Anda di halaman 1dari 22

TATA RIAS PENGANTIN INDONESIA

“Tata Rias Pengantin Karo”


Dosen Pengampu :

Desy Afyanti, M.Pd

Irmiah Nurul Rangkuti, M.Pd

Vita Pujawanti Dhana, S.Pd, M.Pd

Di Susun Oleh:

Dahlia | 5182144003
Erni Situmorang | 5181144004
Idama Sinaga| 5181144005
Ririn Lahagu | 5183144019
Yulika LumbanGaol |5183144020

PRODI PENDIDIKAN TATA RIAS

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya
kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat waktu. Meskipun dalam
pembuatan makalah ini banyak kekurangan kami.

Harapan kami, makalah yang berisikan Tata Rias Pengantin Karo ini dapat berguna
bagi kita semua terutama dalam bidang pembelajaran. Dan kami juga menyadari banyak
kesalahan kami dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran sangat kami
perlukan untuk perbaikan makalah ini untuk ke depannya.

Akhir kata, kami ucapakan terima kasih kepada setiap yang berperan dalam
perbaikan makalah ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menjaga kita semua.

Medan, Maret 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................................................3
2.1 Sejarah Pengantin Adat Karo.................................................................................................3
2.2 Nama-nama Kain Adat Karo (Uis Adat Karo).......................................................................4
2.3 Aksesoris Pengantin Wanita..................................................................................................5
2.4 Tehnik/Langkah-langkah Pembuatan Tudung Teger Limpek ( Penutup Kepala Wanita)....6
2.5 Makna berhias/ berbusana pada pengantin Karo...................................................................6
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................................9
3.1 Biodata Narasumber...............................................................................................................9
3.2 Percakapan dengan Nara Sumber 1.......................................................................................9
3.3 Percakapan dengan Narasumber 2.......................................................................................11
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................14
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
4.2 Saran....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
LAMPIRAN..................................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke yang terdiri dari lima pulau besar yaitu Pulau Sumatera,Jawa,Kalimantan dan
Papua.Memiliki iklim tropis karena terletak di daerah Khatulistiwa dengan
keanekaragaman budaya,seperti dalam hal adat istiadat,Bahasa maupun sistem
kekeluargaan.

Masyarakat Karo secara umum mendiami daerah dataran tinggi pegunungan


diantara hamparan Bukit Barisan, yang memiliki bentuk struktur sosial,budaya
dan kesenian yang beraneka ragam yang menjadi tanda pengenal(Icon) daerah
tersebut agar bisa dikenal oleh masyarakat luas. Terdapat beberapa peninggalan “
Artefak” seperti Artefak seperti peninggalan rumah adat,benda benda pakai,Busana
adat/KAIN (UIS) serta Aksesories EMAS SERTALI . Salah satu hasil kebudayaan Karo
terus dilakukan dalam kehidupan masyarakat saat melangsungkan Upacara adat baik
bersifat Sukacita maupun Dukacita seperti pada upacara Pesta Perkawinan,Anak
lahir,Upacara Penguburan baik dalam bentuk Kategori Kerja singuda,sintengah
maupun sintua,Cawir metua dan lain lainnya. Tata busana (ROSE ADAT ) tidak pernah
ketinggalan.

Makna simbol yang terdapat pada setiap bagian Busana dan Perhiasan dan
pada setiap kain yang digunakan oleh Sukut pemilik pesta baik Pengantin dan Orangtua
mempelai ataupun yang menjadi Sukut langsung pada upacaraadat Kematian yang pada
intinya menjunjung nilai-nilai budaya pada Masyarakat Karo seperti nilai nilai
kekerabatan, nilai sistem sosial,nilai kesopanan, nilai berwibawa,nilai etika dalam
bertatakrama kepada semua keluarga,nilai tanggung jawab,nilai kerja keras,nilai
gotongroyong dan nilai-nilai yang sarat dengan kebenaran dan nilai kejujuran yang
harus dijalankan oleh setiap Masyarakat.

