Anda di halaman 1dari 11

Makna i’tikaf dalam bulan ramadhan

Metode penelitian kualitatif


Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Spritualitas teaching
Dosen pengampu:Drs Nazaruddin,MH

MAKALAH

Oleh:

Migo Juanda. 1215225

Pendidikan agama islam


Sekolah tinggi agama islam stai miftahul’ulum
Tanjung pinang
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan
inayahnya karena dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makna i’tikaf dalam bulan
ramadhan.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Nazaruddin selaku dosen
pembimbing serta rekan yang telah berkontribusi memberikan sumbangan baik dari
pemikiran maupun materinya.
Kami beharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca, dan kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat khusus nya bagi siswa STAIMU
tanjungpinang dan kepada para pembaca pada umumnya.

Tanjung pinang,10 mei 2023

Penulis
I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar belakang...................................................................................1
1.2Rumusan masalah..............................................................................3
1.3Tujuan................................................................................................3
1.4Manfaat..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................4
2.1 Makna i’tikaf dlam bulan ramadhan................................................4
2.2 Pengertian i’tikaf..............................................................................5
2.3 Hukum i’tikaf...................................................................................9
2.4.Rukun i’tikaf....................................................................................9

BAB III PENUTUP.....................................................................................16


3.1 Simpulan........................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................16

DAFTAR PUSAKA....................................................................................17
II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

I’tikaf merupakan pelengkap yang di disain untuk mendekatkan hati pada pancaran
Rabbani. Melalui dzikir, kontemplasi, introspeksi diri dan bacaan ayat-ayat Qur’ani,
seorang yang beri’tikaf berusaha menyucikan jiwa sekaligus mengarahkannya pada nilai-
nilai transendental Yang Maha Suci,hingga semakin merasakan kedekatan yang
melahirkan kekaguman, rasacinta, dan menguatkan iman.Tak dapat dipungkiri bahwa
dalam menjalaniliku kehidupan yang penuh warna, manusia kadang disibukkan oleh
tugasdantuntutan hidup hingga (merasa) terjauh dari Ilahi, bahkan sekedar
untukmendeteksi sinyal-sinyal Rabbani. Tak jarang hati mengaduh dalam gelisah,atau
bahkan menjerit melalui resah untuk sekedar melepas rindu pada SangPencipta,
mendambakan ketenangan yang terpancar dari Nya. Boleh diduga,untuk itulah
momentum i’tikaf dilahirkan agar hati dapat menghimpun segenap energi dalam
menggapai sinar-sinar Rabbani.

1.2 Rumusan masalah

1.apa saja yang di mksud makna dari i’tikaf?

2.apa pengertian dari i’tikap itu sendiri?

3.bagaimana hukum i’tikaf secara umum?

1.3 Tujuan

1.menyelesaikan salah satu tugas dari dosen

2.apa yang di maksud dengan i’tikaf

3.bagaimana hukum i’tikaf

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan khazanah ilmu,makalah ini
memberikan informasi tentang makna i’tikaf dalam bukan ramadhan yang baik dan benar
yang sangat penting untuk diketahui agar dihasilkan pemahaman tentang pembahasan ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 makna i’tikaf dalam bulan ramadhan


Makna i'tikaf dalam bulan ramadhanI'tikaf adalah sebuah praktik spiritual yang dilakukan
oleh umat Muslim selama bulan Ramadan. Ini melibatkan mengisolasi diri di dalam masjid
atau tempat ibadah lainnya dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, beribadah
secara intensif, dan mencari keberkahan selama 10 hari terakhir Ramadan.
Makna i'tikaf sangatlah mendalam bagi umat Muslim. Berikut adalah beberapa makna
penting dari i'tikaf dalam bulan Ramadan:
1.Mendekatkan diri kepada Allah: I'tikaf adalah waktu yang khusus untuk memperdalam
hubungan dengan Allah. Dengan membatasi diri di tempat ibadah, individu dapat
meluangkan waktu lebih banyak untuk berdoa, membaca Al-Quran, berdzikir, dan
merenungkan makna keberadaan mereka dalam hidup ini. I'tikaf membantu individu untuk
menciptakan ikatan yang lebih erat dengan Allah dan merasakan kehadiran-Nya dengan lebih
mendalam.

