Anda di halaman 1dari 10

KEARIFAN LOKAL

(TRADISI WIWITAN)

Disusun oleh:

Kelompok 3 (X-9)

1. Akmal Aulia Ramadhan (01)


2. Aliyyah Zahra Rahmadhian (04)
3. Amelia Dinda Navira (05)
4. Marisa Dwi Oktavia (18)
5. Nadya Amelia Putri (26)
6. Naycilla Abigael Yohanes (29)
7. Salman Alfarisi (31)
8. Surya Yulianto Perdana Putra (32)
9. Widia Cahya Lestari (35)

SMA NEGERI 1 PORONG


Jl. Bhayangkari 12 Porong – Sidoarjo
Telp. (0343)856068, 842033, Faks. (0343) 842032
E-Mail: sman.porong@yahoo.co.id
Tahun Ajaran 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha Esa dan
segala kemampuan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Penyusunan makalah ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan


bantuan dari beberapa sumber, sehingga bisa memudahkan kami dalam
penyusunannya. Untuk itu kami tidak lupa mengucapkan terima kasih atas
bantuan-bantuannya yang sudah memudahkan kami menyusun makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka
seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun
sarannya demi penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana ini
bisa bermanfaat dan juga menginspirasi bagi para pembaca untuk mengangkat
berbagai permasalahan lainnya.

Sidoarjo, November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian tradisi wiwitan


B. Sejarah tradisi wiwitan
C. Tujuan tradisi wiwitan
D. Persiapan penyelenggaran tradisi wiwitan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara terluas ke-14 di dunia dengan luas
wilayah sebesar 1.904.569 km2. Selain itu, Indonesia adalah negara dengan
pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau, oleh sebab itu
Indonesia disebut sebagai negara kepulauan. Indonesia juga menjadi negara
berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk mencapai
274.790.244 jiwa pada 12 Agustus 2022.
Di setiap wilayah atau daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal
yang berbeda-beda, atau bahkan kearifan lokal tersebut telah menjadi
kebiasaan masyarakat setempat. Masyarakat di setiap wilayah Indoenesia
memiliki pandangan hidup yang telah berakar lama terhadap lingkungan
disekitar mereka.
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada
dalam kehidupan masyarakat berupa perilaku hidup masyarakat lokal dalam
berinteraksi dengan tempat atau daerah hidupnya. Kearifan lokal biasanya
diwariskan secata turun temurun dari generasi ke generasi melalui cerita dari
mulut ke mulut.
Masyarakat Jawa memiliki budaya secara turun temurun. Setiap daerah
memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Seiring perkembangan zaman
kebudayaan itu mengalami perubahan dan ada beberapa budaya di Indonesia
menjadi pudar, bahkan nyaris punah. Sehingga kita sebagai penerus bangsa
yang diwariskan harus menjaga dan melestarikan budaya di Indonesia.
Kabupaten Sidoarjo merupakan wilayah Provinsi Jawa Timur yang
mempunyai berbagai macam adat istiadat dan budaya yang melekat. Hal ini
dibuktikan di Desa Kenongo Kecamatan Porong yang memeiliki sebuah
tradisi yaitu wiwitan yang biasanya dilaksanakan jika akan mengawali
menanam padi. Tetapi dengan semakin berkembangnya zaman, tradisi
wiwitan ini sekarang sudah jarang dilakukan oleh warga Kenongo.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah kami susun di atas, maka rumusan
masalah yang kami temukan adalah sebagai berikut:

1. Apa itu tradisi wiwitan ?


2. Bagaimana awal mula terjadinya tradisi wiwitan?
3. Apa tujuan dari tradisi wiwitan?
4. Apa saja yang perlu dipersiapkan ketika akan melakukan tradisi wiwitan ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah kami temukan, maka tujuan


dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari tradisi wiwitan


2. Untuk mengetahui awal mula terjadinya tradisi wiwitan
3. Untuk mengetahui tujuan dari tradisi wiwitan
4. Untuk mengetahui apa yang perlu di siapkan ketika akan melakukan
tradisi wiwitan
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian

Tradisi wiwitan merupakan ritual persembahan tradisional masyarakat


Jawa sesudah panen padi dilakukan. Wiwitan juga merupakan salah satu tradisi
dalam tata kehidupan pertanian yang masih bertahan sampai saat ini khususnya di
Desa Kenongo Kecamatan Porong meskipun sudah jarang dilakukan. Tradisi ini
disebut sebagai wiwitan karena arti kata wiwit adalah mulai, yaitu memulai panen
padi yang dibudidayakan sehingga tradisi wiwitan dilakukan sebelum panen padi.
Tradisi wiwitan sudah ada sejak sebelum agama masuk ke tanah Jawa. Ritual ini
dilakukan masyarakat Jawa sebagai bentuk rasa syukur/terimakasih kepada bumi
sebagai “sedulur sikep” yang mempunyai arti bahwa manusia dan bumi
merupakan saudara yang saling melengkapi. Tidak hanya pemotongan padi,
masyarakat juga menyajikan dan menyantap makanan bersama saat acara
wiwitan.

B. Awal Mula Tradisi Wiwitan


mulanya, wiwitan digunakan untuk persembahan kepada Dewi Sri sebagai
wujud rasa syukur masyarakat terhadap hasil panen yang telah diberikan. Namun
saat ini masyarakat Jawa melakukan proses modernisasi yang mengakibatkan
banyak petani suku Jawa yang sudah tidak lagi menyelenggarakan tradisi wiwitan
sehingga menyebabkan tradisi wiwitan mulai hilang. Namun, di desa-desa
tertentu, tradisi ini masih tetap dilaksanakan seperti di Desa Kenongo Kecamatan
Porong meskipum sudah jarang dilakukan.

C. Tujuan Tradisi Wiwitan

Tradisi wiwitan bertujuan sebagai kegiatan mujahada atau doa bersama


untuk kelancaran dan keberkahan petani, dengan harapan mendapat hasil panen
yang bagus dan harga yang tinggi. Selain itu, tradisi wiwitan dilakukan sebagai
wujud terima kasih dan rasa syukur para petani padi kepada Tuhan yang Maha
Esa dan juga tradisi wiwitan ini untuk mengajak semua orang menghargai pangan,
khususnya padi.

D. Persiapan Penyelenggaraan Tradisi Wiwitan


Acara tradisi wiwitan dimulai dengan menyiapkan ubarampe (sarana doa
dan syukur) yang berisi nasi gurih, sayur terancam, sayur nangka, krupuk, tahu,
tempe, ikan teri, peyek, ingkung ayam, satu sisir pisang, telur rebus, sejumlah
lauk, dan jajanan pasar yang biasanya dibungkus dengan daun pisang atau jati.

E. Proses Melakukan Tradisi Wiwitan


Proses wiwitan dilakukan di sawah dan biasanya dipimpin oleh Mbah
Kaum (sesepuh yang memimpin wiwitan). Mbah Kaum akan mengawali prosesi
dengan berdoa, lalu dilanjutkan memotong sebagian padi sebagai tanda padi sudah
siap panen. Pada saat melaksanakan acara wiwitan, masyarakat juga menyajikan
dan menyantap makanan bersama.

Sejak siang hari mereka telah menyiapkan ubarampe (sarana doa dan
syukuran) yang berisi sejumlah lauk dan jajanan pasar. Uniknya, tidak semua
makanan akan dikonsumsi . Sebagian makanan juga ditinggalkam di sawah untuk
persembahan kepada Dewi Sri atau Dewi padi yang telah menumbuhkan padi.
Setelah semua ubarampe disajikan di salah satu sudut lahan yang akan dipanen.

Acara wiwitan dimulai dengan membakar dupa, diikuti dengan


pemanjatan doa-doa, serta memercikkan air yang telah didoakan ke persawahan.
Setelah itu, meletakkan sejumlah takir (wadah kecil berisi makanan beralas daun
pisang) ke sudut-sudut persawahan yang hendak dipanen. Makanan yang sudah
didoakan juga dibagikan kepada semua orang yang mengikuti wiwitan. Tidak
jarang, sejumlah orang yang kebetulan lewat juga mendapat makanan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Isi teks

B. Saran

Isi teks
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai