Sumatera Utara
Penulis :
Desy Afianty Lubis, M.Pd
Nurhayati Lubis, S.Pd
Editor :
Drs. Fuad Erdansyah, M.Sn
KATA PENGANTAR
Sumatera Utara secara geografis terletak diantara
provinsi Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat dan Riau.
Etnis yang mendiami wilayah ini diantaranya adalah Melayu
Deli, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Pakpak/ Dairi, Karo,
Simalungun, Nias, Sibolga, dan Batak Toba. Masing-masing
etnis ini memiliki kebudayaan yang memikat dan berbeda satu
sama lain. Ini dapat dilihat dari adat istiadat, tradisi, fungsi,
busana dan tata rias.
Tata rias pengantin tradisional dan upacara adat
masih dilakukan oleh masyarakat Melayu di Sumatera Utara.
Dalam tradisi Melayu, upacara perkawinan tidak sesederhana
yang dibayangkan, ada suatu rangkaian yang harus dilalui
sebagai suatu proses, yakni mulai dari pra nikah, akad nikah
dan pasca pernikahan. Selain itu juga ada hal-hal yang harus
diperhatikan dalam aturan tata rias, busana, perhiasan dan
kelengkapan lainnya seperti sirih genggam, balai, tepak sirih
dan lainnya.
Tata Rias Pengantin Melayu Sumatera Utara (Sumut)
merupakan hasil penggabungan dari beberapa Melayu yang
ada di Sumatera Utara yaitu Melayu Deli, Melayu Binjai,
Melayu Langkat, Melayu Serdang , Melayu Tanjung Balai,
Melayu Asahan, Melayu Batubara dan Melayu Labuhan Batu.
Ini dapat dilihat diantaranya dari busana yang digunakan
berbahan songket Batubara, sanggul pengantin diambil dari
Melayu Serdang,sedangkan bentuk mahkota dari Melayu Deli.
Penggabungan ini merupakan hasil dari pembakuan tata rias
pengantin Melayu Sumatera Utara yang dilaksanakan pada
tahun 1993. Setelah pembakuan tata rias pengantin Melayu
Sumatera Utara terus disosialisasikan dan terjadi perubahan.
Tata rias yang tadinya menggunakan tekan kundai diubah
ii
iv
vi
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR PENULIS...............
KATA PENGANTAR EDITOR........................................
SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(UNIMED)....................................................................
SAMBUTAN KONSORSIUM TATA RIAS PENGANTIN.
SAMBUTAN KETUA UMUM HARPI MELATI...........
DAFTAR ISI ..
DAFTAR GAMBAR........................................................
i
iii
v
vi
vii
ix
xii
BAB I
PENDAHULUAN........... 1
BAB II UPACARA ADAT PERKAWINAN PENGANTIN
MELAYU SUMATERA
UTARA . 3
A.
Perkawinan . 3
B.
Proses Perkawinan 6
1.
2.
3.
Meminang ... 11
4.
Ikat Janji . 16
5.
6.
Upacara Berinai .. 18
7.
8.
Malam Bersanding .. 22
ix
9.
Akad Nikah . 26
10.
11.
Lepas Halangan .. 33
12.
13.
Meminjam Pengantin . 34
C.
1.
Ramuan Sirih .. 36
2.
Tepung Tawar . 37
3.
Balai ................... 40
D.
Bentuk-bentuk Perkawinan
1.
Lari Kawin . 41
2.
Perkawinan Janda . 42
41
B.
1.
2.
3.
C.
1.
2.
D.
49
50
55
73
82
82
82
88
MERISIK-MEMINANG/MENERIMA PINANGAN
MENURUT ADAT RESAM MELAYU-PESISIR SUMATRA
TIMUR............................................................................ 92
SOAL UJIAN I .............................................................. 142
SOAL UJIAN II ............................................................. 152
DAFTAR PUSTAKA ........ 164
BIODATA PENULIS........................................................ 166
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
52
53
54
54
58
59
60
61
62
63
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 18
Gambar 19
Gambar 20
Gambar 21
Gambar 22
Gambar 23
Gambar 24
Gambar 25
Gambar 26
Gambar 27
xii
65
66
68
69
70
70
71
71
72
73
74
75
76
76
77
77
Gambar 28
Gambar 29
Gambar 30
Gambar 31
Gambar 32
Gambar 33
Gambar 34
Gambar 35
Gambar 36
Gambar 37
Gambar 38
Gambar 39
Gambar 40
Gambar 41
Gambar 42
Gambar 43
Gambar 44
78
78
79
79
80
80
82
Lutut .
83
: Kain Bengkung dan pending.
83
: Selempang ,Selop tertutup .
84
: Kecak lengan berbahan kuningan
Kecak lengan berbahan kain
85
: Keris
85
: Destar
86
: Rantai serati.
86
: Sirih genggam.
88
: Tata Letak Pemasangan Asesoris.
89
: Tata Rias Pengantin Melayu Sumatera Utara. 90
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut defenisinya yang sudah lazim sejak abad ke14 M yang dikatakan orang Melayu itu adalah mereka
yang beragama Islam, yang bahasa sehari-harinya adalah
Bahasa Melayu dan yang melaksanakan Adat-Budaya
Melayu. Jadi masyarakat budaya Melayu adalah kesatuan
etnis berdasarkan kultural bukan berdasarkan genealogis
serta memakai hukum kekerabatan Parental.
