Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENELITIAN

“PEMAHAMAN GENERASI MUDA BANJAR PAKEL


AKAN MAKNA TRADISI NGABEN”

OLEH :
Nama : I PUTU EDI SUMIARTA
Nisn : 0055202996
No : 16
Kelas : XII IPS 1

PEMERINTAH PROVINSI BALI


DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
JALAN FLAMBOYAN NO. 63 SEMARAPURA. TELP (0366) 21508

EMAIL : smansemarapura@yahoo.co.id
TAHUN AJARAN 2023-2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami sebagai
peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul "
PEMAHAMAN GENERASI MUDA BANJAR PAKEL AKAN MAKNA
TRADISI NGABEN” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari laporan penelitian ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Bapak Drs. Kadek Putrawan,M.Pd dan Agusta
Rudyana, S.Pd pada bidang kolaborasi Geografi dan Sosiologi. Selain itu,
laporan penelitian ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
"Penelitian Non-Ilmiah" bagi para pembaca dan juga peneliti.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Kadek
Putrawan,M.Pd selaku guru pembimbing dalam bidang Geografi dan
Bapak Agusta Rudyana, S.Pd selaku guru penguji dalam bidang
Sosiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

1
i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

1.4 Manfaat dari Penelitian ............................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 3

2.1 Teori Kebudayaan .................................................................... 3

2.2 Teori Sosial ............................................................................. 9

BAB II METODE PENELITIAN ................................................................. 12

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 12

3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 12

3.3 Lokasi Penelitian ...................................................................... 12

3.4 Unit Analisis ............................................................................... 13

3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 13

BAB IV HASIL PEMBAHASAN ................................................................. 14

4.1 Deskripsi Data ............................................................................ 14

2
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 21

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 21

5.2 Saran .................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22

ii

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah Negara kepulauan yang
ditinggali oleh banyak suku bangsa. Mulai dari Sabang sampai Merauke terdapat
lebih dari 1.300 etnik atau suku bangsa. Lebih tepatnya terdapat 1.340 suku
bangsa di tanah air. Indonesia juga memiliki banyak kebudayaan yang sangat
unik dan menarik yang telah diakui dunia, berikut contoh warisan budaya
Indonesia yang telah diakui dunia yaitu : pencak silat, angklung, tari saman,
keris, tari bali, batik, gamelan, wayang kulit, candi Borobudur, candi Prambanan
dan masih banyak kebudayaan lainya.
Dari seluruh pulau yang ada di Indonesia, ada satu yang menjadi tujuan
utama para turis manca negara dan sangat sering dikunjungi yaitu pulau Bali
atau sering disebut dengan Pulau Dewata. Pulau ini memiliki kebudayaan unik
dan menarik. Kebudayaan Bali ditunjang oleh kondisi sosial, counter wilayah dan
keyakinan dari daerah-daerah yang tersebar di seluruh wilayah Bali. Selain itu
Bali sangat terkenal akan keindahan alamnya, mulai dari Nusa Penida yang
terkenal akan keindahan pantainya. Ada juga kintamani yang terkenal akan
gunung baturnya dan banyak lagi wilayah lainya. Selain keindahan alamnya. Bali
juga terkenal akan kebudayaannya yang sangat kental. Kebudayaan-
kebudayaan Bali yaitu melasti, pengrupukan, nyepi, piodalan, ngaben, galungan
& kuningan, dan yang lainya. Namun para wisatawan lebih sering mendengar
kata ngaben.
Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah umat hindu dibali.
Upacara ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan untuk
mengembalikan roh leluhur ke tempat asalnya. Ngaben dalam bahasa Bali
sering juga dilafalkan dengan bahasa yang lebih halus dengan kata pelebon,
kata pelebon juga tidak sembarang orang yang dapat di katakana jika orang
yang sudah meninggal lalu pihak keluarga melakukan ritual yang di laksanakan
untuk mengembalikan roh leluhurnya ke tempat asalnya. Kata pelebon hanya
bisa di sebutkan pada orang yang berkasta di bali, jika masyarakat biasa akan
melakukan ritual untuk mengembalikan roh leluhurnya ke tempat asalnya
namanya tetap ngaben. Adapun tujuan upacara ngaben adalah mempercepat
ragha sarira agar dapat kembali ke asalnya (ke haribaan-Nya). Upacara ngaben

