Disusun Oleh :
5183144018
Reguler B
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
proposal ini. Proposal ini penulis buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata
kuliah, semoga proposal ini dapat menambah wawasan dan pengatahuan bagi penulis dan
para pembaca.
Dalam penulisan proposal ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan utama pembuatan tas ini adalah tali katun, selain harganya yang relatif
murah tali katun juga mudah untuk didapatkan. Pengerjaan satu tas tali katun
membutuhkan waktu kurang lebih 3 hari. Setelah dianyam tali katun bisa di
padupadankan dengan menambahkan kunci mainan ataupun dengan pernak pernik
lainnya untuk dapat menambah tingkat keindahan dan juga meningkatkan harga jual.
Pemasaran tas tali katun bisa dititipkan ke toko-toko maupun dijual sendiri baik
secara offline maupun online. kelebihan dari tas tali katun ini adalah jika dilihat dari segi
bahan merupakan bahan yang sangat kuat sehingga lebih awet dan bisa digunakan untuk
membawa beban yang cukup berat. Jika dilihat dari segi keindahannya pun menarik
karena bisa dibuat motif dan warna sesuai keinginan. akan tetapi kelemahan dari tali katun
ini adalah waktu pembuatan yang relatif lama, rumit dan perlu ketelitian dan kesabaran
yang tinggi dalam membentuk suatu motif tas dari simpulan tas.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diuraikan rumusan masalah yang ada
yaitu :
2. Apakah pembuatan tas tali katun dapat memiliki harga nilai jual yang tinggi dipasaran?
1
C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan produk barang ini yaitu :
1. Mampu memasarkan tas tali katun dari hasil pembuatan sendiri
2. Mampu menghasilkan uang sebagai dukungan perekonomian keluarga
3. Mampu membuat harga tas tali katun dapat memiliki nilai harga jual yang tinggi
dipasaran offline dan online
D. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan produk barang ini yaitu :
1. Dapat menghasilkan keuntungan yang besar dari memasarkan tas tali katun
2. Agar tas tali katun pembuatan sendiri dapat dikenal oleh banyak orang dipasaran
offline maupun online.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Defenisi Usaha
Usaha adalah sebuah bisnis yang menghasilkan keuntungan tertentu yang
dijalankan dengan modal yang digunakan untuk membuat usaha. Di dalam sebuah usaha
terdapat beberapa faktor penting salah satunya adalah potensi dan peluang usaha. Dengan
memahami hal tersebut kita juga bisa paham bagaimana cara menjalankan Usaha yang
benar dan memahami keinginan konsumen yang dinamis serta menyikapi persaingan
usaha dengan bijak. Hal tersebut penting karena potensi dan peluang usaha adalah
kombinasi yang apik dalam memulai sebuah usaha yang menarik. Usaha merupakan
bentuk pekerjaan yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus agar mendapat
keuntungan, baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang berbentuk badan
hukum atau tidak berbentuk badan hukum, didirikan dan berkedudukan disuatu tempat
(Harmaizar Z).
a. Struktur Organisasi
Menurut para ahli struktur organisasi yaitu out line, skema atau bagan organisasi mulai
dari penempatan pimpinan yang paling atas sampai pada penempatan petugas yang
paling bawah. Ada juga yang memahami bahwa struktur organisasi yaitu jalinan unsur-
unsur organisasi yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Schermerhorn berpendapat struktur organisasi adalah sebuah sistem tata kerja,
mekanisme kerja, hubungan, pertanggung jawaban dan komunikasi antara individu
maupun antara kelompok.
3
b. Tugas dan Fungsi masing-masing Divisi
1) Dewan Direksi
Dewan direksi terdiri dari satu orang direktur utama, tiga orang wakil direktur
utama dan enam orang direktur.
Tugas utama dari direksi :
1. Menentukan usaha sebagai pimpinan umum dalam mengelola perusahaa
2. Memegang kekuasaan secara penuh dan bertanggung jawab terhada
pegembangan perusahaan secara keseluruhan.
3. Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan, melakukan penjadw
alan seluruh kegiatan perusahaan.
Tanggung jawab dari direksi :
Untuk mengelola usaha perseroan sesuai anggaran dasar. Pada tahun 2006
secara formal direksi mengadakan tiga kali rapatdireksi untuk mengevaluasi
kinerja operasional dan keuangan perseroan, serta meninjau strategi dan hal-
hal penting lainnya.Selain itu beberapa pertemuan informal juga dilaksanakan
untuk membahas dan menyetujui hal-hal yang membutuhkan
perhatiandengan segera.