1
Biasanya Rose Ertanda-tanda,Rose Lengkap dan Rose Lengkap er emas-emas pada
masyarakat Karo baik Busana dan Aksesorinya memiliki nilai simbolis yang dipakai
pada setiap acara adat seperti Tudung Teger Limpek,Ergonje,er emas emas sertali;
PadungRaja Mehuli,Sertali layang –layang Galang,sertali layanglaang
kitik,Bura,Gelang sarung (AG SITEPU,1998:78-93 ) tidak lah selalu dapat dipakai
setiap harinya dan bahkan secara umum pada masa sekarang ini mayoritas tidak
mengerti akan makna simbolis pemakaian Busana adat dan Aksesoris yang ada
dipergunakan masyarakat.

1.2 Tujuan
Tujuan makalah ini di buat adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan kepada pembaca.


2. Mengetahui bentuk bentuk /jenis jenis Busana yang dikenakan masyarakat Karo seperti
Pengantin wanita pada upacara adat.
3. Mengetahui makna dari bentuk bentuk simbol Busana, riasan dan perhiasan yang
dikenakan Pengantin tersebut.
4. Mengetahui cara penerapan pemakaian busana dan riasan pengantin adat Karo.

1.3 Manfaat
1. Dapat menerapkan materi bahasan pada kehidupan nyata.
2. Dapat memahami defenisi dan konsep Riasan dan Busana Pengantin Adat Karo
beserta pembahasannya.
3. Memperluas wawasan pembaca tentang segala macam Riasan dan Busana Pengantin
Adat Karo.
4. Mempunyai kemampuan untuk membuat Riasan Pengantin Adat Karo.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Pengantin Adat Karo
Karo adalah salah asatu nama suku yang mendiami salah satu propinsi
Sumatera Utara. Untuk memahami adat istiadat Karo secara baik tidak ada jalan lain selain
terlebih dahulu memahami tentang tatanan sosial budaya Karo,karena dalam
setiap pelaksanaan adat-istiadat ada sistem kekeluargaan yang mengatur setiap
pelaksanaan kehidupan sehari hari masyarakat Karo.Pada suku Karo ada
hubungan kekeluargaan yang terdiri dari tiga kelompok menurut fungsinya dalam
sistem kekeluargaan masyarakat Karo. Tiga kelompok tersebut memiliki
hubungan yang erat dan akan melaksanakan fungsinya masing masing dalam
keidupan sehari-hari.Biasanya pada upacara tertentu sistem kekeluargaan tersebut
akan memiliki kedudukan yang berbeda-beda.Mereka yang bersaudara dan
mempunyai marga yang sama ataupun sub marganya berbeda asalkan mereka
sangkep nggeluh.Tiga kelompok dalam sistem sosial masyarakat karo disebut
dengan Sangkep nggeluh Arti dari sangkep nggeluh tersebut adalah suatu sistem
kekeluargaan pada masyarakat karo yang secara garis besarnya terdiri dari atas
senina/Sukut Anak beru dan Kalimbubu.antara laki-laki atau perempuan antara
perempuan maka dalam masyarakat Karo disebut Senina. Pihak yang mengambil
anak perempuan satu keluarga tertentu diperistri disebut Anakberu dalam
masyarakat Karo.Kalimbubu adalah pihak yang pemberi gadis kepada kelompok
tertentu dalam masyarakat Karo.

Dalam melaksanakan upacara adat tertentu sepertiperkawinan,kematian,memasuki rumah


baru,dan lain-lain sangkep nggeluh akan berfungsi sesuai tugas masing masing.Dengan
mengetahui marga orang Karo,maka dapat ditentukan dan mengetahui ketiga kelompok
sistem sosial pada masyarakat Karo. Orang Karo menarik garis keturunan (lineage) baik dari
keturunan ayah (patrilineal ) maupun dari garis keturunan ibu (materilineal) yang melekat
pada setiap individu suku Karo,yang dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan garis
keturunan oarat tutur (terombo). Adapun cara menarik garis keturunan atau tutur meliputi:
merga / beru adalah nama keluarga bagi seseorang dari (merga ) ayah. Untuk anak peempuan

3
disebut beru.Bagi anak laki-laki merga ini akan diwariskan secara turun temurun. Secara
singkat sistem kekeluargaan/kekerabatan dalam kehidupan sosial bermasyarakat dikenal
dengan ” Merga silima,Tutur siwaluh,Rakut sitelu,Perkade-kadeen sepuludua tambah
sada”.

2.2 Nama-nama Kain Adat Karo (Uis Adat Karo)


A. Yang termasuk Uis Kapal Seperti;
a) Uis Gara
b) Uis Julu
c) Uis Gatip Mbiring
d) Uis Arinteneng(Teba)
e) Uis Kelam-Kelam

B. Uis Nipes (Selendang)


Yang termasuk Uis Nipes Seperti;
a) Uis Nipes Ragi Barat
b) Uis Nipes Ragi Mbacang
c) Uis Nipes Ragi Ireng
d) Uis Nipes Kurung Tendi
e) Uis Nipes Beka Buluh
f) Uis Jujung-jujungen

4
C. Kelengkapan Busana Pengantin Wanita
a) Kebaya
b) Longtorso/Kamisoll
c) Sarung
d) Uis Julu
e) Uis Nipes
f) Uis Kelam kelam
g) Uis Bekabuluh
h) Sandal
i) Emas Sertali
j) Kampil Rawang

5
2.3 Aksesoris Pengantin Wanita

2.4 Tehnik/Langkah-langkah Pembuatan Tudung Teger Limpek ( Penutup Kepala


Wanita)

Memasang jujungen

6
2.5 Makna berhias/ berbusana pada pengantin Karo
Er-Ose Lengkap Er-emas emas dimana yang memakai tambahan aksesories “Emas
Sertali” dari busana Ose Lengkap dan biasanya dipakaikan pada kedua Mempelai( Pengantin
Karo ). Pada pengantin perempan perlengkapannya adalah,memakai sarung
diabitkan(dililitkan), dilapisi gonje(Uis) Julu gatip 9-Uis nipes sebagai langge- langge yang
memiliki motif ornamen ujung panah yang melambangkan simbol kekeluargaan dan pada
kepala pengantin akan memakai tutup kepala “Tudung teger limpek” dimana uis yang
dipakai adalah uis kelam-kelam,dan Uis Jujungen.Tudung Uis gara jongkit biasa dipakai oleh
perempuan baik sukut dan Kalimbubu.Ornamen pada Uis gara gatip memiliki lambang
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada uis jujungen terdapat ornamen yang motifnya
ipen-ipen yang fungsinya sebagai penolak bala. Pada tudung akan dipasang perhiasan
Sertali layang layang kitik dan padung Rajamehuli/padung kudung-kudung yang
pemakaiannya sejajar dengan telinga.selanjutnya pada leher dipakaikan Kalung
sertali layang-layang galang(besar).
Makna dari pemakaian busana pada pengantin perempuan adalah beluh erjile jile (ikut
membantu perbulangen) dalam menjalankan rumah tangga yang harmonis dan sanggup
menjadi Ibu yang arif dan bijaksana-mampu menjaga harkat dan martabat keluarga-sehati
sepikir dengan suami dalam menjalani rumah tangga-menjalankan falsafah hidup suku Karo
“Mergasilima,tuturna siwalun rakut si telu perkade-kaden si sepuluhdua tambah sada-
gotongroyong-rajin dan ulet serta rajin menabung.
Perlengkapan perhiasan tersebut (emas sertali) tidak boleh sembarangan
yang memakainya karena hanya dipakai pada upacara upacara tertentu saja.Pada
awalnya perhiasan tersebut akan dilengkapi dan dipersiapkan oleh pihak Kalimbubu,namun
pada masa masa sekarang semua perlengkapan mulai dari kain Uis sampai ke Aksesories
pengantin dan pihak orangtua kedua mempelai sudah dilengkapi oleh bidan pengatin(Salon).

7
Setiap pengantin pada masa sekarang akan memakai semua aksesories perhiasan pengantin
tersebut,namun setiap pengantin sudah tidak mengerti lagi makna simbol yang terdapat pada
semua perlengkapan yang mereka kenakan pada upacara perkawinan tersebut.

Makna Busana Pengantin Wanita;

1. Tudung=Melambangkan Wanita Karo cantik dan baik budi pekertinya(Beluh Erjile-


jile) serta melambangkan sistem Kekerabatan Karo
2. Sarung,Gonje Langge-Langge=Merupakan perlambang keibuan serta etika sopan
santun(Pantang Mereha/Mehamat).
3. Kampil =Menghormati/Menghargai semua Tamu
4. Emas Sertali=Perlambang Suka Menabung sehingga kumpulan emas dirajut dengan
tali dan sekaligus merupakan gambaran sistem kekerabatan KARO yang
disebut”Merga Silima,Tutur iwaluh,Rakut Sitelu,Perkade-kadeen si Sepuluhdua
tambah sada”

Makna Pemakakaian Wana –warna Busana Karo

1. Hitam (Mbiring) berarti memiliki makna Duka,Kelam,Teduh (Megenggeng)


2. Biru (Biru )berarti makna Damai,Tenteram(Perkeleng )
3. Kuning (Megersing) berarti Agung,Mahal (Mehaga)
4. Merah (Megara ) berarti Berani berbuat untuk kepentingan umum (Mbisa)
5. Putih(Mbentar/Mbulan) berarti Suci,Bersih (Sabar)
6. Hijau (Meratah) berarti Sejuk,Subur ( Mehumur )

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Biodata Narasumber
Nama : Rena Ginting
Umur : 27
Alamat : jl. Jamin Ginting ( Pasar Tujuh )

3.2 Percakapan dengan Nara Sumber 1

Pewawancara Narasumber
Selamat siang kak Selamat siang, ada yang bias saya bantu?
Kami dari Tata Rias Unimed, inbgin Ya, saya bersedia membantu adik- adik yang udah
bertanya tentang pengantin karo mulai dating dari UNIMED.
dari make up sampai dengan pakain yang
dikenakan oleh pengantin karo. Apakah
kaka bersedia membantu kami dalam
menyelesaikan tugas kami ini?

9
Yang pertama kami bertanya mengenai 1. Tudung=Melambangkan Wanita Karo cantik
pakaian dulu kak. dan baik budi pekertinya(Beluh Erjile-jile)
Apa makna busana yang dipakai serta melambangkan sistem Kekerabatan Karo
pengantin wanita karo? 2. Sarung,Gonje Langge-Langge=Merupakan
perlambang keibuan serta etika sopan
santun(Pantang Mereha/Mehamat).
3. Kampil =Menghormati/Menghargai semua
Tamu

Mengapa wanita karo harus Karena wanita karo dikenal dengan kecantikan dan
menggunakan Tudung? baik, melambangkan juga tentang kekerabatan
warga Karo.
Apa nama aksesoris yang dipakai oleh Emas Sertali=Perlambang Suka Menabung
pengantin karo serta maknanya ? sehingga kumpulan emas dirajut dengan tali dan
sekaligus merupakan gambaran sistem
kekerabatan KARO yang disebut”Merga
Silima,Tutur iwaluh,Rakut Sitelu,Perkade-kadeen
si Sepuluhdua tambah sada”

Bagaimana cara membuat tudung ? 1. Membuat Ikat Rambut pada kepala dan
Pembuatan Asak-asak(sumpel)
2. Membentuk Dasar Tudung
3. Memasang Uis Jujungen (Lapisan Luar atas
Tudung)
4. Memasang Emas Sertali (Aksesori )
Lebih sering memakai tudung langsung Seperti yang kita ketahui bahwa sekarang ini
dikepala atau yang sudah jadi dibuat banyak orang yang tidak mau susah-susah. Kalua
dikepala? ada yang lebih simple itu yang akan digunakan.
Apa arti dari kain warna hitam tersebut? Hitam (Mbiring) berarti memiliki makna
Duka,Kelam,Teduh (Megenggeng)

Apa saja nama kain yang dipakai a) Kebaya

10
pengantin wanita karo ? b) Longtorso/Kamisoll
c) Sarung
d) Uis Julu
e) Uis Nipes
f) Uis Kelam kelam
g) Uis Bekabuluh
h) Sandal
i) Emas Sertali
j) Kampil Rawang

Warna – warna apa sajakah yang 1. Hitam (Mbiring) berarti memiliki makna
terkandung pada busana pengantin wanita Duka,Kelam,Teduh (Megenggeng)
karo? Dan adakah makna dari warna 2. Biru (Biru )berarti makna
tersebut? Damai,Tenteram(Perkeleng )
3. Kuning (Megersing) berarti Agung,Mahal
(Mehaga)
4. Merah (Megara ) berarti Berani berbuat untuk
kepentingan umum (Mbisa)
5. Putih(Mbentar/Mbulan) berarti Suci,Bersih
(Sabar)
6. Hijau (Meratah) berarti Sejuk,Subur
( Mehumur )

Warna apa sajakah yang paling menonjol Warna yang khas saat merias wajah pengantin
saat merias wajah pengantin karo? karo adalah merah.
Mengapa warna eye shadow dan warna Karna dalam merias wajah pengantin biasanya
bibir harus warna merah? menggunakan pengaplikasian warna dan tekstur
yang sesuai dengan Budaya nya sehingga dapat
mencerminkan riasan.

3.3 Percakapan dengan Narasumber 2

11
Pewawancara Narasumber
Selamat siang ibu Selamat siang, ada yang bias ibu bantu?
Kami dari Tata Rias Unimed, ingin Ya, ibu bersedia
bertanya tentang pengantin karo mulai
dari make up sampai dengan pakain yang
dikenakan oleh pengantin karo. Apakah
kaka bersedia membantu kami dalam
menyelesaikan tugas kami ini?
Yang pertama kami bertanya mengenai Tudung = Melambangkan Wanita Karo cantik dan
pakaian dulu kak. baik budi pekertinya (Beluh Erjile -jile) serta
Apa makna busana yang dipakai melambangkan sistem Kekerabatan Karo,
pengantin wanita karo? Sarung,Gonje Langge- Langge = Merupakan
perlambang keibuan serta etika sopan santun
(Pantang Mereha/ Mehamat), Kampil =
Menghormati/ Menghargai semua Tamu.
Mengapa wanita karo harus Karena wanita karo dilambangkan wanita cantik
menggunakan Tudung? dan baik hati.
Apa nama aksesoris yang dipakai oleh Emas Sertali (Perlambang Suka Menabung
pengantin karo serta maknanya ? sehingga kumpulan emas dirajut dengan tali dan
sekaligus merupakan gambaran sistem
kekerabatan karo)
Bagaimana cara membuat tudung ? Mengikat Rambut , kemudian Membentuk Dasar
Tudung, lalu Memasang Uis Jujungen (Lapisan
Luar atas Tudung), selanjutnya Memasang Emas
Sertali (Aksesori )
Lebih sering memakai tudung langsung Sekarang wanita sudah terima simple nya saja.
dikepala atau yang sudah jadi dibuat Banyak wanita tidak mau ribet.
dikepala?
Apa saja nama kain yang dipakai Kebaya, Longtorso/Kamisoll, Sarung, Uis Julu,
pengantin wanita karo ? Uis Nipes, Uis Kelam kelam, Uis Bekabuluh,
Sandal, Emas Sertali, Kampil Rawang

Warna – warna apa sajakah yang  Hitam berarti memiliki makna


terkandung pada busana pengantin wanita
12
karo? Dan adakah makna dari warna Duka,Kelam,Teduh
tersebut?  Biru berarti makna Damai,Tenteram
 Kuning berarti Agung,Mahal
 Merah berarti Berani berbuat untuk
kepentingan umum
 Putih berarti Suci,Bersih (Sabar)
 Hijau berarti Sejuk,Subur
Warna apa sajakah yang paling menonjol Warna merah
saat merias wajah pengantin karo?
Mengapa warna eye shadow dan warna Karena merah adalah warna khas wanita karo.
bibir harus warna merah?

13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada pengantin perempuanperlengkapan yang dipakai jumlahnya yaitu terdapat 8 motif
yang terdiri dari 2 jenis perhiasan yang disepuh emas biasanya dipakai pada penutup kepala
(Tudung ). Pada pengantin perempuan ada 1 jenis perhiasan berupa Kalung yang disebut
Sertali layang-layang galang . Pemakaian di pinggang ada 2 jenis kain yaitu; Uis Julu dan
Uis nipes.Kedua kain ini dililitkan pada pinggang atau bisa disebut diabitken(Langge-
langge). Selain itu ada juga tempat sirih,pinang yang selalu dibawa pengantin perempuan
yaitu Kampil yang melambangkan perempuan yang sudah matang dalam kehidupan rumah
tangga serta simbol penghormatan kepada setiap tamu yang datang. Dalam perhiasan
pengantin tersebut terdapat 30 motif yang berbeda dan bervariasi, ada yang memiliki motif
geometris motif hewan dan motif tumbuhan. Walaupun ditemukan beberapa macam bentuk
yang berbeda,umumnya pada dasarnya memiliki makna yang sama serta tidak mengurangi
nilai Kesakralan upacara perkawinan tersebut.

Makna Simbolis yang terdapat pada setiap bagian perhiasan dan pada setiap kain yang
digunakan olehpengantin dalam upacara adat perkawinan pada intinya menjunjung Tinggi
nilai-nilai budaya pada masyarakat Karo seperti nilai nilai kekerabatan,nilai sistem sosial,
nilai kekeluargaan yang terdapat pada kain Uis Nipes,Rudang Emas-emas,sertali layang-
layang kitik,Uis Julu,Uis Jujungjujungen. Nilai kesopanan yang terdapat pada Uis gara-
gara,Gelang sarung,Uis Gatip 20,Uis gara Jongkit,Padung Raja mehuli,Kampil. Nilai
Kesuburan dan Kemakmuran adalah Sertali Layang-layang Galang. Nilai Kerja keras dan
pantang menyerah adalah Sertali Layang-layang Galang,Uis Mbiring atau Uis Gatip 20, Uis
Gara-gara.Nilai Tanggungjawab,Melaksanakan tugas sesuai sistem kekerabatan pada
masyarakat Karo dan nilai pembelaan diri terdapat pada pisau Tumbuk Lada,Uis Pementing.
Pada setiap perhiasan dulu dipercaya memilii nilai simbol penolak bala,walaupun demikian
pada dasarnya setiap bagian perhiasan memilik nilai bilangan 3 yang melambangkan Rakut si
Telu ,kemudian nilai bilangan 5 yang memiliki arta 5 cabang marga pada masyarakat Karo

14
yaitu Merga silima dan nilai bilangan 8 yang berarti adalah Tutur si waluh atau delapan
sapaan panggilan kepada anggota keluarga atau sebut saja juga cara bertutur dalam
masyarakat Karo.

4.2 Saran
Kepada Generasi muda Karo agar tetap memelihara,menjaga,dan menjunjung tinggi serta
melestarikan hasil budaya sendiri dengan jalan mempelajari serta mengenali lebih dalam
entang Busana dan Aksesories perhiasan adat Karo secara umum dan khususnya Pengantin
Karo serta mempelajari namanama dan makna simbolis dari setiap bagian busana dan
perhiasan yang masih ada.

Kepada seluruh masyarakat Karo agar berperan serta dalam menanamkan kembali nilai-
nilai budaya kepada generasi muda dimulai dari lingkungan keluarga,lingkungan sekolah
dan lingkungan masyarakat agar tetap terjaga nilainilai yang sudah menghilang karena
pengaruh budaya luar dan kurang pedulinya lapisan masyarakat terhadap budaya sendiri.

Sekian hasil Observasi dari kelompok kami, jika ada kesalahan penulisan dan bahasa
kami mohon maaf dan meminta kritik dan sarannya untuk membangun kami supaya lebih
baik lagi di makalah selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

T Lukas, 2002. Analisi Makna Simbolis pemakaian Busana Adat Dan Pewrhiasan Emas sertali
Pada Upacara Adat Karo. Magister Pengkajian Dan Penciptaan Seni Fakultas Ilmu Budaya
USU:Medan.

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=analisis+makna+simbolis+pemakaian+busana+adat&btnG=#d=gs_qa
bs&u=%23p%3D1t5Zyp_oyBgJ. Diakses pada tanggal 15 Maret 2020.

16
LAMPIRAN

Dokumentasi dengan Narasumber 1 dan Narasumber 2

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai