ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter kekeluargaan dalam tradisi
papajar. Ruang lingkup yang dikaji meliputi asal-usul, pengertian, bentuk
penyajian, proses dan karakter yang terdapat dalam papajar. Metode kajian yang
digunakan yaitu tinjauan pustaka dan observasi kegiatan papajar di desa Ciwalen.
Hasil dari kajian ini berupa gambaran papajar digunakan untuk mengembangkan
model pembelajaran karakter kekeluargaan di sekolah dasar.
Kata Kunci: papajar, Karakter, Kekeluargaan
DASAR PEMIKIRAN
Cianjur merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat yang
merupakan salah satu daerah penyokong ibu kota Jakarta. Cianjur merupakan daerah
yang strategis karena dilalui jalan nasional penghubung ibukota Jawa Barat
(Bandung) dan ibu kota Jakarta. Secara geografis Kabupaten Cianjur dapat
dibedakan dalam tiga wilayah pembangunan yaitu Cianjur Utara, Tengah dan
Selatan. Sehingga kabupaten Cianjur berada memanjang dari utara ke selatan yang
terdiri dari 32 Kecamatan dan 360 Desa/Kelurahan (Jaelani, D: 2020).
Dalam Profil Kabupaten Cianjur dijelaskan bahwa tatar Cianjur memiliki
kearifan yang diwariskan para leluhur untuk dijadikan pandangan hidup dan
petunjuk yang menentukan arah peradaban masyarakat Cianjur. Kearifan leluhur
tersebut merupakan aspek keparipurnaan masyarakat cianjur yaitu: Maos
(membaca), Ngaos (mengaji Al-Qur’an), Mamaos (menembang, bersenandung
tembang Sunda/Cianjuran), Maenpo (silat), Ngibing (menari tradisional). Namun
yang lebih dikenal masyarakat pada umumnya hanyalah tiga yaitu Ngaos, Mamaos,
dan Maenpo.(Cipta Karya, 2019)
Selain warisan budaya ngaos, mamaos dan Maenpo, Cianjur terkenal dengan
budaya masyarakat seperti munggahan dan papajar. Kedua budaya warisan leluhur
ini ada dalam masyarakat Cianjur khususnya di desa Ciwalen kecamatan
warungkondang.
Masyarakat Ciwalen sebagai masyarakat yang kental dengan agama islam
tentu memiliki banyak tradisi keislaman atau tradisi yang dikaitkan dengan agama
yang dianut masyarakatnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) tradisi dipahami sebagai segala
sesuatu yang turun temurun dari nenek moyang. Menurut kamus antropologi tradisi
sama dengan adat istiadat yakni kebiasaan yang bersifat magis religius dari
kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi nilai-nilai budaya, norma-norma,
hukum dan aturan-aturan yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu sistem
atau peraturan yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi sistem budaya
dari suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam
kehidupan sosial.( Ariyono dan Aminuddin Sinegar, 1985). Sedangkan dalam kamus
sosiologi menurut Soekanto tradisi diartikan sebagai kepercayaan dengan cara turun
menurun yang dapat dipelihara.(Soekanto, 1983).
Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa tradisi merupakan pewarisan
norma-norma, kaidah-kaidah, dan kebiasaan- kebiasaan sebagai suatu kebiasaan
yang turun menurun dalam sebuah masyarakat, dengan sifatnya yang luas, tradisi
bisa meliputi segala kompleks kehidupan, sehingga tidak mudah disisihkan.
Mengacu pada pengertian di atas maka papajar merupakan sebuah tradisi yang ada
di desa Ciwalen.
Papajar dilihat dari sudut pandang pendidikan terdapat unsur penguat
pendidikan karakter di sekolah dasar yaitu adanya karakter kekeluargaan dalam
kegiatan papajar, sehingga dalam kajian literatur ini berisi tentang karakter
kekeluargaan dalam papajar di desa Ciwalen, kecamatan Warungkondang,
kabupaten Cianjur.
TINJAUAN KONSEPTUAL TENTANG “PAPAJAR”
1. Asal-usul dan Pengertian Papajar
Periodisasi
No. Aspek
2011 - 2015 2016 - 2018 2019 -
Dalam penelitian
3. Hasil Guna Bancakan,weton Dengan
Penelitian ini nilai yang merupakan adanya tradisi
dikembangkan peringatan.hari among-
terdiri atas,nilai- kelahiran dalam among.di desa
nilai keagamaan, hitungan Magelang,
nilai kesopanan kalender Jawa menunjukkan
dan tata krama yang jatuhnya bahwa
serta nilai tolong- setiap 35 hari masyarakatnya
menolong dan sekali.(selapan) rukunbdanlaku
gotong royong yang.bertujuan r
dalam sebuah untuk.“ngopahi dengangtetang
keluarga. sing momong”, ga sertabsanak
Dalam,upaya wujud saudara.yDala
pengembangan rasa.syukur, m
nilai budaya
Sunda di,tengah melaksanakan proses,masak-
globalisasi tradisi,,dan masak,untuk
budaya, spiritualisme pelaksanaanntr
yaitu:Model (kejawen). adisi ini pun
Imitasi Bancakan mereka juga
(Peniruan), sendiri hampir saling tolong-
Model Habituasi sama seperti menolong
(Pembiasaan),sert tradisi papajar dengan alasan
a Model dengan tujuan agar rasa
Himbauan. untuk kekeluargaan
menanamkan mereka
Dalam penelitian nilai semakin erat.
ini dikaji kekeluargaan Kebutuhan
hubungan (mempererat tali hakiki manusia
kebiasaan makan silaturahmi) yang paling
terhadap Tradisi yang ada dasar untuk
kandungan gizi dapat hidup
di Kabupaten
anak yang perlu adalah makan.
Kampar
dijaga Manusia dapat
khususnya
tradisi makan hidup sehat
bajambau ini salah satu
dimasukkan ke faktor utama
dalam adalah pola
makan. Dalam
sekolahsekolah,
pola makan
agar generasi
terdapat unsur
sekarang
perilaku
mengetahui makan, jenis
makna dan makanan,
fungsi dari pengolahan
tradisi ini. makanan,
Sehingga tradisi intensitas
ini tidak mudah makan, dan
dilupakan di era selera makan.
zaman modern Pada penelitian
sekarang. ini, lebih
difokuskan
pada perilaku
makan, yang
terkait dengan
aktivitas
makan,
terutama yang
berhubungan
dengan cara
makan, yakni
cara makan
masyarakat
Jawa pesisir
GLOSARIUM
Papajar : Makan bersama sebelum puasa
Tatar sunda : Tempat atau daerah Jawa Barat
Kekeluargaan : Karakter satu keluarga
Karakter : Watak
REFERENSI
Biodata Penulis
Ade Sumardi, lahir di Majalengka pada tanggal 9 Nopember 1980. Menempuh
pendidikan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di UPI kampus Sumedang tahun
2008. Bekerja sebagai staf guru SD Negeri Cimacan 1, kecamatan Cipanas
Kabupaten Cianjur.