Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Perbandingan Makna Antara Khutbah, Tabligh dan


Dakwah beeserta rukun-rukun, sunah-sunahnya dan
hal yang dimakruhkan

OLEH :
MUNADILIL IMAN, S.Pd.I
NIP. 198603242010011003

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


OGAN KOMERING ULU LUBUK RAJA
SUMATERA SELATAN
TAHUN 2019

i
LEMBAR PUBLIKASI

DISERAHKAN UNTUK DI PUBLIKASIKAN DI


PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 4 OGAN KOMERING ULU
KECAMATAN LUBUK RAJA

NOMOR REGISTER

Tanggal : 12 November 2019

Lubuk Raja, 12 November 2019


Kepala Perpustakaan SMK N 4 OKU

Chotimah, S.Si
NIP. 198603242010011003

ii
Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dankarunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah
Pendidikan Agama Islam ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada :
• Kepala SMKN 4 OKU bapak Rabingun yang telah mendukung dalam
menyusun makalah ini
• Dewan Guru rekan-rekan penulis yang telah bersedia membantu penyusunan
makalah ini
• Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dalam bentuk materi, doa
dan waktu.
Karya Ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Perbandingan
Makna Antara Khutbah, Tabligh dan Dakwah, yang penulis sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Karya
Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga Karya Ilmiah penulis dapat bermanfaat bagi para pelajar,khususnya pada diri
penulis sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis penulis ini, dan mudah-
mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.Jika makalah ini tidak terlalu bagus penulis mohon untuk saran dan
kritiknya karena tidak ada gading yang tak retak Terima kasih.
Kepanjen, 20 Agustus 2014

Penulis

Munadilil iman

iii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PUBLIKASI .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan .......................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......... .................................................................... 3


2.1 Deskripsi Makna tentang Khotbah ........................................... 3
2.2 Deskripsi Makna tentang Tabligh ............................................ 7
2.3 Deskripsi Makna tentang Dakwah ........................................... 8
2.4 Deskripsi Perbandingan Makna tentang Khotbah, Tabgligh dan
Dakwah ....... ...................................................................................... 9
BAB III PENUTUP . ...................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 11
3.2 Saran . ...................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

iv
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Saat ini begitu banyaka acara-acara keagamaan di televisi yang bertaju


khotbah, tabligh, dan dakwah. Hal ini bertujuan agar semua orang yang
menyaksikan acara itu bisa memahami dan mendalami agama Islam. Tapi,
di sini tidak semua orang tahu perbedaan antara khotbah, tabligh, dan
dakwah hal ini dikarenakan dakwah memiliki kesamaan dengan tablighh
dan khotbah, banyak orang-orang awam yang belum mengetahui
perbedaan-perbedaan antara dakwah , tablighh, dan khotbah.
Melalui makalah ini, maka akan dibahas mengenai khotbah, tabligh,
dan dakwah, serta melalui makalah berikut kita dapat membedakan makna
antara khotbah, tabligh, dan dakwah, berikut rukun-rukun, sunah-sunahnya
dan hal yang dimakruhkan dalam khotbah, tabligh, dan dakwah.
Makalah ini juga dapat memberikan pelajaran mengenai cara
mempraktikkan tata cara dalam khotbah, tabligh, dan dakwah, perbedaan
khutbah Jum’at dan khutbah-khutbah lainnya.
Khotbah, tabligh dan dakwah sangat penting dilakukan oleh segenap
orang utamanya adalah orang muslim sendiri, sehingga Islam bisa tetap
langgeng di tempat kita masing-masing. Yang perlu kita lakukan adalah
untuk mengislamkan orang yang sudah Islam dan mengajak orang yang
belum beriman kepada aqidah Islam.
Sehubungan dengan itu, penulis ingin memberi wawasan kepada
pembaca tentang perbandingan makna antara khotbah, tabligh dan dakwah.
1.2 Rumusan Masalah
Sehubung dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah makna tentang Khotbah ?
2. Bagaimanakah makna tentang Tabligh ?
3. Bagaimanakah makna tentang Dakwah ?
4. bagaimanakah perbandingan makna antara Khotbah, Tabligh dan
Dakwah ?
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dapat di identifikasi sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan makna tentang Khotbah
2. Mendeskripsikan makna tentang Tabligh
3. Mendeskripsikan makna tentang Dakwah
4. Mendeskripsikan perbandingan makna tentang Khotbah, Tabligh dan
Dakwah.
1.4 Manfaat
Sehubung dengan rumusan masalah diatas, maka tujuannya sebagai berikut
:
1. Mengetahui makna tentang Khotbah
2. Mengetahui makna tentang Tabligh
3. Mengetahui makna tentang Dakwah
4. Mengetahui perbandingan makna antara Khotbah, Tabligh dan Dakwah.

2
BAB II
Pembahasan

2.1 Deskripsi Makna tentang Khotbah


Menurut bahasa, khutbah berarti ucapan atau pidato. Menurut istilah
Islam, khutbah berarti pidato yang diucapkan oleh seorang khatib pada situasi
khusus dan merupakan rangkaian dari ibadah. Khotbah memiliki fungsi yang
bersifat pendidikan, sosial, etis, dan politis. Pengkhotbah memberikan
pengetahuan, cara beribadah, dan norma yang bersifat sosial dan etis di dalam
sebuah komunitas. Pengkhotbah, yang juga dipahami sebagai seorang guru,
menjadi pemimpin di dalam ibadah, pengajar di dalam peraturan etis, dan guru
spiritual di dalm komunitasnya. Khotbah sangat erat kaitannya dengan
fungsinya sebagai pengajaran. Khotbah yang disyariatkan oleh Islam adalah
khotbah Jum’at, khotbah Idul Fitri, Khotbah Idul Adha, khotbah pada salat
gerhana bulan (khusuf), dan gerhana matahari (kusuf), khotbah pada salat
minta hujan (istisqa), khotbah nikah, dan khotbah tatkala wukuf di Arafah.
Syarat Khotib
• Mengetahui ajaran Islam, terutama mengenai akidah, ibadah, dan akhlak
• Mengetahui berbagai hal tentang khotbah Jum’at, terutama tentang syarat,
rukun dan sunah-sunahnya
• Dapat membaca hamdalah, syahadat, salawat, Al-Qua’an dan hadist dengan
baik dan benar, juga sanggup bebicara di muka umum dengan jelas dan
mudah dipahami
• Orang yang sudah balig danbertakwa kepada Allah, berakhlak baik, tidak
melakukan perbuatan maksiat, dan bukan orang munafik
• Orang yang dipandang terhormat, dihormati, dan disegani.

Sistematika khotbah
Secara umum, sistematika khotbah dapat dibagi sebagai berikut
1. Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang teks. Pendahuluan sebuah khotbah memiliki
fungsi untuk membawa pendengar menuju pesan atau inti khotbah yang
hendak disampaikan. Pendahuluan yang disampaikan ini disajikan dengan
bahasa yang sederhana dan mengungkapkan sedikit permasalahan.
3
2. Isi
Isi khotbah adalah bagian yang sentral dari struktur khotbah. Pada bagian
ini, yang disampaikan adalah Firman Tuhan atau kerygma dari
sebuah teks Alkitab. Bagian ini membutuhkan waktu yang panjang dalam
mempersiapkannya. Isi sebuah khotbah harus melewati proses penafsiran.
3. Penutup
Bagian terakhir adalah penutup khotbah. Kesimpulan dari isi atau pesan dari
khotbah disampaikan pada bagian ini. Hal ini mempermudah pendengar
dalam menarik pesan dari nas khotbah. Pada bagian ini, aplikasi yang
menjadi penekanan. Pendengar pun dapat dengan mudah memahami pesan
yang hendak disampaikan. Aplikasi yang relevan dengan kehidupan
pendengar akan lebih membuat pendengar memahami khotbah yang
disampaikan. Bagian ini juga dapat diisi dengan sebuah ilustrai.
Langkah-langkah menyusun khotbah
• Mengumpulkan beberapa gagasan di dalam teks
• Menyaring gagasan-gagasan tersebut
• Memilih tujuan khotbah
• Membuat kerangka khotbah
• Menyusun khotbah.

