Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MUNGGAHAN MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Media dan
Kajian Budaya
Universitas Muhammadiyah Tangerang

Disusun Oleh:
Nama: Mutiara Putri Nurmiati
NPM: 2170201320

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
CIKOKOL-TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita nikmat dan hidayah sehingga dapat memberi jalan dan kesempatan untuk
menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Munggahan Menyambut Bulan Suci
Ramadhan” penyusun Makalah ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak.

Tak ada gading yang tak retak Penulis menyadari bahwa masih banyak
sekali kekurangan dalam penulisan Makalah ini. untuk itu Penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sehingga bisa
termotivasi untuk Makalah yang akan datang. semoga Makalah ini Bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi diri penulis.

Tangerang, 07 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Tradisi Munggahan ........................................................................................3
2.2. Nilai Tradisi Dalam Munggahan ...................................................................5
2.3. Manfaat Tradisi Munggahan .........................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan ........................................................................................................8
3.2. Saran ..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Budaya adalah usaha budi/akal dalam rangka memperbaiki kualitas dan
kuantitas (peradaban) hidup manusia. budaya merupakan nama abstrak untuk
fenomena multidimensional yang sangat luas dan kompleks. Budaya telah
diciptakan oleh manusia dan merupakan bagian dari lingkungan buatan manusia
yang menyatukan kelompok manusia.

Kebudayaan adalah bentuk dari pemikiran, tingkah laku manusia yang


terbentuk secara alami. Tingkat kebudayaan bangsa Indonesia tergolong memiliki
nilai yang tinggi, karena masing masing daerah mempunyai karakterteristik
berbeda, maka bangsa Indonesia dikenal dengan masyarakat multicultural, karena
memiliki kebudayaan beragam adalah kekayaan bangsa, berbeda tapi satu tujuan
yang dikemas dalam falsafah bhineka tunggal ika.

Banyak budaya yang menjadi tradisi dalam kehidupan manusia sehingga


bisa turun temurun diwariskan kepada anak dan cucu-cucunya kelak. Salah satu
budaya yang tidak pernah luntur dengan budaya warisan masyarakat adalah
munggahan menyambut bulan ramadhan.

Tradisi Munggahan sejak dulu hingga kini masih terlaksana dengan baik
dan penuh antusias oleh masyarakat Muslim, khususnya yang berada di tanah
Sunda. Tradisi munggahan yang turun menurun diwariskan menjadikan rutinitas
setiap tahunnya untuk menyambut bulan suci ramadhan. Banyak diantara
masyarakat di indonesia yang melaksanakan atau mengikuti tradisi ini.

Oleh karena itu, perlu sekiranya Penulis membahas masalah tersebut


dalam Penulisan Makalah ini dengan judul Munggahan Menyambut Bulan Suci
Ramadhan Penulis menggangap bahwa pembahasan ini sangat penting dan
bermanfaat bagi Pembaca khususnya untuk Penulis dan umumnya bagi Pembaca
untuk mengetahui makna yang sesungguhnya dari tradisi munggahan ini.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tradisi Munggahan Menyambut Bulan Suci Ramadhan?


2. Apa Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Munggahan?
3. Apa Manfaat Dari Tradisi Munggahan?
1.3. Tujuan Penulisan
Dalam masalah tersebut tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Tradisi Budaya Munggahan


2. Mengetahui Nilai Yang Terkandung Dalam Tradisi Munggahan
3. Mengetahui Manfaat Dari Tradisi Munggahan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tradisi Munggahan
Munggahan adalah tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut
datangnya bulan Ramadhan. Acara ini biasanya dilakukan pada akhir bulan
Sya’ban, satu atau dua hari menjelang Ramadhan. Bentuk pelaksanaannya
bervariasi, umumnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama
dan saling bermaafan serta berdoa bersama. Selain itu, ada pula yang
mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, berziarah ke makam orang tua atau
orang saleh, serta mengamalkan sedekah munggah (sedekah pada sehari
menjelang bulan puasa)

Menurut Danadibrata (2006:727) Kata Munggahan ini sendiri berasal dari


Bahasa Sunda yaitu “unggah” yang mempunyai arti kata naek ka tempat nu
leuwih luhur atau naik ketempat yang lebih tinggi. Atau munggahan dapat
diartikan maksudnya adalah naik menjadi pribadi yang lebih baik atau lebih tinggi
derajatnya. Karena akan memasuki bulan suci ramadhan yang diharapkan selama
bulan suci tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, munggahan berarti tradisi


berkumpul dan makan bersama dengan keluarga atau teman untuk menyambut
bulan Ramadan. Munggahan sendiri merupakan bentuk turunan dari kata
“munggah”, sebutan untuk hari terakhir di bulan Ruwah -bulan ke delapan dalam
kalender Hijriah sehari sebelum dimulai berpuasa Ramadan.