Masyarakat Melayu di Sumatera mendiami wilayah
hunian yang meliputi : wilayah Tamiang (Aceh Timur),
sepanjang pantai timur Sumatera Utara (Kabupaten
Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Asahan dan
Kabupaten Labuhan Batu, termasuk kotamadya yang
berada disekitarnya), Propinsi Kalimantan Barat, Daerah
selatan Muangthai (Songkla, Narawat, Patani), Malaysia
Barat dan pesisir Malaysia Timur, Kerajaan Brunai serta
Singapura.
Oleh karena luasnya wilayah hunian langsung
(kadangkala termasuk juga wilayah hunian pinggiran
dimana budaya Melayu mempunyai pengaruh besar
seperti Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, dan lain-lain), maka terdapatlah dengan sendirinya
berbagai macam variasi di dalam budaya Melayu.
1
BAB II
UPACARA ADAT PERKAWINAN PENGANTIN MELAYU
SUMATERA UTARA
A. Perkawinan
Menurut Slamet Abidin dan Aminuddin (1999 : 9)
perkawinan adalah sunnatullah yang umum dan berlaku
pada semua makhluk hidup, tidak terkecuali pada
manusia. Perkawinan adalah jalan terbaik yang dipilihkan
Allah bagi manusia untuk dapat melangsungkan
keturunan.
Menurut Undang-Undang Perkawinan, bahwa tujuan
perkawinan adalah untuk membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa. Menurut Hilman Hadikusuma (1990:22)
dalam Hukum Perkawinan Adat, perkawinan bagi
masyarakat bukan sekedar persetubuhan antara jenis
kelamin yang berbeda sebagaimana makhluk lainnya,
tetapi perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal, bahkan dalam pandangan masyarakat
adat, perkawinan bertujuan untuk membangun, membina
dan memelihara hubungan kekerabatan yang rukun dan
damai.
Pada umumnya pelaksanaan perkawinan adat di
Indonesia dipengaruhi oleh bentuk dan sistem
3
1.
2.
Jamu Sukut
Setelah penghulu telangkai melaksanakan tugasnya
dengan baik sebagai rasa terima kasih maka orang tua
pihak laki-laki akan memberi imbalan atas usaha yang
telah dilakukannya. Orang tua si gadis setelah menerima
pinangan kemudian mengundang puang-puang (tutur
saudara, ayah/ ibu atau atok dari si gadis), kerabat dekat,
anak beru (para menantu dari orang tua si gadis) untuk
mengadakan jamuan makan. Pada jamuan makan ini
orang tua si gadis akan mengumumkan bahwa anak
gadisnya telah menerima pinangan, dan menceritakan
asal-usul keluarga pihak laki-laki yang meminang. Dalam
jamu sukut ini orang tua akan menyerahkan tugas untuk
melaksanakan acara selanjutnya kepada para puang. Para
puang pihak keluarga gadis menentukan kerja anak beru.
Sebagai pelaksana dan tanggung jawab
acara
perkawinan akan dilakukankan oleh puang dan anak
beru, dan dibantu oleh keluarga besar secara gotong
royong untuk menyediakan segala sesuatu yang
dibutuhkan.
Sebelum upacara peminangan dilakukan maka masingmasing anak beru (baik yang wanita maupun laki-laki)
mengabari dan mengundang seluruh keluarga dengan
menyerahkan sirih dalam tepak sirih dibungkus ke rumah
yang diundang. Kepada Sultan atau orang Besar maka itu
10
Meminang
Setelah melewati tahapan merisik dan jamu sukut,
tahapan selanjutnya adalah tahapan meminang. Sebelum
meminang, keluarga pihak laki-laki melamar terlebih
dahulu gadis yang akan dinikahi. Maksud dari kegiatan
melamar adalah menanyakan persetujuan dari pihak
gadis sebelum dilangsungkannya acara meminang. Jika
masih dalam tahap melamar, maka rencana perkawinan
belum dapat dipastikan. Artinya, meskipun pihak laki-laki
telah merisik dan meninjau latar belakang perempuan
yang akan dinikahi, namun dalam tahap melamar jawaban
yang akan diterima darinya masih belum bisa dipastikan.
Tetapi jika gadis tersebut telah dipinang, maka jawaban
darinya bisa diakatakan telah pasti.
Istilah meminang digunakan karena buah pinang
merupakan bahan utama yang dibawa saat acara
meminang beserta daun sirih dan bahan lainnya. Buah
pinang adalah lambang untuk laki-laki karenanya
bentuknya yang keras. Sirih adalah lambang untuk
11
perempuan. Buah pinang dan sirih adalah lambang lakilaki dan perempuan yang bersatu dan tidak dapat
dipisahkan. Artinya bahwa seseorang itu tidak mungkin
makan sirih tanpa pinang. Dalam perkembangan adat
Melayu saat ini, buah pinang tidak lagi sebagai satusatunya bahan yang dibawa untuk meminang, namun
dibelah-belah secara halus dan diantar beserta dengan
daun sirih sebagai pelengkapnya.
