Anda di halaman 1dari 15

HALAMAN FRANCIS

PRAKATA

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, dan karunia-Nya kepada kami. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan E modul Pembelajaran IPS dengan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan
makalah ini guna untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Aplikasi Ilmu Pendidikan Sosial

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga modul pembelajaran ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa modul pembelajaran ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Maka dengan kerendahan hati, kami mohon para pembaca berkenan untuk memberi saran
dan kritik.

Kami berharap modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
mempermudah pembaca dalam memahami makalah ini, tanpa menghabiskan banyak waktu
untuk membaca makalah tersebut. Kami juga berharap agar para pembaca dapat mengambil
hal baik dalam karya ini.

Kudus, 14 Oktober 2020

Kelompok 8
BAB II

PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Didik


Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas / Semester : IV (Empat)
Subtema 1 : Kewajiban dan Hakku di Rumah
Pembelajaran : 2
Alokasi Waktu : 40 menit
Hari/Tanggal pelaksanaan : -

Rencana belajar yang akan diisi oleh peserta didik dan disetujui oleh guru
Rencana belajar sebagai berikut :
Nama siswa :

Tanggal Jenis Kegiatan Waktu Tempat Belajar Tanda


Tangan Guru

B. Kegiatan Belajar
a. Tujuan kegiatan belajar
1) Siswa mampu mengidentifikasi makna keberagaman budaya
2) Siswa mampu menceritakan keragaman Budaya di Kudus
3) Siswa mampu mengkonsepkan keragaman Budaya di Kudus
4) Siswa mampu menguraikan keberagaman Budaya di Kudus
b. Uraian materi
A. Keragaman Budaya
Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keberagaman ras,
suku, agama, dan budaya. Keberagaman ini justru membuat negara kita jadi
sangat spesial. Orang yang berbeda budaya maupun ras bisa saling hidup
berdampingan satu sama lain. Bahkan, indahnya kebersamaan di tanah air ini
mendapat banyak pujian dari negara lain.
Keberagaman Indonesia juga didukung oleh pemerintah sejak dulu.
Moto atau semboyan Indonesia: “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bukti bahwa
negara kita memang menghargai perbedaan sejak dulu. Arti dari semboyan
tersebut adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Terbukti, sampai saat ini kita
bisa hidup berdampingan meskipun berbeda ras, suku, budaya, maupun agama
di dalam Indonesia
Pentingnya Menjaga Kebersamaan di Tengah Keberagaman. Sebagai
rakyat Indonesia, kita patut berbangga dengan keberagaman ras, suku, dan
budaya yang terdapat di negara kita. Tidak tanggung-tanggung, negara kita
memiliki beragam kelompok etnik alias suku bangsa. Sudah sepantasnya kita
selalu menjaga kebersamaan di tengah keberagaman ini.
Mengapa kita harus menghargai keberagaman di dalam bangsa Indonesia?
Inilah beberapa alasan mengapa sebagai warga negara Indonesia kita harus
terus menjaga persatuan meskipun “berbeda” satu sama lain.
a. Bukti Sejarah
Banyaknya ras, suku, budaya, dan agama di Indonesia merupakan
salah satu bagian dari bukti sejarah terbentuknya negara kita. Jika Anda
pernah mempelajari sejarah Indonesia, sejumlah kerajaan Hindu, Buddha,
dan Islam pernah berdiri di sini. Masuknya kerajaan-kerajaan tersebut turut
andil dalam menyebarkan budaya maupun agama di Indonesia.
b. Ciri Khas Negara Indonesia
Sudah menjadi rahasia umum jika dunia pun mengakui bahwa
indahnya keberagaman di Indonesia sangat jarang dijumpai di negara-
negara lain. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita turut membantu
menjaga ciri khas negara Indonesia ini, yakni meskipun masyarakatnya
hidup di tengah keberagaman, tetapi kita tetap rukun dan bersatu.
c. Wujud Persatuan Indonesia
Anda pasti ingat dengan sila ketiga Pancasila, bukan? “Persatuan
Indonesia”, dua kata sederhana ini mengajak seluruh bangsa Indonesia
untuk tetap bersatu. Tidak dapat dipungkiri bahwa persatuan merupakan
kunci kemajuan dan kemakmuran sebuah negara.
Jadi, ketika membahas tentang seberapa perlu kita menjaga keberagaman
Indonesia? Jawabannya adalah sangat perlu. Indahnya kebersamaan bisa
membuat setiap rakyat bisa hidup damai meskipun memiliki banyak
perbedaan, baik dalam segi ras, suku, budaya, bahasa, maupun agama.

B. Bentuk Keberagaman di Kudus


Budaya merupakan warisan yang menggabungkan antara sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Dalam perkembangannya, Budaya bisa menjadikan kerukunan antar
masyarakat sekitar, terutama masyarakat di Kota Kudus.
1. Macam-macam Budaya Kudus
Banyaknya Budaya di Kabupaten Kudus, bisa menjadikan destinasi
wisata lokal tambahan bagi para pendatang dari luar daerah, untuk melihat
lebih dalam tentang kearifan lokal yang ada di Kota yang terkenal dengan
sebutan Kota Kretek tersebut.
Berikut jenis-jenis Budaya yang ada di Kabupaten Kudus :
1) Buka Luwur Sunan Kudus
Buka luwur merupakan upacara penggantian kain klambu
penutup makam Sunan Kudus, yang berlangsung tiap tahun. Upacara
buka luwur diawali dengan penglepasan luwur lama dan dilanjutkan
dengan pemasangan luwur yang baru. Upacara ini dirangkai dengan
pengajian umum dan tahlil bersama. Buka luwur Sunan Kudus
dilaksanakan setiap tanggal 10 Syuro ( 10 Muharram ).
2) Buka Luwur Sunan Muria
Tradisi upacara Buka Luwur Makam Sunan Muria merupakan
salah satu tradisi kebudayaan yang sampai saat ini masih tetap dijaga
kelestariannya oleh masyarakat Kudus khususnya masyarakat daerah
Gunung Muria, tepatnya di desa Colo dan sekitarnya. Dikatakan
sebagai tradisi karena dilakukan secara tetap pada waktu tertentu, tidak
berubah waktunya dan dilangsungkan secara turun-temurun. Kegiatan
Budaya Buka Luwur Sunan Muria rutin dilaksanakan saat tanggal 16
Syuro.
3) Tradisi Dandangan
Tradisi dandangan merupakan tradisi yang sudah ada sejak
nenek moyang. Tradisi ini diadakan untuk menyambut bulan suci
Ramadhan, dengan memberi tempat untuk para pedagang mulai dari
jalan Sunan Kudus sampai di area sekitar simpang 7.
4) Tradisi Kupatan
Dalam tradisi kupatan, akan ada gunung yang terbuat dari ketupat
yang mana akhirnya akan menjadi direbutkan oleh masyarakat
setempat. Ini adalah acara puncak dan meriah saat kupatan di kota
Kudus. Tradisi ini rutin dilaksanakan 1 Minggu setelah Lebaran Idul
Fitri.
5) Tradisi Rebo Wekasan
Masyarakat Jawa menganggap ada di suatu hari yang penuh
dengan makna religi yaitu di bulan Safar. Di kota Kudus sendiri
pempercayai bahwa Rabo Wekasan atau rabu terakhir pada bulan itu
adalah hari yang tepat.
6) Tradisi Ampyang Maulid
Ini merupakan salah satu acara budaya tradisional yang
dimaksutkan untuk memperingati hari besar kelahiran Nabi Muhamad
SAW, yang jatuh pada tanggal 12 Robiul Awal. Tradisi ini biasanya
ramai dilakukan di desa Loram Kulon, dengan mengadakan arak-
arakan dengan membawa beberapa makanan dan jajan yang sebagai
slametan dibentuk menjadi gunung besar serta di pinggul oleh
beberapa orang.
7) Tradisi Adat Bulusan
Tradisi Bulusan adalah tradisi budaya masyarakat Islam salah
satunya di kota Kudus ini. Acara ini dilakukan hari ke tujuh setelah
Lebaran (sama dengan kegiatan kupatan). Tradisi ini dilakukan di
Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Kec. Jekulo, Kab Kudus.
8) Tradisi Adat Rogomoyo
Rogomoyo merupakan acara adat tradisi yaitu menggantikan kain
luwur / makam mbah Rogo Moyo di dukuh Prokowinong, Desa
Kaliwungu, Kudus. Tradisi adat ini rutin dilakukan setiap tahun
tepatnya saat bulan Muharram atau Syura. Tradisi ini juga dimeriahkan
dengan kirap budaya atau jalan arak-arakan dengan berkonsepkan
budaya oleh warga setempat.
9) Tradisi Budaya Wiwit Kopi
Tradisi ini berada di desa Colo dan sudah berlangsung sangat lama
dari nenek moyang. tradisi ini dilakukan sebagai tanda bahwa panan
kopi desa colo telah dimulai. Sebagia ucapan syukur kepada Allah
SWT, maka masyarakat setempat mengadakan acara slamatan di
tengah-tengah lahan kebun kopi mereka.
10) Tradisi Sewu Kupat
Sewu Kupat merupakan tradisi masyarakat Desa Colo untuk
memperingati Hari Raya Idul Fitri. Pelaksanaan tradisi 1 minggu
setelah hari raya idul fitri. Kegiatan ini diadakan atas dasar rasa syukur
masyarakat Colo yang telah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.
11) Tradisi Resik-Resik Sendang dan Nyiwer Desa
Prosesi ritual adat resik-resik sendang digelar warga Desa
Wonosoco dengan mengarak hasil bumi keliling kampung menuju
sendang. Tradisi ini dilakukan setahun sekali yakni satu bulan jelang
Ramadan, digelar prosesi resik-resik sendang pada Sendang Dewot dan
Sendang Gading, yang airnya tidak pernah habis. Warga
menggantungkan air sendang untuk minum, masak dan mandi.
12) Tradisi Tebokan Jenang Kudus
Acara Tradisi kirap tebokan adalah salah satu bentuk pelestarian
tradisi dan sejarah jenang di Kudus. Tradisi ini dilaksanakan untuk
menyambut tahun baru Hijriyah atau tahun baru Islam. Dalam
perayaannya, acara ini diikuti puluhan anak-anak, remaja, dan orang
dewasa yang membawa sesaji berupa makanan jenang, jajan pasar, dan
hasil bumi yang diarak mengitari Desa Kaliputu.

