Anda di halaman 1dari 8

MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DALAM NILAI-NILAI ISLAM

DI DUSUN MEGA BLORA DESA MEGA TIMUR


KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

Tria Wulandari
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak
E-mail: 3awldr@gmail.com

Abstrak: Masyarakat Dusun Mega Blora, Desa Mega Timur merupakan salah satu
masyarakat Jawa yang tinggal di Dusun Mega Blora Desa Mega Timur Kecamatan
sungai ambawang Kabupaten Kubu raya. Mereka bukanlah warga asli desa tersebut
tetapi adalah pendatang yang sudah lama menetap di sana. Meskipun demikian, mereka
tetap menjaga kelestarian budaya dan tradisi mereka berupa tradisi sedekah bumi.
Tradisis ini merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat kepada
Allah SWT mengenai rezeki yang telah diberikan-Nya berupa hasil panen yang
melimpah, tanah yang subur, dan lain sebagainya.

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka
ragam kebudayaan. Kebudayaan menjadi hal yang sangat penting yang perlu
dihormati dan dijaga kelestariannya karena kebudayaan bisa dikatakan sebagai
salah satu identitas bangsa. Selo Soemarjan dan Soeleman Soemardi mengatakan
sebagaimana dalam buku Jacobus Ranjabar, (2013: 29) kebudayaan sebagai
semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau
kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk
menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk
keperluan masyarakat.
Selain menguasai alam yang telah Allah SWT berikan, manusia atau
masyarakat hendaknya memberikan timbal balik atas apa yang diperolehnya
sebagai bentuk rasa syukur dengan melakukan tindakan positif terhadap alam dan
lingkungan sebagai tempat manusia mencari penghidupan.
Salah satu bentuk dari rasa syukur yang dilakukan masyarakat, yaitu
diadakannya Tradisi Sedekah Bumi. Tradisi ini sangat populer di kalangan
masyarakat jawa, namun dengan cara dan versi yang berbeda-beda karena
disesuaikan dengan tradisi nenek moyang yang sudah dilaksanakan secara turun
temurun.
Sedekah bumi merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat, hal ini
dikarenakan dalam pelaksanaan tradisi sedekah bumi memenuhi berbagai unsur-
unsur yang dapat menjadikannya sebagai sebuah budaya. Begitupula dengan
masyarakat di Dusun Mega Blora Desa Mega Timur, mereka mengadakan tradisi
Sedekah Bumi dengan cara dan versinya sendiri.
Masyarakat Dusun Mega Blora Desa Mega Timur sangat antusias ketika sudah
tiba waktu panen baik dari kalangan orang tua, orang dewasa, bahkan anak-anak,
karena dengan itu mereka bisa mengadakan tradisi Sedekah Bumi.
Peneliti tertarik untuk meneliti tentang tradisi sedekah bumi ini dikarenakan
banyaknya pro dan kontra yang terjadi di kalangan masyarakat. Peneliti ingin
memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai tradisi sedekah bumi yang
sudah ada ini, alasan apa yang membuatnya pro dan kontra.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apa definisi dari Sedekah Bumi?
2. Apa makna yang terkandung dalam Tradisi Sedekah Bumi?
3. Bagaimana proses pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi?
4. Bagaimana pandangan para ulama mengenai Tradisi Sedekah Bumi?
5. Bagaimana keterkaitan antara Tradisi Sedekah Bumi dengan nilai-nilai Islam?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Tradisi
Sedekah Bumi dalam kaitannya dengan nilai-nilai Islam di masyarakat Dusun
Mega Blora Desa Mega Timur Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu
Raya. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah, sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan Tradisi Sedekah Bumi di masyarakat Dusun Mega
Blora Desa Mega Timur.
2. Untuk memaknai isi kandungan yang terdapat dalam Tradisi sedekah Bumi.
3. Untuk memaparkan proses pelaksaan Tradisi Sedekah Bumi di masyarakat
Dusun Mega Blora Desa Mega Timur.
4. Untuk memaparkan bagaimana pandangan para ulama mengenai Tradisi
Sedekah Bumi.
5. Untuk menganalisis keterkaitan antara Tradisi Sedekah Bumi dengan nilai-
nilai Islam.
4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
1) Sebagai suatu karya ilmiah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Tradisi Sedekah Bumi.
2) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana pengembangan
ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari dibangku perkuliahan.
b. Manfaat Praktis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan peneliti sebagai acuan
dalan penelitian-penelitian selanjutnya
2) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana
yang bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan peneliti
tentang Tradisi Sedekah Bumi.
3) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan teori mengenai Tradisi Sedekah Bumi, bagi peneliti
selanjutnya.
4) Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah
wawasan bagi masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya atau
tradisi agar tidak punah.
5) Bagi Instansi, diharapkan agar penelitian ini bisa untuk dikaji lebih dalam
oleh intansi-instansi terkait.
5. Kajian Teori
Teori yang dikaji dalam tema ini adalah teori yang berkaitan dengan ritual
sedekah bumi dengan segala aspeknya serta respon dari kalangan masyarakat
desa. Tradisi sedekah bumi hingga kini masih dipertahankan kelestariannya oleh
masyarakat Dusun Mega Blora, Desa Mega Timur sehingga memunculkan
pandangan dan pemahaman terhadap pelaksanaan ritual tersebut.
Selain itu, peneliti juga mengulas kajian tentang tradisi sedekah bumi
berdasarkan nilai-nilai Islam. Peneliti menggunakan kajian Pustaka atau kajian
dari beberapa referensi sesuai dengan prosedur dalam menelaah tradisi sedekah
bumi lebih dalam menurut pandangan Islam.
Makna adalah suatu bentuk citra akliah (intelligible) yang ditunjukkan oleh
penggunaan suatu kata, ungkapan, atau lambang. Ketika kata, ungkapan, atau
lambang itu menjadi suatu gagasan dalam pikiran (‘aql;nuthq), makai a disebut
sebagai “sesuatu yang telah dipahami” (mafhum). Sebagai suatu bentuk citra
akliah yang terbentuk sebagai jawaban atas pertanyaan “apa”, makna disebut
“esensi” (mahiyyah). Sebagai sesuatu yang berada di luar pikiran, atau berada
secara objektif, makna disebut “realitas” (haqiqah). Dipandang sebagai realitas
khusus yang dibedakan dari yang lain, makna disebut “individualitas” atau
“eksistensi individual” (huwiyyah) (Syed Muhammad Naquib Al-Attas, ). Jadi,
definisi makna adalah pengenalan tempat dalam suatu system, yang terjadi ketika
hubungan antara sesuatu itu dengan sesuatu lainnya dalam system tersebut
menjadi jelas dan terpahami.
Menurut Hasan Hanafi, Tradisi adalah segala warisan masa lampau yang
masuk pada kita dan masuk pada kebudayaan yang sekarang berlaku. Dengan
demikian, bagi Hanafi tradisi tidak hanya merupakan persoalan peninggalan
sejarah, tetapi sekaligus merupakan persoalan kontribusi zaman kini dalam
berbagai tingkatannya.
Menurut Zakiyah Darajat, mendefinisikan nilai adalah suatu perangkat
keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan
corak yang khusus kepada pola pemikiran daan perasaan, keterikatan maupun
perilaku.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Sedekah Bumi
Sedekah bumi adalah sebuah budaya yang melambangkan rasa syukur
manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa., yang telah memberikan rezeki melalui
tanah/bumi berupa segala bentuk hasil bumi seperti padi (beras), jagung, sayur-
sayuran, cabai, buah-buahan dan lain sebagaianya.
Sedekah Bumi merupakan sebuah budaya yang telah menjadi tradisi
masyarakat Dusun Mega Blora Desa Mega Timur. Masyarakat Dusun Mega Blora
Desa Mega Timur yang mayoritas beragama Islam, mereka telah memberikan
kesepakatan untuk mengadakan tradisi Sedekah Bumi setiap tahun sebagai bentuk
pelestarian budaya dan rasa syukur mereka.
Dalam rangkaian acara tradisi sedekah bumi secara umum dilakukan sebagai
bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diperoleh warga dan permohonan serta
harapan akan rezeki yang melimpah pada masa mendatang. Setiap daerah
memiliki konsep sendiri tentang tata cara pelaksaan tradisi sedekah bumi, hal ini
dikarenakan perlunya kesesuaian terhadap tradisi nenek moyang yang telah
berjalan secara turun-temurun.
Tradisi sedekah bumi bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada
masyarakat bahwa hal tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan
masyarakat di masa mendatang. Dengan harapan mendapat hasil yang melimpah
di tahun berikutnya.
Sedekah bumi adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Mega
Blora, Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya secara
turun-temurun setiap tahunnya setelah masa panen tiba sekitar pada bulan oktober.
2. Makna Tradisi Sedekah Bumi
Tradisi sedekah bumi bermakna sebagai pengingat bagi masyarakat untuk
senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah dikaruniakan-
Nya. Selain itu, agar masyarakat senantiasa menjaga lingkungan atau alam sebagai
tempat masyarakat mencari penghidupan. Sesungguhnya Allah SWT sangat luas
pengetahuan-Nya, sebagaimana yang telah difirmankan Allah SWT:
“Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang
telah mereka perbuat), sedang (Kamu) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami
sekali-kali tidak jauh (dari mereka) (QS. Al A’raf: 7).
3. Proses Pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa masyarakat Dusun Mega Blora,
Desa Mega Timur adalah mayoritas beragama Islam, sehingga dalam
pelaksanaannya bernuansa Islami.
Masyarakat Dusun Mega Blora, Desa Mega Timur melaksanakan tradisi
sedekah bumi dengan cara melakukan kegiatan berdoa bersama, membaca tahlil
dan Yasin, ceramah yang di laksanakan di masjid pada pagi hari, dan makan
bersama-sama atau yang biasa disebut dengan tasyakuran.
Tasyakuran adalah selamatan atau kenduri (kondangan) sebagai ungkapan rasa
syukur atas pemberian rezeki atau keselamatan dari Allah SWT. Pembacaan tahlil
dan Yasin berguna untuk mengirimkan do’a kepada leluhur desa atau ahli waris
yang telah meninggal atau pejuang-pejuang terdahulu yang telah membuka lahan
tanah tersebut.
Satu hari sebelum acara dimulai, masing-masing ibu rumah tangga
menyiapkan makanan untuk dibawa ke masjid untuk nanti dimakan di sana secara
bersama-sama. Tidak ada makanan khusus yang perlu dipersiapkan, seadanya saja
karena tradisi sedekah bumi masyarakat Dusun Mega Blora Desa Mega Timur
pada masa kini tidak sekental tradisi sedekah bumi pada zaman dahulu.
Salah satu ciri khas masyarakat Dusun Mega Blora, Desa Mega Timur pada
saat pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi adalah para pemuda desa mengadakan
pergelaran kesenian barongan setelah tasyakuran dan makan bersama dii masjid.

4. Pandangan para Ulama Mengenai Tradisi Sedekah Bumi


Menurut Buya Yahya, pesta sedekah itu bagus. Manusia mensyukuri karunia
Allah SWT di musim panen. Berpesta dengan cara yang halal, mengundang
pengajian kemudian membaca dzikir, ini merupakan hal yang istimewah.
Menurut Ustadz Fadlan Farhamsyah, Lc., M.H.I, sedekah bumi dalam istilah
orang-orang terdahulu disebutkan bahwa jika tidak hanya sekedar tasyakuran
tetapi juga disediakan sesajen kepada penjaga desa yang mera Yakini (Selain
Allah SWT) maka itu tidak diperbolehkan. Apabila bentuk perayaannya adalah
diadakan tasyakuran bersama-sama, tidak ada hal-hal yang aneh-aneh, makan
bersama dan mendengarkan ceramah maka itu diperbolehkan.
5. Keterkaitan Tradisi Sedekah Bumi dengan Nilai-Nilai Islam
Berdasarkan kacamata agama yang diyakini masyarakat Dusun Mega Blora
Desa Mega Timur bahwa tradisi yang berulang-ulang kali dilakukan hingga
menjadi sebuah rutinitas merupakan sebuah simbolis ketaatan beragama. Dalam
sebuah keperibadatan sering masyarakat menggunakan tradisi, salah satunya yaitu
sedekah bumi sebagai sarana untuk mengungkapkan semua rasa syukur, senang,
dan duka atas roda kehidupan yang dijalani.
Penjelasan di atas merupakan sebuah esensi dari kebudayaan yang telah
menjadi tradisi dalam masyarakat. Sehingga pembahasan terkait tradisi sedekah
bumi sesuai dengan sebuah teori fungsional dalam kebudayaan. Dalam artian
bahwa kebudayaan merupakan suatu sistem makna-makna simbolis (symbolic
system of meanings) yang sebagian diantaranya memberikan pandangan pada
suatu hal yang menjadi kenyataan dan menjadi keyakinan masyarakat. Kemudian
sebagian yang lainnya menjadi beberapa harapan normatif bagi masyarakat
(O’Dea, 1996: 4).
Agama Islam merupakan agama yang sangat toleran terhadap semua hal baik
yang menjadi tradisi di masyarakat, karena hal itu lah agama Islam mudah
diterima oleh masyarakat pada zaman dahulu. Sehingga masyarakat tidak perlu
meninggalkan apa yang telah menjadi tradisi lama mereka. Diantara tradisi yang
masih dilakukan adalah melestarikan apa yang menjadi kesenian kebudayaan
daerah, bersilahturahim dengan sesame masyarakat di tempat yang dianggap
bersejarah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, agar masyarakat tidak
meninggalkan ajaran agama Islam, maka dalam pelaksanaan tradisi sedekah bumi
disisipkan beberapa kegiatan yang bernuansa islami.

C. KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sedekah bumi


merupakan bentuk dari rasa syukur masyarakat Dusun Mega Blora Desa Mega Timur
kepada Allah SWT mengenai rezeki yang telah diberikan-Nya di bumi ini sebagai
tempat berlangsungnya hidup manusia.
Mereka melaksanakan tradisi tersebut dengan cara mengadakan tasyakuran di
masjid, makan bersama dan mendengarkan ceramah.
Agama Islam merupakan agama yang sangat toleran terhadap semua hal baik
yang menjadi tradisi di masyarakat, karena hal itu lah agama Islam mudah diterima
oleh masyarakat pada zaman dahulu. Sehingga masyarakat tidak perlu meninggalkan
apa yang telah menjadi tradisi lama mereka. Diantara tradisi yang masih dilakukan
adalah melestarikan apa yang menjadi kesenian kebudayaan daerah, bersilahturahim
dengan sesame masyarakat di tempat yang dianggap bersejarah, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, agar masyarakat tidak meninggalkan ajaran agama Islam, maka
dalam pelaksanaan tradisi sedekah bumi disisipkan beberapa kegiatan yang bernuansa
islami.
DAFTAR PUSTAKA

Jacobus Ranjabar. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia; Suatu Pengantar. Bogor:
Ghalia Indonesia.

O’dea, Thomas F. 1996. Sosiologi Agama (Suatu Pengenalan Awal). Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

Hakim, Moh. Nur. 2003. “Islam Tradisional dan Reformasi Pragmatisme” Agama
dalam Pemikiran Hasan Hanafi. Malang: Bayu Media Publishing

Darajat, Zakiah. 1984. “Dasar-Dasar Agama Islam”. Jakarta: Bulan Bintang

Anda mungkin juga menyukai