Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

RESUME MATERI KELOMPOK 1 – 5


Di susun untuk memenuhi tugas kuliah
Mata kuliah : Dakwah Lintas Budaya
Dosen penganpu : Baiti Awaliah M.Pd

Disusun Oleh :
➢ Istianita Zahra : 2341030006
➢ Fitra Ayub : 2341030018
➢ Decky Wahyogi : 2341030017
➢ Mindra Wijaya : 2341030021

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PRODI MANAJEMEN DAKWAH
2023/2024 H
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan
dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan sebuah makalah kelompok untuk
mata pelajaran Dakwah Lintas Budaya.

Makalah yang sudah kami susun ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha
kita. Amin.

Bandar Lampung,20 september 2023


Hormat Kami

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1 Ruang Lingkup Dakwah Lintas Budaya ................................................... 3
2.2 Unsur-unsur Kebudayaan ........................................................................... 5
2.3 Teori-teori Persepsi Kepercayaan Dan Keyakinan................................... 6
2.4 Teori – Teori Pandangan Hidup Sosial Dan Dakwah ............................... 9
2.5 Bentuk-bentuk Nilai Budaya Dan Penyebab Terjadinya Alkuturasi ..... 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
• Ruang lingkup lintas budaya merujuk pada bidang studi yang memperhatikan
interaksi, komunikasi dan pertukaran antara individu atau kelompok dari berbagai
budaya yang berbeda.Ini mencakup pemahaman dan analisis terhadap perbedaan-
perbedaan budaya serta cara-cara orang dari budaya yang berbeda dan
berkomunikasi satu sama lain.Dakwah lintas budaya mengakui keragaman budaya
sebagai sumber kekayaan dan mencoba menjembatani kesenjangan budaya dalam
menyebarkan pesan keagamaan. Ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang
budaya yang berbeda dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang-orang
dari latar belakang yang beragam secara efektif.
• Bermula pada berbagai pandangan masyarakat yang selalu memisahkan agama
dengan kebudayaan yang berasal dari nenek moyang. Sejatinya manusia
berkembang dengan kebudayaan, namun bukan berarti agama harus dipisahkan
jauh dari hal kebudayaan.
• Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah
suatu proses tentang petunjuk-petunjuk inderawi dan pengalaman Masa lampau
yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran Yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
• Pangdangan hidup seseorang juga berpengaruh terhadap prilaku orang tersebut
dalam memelihara kesehatan dirinya.adanya hubungan antara pandangan hidup
seseorang terhadap drajat dan presepsi dimasyarakat melatar belakangi dari
kelompok 4 untuk menuliskan masalah ini.diharapkan makalah ini dapat menjadi
sumber informasi dan pengetahuan bagi masyarakat mengenai manusia dan
pandangan hidup.
• Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang berbentuk nilai yang telah tertanam dan
disepakati oleh masyarakat berupa kebiasaan sebagai bentuk perilaku dan
tanggapan terhadap sesuatu keadaan sesudah atau sebelum terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dakwah dan budaya?
2. Apa yang dimaksud dengan unsur-unsur kebudayaan dalam konteks dakwah?
3. Apa yang dimaksud dengan pengertian persepsi?
4. Apa yang dimaksud dengan teori-teori pandangan hidup ,organisasi social dan dakwah?
5. Apa pengertian nilai budaya dan apa pengertian akulturasi?