1
terbagi menjadi tiga jenis yaitu ngaben sawa wedana, ngaben asti wedana, dan
swasta wedana.
Untuk mengetahui lebih rinci tentang upacara ngaben, peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari dan meneliti
tentang upacara, prosesi dan makna dari upacara ngaben, untuk itu penelitian
ini mengambil judul : “KEBUDAYAAN NGABEN DI DESA ADAT SAMPALAN
TENGAH KLUNGKUNG BALI”

1.2 Rumusan Masalah :


1. APAKAH GENERASI MUDA MENGENAL DAN MEMAHAMI MAKNA
DARI TRADISI NGABEN DI BANJAR PAKEL??
2. APAKAH TRADISI NGABEN DI DESA PAKEL MASIH ASRI
DILAKSANAKAN??
3. APAKAH TRADISI NGABEN DI DESA PAKEL MEMILIKI KEUNIKAN
TERSENDIRI YANG MEMBEDAKANNYA DENGAN TRADISI NGABEN
DI WILAYAH LAINNYA
1.3 Tujuan Penelitian :
Tujuan dari dibuatnya laporan penelitian ini adalah untuk dapat
mengetahui bagaimana kebudayaan Bali dan untuk melestarikan, salah satunya
prosesi pengabenan, selain itu penelitian ini untuk memenuhi tugas.

1.4 Manfaat Dari Penelitian :


1. Manfaat Teoritis : Saya jadi paham tetang tata cara penulisan ilmiah yang
benar dan bisa bermanfaat bagi masyarakat lingkungan.
2. Manfaat praktis : Dengan penelitian ini dapat diketahui kondisi keyakinan
masyarakat terhadap budaya ngaben.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Teori Kebudayaan


2.1.1. Defisini Kebudayaan
Menurut Tylor : kebudayaan merupakan suatu kumpulan yang
kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat
istiadat dan kemampuan ataupun kebiasaan yang diperoleh oleh manusia
sebagai anggota masyarakat untuk menjelaskan cara hidup suatu
masyarakat.
Menurut Sansthans et.all (2003) : definisi kebudayaan ialah
seperangkat aturan ataupun standart yang menghasilkan perilaku dan nilai-
nilai serta keyakinan sebagai sebuah pola dalam tatanan masyarakat.
Berdasarkan definisi beberapa para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kebudayaan adalah suatu pelajaran yang mengajarkan tentang
pengetahuan, kepercayaan, moral, kebiasaan, adat istiadat untuk
meneruskan dan memperkuat nilai-nilai dalam tatanan masyarakat.

2.1.2 Tujuan Kebudayaan


Menurut dood (1998) kebudayaan memiliki tujuan sebagai berikut :
1. mengajarkan bagaimana cara kita berpikir dan melakukan hal-hal untuk
mengatur tatanan masyarakat
2. menciptakan keuntungan bersama dan mengidentifikasi keunikan dari
sekelompok orang atau masyarakat
3. memperkuat nilai-nilai, kebudayaan untuk membantu dalam memutuskan
hal-hal yang tepat serta yang dibutuhkan sebagai apa yang patut
diterima atau ditolak.
4. Mengajarkan cara-cara membangun interaksi dan relasi serta
komunikasi dengan orang lain sebagai aspek yang perlu diperhatikan
untuk membentuk dan memelihara komunikasi tersebut.
5. Menjelaskan bagaimana suatu kelompok menyaring informasi tentang
budaya atau kebiasaan hidup dalam membentuk persepsi,
mengembangkan perasaan, menggambarkan diri dan keberadaan antar
individu.

