Kami panjatkan rasa syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehendak-Nya kami dapat
membuat makalah ini dengan baik yang menjadi bagian dari tugas kami yaitu kegiatan pembelajaran
P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
Dengan hati yang penuh rasa syukur, kami dengan gembira mempersembahkan makalah ini sebagai
hasil dari tugas pembelajaran P5. Dalam kesempatan istimewa ini, kami merasa diberkahi dapat
mengeksplorasi dan mendalami tradisi Tedak Siten.
Makalah ini merupakan wujud upaya kami untuk menggali lebih dalam tentang tradisi tradisi di
Indonesia khusunya tradisi tedak siten, kami menyajikan makalah ini sebagai bentuk apresiasi kami
terhadap kearifan lokal dan keragaman budaya Indonesia.
Makalah ini tidak akan dapat terwujud tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Guru yang telah memberikan kesempatan berharga ini,
serta kepada rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
Semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi dan wawasan bagi pembaca tentang tradisi suku
Jawa dan membuka mata kita semua terhadap kearifan lokal yang begitu berharga.
DAFTAR ISI
JUDUL .........................................................................................................I
DAFTAR ISI...............................................................................................IV
D. Tujuan .............................................................................................3
A. Latar Belakang
Suku Jawa banyak dikenal karena suku Jawa temasuk kedalam jumlah suku terbanyak yang
ada di Indonesia. Suku Jawa memiliki berbagai jenis tradisi yang tumbuh dan berkembang
baik di perkotaan maupun di pinggiran kota. Seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan zaman, salah satu budaya Jawa ini masih sering digunakan dikalangan
masyarakat.
Keberadaan Tradisi Tedak Siten di masyarakat Jawa dapat dikatakan populer terbukti
dengan keberadaannya hingga kini masih sering dilakukan ketika mereka mempunyai anak
yang berusia 7 lapan atau berumur 245 hari.
Dimensi Profil Pelajar Pancasila
A. Kebhinekaan Global
Tradisi yang kita lakukan yaitu Tedak Siten, Tedak Siten dapat meningkatkan rasa
sikap tolong menolong, Sikap sabar, sikap sungguh sungguh dalam menggapai
sesuatu dan juga tradisi yang kita ajarkan dapat meningkatkan rasa menghargai
sesama suku karena kita mempraktekan tradisi tersebut agar masyarakat di luar sana
bisa menghargai dan mengetahui tradisi masyarakat suku Jawa.
B. Bergotong-royong
Tradisi ini yaitu Tedak Siten dapat meningkatkan rasa untuk kerja sama atau
bergotong-royong pada saat membuar properti maupun makalah yang akan dibuat.
Tujuannya agar menghasilkan tampilan tradisi yang indah dilihat dan mendapat nilai
yang sangat bagus.
C. Bernalar Kritis
Tradisi Tedak Siten ini dapat meningkatkan kita untuk berpikir secara kritis, karena
kita dapat mencari tahu lebih dalam mengenai pengertian, nilai, dan fungsi dari
Upacara Tedak Siten.
D. Kreatif
Tradisi ini dapat melatih kita berpikir kreatif karena kita dapat memperkenalkan
kembali tradisi ini pada masyarakat Indonesia, dan dengan kreatifitas kita dalam
mempraktekan/mencontohkan tradisi upacara Tedak Siten.
E. Mandiri
Tradisi ini dapat membuat kita menjadi lebih mandiri lagi dikarenakan dengan adanya
latihan dan kreatifitas kita dalam melaksanakan projek ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penulisan
Proses penulisan ini memungkinkan kami untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang Tradisi Tedak Siten yang khas. Kami dapat menyelami kebudayaan dan
cara memperkenalkan budaya secara menyeluruh, membantu kami menghargai perbedaan
dan kekayaan budaya yang ada
BAB II
LANDASAN TEORI
Tedak Siten merupakan rangkaian prosesi adat tradisi daur hidup masyarakat jawa
yang mulai jarang dilaksanakan. Tedak Siten berasal dari kata Tedhak berarti turun
(menapakkan kaki) dan Siten atau Siti yang artinya tanah, sehingga Tedak Siten
merupakan tradisi menginjakkan atau menapakkan kaki ke tanah bagi seorang anak.
Menurut Murniatmo, Tedak Siten merupakan upacara pada saat anak turun tanah
untuk pertama kali, atau disebut juga mudhun lemah atau unduhan, masyarakat
beranggapan bahwa tanah mempunyai kekuatan gaib. Upacara Tedak Siten
berlangsung saat anak berusia 7 lapan kalendar jawa atau 8 bulan kalender masehi.
Dalam usia tersebut biasanya anak mulai memasuki masa belajar berjalan sehingga
inilah momen awal anak mulai menapakkan kakinya ke tanah.
Tujuan tedak siten adalah bentuk penghormatan terhadap bumi tempat anak mulai
belajar menginjakkan kaki di tanah. Upacara dilakukan dengan iringan doa orang
tua dan sesepuh agar masa depan anak sukTedak siten merupakan pengharapan
orang tua supaya kelak anak siap dan sukses menepaki kehidupan
Tradisi Tedhak Siten selain sebagai kegiatan pelestarian budaya tetapi juga
merupakan serangkaian kegiatan yang menyimbolkan bimbingan orang tua kepada
anaknya dalam meniti kehidupan melalui serangkaian prosesi dan ubarampe yang
digunakan. Dalam kegiatan Tedhak Siten perlu dipersiapkan Uba Rampe atau
perlengkapan, di antaranya yaitu, jadah 7 (Tujuh) warna warni, tangga yang terbuat
dari tebu, kurungan (biasanya berbentuk seperti kurungan ayam) yang diisi dengan
barang/benda, alat tulis, mainan dalam berbagai bentuk, air untuk membasuh dan
memandikan anak, ayam panggang, pisang raja, udhik-udhik, jajan pasar, berbagai
jenis jenang-jenangan, tumpeng lengkap dengan gudangan dan nasi kuning.
Sebelum masuk ke proses acara, pihak orang tua yang hendak mengadakan tedak
siten membutuhkan peralatan yang diperlukan, yaitu:
1. Berjalan di 7 Warna.
Anak dipandu untuk berjalan di atas jenang 7 warna yang berbeda (merah, putih,
jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu) yang terbuat dari beras ketan.Ritual ini
melambangkan bahwa di masa depan, anak harus bisa mengatasi semua hambatan
dalam hidup.
Sementara dilansir dari malangvoice, Budayawan Jawa, Suryadi atau yang lebih
dikenal dengan Ki Suryo menjelaskan bahwa “Maknanya, hidup berawal dari yang
gelap dan berakhir dengan terang.”
2. Menginjak Tangga dari Tebu.
Anak selanjutnya dibimbing untuk menginjak tangga yang terbuat dari tebu "Arjuna"
dan kemudian turun. Tebu merupakan singkatan dari Antebing Kalbu.Diharapkan ke
depannya, anak itu berperilaku seperti Arjuna, yang merupakan seorang pejuang
sejati.Diharapkan anak bisa berjalan dalam kehidupan dengan tekad dan penuh
percaya diri seperti Arjuna yang heroik.
5. Menyebarkan Udik-udik.
Sementara itu, ayah dan kakek anak tersebut menyebarkan "udik-udik", yang
merupakan koin-koin dan bunga.Diharapkan, bahwa anak harus memiliki cara mudah
untuk mencari nafkah dan harus bermurah hati dengan membantu orang lain.
Terdapat 7 warna yang unik yang akan dilewati oleh anak pada upacara ini,pada
setiap warna tentunya memiliki arti/makna,berikut adalah makna dari 7 warna pada
upacara Tedak Sinten:
1. Warna Merah artinya keberanian, dengan harapan sianak berani dalam melangkah
dalam kehidupan
2. Warna kuning artinya kekuatan lahir dan batin yang wajib dimiliki oleh seseorang
3. Warna Putih artinya kesucian
4. Warna Merah jambu alias pink artinya cinta dan kasih saying baik kepada orangtua,
kakak, eyang dll
5. Warna Biru artinya ketenagan jiwa dalam melangkah dalam kehidupan
6. Warna Hijau artinya lingkungan sekitar dan kesuburan
7. Warna Ungu artinya kesempurnaan atau puncak
warna jadah menyimbolkan rintangan, tantangan, serta pilihan yang akan dijalani sang
anak ketika beranjak dewasa. Dalam prosesi Tedhak Siten, jadah akan disusun mulai
dari warna gelap ke terang.
Susunan jadah ini menggambarkan bahwa masalah yang akan dihadapi sang anak
beragam bentuknya, mulai dari ringan hingga berat. Namun, seberat apapun
masalahnya, pasti ada titik terangnya.
Ketujuh jadah nantinya akan diinjak oleh sang anak dalam proses Tedhak Siten.
Selanjutnya, anak akan dituntun untuk menaiki tangga yang terbuat dari tebu jenis
‘arjuna’ dengan hiasan kertas warna-warni
DAFTAR PUSAKA
Tarian lenggang nyai sejarah dan nilai-nilainya, di akses pada tanggal 22 Agustus 2022
https://kumparan.com/berita-hari-ini/tari-lenggang-nyai-lengkap-dengan-
sejarah-dan-nilai-nilainya-1v8ULOG4gTJ
Mengenal sejarah Tari Lenggang Nyai, di akses pada tanggal 23 Agustus 2022 jam 14.08
https://id.theasianparent.com/tari-lenggang-nyai
Semangat kebebasan wanita betawi, di akses pada tanggal 30 Juli 2022 jam 13.36
https://bobo.grid.id/read/082116849/tari-lenggang-nyai-diambil-dari-cerita-
rakyat-nyai-dasimah-ini-sinopsisnya
https://id.scribd.com/presentation/475122250/TARI-LENGGANG-NYAI