Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REVIEW

KERITING RAMBUT DASAR

Oleh :
Githa Yanthi A Matondang
5193144008

Reguler A

Dosen Pengampu : Dra. Rohana Aritonang, M.Pd


Almaida Vebibina, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

      Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya  sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan Critical
Book Review ini. Critical book Review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas
pada mata kuliah Keriting Rambut Dasar, semoga Critical Book Review ini dapat menambah
wawasan dan pengatahuan bagi para pembaca.

      Dalam penulisan Critical Book Reivew ini, saya tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terimakasih kepada:
1.      Kedua orang tua yang selalu mendoakan.
2.      Kepada dosen pengampu, Ibu Dra Rohana Aritonang, M.Pd dan Ibu Almaida Vebibina,
S.Pd, M.Pd
      Saya menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.
      Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Critical Book Review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya
bagi para pembaca.

                                                                                            Medan, 03 Maret 2021

                                                                                                      Githa Yanthi A Mtd

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan CBR.....................................................................................................2

1.3 Manfaat CBR....................................................................................................................2

1.4 Identitas Buku...................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................4

2.1 Ringkasan Buku................................................................................................................4

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku...................................................................................12

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan................................................................................................................13

3.2 Saran..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan atau
permasalahan, baik yang bersifat awam maupun masalah yang menuntut pemecahan secara
sistematik. Masalah-masalah tersebut pemecahannya sering dengan cara sederhana saja dan
bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data pendukung.
Disamping masalah-masalah awam, ada masalah-masalah yang bersifat kompleks atau
rumit yang pemecahannya menuntut dan memerlukan pengumpulan sejumlah data
pendukung yang dipergunakan untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan. Masalah
yang seperti inilah yang menjadi perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah
seperti ini menuntut metode ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah
tertentu dalam usaha memecahkan masalah yang dijumpai.
Kedudukan masalah dalam alur prosedur penelitian sangatlah penting, bahkan lebih
penting dari solusi atau jawaban yang akan diperoleh/dicari, karena masalah yang dipilih
dapat menentukan perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka yang akan digunakan
bahkan juga untuk menentukan metodologi yang tepat untuk memecahkannya.
Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu masalah yang
kompleks dan kait-mengkait yang mengganjal yang perlu dipecahkan dalam suatu penelitian.
Namun tidak semua masalah itu harus dipecahkan secara ilmiah. Olehnya itu makalah ini
akan membahas masalah-masalah dalam dunia pendidikan yang dapat diselesaikan dengan
suatu penelitian.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca
masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical
book report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik
berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang
melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku.
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku
melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya
yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca
perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih

4
jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari
buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.
Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang,
cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang
dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau  resensi sangat
bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan
kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada  pembaca 
agar mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat
menilai isi buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku
tersebut melainkan dapat memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.

1.2 Tujuan Penulisan CBR

Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan
salah satu tugas individu mata kuliah Keriting Rambut Dasar pada Jurusan Pendidikan Tata
Rias di Universitas Negeri Medan.

1.3 Manfaat CBR

 Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku
atau hasil karya lainnya secara ringkas.

 Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik.

 Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.

 Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya.

 Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi buku.

5
1.4 Identitas Buku

1. Judul Buku : Modul Pengeritingan Rambut


3. Pengarang : Nurina Ayuningtyas,M.Pd
4. Penerbit :-
5. Kota Terbit :-
6. Tahun Terbit : 2018
7. ISBN :-

1. Judul Buku : Modul Paket Keahlian Tata Kecantikan Rambut SMK


3. Pengarang : Dra. Ida Prihantina E.K, M.M
4. Penerbit : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Bisnis dan Pariwisata, Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun Terbit : 2016
7. ISBN :-

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 RINGKASAN BUKU

Kegiatan Belajar 1

A. Perkembangan Pengeritingan Rambut

Teknik pengeritingan dalam tingkat kemajunnya yang sekarang, hanya dapat dicapai
berkat adanya usaha-usaha yang menuju kerah kemajuan, yang telah dilakukan mereka yang
mengabdikan diri dalam bidang tersebut sejak berabad-abad yang lalu. Beberapa tahap
penting dalam sejarah perkembangan teknik pengeritingan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Zaman Mesir Purba
Rambut yang dikeriting, digulung dengan sepotong kayu. Kemudian dilapisi dengan
tanah liat basah dan dikeringkan dengan panasnya matahari pada tingkat tertentu, rambut
menjadi ikal. Kecuali dengan tanah liat basah, para penata rambut Mesir Purba juga
menggunakan malam lebah sebagai penahan ikal rambut.
2. Sebelum Akhir Abad XIX
Berabad-abad kemudian setelah zaman mesir purba, cara pengeritingan yang demikian itu
masih terus dilakukan. Dengan sedikit perubahan cara dan teknik pengeritingan tersebut
diambil alih oleh bangsa Yunani. Mereka kemudian meneruskannya kepada bangsa Romaei.
Dan oleh bangsa romawi diteruskan ke seluruh dunia.
3. Akhir Abad XIX- Pertengahan Abad XIX
Dalam sejarah pengeritingan, masa antara akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-
20 merupakan masa yang sangat penting, karena dalam periode tersebut terdapat pelbagai
kemujuan nyata, baik dalam teknik pengeritingan maupun dalam penemuan obat-obatan dan
peralatan pengeritingan yang baru.
Tokoh-tokoh penata rambut dan para ilmuwan lainnya yang besar peranannya dan jadanya
dalam penemuan-penemuan baru tersebut, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Marcel Greteu
b. Charles Nessler
c. Arnold F Willat

7
B. Motivasi Dasar Pengeritingan
Motivasi adalah dorongan batin yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu
perbuatan dengan sengaja. Setiap perbuatan yang kita lakukan dengan sengaja, tantu
mempunyai motivasi yang tersendiri. Secara garis besar motivasi yang mendorong sesorang
mengeriting rambutnya itu dapat ditinjau dari aspek fisik dan dari aspek psikis sebagai
berikut:
a. Aspek Fisik
Pada rambut yang lurus, sinar a yang jatuh kepadanya akan dipantulkan keluar sebagai
sinar b. demikian pula sinar a-1 dan sinar b-1. Tetapi pada rambut yang ikal atau keriting,
pemantulan sinar yang jatuh kepadanya akan mengalami pemantulan beberapa kali. Sinar a
yang dating dari arah kiri atas rambut ikal itu akan dipantulkan menjadi sinar b seperti halnya
dengan rambut lurus. Tetapi sinar a yang dating dari arah kanan rambut ikal itu, akan
dipantulkan sebagai sinar b1 sinar b1 akan dipantulkan lagi menjadi sinar b3, b4 dan
seterusnya.
Dengan demikian maka rambut ikal atau yang dikeriting akan mampu memantulkan sinar
yang jatuh kepadanya lebih banyak daripada yang dapat dipantulkan oleh rmabut lurus.
Karena adanya pemantulan sinar yang lebih banyak maka rambut ikal dan keriting akan
Nampak lebih cemerlang.
b. Aspek Psikis
Faktor lain yang mendorong manusia mengeriting rambutnya adalah keinginannya untuk
Nampak lain daripada biasanya. Apalagi jika hal itu juga berarti mengikuti mode dan
mengikuti perkembangan zaman.
Mereka yang bertempat tinggal di iklim tropic dan kulitnya berwarna coklat seringkali
kurang lagi dapat menghargai keindahan warna kulitnya itu kerena sudah terbiasa. Kulit yang
berwarna putih lalu menjadi warna kulit idaman. Sebaliknya bangsa Eropa yang berkulit
putihseringkali menjemur diri disinar matahari dengan tujuan menjadikan warna kulitnya
Nampak lebih coklat. Mereka mengagumi keindahan warna kulit coklat dan mendambakan
untuk memiliki warna kulit yang demikian.