Pada waktu yang telah ditentukan segenap keluarga
baik puang, anak beru dan kerabat yang diundang
berkumpul dirumah orang tua si gadis menunggu
kedatangan rombongan utusan dari pihak pemuda. Lalu
pihak calon laki-laki pun yang dihadiri oleh beberapa
orang tua yang berpengalaman dan telah berumah
tangga. Anak gadis atau janda-janda muda tidak
dibenarkan ikut. Pihak calon pengantin laki-laki membawa
tepak bersama tepak sirih yang terdiri dari :
1 Sirih Perisik
1 Sirih Peminang
1 Sirih Ikat Janji
4 Sirih Pengiring
Semuanya didalam tepak yang terbungkus baik
dengan kain bertabur.Dari pihak calon pengantin
perempuan juga mempersiapkan tepak sirih berupa:
1 Tepak sirih menanti
12
17
5.
Berinai Curi
Sebelum akad nikah dan hari bersanding dilakukan
kegiatan berinai yang mana kuku dan ujung jari tangan
19
Berinai Besar
Sebelum acara malam berinai dimulai, pihak calon
pengantin perempuan mengantar inai kepada pihak calon
pengantin laki-laki. Pada acara malam berinai besar,
seluruh keluarga besar dan handai tolan (undangan)
20
dilakukanMandi Berhias yaitu mandi dengan air wangiwangian atau air bunga dengan 5, 7, atau 9 jenis bunga
dan air ukup agar terlihat segar dan berseri. Kemudian
calon pengantin wanita dirias untuk acara malam naik
bersanding. Calon pengantin wanita dapat memakai dua
macam sanggul yaitu sanggul lipat pandan ataupun
sanggul tegang dan memakai perhiasan bunga mas atau
gerak gempa. Pengantin laki-laki memakai destar. Untuk
calon pengantin laki-laki pun dilakukan berandam yang
dikerjakan oleh tukang pangkas.
8. Malam Bersanding
Calon pengantin perempuan yang telah dirias dan
ditemani oleh anak beru dan gading atau dua orang anak
gadis kecil membawa kipas dan didudukkan di atas
pelaminan. Setelah calon pengantin perempuan duduk
dipelaminan, kemudian calon pengantin ditutup dengan
tabir atau kain. Didekat pelaminan telah tersedia alat-alat
tepung tawar, balai tingkat tiga. Lilinpun dipasang berkatberkatpun telah tersedia. Sementara itu pengantin
dengan didampingi oleh perias memejamkan mata sambil
menggenggam sirih genggaman. Dimuka tabir berdiri di
kiri kanan anak-anak beru golongan wanita. Para saudara
atau keluarga pihak pengantin perempuan dan handai
tolan serta para undangan sudah penuh berdatangan dan
22
23
24
33
Selanjutnya
pihak
pengantin
perempuan
mengirimkan pula hidangan-hidangan balasan serupa.
12. Mandi Selamat (Mandi Berdimbar II)
Pada sore hari atau malamnya di Serdang keramaian
mandi berdimbar itu diulangi kerena lepas halangan yang
dinamai Mandi Selamat. Di zaman kerajaan Malaka
dahulu juga disebut dengan MANDI TOLAK BALA atau
MANDI AIR SELAMAT.
Tahapan acara sama seperti acara mandi berdimbar
yang pertama dan dihadiri juga oleh keluarga kedua belah
pihak. Setelah itu pengantin laki-laki memberikan lagi
Cemetuk II kepada Pengantin perempuan. Setelah 7
hari kawin maka pengantin perempuan meninggalkan
subangnya (Kerabu yang juga tanda kegadisan).
Ada kalanya pada kawin janda juga subang itu tetap
dilekatkan saja dan tidak dimasukkan ke lubang tindik di
telinga seperti pada gadis.
13. Meminjam Pengantin
Pada hari yang telah ditentukan oleh orang tua
pengantin laki-laki dipinjamlah kedua mempelai untuk
diadakan upacara dirumahnya. Kedua pengantin dijemput
oleh anak-anak beru (baik pria maupun wanita) dari pihak
laki-laki dan juga diiringi anak-anak beru (perempuan dan
34
Tepung Tawar
Tepung Tawar juga merupakan salah satu kebiasaan
adat yang paling utama dan mencirikan suku Melayu.
Dipergunakan hampir didalam segala upacara baik
didalam Perkawinan, Khitan, Upah-upah (Orang yang
37
Daun Kalinjuhan
Daun Pepulut
Daun ganda rusa
Daun Jejeran
Daun Sepenuh
Daun Sedingin
Pohon sembau dan akarnya
38
c.
Pedupaan :
Di dalam sebuah dupa yang terbuat dari bahan logam
dimasukan kemenyan atau setanggi yang dibakar.