1.3 Tujuan Masalah


1. Agar memahami konsep dakwah dan budaya dalam islam.
2. Untuk menggambarkan bagaimana dakwah mengintegrasikan atau berinteraksi dengan unsur-
unsur kebudayaan.
3. Untuk mengetahui pengertian persepsi.
4. Menjelaskan pengertian teori teori pandangan hidup organisasi sosial dan dakwah.
5. Untuk mengetahui nilai budaya dan akulturasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup Dakwah Lintas Budaya
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar Dari kata yad’u (fi’il mudhari’)
dan da’a (fi’il madli) yang artinya Adalah memanggil (to call), mengundang (to invite),
mengajak (to Summer), menyeru (to propo), mendorong (to urge), dan memohon (to
pray).1Sementara pengertian dakwah secara konseptual telah Dirumuskan oleh para ulama
dengan pengertian yang beragam.
meskipun dituangkan dalam bahasa dan kalimat yang berbeda, tetapi kandungan isinya
tetap sama bahwa dakwah dipahami sebagai seruan, ajakan, dan panggilan dalam rangka
membangun masyarakat Islami berdasarkan kebenaran ajaran Islam yang hakiki.Dengan kata
lain, dakwah merupakan upaya atau perjuangan untuk menyampaikan ajaran agama yang benar
kepada umat manusia dengan cara yang simpatik, adil, jujur, tabah dan terbuka,serta
menghidupkan jiwa mereka dengan janji-janji Allah SWT tentang kehidupan yang
membahagiakan, serta menggetarkan hati mereka dengan ancamanancaman Allah SWT
terhadap segala perbuatan tercela, melalui nasehat-nasehat dan peringatanperingatan.
2. Tujuan Dakwah Menurut Al- Qur‟an
Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai melalui tindakan, perbuatan atau usaha.
Dalam kaitannya dengan dakwah,maka tujuan dakwah sebagaimana dikatakan Ahmad
Ghallusy adalah membimbing manusia mencapai kebahagiaan adalam rangka
merealisasikan kebahagiaan. Sementara itu, Ra‟uf Syalaby mengatakan bahwa tujuan
dakwah adalah mengEsa-kan Allah SWT, membuat manusia tunduk kepada-Nya,
mendekatkan diri Kepada-Nya dan introspeksi terhadap apa yang telah diperbuat.Tujuan
ini selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
a) Tujuan Umum Tujuan dakwah secara umum adalah menyelamatkan umat manusia
dari lembah kegelapan dan membawanya ke tempat yang terang-benderang, lari
dari jalan yang sesat kepada jalan yang lurus, dari lembah kemusyrikan dengan
segala bentuk kesengsaraan menuju kepada tauhid yang menjanjikan kebahagiaan.
b) Tujuan Khusus Selain tujuan umum, dakwah juga memiliki tujuan secara khusus
sebagai berikut:
• Terlaksananya ajaran Islam secara keseluruhan dengan cara yang benar dan
berdasarkan keimanan.
• Terwujudnya masyarakat muslim yang diidam-idamkan dalam suatu tatanan hidup
berbangsa dan bernegara, adil, makmur,damai dan sejahtera di bawa limpahan rahmat
karunia danaAmpunan Allah SWT.
• Mewujudkan sikap beragama yang benar dari Masyarakat
Tujuan dakwah tersebut dapat diklasifikasikan lagi Berdasarkan kriteria berupa aspek objek
dakwah dan aspek materi Dakwah.
3. Dasar Hukum Dakwah
Dakwah merupakan bagian integral dari ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap
muslim. Kewajiban ini tercermin dari konsep amar ma‟uf dan nahi munkar; yakni perintah
untuk mengajak masyarakat melakukan perilaku positif-konstruktif sekaligus mengajak
mereka untuk meninggalkan dan menjauhkan diri dari Perilaku negatif-destruktif.Konsep ini
mengandung dua implikasi makna sekaligus;Yakni prinsip perjuangan menegakkan kebenaran
dalam Islam serta upaya mengaktualisasikan kebenaran Islam tersebut dalam kehidupan sosial
guna menyelamatkan mereka dan lingkungannya dari kerusakan (al-fasad).
Dakwah hukumnya fardlu ain apabila di suatu tempat atau daerah tertentu tidak ada yang
melaksanakan dakwah sama sekali, maka dosanya ditanggung oleh seluruh umat dan beban
kewajiban ditanggung oleh semuanya. Secara umum Al-Qur‟an menjelaskan ada tiga tipe
mad‟u, Yaitu mukmin, kafir, dan munafik. Dari ketiga klasifikasi ini,mad‟u dikelompokkan
lagi dalam berbagai macam pengelompokan, misalnya, orang mukmin dibagi menjadi tiga
yaitu dzalim linafsih, muqtashid, dan sabiqun bilkhairat
4. Konsep Budaya
Pengertian Budaya Menurut Koentjaraningrat, kata “kebudayaan” berasal dari kata
sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan
demikian kebudayakan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Sedangkan
kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari
budi” sehingga dibedakan antara “budaya” yang berarti “daya dan budi” yang berupa cipta,
karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa. Dalam
disiplin ilmu Antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu sama saja.
a) Unsur-Unsur Budaya
Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan di dunia, baik yang kecil bersahaja,
dan terisolasi, maupun yang besar,kompleks, dan dengan jaringan hubungan yang luas.
Menurut konsep.
• Bahasa -Sistem pengetahuan.
• Sistem teknologi -Religi.
• Sistem mata pencaharian.
• Kesenian -Organisasi social.
b) Karakteristik Budaya
• Komunikasi dan Bahasa
• Pakaian dan Penampilan
• Makanan dan Kebiasaan Makan
• Waktu dan Kesadaran akan waktu
• Penghargaan dan Pengakuan
• Hubungan-Hubungan
• Nilai dan Norma
• Rasa Diri dan Ruang
• Proses mental dan belajar
• Kepercayaan dan sikap
5. Dakwah Lintas Budaya
Dakwah pada umumnya yaitu penyampaian pesan dari da‟i kepada mad‟u dengan
menggunakan berbagai macam media dan metode agar tercapai tujuan dakwah. Akan tetapi,
yang membedakan pembahasan dakwah disini, dakwah yang berasal dari latar belakang yang
berbeda misalnya perbedaan budaya antara da‟i dan mad‟u.