C. Jenis Pengeritingan
1. Dilihat dari teknik/cara menggulung rambut
1.1.Spiral, teknik menggulung dari pangkal ke ujung rambut, hasil ikal seperti pegas pilin,
volume rambut kecil sampai sedang. Penciptanya: Charles Nessler

8
1.2.Croquignole ( perancis), teknik menggulung rambut dari ujung ke pangkal rambut hasil
ikal seperti per jam ( kecil diujung membesar di pangkal rambut). Penciptanya Joseph mayer
dan Robert Bishinger.
2. Dilihat dari terapan
2.1 Kreatif, menciptakan keindahan tertentu dengan menciptakan ikal antara satu bagian
rambut tertentu dengan ikal keseluruhan rambut, dalam koridor artistic, fashionable.
2.2 Fantasi, menciptakan ikal-ikal rambut untuk mendukung penataan secara mendasar,
menggunakan alat dan teknik inovatif, dalam koridor estetika, untuk menunjukan keahlian.
3. Dilihat dari daya tahan ikal
3.1 Pengeritingan sementara, bila hasil keriting hilang sampai pencusian berikutnya
3.2 Pengeritingan semi permanen, bila hasil pengeritingan hilang pada 2 minggu/ setelah
beberapa hari kemudian.
3.3 Pengeritingan permanent, bila hasil pengertinan hilang 2 atau 3 bulan setelah
pengeritingan

D. Metode Pengeritingan Rambut


Pada dasarnya ada dua metode mengeriting rambut, yaitu:
1. Metode mengeriting panas
a. Metode mengeriting panas daspat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
b. Permanen spiral, yaitu menggulung rambut dari pangkal menuju ke ujung, biasanya
dikerjakan pada rambut panjang.
c. Croquinole, yaitu penggulungan rambut dari ujung menuju ke pangkal, untuk
pengeritingan rambut pendek.
d. Prexted, yaitu sama dengan croquinole tetapi sebelum dan selama pemakaian penggulung
rambut dipanaskan.
e. Tanpa mesin, yaitu cara mengeriting dengan menggunakan panas dari bahan kimia.
Metode ini merupakan peralihan pengeritingan panas ke pengeritingan dingin.

2. Metode mengeriting dingin


Yang dimaksud mengeriting dingin adalah mengeriting berdasarkan proses kimia
dibantu dengan tindakan fisik. Metode ini pertama kali dikenalkan di California yang sampai
saat ini masih diakui di seluruh dunia.

9
2.1 Proses Pengeritingan Dingin Yang dimaksud mengeriting dingin adalah mengeriting
berdasarkan proses kimia dibantu dengan tindakan fisik. Metode ini pertama kali dikenalkan
di California yang sampai saat ini masih diakui di seluruh dunia.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeritingan Rambut


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengeritingan rambut, antara lain adalah:
a. Kondisi rambut yang mempengaruhi pengeritingan adalah jenis rambut, bentuk
rambut, diameter, porositas, densitas dan elastisitas.
b. Parting rambut, Untuk pengeritingan dasar rambut dibagi menjadi sembilan bagian.
Rambut terbagi atas 3 bagian atas, tengah dan belakang dengan ukuran sama besar.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahakan dalam hal menggulung roto.
c. Blocking Rambut
Memblocking yaitu membagi daerah kepala menjadi daerah panel kerja yang
seragam. Blocking juga dikenal sebagai subsectioning, dibagi-bagi lagi menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil dalam panel-panel. Tebalnya blocking sama dengan
diameter roto yang digunakan, panjang blocking ½ inchi lebih pendek dari panjang
roto, tetapi tidak boleh lebih panjang dari panjangnya tali., rambut yang lebat
membutuhkan blocking yang kecil, dan tali yang lebih besar.Rambut yang tipis
memerlukan blocking yang lebih kecil dan tali yang kecil juga.Besarnya tali dan
blocking akan menentukan hasil ikal.
d. Roto, pemilihan ukuran roto sangat penting karena ukuran roto akan berpengaruh
pada hasilikalnya.Roto lurus menghasilkan ikal yang sama besar sepanjang rambut,
roto cekung menghasilkan ikal yang bagian ujung rambut lebih kecil dari pada bagian
pangkal.
Macam-macam bentuk roto dapat dibedakan dalam:
1. Roto dengan bentuk lurus, akan menghasilkan gelombang sama sepanjang batang rambut
( dari ujung kepangkkal bentuk gelombang sama)
2. Roto dengan bentuk cakung, yaiyu pada bagian tengah dari roto mengecil akan
menghasilkan gelombang mengecil pada bagian ujung rmabut, dan makin kearah pangkal
semakin membesar.
e. Waktu olah dalam proses pengeritingan juga berpengaruh terhadap hasil pengeritingan,
waktu olah yang berlebihan menyebabkan hasil pengeritingan tidak bagus dan rambut rusak,
dan waktu olah yang kurang menyebabkan hasil pengeritingan kurang baik dan tidak ada ikal
f. Penentuan waktu pengeritingan akan sangat dipengaruhi oleh tekstur rambut, porositas
10
rambut, kekuatan solution, temperatur ruang atau tubuh manusia. Baik tidaknya
penggulungan rambut dan cukup tidaknya pemakaian solution.

F. Teknik Menggulung Rambut


Ada tiga cara pemakaian ujung-ujung kertas yang digunakan dalam menggulung
rambut pada proses pengeritingan, ketiga cara ini kalau digunakan secara benar sama
efektifnya, tiga cara tersebut adalah:
1. Gulungan dengan ujung kertas buku.
2. Gulungan ujung kertas tidak rangkap.
3. Gulungan dengan ujung kertas ran
Cara menggulung rambut adalah sebagai berikut:
1. Pada waktu mulai meroto rambut, terlebih dahulu basahilah rmabut dengan air ( sebaiknya
rambut yag akan dikeriting agak lembab atau setengah basah), kemudian bagian blocking
yang akan digulung dengan roto diberikan dengan obat keriting pada bagian rambut yang
diujung, sehingga ketika rambt digulung, bagian ujung rambut akan terletak paling dalam,
agar meroto seluruh bagian batang rambut terkena obat keriting, supaya gelombang terbentuk
merata diseluruh kepala.
2. Ketika membungkus dengan kertas toni , agar seluruh batang rambut akan diroto
terbungkus dan ketika melipat kertas toni harus rapi, sehingga pada waktu digulung, seluruh
rambut dapat tergulung sama serta kertas toni setelah dilipat tariklah kebawah hingga ujung
rambut kurang lebih 1 cm, maksudnya agar rambut pada bagian ujung tersebut tidak ikut
terlipat ketika roto mulai digulug kan pada bagian rambut tersebut.
3. Pengambilan rambut/blocking rambut yang akan diroto jangan terlalu tebal, agar waktu
olah / prosesing timenya merataa, serta seluruh batang rambut dapat tergulung dengan
rapih.jadi sebaliknya pengambilan rambut akan diroto sebaliknya setebal 1 cm.
4. Ketika mengambil rambut yang akan diroto harus rapih benar, dan garisgarisnya harus
lurus, agar rambut tidak terputus ketika rotto diikatkan ( rambut tidak tertarik), agar
gelombang yang terbentukk rapi dan indah.
5. Ketika mengikat/ mengancing rotto, jangan terlalu kuat/ terlalu kencang, dapat
mengakibatkan rambut terputud dan kulit menjadi lecet dan pedihh sekali, serta rasa sakit
ketika rambut tertarik.
6. Roto yang dipakai adalah:
a. Pada rambut bagian puncak hingga samping dan belakang mempergunakan roto besar atau
sedang, sesuai dengan ombak yang dikehendaki.
11
b. Rotto kecil dipakai pada rambut yang berada ditengkung bagian paling bawah dekat
dengan kulit ( memakai rotto kecil), serta pada rambut bagian samping depan dekat telinga
(samping depan bagian bawah dekat dengan kulit)

G. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan


a. Pengeritingan yang terlalu banyak, atau proses pengeritingan dilakukan dengan tidak
benar, akan sangat merusak rambut Anda, membuatnya rapuh dan tipis. Selalu konsultasikan
dengan penata rambut profesional jika hal ini terjadi pada Anda.
b. Hasil pengeritingan yang buruk atau tidak "berhasil" dapat menjadi sulit untuk
dihilangkan.
c. Rambut-rambut tertentu, terutama rambut merah, secara alamiah resistan terhadap
pengeritingan permanen. Rambut merah mengandung lebih banyak sulfur dibandingkan jenis
rambut lainnya. Sifat resistan ini merupakan sifat keturunan atau genetis. Satu-satunya solusi
yaitu dengan menggunakan cairan pengeriting permanen yang lebih kuat dibandingkan cairan
yang biasa digunakan. Namun, cairan ini dapat menyebabkan kerusakan yang sangat parah
pada rambut.
d. Rambut yang diwarnai tidak boleh dikeriting secara permanen. Warnai rambut Anda
setelah pengeritingan permanen. Jika Anda harus mengeriting rambut yang telah diwarnai
secara temporer atau pun permanen, campurkan produk yang berfungsi sebagai pengaktif
warna (color activator) dengan cairan pengeriting permanen.
e. Jika Anda merasakan sensasi terbakar yang tak tertahankan pada kulit kepala saat proses
pengeritingan berlangsung, segera cuci rambut Anda.

RINGKASAN BUKU KE DUA

Prinsip Dasar pengeritingan


Prinsip dasar pengeritingan rambut adalah mengubah posisi ikatan silang keratin rambut
lurus yang sejajar dan teratur, menjadi tidak sejajar dan tidak teratur dalam rambut
keriting. Pada proses merubah struktur rambut dari bentuk lurus menjadi keriting,
dilakukan dengan cara mematahkan lebih dahulu ikatan disulfida rambut lurus kemudian
menyambungnya kembali dalam posisi baru secara tidak sejajar dan tidak teratur.
Pengubahan bentuk dan penyambungan kembali ikatan disulfida yang ada pada cystin atau
asam amino yang terbentuk oleh protein.

12
Pengertian Pengeritingan Rambut

Pengeritingan adalah merubah bentuk ikatan silang keratin rambut dengan cara melakukan
proses kimiawi dan proses fisika, dari bentuk lurus menjadi ikal, ombak, atau keriting
dengan cara menggulung rambut, memberikan kosmetika pengeritingan dan menetralisir,
sehingga diperoleh bentuk keriting rambut yang diinginkan.
Proses pematahan ikatan silang disulfida (atom S) pada rambut yang sedang digulung
dengan rotto (mengubah bentuk).
Proses Neutralizing atau menguatkan ikal rambut (atom H), atau menyambung kembali
ikatan disulfida setelah terjadi bentuk baru pada rambut.

Tujuan Pengeritingan Rambut

Memperoleh bentuk baru pada rambut dari betuk lurus menjadi bentuk ikal/keriting
Memperbesar volume rambut sesuai dengan yang diinginkan,
Menjadikan rambut lebih indah oleh permainan pantulan cahaya yang jatuh diatas ikal.

Metode Pengeritingan

Metode pengeritingan panas


Metode mengeriting panas yaitu metode dengan menggunakan alat alat yang terlebih
dahulu dipanaskan (aliran listrik atau kompor).
Metode pengeritingan dingin/cold waving
Metode pengeritingan dingin yaitu metode berdasarkan proses kimiawi dibantu dengan
tindakan fisik tanpa suatu pemanasan. Pada prinsipnya pengeritingan dingin adalah
melunakan ikatan silang keratin rambut sehingga batang rambut dapat dibentuk melalui
proses kimawi, pada saat larutan pengeritingan dioleskan pada rambut, sifat kimianya akan
menyebabkan lapisan kutikula rambut melebar, memudahkan larutan pengeritingan masuk
ke dalam korteks.