3
2.1.3 Fungsi Kebudayaan
Menurut E.B Tylor kebudayaan memiliki fungsi yang terdiri sebagai
berikut :
A. Bagi Individu
1. Kebudayaan membentuk pribadi manusia sebagai individu
berubah menjadi makhluk sosial
2. kebudayaan dapat menjadi solusi bagi individu dalam menghadapi
situasi sosial dari yang sederhana sampai yang sulit
3. kebudayaan membantu individu dalam memberikan interpretasi
berdasarkan tradisi maupun mitos sekalipun
4. kebudayaan membentuk kepribadian individu selaras dengan
lingkungan kebudayaan

B. Bagi Kelompok
1. Kebudayaan membuat hubungan sosial antar personal menjadi
terbangun. Artinya kebudayaan tidak hanya berfokus untuk
memenuhi fungsi yang dikehendaki individu tetapi fungsi bagi
kelompok
2. kebudayaan memberikan visi bagi individu untuk bekerja sama
sebagai suatu kelompok. Artinya kebudayaan mengajarkan
individu untuk menganggap dirinya sebagai bagian dari suatu
kelompok atau masyarakat sehingga terbangun rasa kekeluargaan
sebagai suatu kesatuan bangsa dan negara
3. kebudayaan menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru sebagai
pendorong terjadinya perubahan kelompok atau masyarakat
secara positif

2.1.4 Peranan Kebudayaan antara lain :


1. mendifinisikan nilai, sikap ini mengacu pada kecenderungan manusia
untuk berfikir, merasakan dan bekerja dengan cara tertentu, sementara
itu nilai merupaka ukuran kebaikan atau keburukan tentang sesuatu
yang dipikirkan, dirasakan dan dikerjakan sedangkan tujuan mengacu
pada apa yang kita harus capai sebagai didefinisikan oleh nilai-nilai
sebagai sesuatu yang layak, semua ini merupakan akumulasi dari
kebudayaan.

4
2. Membentuk kepribadian, kebudayaan memberikan kita sebuah
pelajaran yang maha besar dan lengkap sehingga sangat berpengaruh
terhadap perkembangan seluruh kepribadian kita. Tidak ada
seorangpun yang bisa menjadi berkualitas sebagai manusia yang baik
jika dia tidak berada dalam sebuah lingkungan budaya keluarga,
komunitas, dan masyarakat yang baik. Kebudayaan mempersiapkan
manusia untuk hidup dalam kelompok dan memberikan kesempatan
untuk membentuk semacam desain kehidupan. Kebudayaan
memberikan peluang bagi perkembangan kepribadian dan
menentukan pertumbuhan seseorang. Seperti ucap Ruth Benedict
“setiap kebudayaan akan memberikan jenis atau tipe kepribadian
khusus”.
3. Membentuk pola perilaku, kebudayaan mengarahkan dan membatasi
perilaku individu. Kebudayaan memastikan menyediakan sarana untuk
mencapai tujuan. Kebudayaan memberikan penghargaan berupa
karya yang mulia bagi kita namun juga menyediakan mekanisme untuk
menghukum orang-orang yang melakukan perbuatan tercela.
Kebudayaan memeberikan status bagi seseorang melalui perilaku
mereka.
4. nya dengan cara-cara tertentu, kebudayaan mMembingkai pandangan
individu, kebudayaan telah memberikan kita visi baru, memberikan kita
seperangkat aturan untuk bekerjasama dengan individu-individu yang
kita temui dalam kehidupan setiap hari. Kebudayaan membuat kita
berpikir, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
Kebudayaan mengajarkan kita untuk menganggap diri kita menjadi
bagian dari keseluruhan yang lebih besar, memberikan konsep tentang
keluarga, bangsa dan negara. Kebudayaan membingkai pandangan
kita sebagai individu dalam kerangka keseluruhan keluarga, bangsa
dan negara sekalipun.
5. Sumber pengetahuan, kebudayaan merupakan “tempat” semua orang
menambah pengetahuan, karena kebudayaan telah memberikan
banyak pengetahuan penting bagi manusia. Hewan berperilaku secara
naluriah dengan lingkungan tetapi manusia memiliki kapasitas
kecerdasan belajar yang lebih besar. Dengan bantuan ini maka
kebudayaan memberikan manusia kemampuan untuk beradaptasi