Menurut Yeti ( 2020:11) Munggahan adalah tradisi menyambut bulan suci


Ramadan yang biasa dilakukan oleh masyarakat sunda (Jawa Barat). Mereka
biasanya berkumpul bersama orang terkasih dan makan bersama (botram). Bukan
hanya keluarga, munggahan pun sering dilakukan di kantor dengan sesama rekan
kerja. Tujuan dari munggahan adalah untuk bersilaturahmi menjelang pelaksanaan
bulan suci Ramadan agar ibadahnya lancar dan diterima Allah Swt. 

3
Punggahan itu sendiri berasal dari kata Munggah (bahasa Jawa) yang
berarti naik. Maksudnya bahwa, masuknya bulan Ramadhan perlu disambut
dengan iman yang harus lebih ditingkatkan lagi. Punggahan ini bertujuan untuk
mengingatkan para umat muslim bahwa Ramadhan akan segera tiba, dan juga
untuk mengirim doa pada orang - orang yang telah meninggal dunia. 

Budaya munggahan untuk menyambut bulan suci ramadhan di setiap


daerah berbeda-beda dalam pelaksanaanya atau cara yang dilakukan oleh
masyarakat setempat. Budaya munggahan di daerah Kabupaten atau Kota Serang
Banten biasanya budaya munggahan yang dilakukan oleh masyarakat setempat
menyambut bulan ramadhan adalah makan bersama untuk menyambut bulan suci
ramadhan atau yang disebut juga dengan riungan.

Contoh budaya munggahan di daerah Kabupaten Serang tepatnya di Desa


Bunian, Menurut salah satu warga Desa Bunian “ Sebelum menyambut bulan suci
ramadhan warga di sini melakukan budaya atau tradisi munggahan yaitu setelah
melakukan ziarah kubur sebelum menyambut bulan suci ramadhan adalah makan
bersama (riungan) dan doa bersama”.(Nia Kurnia)

Sedangkan munggahan di Desa Bulakan, Kecamatan Anyer, Kabupaten


Serang dirayakan dengan Tarhib Menurut salah satu warga Desa Bulakan “Tarhib
itu kaya pawai keliling desa, biasanya dimulai setelah shalat tarawih pertama dan
selesai kira kira jam 10 atau bisa juga lebih dari jam 10 malam”( Thaibatunnisa)

Adapun munggahan yang dilakukan di Desa Linggar Jati, Kuningan Jawa


Barat. Menurut salah satu warganya “kalo di dusun ini sebelum menyambut bulan
suci ramadhan biasanya warga disini melakukan tradisi munggahan yaitu
diadakan pawai genjrengan yaitu pawai dengan menggunakan alat musik rebana
yang dilakukan sebelum puasa satu hari. ( Alif Fadhilah Ramadhan).

Tata cara munggahan sebenarnya tidak terlalu formal, tapi bisa dibilang
bervariasi, seperti:

1. Berkumpul keluarga dan kerabat,

4
2. Makan bersama atau sering disebut botram,

3. Saling bermaaf-maafan,

4. Serta berdo’a bersama.

5. Pergi tempat wisata bersama keluarga internal,

6. Berziarah ke makam orang tua (nyekar) atau orang-orang shaleh,

7. Mengamalkan sedekah pada waktu sehari menjelang bulan puasa yang


disebut juga sedekah munggah.

Sungguh indah budaya dan tradisi masyarakat yang masih dilestarikan


hingga saat ini, sehingga bisa dilestarikan turun-temurun kepada anak dan cucu
kelak.