4
2) Direktur Utama
Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatankegiatan di bidang adminis
trasi keuangan,kepegawaian dan kesekretarian.
Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan
perlengkapan.
Merencanakan dan mengembangkan sumbersumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air
dari langganan.
Melaksanakan tugas-tugas yang di berikan Dewan Direksi.
Dalam melaksanakan tugastugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada
Dewan direksi.
Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerja sama
dengan MD atau CEO)
3) Direktur Keuangan
Direktur keuangan dapat membentuk organ setingkat di bawahnya yang
jumlahnya di tetapkan dengan persetujuan Dewan Direksi.
Mengawasi Operasional mengenai keuangan perusahaan.
Melakukan pengecekan lapangan mengenai bagian keuangan
Meminta pertanggungjawaban dari tiap-tiap bagian yang ada dibawahnya
Mempertanggungjawabkan kegiatan yang ada mengenai bagian keuangan
Menetapkan prosedur pelaksanaan secara rinci tentang keuangan
Menetapkan standar pekerjaan lapangan untuk menjamin tidak adanya
kebocoran dalambagian keuangan
4) Direktur Personalia
Mengembangkan system perencanaan personalia dan pengendalian kebijakan
pegawai
5
Melaksanakan Kebutuhan administrasi dan kepagawaian.
Membina pengembangan staff administrasi
5) Manager
Tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai macam
variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lainsebagainya) kedalam suatu
tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian.
6) Manager Personalia
Pengorganisasian, perencanaan program & pengendalian Unit Personalia
Flow Process Administrasi seluruh kegiatan Personalia
Proses & Prosedur Rekrutmen : searching, interview, test and selection.
Remuneration Management : Struktur dan Skala Gaji, Basic Salary,
Allowance, Incentive & Overtime.
System Penilaian Kinerja Karyawan
Seluruh Perizinan Ketenaga Kerjaan
Promosi, Mutasi & Demosi serta PHK
Handling karyawan Tetap, Kontrak & Harian serta PKL
Perjalanan Dinas dalam/luar negeri serta fasilitasnya
Training & Evaluasi
Medical, Hospital, Asuransi & Dana Pensiun karyawan
Benefit & Fasilitas Lainnya
System Penyediaan Data Karyawan, Surat-surat serta Form Administrasi
kegiatan personalia
Buat dan pastikan System Dokumentasinya yang Efektif
Buat System pelaporan Seluruh Kegiatan Personalia.
7) Manager Pemasaran
Menetapkan prosedur operasional Informasi yang lebih efisien
Melaporkan hasil kerja kepada direktur secara berkala.
Bertanggungjawab penuh tentang fungsi dan tugas sebagai kepala bagian
pemasaran secara berkala kepada direktur.
6
8) Divisi regional
Mengelola asset untuk menjalankan bisnis secara benar sesuai arah perusahaan
Menyepakati target kinerja dengan direksi.
Beroperasi sebagai badan usaha yang member keuntungan kepada pemilik
modal
Menjalankan kebijakan dan prosedur baku yang di tetapkan oleh Kantor Pusat
Menciptakan dan Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi pemilik modal,
calom penanam modal dan pemangkukepentingan.
B. Pengertian Produk
Pengertian produk menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut: Menurut
Siswanto Sutojo (2009) menyatakan bahwa “Produk merupakan titik keberangkatan
keberhasilan pemasaran”. Definisi lainnya menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan
7
suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang,
tempat, properti, organisasi, informasi dan ide”. Dapat disimpulkan bahwa produk
merupakan segala sesuatu (berwujud maupun tidak berwujud) yang ditawarkan
perusahaan untuk digunakan dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan konsumen.
a. Tingkatan Produk
Perusahaan tidak hanya sekedar menghasilkan produk begitu saja, melainkan
produknya harus memiliki nilai tambah sehingga dapat bersaing di pasar. Nilai tambah
tersebut memiliki tingkatan, yang setiap tingkatnya menambah nilai pelanggan yang lebih
besar dan kelimanya membentuk hierarki pelanggan. Terdapat 5 (lima) tingkatan produk
menurut Kotler dan Keller (2009) sebagai berikut :
1. Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit) yaitu layanan atau manfaat yang
benar-benar dibeli pelanggan.
2. Pada tingkat kedua (Basic Product) Pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi
produk dasar (benefit product).
3. Pada tingkat ketiga (Expected Product) Pemasar mempersiapkan produk yang
diharapkan (Expected Product), sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya
diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.
4. Pada tingkat keempat adalah produk tambahan (Augmented Product) Pemasar
menyiapkan produk tambahan (Augmented Product) yang melebihi harapan
pelanggan.
5. Tingkat kelima adalah produk potensial (Potential Product) yang mencakup semua
kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau
penawaran di masa depan. Ini adalah tempat dimana perusahaan mencari cara baru
untuk memuaskan pelanggan dan membedakan penawaran mereka. Dengan
tingkatan produk tersebut, maka akan memudahkan perusahaan dalam menetapkan
produk yang akan dipasarkan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen.
8
b. Atribut Produk
Untuk mempertahankan posisi pasar, perusahaan harus mampu membuat produk
unggulan yang sesuai dengan persepsi pembeli. Hal ini berkaitan dengan atribut produk,
yang mana secara fisik atribut produk membawa manfaat yang dibutuhkan dan
diinginkan pembeli.
Definisi lain mengenai atribut produk menurut Fandy Tjiptono (2008:103) bahwa
“Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan, sehingga akhirnya konsumen menjadi
puas”.
c. Desain Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) bahwa “Desain produk adalah konsep yang
lebih besar dari pada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa
menarik atau membosankan. Gaya yang sensasional bisa menarik perhatian dan
menghasilkan estetika yang indah, tetapi gaya tersebut tidak benar-benar membuat
kinerja produk menjadi lebih baik. Tidak seperti gaya, desain tidak hanya sekedar kulit
luar, desain adalah jantung produk”
Desain produk mempunyai tujuan dalam membantu perusahaan menciptakan dan
mengembangkan suatu produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
1. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang
tinggi.
2. Untuk menghasilkan produk yang tren pada masanya.
3. Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku dan
biaya-biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut.
C. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadau dan
menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan kata
lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan atau sasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu-kewaktu, pada
9
masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
Strategi pemasaran terfokus pada mencari dan memberi kepada pelanggan
superior, serta memiliki nilai yang berbeda untuk mengembangkan bisnis. Strategi
pemasaran juga bertujuan untuk meningkatkan penjualan, karena penjulan merupakan
ujung tombak dari strategi yang diterapkan disebuah perusahaan.
a. Jenis-Jenis Strategi Pemasaran
Jenis-jenis strategi pemasaran adalah sebagai berikut :
1. Strategi Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok atau
pesaing.
2. Strategi Intensif penetrasi pasar dan pengembangan produk kadang disebut
sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika
posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
3. Strategi Diversifikasi terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi
konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru,
namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk
atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut
diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut
diversifikasi konglomerat.
4. Strategi defensif disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi,
organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau
likuidasi. Rasionalisasi biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan
restrukturisasi melalui penghematan biaya dana untuk meningkatkan kembali
penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi
berbalik (turn around) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk
memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi
biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi
tekanan dari para pemegang saham,karyawan dan media. Divestasi adalah
menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk
10
meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau
investasi strategis lebih lanjut.
5. Strategi umum menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu
organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya,
diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan
biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat
rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga.
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Lokasi Produksi
Lokasi usaha macrame bag ini terletek di Pasar 7 Tembung Jalan.Sempurna Gang.
Mawar 37. Lokasi yang mudah untuk dicari dimaps sehingga pengunjung mudah untuk
mendatangin lokasi usaha pembuatan macrame bag tersebut.
B. Metode Produksi
Penggunaan metode produksi masih menggunakan metode produksi tradisional
yaitu metode yang memanfaatkan tenaga manusia dan tanpa menggunakan teknik mesin
canggih.
12
D. Perencanaan Pemasaran Produksi
BAHAN PRODUK TARGET SASARAN
UTAMA YANG DIBUAT PEMASARAN PENJUALAN
Pada tahap perencanaan pemasaran produksi ini akan dibuat sebuah tas dengan bahan
utamanya yaitu dari tali katun. Dimana proses pembuatan tas ini tali katun akan disimpul
hingga membentuk sebuah tas dari simpulan tali katun tersebut. Dan untuk model hiasan
tas macrame akan dilihat sesuai dengan perkembangan zaman yang ngetrend saat ini.
Yang dimana macrame tas dari tali katun ini akan ditargetkan pemasarannya ke situs
online dengan mengshare dari akun social media yang satu ke yang lain serta dibantu
dengan teman-teman dalam hal promosiin model model tas tersebut yang akan dibuat.
Dan sasaran penjualanan tas macrame ini akan dijualkan kepada anak remaja tahap
sekolah maupun yang ke jenjang atas, lalu penjualnan tas ini juga ditargetkan kepada ibu-
ibu yang akan juga dibuat modelan tas macrame yang sesuai selera dengan ibu-ibu.
13
Jarum 1 buah 100 kali @5.000 8,3% Rp.50
pemakaian
Benang putih 1 buah 50 kali @5.000 8,2% Rp.100
pemakaian
Total Rp.23.000 - Rp.255
14
e) Pengeluaran alat-alat yang dibutuhkan adalah :
Alat Kuantitas Pemakaian Harga Penyusutan Jumlah
satuan (%)
Gunting 1 buah 100 kali @8.000 8,3% Rp.80
pemakaian
Meteran 100 cm 200 kali @5.000 8,3% Rp.25
pemakaian
Jarum 1 buah 100 kali @5.000 8,3% Rp.50
pemakaian
Benang putih 1 buah 50 kali @5.000 8,2% Rp.100
pemakaian
Total Rp.23.000 - Rp.255
15
F. Desain Logo dan Brosur
16
BAB IV
LANGKAH PEMBUATAN PRODUK
A. Proses Pembuatan
No. Proses pembuatan Gambar
17
3. Untuk membuat bagian pegangan
tas, ambil tali sebanyak 8, lalu
dimulai dari tali tengah
disilangkan lalu tali disebelah
kanan ditimpa diatas tali yang
disilang, lalu tali sebelah kiri
dibawa kebawah dan
menyilangkan tali kanan yang
diatas, lakukan seterustnya begitu
sampai tali tas panjang 12 inchi.
18
4. Kemudian tali yang tengah
dibagian kanan kiri pengangan tas,
lakukan sama seperti simpulan
persegi diawal sepanjang
pegangan tali tas
19
6. Selanjutnya potong ikatan tali
yang direkatkan ketiang, setelah
dipotong lakukan penguncian tas
disamping kanan dan kiri dengan
menyimpul persegi
7. Selesai
20
barang atau jasa yang akan dijual. Biaya Produksi juga biasa dikenal dengan istilah Kos
Manufaktur (Manufacturing Cost). Dalam dunia Akuntansi Biaya, biaya produksi
merupakan salah satu komponen dalam Laporan Laba Rugi (Income Statement). Menurut
para ahli biaya produksi yaitu :
1. Menurut Kuswadi (2005) Biaya Produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
perhitungan beban pokok produksi atau beban pokok penjualan. Biaya produksi atau
penjualan terdiri atas biaya bahan baku dan bahan penolong, biaya tenaga kerja dan
biaya overhead pabrik.
2. Menurut Suherman Rosyidi (2003) Biaya Produksi adalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat menghasilkan output atau dengan kata lain
yaitu nilai semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan
(memproduksi) output.
b. Grafik Keuangan
Rp80.000
Rp60.000 Harga
Rp40.000
Rp20.000
Rp-
Maret April Mei
Bulan Penjualanan
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tas macrame by ameliasyfr mendapatkan
respon yang positif dari masyarakat, yang berarti produk tas macrame by ameliasyfr bisa
diterima didalam lingkungan penjualanan pasar offline dan pasar online. Selain itu
dengan harga yang juga terbilang terjangkau. Dan yang menarik lagi bisa dapat
menunjang penampilan seseorang dalam berbagai acara bila memakai tas macrame by
ameliasyfr.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan semoga dengan adanya produk barang yang baru ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi banyak pihak yang ingin menunjang penampilannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Harmaizar Z. 2009. Menangkap Peluang Usaha Edisi Kedua. Bekasi: CV. Dian
Anugerah Prakasa.
https://www.academia.edu/8874516/Struktur_Organisasi_dan_Tugas_Untuk_Setiap_Po
sisi_1
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke-13 Jakarta : Erlangga
Siswanto Sutojo. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Damar Mulia Pustaka
23