitra kerja dan client.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Tripatra, Joseph Pangalila mengajak insan Tripatra agar menjadikan ibadah puasa kali ini
sebagai sumber motivasi untuk menciptakan suasana aman dan damai, sehingga tercipta iklim yang sehat dan kondusif di
lingkungan kerja Tripatra.
Harapan saya, terus kita bina sikap saling menghormati & menghargai sesama umat, agar tercipta kerukunan dan kedamaian
di lingkungan Tripatra, agar kita dapat memberikan energi positif untuk meningkatkan produktifitas kerja insan Tripatra.ujar
Dirut Tripatra.
Selayaknya agenda rutin tahunan, di acara ini Tripatra kembali memberikan santunan kepada lembaga yatim piatu dan kaum
dhuafa dari beberapa yayasan, antara lain Yayasan Dakwah & Sosial Al Ishlah, Pesantren Tahfizh & Rumah Yatim Al Ishlah,
Mahad Imam Adz Dzahabi (Yatim dan Dhuafa) dan Yayasan Yatim dan Rumah Tahfizh Masjid Jami Bintaro Jaya. Pemberian
santunan dan bingkisan lebaran kepada Anak Yatim Piatu dan kaum dhuafa diserahkan langsung oleh Direktur HCCS,
Leonardus Herwindo.
Sebagai pengantar berbuka puasa, sekaligus mengakhiri rangkaian program, acara diisi dengan siraman rohani berupa
tausiyah/ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz Purwanto Yusdarmanto hingga adzan maghrib berkumandang.
Rangkaian acara buka puasa bersama ini diakhiri dengan sholat Maghrib berjamaah, makan malam bersama dan silaturahmi
antar insan Tripatra sambil di iringi lantunan irama islami dari grup Nasyid Naam.
Walaupun menu standard Opor-ketupat selalu wajib hadir, tapi tambahan menu dari warga - warga
negara lain seperti roti prata dan kebab Turkey, Dal (semacam olahan kacang - kacangan) dari Pakistan, ada juga yang share
Baklava semacam kue-kacang yang sangat manis dari Greek, sampai ada yang membawa Kimchie Korea, menjadikan
suasana yang lebih meriah dan yang pasti berbeda. Point nya adalah ternyata tidak kalah menyenangkan sekali - kali
berlebaran di negara lain, dengan teman yang berbeda, suasana yang berbeda, dengan makanan yang berbeda. Walau
demikian, saat berkumpul dengan teman - teman Indonesia menjadi moment dimana kami tetap sebagai Indonesia yang satu.
Neny Risantiny - Legal Head
Dua kali menjalani ramadhan dan idul fitri di kota Sydney, Australia adalah sebuah
pengalaman yang berharga. Komunitas Indonesia yang cukup banyak di Sydney
membuat suasana idul fitri cukup semarak dengan kehadiran teman-teman mahasiswa
negara lain yang seringkali bergabung ingin mengetahui bagaimana orang-orang
Indonesia merayakan lebaran. Pagi hari di hari raya kami melakukan sholat ied di kantor
konsulat jendral Indonesia di Sydney, karena KBRI berada di kota Canberra yang letaknya dua
jam dari kota Sydney.
Setelah shalat ied selesai Komunitas Indonesia baik keluarga dan mahasiswa banyak membuat makanan khas Indonesia
sehingga mengobati rasa kangen lebaran di tanah air. Untuk kami sendiri para mahasiswa, kami memesan makanan lebaran
dari Asosiasi Orang Padang di Sydney untuk menyemarakan idul fitri. Makanan khas lebaran tentunya menjadi menu utama
di hari itu. Kota Sydney dengan penduduknya yang beragam, cukup terasa suasana idul fitri karena banyak juga masyarakat
imigran Timur Tengah merayakan lebaran di hari itu dengan caranya masing-masing.
Saya tinggal dan bersekolah di San Antonio, Texas-USA, dari tahun 2010 sampai
dengan 2016, dan selama itu sempat merasakan tiga kali berlebaran di San Antonio
yang komunitas muslimnya cukup bisa dikatakan banyak. Untuk ramadhan, waktu
berbukanya sekitar jam 8 malam dan biasanya saya masak sendiri makanan untuk berbuka
puasa. Untuk shalat Idul Fitri dilakukan di De Zavala Masjid, yang letaknya tidak begitu jauh dari
kampus University of Texas tempat saya menuntut ilmu, dan juga dekat dengan tempat saya
tinggal. Yang uniknya, untuk shalat ied dibagi dalam dua waktu, shift pertama dilaksanakan pada pagi
jam 7.30 pagi, sedangkan shift kedua dilaksanakan pada jam 9.30 pagi.