Dalam proses keriting dingin menggunakan larutan pengeriting ber pH 9,4 -9,6, tetapi
hanya 24% - 70% ikatan disulfida keratin rambut yang terpatahkan, bila terjadi pematahan
lebih lanjut dapat menimbulkan kehancuran rambut secara keseluruhan.
Ada dua tindakan pokok yang dilakukan dalam proses pengeritingan dingin:
Tindakan secara fisik

13
Rambut harus dibagi (parting),
Rambut harus diblocking dan digulung dengan “rotto”.
Tindakan secara kimia.

Processing
Proses merubah struktur kimia rambut, sehingga rambut menjadi lunak (dengan obat
pengeriting).
Pemakaian obat keriting untuk melunakan rambut dan memutuskan ikatan disulfida dalam
cortex rambut dengan jalan reduksi (secara permanen merubah susunan batang rambut).

Netralisasi
menghentikan proses atau menetralkan kerja obat keriting dan menetapkan/membentuk
kembali ikatan disulfida dalam cortex rambut sehingga memberikan bentuk rambut baru.

Sifat Kosmetika Pengeriting

Sifat larutan thio (solution)


Larutan thio (solution) diaplikasikan pada tahap pertama setelah rambut digulung, yang
terbuat dari larutan Ammonium Thioglikolate, merupakan campuran dari Thioglokolate
yang bersifat asam dengan Ammonia yang bersifat basa, cara pencampurannya dengan
secara perlahan hingga mencapai pH basa (alkali) antara pH 9.4 – 9.6 yang akan bekerja
melunakan dan merubah struktur rambut.
Sifat Larutan Neutralizer atau Normalizer bersifat asam dengan pH antara 3-4, merupakan
larutan yang bekerja sebagai pengoksidasi, yang diaplikasikan pada tahap ke dua pada proses
pengeritingan, yang akan memberhentikan proses bekerjanya larutan pertama (larutan thio)
dan akan menetapkan rambut yang baru.

Alat dan Kosmetika Pengeritingan Rambut


a. Alat
Sisir berekor : untuk pengambilan rambut (subsectioning)
Sisir besar: untuk menyisisir rambut
Tutup kepala: untuk menutup seluruh kepala dan rotto.
Rotto: alat penggulung rambut pada proses pengeritingan

14
Teknik dan Prosedur Pengeritingan Rambut
Konsultasi dan diagnosis
Persilahkan model untuk duduk ditempat yang telah disediakan
Lakukan konsultasi dengan klie
Pasangkan handuk dan cape penyampoan
Sisir rambut klien, dilanjutkan dengan penyikatan rambut
Lakukan pengamatan kulit kepala dan rambut
Tentukan hasil diagnosis dan catat dalam lembar diagnosis/kartu diagnosis
Berikan saran sesuai hasil diagnosis
Penyampoan Rambut
Shampoo yang digunakan tidak mengandung conditioner, karena sifat kondotioner asam
sehingga akan menutupi imbrikasi rambut.
Penyampoan harus bersih, tanpa kondisioner

Pembagian Rambut (parting / sectioning dan subsectioning)


Pada pengeritingan teknik dasar, rambut dibagi menjadi sembilan bagian,
Rambut dijepit rapi agar memudahkan dalam pengambilan blocking
Buat subsectioning yang lurus dengan panjang dan lebar sama dengan ukuran rotto
Pengambilan subsectioning jangan terlalu tebal, maksimal 2 cm
Membungkus rambut dan menggulung (winding dan wraping)
 Waktu proses penggulungan, rambut dalam keadaan lembab dan basah
 Sisir rambut sampai licin dan pegang ujungnnya sampai rapi
 Pegang ujung rambut, siapkan kertas toni dan lipat, siap untuk membungkus
ujung rambut
 Pegang kertas aplikasi serapi mungkin, sehingga menyentuh rambut
 Lipat kertas saling menindih satu sama lain dan pegang kencang bersama
rambut dengan rapih
 Jepit kertas toni diantara dua jari dan tarik kearah ujung rambut
 Ujung rambut harus tertutup kertas toni dengan rapi
 Letakkan rotto tepat diujung rambut/kertas toni dan mulailah menggulung

Penggulungan rambut
1) Ujung rambut yang telah disisr, dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah, letakan
ujung kertas diatas ujung rambut

15
2) Pegang ujung rambut dengan hati-hati dan rata
3) Pasangkan rotto dengan tangan kanan

Pengaplikasikan Solution
 Siapkan solution pada botol aplikator
 Gunakan sarung tangan karet sebelum mengaplikasikan solution
 Lindungi sekeliling kepala/hairline model dengan lilitan handuk atau kapas yang
dibentuk usus
 Tutup telinga ditutup dengan penutup telinga
 Leher model dipasang penampung solution
 Bila section yang digulung pertama bagian tengkuk, maka pengaplikasian solution
dimulai dari section yang terakhir digulung, begitu pula sebaliknya
 Agar pengaplikasian solutan rata, kucurkan diatas gulungan rambut, bukan pada
pangkal rambut sehingga akan mengenai kulit kepala
 Aplikasikan larutan thio (Solution) pada batang rambut
 Teknik pengaplikasian larutan Solution disesuaikan dengan kondisi rambut, adalah
sebagai berikut:
 Rambut resistant/ densitas rambut tebal/ panjang Sebelum rambut
digulung
Solution diaplikasikan terlebih dahulu pada tiap section
kemudian setelah rambut digulung semua diberi solution
kembali.

 Rambut normal/ porous /pendek


Setelah keseluruhan rambut digulung kemudian mengaplikasikan larutan thio (soution)

Pengecekan ikal

Pengecekan hasil ikal pada processing dilakukan setelah sepuluh menit pemberian
solution, dengan cara membuka salah satu gulungan tetapi tidak terlepas semua hanya
sebatas kertas toni/kertas pengeriting saja, kemudian lenturkan/dorong ke depan sehingga
akan terlihat ikal, bila ikal belum kuat, gulung kembali seperti posisi semula.
Lepaskan tali pengikat rotto
Lepaskan gulungan rambut tanpa menarik ataupun merenggangkan rambut, tarikan atau
perenggang akan merusak hasil pengeritingan, dalam keadaan lembut

16
Dorong penggulung yang sudah di lepas tadi ke area kulit kepala, sehingga terlihat bentuk
ikal yang di capai

Pembilasan (Rinsing)

Persilahkan model pindah ke tempat bak penyampoan


Buka topi plastik yang dikenakan pada model waktu processing
Siapkan air hangat kuku yang sudah dites ditangan
Siramkan sedikit demi sedikit air hangat keseluruh gulungan rambut dikepala, hingga
gulungan rambut tidak terasa licin.
Bilas kembali dengan air dingin pada keseluruhan gulungan

Keringkan rambut dengan handuk, dengan cara menekan-nekan pada seluruh gulungan rotto

Pengaplikasian Neutralisir
Neutralisir diaplikasikan setelah pembilasan dan rambut masih dalam keadaan digulung,
dengan cara sebagai berikut :
Siapkan neutralisir dalam mangkuk melamin sejumlah sama dengan jumlah solution.
Gunakan 2/3 larutan neutralisir untuk diaplikasikan keseluruh rambut yang masih tergulung
sebanyak dua kali ke setiap gulungan
Tunggu kurang lebih 5 – 10 menit atau sama dengan waktu procesing
Buka keseluruhan gulungan rambut dengan hati-hati tanpa menarik rambut
Gunakan 1/3 sisa neutralisir, aplikasikan keseluruh helai dan ujung-ujung rambut tanpa
menarik rambutnya.
Tunggu beberapa saat dan selanjutnya dibilas kembali dengan air hangat,hingga bersih.

Pengaplikasian Kondisioner
Setelah pengaplikasian neutralisir, rambut kembali dibilas dengan air hangat, yang
dilakukan dengan hati-hati (jangan menarik rambut karena dapat mengakibatkan
berkurangnnya ikal).
Setelah rambut bersih, dilanjutkan dengan memberikan konditioner, yang diusapkan secara
ringan kemudian dibilas kembali dengan air dingin hingga bersih.
Penerapan Pratata
Setelah rambut mengalami proses pengeritingan, dapat dilakukan pratata, sesuai keinginan
penataan akhir dengan menggunakan alat pratata.

17
Memberikan saran pasca pengeritingan
Saran dan nasehat perawatan dirumah serta menawarkan kosmetik yang sesuai dengan
kondisi rambut model, baik untuk penataan dan perawatannya, maupun produk salon
lainnya diberikan pada model pada pasca pelayanan pengertingan sehingga dapat mengikat
model untuk kembali kesalon.
Berkemas

2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


A. Kelebihan Buku
 Penulis buku ini menyusun buku dengan sedikit berbeda dari buku materi yang biasa.
Sehingga tidak terkesan kaku bagi Pembaca.
 Pembahasan topik menggunakan bahasa yang mampu dimengerti oleh setiap Pembaca
sebab disertai gambar-gambar yang mampu menambah pemahaman para pembaca.
 Pembahasan setiap halaman disajikan lengkap, sehingga Pembaca benar-benar mengerti
topik yang sedang dibahas
 Pengarang selalu berusaha mengajak setiap Pembaca untuk ‘berkomunikasi’. Pengarang
menggunakan gambar Persepsi, memberi latihan untuk evaluasi para Pembaca, dan
seolah-olah sedang berbicara dengan Pembaca.
 Dari aspek layout dan tata letak, layout dan tata letak kalimat pada buku ini sudah baik.

B. Kekurangan Buku
 Modul ini masih belum memiliki ISBN
 Pembahasan dalam modul ini lebih tepatnya pada proses pengeritingan sebaiknya
menggunakan gambar, agar para pembaca lebih paham.
 Modul ini tidak membahasa terlebih dahulu anatomi rambut.
 Pada penjelasan jenis-jenis pengeritingan (sub bab C) sebaiknya penulis juga
melampirkan gambar, agar para pembaca mudah untuk mengerti atau mampu
membedakan antara jenis yang satu dengan jenis yang lain.
 Begitu juga dengan pada sub bab metode pengeritingan rambut (sub bab D) sebaiknya
penulis juga melampirkan gambar, agar para pembaca mudah untuk mengerti atau mampu
membedakan antara jenis yang satu dengan jenis yang lain.

BAB III
PENUTUP

18
3.1 KESIMPULAN
Pengeritingan rambut merupakan tindakan mengubah rambut lurus menjadi ikal atau
keriting dimana dalam prosesnya terdapat hal-hal dan prosedur yang harus diperhatikan untuk
menghindari adanya kegagalan dalam pengeritingan rambut, seperti perbandingan ketebalan
rambut, porositas selaput rambut, ketepatan waktu olah, kekuatan larutan pengeritingan, suhu
umumnya atau temperatur olah dan sebagainya. . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengeritingan, seperti : pengeritingan yang terlalu banyak, atau proses pengeritingan
dilakukan dengan tidak benar, akan sangat merusak rambut Anda, membuatnya rapuh dan
tipis. Selalu konsultasikan dengan penata rambut profesional jika hal ini terjadi pada Anda.
Hasil pengeritingan yang buruk atau tidak "berhasil" dapat menjadi sulit untuk dihilangkan.

3.2 SARAN
Dengan adanya penjelasan ini, kiranya para pembaca mengerti dan paham dalam
pengeritingan rambut, baik dalam persiapan, maupun tekniknya.

DAFTAR PUSTAKA

19
Ayuningtyas Nurina(2018) : Modul Pengeritingan Rambut

20

Anda mungkin juga menyukai