Perdupaan ini berasal dari zaman Hindu untuk meminta
doa atau memuja kepada Yang Maha Kuasa agar
permintaannya dapat terkabul.
d. Cara-cara penepung tawaran :
Yang ditepung tawari didudukkan ditempat khusus
yang telah disediakan dan dipangkuan diberi kain sebagai
alas, kedua tangan dalam posisi terbuka seperti berdoa
atau menampung. Yang akan menepung tawar
mengambil ramuan sedikit-sedikit dari alat-alat tepung
tawar yaitu beras putih, beras kuning , bertih, bunga
rampai dan tepung beras lalu ditaburkan kepada yang
ditepung tawari. Kemudian diambilah ikatan ramuan
perincis dengan memercikkan air yang bercampur beras
putih dan jeruk purut kepada yang ditepungtawari
ataupun diatas kedua telapak tangannya, lalu ditelapak
tangannya diberi sedikit tepung beras. Jumlah yang
menepungtawari tetap ganjil jumlah orangnya biasanya 7
orang dan jika ada yang berpangkat, didahulukanlah dari
yang tertua yang hadir. Setelah ditepungtawari maka
orang yang ditepungtawari mengangkat kedua
39
tangannya
(menyembah
)
kecuali
jika
yang
menepungtawari lebih muda atau lebih rendah pangkat
dan tuturnya maka sipenepungtawarlah yang lebih
dahulu mengangkat sembah. Kemudian sembah harus
dibalas oleh yang ditepungtawari sebagai tanda
terimakasih atas penghormatannya itu.
3.
Balai
Balai dinamakan juga Pulut Balai yaitu pulut
(ketan) yang sudah dimasak. Balai berkaki empat seperti
meja dan bertingkat sampai 3 atau 7 tingkat. Setiap
tingkat berisi pulut kuning dan tingkat yang paling atas
diisi dengan seekor ayam panggang atau pun kelapa
parut yang telah dimasak dengan gula aren atau inti. Pada
pulut ditusuk Bunga Telur beberapa buah yang
semuanya berisi telur yang telah direbus. Bunga balai
ditanamkan diatas ayam panggang. Bunga balai itu
ataupun dinamakan pulut balai tetap dipergunakan
didalam upacara-upacara penting. Balai diletakkan
ditengah-tengah majelis. Bila selesai upacara, diberikan
kepada orang-orang yang menepungtawari, biasanya
dinamakan Berkat.
40
D. Bentuk-bentuk Perkawinan
1. Lari Kawin
Ada juga kejadian di mana kedua orang remaja telah
saling mengenal dan mengikat janji sehidup semati tetapi
perkawinan mereka di rasa kemungkinan besar akan
ditolak atau pun telah ditolak pinangannya oleh orang tua
sigadis, maka direncanakan beberapa cara yaitu :
a. Si gadis lari ke rumah tuan Kadi dan tidak mau
turun jika tidak dinikahkan dengan sang pemuda
pujaan hatinya.
b. Putus wali karena mereka berdua melakukan
pernikahan didepan tuan Kadi di tempat yang
jaraknya dua Merhalla (100 km) dari rumah
orang tua si gadis.
Dizaman dahulu jika tidak diadakan peminangan
terlebih dahulu maka sigadis dilarikan saja, jika mereka
kembali sang suami akan dikenakan denda 10 tahil oleh
sang mertua.
Jika si ayah dari gadis berkeras tidak hendak
mengawinkan kedua pasangan itu meskipun si gadis
meminta maka terjadilah Putus Wali atau Di
enggankan maka tuan Kadilah yang menjadi wali.
Jika orang kebanyakan melarikan kawin gadis bangsawan
perkawinan dipasah sebab tidak kufu.
41
2.
Perkawinan Janda
Seseorang perempuan dikatakan Janda jika terjadi
atas dirinya salah satu sebab yaitu:
a. Karena telah diceraikan oleh suaminya sebab
terjadi perselisihan yang tidak dapat di damaikan
diantara kedua suami istri itu. Mulailah ia janda
selepas iddah (3 bulan 9 hari) sejak ia dijatuhkan
talaq oleh suaminya.
b. Karena suaminya telah meninggal dunia (Janda
Balu) maka jandalah ia selepas iddah itu.
c. Karena lamanya minta pasah dari suaminya sebab
ditinggalkan demikian lamanya tanpa memberi
nafkah selama 100 hari atau lebih.
Sejak ia janda bolehlah ia kawin kembali dengan
laki-laki lain atau rujuk kembali dengan mantan suaminya
(3 kali kawin cerai dengan suami yang sama sesudah itu
jika hendak kawin lagi harus Cinta Buta yaitu harus
kawin dengan orang lain terlebih dahulu).
a. Meminang Janda
Meminang janda jauh lebih mudah dan ringkas dari
pada peraturan meminang anak dara demikian juga
upacara perkawinannya.
42
Laki-laki
yang
menginginkannya
cukup
menyampaikan risikan melalui Penghulu Telangkai.
Langsung pada si janda, kecuali jika janda itu masih muda
usianya, dalam hal ini ditemui lebih dahulu orangtua atau
walinya. Bila persetujuan telah diterima maka
ditetapkanlah segala syarat mengenai uang antaran dan
sebagainya
serta
peralatan-peralatan
menurut
perkawinan biasa. Mas kawin bagi seorang janda
jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan mas
kawin seorang anak dara. Biasanya upacara tidak begitu
besar seperti perkawinan anak dara, cukup dengan
jamuan makan saja dan setelah akad nikah kedua suami
istri itu segera dipersatukan.
44
BAB III
TATA RIAS, BUSANA DAN KELENGKAPAN PENGANTIN
MELAYU SUMATERA UTARA
A. Tahap Persiapan
1.
2.
Gunting
Spons latex
Spons bedak
Bulu mata palsu
Penjepit bulu mata
Sisir sasak
Sikat rambut
Pincurl
Jepit lidi
Harnal
Harnet
Cemara tanpa tulang 1 bh ataupun lungsen 3 bh
yang telah disatukan
Bunga ros 2 tangkai
Kapas dan tissue
Handuk kecil, dll
3.
Persiapan Kosmetik
Pembersih dan penyegar wajah
Foundation, bedak tabur dan bedak padat
Eye shadow, base shadow
Pensil alis
Eye liner
Maskara
Pemerah pipi atau blush on
46
Lipstick
Finishing touch
4. Persiapan Busana dan Perhiasan
Baju kurung atau kebaya panjang bahan songket
Batubara
Kain songket Batubara sama dengan baju
Selendang tile berpayet
Selop tutup
Longtorso
Peniti
Perhiasan pelengkap busana dan sanggul
5.
47
6. Persiapan Pribadi
Perias menjaga kebersihan diri dengan memakai
deodorant agar tidak bau badan
Tangan dan kuku dalam keadaan bersih dan kuku
tidak panjang
Menjaga bau mulut, sebaiknya menggunakan
masker.
Mengenakan busana yang rapi dan sopan sesuai
dengan gaya pengantin yang dikerjakan
Mengenakan riasan wajah yang sederhana dan
serasi
Tepat waktu
Ramah dan sopan menghadapi pelanggan
Percaya diri, terampil, dan cekatan dalam
pekerjaan
48
b. Merias Wajah
Setelah dilakukan pembersihan, wajah diberikan
pelembab atau moisturizer terutama bagi kulit
kering.
Dilanjutkan dengan mengaplikasikan alas bedak
atau foundation sesuai dengan warna kulit secara
50
Desain Sanggul
Secara prinsip sanggul tetap menganut prinsip yang
berlaku dari suatu desain yang dikenal selama ini seperti :
1. Adanya keseimbangan antara bentuk sanggul
dengan besarnya kepala, tinggi tubuh dan kondisi
dari rambut itu sendiri, umur dan tujuan
pemakainya.
2. Keharmonisan, selalu diperlihatkan apakah
sanggul yang telah ditata sudah terlihat harmonis
secara keseluruhan atau belum.
3. Irama, hal ini selalu diperhatikan sebelum sanggul
selesai ditata, agar sipemakai ataupun orang yang
melihat tidak merasa bosan atau tetap menarik.
4. Bentuk dari sanggul, biasanya banyak faktor yang
memperngaruhi, seperti ketentuan yang berlaku
56
57
58
94
Dari itu :
SUNGGUH AHLI BAIT BERLAPANG HATI
MENERIMA KAMI DIRUMAH YANG BERTUAH INI
DIHADIRI KELUARGA SANAK FAMILI
DISONGSONG TEPAK PENUH BERISI
SUNGGUH LEMBUT BUDI PEKERTI
TAKJUB PULA RASA DIHATI
Namun demikian, dapat kami beritahukan :
ALANGKAH JAUH PERJALANAN KAMI
TIDAK SEDIKIT TEMPAT DI JELANG
YANG JAUH KAMI KUNJUNGI
YANG DEKAT TEMPAT BERTANDANG
Sesuai kata perbidalan, zaman dahulu :
DARI PAUH ANGKAT PEMATANG
LUMBA-LUMBA TIMANG GELOMBANG
HANYUT SERANTAU KE-INDRAGIRI
DARI JAUH KAMILAH DATANG
HENDAK COBA-COBA MENANAM MUMBANG
KALAU PUN TUMBUH SUNTING NEGERI
Sekian, bismillah dari kami
TUAN RUMAH
( sambil berbisik-bisik dengan kedua pendamping
(bentara kanan dan bentara kiri ), adakan putik kelapa
ndak ditanam, makanan tumbuh )
95
96
TUAN RUMAH
( tepak datang, lalu diterima, ... Sambil memakan
sirihnya, kemudian berpantun )
SELAT PANJANG PULAU BENGKALIS
BANYAK BERLABUH SI PUKAT TARIK
PINANGNYA LEMAK SIRIHNYA MANIS
SEMOGA DATANG HAJAT YANG BAIK
PUTERI TUN TEJAH SEDANG BERDANDAN
DIHIBURI MAK INANG SAMBIL MENARI
SIRIH TUAN BERI KAMI DAH MAKAN
APA GERANGAN HAJAT DI-HATI ?
97
98
Jadi :
KALAU MENETAK BERLANDASAN
KALAU TANGKAHAN BERKETEPIAN
KALAU KAMPUNG BER-PENGHULU
SUKA DUKA TEMPAT MENGADU
( Kemudian memegang tapak sirih, sambil bertanya : )
Kepada siapa agaknya kami sampaikan tepak sirih kami ini
? TUAN RUMAH : Lalu menjawab ( kepada kamilah
sebagai wakil keluarga dirumah ini ), silahkan !!! Sambil
memajukan tepak perisik kepada Ahli bait ( TR)
PIHAK TAMU (PRIA)
(Memegang tepak perisik, lalu ber-pantun )
ANGKAT PANCANG DEKAT PEMATANG
NELAYAN MUDIK DI HARI SENJA
KAMI DATANG, BUKAN SEMBARANG DATANG
DATANG BERTEMU, INGIN BERTANYA ?
Terkait pula dengan pantun lain, mengatakan
DEKAT TASIK TEPI TANGKAHAN
POHON BETIK TUMBUH DI-LAMAN
TEPAK RISIK KAMI PERSEMBAH-KAN
MOHON MERISIK BUNGA DI-TAMAN
BIRIK-BIRIK TERBANG SEKAWAN
TERBANG TINGGI MENYAPU AWAN
TEPAK RISIK KAMI PERSEMBAHKAN
MOHON MERISIK BUNGA DI-TAMAN
99
TUAN RUMAH
(Sewaktu menerima tepak perisik, langsung saja
menjawab, dengan suatu nasehat ) kepada pihak tamu
Harus tuan hamba berhati- hati ( sambil ber-pantun )
BIRIK-BIRIK TERBANG BERLIMA
TERBANG TINGGI BERKAWAN-KAWAN
TEPAK RISIK KAMI TERIMA
AWAS, JANGAN TER-USIK BUNGA LARANGAN !!!
PUCUK BETIK ULAM PEGAGA
SEDAPNYA DIBUAT SI ULAM MAKAN
TEPAK TISIK KAMI TERIMA
HATI-HATI, JANGAN TERUSIK BUNGA LARANGAN !!!
N.B : Dari Kedua Pantun Diatas, Salah Satu Boleh Dipakai
!
PIHAK TAMU (PRIA)
Tuan hamba (Datuk) serta ahli bait yang kami
muliakan. Sebenarnya sunggguh banyak pesan dan
amanah yang ingin kami sampaikan, kalaulah di-ibaratkan
berupa hikayat, 7 hati 7 malam, tak ada habis-habisnya.
Mari kita ambil sedikit saja :
Umpama :
KALAU NAK DIGANTANG DAPAT DIGANTANG
KALAU NAK DISUKAT DAPAT DISUKAT
KALAU DIRENTANG TERLAMPAU PANJANG
ELOK DI PINTAL SUPAYA SINGKAT
100
103
Tak Ubahnya
DENTAM DENTUM BUNYI RABBANA,
BADAN KURUS JIWA MERANA,
BERARTI SUDAH KENA PANAH ASMARA,
MAKAN TAK KENYANG, TIDURPUN TAK LENA.
Oleh sebab itu, datuk serta ahli bait yang kami
muliakan. Kumbang kami tadi, telah meberitahukan
kepada kami, alamat rumah bunga yang di idamidamkannya. Jadi datuk : kami datang hendak
menyatakan maksud,
HATI DARI KUMBANG KAMI TERSEBUT,
KIRANYA KAMI INDAK BERTANYA,
TAK SALAH ATAUPUN KUMBANG,
APAKAH BUNGA YANG DIRUMAH INI
SUDAH ADA KUMBANG LAIN YANG MENYARINYA ?
Mohon dijawab dari datuk !!!
TUAN RUMAH
SUNGGUH TUAN ORANG JAUHARI
PANDAI BERKIAS PANDAI BERPERI
DARI JAUH DATANG KEMARI
KIRANYA, ADA YANG HENDAK DICARI
PIHAK TAMU (PRIA)
HALUAN MENUJU PULAU TABUHAN
PASANG KAJANG DIWAKTU PAGI
WALAUPUN KAMI TAK PEGANG PEDOMAN
104
105
109
Terutama sekali...sediakan.....:
Mahar (mas kawin)
Alat-alat kamar (komplit)
Luwak (pakaian sepesalinan)
Uang kasih sayang.
Pelangkahan (kalau ada) yang dilangkahi.
Dll.
PIHAK TAMU (PRIA) :
Datuk yang kami hormati beserta ahli bait dan hadirin
Sekalian (sambil memegang tepak, untuk di-ajukan)
:...........
TEPAK EMAS PERSEMBAHAN KAMI
SEBAGAI TANDA, CINCIN DIBERI
BILA MASANYA KAMI LUNASI
KALAUPUN HUTANG KAMI LUNASI
KALAUPUN JANJI KAMI TEPATI
Kalau
ada
bawaan
yang
lain,
langsung
dipersembahkan. Sisa dari pada syarat yang sudah
disetujui kedua belah Pihak, akan disusulkan kemudian.
Sedang mahar (mas kawin) berikut kekurangan dari uang
Kasih sayang, dibawa sewaktu akad nikah
111
TUAN RUMAH :
JIKA TIDAK SALAH BILANGAN
MENUNGGU BULAN EMPAT SENAMA
SEMOGA TIDAK ADA HALANGAN
DATANG TUAN KAMI TERIMA
PIHAK TAMU (PRIA)
LAMALAH SUDAH TEGAK BERDIRI
DENGAN PENGANTIN SERTA ROMBONGAN
APA SYARATNYA SEBAGAI KUNCI
SUPAYA NAK MASUK TIDAK DITAHAN ?
