e-ISSN: 2715-4483
htpps://journal.upy.ac.id/index.php/karmawibangga
40
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
41
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
merupakan para pasukan Sultan Agung moyang. Menurut Damayani, Saepudin, dan
dari Kerajaan Mataram, memberi nama Komariah (2020: 105) menyatakan bahwa:
pedukuhan tersebut dengan nama “Kearifan lokal merupakan
Blendung. pandangan dan pengetahuan
Sejak saat itu pedukuhan Blendung tradisional yang menjadi acuan
semakin ramai didatangi para pendatang dalam berperilaku dan telah
dan ikut menetap demi kelancaran dipraktikkan secara turun-
kehidupan perekonomian mereka. temurun untuk memenuhi
Sehingga mereka bercocok tanam sayur- kebutuhan dan tantangan dalam
sayuran, buah-buahan dan peternakan. kehidupan suatu masyarakat.
Bercocok tanam ini merupakan awal Kearifan lokal berfungsi dan
masyarakat Desa Blendung menjadi bermakna dalam masyarakat
seorang petani, yang nantinya menjadi dalam pelestarian sumber daya
sebuah tradisi turun temurun diperingati alam dan manusia, pertahanan
satu tahun sekali yaitu Tradisi Hajat adat dan budaya, serta bermanfaat
Bumi. (Data Profil Desa Blendung 2016- untuk kehidupan”
2021). Tradisi hajat bumi merupakan ciri
Dalam buku Ragam Budaya khas masyarakat petani, dengan
Kabupaten Subang (Pendokumentasian dilaksanakannya tradisi ini membentuk
Seni dan Budaya), membahas mengenai suatu ikatan sosial bagi masyarakat Desa
Kesenian, Tradisi dan Upacara Blendung. Tradisi ini dilaksanakan
Tradisional lainnya, seperti Upacara untuk pengekspresian rasa syukur
Ruwat Bumi (hajat bumi), yang berarti masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Esa atas hasil panen yang bagus dan
Yang Maha Esa atas segala yang diberikan keberkahan. Tradisi ini
diperoleh oleh hasil bumi. Sedangkan melibatkan seluruh masyarakat desa
tujuan dilaksanakannya selain ungkapan sehingga adanya tradisi Hajat Bumi
rasa syukur juga sebagai tolak bala serta menjadi perekat sosial masyarakat atau
ungkapan penghormatan kepada leluhur social bonding capital. Abdullah (2013:
(Hendarsah, 2008: 19). 17) memaparkan bahwa:
Salah satu tradisi yang masih eksis di “Social bonding memiliki ciri
kalangan masyarakat Sunda hingga sekarang dasar yang melekat yaitu baik
ini yaitu tradisi hajat bumi, biasanya tradisi kelompok maupun anggota
ini dilaksanakan setelah melakukan panen kelompok dalam konteks ide, relasi
dengan hasil yang bagus dan berlimpah. dan perhatian lebih berorientasi
Tradisi hajat bumi memiliki makna ke dalam (inward looking) di
horizontal dan vertikal terhadap sesama banding beroientasi keluar
manusia dan sang pencipta. Hajat bumi
(outward looking). Jenis
menjadi bagian dari kearifan lokal dalam
masyarakat atau individu yang
bentuk tradisi sebagai wujud komunikasi
ucapan rasa syukur dan terimakasih kepada
menjadi anggota kelompok ini
Tuhan Yang Maha Esa dan roh nenek umumnya homogenius. Fokus
perhatian pada upaya menjaga
42
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
43
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
44
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
45
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
46
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
47
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
hiburan yang akan ditampilkan untuk finansial upacara tradisi hajat bumi
masyarakat, acara yang akan ditanggung bersama oleh masyarakat
dilaksanakan, iuran yang harus dibayar Desa Blendung. Iuran, ditanggung
oleh kepala keluarga, pembagian tugas bersama oleh Kepala Keluarga yang
kerja, yang menentukan juga panitia. sudah dibagi menjadi beberapa kelas
Kostum yang digunakan oleh panitia dilihat dari pendapatan setiap Kepala
hajat bumi Desa Blendung juga Keluarga. Dimulai, dari kelas 1 sampai
ditentukan oleh panitia, kostum panitia kelas 8, kelas yang paling kecil untuk
hajat bumi di Desa Blendung berbeda memberikan sumbangan yaitu kelas 8
dengan desa lain yang biasanya jika dilihat dari nominal, tetapi walupun
menggunakan kostum serba hitam khas paling kecil karena kuantitasnya banyak
Sunda, di Desa Blendung panitia jadi kelas 8 merupakan penyumbang
menggunakan kostum kaos yang setiap terbanyak untuk acara hajat bumi. Iuran
tahun warnanya berbeda. Panitia juga tersebut dibayar pada ketua RT,
merancang anggaran pendapatan serta disalurkan ke kadus dan dari kadus
lembar pertanggung jawaban atau LPJ diberikan kepanitia. Menurut hasil
yang dibuat oleh panitia dan dibacakan wawancara dengan Bapak Odin
didepan forum. Dalam rapat yang Ruhiyatna (15 Maret 2021) sehari
terakhir, akan diumumkan pelaksanaan sebelum acara hajat bumi dimulai,
hajat bumi. Menurut hasil wawancara masyarakat dengan aparat desa
dengan Bapak H. Totoh pada tanggal (15 mempersiapkan segala bentuk yang
Maret 2021) menjelaskan berkaitan dengan acara tersebut.
pelaksanaannya yang pertama pada Persiapan tersebut meliputi bersih-bersih
kegiatan prosesi hajat bumi diawali masjid yang akan digunakan untuk
dengan rapat terlebih dahulu, setelah tawasul, bersih-bersih jalan yang akan
rapat dibentuk sebuah kepanitiaan, lalu dilalui pada saat proses hajat bumi,
meminta bantuan terhadap masyarakat berziarah ke makam leluhur untuk
Desa Blendung untuk ikut iuran karena meminta izin, mempersiapkan panggung
kebutuhan dari hajat bumi ini untuk hiburan, ketua panitia karang
membutuhkan dana dari masyarakat. taruna mempersiapkan untuk acara
Setelah terbentuk panitia maka panitia sepak bola, serta masyarakat membuat
tersebut mengayomi masyarakat. hiasan di gang-gang jalan menggunakan
2. Menabung hasil panen mereka. Tidak hanya itu,
Menurut Bapak Sarto Hidayat (17 kaum hawa atau ibu-ibu biasanya
Maret 2021) setelah dibentuk kepanitian otomatis akan menjadi panitia ketika
bahwa menyelenggarakan kegiatan itu suaminya terpilih menjadi panitia, ibu-
tidak mungkin tanpa biaya. Masyarakat ibu tersebut terbagi ke dalam beberapa
Desa Blendung biasanya akan menabung kelompok seksi dan difokuskan untuk
terlebih dahulu sebagai persiapan memperisiapkan konsumsi.
menjelang acara hajat bumi. Panitia akan Selain itu, persiapan yang
menyusun anggaran dana yang dilakukan menjelang upacara hajat bumi
dibutuhkan dan untuk kebutuhan yaitu membuat jodang yang akan diarak
48
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
keliling desa. Jodang ini nantinya dihias ziarah ke makam leluhur untuk meminta
menggunakan penutup dari kertas izin bahwa akan dilaksanakan acara hajat
berwarna, jodang akan dibuat baru jika bumi. Malam harinya, diadakan
sudah terlihat rapuh tetapi ketika jodang kegiatan tawasul atau doa bersama di
tersebut masih bagus bisa digunakan masjid dan untuk mempersiapkan acara
untuk acara hajat bumi tahun inti pada besok pagi. Panitia pagi-pagi
selanjutnya. Di dalam jodang tersebut, mulai mempersiapkan jodang, memasak,
berisi kepala hewan kambing atau serta mendiskusikan teknis pelaksanaan
domba, patung sepasang pengantin Dewi acara tersebut. Sedangkan menurut
Sri yang isinya terbuat dari padi, Bapak Odin Ruhiyatna pada tanggal (15
tumpeng, dan sesajen. Maret 2021) pelaksanaan hajat bumi di
3. Waktu dan Pelaksanaan Desa Blendung dengan desa lainnya
Menurut Bapak Didi Suhardi pada keseluruhan hampir sama yakni
tanggal (15 Maret 2021) menjelaskan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
bahwa waktu dan pelaksanaan tradisi bahwa telah diberikan kelimpahan rezeki
hajat bumi yaitu menjelang musim panen dan diberikan keberkah dalam hasil
tiba. Acara puncak hajat bumi di Desa panennya, yang membedakan hajat bumi
Blendung diadakan pada Hari Sabtu Desa Blendung dengan desa lain hanya
Pahing setiap tahunnya, begitu juga pada pada jenis hiburan, peralatan yang
pelaksanaan hajat bumi tahun 2015- digunakan, perlengkapan yang dibawa,
2019, dengan mengarak jodang keliling kostum yang digunakan dan acara apa
desa. Jodang tersebut diarak keliling yang ditampilkan. Menurut bapak Okos
desa sepanjang jalan Desa Blendung. Kosir (15 Maret 2021) Hari Sabtu
Kemudian, berhenti di depan panggung Pahing, setiap tahunnya merupakan
utama dan selametan di aula kantor desa. acara inti dari serangkaian acara hajat
Pemilihan lokasi panggung utama setiap bumi di Desa Blendung. Dipilihnya Hari
tahunnya berlokasi di lapang Desa Sabtu Pahing di Desa Blendung dalam
Blendung, masyarakat Desa Blendung melaksanakan hajat bumi sudah
memberi nama lapangan tersebut dengan ditentukan dan disepakati bersama
nama “Kian Santang”. Dipilihnya sesuai dengan yang telah diturunkan oleh
lapangan sebagai tempat untuk orang tua zaman dahulu, Hari Sabtu
panggung acara selain karena luas, Pahing dipercaya merupakan hari manis
letaknya juga yang strategis, lapang dan baik untuk melaksanakan hajat
tersebut sejajar dengan kantor desa. bumi. Acara hajat bumi dimulai dari
4. Pelaksanaan memperisapkan segala kebutuhan pada
Menurut hasil wawancara dengan saat ritual. Sedangkan menurut Bapak H.
Bapak H. Muklis (17 Maret 2021) bahwa Totoh (15 Maret 2021) setiap tahun
acara dimulai pada Hari Jum’at sore pada pemimpin yang membacakan doa itu
setiap tahunya. Warga masyarakat Desa berbeda-beda tergantung pemilihan pada
Blendung melakukan bersih-bersih saat pembentukan kepanitiaan. Tahun
masjid yang akan digunakan untuk 2019 kemarin Bapak H. Totoh selaku
tawasul dan kuncen Desa Blendung tokoh agama yang memimpin doa sesuai
49
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
50
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
51
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
52
Karmawibangga: Historical Studies Journal, 3 (1), 2021
53