Hal ini dilakukan untuk menampung banyaknya jumlah jamaah yang ingin shalat ied di hari itu, karena kalau masjid penuh, kita
tidak bisa shalat sampai di luar masjid seperti di Indonesia, sehingga diberlakukan dua shift waktu shalat ied. Untuk makanan
karena komunitas mahasiswa dari timur tengah cukup banyak, lumayan bervariasi. Jika ingin menikmati masakan Indonesia
biasanya kami pergi ke konsulat jendral Republik Indonesia di kota Houston, di sini barulah kita bersilaturahmi bersama masyarakat
Indonesia dan menikmati makanan khas lebaran ala Indonesia.
Dony Hermawan - Corporate Communication & CSR Manager
Untuk saya lebaran terindah memang tetap di Indonesia, demikian saya bersyukur
bisa sempat merasakan pengalaman berlebaran di beberapa negara lain seperti
Australia, Amerika dan Timur Tengah walau dengan keterbatasan. Yang menjadi
kenangan untuk saya adalah saat berada di Portland, Oregon, USA, suasana lebaran tak
ubahnya seperti hari-hari pada umumnya, tidak ada keceriaan Idul Fitri dan gempita syawal,
ditambah komunitas orang Indonesianya juga tidak banyak. Shalat Ied dilakukan di sebuah
gudang yang disulap menjadi area solat berjamaah, volume mikrofon juga sudah ditentukan oleh
aparat setempat, penjagaannya juga ketat persis acara kenegaraan.
Selepas solat ied sesama jamaah bersalam-salaman walau tidak kenal satu sama lain, sambil berucap Happy ied mubarak
brother! dan terharu rasanya. Untuk komunitas Indonesia yang kami lakukan adalah kumpul bersama teman-teman
mahasiswa sebangsa dan tanah air di rumah yang kami jadikan tempat untuk bersilaturahmi. Membuat lontong instant yang
diberikan oleh teman dari Malaysia, membuat opor dan sambal goreng hati dengan bumbu instant kiriman dari Jakarta. Untuk
memeriahkan acara dibuat juga penganan ringan ala nusantara yang mudah dibuat seperti pisang goreng dan bakwan
dengan cabe rawit. Tidak ada Nastar dan kue lebaran lainnya. Karena bukan hari libur, para mahasiswa tidak masuk kuliah
dengan minta izin kepada dosen di kampus, yang bekerja juga mengambil cuti di hari itu. Sebagai minoritas kami semakin
menghargai arti kebersamaan dan persaudaraan dan semakin mencintai negara kami, Indonesia.
Kerinduan akan keindahan suasana Ramadhan sedikit terobati ketika merayakan lebaran. Tempat
yang biasanya saya dan kebayakan warga Indonesia tuju untuk sholat IED dan merayakan lebaran adalah kantor Konsulat
Republik Indonesia yang ada ditengah kota Melbourne, walaupun jarak yang ditempuh cukup jauh Karena saya tinggal di
Suburban Area, tapi dijalani dengan suka cita dapat berkumpul dengan banyak warga Indonesia dan menikmati hidangan
khas Indonesia yang biasa jarang dijumpai merupakan kebahagiaan tersendiri. Suasana kekeluargaanpun bisa saya
dapatkan disana karena sebagai sesama perantau kita merasa sebagai satu keluarga besar, keluarga Indonesia.
Setelah acara di tempat Dubes, selang beberapa hari biasanya ada juga acara silaturahmi, dicara inilah terasa sekali
suasana kekeluargaannya, seperti sedang berkumpul di acara keluarga. Ibu ibu memasak, Bapak bapak
mempersiapkan perlengkapan berat untuk pengajian dan menjaga anak anaknya, untuk yang muda muda mendapat
tugas bersih bersih, cuci piring dan juga angkat angkat. Di tahun terakhir saya dan beberapa teman yang tinggal di Flat
membuat acara lebaran dengan modal bumbu instan kiriman dari Indonesia, halal chicken dan lontong instan jadi juga
lontong opor. Atmosphere lebaran di kota London sedikit terasa di pagi hari, transportasi umum seperti bus Tube
(underground train) banyak diisi umat muslim yang akan berangkat sholat IED.