TUAN RUMAH :
KWALA TANJUNG PEKAN LABUHAN
MEDANG DERAS MUSIM RAMBUTAN
PENGHUNI KAMPUNG ADA BERPESAN
KUNCI EMAS MOHON BERIKAN !
PIHAK TAMU (PRIA)
TANJUNG TIRAM DI BATU BARA
LIMA LARAS LETAK ISTANA
FAHAMLAH KAMI YG TUAN MINTA
KUNCI EMAS SUDAH TER-SEDIA..
112
113
114
115
120
Tepak
sirih.Makanan/asam-asaman/gula2/disebut
samborib (di Batubara). 1 bh. cuci tangan berisi air.
Dari keluarga yang datang, membawa berupa : calon
mempelai/pengantin pria. ( berbusana Melayu ) 1 atau 3
bh. tepak sirih (termasuk tepak nikah. pulut nikah.mahar (
mas kawin ) & sisa wang kasih sayang atau syarat-syarat
yang belum dilunasi, harus memamakai tempat yang rapi.
sanak keluarga yang turut mengantar.
Didalam acara akad nikah ini, kedua penghulu
telangkai tetap turut serta sebagai mewakili ahli bait
masing-masing, sebagai pembawa acara adat, dll
sebagainya. sesudah selesai nikah : ijab kabul yang telah
diucapkan pengantin pria dengan baik, ditutup dengan
doa oleh tuan Kadhi/P3N. Menurut adat resam Melayu,
sejak jaman dahulu, dilangsungkanbertukar tanda. jadi,
tidaklah dibuat acara sedemikian rupa sewaktu dalam
merisik/meminang dan ikat janji, karena belum nikah
(jelasnya : batal wudhuk ) kedua pengantin yang sudah
nikah , dipersaksikan keluarga kedua belah pihak dan
hadirin yang hadir, mereka melakukan acara : bertukar
tanda (cincin). acara ini dipimpin oleh telangkai.
pengantin keduanya saling berhadapan, untuk melakukan
bertukar tanda (cincin). yang pertama menyarungkan
tanda tersebut adalah mempelai pria ke jari manis
sebelah kanan pengantin wanita. dan iringan pantun sbb.
122
Gula batu
Gula pasir
Kismis
Halia (jahe)
Garam
Dll sebagainya
Asam-asaman
Gula batu/pasir
Maka telangkai : memberitahukan kepada majelis yang
hadir bahwa pengntin pria kita ini, sungguh orangnya
bijaksana dan betul bertanggung jawab, jadi tak ubahnya
kata pepatah :
BUAH MANGGA MASAK DIPERAM
BENAR SUNGGUH ANAK YANG BERFAHAM
DAN CUKUP ASUHAN....
Dari hasil penilaian benda-benda yang diambil oleh
pengantin pria tadi, diumumkan oleh pihak telangkai
dengan sebentuk pantun. Dengan terpilihnya ketiga
benda tersebut yaitu garam, asamasaman dan gula batu,
akhirnya benda yang manis,kunun kata seulas pantun :
BERAKIT-RAKIT KEHULU
BERENANG-RENANG KETEPIAN
BERSAKIT-SAKIT DAHULU
BERSENANG-SENANG KEMUDIAN...
Kembali majelis menjadi riuh dengan teukan tangan
hadirin yang hadir, sehingga suasana menjadi merih dan
gembira serta semarak. Sebagai acara terakhir, pengantin
125
MA Inang
:
BELIKAN NENAS DIHARI PEKAN
BUKAN KUNCI SEMBARANGAN KUNCI
KUNCI EMAS TOLONG SEDIAKAN ! ! !
PIHAK TAMU (PRIA)
BELI BERAS KEDAI DURIAN
HENDAK BERKEMAS HARIPUN HUJAN
KUNCI EMAS KAMI BERIKAN
HEMPANG KIPAS MOHON SINGKIRIKAN
TUAN RUMAH : SUNGGUH ENAK SEMBAM TUKA-TUKA
Ma Inang
:
DI DALAM LUKAH IKAN PAITAN
SEBAGAI PELUNAK HATI PENJAGA
ITULAH SYARTA-SYARAT YANG KAMI MINTAKAN
KAMI PERSILAHKAN PENGANTIN DUDUK DI PELAMINAN
TEPUNG TAWAR
Sumber : Menurut Adat RESAM MELAYU
HASIL Karya : H . M . YUSUF dan ZAINUDDIN . M . ALI
Bahan TELANGKAI :
Pembawa Acara :
KAIN PELEKAT CORAKNYA ASLI
128
130
134
138
139
telangkai). Pijak batu lagan, sembah mertua keduanyasebelum menuju ke hampang kipas, kalau kedua tidak
ada, ada lagi yaitu Hempang tirtar (alas tempat berjalan
pengantian menuju ke pelaminan)-dialogh pantun.
Hempang pelaminan.(dijaga 2 anak beru pr/anak
dara). Buka kipas.(pengantin ditutup mukanya dengan
dua kipas). Tukar sirih gengam.(dibimbing ibu bidan).
Tukar/telur haluan.Bersanding.Marhaban dan doa.
Tawar(diiringi dengan bait-bait pantun). Makan nasi
hadap-hadapan.