2.2 Unsur-unsur Kebudayaan


Menurut Koentjaraningrat, banyak orang mengartikan kebudayaan tersebut dalam
suatu pemikiran konsep kebudayaan yang terbatas maupun luas. Sehingga karena luasnya,
maka guna keperluan analisa konsep kebudayaan itu perlu dipecah lagi ke dalam unsur-
unsurnya. Unsur-unsur terbesar yang terjadi karena pecahan tahap pertama disebut "unsur-
unsur kebudayaan yang universal", dan merupakan unsu-unsur yang pasti bisa ditemukan di
semua kebudayaan di dunia. Adapun unsur-unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
• Sistem religi dan upacara keagamaan, • Sistem dan organisasi kemasyarakatan,
• Sistem pengetahuan. • Bahasa,
• Kesenian, • Sistem mata pencaharian hidup.
• Sistem teknologi dan peralatan.
Sementara itu menyebutkan lima unsur dakwah, yaitu:
• Aqidah (keyakinan islam) • Syariat (hukum islam)
• Akhlak (etika islam) • Pembinaan keluarga (pengembangan keluarga)
• Ajarin Islam (ajaran Islam)
Kedua sumber sepakat bahwa budaya dan dakwah mempunyai keterkaitan yang erat.
Gerakan budaya dapat digunakan untuk memperkuat kearifan lokal dan memisahkannya dari
unsur unsur yang bertentangan dengan nilai nilai budaya. Dakwah dapat digunakan untuk
menjembatani perbedaan budaya dan meningkatkan pemahaman antar budaya yang berbeda.
Kajian dakwah antar budaya memiliki ruang lingkup kajian ilmu dakwah yang meliputi
:
1.) Mengkaji dasar-dasar tentang adanya interaksi simbolik da’i dengan mad’u yang berbeda
latarbelakang budaya yang dimilikinya dalam perjalanan dakwah para da’i.
2.) Menelaah unsur-unsur dakwah dengan mempertimbangkan aspek budaya yang
berhubungan dengan unsur da’i, materi, metode, media, mad’u dan dimensi ruang dan waktu
dalam keberlangsungan interaksi berbagai unsur dakwah.
3.) Mengkaji tentang karakteristik-karakteristik manusia baik posisinya yang menjadi da’i
maupun yang menjadi mad’u melalui kerangka metodologi dalam antropologi.
4.) Mengkaji tentang upaya-upaya dakwah yang dilakukan oleh masingmasing etnis.
5.) Mengkaji problem yang ditimbulkan oleh pertukaran antar budaya dan upayaupaya solusi
yang dilakukan dalam rangka mempertahankan eksistensi jati diri budaya masing-masing.

2.3 Teori-teori Persepsi Kepercayaan Dan Keyakinan

1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan obyek-obyek di sekitar yang ditangkap melalui Indera dan
diproyeksikan pada bagian tertentu dalam otak sehingga dapat Mengamati suatu obyek
(Husaini, 1978: 103). Persepsi , adalah inti Komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang Identik dengan penyandian –balik (decoding) dalam proses
komunikasi (Mulyana, 2002: 167). Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi
Tidak akurat tidak mungkin terjadi komunikasi yang efektif.
persepsi yang penulis maksud adalah Tanggapan atau pandangan tentang suatu fenomena
atau hubungan. Dengan Persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti keadaan
lingkungan Sekitar, dan juga tentang keadaan individu yang bersangkutan. Dengan Demikian
dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar individu, karena Persepsi merupakan aktivitas
yang intergrated. Meskipun stimulus yang Diterima sama, tetapi karena pengalaman dan
kemampuan berfikir yang Berbeda antara individu yang satu dengan yang lain kemungkinan
hasil Persepsi juga berbeda.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan
Richard S. Crutchfield menyebutnya faktor fungsional dan Faktor struktural, tetapi terdapat
faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap Persepsi, yakni perhatian.Menurut Kenneth E.
Andersen, perhatian adalah proses mentalKetika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada Saat stimuli lainnya melemah. Stimuli diperhatikan karena
mempunyai sifatsifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan,
Perulangan, faktor biologis, dan faktor sosiopsikologis.
b. Teori-teori Persepsi
Teori adalah serangkaian hipotesa atau proposisi yang saling Berhubungan tentang suatu
gejala (fenomena) atau sejumlah gejala (Sarwono, 1995: 4). Dalam buku Sarlito Wirawan
Sarwono yang berjudul “Teori-teori Psikologi Sosial” (1995: 237-238) terdapat 4 teori
persepsi sosial, yaitu:

1) Teori Heider, adalah teori yang dikemukakan oleh Heider. Secara Konseptual teori ini
memang kaya dan merangsang sumbangan-sumbangan Teori dari psikolog-psikolog
sosial lain. Selain itu, teori ini juga Merangsang banyak penelitian. Teori Heider tentang
hubungan antar Pribadi yang dapat diterapkan secara sangat umum ini, menunjukkan
Kekayaan dan keluasan pikirannya.
2) Teori Jones & Davis, adalah teori yang dikemukakan oleh Jones & Davis. Teori ini
terbatas pada atribusi terhadap orang. Teori ini bertanggung Jawab pada sebagian dari
berkembangnya sekumpulan penelitian tentang Atribusi pribadi (personal). Teori ini
juga menjelaskan tentang kondisikondisi yang harus ada untuk dapat terjadinya
prediksi.
3) Teori Kelley, adalah teori yang dikemukakan oleh Kelley. Teori ini Terbatas pada
atribusi terhadap lingkungan luar. Teori ini masih relatif baru dan belum mampu
merangsang penelitian karena para psikolog sosial lebihTertarik pada persepsi, atribusi
dan keputusan/penilaian pribadi dari pada Atribusi lingkungan. Walaupun demikian,
konsep-konsep dari Kelley Cukup teruji dan cukup bermakna dalam bidang psikologi
sosial.
4) Teori Festinger adalah teori yang dikemukakan oleh Festinger.Teori ini hanya sedikit
menyinggung proses atribusi dan persepsi sosial. Secara Khusus, teori ini
membicarakan proses yang digunakan oleh seorang Individu untuk menilai keampuhan
pendapatnya sendiri dan kekuatan dari Kemampuan-kemampuannya sendiri dalam
hubungan dengan pendapatpendapat dan kemampuan-kemampuan orang lain yang ada
dalam suatu Lingkungan sosial. Persepsi tentang atribusi orang lain hanya merupakan
Faktor sekunder. Yang terpenting adalah dampak dari perbandingan sosial Terhadap
perubahan-perubahan dari pendapat pada individu itu sendiri.

2. Definisi kepercayaan diri


Trust adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang Lain dalam melakukan
hubungan transaksi berdasarkan suatu Keyakinan bahwa orang yang dipercayainya
tersebut akanMemenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang Diharapkan
(Ainurrofiq, 2007: 32)Kepercayaan merek adalah komponen kognitif dari sikap,
Evaluasi merek adalah komponen afektif atau perasaan, dan Maksud untuk membeli
adalah komponen konatif atau tindakan, Hubungan antara tiga komponen itu
mengilustrasikan hierarki Pengaruh keterlibatan tinggi (high Involment) yaitu
kepercayaan. Terdapat tiga jenis kepercayaan menurut Mowen (2002: 312-313), yaitu
:
1) Kepercayaan Atribut Objek
Pengetahuan tentang sebuah objek memiliki atribut Khusus yang disebut
kepercayaan atribut objek. Kepercayaan atribut objek menghubungkan sebuah
atribut dengan objek, Seperti seseorang, barang atau jasa, melalui kepercayaan
Atribut objek, konsumen menyatakan apa yang diketahui Tentang sesuatu hal
variasi atributnya.
2) Kepercayaan Manfaat Atribut
Seseorang mencari produk dan jasa yang akan Menyelesaikan masalah dan
memenuhi kebutuhannya dengan Kata lain memiliki atribut yang akan
memberikan manfaat yang Dapat dikenal. Hubungan antara atribut dan manfaat
ini Menggambarkan jenis kepercayaan kedua. Kepercayaan atribut Manfaat
merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh Atribut tertentu
menghasilkan, atau memberikan manfaat Tertentu.
3) Kepercayaan Manfaat Objek
Jenis kepercayaan ketiga dibentuk dengan Menghubungkan objek dan
manfaatnya. Kepercayaan manfaat Objek merupakan persepsi konsumen tentang
seberapa jauh Produk, orang atau jasa tertentu yang akan memberikan
Manfaat tertentu.Kepercayaan digambarkan sebagai suatu tindakan Kognitif
(misalnya, bentuk pendapat atau prediksi bahwa Sesuatu akan terjadi atau orang
akan berperilaku dalam cara tertentu), afektif (misalnya masalah perasaan) atau
konatif (misalnya masalah pilihan atau keinginan).

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan


Loekmono (dalam Asmadi Alsa, 2010) juga mengemukakan bahwa kepercayaan
diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan dengan kepribadian
seseorang. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh faktorfaktor yang berasal dari dalm
individu sendiri, norma dan pengalaman keluarga, tradisi, kebiasaan dan lingkungan
sosial atau kelompok dimana keluarga itu berasal.Faktor-faktor yang mempengaruhi
rasa percaya diri yang lain menurut Angella (2003:4) adalah sebagai berikut:
a.Kemampuan pribadi: Rasa percaya diri hanya timbul pada saat seseorang
mengerjakan sesuatu yang memang mampu di lakukan.
b. Keberhasilan seseorang: keberhsilan seseorang ketika mendapatkan yang selama
ini di harapkan dan cita-citakan akan memperkuat timbulnya rasa percaya diri.
c. Keinginan: ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan
belajar dari kesalahan yang telah di perbuat untuk mendapatkannya.
d. Tekat yang kuat: rasa percaya diri yang dating ketika seseorang memiliki tekat
yang kuat untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

b. Ciri-ciri kepercayaan diri yang tinggi


1) Cinta diri
Orang yang cinta diri mencintai dan menghargai diri sendiri dan orang Lain. Mereka akan
berusaha memenuhi kebutuhan secara wajar dan selalu Menjaga kesehatan diri. Mereka juga
ahli dalam bidang tertentu sehingga kelebihan yang dimiliki dapat dibanggakan, hal ini yang
menyebabkan Indvidu tersebut menjadi percaya diri.
2) Pemahaman diri
Orang yang percaya diri batin sangat sadar diri. Mereka selalu instropeksi Diri agar setiap
tindakan yang dilakukan tidak merugikan orang lain.
3) Tujuan yang jelas
Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. Ini disebabkan Karena mereka punya
alasan dan pemikiran yang jelas dari tindakan yang Mereka lakukan serta hasil apa yang
mereka dapatkan.
4) Pemikiran yang positif
Orang yang percaya diri biasanya merupakan teman yang Menyenangkan.Salah satu
penyebabnya karena mereka terbiasa melihat Kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka
mengharap serta mencari Pengalaman dan hasil yang bagus.
2.4 Teori – Teori Pandangan Hidup Sosial Dan Dakwah

A. Klasifikasi Pandangan hidup


1. Pandangan Hidup yang berasal dari Agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya.
2. Pandangan hidup berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma-norma
yang terdapat dalam Negara tersebut.
3. Pandangan hidup yang berasal dari renungan adalah pandangan hidup yang relative
kebenarannya, karena sifatnya individu dan diyakini oleh persepsi diri sendiri. Langkah-
angkah Berpandangan Hidup Yang Baik Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau
bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung
pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana
mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan sebagai sarana kesejahteraan,
ketenteraman dan sebagainya. Maka kita seharusnya mempunyai langkah-langkah
berpandangan hidup ini.

B. pengertian organisasi sosial


Istilah “organisasi” diambil dari bahasa inggris, yaitu organization yang dalam istilah lain,
kata “organisasi” berasal dari istilah yunani orgonum dan istilah latin organum yang berarti
niat, bagian, anggota atau badan.
Organisasi itu sendiri merupakan elemen yang sangat diperlukam didalam kehidpan
manusia,dengan berorganisasi dapat membantu melaksanakan hal hal atau kegiatan kegiatan
yang tidak dapat dilaksanakan secara individu,masyarakat,bangsa dan Negara. Organisasi juga
merupakan wadah untuk Melaksanakan suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.

1. Pengertian dakwah

Definisi dakwah menurut etimologi berasal dari kata bahasa arab yaitu dari kata

‫( دعا‬da’a),-‫ئدعؤ‬

`(yad’uw) ,-‫( دعؤة‬da’watan) .sedangkan menurut para ulama :


1.Abu Bakar Zakaria
Usaha para ulama dan orang orang yang memiliki pengetahuan agama islam untuk
memberikan pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan kemampuan yang di miliki
tentang hal hal yang mereka butuhkan dalam urusan dunia dan keagamaan
2.Syekh Muhammad Al-Rawi
Pedoman hidup yang sempurna untuk manusia beserta ketetapan hak dan kewajiban
3.Syekh Ali Bin Soleh Al-Mursyid
Sistem yang berfungsi menjelaskan kebenaran ,kebajikan dan petunjuk sekaligus
menguak berbagai kebatilan beserta media dan metodenya ,melalui sejumlah
teknik,metode,dan media yang lain
4.Syekh Muhammad Al-Khadir Husain
Menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan
melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat
5.Syekh Muhammad Al-Ghazali
Program sempurna yang menghimpun semua pengetahuan yang dibutuhkan oleh
manusia di semua bidang agar ia dapat memahami tujuan hidup serta menyelidiki petunjuk
jalan yang mengarahkanya menjadi orang orang yang mendapat petunjuk
C. Dasar Hukum Dakwah
Dakwah merupakan kewajiban bagi seluruh kaum msulimin, dengan mengacu kepada
perintah Allah dalam Al Qur‟an dan Sunah Rasulullah. Adapaun landasan kewajiban
melaksanakan dakwah itu tertera dalam AlQur‟an:. Dasar hukum kewajiban dakwah tersebut
banyak disebutkan dalam Al Qur`an dan Al Hadits