2. Rumah Adat Kudus


Bangunan rumah Adat Kudus merupakan salah satu bangunan rumah
adat yang bernilai ukir sangat tinggi. Keberadaan Rumah Adat Kudus
tidak terlepas dari cerita tentang Tee Ling Sing. Tee Ling Sing seorang
ahli pahat dari Yunan yang mengikuti perjalanan musafir ke Gujarat.
Sewaktu di Persia menjadi seorang muslim. Selain itu Tee Ling Sing juga
belajar mengukir dari para pedagang dari Cina, Persia dan Eropa. Lalu ke
Jawa dengan tujuan Demak dan menetap di Kudus. Bersama dengan
Sunan Kudus dan Sun Ging An, Tee Ling Sing ikut menyebarkan agama
Islam dengan cara mengukir kayu. Seni ukir kayu saat itu beerkembang
terutama di sekitar rumah Sun Ging An. Keahlian menyungging semakin
berkembang seerta menjadi tema pokok arsitektur Kudus.
Seperti pada umumnya rumah adat Jawa, bangunan Rumah adat Kudus
terletak di sebidang tanah yang bukan merupakan daeraah aaliran sungai.
Untuk penghematan lahan perlu pengaturan lahan yang efisien, dengan
cara jarak antara rumah sangat sempit, sehingga membentuk pola tata
letak rumah yang tidak beraturan dengan lorong-lorong yang sempit. Pada
umumnya bangunan rumah adat Kudus berorientasi ke utara dan selatan,
ke utara mengarah ke Gunung Muria sedangkan ke selatan mengarah ke
Laut Selatan. Bangunan rumah adat Kudus dibuat dengan sistem knock
down, dan bahan bangunan dari kayu jati. Pada masa lalu kayu jati yang
dipilih berasal dari daerah Blora.

Arsitektur Rumah Adat Kudus merupakan pengembangan dari rumah


adat Jawa pada umumnya dan pesisir utara Jawa khususnya yang
dipengaruhi budaya dari Cina, Eropa dan Persia. Bangunan pokok rumah
adat Kudus berupa bentuk joglo, atap berbentuk pencu dengan tritisan
bagian depan dan belakang. Pusat pencu merupakan puncak dari
gedongan yang merupakan bagian paling sakral dari rumah adat Kudus.
Tata ruang terdiri dari bagian jaga satru, sentong, gedongan serta pawon
dan bangunan tambahan berupa sumur dan kamar mandi atau pekiwan
yang terletak di depan rumah. Antara rumah induk dengan pekiwan
terdapat ruang kosong yang digunakan sebagai jalan umum antara rumah.

3. Pakaian Adat kudus

Pakaian Adat Wanita

1. Bagian kepala terdapat Caping Kali


2. Baju kurung beludru
3. Jarik / sinjang laseman
4. Selendang Tohwatu
5. Aksesoris kepala dan leher yaitu menggunakan sanggul besar
dengan cunduk mentul berjumlah lima atau tida buah, suweng
beras kecer atau suweng babon angkrem, kalung sangsang sobyong
berjuntai 5 atau berjuntai 9 yang menghiasa hingga sampai dada,
kancing peniti dari mata uang: ece, ukon, rupih atau ringgit, gelang
lungwi, dan juga cincin sigar penjalin

Pakaian Adat Pria


1. Bagian kepala terdapat Blangkon gaya Surakarta
2. Beskap Kudusan
3. Jarik Laseman
4. Selop alas kaki'Ikat pinggang atau timang
5. Keris motif Gayaman atau Ladrangan

Diatas merupakan pakaian adat khas kota Kudus yang biasa


digunakan ketika acara adat di sana. Seperti ulang tahun kota Kudus,
acara pemilihan duta wisata kota Kudus, dll.

corak motif kain batik kota kudus asli selain pakaian adat, ada juga
batik khas kota Kudus, dimana batik ini juga memiliki motif yang berbeda
dengan batik kota lain. Motif batik kota Kudus lebih multikultur, artinya
yaitu adanya penggabungan antara bari Pekalongan, Solo dan Jogja.
Khas batik Kudus adalah gambar logo menara yang ada dalam kain
batik tersebut. Selain itu da juga yang memiliki motif seperti likisan
masyarakat jaman dahulu. Ada juga motif yang menggunakan pakaian adat
Kudus seperti pada gambar disamping.

4. Tarian Kudus
1) Tari Kretek
Tarian ini menggambarkan kehidupan para buruh bersama
dengan kreteknya. Daerah Kudus sudah lama terkenal dengan indrustri
kreteknya.
Tari Kretek menggambarkan proses pembuatan rokok kretek
tradisional, penampilannya meliputi : menyiapkan bahan baku,
mencampur tembakau, cengkih dan saus, melinting rokok, merapikan
rokok (mbatil), mengemas rokok dan memasarkan hasil produksi.
Awalnya tari Kretek bernama tari Mbatil. Namun, karena nama
mbatil tidak begitu dikenal di masyarakat, digantilah dengan tari
Kretek. Tari ini mulai populer sejak 1985, yang konon diciptakan
seniman Endang Tonny. Dalam tari Kretek, gerakannya terlihat rancak.
Dibawakan beberapa penari perempuan yang cantik jelita serta satu
penari lelaki. Para penari perempuan menggunakan pakaian khas
Kudus, namun bukan pakaian adat. Tak hanya itu, penari perempuan
juga memakai caping serta memegang tampah. Adapun yang lelaki
hanya memakai blangkon. Kerancakan serta kelincahan penari Kretek
tampaknya tidak lepas dari iringan musik gamelan yang mengalun.
Lirik lagu menceritakan macam – macam rokok yang ada di Kudus.