Kata Insan Tripatra
Menurut dr Ika :
Berjalan kaki di pagi hari
Jika jarak rumah dengan masjid tempat sholat Idul Fitri dekat, lebih baik
berjalan kaki saja. Sebagai bagian dari berolahraga, jalan kaki membuat tubuh
menghasilkan hormon bahagia bernama endrofin yang membantu menjaga
nafsu makan dan memengaruhi suasana positif hati Anda.
Rapat ini dihadiri oleh para leader di berbagai divisi yang ada di
Tripatra. Audit Hukum ini merupakan salah satu keputusan dari
Rapat Komite Audit dan Corporate Governance Q4-2016 tanggal 2
Maret 2017.
INTIP
(INSAN TRIPATRA DAN PARIWISATA)
By Dyah Permana
Jika biasanya satu kawasan wisata bisa dinikmati dalam 3-5 hari, maka untuk menikmati alam Flores dari barat ke timur
sepertinya membutuhkan waktu 7 sampai 14 hari, bahkan lebih. Karena setiap lekuk dan sudut kepulauan ini memiliki daya
tarik yang tidak boleh dilewatkan. Wisata ke wilayah Flores mensyaratkan tubuh yang fit dan tenaga ekstra, karena kontur
wilayahnya yang panas dan diselimuti hutan savanna, juga karena kita akan menghabiskan sebagian besar waktu di atas
kapal laut (Live on Board).
Flores menjadi destinasi wisata yang tidak membosankan untuk dikunjungi berkali-kali antara lain :
Tak hanya terumbu dan ikan laut, di lokasi Manta Point kita bisa melihat ikan Manta
selebar 3-8 meter hanya dengan mata telanjang karena mereka seringkali berenang
hingga permukaan laut.
Pulau Komodo adalah pulau terluas pertama dibandingkan Pulau Rinca, namun
memiliki jumlah komodo yang hampir sama banyaknya. Komodo di Pulau Rinca
dikenal lebih agresif dan mudah ditemukan dibandingkan di Pulau Komodo. Jika
ingin bertemu dengan binatang purba ini, anda akan diajak trekking oleh para
Rangers disana. Ada beberapa pilihan jalur trekking yang dibagi berdasarkan jarak.
Small-Medium-Long-Adventure Trekking yang bisa dipilih saat tour at Komodo Island.
4. Lost in Komodo
Pengalaman tak terlupakan dan berbeda bagi sebagian besar traveler yang datang di Flores adalah hidup di atas kapal
dan beraktifitas disana berhari-hari, melihat pulau-pulau kekuningan dari kejauhan yang memberi panorama langka
yang membuat kita berdecak kagum, belajar hidup tanpa sinyal telekomunikasi yang baiki sehingga terasa lost in
world, membiasakan diri tidur di bawah cahaya bintang dan deburan ombak serta belaian angin laut yang hangat,
belum lagi suasana sunrise yang memanjakan mata saat kita bangun di pagi hari, membuat traveling ke wilayah ini
menjadi kenangan tersendiri.
3 Foto Terpilih
TRIPATRA
BEDA itu KEREN
Keberagaman negeriku dalam Bhineka tunggal ika
Baskara Heru Mukti (QSHE MANAGEMENT) Via Leviana Febriyanti ( SUPPLY CHAIN MANAGEMENT )
Mereka yang fotonya terpilih dapat menghubungi corporate communication di ext 22050
Redaksi menerima karya tulis berupa article, hobby, pengalaman unik seperti travelling dsb. Tulisan dapat dikirimkan via email ke :
corporate.communication@tripatra.com Penanggung Jawab : Leonardus Herwindo | Pimpinan Redaksi : Dony Hermawan | Tim Redaksi : Yuni Indarwati, Arbi Ardiansyah | Kontributor Tim : HCCS, Socio
Economy (all sites), YEC, QSHE. Penerbit : Corporate Communication & CSR Department | Alamat Redaksi : Indy Bintaro Office Park
Jl. Boulevard Bintaro Jaya Blok B7/A6 Sektor VII CBD Bintaro Jaya, Tangerang Selatan 15224 Phone : (+62 21) 297 70 700 Fax : (+62 21) 297 70 701