a. Surat Ali imron Ayat 104

ٰۤ
َ‫ع ِّن ْال ُم ْن َك ِّر ۗ َواُول ِٕىك‬ ِّ ‫ع ْونَ اِّلَى ْال َخي ِّْر َو َيأ ْ ُم ُر ْونَ ِّب ْال َم ْع ُر ْو‬
َ َ‫ف َو َي ْن َه ْون‬ ُ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم ا ُ َّمةٌ َّي ْد‬
َ‫ُه ُم ْال ُم ْف ِّل ُح ْون‬
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-
orang yang beruntun”
2.5 Bentuk-bentuk Nilai Budaya Dan Penyebab Terjadinya Alkuturasi

1. Pengertian Nilai Budaya


Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang berbentuk nilai yang telah tertanam dan disepakati
oleh masyarakat berupa kebiasaan sebagai bentuk perilaku dan tanggapan terhadap sesuatu
keadaan sesudah atau sebelum terjadi.
a. Ciri-ciri Nilai Budaya
Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi ciri-ciri nilai budaya;
1. Bersifat Dinamis Nilai budaya memiliki sifat dinamis. Hal ini berarti bahwa nilai tersebut
akan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu.
2. Dapat Diwariskan Nilai budaya dapat diwarisi melalui orang ke orang lain, atau kelompok
ke kelompok lain, bahkan bisa diwariskan antar generasi manusia.
3. Bukan Bawaan Sejak Lahir Adanya nilai budaya muncul bukan karena bawaan sejak lahir,
melainkan sesuatu yang harus dipelajari.
4. Saling Berkaitan dengan Unsur Kebudayaan Nilai budaya tentu saling berkaitan antara
unsur-unsur kebudayaan.
b. Bentuk-bentuk Nilai Budaya
1.Norma Sosial Norma sosial adalah aturan non-tulis yang mengatur perilaku individu dalam
masyarakat. Contohnya, norma sopan santun, norma dalam berbicara, dan norma kesopanan.
2.Kepercayaan Agama Nilai-nilai agama memainkan peran penting dalam membentuk budaya.
Berbagai agama memiliki keyakinan dan praktik yang khas.
3.Tradisi dan Adat Tradisi mencakup perayaan, upacara, dan praktik kultural yang diwariskan
dari generasi ke generasi. Contoh termasuk pernikahan adat, perayaan tahun baru, dan festival
keagamaan.
4.Etika dan Moral Nilai-nilai moral dan etika mengatur perilaku individu terhadap sesama dan
dalam berbagai situasi. Ini bisa mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan empati.
5.Keseimbangan Antara Individu dan Masyarakat Beberapa budaya mungkin lebih
menekankan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan kolektif, sementara
yang lain mungkin lebih menekankan kebebasan individu.
6.Keseimbangan Antara Kerja dan Kehidupan Pribadi Nilai budaya terkait dengan cara
masyarakat memandang keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi.
7.Harga Diri dan Kehormatan: Bagaimana harga diri individu dan kehormatan dipertahankan
dan dihormati dalam budaya tertentu.
8.Pandangan tentang Keluarga Nilai budaya dapat mencakup pandangan tentang keluarga yang
mengatur peran dan hubungan antaranggota keluarga.
9.Sikap terhadap Lingkungan Nilai budaya yang berhubungan dengan lingkungan termasuk
bagaimana masyarakat memperlakukan alam dan sumber daya alam.
10.Kemajuan dan Inovasi Beberapa budaya mungkin sangat mendukung inovasi dan kemajuan,
sementara yang lain mungkin lebih mempertahankan tradisi.
2. Pengertian Akulturasi
Secara etimologi, akulturasi merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yakni
acculturate yang berarti “berkembang dan tumbuh bersama”. Akulturasi dapat dimakan sebagai
usaha untuk perkembang dan tumbuh bersama. Berawal perubahan dari individu, kemudian
bergerak mempengaruhi kelompok. Koentjaraningrat mengatakan bahwa akulturasi budaya
dapat terjadi apabila tercipta interaksi sosial antara budaya asli dengan budaya pendatang untuk
kemudian melebur menjadi budaya yang baru tanpa menghilangkan ciri khas atau karakteristik
kebudayaan lamanya. Singkatnya, akulturasi yakni percampuran antara kebudayaan luar atau
kebudayaan asli berhasil menjadi kebudayaan yang baru.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah proses masuknya
pengaruh kebudayaan asing dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit
atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu.
Kesimpulannya, akulturasi lahir dari hasil interaksi manusia berupa pertemuan antar
kebudayaan yang bersinggungan secara perlahan menjadi bentuk budaya baru. Perubahan
teknologi dan informasi yang sangat cepat menyumbang pengaruh besar pada perubahan yang
terjadi di masyarakat. Informasi yang dimuat di media sosial, media massa, podcast, televisi,
radio dan sebagainya turut mempercepat perubahan bagi orang-orang yang mengonsumsi
konten tersebut.
a. Proses Akulturasi

Akulturasi terjadi dikarenakan pencampuran budaya asing dengan budaya sendiri.


Beberapa bidang yang paling sering terjadi akulturasi yakni kuliner, gaya berpakaian, arsitektur
sebuah gedung, dan lain-lain. Seperti yang sudah disampaikan di atas, proses akulturasi sangat
pelan. Akulturasi membutuhkan waktu bertahun-tahun supaya dapat menghasilkan budaya
baru di masyarakat.
b. Faktor Pendorong Akulturasi

Akulturasi budaya terjadi secara perlahan dan membutuhkan waktu yang cukup lama, ada
beberapa faktor yang dapat menjadi pendorong akulturasi. Berikut ini adalah faktor yang
mendukung terjadinya proses akulturasi budaya:
• Pendidikan Yang Maju
• .Sikap dan Perilaku Saling Menghargai Budaya
• Toleransi Terhadap Budaya Lain
• .Adanya masyarakat heterogeny
• Berorientasi ke Masa Depan
• Perubahan dan Fenomena Alam
• Pengaruh Budaya Luar Melalui Proses Difusi atau Penyebaran.
• Konflik Internasiona
c. Faktor Penghambat Akulturasi

1. Ilmu Pengetahuan yang Bergerak Melambat Ilmu pengetahuan yang bergerak melambat
secara signifikan akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Ilmu pengetahuan dan
pendidikan yang tidak berkembang akan menghasilkan budaya yang stagnan. Hal ini sangat
menghambat akulturasi dikarenakan masyarakat sebagai pelaku budaya tidak memiliki
wawasan dan pengetahuan yang cukup terkait budaya-budaya di luar mereka.
2. Sikap Masyarakat Yang Tradisional Masyarakat tradisional akan selalu memegang teguh
budayanya dan beranggapan bahwa datangnya budaya asing atau dari luar mereka dapat
mengancam keberlangsungan budaya aslinya. Alhasil, masyarakat tradisional sangat sulit
untuk menerima budaya asing. Masyarakat tradisional cenderung akan menutup diri dari
budaya asing atau budaya baru karena merasa budaya mereka yang paling unggul.
3. Hal-Hal Baru Dianggap Buruk Akulturasi budaya tidak akan pernah terjadi apabila
masyarakat menganggap segala hal yang baru itu buruk. Hal-hal baru berarti adalah perubahan.
Seseorang atau masyarakat yang sulit menerima budaya baru akan menjadi penghambat
perubahan yang terjadi di masyarakat, sehingga akulturasi tidak akan pernah tercipta.
4. Adat Atau Kebiasaan Adat atau kebiasaan yang sudah tertanam sejak kecil adalah salah satu
faktor penghambat akulturasi. Alhasil saat masyarakat menemui budaya baru akan dianggap
sebagai hal yang asing. Biasanya, masyarakat memiliki adat atau kebiasaan yang kuat akan
sulit menerima budaya baru.
d. Contoh Akulturasi

Contoh akulturasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebetulnya mudah ditemukan.


Hal itu dikarenakan keragaman etnis, entitas budaya, agama, dan suku bangsa yang dimiliki
masyarakat Indonesia. Beberapa contoh akulturasi yang terjadi di Indonesia:
1. Masjid Langgar Tinggi, Pekojan, Jakarta Barat Masjid Langgar Tinggi merupakan hasil
akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa.
2. Gereja Hati Kudus Yesus Pugeran, Yogyakarta Gereja Hati Kudus Yesus Pugeran
merupakan hasil akulturasi budaya arsitektur tradisional Jawa dan Eropa.
Bentuk-bentuk akulturasi budaya yang terjadi adalah:
• Substitusi
• Sinkretisme
• Addition
• Deculturation
• Originasi

e. Teori-Teori Akulturasi Budaya

Akulturasi budaya dapat terjadi dikarenakan masyarakat dapat merasakan manfaat dari
percampuran budaya luar atau pendatang dengan memodifikasi budaya asli mereka. Beberapa
bidang yang paling sering terpengaruh oleh proses akulturasi yakni bahasa, ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian. Akulturasi terjadi disebabkan oleh hubungan budaya antar individu
dari dua kelompok yang berbeda. tetapi, proses akulturasi budaya biasanya tampak secara
menyeluruh maupun sebagian anggota dari kelompok masyarakat. Proses akulturasi budaya
pun bermacam-macam, namun tidak ada yang terjadi secara cepat dan tiba-tiba. Perubahan
sosial bisa dikatakan berhasil apabila individu atau kelompok secara tidak sadar melakukan
kebiasaan dari suatu kebudayaan dalam intensitas waktu yang lama. Perbedaan budaya
menjadikan suatu ketertarikan agar dapat terjadi proses adaptasi menjadi berbagai bentuk
kebudayaan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kemajuan zaman dan juga kebutuhan dari
masing-masing kelompok untuk bisa bertahan dan juga dapat terus berkembang.
Mengacu pada analisis tingkat kelompok, akulturasi menunjukkan perubahan orientasi nilai
dan juga adopsi nilai-nilai kelompok lain. Namun, hal tersebut bukanlah kondisi utama yang
diperlukan agar akulturasi bisa diciptakan. Akulturasi lahir dari naluri manusia menciptakan
manfaat untuk manusia, alhasil intervensi tidak dapat menghasilkan akulturasi.Seperti kutipan
ilmu sosial bahwa manusia adalah makhluk sosial, akulturasi membuktikan bahwa manusia
yang bisa bersolidaritas dapat bertahan dalam waktu yang lama. Dalam Sapiens karya Yuval
Noah Harari, berulang kali ia mengatakan bahwa peradaban manusia bisa lebih baik daripada
spesies yang lain adalah karena manusia bisa bekerja sama. Kekuatan utama manusia adalah
kerja sama. Kerja sama melahirkan imajinasi untuk melakukan sesuatu lebih besar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1.) Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar Dari kata yad’u (fi’il
mudhari’) dan da’a (fi’il madli) yang artinya Adalah memanggil (to call), mengundang
(to invite), mengajak (to Summer), menyeru (to propo), mendorong (to urge), dan
memohon (to pray).1Sementara pengertian dakwah secara konseptual telah
Dirumuskan oleh para ulama dengan pengertian yang beragam.
2.) Menurut Koentjaraningrat, banyak orang mengartikan kebudayaan tersebut dalam
suatu pemikiran konsep kebudayaan yang terbatas maupun luas. Sehingga karena
luasnya, maka guna keperluan analisa konsep kebudayaan itu perlu dipecah lagi ke
dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur terbesar yang terjadi karena pecahan tahap pertama
disebut "unsur-unsur kebudayaan yang universal", dan merupakan unsu-unsur yang
pasti bisa ditemukan di semua kebudayaan di dunia.
3.) Persepsi merupakan obyek-obyek di sekitar yang ditangkap melalui Indera dan
diproyeksikan pada bagian tertentu dalam otak sehingga dapat Mengamati suatu
obyek (Husaini, 1978: 103). Persepsi , adalah inti Komunikasi, sedangkan penafsiran
(interpretasi) adalah inti persepsi, yang Identik dengan penyandian –balik (decoding)
dalam proses komunikasi (Mulyana, 2002: 167). Persepsi disebut inti komunikasi,
karena jika persepsi Tidak akurat tidak mungkin terjadi komunikasi yang efektif.
4.) Trust adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang Lain dalam melakukan
hubungan transaksi berdasarkan suatu Keyakinan bahwa orang yang dipercayainya
tersebut akanMemenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang Diharapkan
(Ainurrofiq, 2007: 32)Kepercayaan merek adalah komponen kognitif dari sikap,
Evaluasi merek adalah komponen afektif atau perasaan, dan Maksud untuk membeli
adalah komponen konatif atau tindakan, Hubungan antara tiga komponen itu
mengilustrasikan hierarki Pengaruh keterlibatan tinggi (high Involment) yaitu
kepercayaan.
5.) Istilah “organisasi” diambil dari bahasa inggris, yaitu organization yang dalam istilah
lain, kata “organisasi” berasal dari istilah yunani orgonum dan istilah latin organum
yang berarti niat, bagian, anggota atau badan.
6.) Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang berbentuk nilai yang telah tertanam dan
disepakati oleh masyarakat berupa kebiasaan sebagai bentuk perilaku dan tanggapan
terhadap sesuatu keadaan sesudah atau sebelum terjadi.
7.) Secara etimologi, akulturasi merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yakni
acculturate yang berarti “berkembang dan tumbuh bersama”. Akulturasi dapat dimakan
sebagai usaha untuk perkembang dan tumbuh bersama. Berawal perubahan dari
individu, kemudian bergerak mempengaruhi kelompok.
3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca agar bisa menerapkan pembahasan diatas dalam kehidupan
serta berguna , Saya sebagai penulis makalah menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentangmakalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk itu penulis menginginkan saran dari Anda. Saran bisa berupa
kritik atau saran terhadap penulisan, Terima kasih atas saran dan kritik dari Anda semua dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai