Anda di halaman 1dari 4

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil

Gambar 1. Suasana Rumah Saat Nyadran Dusun Geger

Gambar 2. Suasana Area Nyadran di Dusun Geger

Gambar 3. Rombongan Kembali ke Dusun Setelah Selesai Acara Nyadran


Gambar 4. Makan Bersama Setelah Acara Nyadran

3.2 Pembahasan
Tradisi Nyadran adalah upacara selamatan di Jawa untuk menghormati
arwah leluhur yang telah meninggal dunia yang dilaksanakan rutin setahun
sekali menjelang bulan ramadhan tepatnya pada bulan Ruwah atau Sya’ban
(Imam, 2012). Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa tradisi
nyadran adalah suatu acara adat selamatan yang dilakukan sebagai bentuk
ungkapan rasa syukur dan penghormatan terhadap leluhur yang dilaksanakan
setahun sekali pada bulan ruwah dalam kalender Jawa (Arifin, 2016). Istilah
Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta “Sraddha”. Kata Sraddha kemudian
diubah menjadi Sadran atau Nyadran yang berarti ziarah kubur. Dalam tradisi
Nyadran, masyarakat memanjatkan doa selamat. Tradisi Sraddha ini awalnya
dilakukan sekitar tahun 1284 di Kerajaan Majapahit yang dulunya berarti
keyakinan. Dalam melaksanakan Sraddha menggunakan pujian dan
persembahan sebagai perlengkapan ritual. Tradisi ini pertama kali dilakukan
oleh Ratu Tribuana Tungga Dewi sebagai Raja Majapahit pada waktu itu
(Julianto, et al., 2021).
Pada dasarnya, dari hasil serangkaian acara nyadran merupakan ajang
mempererat tali silaturahim antar warga dusun dan menjadi salah satu acara
simbolis untuk menyambut bulan Ramadhan. Nyadran juga menjadi
pengingat kepada “luhur” dalam masyarakat jawa. Di setiap daerah bisa saja
memiliki prosesi nyadran yang berbeda-beda, tetapi tetap ada satu dasar
kesamaan yaitu nilai berbagi kepada sesama dan suasana kekeluargaan.
Tradisi nyadran sebagai kearifan lokal mengandung nilai-nilai yang baik bagi
kelangsungan hidup bermasyarakat. Salah satunya adalah mengajarkan kita
untuk menghargai jasa-jas dan menghormati para leluhur yang telah tiada
dengan mendoakan agar memperoleh ketenangan dialamnya. Selanjutnya
dalam tradisi nyadran mengajarkan kita untuk mensyukuri nikmat yang telah
kita peroleh dan dan mengajarkan kita untuk berbagi antar sesama, ini terlihat
dari makananmakanan yang dibagikan ke masyarakat seperti nasi tumpeng,
ayam ingkung dan masih banyak lainnya (Arifin, 2016).
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Parji (2016), tradisi Nyadran
mempunyai nilai-nilai sosial-kultural meliputi nilai gotong royong, toleransi,
religius, persatuan dan kesatuan, dan kerja sama. Tradisi Nyadran harus
dijaga dan dilestarikan agar tradisi ini tetap eksis di tengah modernisasi. Cara
menjaga dan melestarikan budaya lokal di Indonesia dapat dilakukan dengan
culture experience yakni sebagai upaya pelestarian budaya dengan cara ikut
serta dalam proses ritual. Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita wajib
melestarikan kearifan dan budaya lokal maupun nasional yang berdampak
baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tradisi nyadran memiliki
nilai-nilai luhur yang mencerminkan identitas orang jawa. Jangan sampai
tradisi nyadran hilang tergerus arus modernisasi kedepannya.

Arifin, M. 2016. Upaya Mempertahankan Tradisi Nyadran Di Tengah Arus


Modernisasi (Studi Diskriptif Kualitatif Di Kampung Krenen,
Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
Sukoharjo). SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant, 5(2).

Julianto, T., et al. 2021. Local-Social Wisdom in the Nyadran Tradition as a


Means of Gathering. Budapest International Research and Critics in
Linguistics and Education (BirLE) Journal, 4(2), 830-836.

Parji. (2016). Socio-Cultural Values of Nyadran Traditional Ceremony in


Tawun, Ngawi, East Java, Indonesia. Sosio Humanika Jurnal
Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusian, 9(2), 287-296.
www.mindamasjournals.com/index.php/sosiohumanika.

Santoso, I. B. 2012. Spiritualisme Jawa: Sejarah, Laku, Dan Intisari Ajaran.


Yogyakarta: Memayu Publising.

Saputri, R. M., Rinenggo, A., & Suharno, S. 2021. Eksistensi Tradisi


Nyadran sebagai Penguatan Identitas Nasional di Tengah
Modernisasi. CIVICS EDUCATION AND SOCIAL SCIENCE
JOURNAL (CESSJ), 3(2), 99-111.

Anda mungkin juga menyukai