5
dengan lingkungannya lalu menyesuaikan lingkunganya itu sesuai
dengan rasa kenyamanannya mereka. Kebudayaan juga memberikan
kepada kita kemampuan untuk dapat mempertahankan pengetahuan
lalu melakukan transmisi kebudayaan yang telah kita pelajari ke
generasi berikutembantu kita melestarikan kehidupan.
6. Sebagai informasi dan komunikasi, menurut (Kluckhohn dan Kelly,
1945) dan sistem komunikasi (Hall, 1959, 1976). Beberapa antropolog
menunjukan hubungan antara kebudayaan dan Bahasa. Bahasa
merupakan ‘paduan simbolik dengan budaya’ yang berfungsi untuk
‘mentransmisikan nilai-nilai, keyakinan, persepsi, norma dan
memfasilitasi persepsi manusia tentang dunia.
7. Solusi dalam situasi yang rumit, kebudayaan tidak saja mendefinisikan
situasi sosial yang sudah dan sedang kita hadapi tetapi juga
membangun situasi dan kondisi sedemikian rupa sehingga dapat
menentukan apa yang kita akan hadapi. Kebudayaan memberikan
setiap orang seperangkat perilaku bahkan untuk perilaku khusus untuk
menghadapi sutuasi rumit sekalipun. Kebudayaan membentuk sikap
mental dan perilaku kita Ketika kita berada dalam situasi menghadapi
kerusuhan. Kebudayaan mengarahkan dan memebatasi perilaku kita,
membatasi tujuan dan mengukur apa keuntungan yang kita akan
peroleh. Kebudayaan sudah memasuki pikiran kita sehingga setiap
orang mempunyai visi untuk melihat apa yang harusnya dia lihat dalam
mimpi dan apa yang dia harapkan untuk bermimpi.
8. Interpretasi terhadap tradisi, kebudayaan mengajarkan kepada kita
melalui tradasi untuk berperillaku tertentu Ketika kita menghadapi
situasi tertentu. Kita diberikan kemungkinan untuk membuat
interpretasi terhadap tradisi, Ketika tradisi itu berupa mitos atau
bahkan tindakakn rasional Ketika kita menghadapi masalah tertentu.
9. Membangun relasi sosial kita, kebudayaan merupakan desain, untuk
membimbing nilai-nilai dan cita-cita kita. Dengan kebudayaan maka
setiap orang mengatur perilaku dia sdemi memuaskan berbagai
dorongan yang berkaitan dengan kebutuhan dasarnya.
10. Menentukan karier kita, kebudayaan menentukan kita harus menjadi
politisi atau pekerja sosial, dokter, insinyur, tantara, petani, professor,
seorang industrialis, seorang pemimpin agama dan sebagainya