Metode-metode berkhotbah
• Metode Pembacaan Naskah
• Metode Penghafalan Naskah
• Metode Spontan.
Jenis-jenis khotbah
• Khotbah Tekstual
• Khotbah Topikal (Tematik)
• Khotbah Ekspositori.
Ketentuan Khotbah Jum’at
Khatib jum’at
Khotbah Jum’at adalah pidato atau ceramah yang wajib dilaksanakan oleh
seorang khatib, sebelum salat Jum’at dimulai. Agar tujuan mulia tersebut
tercapai maka, hendaklah khatib Jum’at harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut, ini :
4
• Mengetahui ajaran Islam, terutama mengenai akidah, ibadah, dan akhlak.
• Mengetahui berbagai hal tentang khotbah Jum’at, terutama tentang syarat,
rukun dan sunah-sunahnya.
• Dapat membaca hamdalah, syahadat, salawat, Al-Qua’an dan hadist dengan
baik dan benar, juga sanggup bebicara di muka umum dengan jelas dan
mudah dipahami.
• Orang yang sudah balig danbertakwa kepada Allah, berakhlak baik, tidak
melakukan perbuatan maksiat, dan bukan orang munafik.
• Orang yang dipandang terhormat, dihormati, dan disegani.
Syarat Khutbah Jum’at
• Khutbah dimulai pada waktu zuhur (sesudah matahari tergelincir).
• Khutbah dilakukan dengan dua kali dengan berdiri (jika dimungkinkan).
• Khatib hendaknya duduk di antara dua khotbah.
• Khotbah diucapkan dengan suara yang jelas dan keras.
• Dilakiukan secara berturut-turut sesuai dengan rukunnya.
Rukun Khotbah
• Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Alllah SWT.
• Membaca syahadatain, yakni syahadat tauhid dan syahadat rasul. Dalam hal
ini Rasulullah SAW bersabda, “Tiap-tiap khotbah yang tidak ada
syahadatnya, adalah seperti tangan yang terpotong.” (H.R. Ahmad dan Abu
Daud)
• Membaca salawat atas Nabi Muhammad SAW.
• Berwasiat atau member nasihat tentang takwa dan menyampaikan ajaran
tentang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah yang bersumber kepada Al-
Qur’an dan Hadist.
• Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu dari dua khotbah. Rasulullah
bersabdah yang artinya:
“Dari Jabir bin Samurah, katanya, “Rasulullah SAW berkhotbah
berdiri, duduk antara keduanya, membaca ayat-ayat Al-Qur’an,
mengingatkan dan memperingatkan kabar takut pada manusia.” (H.R.
Muslim)
• Berdoa pada khotbah kedua agar kaum muslimin memperoleh ampunan
dosa dan rahmat Allah SWT.
Sunah Khotbah Jum’at
5
• Khatib hendaknya berdiri diatas mimbar atau di tempat yang lebih tinggi
dan letak mimbar berada di sebelah kanan tempat berdirinya Imam salat.
• Khatib hendaknya mengawali khotbahnya dengan member salam. Setelah
itu, duduk sebentar sambil mendengarkan mu’azzin berazan.
• Khotbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek.
• Khatib, di dalam khotbahnya hendaknya menghadap kepada para jamaah
salat Jum’at dan jangan berputar-putar karena yang demikian itu tidak
disyariatkan.
• Menertibkan tiga rukun yaitu puji-pujian, salawat, dan nasihat agar
bertakwa.
• Mambaxa surah Al-Ikhlas, sewaktu duduk dua khotbah.
Praktik Khotbah
1. Khotbah pertama
• Berdiri diatas mimbar kemudian mengucapkan salam.
• Khatib duduk sejenak sambil mendengarkan adzan.
• Setelah adzan selesai, berdiri kembali dengan mengucapkan hamdalah.
• Setelah membaca hamdalah, mengucapkan syahadat dan shalawat Nabi.
• Berwasia takwa
• Membaca salah satu ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi khotbah.
• Menyampaikan mateti khotbah yang dapat dipahami oleh jamah dan jangan
terlalu lama.
• Khatib duduk di antara dua Khotbah sejenak (kira-kira membaca shalawat
Nabi atau surah Al-Ikhlas)
1. Khotbah Kedua
• Khatib berdiri kembali dan membaca hamdalah.
• Membaca shalawat Nabi dan syahadat.
• Membaca do’a.
• Membaca penutup khotbah kemudian trun dari mimbar.
Mendengarkan Khotbah
Khotbah Jum’at merupakan syarat sahnya penyelenggaraan salat Jum’at. Oleh
karena itu haruslah para khotib melaksanakannya dengan sebaik-baiknya,
terpenuhi syarat-syaratnya, rukun-rukunya, dan sunah-sunahnya. Ketika khatib
Jum’at menyampaikan khotbahnya, jamaah Jum’at wajib mendengarkan sebaik-
6
baiknya. Jangan sampai ada di antara jamah ada yang berbicara, bercanda,
mengantuk, dan membuat keributan, hal ini dikarenakan kesempurnaan salat
Jum’at akan berkurang. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabdah, “Barang
siapa yang berbicara pada hari Jum’at diwaktu imam berkhotbah, maka ia seperti
kedelai yang memikul kitab, sedangkan yang mengingatkan orang itu dengan
diam, maka tidak sempurna Jumatnya,” (H.R. Ahmad)
Jika ada seorang dari jamaah Jum’at yang berbicara, yang berhak menegurnya
hanyalah khatib Jum’at karena jika yang lain diberi hak untuk menegur,
dikhawatirkan suasana akan bertambah rebut dan jelas si penegur akan
kehilangan konsentrasi dalam mendengarkan khotbah.

2.2 Deskripsi Makna tentang Tabligh


Dilihat dari akar katanya, kata Tabligh berasal dari kata
kerja (fi`il) Balagha > yubalighu yang artinya menyampaikan. Sedangkan
menurut istilah tabligh adalah “menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang
diterima dari Allah, SWT kepada ummat manusia agar dijadikan pedoman
hidup supaya memperoleh kebahagian didunia dan ahirat. Orang yang bertablig
disebut mubalig (laki-laki) dan mubaligah (perempuan).
Setiap ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap mukmin
disampaikan meskipun satu ayat. Firman Allah dalam surat An Nahl ayat 125
yang berbunyi :

‫سنَ ِة ۖ َو َجاد ِْل ُه ْم‬


َ ‫ظ ِة ْال َح‬
َ ‫س ِبي ِل َر ِب َك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
َ ‫ا ْدعُ ِإلَ ٰى‬
َ ‫ع ْن‬
‫سبِي ِل ِه‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫س ُن ۚ إِ َّن َرب ََّك ُه َو أَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬ َ ‫ي أَ ْح‬َ ‫ۖبِالَّتِي ِه‬
١٢٥﴿‫َو ُه َو أَ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهتَدِين‬

Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

7
Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.”(Q.S. An Nahl : 125)
Maksud Hikmah pada ayat tadi ialah perkataan yang tegas dan benar yang
dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

2.3 Deskripsi Makna tentang Dakwah


Kata dakwah berasal dari bahasa arab yang merupakan kata
dasar (masdar) dari kata kerja (fi`il) Da`a – Yad`u yang artinya memanggil,
menyeru atau mengajak. Menurut istilah syara dakwah adalah kegiatan yang
bersifat menyeru, memanggil, atau mengajak orang untuk beriman dan taat
kepada Allah, SWT sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan orang yang
menerima seruan dakwah, sehingga menjadi orang yang briman dan taat ,
kepada Allah SWT, tentu akan meraih kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Perbedaan antara dakwah dan tablig hanya pada sebutannya saja, sedangkan
pada hakikatnya sama.
Pada awalnya, kegiatan bertablig ataupun berdakwah merupakan
kewajiban Nabi Muhammad SAW sendiri. Allah SWT berfirman yang
artinya: “Wahai rasul sampaikanlah (bertabliglah) apa yang diturunkan
kepada dari Tuahanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah
memelihara kam dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak
memberikan petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Ma’idah, 5:67)
Selanjutnya, kewajiban bertablig atau berdakwah dipikulkan kepada
setiap muslim atau muslimah sesuai dengan kemampan dan pengetahuan
yang dimiliki, dari semenjak generasi sahabat, sampai sekarang ini dan
seterusnyasampai akhir zaman. Bahwa kegiatan bertablig atau berdakwah
merupakan kewajiban Muslim sesuai dengan sabdah Rasulullah, yaitu
“Sampaikanlah olehmu apa yang kalian peroleh dari aku walaupun hanya satu
ayat.” (H.R. Bukhari, At-Tirmizi dan Ahmad dari Ibnu Amr).
Ketentuan Tablig dan Dakwah
• Tablig dan dakwah hendaknya dimulai dari diri mubalig dan da’i itu
sendiri, sebab sebelum seorang mubalig atau da’I mengajak orang lain
untuk berimandan bertakwa, maka terlebih dahulu mubalig dan atau da’i
menjadi orang yang beriman dan bertakwa. Hal ini diisyaratkan dalam
8
firman Allah SWT, yang artinya: “Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan ap-apa yang tidak kamu kerjakan”. (Q.S. As-
Saff, 61:3)
• Dalam bertablig atau berdakwah, mubalig, atau da’i hendaknya
menggunakan pola kebijaksanaan, yaitu berbicara atau bertablig kepada
manusia menurut kadar kemampuan akal mereka. Tablig atau dakwah
kepada kaum intelek yang kadar keilmuannya sudah tinggiharus dibedakan
dengan tablig atau dakwah terhadap orang kebanyakan, kadar keilmuannya
masih rendah.
• Dakwah dapat dilakukan dengan “bi al-hal” yaitu melalui perbuatan baik
diridai oleh Allah SWT agar diteladani orang lain.
• Dakwah dapat dilaksanakan melalui ucapan lisan dan tulisan, baik
perorangan ataupun kepada masyarakat.
Dalam berdakwa pastinya dilakukan dengan berbagai metode dimana
telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran dalam surah An-Nahl, 16:125
yaitu :
• Metode al-hikmah yang artinya penyampaian dakwah terlebih dahulu
mengetahui tujuan dan sasaran dakwahnya.
• Metode al-mau’izah al-hasanah yakni member kepuasan kepada orang
atau masyarakat yang menjadi sasaran dakwah dengan cara seperti ini
member nasihat, pengajaran dan teladan yang baik.
• Metode “mujadalah bi al-lati hiya ahsan” ialah bertukar pikiran
(berdiskusi) dengan cara-cara yang terbaik. Metode ini digunakan bagi
sasaran dakwah tertentu, misalnya bagi orang-orang yang berpikir kritis
dan kaum terpelajar.
• Akan tetapi pada erang yang serbah canggih ini, sekarang dakwah dapat
disampaikan melalui media surat kabar, majalah, radio dan televisi.
2.3 Deskripsi Perbandingan Makna tentang Khotbah, Tabgligh dan Dakwah
1. Waktu Pelaksanaan
Pada khotbah Jum’at, waktu pelaksanaannya yaitu sesudah matahari
tergelincir (masuk salat zuhhur) pada hari Jum’at. Rentang waktunya
terbatas yang atrinya tidak terlama lama ataupun terlalu pendek.
Sedangkan pada dakwah, waktu pelaksanaanya dapat dilaksanakan
kapanpun dan lamanya tidak dibatasi.
9
2. Khatib Jum’at dan Da’i
Khatib Jum’at haruslah seorang laki-laki (Muslimin), sedangkan da’iselain
laki-laki, boleh juga wanita (Muslimat). Dalam pelaksanaannya seorang
khatib haruslah suci dari hadas dan najis. Sedangkan da’i tidak diharuskan
suci dari hadas dan najis. Dalam khotbahnya seorang khatib harus duduk
sebentar antara khotbah pertama dan kedua, sedangkan dalam dakwah
seorang da’i tidak harus duduk. Pada Tabligh yang menyampaikannya jika
laki-laki disebut mubaligh, dan mubalighah jika perempuan.
3. Para Pendengar Khotbah Jum’at dan Dakwah
Para pendengar khotbah Jum’at biasanya hanya terdiri dari kaum laki-laki
saja (Muslimin), sedangkan para pendengar dakwah bias kaum perempuan
saja (Muslimat) dan bisa pula gabungan antara Muslimin dan Muslimat.
4. Ketentuan Syara’ dalam Berkhotbah dan Dakwah
Bagi seorang khatib Jum’at dalam melaksanakan khotbahnya harus
membaca hamdalah, syhadatain, salawat, wasiat takwa, membaca Al-
Qur’an dan do’a. Sedangkan bagi seorang da’i tidak diwajibkan.
5. Penyampaian
Pada Khotbah penyampaian harus ada tata cara beserta rukun dan syarat
yang tetap. Pada Tabligh dapat dilakukan secara kreatif dan inovatif,
disesuaikan dengan zaman. Sedangkan dalam dakwah fleksibel tanpa ada
tata cara khusus yang mengaturnya.

10
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
1. Khotbah, tabligh dan dakwah sangat penting dilakukan oleh segenap orang
utamanya adalah orang muslim sendiri, sehingga Islam bisa tetap langgeng
di tempat kita masing-masing
2. Menurut bahasa, khutbah berarti ucapan atau pidato. Menurut istilah
Islam, khutbah berarti pidato yang diucapkan oleh seorang khatib pada
situasi khusus dan merupakan rangkaian dari ibadah
3. Dilihat dari akar katanya, kata Tabligh berasal dari kata
kerja (fi`il)Balagha > yubalighu yang artinya menyampaikan. Sedangkan
menurut istilah tabligh adalah “menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang
diterima dari Allah, SWT kepada ummat manusia agar dijadikan pedoman
hidup supaya memperoleh kebahagian didunia dan ahirat
4. Kata dakwah berasal dari bahasa arab yang merupakan kata dasar (masdar)
dari kata kerja (fi`il)Da`a – Yad`u yang artinya memanggil,
menyeru atau mengajak. Menurut istilah syara dakwah adalah kegiatan
yang bersifat menyeru, memanggil, atau mengajak orang untuk beriman
dan taat kepada Allah, SWT sesuai dengan ajaran Islam
5. Beberapa hal yang dapat membedakan antara khotbah, tabligh dan dakwah
yaitu waktu pelaksanaan, khatib jum’at dan da’i, para pendengar khotbah
jum’at dan dakwah, ketentuan syara’ dalam berkhotbah dan dakwah serta
penyampaiannya.
3.2 Saran
1. Hendaknya pembaca bisa lebih mengenal tentang khotbah, tabligh dan
dakwah
2. Hendaknya pembaca harus lebih mempelajari nilai- nilai islami yang
terkandung didalam khotbah, tabligh dan dakwah
3. Hendaknya pembaca harus lebih mengetahui perbedaan antara khotbah,
tabligh dan dakwah
4. Hendaknya Pihak sekolah harus melakukan pengenalan tentang khotbah,
tabligh dan dakwah.Karena jika tidak maka generasi muda dapat

11
mengamalkannya sehingga Islam bisa tetap langgeng di tempat kita
masing-masing.

12
Daftar Pustaka
Nawawi, Faishal. -. Tuntunan Shalat Lengkap. Surabaya. Mesir.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
http://id.wikipedia.org/wiki/Khotbah
http://makalahpribadi.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-tabligh-dakwah-dan-
khitobah/

13

Anda mungkin juga menyukai