OLEH :
MUNADILIL IMAN, S.Pd.I
NIP. 198603242010011003
i
LEMBAR PUBLIKASI
NOMOR REGISTER
Chotimah, S.Si
NIP. 198603242010011003
ii
Kata Pengantar
Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dankarunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah
Pendidikan Agama Islam ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada :
• Kepala SMKN 4 OKU bapak Rabingun yang telah mendukung dalam
menyusun makalah ini
• Dewan Guru rekan-rekan penulis yang telah bersedia membantu penyusunan
makalah ini
• Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dalam bentuk materi, doa
dan waktu.
Karya Ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Perbandingan
Makna Antara Khutbah, Tabligh dan Dakwah, yang penulis sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Karya
Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga Karya Ilmiah penulis dapat bermanfaat bagi para pelajar,khususnya pada diri
penulis sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis penulis ini, dan mudah-
mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.Jika makalah ini tidak terlalu bagus penulis mohon untuk saran dan
kritiknya karena tidak ada gading yang tak retak Terima kasih.
Kepanjen, 20 Agustus 2014
Penulis
Munadilil iman
iii
DAFTAR ISI
Halaman
iv
BAB I
Pendahuluan
2
BAB II
Pembahasan
Sistematika khotbah
Secara umum, sistematika khotbah dapat dibagi sebagai berikut
1. Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang teks. Pendahuluan sebuah khotbah memiliki
fungsi untuk membawa pendengar menuju pesan atau inti khotbah yang
hendak disampaikan. Pendahuluan yang disampaikan ini disajikan dengan
bahasa yang sederhana dan mengungkapkan sedikit permasalahan.
3
2. Isi
Isi khotbah adalah bagian yang sentral dari struktur khotbah. Pada bagian
ini, yang disampaikan adalah Firman Tuhan atau kerygma dari
sebuah teks Alkitab. Bagian ini membutuhkan waktu yang panjang dalam
mempersiapkannya. Isi sebuah khotbah harus melewati proses penafsiran.
3. Penutup
Bagian terakhir adalah penutup khotbah. Kesimpulan dari isi atau pesan dari
khotbah disampaikan pada bagian ini. Hal ini mempermudah pendengar
dalam menarik pesan dari nas khotbah. Pada bagian ini, aplikasi yang
menjadi penekanan. Pendengar pun dapat dengan mudah memahami pesan
yang hendak disampaikan. Aplikasi yang relevan dengan kehidupan
pendengar akan lebih membuat pendengar memahami khotbah yang
disampaikan. Bagian ini juga dapat diisi dengan sebuah ilustrai.
Langkah-langkah menyusun khotbah
• Mengumpulkan beberapa gagasan di dalam teks
• Menyaring gagasan-gagasan tersebut
• Memilih tujuan khotbah
• Membuat kerangka khotbah
• Menyusun khotbah.
Metode-metode berkhotbah
• Metode Pembacaan Naskah
• Metode Penghafalan Naskah
• Metode Spontan.
Jenis-jenis khotbah
• Khotbah Tekstual
• Khotbah Topikal (Tematik)
• Khotbah Ekspositori.
Ketentuan Khotbah Jum’at
Khatib jum’at
Khotbah Jum’at adalah pidato atau ceramah yang wajib dilaksanakan oleh
seorang khatib, sebelum salat Jum’at dimulai. Agar tujuan mulia tersebut
tercapai maka, hendaklah khatib Jum’at harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut, ini :
4
• Mengetahui ajaran Islam, terutama mengenai akidah, ibadah, dan akhlak.
• Mengetahui berbagai hal tentang khotbah Jum’at, terutama tentang syarat,
rukun dan sunah-sunahnya.
• Dapat membaca hamdalah, syahadat, salawat, Al-Qua’an dan hadist dengan
baik dan benar, juga sanggup bebicara di muka umum dengan jelas dan
mudah dipahami.
• Orang yang sudah balig danbertakwa kepada Allah, berakhlak baik, tidak
melakukan perbuatan maksiat, dan bukan orang munafik.
• Orang yang dipandang terhormat, dihormati, dan disegani.
Syarat Khutbah Jum’at
• Khutbah dimulai pada waktu zuhur (sesudah matahari tergelincir).
• Khutbah dilakukan dengan dua kali dengan berdiri (jika dimungkinkan).
• Khatib hendaknya duduk di antara dua khotbah.
• Khotbah diucapkan dengan suara yang jelas dan keras.
• Dilakiukan secara berturut-turut sesuai dengan rukunnya.
Rukun Khotbah
• Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Alllah SWT.
• Membaca syahadatain, yakni syahadat tauhid dan syahadat rasul. Dalam hal
ini Rasulullah SAW bersabda, “Tiap-tiap khotbah yang tidak ada
syahadatnya, adalah seperti tangan yang terpotong.” (H.R. Ahmad dan Abu
Daud)
• Membaca salawat atas Nabi Muhammad SAW.
• Berwasiat atau member nasihat tentang takwa dan menyampaikan ajaran
tentang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah yang bersumber kepada Al-
Qur’an dan Hadist.
• Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu dari dua khotbah. Rasulullah
bersabdah yang artinya:
“Dari Jabir bin Samurah, katanya, “Rasulullah SAW berkhotbah
berdiri, duduk antara keduanya, membaca ayat-ayat Al-Qur’an,
mengingatkan dan memperingatkan kabar takut pada manusia.” (H.R.
Muslim)
• Berdoa pada khotbah kedua agar kaum muslimin memperoleh ampunan
dosa dan rahmat Allah SWT.
Sunah Khotbah Jum’at
5
• Khatib hendaknya berdiri diatas mimbar atau di tempat yang lebih tinggi
dan letak mimbar berada di sebelah kanan tempat berdirinya Imam salat.
• Khatib hendaknya mengawali khotbahnya dengan member salam. Setelah
itu, duduk sebentar sambil mendengarkan mu’azzin berazan.
• Khotbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek.
• Khatib, di dalam khotbahnya hendaknya menghadap kepada para jamaah
salat Jum’at dan jangan berputar-putar karena yang demikian itu tidak
disyariatkan.
• Menertibkan tiga rukun yaitu puji-pujian, salawat, dan nasihat agar
bertakwa.
• Mambaxa surah Al-Ikhlas, sewaktu duduk dua khotbah.
Praktik Khotbah
1. Khotbah pertama
• Berdiri diatas mimbar kemudian mengucapkan salam.
• Khatib duduk sejenak sambil mendengarkan adzan.
• Setelah adzan selesai, berdiri kembali dengan mengucapkan hamdalah.
• Setelah membaca hamdalah, mengucapkan syahadat dan shalawat Nabi.
• Berwasia takwa
• Membaca salah satu ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi khotbah.
• Menyampaikan mateti khotbah yang dapat dipahami oleh jamah dan jangan
terlalu lama.
• Khatib duduk di antara dua Khotbah sejenak (kira-kira membaca shalawat
Nabi atau surah Al-Ikhlas)
1. Khotbah Kedua
• Khatib berdiri kembali dan membaca hamdalah.
• Membaca shalawat Nabi dan syahadat.
• Membaca do’a.
• Membaca penutup khotbah kemudian trun dari mimbar.
Mendengarkan Khotbah
Khotbah Jum’at merupakan syarat sahnya penyelenggaraan salat Jum’at. Oleh
karena itu haruslah para khotib melaksanakannya dengan sebaik-baiknya,
terpenuhi syarat-syaratnya, rukun-rukunya, dan sunah-sunahnya. Ketika khatib
Jum’at menyampaikan khotbahnya, jamaah Jum’at wajib mendengarkan sebaik-
6
baiknya. Jangan sampai ada di antara jamah ada yang berbicara, bercanda,
mengantuk, dan membuat keributan, hal ini dikarenakan kesempurnaan salat
Jum’at akan berkurang. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabdah, “Barang
siapa yang berbicara pada hari Jum’at diwaktu imam berkhotbah, maka ia seperti
kedelai yang memikul kitab, sedangkan yang mengingatkan orang itu dengan
diam, maka tidak sempurna Jumatnya,” (H.R. Ahmad)
Jika ada seorang dari jamaah Jum’at yang berbicara, yang berhak menegurnya
hanyalah khatib Jum’at karena jika yang lain diberi hak untuk menegur,
dikhawatirkan suasana akan bertambah rebut dan jelas si penegur akan
kehilangan konsentrasi dalam mendengarkan khotbah.
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
7
Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.”(Q.S. An Nahl : 125)
Maksud Hikmah pada ayat tadi ialah perkataan yang tegas dan benar yang
dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
10
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Khotbah, tabligh dan dakwah sangat penting dilakukan oleh segenap orang
utamanya adalah orang muslim sendiri, sehingga Islam bisa tetap langgeng
di tempat kita masing-masing
2. Menurut bahasa, khutbah berarti ucapan atau pidato. Menurut istilah
Islam, khutbah berarti pidato yang diucapkan oleh seorang khatib pada
situasi khusus dan merupakan rangkaian dari ibadah
3. Dilihat dari akar katanya, kata Tabligh berasal dari kata
kerja (fi`il)Balagha > yubalighu yang artinya menyampaikan. Sedangkan
menurut istilah tabligh adalah “menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang
diterima dari Allah, SWT kepada ummat manusia agar dijadikan pedoman
hidup supaya memperoleh kebahagian didunia dan ahirat
4. Kata dakwah berasal dari bahasa arab yang merupakan kata dasar (masdar)
dari kata kerja (fi`il)Da`a – Yad`u yang artinya memanggil,
menyeru atau mengajak. Menurut istilah syara dakwah adalah kegiatan
yang bersifat menyeru, memanggil, atau mengajak orang untuk beriman
dan taat kepada Allah, SWT sesuai dengan ajaran Islam
5. Beberapa hal yang dapat membedakan antara khotbah, tabligh dan dakwah
yaitu waktu pelaksanaan, khatib jum’at dan da’i, para pendengar khotbah
jum’at dan dakwah, ketentuan syara’ dalam berkhotbah dan dakwah serta
penyampaiannya.
3.2 Saran
1. Hendaknya pembaca bisa lebih mengenal tentang khotbah, tabligh dan
dakwah
2. Hendaknya pembaca harus lebih mempelajari nilai- nilai islami yang
terkandung didalam khotbah, tabligh dan dakwah
3. Hendaknya pembaca harus lebih mengetahui perbedaan antara khotbah,
tabligh dan dakwah
4. Hendaknya Pihak sekolah harus melakukan pengenalan tentang khotbah,
tabligh dan dakwah.Karena jika tidak maka generasi muda dapat
11
mengamalkannya sehingga Islam bisa tetap langgeng di tempat kita
masing-masing.
12
Daftar Pustaka
Nawawi, Faishal. -. Tuntunan Shalat Lengkap. Surabaya. Mesir.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
http://id.wikipedia.org/wiki/Khotbah
http://makalahpribadi.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-tabligh-dakwah-dan-
khitobah/
13