2.2. Nilai Tradisi Dalam Munggahan

Ada tiga nilai yang terkandung dalam tradisi munggahan yaitu:

1. Nilai Agama
Nilai agama adalah segala bentuk peraturan sekaligus ketentuan hidup
yang harus diterima oleh setiap manusia sebagai perintah, larangan, dan ajaran
yang bersumber dari Tuhan secara langsung, sehingga jikalau dilanggar akan
mendapat siksa dari Tuhan di akhirat nantinya.
Menurut Anthony F.C. Wallace, (Para Ahli) Nilai agama merupakan
seperangkat upacara yang dirasionalkan melalui mitos dan digerakkan melalui
kekuatan supranatural dengan tujuan untuk mencapai terjadinya perubahan
terhadap manusia dan semesta.

Nilai tradisi yang dapat diambil dari budaya munggahan menyambut bulan
suci ramadhan adalah mengajak para masyarakat giat dan semangat dalam
melakukan ibadah puasa dalam satu bulan penuh. Serta mengajak masyarakat
setempat untuk menjadikan contoh bahwa dalam tradisi munggahan menyambut
bulan suci ramadhan ini agar bisa menungkatkan keimanan dan ketakwaan kepada

5
Allah tidak hanya pada bulan ramadhan saja tetapi, menjadi pemicu untuk terus
beribadah kepadaNya.

2. Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan suatu konsep yang dianut masyarakat tentang apa
yang dianggap baik dan buruk. Nilai sosial terbentuk akibat kesepakatan dari
setiap individu di masyarakat.
Nilai-nilai sosial adalah pandangan masyarakat terhadap suatu karir
yang dipilih, dengan kata lain nilai-nilai sosial adalah penilaian masyarakat
tentang suatu karir yang di jalani (Oktavia, 2005).

Dalam tradisi munggahan pula terkandung nilai sosial yang mana didalam
nilai sosial ini bisa mempererat tali silahturami antara kerabat, keluarga,
tetangga, teman dan saudara. Terjaganya hubungan sosial dapat membuang
semua prasangka terhadap sesama saudara. Munggahan pun dapat mendekatkan
lagi sekat-sekat persaudaraan yang terputus lama serta yang memiliki konflik.3

3. Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan nilai yang ada dan berkembang di dalam
masyarakat. Karena nilai budaya adalah tingkat pertama kebudayaan ideal atau
adat. Nilai budaya merupakan lapisan yang paling tidak terwujud dan ruangnya
luas. Jadi nilai budaya adalah sesutau yang sangat berpengaruh dan di jadikan
pedoman atau rujukan bagi suatu kelompok masyarakat tertentu.
Menurut Koentjaraningrat (1994:85) nilai budaya terdiri dari konsepsi-
konsepsi yang hidup dalam alam fikiran warga masyarakatnya mengenai hal -
hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai pada suatu masyarakat
dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak.
Dalam tradisi munggahan menyambut bulan suci ramadhan ini dapat kita
ambil nilai positifnya yaitu budaya yang sunda yang bisa dilestarikan sampai
saat ini. Budaya yang masih terlekat pada masyarakat untuk menyambut bulan
suci ramadhan.

6
2.3. Manfaat Munggahan

Tradisi munggahan bukan hanya sebuah kebiasaan yang sudah menjadi


budaya bagi masyarakat sunda.Tradisi munggahan memberikan banyak manfaat dan
makna bagi mereka. Diantaranya mempererat silaturahmi baik dengan keluarga,
teman, sahabat, kerabat, saudara bahkan juga dengan tetangga kita sendiri.

Disamping kita dapat bersilaturahmi, kita juga dapat saling memaafkan


sehingga kita mempunyai hati yang bersih untuk memulai ibadah puasa. Kita juga
bisa memberikan kebutuhan pokok pada warga miskin tanpa membeda-bedakan
untuk digunakan pada hari pertama menjalankan puasa. Selain itu juga merupakan
bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT.

Munggahan kalau direnungkan akan mempererat rasa kolektif antar


manusia hingga dapat mengeluarkan diri dari jurang kemiskinan.Tradisi munggahan
juga secara praksis sosial adalah salah satu aktus atau habitus yang bakal menaikkan
diri kita ke tangga pribadi yang sarat nilai-nilai kemanusiaan.

Oleh karena itu, bulan puasa harus dijadikan bulan untuk meninggalkan


perilaku sombong, pelit, jail, sirik dan fitnah yang merupakan representasi anomali
kemanusiaan dalam diri kita.