2. Menyucikan diri: I'tikaf juga memiliki makna pembersihan diri secara spiritual. Dengan
mengisolasi diri dari dunia luar, individu dapat fokus pada introspeksi dan meningkatkan
kualitas ibadah mereka. Ini adalah kesempatan untuk membersihkan hati dan pikiran dari
dosa-dosa masa lalu, memperbaiki kekurangan dan kesalahan, serta memperkuat niat baik
dan kebaikan.

3. Menghidupkan malam Lailatul Qadr: Salah satu tujuan utama i'tikaf adalah untuk mencari
malam Lailatul Qadr. Malam Lailatul Qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan,
dan amalan yang dilakukan di malam tersebut bernilai sangat tinggi. Dalam i'tikaf, individu
berusaha keras untuk menjaga ibadah dan spiritualitas mereka, terutama di malam-malam
terakhir Ramadan, dengan harapan menemukan dan meraih keutamaan dan keberkahan yang
besar dari malam Lailatul Qadr.
4. Mendapatkan keberkahan Ramadan: Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, dan i'tikaf
adalah cara untuk benar-benar mengambil manfaat maksimal dari bulan ini. Dalam i'tikaf,
individu melepaskan diri dari urusan dunia dan sepenuhnya terfokus pada ibadah. Ini
membantu mereka merasakan kehadiran Allah dengan lebih intens, mendapatkan keberkahan
dari waktu yang berharga, dan menumbuhkan kebaikan dalam diri mereka.
5. Meningkatkan kesadaran sosial: Selain manfaat individu, i'tikaf juga memiliki makna
sosial. Dalam banyak masjid, i'tikaf melibatkan berinteraksi dengan komunitas Muslim yang
berpartisipasi dalam praktik serupa. Ini memberikan kesempatan untuk berbagi pengetahuan,
pengalaman, dan semangat Ramadan, serta memperkuat rasa persaudaraan dan hubungan
dalam masyarakat Muslim.

2
2.2 Pengertian i’tikaf

I'tikaf adalah praktik keagamaan dalam agama Islam yang melibatkan mengisolasi diri di
dalam sebuah masjid atau ruangan khusus dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Selama i'tikaf, seorang Muslim menjauhkan diri dari urusan dunia dan fokus
sepenuhnya pada ibadah dan refleksi spiritual.

I'tikaf biasanya dilakukan selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, meskipun ada
pula yang melakukannya pada waktu-waktu lain dalam tahun. Selama periode ini, orang
yang melakukan i'tikaf akan tinggal di dalam masjid, beribadah, membaca Al-Qur'an,
berdoa, berzikir, dan merenungkan makna hidup dan agama.

I'tikaf bisa dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan, namun terdapat perbedaan
dalam tata cara dan tempat i'tikaf antara keduanya. Bagi laki-laki, i'tikaf dilakukan di
dalam masjid, sedangkan bagi perempuan, i'tikaf biasanya dilakukan di sebuah ruangan
yang disediakan di rumah mereka atau di tempat ibadah khusus untuk perempuan.

Tujuan utama i'tikaf adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperdalam ibadah,
mencari pengampunan dosa, memperbaiki diri, dan mendapatkan keberkahan dalam
bulan Ramadan. I'tikaf juga dianggap sebagai kesempatan untuk menjauhkan diri dari
distraksi dunia dan meningkatkan kesadaran spiritual.

Namun, perlu diingat bahwa praktik i'tikaf dapat bervariasi dalam interpretasi dan
pelaksanaannya di berbagai komunitas Muslim. Oleh karena itu, ada perbedaan pendapat
di antara ulama dan masyarakat Muslim mengenai aturan dan praktik i'tikaf yang tepat.

Pengertian I'tikaf. I'tikaf adalah praktik keagamaan dalam agama Islam yang melibatkan
mengisolasi diri di dalam sebuah masjid atau ruangan khusus dengan tujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selama i'tikaf, seorang Muslim menjauhkan diri
dari urusan dunia dan fokus sepenuhnya pada ibadah dan refleksi spiritual.

I'tikaf biasanya dilakukan selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, meskipun ada
pula yang melakukannya pada waktu-waktu lain dalam tahun. Selama periode ini, orang
yang melakukan i'tikaf akan tinggal di dalam masjid, beribadah, membaca Al-Qur'an,
berdoa, berzikir, dan merenungkan makna hidup dan agama.