2) Tari Bun Ya Ho

Merupakan bentuk penanaman nilai agama kepada anak-anak,


diilhami dari gerakan dolanan anak dan seni bela diri. Lebih menarik
saat para penari berlenggok diiringi terbang papat dan lantunan
sholawat.
Para penari menampilkan gerakan senada. Gerakannya cukup
sederhana, tak serumit tarian Jawa pada umumnya. Gunungan, payung,
dan kendi menjadi pelengkap tarian.
Semula tarian itu digubah oleh tokoh agama asal Desa
Megawon, Kecamatan jati, Kabupaten Kudus, bernama Abdul Jalil
Tamyiz paska kemerdekaan. Namun seiring berjalannya waktu, antara
tahun 1990-an tari itu mulai hilang.
3) Tari Jenang
Tarian yang menceritakan tentang cara membuat jenang mulai
dari mengolah dan memasak sampai selesai.
Pencipta Tari Jenang oleh Wahyudi Kisut, warga warga Rt. 08
Rw. 1, Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, dimana
awal mula industri jenang.
Pengiring musik tarian Jenang Kudus menggunakan Mujarab
(musik Jawa – Arab), yakni perpaduan antara musik terbangan dan
musik kesenian Barongan.
4) Tari Batik Kudus

Merupakan tarian menggambarkan proses pembuatan batik dari


mulai menggambar pola, nyanting, hingga nglorot yang dilakukan
dengan bekerja sama, akan menghasilkan karya yang indah, terdapat
nilai-nilai luhur pembelajaran tentang makna dan nilai-nilai kehidupan.
Tari Batik Kudus hasil kreasi dari Sanggar Seni Ciptoning Asri Kudus.
5) Tari Kudus Asri
Merupakan tarian kreasi dari Sanggar Seni Ciptoning Asri
Kudus, dengan gerakan dalam tarian ini diambil dari berbagai unsur.
Pertama tarian ini dibuka dengan gerakan purba. Ini berlandaskan di
Kota Kretek banyak ditemukan fosil mahkluk purba. Letaknya berada
di sekitar Patiayam.
Kedua yakni gerakan mahkluk mitos yang dilatarbelakangi
barongan dan bulus. Gerakan lainnya berupa orang mbatil, gerakan
jenang, batik, siwur, dan natah. Untuk yang terakhir memasukkan
gerakan religi. Mengingat di Kudus kental akan kegiatan religinya.
Gerakan berupa gerak rebana.

5. Makanan Khas Kudus


1. Soto Kudus
Soto Kudus merupakan satu dari sekian makanan khas Kudus
yang paling banyak dicari oleh pengunjung. Soto yang berasal dari
Kudus ini terbuat dari daging kerbau yang dimasak sedemikian rupa
dengan cita rasa yang khas dan gurih. Soto Kudus sendiri dibagi
menjadi dua yang terkenal yaitu soto kerbau dan soto ayam.
Sejarahnya, memang soto Kudung hanya menggunakan daging
kerbau namun seiring keinginan orang-orang yang berinovasi, soto
kudus juga dibuat dengan daging ayam yang tidak kalah enaknya.
Serta dengan sejarah pada masa Sunan Kudus yang mengadakan
pelarangan terhadap penyembelihan sapi karena untuk menghormati
agama Hindu yang mendominasi pada saat itu di Kudus.
Isian dari soto Kudus sendiri terdiri dari tauge, seledri, irisan
kol serta bawang goreng sebagai taburan. Soto Kudus sendiri
merupakan soto yang memiliki cara pembuatan yang simpel
dibandingkan dengan jenis soto lainnya.
2. Lentog Tanjung

Lentog Tanjung merupakan makanan khas Kudus selanjutnya.


Orang-orang biasanya menyantap makanan ini untuk sarapan namun
juga bisa digunakan untuk makan siang. Lentog Tanjung sendiri
berasal dari desa Tanjung Karang tepatnya di kecamatan Jati di Kudus.
Lenthog ini sama dengan Lontong.
Biasanya penyajiannya menggunakan tiga bahan utama yaitu
lontong yang sudah dipotong kecil-kecil dilengkapi dengan sayur gori
dan tahu lodeh. Selain itu, penyajiannya pun dilengkapi dengan kani.
Kani merupakan santal yang kental yang memiliki cita rasa gurih serta
sambal yang cair.
Pada umumnya juga dalam menyantap lentog tanjung ini akan
lebih lengkap dengan adanya sate telur puyuh, kerupuk ataupun
bakwan. Yang unik lainnya adalah wadah untuk menaruh lentog
berupa piring kecil yang beralaskan daun pisang.
3. Garang Asem
Garang asem ialah makanan yang dibungkus menggunakan
daun pisang lalu dikukus hingga matang.Terdapat garang asem dari
daging ayam atau jeroannya, ikan serta tahu. Memiliki cita rasa pedas
asam karena dilengkapi dengan irisan cabai dan tomat hijau ini sangat
cocok untuk anda santap bersama nasi hangat. . Garang Asem sendiri
merupakan makanan khas Kudus. Namun, ada tetap bisa menemukan
garang asem didaerah lain seperti Pati, Solo dan Demak dengan
penyajian yang berbeda.
4. Opor Bakar Sungging

Opor sendiri merupakan salah satu masakan yang digemari di


Indonesia. Namun, bila anda datang ke Kudus, anda akan menemukan
opor khas milik mereka. Makanan khas Kudus ini berasal dari Desa
Sunggingan yang ada di Kudus diciptakan pada tahun 1920an. Dimana
ayam kampung akan dimasak utuh tanpa dipotong-potong terlebih
dahulu kemudian bumbu-bumbu dimasukkan kedalam rongga perut
yang sudah diambil jeroannya.
Hal ini agar bumbu-bumbu tersebut dapat meresap kedalam
ayam. Sesudah ayam matang dan empuk, ayam kemudian akan dibakar
hingga merata. Barulah ayam tersebut dicincang-cincang dan disajikan
bersama kuah opor yang kental yang merupakan perpaduan dari air
rebusan ayam dan santan kental.
5. Sate Kerbau

Sate kerbau memang hampir bisa ditemukan diseluruh


Indonesia, namun sate Kerbau yang ada di Kudus ini sangat unik
karena pengolahannya, daging kerbau diiris kecil-kecil lalu
dimemarkan atau dipukul-pukul dan jika sudah diberi bumbu dan
didiamkan selama beberapa jam hingga bumbu meresap.
Barulah potongan tersebut ditusuk-tusuk dengan tusukan sate
dan dibakar diatas abu panas. Dalam pembakarannya pun tidak boleh
lama-lama agar daging kerbau tidak terlalu keras sehingga saat di
makan tidak nyaman.
Bumbu untuk sate kerbau khas kudus ini dibuat dengan
mencampurkan serundeng, bawang merah dan putih, kentang serta
kacang tanah yang telah dihaluskan kasar. Untuk itu jangan sampai
melewatkan makanan khas kudus ini juga ya.
6. Pecel Pakis Colo

Sesuai dengan namanya, pecel pakis sendiri merupakan


masakan yang terbuat dari tanaman pakis yang tumbuh subur di lereng
gunung muria. Dalam pengolahannya tanaman pakis akan diambil
daunnya dan dilengkapi dengan bahan pendukung lainnya seperti
kacang panjang yang dipotong dan tauge.
Pada awalnya, makanan pakis ini dihadirkan untuk keluarga
keraton Solo yang sangat menyukai pecel pakis yang dimasakkan oleh
pemuda yang berasal dari kawasan Colo di Kudus.
7. Lepet

Kudus memang tidak ada habisnya dalam menghadirkan


berbagai maca makanan khas yang dimilikinya. Selain para wisatawan
datang ke Kudus untuk berwisata religi, anda juga dapat berwisata
kuliner di kudus. Terdapat banyak makanan khas Kudus yang dijamin
akan memanjakan lidah kalian setelah lelah mengelilingi kota Kudus.
Makanan khas kudus selanjutnya adalah Lepet. Lepet sendiri
dalam bahasa jawa memiliki arti luput atau kesalahan dalam bahasa
Indonesia. Umumnya hidangan ini akan mudah dijumpai pada saja hari
ketujuh Idul Fitri.Lepet terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan
parutan kelapa lalu direbus seperti merebus lontong.
Anda juga akan menjumpai lepet yang dicampur dengan isian
kacang Tolo ataupun pisang dan nangka yang akan memanjakan lidah
anda. Selain itu, makan ini juga memiliki filosofi tersendiri dimana
orang yang lebih muda akan memberikan lepet kerumah keluarga lebih
tua sebagai permintaan maaf untuk kesalahan-kesalahan yang pernah
dilakukan.

c. Rangkuman
 Budaya merupakan warisan yang menggabungkan antara sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Dalam perkembangannya, Budaya bisa menjadikan kerukunan antar
masyarakat sekitar.
 Budaya yang ada di Kudus : buka luwur sunan kudus, buka luwur sunan
muria, tradisi dandangan, tradisi kupatan, tradisi rebo wekasan, tradisi
ampyang maulid, tradisi adat bulusan, tradisi adat rogomoyo, tradisi
budaya wiwit kopi, tradisi sewu kupat, tradisi resek-resek sendang dan
nyiwer desa, tradisi tebokn jenang kudus.
 Bangunan pokok rumah adat Kudus berupa bentuk joglo, atap berbentuk
pencu dengan tritisan bagian depan dan belakang. Pusat pencu merupakan
puncak dari gedongan yang merupakan bagian paling sakral dari rumah
adat Kudus. Tata ruang terdiri dari bagian jaga satru, sentong, gedongan
serta pawon dan bangunan tambahan berupa sumur dan kamar mandi atau
pekiwan yang terletak di depan rumah.
 Khas batik Kudus adalah gambar logo menara yang ada dalam kain batik
tersebut. Selain itu da juga yang memiliki motif seperti likisan masyarakat
jaman dahulu.
 Tarian kudus : tari kretek, tari bun ya ho, tari, tari jenang, tari batik kudus,
tari kudus asri.
 Makanan khas kudus : soto kudus, lentog tanjung, garang asem, opor bakar
sungging, sate kerbau, pecel pakis colo, lepet.

d. Tugas

Untuk memperdalam materi kalian silahkan kerjakan tugas berikut :

1. Bagaimana cara melestarikan kebudayaan ?

2. Bagaimana cara menyikapi keberagaman budaya ?

e. Teks formatif
A. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c dan d apalagi yang
paling benar !
1. Apa yang dimaksud dengan budaya ....
a. merupakan warisan yang menggabungkan antara sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni
b. Tarian
c. Makanan khas daerah
d. Pakaian adat
2. Apa nama rumah adat Kudus ....
a. Gadang
b. Rumah panggung
c. Joglo
d. Rakit limas
3. Batik khas Kudus bergambar apa ....
a. Garuda
b. Logo menara
c. Bunga teratai
d. Padi
4. Tari kretek memiliki arti ....
a. menggambarkan proses pembuatan rokok kretek tradisional
b. menggambarkan proses membuat jenang
c. menggambarkan proses sejarah kota kudus
d. menggambarkan proses membuat makanan khas kudus
5. pecel pakis colo berasal dari ....
a. semarang
b. Purwodadi
c. Pati
d. Kudus

Anda mungkin juga menyukai