Sebetulnya makna dari tradisi munggahan adalah untuk introspeksi diri


dari segala kesalahan yang sudah pernah kita lakukan sebelumnya, dan semoga
sebelum memasuki bulan Ramadhan tersebut, segala kesalahan kita terutama kepada
sahabat, teman dan keluarga dapat diampuni. Yang pada akhirnya kita memasuki
bulan Ramadhan dalam keadaan bersih hati dan bersih diri.

7
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Munggahan adalah tradisi tanah sunda yang turun menurun di budayakan
hingga saat ini, dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat di setiap daerah masing
masing. Dalam tradisi munggahan biasanya terdapat kebiasaan masyarakat tetang
menyambut bulan suci ramadhan yaitu berkumpul bersama keluarga, sahabat,
saudara, teman dan lain sebagainya.

Dalam tradisi munggahan juga terdapat tiga nilai positif yang terkandung
di dalam tradisi munggahan ini yaitu, nilai keagamaan, nilai sosial, dan nilai
budaya dimana semua itu sangat penting untuk kita praktekan di kehidupan
sehari-hari.

Manfaat dari tradisi munggahan adalah mempererat tali silahturahmi antar


keluarga, kerabat, sahabat, saudara dan teman atau dalam kata lain mendekatkan
yang jauh dan mempererat yang dekat. Selain bersilahturahmi manfaat
munggahan juga meminta maaf dan membersihkan hati sebelum menyambut
bulan suci ramadhan agar berharap bisa terfokuskan kepada ibadah di bulan
ramadhan.

3.2. Saran
Penulis menyarankan umumnya kepada pembaca dan khususnya kepada
diri penulis sendiri. Agar senantiasa selalu melestarikan budaya dan tradisi yang
ada di indonesia, Selalu menjaga tali silahturahmi antar sesama, Dan kita harus
selalu menanamkan nilai-nilai budaya yang ada di lingkungan kita dan
dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Pepatah lain mengatakan bahwa “apa
yang engkau tanam pasti itu yang kau tuai”

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian Makalah


ini. Penulis juga mengharapkan agar kedepannya agar pembuatan Makalah ini
lebih mendalami segala materi yang masih banyak kekurangan, Baik dari segi

8
pembahasan dan sebagainya. Semoga Makalah yang akan datang lebih sempurna
dalam pembahasan-pembahasan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Didin Syarifuddin. (2017). NILAI BUDAYA BATIK TASIK PARAHIYANGAN


SEBAGAI DAYA TARIK. ARS International School of Tourism Vol. 14,
12.
Fathul Arif. (2022, 25 Maret Jum'at). Retrieved from inisumedang.com:
https://inisumedang.com/tradisi-munggahan-jelang-ramadhan-warga-
sumedang-perlu-tahu-biar-tak-gagal-paham/
Iqbal Suryadikusumah . (2022, 26 Maret Sabtu). Serang News.com. Retrieved
from Serang News.com: https://serangnews.pikiran-rakyat.com/lensa/pr-
1204083344/mengenal-tradisi-unik-munggahan-di-masyarakat-serang-
banten-untuk-sambut-ramadhan?page=3
Muhammad Fikri zulfikar. (2020, 10 Mei Minggu). kumparan. Retrieved from
kumparan.com: https://kumparan.com/fikri-dzulfikar/munggahan-dan-tali-
kekerabatan-1tNM76iiQJ5/full
Ni Komang Putri Sari Talamaosandi. (2017). PENGARUH LINGKUNGAN
KERJA, NILAI-NILAI SOSIAL, PERTIMBANGAN PASAR KERJA,
DAN PERSONALITAS PADA PEMILIHAN KARIR AKUNTAN
PUBLIK. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.19.1., 8.
Sawahlunto . (2020, 2 Mei Sabtu). bdtbt. Retrieved from bdtbt.esdm.go.id:
https://bdtbt.esdm.go.id/munggahan-bdtbt-dalam-menyambut-bulan-suci-
ramadhan/
Taufik Hidayat. (2020). KAJIAN NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM
TRADISI MISALIN: CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS.
Metaedukasi, 17.
Yuni Handayani. (2022, `8 Maret Jum'at). serangnews. Retrieved from pikiran-
rakyat.com:https://serangnews.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-
1204011602/5-budaya-dan-tradisi-munggahan-masyarakat-banten-jelang-
puasa-ramadhan?page=3

9
10

Anda mungkin juga menyukai