I'tikaf bisa dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan, namun terdapat perbedaan
dalam tata cara dan tempat i'tikaf antara keduanya. Bagi laki-laki, i'tikaf dilakukan di
dalam masjid, sedangkan bagi perempuan, i'tikaf biasanya dilakukan di sebuah ruangan
yang disediakan di rumah mereka atau di tempat ibadah khusus untuk perempuan.

Tujuan utama i'tikaf adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperdalam ibadah,
mencari pengampunan dosa, memperbaiki diri, dan mendapatkan keberkahan dalam
bulan Ramadan. I'tikaf juga dianggap sebagai kesempatan untuk menjauhkan diri dari
distraksi dunia dan meningkatkan kesadaran spiritual.

3
Tentu, apa yang ingin kamu lanjutkan mengenai i'tikaf? Apakah kamu memiliki
pertanyaan spesifik atau ingin mengetahui lebih lanjut mengenai aspek-aspek tertentu
dari i'tikaf? Silakan beri tahu saya agar saya dapat memberikan informasi yang lebih
rinci.
Dalam melanjutkan penjelasan tentang i'tikaf, berikut adalah beberapa poin penting yang
mungkin menarik untuk kamu ketahui:

Persyaratan I'tikaf: Biasanya, untuk melakukan i'tikaf, seseorang harus sudah mencapai
usia dewasa (baligh) dan dalam keadaan suci (tidak dalam haid atau nifas). I'tikaf
dilakukan secara sukarela dan tidak diwajibkan dalam Islam. Seseorang dapat memilih
durasi i'tikaf yang sesuai, baik itu selama beberapa hari, seminggu, atau sepuluh hari
terakhir bulan Ramadan.

Keutamaan I'tikaf: I'tikaf dianggap sebagai ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Rasulullah Muhammad SAW sendiri sering melakukan i'tikaf, terutama pada sepuluh
hari terakhir bulan Ramadan. I'tikaf diyakini sebagai cara untuk mendapatkan pahala
yang besar, menghampiri rahmat Allah, dan memperoleh keberkahan dalam hidup.

Aktivitas Selama I'tikaf: Selama i'tikaf, fokus utama adalah ibadah dan refleksi spiritual.
Beberapa aktivitas yang umum dilakukan selama i'tikaf antara lain:

Membaca Al-Qur'an: Membaca dan mempelajari Al-Qur'an merupakan aktivitas yang


penting selama i'tikaf. Seseorang dapat menghabiskan waktu untuk membaca dan
merenungkan ayat-ayat suci serta meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam.

Berdoa dan Berzikir: I'tikaf memberikan kesempatan untuk berdoa dengan khusyuk dan
berzikir kepada Allah SWT. Seseorang dapat mengambil waktu untuk memperdalam
hubungan spiritual dengan Tuhan dan memohon pengampunan, petunjuk, serta berkah-
Nya.

Mendengarkan Ceramah dan Pelajaran Agama: Beberapa masjid menyelenggarakan


ceramah dan pengajaran agama selama i'tikaf. Peserta i'tikaf dapat mendengarkan
pengajian, khotbah, dan mendapatkan manfaat dari pengetahuan agama yang
disampaikan oleh para ulama.
Merenung dan Refleksi Pribadi: I'tikaf juga merupakan waktu yang baik untuk
melakukan introspeksi diri, mengevaluasi perbuatan dan kesalahan, serta merenungkan
makna hidup dan tujuan spiritual.

Etika dan Aturan I'tikaf: Saat melaksanakan i'tikaf, ada beberapa etika dan aturan yang
perlu diperhatikan. Beberapa di antaranya meliputi menjaga kebersihan diri, tidak
mengganggu orang lain, menghormati masjid atau ruangan i'tikaf, menjaga kesunahan
ibadah, dan mematuhi peraturan dan tata tertib tempat ibadah.

2.3 Hukum i’tikaf


Hukum i'tikaf adalah praktik keagamaan dalam agama Islam yang melibatkan menjauhkan
diri dan berdiam di dalam masjid selama periode tertentu, dengan niat ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah. Selama i'tikaf, seorang individu menarik diri dari urusan
dunia dan berfokus sepenuhnya pada ibadah dan refleksi spiritual.

Hukum i'tikaf dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sunnah Muakkadah: I'tikaf merupakan sunnah muakkadah, yaitu praktik yang sangat
dianjurkan dan dikerjakan secara rutin oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau sering
melaksanakan i'tikaf pada 10 malam terakhir bulan Ramadan. Oleh karena itu, i'tikaf selama
10 malam terakhir Ramadan sangat dianjurkan dan diberi keutamaan.

Syarat-syarat I'tikaf: Beberapa syarat harus dipenuhi untuk melaksanakan i'tikaf. Syarat
utamanya adalah niat yang tulus ikhlas semata-mata karena Allah. Selain itu, i'tikaf dilakukan
di dalam masjid yang memiliki status masjid jama'ah (masjid tempat dilaksanakan salat
Jumat). I'tikaf juga dilakukan dalam waktu yang ditetapkan, biasanya minimal satu hari dan
satu malam.

Keutamaan I'tikaf: I'tikaf memiliki keutamaan besar dalam Islam. Selama i'tikaf, seorang
individu dapat lebih fokus dalam menjalankan ibadah dan beribadah secara intensif. I'tikaf
memberikan kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan Allah, berdoa, membaca Al-
Qur'an, melakukan dzikir, dan memperdalam pemahaman agama. I'tikaf juga memberikan
kesempatan untuk menghindari distraksi dunia dan meningkatkan kesadaran spiritual.

Ketentuan selama I'tikaf: Selama i'tikaf, seorang individu harus berada di dalam masjid
sepanjang waktu, kecuali untuk keperluan mendasar seperti makan, minum, mandi, dan
kebutuhan biologis. Selama i'tikaf, individu harus menjaga kesucian masjid, berperilaku baik,
dan menjaga diri dari perbuatan yang melanggar hukum agama. Komunikasi dengan dunia
luar juga harus dibatasi selama i'tikaf.

I'tikaf bagi Wanita: Wanita juga diperbolehkan untuk melakukan i'tikaf, namun, mereka
melaksanakannya di tempat khusus yang disediakan dalam masjid atau di ruangan yang
terpisah di rumah mereka. Wanita tidak diharuskan untuk berdiam di dalam masjid utama.

6
2.4 Rukun i’tikaf

Rukun i'tikaf adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjalankan ibadah i'tikaf.
I'tikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan mengisolasi diri di dalam masjid atau tempat
ibadah lainnya untuk beberapa waktu dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah
SWT dan meningkatkan ibadah serta ketakwaan.

Rukun i'tikaf terdiri dari tiga syarat utama:

Niat: Niat adalah keputusan hati untuk menjalankan ibadah i'tikaf. Niat harus diucapkan
dalam hati secara tegas dan jelas, bahwa seseorang berniat i'tikaf dengan tujuan
mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tempat: I'tikaf harus dilakukan di dalam masjid atau tempat ibadah yang memenuhi
syarat-syarat tertentu. Tempat i'tikaf harus merupakan tempat yang ditujukan untuk
ibadah dan bukan tempat yang digunakan untuk tujuan dunia. Masjid yang digunakan
untuk i'tikaf harus memiliki status masjid jami' (masjid yang digunakan untuk shalat
Jum'at) atau masjid yang memiliki penghuni tetap.

Waktu: I'tikaf dapat dilakukan dalam waktu tertentu. I'tikaf yang disyariatkan adalah
i'tikaf sunnah yang dilakukan pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, dimulai sejak
matahari terbenam pada malam ke-21 bulan Ramadan hingga terbenamnya matahari
pada malam terakhir bulan Ramadan.

Selain rukun i'tikaf, terdapat juga beberapa syarat tambahan yang perlu diperhatikan:

Islam: Seseorang yang menjalankan i'tikaf harus beragama Islam.

Baligh: I'tikaf hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang telah mencapai masa baligh
(dewasa) atau telah mencapai usia pubertas.

Berakal: I'tikaf hanya boleh dilakukan oleh orang yang berakal sehat dan sadar.
Keadaan suci: Sebelum memulai i'tikaf, seseorang harus dalam keadaan suci dari hadas
besar dan hadas kecil, seperti mandi junub atau wudhu.

Penting untuk diketahui bahwa tata cara i'tikaf dapat bervariasi berdasarkan tradisi dan
praktik keagamaan di berbagai daerah. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari tata
cara i'tikaf yang sesuai dengan tradisi dan panduan agama yang dianut.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

I'tikaf adalah praktik keagamaan dalam agama Islam di mana seorang Muslim
mengisolasi dirinya di dalam masjid atau tempat ibadah selama periode tertentu,
biasanya selama 10 hari terakhir bulan Ramadan. Selama i'tikaf, individu tersebut
berfokus pada ibadah, refleksi spiritual, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Berikut ini adalah beberapa kesimpulan tentang i'tikaf:


Kedekatan dengan Allah: I'tikaf adalah waktu di mana seorang Muslim dapat
mengisolasi dirinya dari dunia luar dan sepenuhnya fokus pada ibadah kepada Allah. Ini
memberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan meningkatkan
ibadah, membaca Al-Quran, berdoa, dan merenungkan kehidupan spiritual.Kesadaran
diri: I'tikaf memberikan kesempatan bagi individu untuk merenungkan diri, memahami
tujuan hidup, dan mengevaluasi diri secara spiritual. Dalam isolasi ini, seseorang dapat
mengintrospeksi, mengidentifikasi kekurangan diri, dan berusaha
memperbaikinya.Peningkatan kesabaran dan ketekunan: I'tikaf melibatkan penahanan
diri dari aspek dunia yang duniawi dan fokus pada ibadah. Ini mengajarkan individu
untuk menjadi lebih sabar, tekun, dan mengendalikan keinginan duniawi yang mungkin
mengganggu konsentrasi pada ibadah.Penghargaan terhadap berkah Ramadan: I'tikaf
dilakukan selama 10 hari terakhir Ramadan, yang dianggap sebagai periode paling
berharga dan penuh berkah. Dengan mengamalkan i'tikaf, seorang Muslim dapat
sepenuhnya merasakan keberkahan dan keutamaan Ramadan.Komunitas dan
kebersamaan: I'tikaf biasanya dilakukan bersama-sama di masjid atau tempat ibadah,
sehingga memberikan kesempatan untuk memperkuat ikatan komunitas Muslim. Selama
i'tikaf, individu dapat berinteraksi dengan sesama Muslim, berbagi pengalaman, dan
mendapatkan manfaat dari pengetahuan dan pemahaman yang saling diberikan.
3.2. Saran

I'tikaf adalah praktik ibadah dalam agama Islam yang melibatkan pengasingan diri
seorang Muslim di dalam masjid atau tempat ibadah lainnya selama periode waktu
tertentu, biasanya selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Selama i'tikaf, seorang
Muslim berfokus sepenuhnya pada ibadah, refleksi spiritual, dan mendekatkan diri
kepada Allah.

8
DAFTAR PUSAKA

21 DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an KEMENAG, n.d. FAKULTAS ILMU TARBIYAH


DAN KEGURUAN, UNIVERSITAS SAINS AL – QUR’AN (UNSIQ), and JAWA
TENGAH DI WONOSOBO. “I’TIKAF,” 2013.
“Https://Islamqa.Info/Id/Answers/48999/Hukum-Itikaf-Dan-Dalil-Anjurannya,” July 17,
2014. “Https://Repository.Uin-Suska.Ac.Id/7413/4/BAB%20III.Pdf,” n.d. Kantor Wilayah
KEMENAG SUMSEL. Tuntunan Shalat Ied Fitri Bersama Keluarga Dimasa Pandemi Covid-
19. 2020, n.d. “Makalh.P df,” n.d. MODUL BTA MA’HAD AL-JAMI’AH IAIN
PURWOKERTO, n.d. Muhammad bin MIftah bin Ya’isy Al-Fahmi. Al-Khulashah Fi Fiqh
al-I’tikaf, 2021. SISKAWATI NINGSI . “PENENTUAN HARI RAYA ISLAM DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PERSATUAAN UMAT DI INDONESIA,” 2020. ulfah
hidayatun naf i’ah. “IBADAH I’TIKAF,” Oktober 2013. UNIVERSITAS SULTAN
SYARIF KASIM RIAU.

Anda mungkin juga menyukai