Dosen:
5173344031
JURUSANPENDIDIKANKESEJAHTERAANKELUARGA
FAKULTASTEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat
iman dan nikmat kesehatan dalam melaksanakan segala aktivitas hidup kita terutama di
bidang pendidikan. Salawat dan salam kita sampaikan juga kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai tokoh pendidikan yang patut dijadikan teladan dalam setiap proses pendidikan.
Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “Metodologi
Penelitian” yang di bimbing oleh IbuDra. Nurmaya Napitu, M.Pd&Dra. SitiWahidah, M.Si
Dalam penulisan Makalah ini, penulis menyadari terdapat banyak kesalahan di luar
sepengetahuan penulis. Oleh karena itu, Kritik berupa saran penulis harapkan kepada Dosen
pembimbing mata kuliah ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan Alhamdulillah kepada Allah
SWT, dan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah ini. Semoga bermanfaat
untuk kita bersama.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tata rias wajah (make up) adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli
sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah make up lebih sering
ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh bisa di
hias (make up).
Tata rias fantasi adalah seni tata rias yang bertujuan membentuk kesan wajah model menjadi
wujud khayalan yang diangan-angakan, tetapi segera dikenali oleh yang melihatnya-( Martha
Tilaar, 1997)
Perwujudan kreativitas seorang ahli kecantikan yang ingin mengaplikasikan angan-angan
atau khayalannya dalam bentuk seorang tokoh sejarah, bentuk kepribadian, motif atau stilasi
bunga, dan atau hewan, dengan menerapkan rias wajah, melukis di badan atau Bodypainting,
menata rambut, dan aksesoris pelengkapnya.
Perwujudan khayalan seorang ahli kecantikan yang ingin melukiskan angan-angan berupa
tokoh sejarah, pribadi, bunga atau hewan, dengan merias wajah, melukis dibadan, menata
rambut, busana dan pelengkapnya. misalnya wujud seorang putri cantik, putri bunga, putri
dewi laut, putri duyung atau yang lainnya. – (D.M Soerjopranoto & Titi Poerwosoenoe,
1984:37)
berikut adalah Hal yang perlu diperhatikan dalam Tata rias fantasi :
1. Tema
4. Busana
5. Perlengkapan Busana/aksesoris/ornamen
A. LEMBAR INFORMASI
Rias wajah fantasi adalah suatu seni tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan wajah
model menjadi wujud khayalan yang di angan-angankan, tetapi segera dikenali oleh yang
melihatnya. Rias wajah fantasi dapat juga merupakan perwujudan khayalan seorang ahli
kecantikan yang ingin melukiskan angan-angan berupa, tokoh sejarah, pribadi, bunga atau
hewan, dengan merias wajah, melukis di badan, menata rambut busana dan kelengkapannya.
Misalnya wujud seorang ratu yang cantik, putri bunga, putri dewi laut, putri duyung atau
yang lainnya. Dalam perencanaan merias wajah fantasi ini hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut.
Tata Rias fantasi yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu
Rias fantasi Nasional (Fancy) dan Rias fantasi Internasional. Berdasarkan penampilannya
rias Fantasi dapat dikelompokan menjadi empat kategori yaitu :
A. LEMBAR INFORMASI
Rias wajah fantasi adalah suatu seni tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan wajah
model menjadi wujud khayalan yang di angan-angankan, tetapi segera dikenali oleh yang
melihatnya. Rias wajah fantasi dapat juga merupakan perwujudan khayalan seorang ahli
kecantikan yang ingin melukiskan angan-angan berupa, tokoh sejarah, pribadi, bunga atau
hewan, dengan merias wajah, melukis di badan, menata rambut busana dan kelengkapannya.
Misalnya wujud seorang ratu yang cantik, putri bunga, putri dewi laut, putri duyung atau
yang lainnya. Dalam perencanaan merias wajah fantasi ini hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut.
Tata Rias fantasi yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu
Rias wajah fantasi adalah suatu seni tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan wajah
model menjadi wujud khayalan yang di angan-angankan, tetapi segera dikenali oleh yang
melihatnya. Rias wajah fantasi dapat juga merupakan perwujudan khayalan seorang ahli
kecantikan yang ingin melukiskan angan-angan berupa, tokoh sejarah, pribadi, bunga atau
hewan, dengan merias wajah, melukis di badan, menata rambut busana dan kelengkapannya.
Misalnya wujud seorang ratu yang cantik, putri bunga, putri dewi laut, putri duyung atau
yang lainnya. Dalam perencanaan merias wajah fantasi ini hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut.
Tata Rias fantasi yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu
b.Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan
watak tarian dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk
wajah.
c.Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan
penari tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias untuk
menampilkan dimensi wajah penari.
d Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-gerak tari. Fungsi garis
tidak sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang
berbeda dengan wajah asli pemain.
e.Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik tentunya akan
menambah keindahan karya tari yang ditampilkan.
Pada saat ini dunia dikejutkan dengan mewabahnya suatu virus yang bernama
Corona atau yang sering disebut dengan Covid-19 (Corona Virus Deseases-19). Virus
ini mulai mewabah di Kota Wuhan, Tiongkok dan menyebar dengan sangat cepat ke
seluruh dunia, termasuk Indonesia hanya dalam kurun waktu beberapa bulan saja.
Wabah Covid-19 ini mempengaruhi banyak sekali sektor, mulai dari bidang ekonomi,
sosial, hingga bidang pendidikan.
Karena imbas dari munculnya virus ini di bidang pendidikan membuat Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Deseases-19. Agar dapat memutus rantai penyebaran virus ini pemerintah
menganjurkan untuk menutup kegiatan pembelajaran di sekolah dan menerapkan
pembelajaran daring (online).
Isu yang beredar bahwasanya hingga hari ini obat untuk virus covid-19 masih
belum ditemukan, ditambah penyebaran virus tersebut terbilang sangat tinggi.
Pemerintah dalam hal ini mengambil kebijakan dengan melakukan pembelajaran daring
untuk menghambat penyebaran virus covid-19. Pembelajaran daring ini dianggap
sangat efektif untuk menghambat penyebaran virus covid-19.
Dalam proses pembelajaran secara daring (online) ini memberikan banyak
sekali dampak, mulai dari dampak positif hingga dampak negatif. Pembelajaran secara
daring (online) ini guru dituntut untuk mempersiapkan pembelajaran sebaik dan
sekreatif mungkin dalam memberikan suatu materi di UNIVERS ITAS NEGERI
MED AN karena proses pembelajaran daring ini tidaklah mudah. Dalam proses
pembelajaran daring ini tidak hanya melibatkan guru dan siswa saja, melainkan orang
tua juga dituntut untuk terlibat dalam proses pembelajaran daring ini. Orang tua dengan
latar pendidikan yang tinggi mungkin akan sangat mudah beradaptasi dalam proses
pembelajaran secara daring. Namun, orang tua dengan latar belakang pendidikan yang
minim mungkin jauh lebih sulit untuk beradaptasi dengan proses pembelajaran secara
daring ini dikarenakan minimnya pengetahuan akan teknologi. Jaringan internet yang
lemah juga menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat proses pembelajaran
daring. Dikarenakan proses pembelajaran daring ini akan berjalan secara lancar jika
kualitas jaringan internet tersebut lancar dan stabil. Proses pembelajaran secara daring
(online) ini juga membuat guru kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran,
dikarenakan tidak semua siswa berantusias dalam mengikuti proses pembelajaran
secara daring (online).
Tujuan Masalah
1. Mengetahui penggunaan pengaplikasian rias wajah fantasi
2. Mengetahui hasil dari rias wajah fantasi yang dilakukan secara daring
A.Desksripsi
1 Pengertian Pengetahuan
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan berarti segala sesuatu yang
diketahui, kepandaian atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata
pelajaran). Menurut Pudjawidjana (1983) pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas
rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan
pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah
objek tertentu.Menurut Ngatimin (1990) pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan –
bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali
sekumpulan bahan yang luas dari hal – hal yang terperinci oleh teori tetapi apa yang
diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai. Menurut Soekidjo (2003)
pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni
indera penglihatan, pendegaran, penciuman, rasa dan raba. Sebahagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh
dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya
merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan dan berfikir yang menjadi dasar
manusia dan bersikap dan bertindak. Partanto Pius dalam kamus bahasa indonesia (2001)
pengetahuan dikaitkan dengan segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses belajar
1.1 Kecantikan
1.2 Wajah
merupakan bagian tubuh utama yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari, karena
wajah menjadi salah satu daya tarik dari seseorang dan dapat menggambarkan kepribadian.
Wajah yang cantik tanpa kekurangan merupakan keinginan bagi seluruh manusia khususnya
wanita, oleh karena itu banyak wanita yang berlomba-lomba agar terlihat cantik dengan
berbagai macam cara, salah satunya dengan menggunakan riasan wajah.
Andiyanto (2003:12) menyatakan bahwa: Rias wajah (make up) merupakan upaya untuk
merubah (make over)wajah ke arah yang lebih cantik dan sempurna dengan koreksi.
Kekurangan pada wajah misalnya noda hitam, bekas luka, bentuk wajah yang kurang
sempurna dapat ditutupi oleh riasan yang tepat dan benar yaitu dengan menggunakan rias
wajah korektif yang memerlukan pengetahuan, ketelitian, keseriusan, kesabaran serta
penyediaan waktu yang cukup untuk melakukannya.
Sedangkan menurut Hayatunnufus (2013:5) bahwa Tata rias wajah merupakan suatu seni
yang memiliki tujuan untuk mempercantik wajah dengan menojolkan bahagian-bahagian
yang sudah indah dan menyamarkan Sedangkan menurut Hakim (2001:131) mengemukakan
tentang permasalahan Gianggap kurang sempurna sedangkan bentuk muka yang dianggap
sempurna adalah bentuk muka lonjong, 2) masalah pada wajah yang diakibatkan oleh proses
penuaan dan 3) masalah dalam merias wajah terdiri dari 1) bentuk muka yang dianggap
kurang sempurna, 2) cacat pada wajah
2. Tata Rias GeriatriTata rias geriatri adalah penanganan tata rias wajah khusus untuk wanita
usia lanjut. Tata rias ini bertujuan untuk menkamuflase kekurangan pada wajah akibat faktor
usia sepetri kulit keriput, struktur wajah menurun, dan rambut beruban. Hal –hal tersebut
menjadi fokus untuk koreksi wajah dengan make up
.3. Tata Rias Foto Tata rias foto adalah tata rias yang digunakan untuk kebutuhan fotografi
atau editorial untuk memberikan cerminan kepribadian atau karakter model atau untuk
menyesuaikan konsep tertentu menyesuaikan dengan intensitas cahaya dan set dekoras. Tata
rias foto dibagi 13menjadi dua yaitu tata rias foto berwarna dan tata rias foto hitam putih.
4. Tata Rias FilmTata rias film dibagi menjadi tiga macam, diantaranya:Tata rias Wajah : tata
rias wajah ini digunakan untuk menyempurnakan kecantikan pemain film tersebutTata rias
Wajah Karakter : tata rias wajah ini digunakan untuk menunjang penjiwaan karakter pada
tokoh yang diperankan, dibuat dengan sedemikian rupa.Tata rias Wajah Smink: tata rias
untuk menciptakan imajinasi baru pada tokoh
Dalam proses pembelajaran secara daring (online) ini memberikan banyak sekali dampak,
mulai dari dampak positif hingga dampak negatif. Pembelajaran secara daring (online) ini
guru dituntut untuk mempersiapkan pembelajaran sebaik dan sekreatif mungkin dalam
memberikan suatu materi di UNIVERS ITAS N EG ERI M EDAN karena proses
pembelajaran daring ini tidaklah mudah. Dalam proses pembelajaran daring ini tidak hanya
melibatkan guru dan siswa saja, melainkan orang tua juga dituntut untuk terlibat dalam proses
pembelajaran daring ini.
Orang tua dengan latar pendidikan yang tinggi mungkin akan sangat mudah beradaptasi
dalam proses pembelajaran secara daring. Namun, orang tua dengan latar belakang
pendidikan yang minim mungkin jauh lebih sulit untuk beradaptasi dengan proses
pembelajaran secara daring ini dikarenakan minimnya pengetahuan akan teknologi. Jaringan
internet yang lemah juga menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat proses
pembelajaran daring. Dikarenakan proses pembelajaran daring ini akan berjalan secara lancar
jika kualitas jaringan internet tersebut lancar dan stabil. Proses pembelajaran secara daring
(online) ini juga membuat guru kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran,
dikarenakan tidak semua siswa berantusias dalam mengikuti proses pembelajaran secara
daring (online).
- Efektivitas
Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai
karena adanya proses kegiatan.
Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau
suatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Konsep efisiensi dan efektivitas
mempunyai pengertian yang berbeda.Efesiensi lebih menitik-beratkan pada
pencapaian hasil yang besar dengan pengorbanan yang sekecil mungkin. Sedangkan
pengertian efektif lebih terarah pada tujuan yang dicapai tanpa mementingkan
pengorbanan yang dikeluarkan.
Menurut S. Wojowisoto, kata efektif berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki dalam suatu perbuatan. Kata efektif berarti berhasil,
tepat dan manjur.
1. Menurut Handoko, efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan
yang tepat atau peralatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sedangkan menurut Liang Gie,efektivitas merupakan keadaan yang mengandung
pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, maka
perbuatan itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat atau mencapai maksud
sebagaimana yang dikehendaki.
- Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari ‘Medium’, yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Beberapa ahli memberikan
definisi tentang media pembelajaran.
Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan sekolah marupakan
media. Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan
atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan computer.
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi
pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah
sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah
dalam ulasan di bawah ini.
Misalnya pula, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati
melalui bantuan kemampuan manipulatifdari media. Demikian pula, suatu
aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk foto. Pada rekaman
gambar hidup(video, motion film) kejadian dapat diputar mundur.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang bertujuan untuk meramalkan dan menjelaskan
hal-hal yang terjadi atau yang akan terjadi di antara variabel-variabel tertentu melalui upaya
manipulasi atau pengontrolan variabel-variabel tersebut atau hubungan diantara mereka, agar
ditemukan hubungan, pengaruh, atau perbedaan salah satu atau lebih variabel (Bungin, 2005).
Secara umum penelitian Eksperimen dibagi menjadi dua yaitu: eksperimen betul (true
experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen (Quasi
Experiment Design). Perbedaan yang mendasar dari dua jenis ini adalah penelitian
eksperimen betul (true experiment) mengontrol semua variabel yang dikehendakai
sedangkan untuk penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment Design) peneliti tidak
mampu mengontrol semua variabel yang mampu mempengaruhi.
Khusus pada artikel ini akan dijelaskan mengenai Rancangan eksperimen Semu (quasi
eksperimen). Rancangan eksperimen Semu (quasi eksperimen) adalah rancangan penelitian
Eksperimen yang dilakukan pada kondisi yang tidak memungkinkan mengontrol atau
memanipulasikan semua variabel yang relevan (Danim, 2013). Oleh karena itu rancangan
eksperimen ini sering dianggap sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Menurut Yusuf
(2014) Rancangan Penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment Design) ada tiga
rancangan yang sering digunakan yaitu:
Pada rancangan ini dilakukan beberapa kali proses observasi atau pemberian test terhadap
subjek sebelum dilakukan pemberian perlakuan untuk dapat mengetahui kecenderungan
kelompok. Setelah itu dikaukan pemberian perlakuan. Sesudah diberikan perlakuan maka
dilanjutkan dengan observasi kembali sebanyak beberapa kali, dengan menggunakan
instrumen yang sama. Jarak waktu observasi pertama ke waktu selanjutnya harus memiliki
jarak yang sama.
Rancangan ini menggunakan pretest sebelum perlakuan untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrolnya (O1, O3 ), hasil pretest akan menjadi dasar penentuan perubahan.
Selain itu, dapat pula meminimalkan atau mengurangi kecondongan seleksi. Pemberian
posttest pada akhir kegiatan akan dapat menunjukkan seberapa jauh akibat perlakun (X). hal
tersebut bertujuan untuk melihat perbedaan skor sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2020 di Medan
Sumatera Utara.
C. Sumber Data
Data adalah kumpulan informasi atau bahan yang didapat melalui suatu
metode pengumpulan data yang kemudian diolah dan dilakukan analisis yang pada
akhirnya menghasilkan temuan baru. Sumber data adalah dari mana data penelitian
tersebut diperoleh. Sumber utama data dalam metode penelitian kualitatif yaitu kata-
kata dan aktivitas, adapun selain itu seperti dokumen, berkas, tulisan merupakan data
tambahan. Sumber data yang diperoleh dapat berupa sumber data primer dan sumber
data sekunder.
1. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam
penelitian ini.
2. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang darii sumber yang pertama. Dapat juga dikatakan data
yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, dan dalam penelitian ini
dokumentasi merupakan sumber data sekunder.
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Dengan observasi peneliti
dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan
interaksi subjek peneliti.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mewawancarai kepala
dusun, kemudian mendokumentasi kegiatan untuk memperoleh data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksi makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang
memungkinkan informan memberikan jawaban secara luas. Pertanyaan diarahkan
pada mengungkap kehidupan informan, respon, persepsi, peranan, kegiatan dan
peristiwa-peristiwa yang dialami berkenaan dengan fokus yang diteliti. Dalam
wawancara tersebut peneliti akan mewawancarai kepala sekolah dan guru kelas III
di SD PTQ Annida Kota Salatiga, kemudian mendokumentasikan kegiatan tersebut
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi
Data yang diperoleh dari analisis dokumen dapat digunakan sebagai data
pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Peneliti menggunakan teknik ini untuk observasi, wawancara mahasiswa
semester 5 yang saat itu sedang mengambil matakuliah rias wajah dan rambut
fantasi.
E. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatn lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan tekni
analisis data deskriptif dalam menganalisis data hasil penelitiannya yang diperoleh
dari proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara, dan lapangan, yaitu:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data melalui interview dilengkapi dengan data pengamatan dan
data dokumen. Data pada pertemuan pertama belum dicatat, tetapi data pada
pertemuan-pertemuan selanjutnya dicatat, disusun, dikelompokkan secara intensif
kemudian diberi kode agar mudah dalam analisis data.
2. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama
peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang akan didapat semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
3. Penyajian data
Penyajian data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data atau
mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar aktegori, flowchart dan sejenisnya.
Dengan penyajian data, maka akan memperudah untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami. Selain
teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network dan chart.
4. Kesimpulan dan verifikasi
Langkah keempat dalam menganilis data kualitatif adalah menarik kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang aatau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.