Oleh Kelompok 6
Selvia Widiyanti 2212531001
Desak Made Ariani 2212531018
Koming Yuni Sariasih 2212531031
Ni Putu Ristha Mellani 2212531033
Made Ayu Widyaswari 2212531037
Rachmadini Eka Berliana 2212531039
i
KATA PENGANTAR
Puja dan syukur kami haturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Upacara
Yadnya Kasada, Ritual Warga Tengger Larung Kurban ke Kawah Gunung Bromo” dengan
tujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Teori Sosial.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas bantuan, dukungan dan semngat dari pihak-
pihak yang telah membantu selama masa penyusunan makalah ini, baik yang berkontribusi
secara langsung maupun tidak langsung. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyususan dan penyampaian materi dari makalah kami masih terdapat banyak kekurangan.
Maka dari itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun sehingga kedepannya kami dapat
menyusun makalah dengan lebih baik.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan kami berharap
makalah kami bisa menjadi pengetahuan dari pembaca. Tak luput kami meminta maaf jika
dalam pembawaan makalah ini terdapat kata yang menyinggung dan tidak berkenan di hati
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3. Tujuan ............................................................................................................................. 2
4. Manfaat ........................................................................................................................... 2
Kesimpulan ........................................................................................................................... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Upacara adat merupakan salah satu keragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Upacara adat sendiri terdiri dari dua kata yakni upacara dan adat, upacara merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang memiliki aturan-aturan
dan tujuan tertentu sesuai yang disepakati bersama. Sedangkan adat adalah perwujudan
dari kebudayaan, fungsinya sebagai pengaturan pada tingkah laku. Adat sendiri juga
merupakan kebiasaan bersifat magis, religius, serta berasal dari kehidupan sebuah
penduduk asli. Penduduk asli yang dimaksud disini meliputi norma, aturan-aturan, serta
kebudayaan yang saling berhubungan. Kemudian hubungan itu menjadi kesatuan dalam
sistem atau bisa dikatakan menjadi pengaturan secara tradisional. Upacara adat juga bisa
diartikan sebagai salah satu tradisi yang dimiliki masyarakat tradisional, dimana
mempunyai nilai yang kental dan relevan untuk kebutuhan masyarakat yang mendukung
akan upacara tersebut.
Salah satu contoh upacara adat di Indonesia yang masih dilestarikan hingga sekarang
adalah Upacara Yadnya Kasada, yakni upacara yang berasal dari Jawa Timur tepatnya
pada kaki Gunung Bromo atau Tengger. Upacara ini merupakan hari raya bagi masyarakat
Tengger yang menganut agama Budha dharma. Kasada merupakan sebuah Upacara
persembahan atau sesajen untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur yang digelar setiap
Bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger, Upacara
adat ini digelar di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo, pada tengah malam
hingga dini hari. Kami melihat adanya ketentuan-ketentuan, proses, sejarah, hingga
simbolik yang ada dalam Upacara Yadnya Kasada. Hal inilah yang membuat kami
mengangkat judul penelitian ini dan nantinya akan kita klasifikasikan ke dalam masing-
masing teori sosial.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula dilakukannya upacara Yadnya Kasada pada masyarakat
Tengger?
2. Bagaimana teori simbolik yang terdapat dalam upacara Yadnya Kasada?
3. Bagaimana teori fungsionalis yang terdapat dalam upacara Yadnya Kasada?
1
4. Bagaimana teori konflik yang terdapat dalam upacara Yadnya Kasada?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal mula dilakukannya upacara Yadnya Kasada pada masyarakat
Tengger
2. Untuk mengetahui teori simbolik yang terdapat dalam upacara Yadnya Kasada
3. Untuk mengetahui teori fungsionalis yang terdapat dalam upacara Yadnya Kasada
4. Untuk mengetahui teori konflik yang terdapat dalam upacara Yadnya Kasada
4. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui upacara adat Indonesia yang masih dilestarikan
2. Mahasiswa dapat memahami definisi Upacara Adat Yadnya Kasada
3. Mahasiswa dapat mengkaji suatu budaya ke dalam teori sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan para leluhur dengan cara dilarung di kawah Gunung Bromo. Larung sesaji berupa
hasil bumi, palawija dan ternak ini adalah bentuk rasa syukur warga Tengger kepada
Tuhan. Sesaji yang telah diberikan mantra ini kemudian dilarung di kawah Gunung Bromo
Masyarakat Suku Tengger membawa persembahan dengan berjalan dari kaki Gunung
Bromo hingga menuju kawah Gunung Bromo. Masyarakat Suku Tengger percaya dengan
melarung hasil sesajen yang terdiri dari hasil tani dan ternak dapat menjaga keharmonisan
dengan alam, Tuhan, dan para leluhur. Ini akan membawa berkah untuk alam semesta
beserta isinya. Pelaksanaan Upacara Kasada dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu puja
Purkawa, Manggala upacara, Ngulat umat, Tri Sandya, Muspa, Pembagian Bija, Diksa
Widhi, dan penyerahan sesaji di kawah Bromo
4
4. Teori Konflik Yang Terdapat Dalam Upacara Yadnya Kasada
Dalam setiap masyarakat pasti terdapat perbedaan pandangan ataupun pendapat yang
mempengaruhi sistem budaya daerah tertentu, begitupun dengan budaya pada masyarakat
tengger yaitu upacara Yadnya Kasada yang diyakini masyarakat sebagai upacara untuk
mengungkapkan rasa syukur sehingga jika tidak dilaksanakan maka mereka mempercayai
akan adanya konflik atau masalah yang bisa terjadi dan menimpa masyarakat desa Tengger
seperti wabah ataupun ketidak berkahan yang bisa menimpa hasil ternak dan tani mereka.
5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Upacara Yadnya Kasada adalah tradisi masyarakat di daerah Tengger dengan
mempersembahkan seserahan kepada Tuhan yang dilaksanakan pada hari ke-14 bulan
Kasada penanggalan Jawa, pada bulan Juli. Dalam pelaksanaan Upacara Yadnya Kasada
ini masyarakat mengumpulkan dan membawa hasil bumi, uang, atau hewan ternah yang
kemudian ditata di tempat yang bernama Ongkek kemudian dilemparkan ke kawah
Gunung Bromo sebagai bentuk kebudayaan yang sudah diceritakan dan dilestarikan secara
turun-temurun dan sebagai symbol rasa syukur atas berkah hasil ternak dan panen yang
didapat, juga sebagai permohonan agar dilindungi dari segaka marabahaya, serta
mengenang pengorbanan dari Raden Kesuma.
2. Teori simbolik yang dapat dilihat dari Upacara Yadnya Kasada ini adalah persembahan
atau hasil tani dari masyarakat suku Tengger. Pada upacara ini persembahan atau hasil tani
uang diberikan oleh masyarakat suku Tengger dapat dikatakan sebagai simbol rasa syukur
warga Tengger kepada Tuhan serta harapan untuk menjaga keharmonisan dengan alam,
Tuhan, dan leluhur.
3. Teori fungsionalisme yang dapat diamati dari Upacara Yadnya Kasada ini adalah
masyarakat adalah sebuah kelompok yang terdapat bagian-bagian yang dibedakan, serta
bagian-bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda akan tetapi saling berkaitan
dalam menciptakan keseimbangan. Upacara Yadnya Kasada ini berfungsi sebagai warisan
leluhur yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan
lingkungannya, serta manusia dengan sang pencipta.
4. Teori konflik yang dapat dicermati dari Upacara Yadnya Kasada ini yaitu dimana Upacara
Yadnya Kasada dipandang sebagai upacara yang hadir karena adanya perbedaan atau
pandangan di tengah-tengah masyarakat. Dimana Upacara Yadnya Kasada yang diyakini
sebagai upacara untuk mengungkapkan rasa syukur yang apabila tidak dilaksanakan
dipercayai akan menibulkan konflik atau masalah yang bisa menimpa masyarakat Desa
Tengger seperti wabah atau ketidakberkahan yang menyangkut hasil ternak dan hasil tani
mereka. Serta apabila seorang warga tidak melakukan upacara ini dipastikan akan
mendapat sanksi sosial berupa pandangan tidak enak dari sesame suku Tengger karena
upacara tersebut sacral dan wajib dilaksanakan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Iasha, M. April 2018. Upacara Adat di Indonesia, Tujuan, dan Jenisnya. www.goodminds.id
Meidinata, M. I. (2021). Konsep Manusia dalam Budaya Yadnya Kasada di Gunung Bromo
(Kajian dalam perspektif Laudato Si Art. 84-88). Dalam Jurnal Bahasa, Sastra, dan
Budaya, Volume 11, No.3, Halaman 50-70. Universitas Negeri Gorontalo.
Rahmawati, S. A. A., & Andalas, E. (2023). Asal Usul Upacara Yadnya Kasada Sebagai Dasar
Kehidupan Kebudayaan Masyarakat Tengger Probolinggo. Dalam Lingua Franca:
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, Volume 7, No. 1, Halaman 110-120.
Universitas Muhammadiyah Malang
Sriwardhani, T. (2007). Aspek Ritual dan maknanya dalam peringatan Kasada pada masyarakat
Tengger Jawa Timur. Imajinasi, Volume 3, No. 2.