(dihadiri
ibu-ibu
dari
kedua
keluarga),dipandu ibu bidan /Ma Inang dan 2 orang bidan
pendamping
kedua
pengantin.
Serah
\terima(penyerahan pengantin pria kepada ahli bait).
Bertukar Balai. Mandi berdimpar /bergumba (mandi
berhias), dihalaman rumah pengantin wanita. (sore
hari/besoknya) .
141
I.
SOAL UJIAN I
PILIHAN GANDA
Pilihan ganda pililah 1 (satu) jawaban yang paling benar
dari 4 (empat) pilihan yang ada, a, b, c, atau dengan
memberi tanda SILANG (X) pada lembar jawaban.
1.
2.
b.
c.
d.
4.
Skinfood
Eye make up remover
Susu pembersih
a.
b.
c.
d.
144
d.
15.
Persimpangan jalan
tawar
terdapat
daun
Pengantin pria
tingginya
memakai
kain
samping
yang
146
a.
b.
c.
d.
Diatas lutut
Sebatas lutut
Di bawah lutut
Semata kaki
147
148
149
IV. MENJODOHKAN
Carilah pasangan yang paling tepat dari pernyataan
dengan jawaban dibawah dengan memberi huruf sesuai
dengan yang anda pilih dilembar jawaban.
41. Mencari kelemahan orang lain adalah sikap........
42. Untuk membentuk garis bibir digunakan.......
43. Tata rias wajah pengantin Melayu Deli, sesuai dengan
Warna....
44. 7 buah jurai dipasang kiri dan
45. Pengantin wanita memakai selendang tile yangdihiasi
dengan
46. Malam sebelum akad nikah ujung jari dibungkus
dengan pacar disebut
47. Dalam upacara eminangan, untuk uang antaran,
untuk sultan dan anak sultan sebanyak
48. Pada upacara akad nikah uang mahar dibungkus
dengan kain
49. Model busana pengganti pria...
50. Gerak gempa terdiri dari......macam
150
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
Atas sanggul
Picis
Berinai besar
Berinai curi
1.500 ringgit
Sesuai warna hijau
Ke kuning-kuning an
Ringgit
Sulaman
Jas tutup
teluk belanga
6
4
Lip liner
Hair spray
Kanan sanggul
Tidak terpuji
Terpuji
Kulit
t.7
151
PILIHAN GANDA
Pilihan ganda pilihlah 1 (satu) jawaban yang
paling benardari 4 (empat) pilihan yang ada.A, b,
c, atau d dengan member tanda SILANG (X) pada
lembar jawaban.
152
1.
2.
153
3.
8.
Sanggul pengantin
sanggul
a. Tegang
b. Cepol
c. Timpus
d. Malang
9.
Melayu
Deli
disebut
155
b. 10
c. 15
d. 22
10.
11.
12.
156
13.
14.
15.
157
16.
17.
18.
19.
c. Kuning
d. Hitam
20.
159
161
IV. MENJODOHKAN
Carilah pasangan yang paling tepat dari pertanyaan
sebelah kiri dengan jawaban disebelah kanan dengan
member huruf sesuai dengan yang anda pilih dilembar
jawaban :
41. Mencari kelemahan orang lain adalah sikap
42. Untuk membentuk garis bibir digunakan
43. Jejak murai dipasang melengkung sesuai
dengan
44. Panjang hair piece untuk membuat sanggul
gempacm
45. Pengantin wanita memakai selendang tile yang
diberi
46. Malam sebelum akad nikah ujung jari dibungkus
dengan pacar disebut....
47. Pengantin Melayu Deli dalam berhias menjelang
hendak bersanding biasanya memakai dua macam
sanggul. Sanggul tegang dan sanggul
48. Pada upacara akad nikah uang mahar dibungkus
dengan kainlapis
49. Ditengah-tengah bengkung kain pengantin pria
dipasang
50. Perhiasan sanggul pengantin Melayu Deli gerak
gempa terdiri darimacam
162
a. Atas sanggul
b. Picis
c. Lipat pamnd
d. Berinal curi
e. 1500 ringgit
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
163
DAFTAR PUSTAKA
Andiyanto. The Make Over Rahasia Merias Wajah
Sempurna. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Buku hasil seminar Tata Rias Pengantin Melayu Sumut
yang diselenggarakan oleh DPD HARPI Melati
Sumatera Utara tahun 1995
Chenny Han. 2004. Rias Pengantin. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Hilman Hadikusuma. 1990. Hukum Perkawinan Adat.
Bandung : PT.Citra Aditya Bakti
Hilman Hadikusuma. 1997. Hukum Perkawinan
Indonesia Menurut Perundangan, Hukum Adat,
Hukum Agama. Bandung : Mandar Maju
Kusumadewi. 1994. Pengetahuan dan Seni Tata
Rambut Modern untuk Tingkat Mahir. Jakarta : PT.
Carina Indah Utama
Nunun N Daradjatun.1999. Di Gerbang Perkawinan.
Jakarta : Yayasan Buku BangsaPasal 1 Undangundang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan
Rostamailis, dkk. 2008. Tata Kecantikan Jilid 2. Jakarta
: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan
Slamet Abidin, Aminuddin. 1999. Fiqh Munakahat.
Bandung : CV. Pustaka Setia
164
169
170