6
ditentukan oleh kebudayaan kita. Semua apa yang kita ingin capai dari
karier kita, itu semua ditentukan oleh kebudayaan kita. Kebudyaan
menetapkan Batasan pilihan kita terhadap karier yang sama atau yang
berbeda sekalipun.
11. Menjelaskan perbedaan, kebudayaan menjelaskan tentang perbedaan,
itulah perbedaan budaya(Wallerstain, 1990). Kebudayaan disebut
sebagai pembeda antar kelompok, karena itu perbedaan kebudayaan
menghasilkan perbedaan antara sejumlah orang Ketika mereka
mengerjakan sesuatu, atau membedakan cara mereka melihat
dunia(Potter, 1989). Seperti ucap Triandis (1972), jika tidak ada
perbedaan maka tidak aka nada kebudayaan. Hofstede
(1980)memberikan bukti tentang perbedaan dan persamaan antar
budaya. Dengan cara yang mirip dengan Triandis (1972), Landis dan
Brislin (1983) melaporkan pentingnya memahami bagaimana
perbedaan kebudayaan sehingga kebudayaan itu mempengaruhi
interaksi anar personal. Menurut Landis dan Brislin (1983), perbedaan
kebudayaan dapat menyebabkan perbedaan dalam berperilaku
interaksional dan kesalahpahaman dalam menginterpretasikan
sesama, bahkan kerap kali menimbulkan konflik. Dalam kontak lintas-
budaya, orang umumnya cenderung mengurangi interaksi dengan
orang lain yang mempunyai kebudayaan berbeda. Oleh karena itu,
analisis perilaku interaksional dan interpretasi itu sangat penting
menurut (Albert dan Triandis, 1979), dalam analisis kontak lintas-
budaya.
12. Membuat manusia semakin manusiawi, setiap orang akan menjadi
individu dan individu tersebut akan menjadi manusia sesungguhnya
jika dia berpartisipasi dalam budaya yang mengaliri dirinya, tanpa
partisipasi dengan aliran budaya yang menyertainya maka dia akan
dipaksa untuk menemukan dirinya dengan cara dia sendiri. Jika ini
terjadi maka dia telah kehilangan energi untuk mendesain dirinya
sebelum berada dan terlibat dengan orang lain dalam suatu
masyarakat yang lebih luas.

7
2.1.5 Jenis Kebudayaan terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
1. Kebudayaan Material
- kebudayaan terdiri dari benda-benda konkret yang nyata seperti
peralatan, furniture, mobil, buku, bangunan, bendungan sebagai
benda nyata buatan manusia.
- kebudayaan mengacu pada benda-benda fisik, sumber daya, dan
ruang yang digunakan orang untuk mendefinisikan budaya mereka.
Ini termasuk rumah, lingkungan, kota, sekolah, gereja, sinagoga,
kuil, kantor, alat-alat produksi, toko, dan sebagainya. Semua aspek-
aspek fisik yang membantu dan menentukan perilaku persepsi
anggotanya.
- kebudayaan material merupakan bukti fisik tentang keberadaan,
identitas, karakteristik dari suatu kelompok masyarakat tertentu.
Kebanyakan karya arsitektur seperti bangunan dari kebudayaan
material suatu suku bangsa tertentu, seperti buku dan perhiasan.
- kebudayaan material sering dihubungkan dengan konsep
“peninggalan” dari suatu suku bangsa (studi arkeologi) yang
mempelajari tentang semua bentuk kebudayaan material yang
tampil sebagai bukti kebudayaan masa lalu.
- istilah kebudayaan material sering digunakan oleh para arkeolog
untuk menjelaskan artefak atau benda-benda nyata yang
ditinggalkan oleh kebudayaan di masa lalu
2. Kebudayaan non-material
- Kebudayaan non-material terdiri dari benda-benda abstrak yang
tidak terwujud, misalnya adat istiadat, tradisi, kebiasaan, perilaku,
sikap, kepercayaan, Bahasa, sastra, seni, hukum, agama dan lain-
lain. Semua bentuk non-material tersebut bersifat internal karena
mencerminkan sifat bathin manusia.
- Kebudayaan non-material mengacu pada ide-ide nonfisik yang
dimiliki oleh sekelompok orang-, misalnya tentang keyakinan, nilai-
nilai, aturan, norma, moral, Bahasa, organisasi, dan pranata sosial.
Contohnya, seperti agama yang dikenal sebagai seperangkat ide
dan keyakinan tentang tuhan, ibadah, moral dan etika. Dengan
keyakinan inilah maka para anggota suatu kelompok dapat

8
menentukan bagaimana cara mereka merespon sebuah peristiwa
yang bersifat religious.

2.2. Teori Sosial


2.2.1. Teori sosial menurut beberapa para ahli
- Keith jacobs : Pengertian sosial secara umum menurut Keith Jacobs
adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs
komunitas.
- Paul Ernest : Sementara Paul Ernest memiliki opini bahwa arti kata
sosial adalah sejumlah manusia secara individu yang terlibat dalam
berbagai kegiatan bersama.
- Engine Fahri I. : Menurut Engine Fahri arti dari kata sosial adalah
sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun
masih tetap ada perdebatan tentang pola berhubungan bagi para
individu tersebut.
- Peter Herman : Pengertian sosial menurut Peter Herman adalah
sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap
merupakan sebagai satu kesatuan.
- Ruth Aylett : Arti dan makna kata sosial versi Ruth Aylett adalah
sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap
inheren dan terintegrasi.
- Philip Wexler : Pengertian dan definisi sosial menurut Philip Wexler
menyatakan bahwa sosial adalah sifat dasar dari setiap individu
manusia.
- Lewis : Lewis berpendapat bahwa arti dari kata sosial adalah
sesuatu yang dapat dicapai, dihasilkan serta ditetapkan dalam
proses interaksi sehari-hari antara warga suatu negara dengan
pemerintahannya.
- Lena Dominelli : Definisi sosial adalah bagian yang tidak utuh dari
sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan sebuah
pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh didalamnya.
- Enda M.C. : Arti dari kata sosial menurut Enda M. C. adalah suatu
cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan satu
sama lain.

9
- Koentjaraningrat : Menurutnya koentjaraningrat budaya adalah
suatu gagasan dan rasa, suatu tindakan dan juga karya yang
merupakan sebuah hasil yang dihasilkan oleh manusia didalam
kehidupan masyarakat yang nantinya dijadikan kepunyaannya
dengan belajar.
- E.B. Taylor, : Budaya adalah suatu keseluruhan yang bersifat
kompleks. Keseluruhan tersebut meliputi kepercayaan, kesusilaan,
adat istiadat, hukum, seni, kesanggupan dan juga semua kebiasaan
yang dipelajari oleh manusia yang merupakan bagian dari suatu
masyarakat.
- Linton : Budaya adalah sikap pola beserta pengetahuan yang
merupakan kebiasaan yang dilakukan yang didapatkan melalui
diwariskan oleh suatu anggota masyarakat tersebut secara
keseluruhan.
- Selo Soemardjan : Menurut Selo Soemardjan budaya adalah
sebuah hasil karya, rasa dan juga cipta masyarakat.
- Parsudi Suparian : Menurut Parsudi Suparian, suatu budaya dapat
melandari semua perilaku manusia karena suatu budaya
merupakan sebuah pengetahuan manusia yang digunakan dalam
memahami lingkungan dan juga pengalaman yang terjadi padanya.
- R. Seokmono : Menurut ahli arkeolong R.Soekmono, budaya yaitu
usaha ataupun hasil kerja manusia berupa benda ataupun hasil
sebuah pemikiran manusia dimasa hidupnya.
- Ki Hajar Dewantara : Mengemukakan pendapat bahwa budaya yaitu
hasul dari perjuangan masyarakat baik itu terhadap alam maupun
terhadap zaman yang membuktikan suatu kemakmuran dan juga
kejayaan kehidupan masyarakat ketika menghadapi suatu keadaan
sulit dan rintangan dalam mencapai suatu kemakmuran,
keselamatan, dan juga kebahagiaan pada kehidupan.
- Andreas Eppink : Sosial budaya atau kebudayaan adalah segala
sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang
menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut.
- Burnett : Kebudayaan adalah keseluruhan berupa kesenian, adat
istiadat, moral, hukum, pengetahuan, kepercayaan dan kemampuan

10
olah pikir dalam bentuk lain yang didapatkan seseorang sebagai
anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks.
- Pengertian Sosial Budaya Secara Umum : Jika di penggal perkata
dari Sosial budaya yang terdiri dari dua kata yaitu ‘sosial’ dan
‘budaya’. Sosial berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan
masyarakat sekitar. Sedangkan budaya berasal dari kata bodhya
yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya juga diartikan sebagai
segala hal yang dibuat manusia berdasarkan pikiran dan akal
budinya yang mengandung cinta dan rasa.
Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil adalah sosial budaya
merupakan segala hal yang di ciptakan manusia dengan pikiran dan
budinya dalam kehidupan bermasyarakat.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau
berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek
penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri,
karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun

fenomena tertentu. Metode penelitian kualitatif menghasilkan data-data deskriptif


berupa kata-kata baik tertulis maupun lisan yang berasal dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati serta pada situs penelitiannya dan ikut berperan aktif
mengikuti kegiatan masyarakat.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Apapun data primer dan data sekunder dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
atau informan melalui wawancara. Dalam penelitian ini data diperoleh
melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat
2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari dari pihak lain, yang
tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian. Data sekunder
berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data
sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah data-data yang berasal
dari catatan, buku, surat-surat, jurnal, penelitian yang terkait dengan tema
yang akan diteliti.

3.3 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Banjar Pakel, Sampalan Tengah, Klungkung,
Bali dengan melakukan observasi pada kerama atau masyarakat di wilayah desa
tersebut.

12
3.4 Unit Analisis
Menurut Suprayogo dan Tobroni, unit analisis adalah suatu yang
berkaitan dengan fokus atau komponen yang diteliti. Unit analisis dapat berupa
individu, kelompok, organisasi, benda, waktu atau lembaga sesuai fokus

permasalahan. Berdasarkan definisi tersebut maka unit analisis dalam penelitian


ini adalah individu serta kelompok

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
beberapa metode, antara lain:
1. Observasi
Adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara
sistematis tentang gejala-gejala yang diamati. Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Pengamatan atau pencatatan ini dilakukan terhadap
objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa.
2. Dokumentasi
Adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pencarian, pencatatan,
perekaman terhadap peristiwa yang telah terjadi atau sedang terjadi.
Dokumentasi meliputi catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya. Dokumen-dokumen tersebut
dapat digunakan oleh peneliti sebagai data pelengkap dalam kegiatan
penelitian. Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori,
pendapat, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan dokumentasi serta pencatatan
terkait dokumen-dokumen

13
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


Deskriptif data merupakan gambaran data yang digunakan dalam suatu
penelitian. Dalam pengujian deskripsi data ini peneliti mencoba untuk
mengetahui gambaran atau kondisi responden yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Dari pengumpulan data kuesioner hasil jawaban responden,
dengan jumlah sampel, yaitu sebanyak 50 kerama di Banjar Pakel, pengujian
dilakukan dengan menggunakan quisioner dengan cara menyebarkan ke 50
kerama.

4.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden


Berdasarkan hasil pengujian data kuesioner responden dengan uji
frekuensi, diketahui hasil gambaran pada kuesioner karakteristik responden yang
menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu berdasarkan nama, Usia, jenis kelamin,
alamat dan status.

Kuisioner 1
60
50
50
40
30 Kuisioner 1
20
10
0
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 50 x 100% M = 0 x 100%

= 100% = 0%

14
Kuisioner 2
60
50
50
40
30 Kuisioner 2
20
10
0
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 50 x 100% M = 0 x 100%

= 100% = 0%

Kuisioner 3
50 44
45
40
35
30
25 Kuisioner 3
20
15
10 6
5
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 6 x 100% M = 44 x 100%

= 12% = 88%

15
Kuisioner 4
40 37
35
30
25
20 Kuisioner 4
15 13
10
5
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 37x 100% M = 13 x 100%

= 74% = 26%

Kuisioner 5
40 36
35
30
25
20 Kuisioner 5
14
15
10
5
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 36 x 100% M = 14 x 100%

= 72% = 28%

16
Kuisioner 6
35 31
30
25
20 19
Kuisioner 6
15
10
5
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Ya x 100%

M = 31 x 100% M = 19 x 100%

= 62% = 38%

Kuisioner 7
50 47
45
40
35
30
25 Kuisioner 7
20
15
10
5 3
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 47x 100% M = 47 x 100%

= 94% = 6%

17
Kuisioner 8
60
50
50
40
30 Kuisioner 8
20
10
0
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 50x 100% M = 0 x 100%

= 100% = 0%

Kuisioner 9
35 31
30
25
20 19
Kuisioner 9
15
10
5
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 31x 100% M = 19 x 100%

= 62% = 38%

18
Kuisioner 10
40
34
35
30
25
20 16 Kuisioner 10
15
10
5
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 34x 100% M = 16 x 100%

= 68% = 32%

Kuisioner 11
35
30 29
25 21
20
Kuisioner 11
15
10
5
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 21x 100% M = 29x 100%

= 42% = 58%

19
Kuisioner 12
60
49
50
40
30 Kuisioner 12
20
10
1
0
Jawaban Ya Jawaban
Tidak

Rumus Mean : Rumus Mean :

M = Pilihan Jawaban Ya x 100% M = Pilihan Jawaban Tidak x 100%

M = 49x 100% M = 1x 100%

= 98% = 2%

20
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari uraian bab 4 di atas dan hasil pengolahan data penulis maka dapat
disimpulkan :

1. Umat Hindu percaya bahwa tubuh manusia yang sudah meninggal


kemudian akan dikremasi yang dikenal dengan istilah Ngaben. Ngaben
adalah prosesi upacara pembakaran jenazah oleh masyarakat Hindu di
Bali. Terdapat beberapa pendapat mengenai arti kata Ngaben. Ada yang
mengatakan bahwa Ngaben berasal dari kata beya yang artinya bekal.
Lalu, ada yang meyakini bahwa kata ngaben berasal dari kata ngabu atau
menjadi abu. Selain itu, ada yang mengatakan bahwa ngaben artinya
penyucian dengan menggunakan api. Upacara Ngaben merupakan upacara
yang dilakukan untuk mengembalikan roh leluhur ke asalnya atau
pengembalia
2. Biaya yang diperlukan umat hindu dalam melakukan prosesi upacara
ngaben atau plebon biasanya berkisaran dari 10 juta hingga 50 juta atau
lebih, biasanya jika upacara ngaben atau plebon menggunakan dana 10
juta mengambil upacara pengabenan yang tergolong nista atau upacara
dengan tingkatan terendah. Namun jika upacara ini menggunakan biaya
sekitar 50 juta lebih maka upacara yang diambil tergolong upacara
dengan tingkatan madya dan juga utama.

5.2. Saran

Seiring berjalannya waktu dan telah terselesaikannya penelitian ini dan


juga berdasarkan kesimpulan diatas. Maka penulis ingin menyampaikan saran
yang kiranya dapat memberikan manfaat kepada pembaca laporan penelitian
ini.

1. Bagi Masyarakat
Dengan adanya laporan penelitian ini dapat menambah wawasan
masyarakat tentang upacara pengabenan atau plebon dan juga
melestarikan upacara ngaben atau plebon

21
Daftar Pustaka

Putra, I. G. (2022, Agustus Senin). Ngaben : Upacara Pengembalian Unsur Panca Maha
Bhuta. Retrieved from getakan.aan.desa.id: https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwizm_f
AlK39AhXuHbcAHU7uB0IQFnoECA0QAQ&url=https%3A%2F
%2Fwww.getakan.aan.desa.id%2Fartikel%2F2022%2F8%2F1%2Fngaben-
upacara-pengembalian-unsur-panca-maha-bhuta&usg=AOvVa

Kesrasetda, A. (2021, Maret Senin). Upacara Dalam Agama Hindu. Retrieved from
kesrasetda.bulelengkab.go.id:
https://kesrasetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/10-upacara-
ngaben-dalam-agama-hindu

LAMPIRAN

22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai