Disusun Oleh :
➢ Istianita Zahra : 2341030006
➢ Fitra Ayub : 2341030018
➢ Decky Wahyogi : 2341030017
➢ Mindra Wijaya : 2341030021
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan
dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan sebuah makalah kelompok untuk
mata pelajaran Dakwah Lintas Budaya.
Makalah yang sudah kami susun ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha
kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1 Ruang Lingkup Dakwah Lintas Budaya ................................................... 3
2.2 Unsur-unsur Kebudayaan ........................................................................... 5
2.3 Teori-teori Persepsi Kepercayaan Dan Keyakinan................................... 6
2.4 Teori – Teori Pandangan Hidup Sosial Dan Dakwah ............................... 9
2.5 Bentuk-bentuk Nilai Budaya Dan Penyebab Terjadinya Alkuturasi ..... 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
• Ruang lingkup lintas budaya merujuk pada bidang studi yang memperhatikan
interaksi, komunikasi dan pertukaran antara individu atau kelompok dari berbagai
budaya yang berbeda.Ini mencakup pemahaman dan analisis terhadap perbedaan-
perbedaan budaya serta cara-cara orang dari budaya yang berbeda dan
berkomunikasi satu sama lain.Dakwah lintas budaya mengakui keragaman budaya
sebagai sumber kekayaan dan mencoba menjembatani kesenjangan budaya dalam
menyebarkan pesan keagamaan. Ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang
budaya yang berbeda dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang-orang
dari latar belakang yang beragam secara efektif.
• Bermula pada berbagai pandangan masyarakat yang selalu memisahkan agama
dengan kebudayaan yang berasal dari nenek moyang. Sejatinya manusia
berkembang dengan kebudayaan, namun bukan berarti agama harus dipisahkan
jauh dari hal kebudayaan.
• Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah
suatu proses tentang petunjuk-petunjuk inderawi dan pengalaman Masa lampau
yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran Yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
• Pangdangan hidup seseorang juga berpengaruh terhadap prilaku orang tersebut
dalam memelihara kesehatan dirinya.adanya hubungan antara pandangan hidup
seseorang terhadap drajat dan presepsi dimasyarakat melatar belakangi dari
kelompok 4 untuk menuliskan masalah ini.diharapkan makalah ini dapat menjadi
sumber informasi dan pengetahuan bagi masyarakat mengenai manusia dan
pandangan hidup.
• Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang berbentuk nilai yang telah tertanam dan
disepakati oleh masyarakat berupa kebiasaan sebagai bentuk perilaku dan
tanggapan terhadap sesuatu keadaan sesudah atau sebelum terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dakwah dan budaya?
2. Apa yang dimaksud dengan unsur-unsur kebudayaan dalam konteks dakwah?
3. Apa yang dimaksud dengan pengertian persepsi?
4. Apa yang dimaksud dengan teori-teori pandangan hidup ,organisasi social dan dakwah?
5. Apa pengertian nilai budaya dan apa pengertian akulturasi?
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan obyek-obyek di sekitar yang ditangkap melalui Indera dan
diproyeksikan pada bagian tertentu dalam otak sehingga dapat Mengamati suatu obyek
(Husaini, 1978: 103). Persepsi , adalah inti Komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi)
adalah inti persepsi, yang Identik dengan penyandian –balik (decoding) dalam proses
komunikasi (Mulyana, 2002: 167). Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi
Tidak akurat tidak mungkin terjadi komunikasi yang efektif.
persepsi yang penulis maksud adalah Tanggapan atau pandangan tentang suatu fenomena
atau hubungan. Dengan Persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti keadaan
lingkungan Sekitar, dan juga tentang keadaan individu yang bersangkutan. Dengan Demikian
dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar individu, karena Persepsi merupakan aktivitas
yang intergrated. Meskipun stimulus yang Diterima sama, tetapi karena pengalaman dan
kemampuan berfikir yang Berbeda antara individu yang satu dengan yang lain kemungkinan
hasil Persepsi juga berbeda.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan
Richard S. Crutchfield menyebutnya faktor fungsional dan Faktor struktural, tetapi terdapat
faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap Persepsi, yakni perhatian.Menurut Kenneth E.
Andersen, perhatian adalah proses mentalKetika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada Saat stimuli lainnya melemah. Stimuli diperhatikan karena
mempunyai sifatsifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan,
Perulangan, faktor biologis, dan faktor sosiopsikologis.
b. Teori-teori Persepsi
Teori adalah serangkaian hipotesa atau proposisi yang saling Berhubungan tentang suatu
gejala (fenomena) atau sejumlah gejala (Sarwono, 1995: 4). Dalam buku Sarlito Wirawan
Sarwono yang berjudul “Teori-teori Psikologi Sosial” (1995: 237-238) terdapat 4 teori
persepsi sosial, yaitu:
1) Teori Heider, adalah teori yang dikemukakan oleh Heider. Secara Konseptual teori ini
memang kaya dan merangsang sumbangan-sumbangan Teori dari psikolog-psikolog
sosial lain. Selain itu, teori ini juga Merangsang banyak penelitian. Teori Heider tentang
hubungan antar Pribadi yang dapat diterapkan secara sangat umum ini, menunjukkan
Kekayaan dan keluasan pikirannya.
2) Teori Jones & Davis, adalah teori yang dikemukakan oleh Jones & Davis. Teori ini
terbatas pada atribusi terhadap orang. Teori ini bertanggung Jawab pada sebagian dari
berkembangnya sekumpulan penelitian tentang Atribusi pribadi (personal). Teori ini
juga menjelaskan tentang kondisikondisi yang harus ada untuk dapat terjadinya
prediksi.
3) Teori Kelley, adalah teori yang dikemukakan oleh Kelley. Teori ini Terbatas pada
atribusi terhadap lingkungan luar. Teori ini masih relatif baru dan belum mampu
merangsang penelitian karena para psikolog sosial lebihTertarik pada persepsi, atribusi
dan keputusan/penilaian pribadi dari pada Atribusi lingkungan. Walaupun demikian,
konsep-konsep dari Kelley Cukup teruji dan cukup bermakna dalam bidang psikologi
sosial.
4) Teori Festinger adalah teori yang dikemukakan oleh Festinger.Teori ini hanya sedikit
menyinggung proses atribusi dan persepsi sosial. Secara Khusus, teori ini
membicarakan proses yang digunakan oleh seorang Individu untuk menilai keampuhan
pendapatnya sendiri dan kekuatan dari Kemampuan-kemampuannya sendiri dalam
hubungan dengan pendapatpendapat dan kemampuan-kemampuan orang lain yang ada
dalam suatu Lingkungan sosial. Persepsi tentang atribusi orang lain hanya merupakan
Faktor sekunder. Yang terpenting adalah dampak dari perbandingan sosial Terhadap
perubahan-perubahan dari pendapat pada individu itu sendiri.
1. Pengertian dakwah
Definisi dakwah menurut etimologi berasal dari kata bahasa arab yaitu dari kata
( دعاda’a),-ئدعؤ
ٰۤ
َع ِّن ْال ُم ْن َك ِّر ۗ َواُول ِٕىك ِّ ع ْونَ اِّلَى ْال َخي ِّْر َو َيأ ْ ُم ُر ْونَ ِّب ْال َم ْع ُر ْو
َ َف َو َي ْن َه ْون ُ َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم ا ُ َّمةٌ َّي ْد
َُه ُم ْال ُم ْف ِّل ُح ْون
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-
orang yang beruntun”
2.5 Bentuk-bentuk Nilai Budaya Dan Penyebab Terjadinya Alkuturasi
Akulturasi budaya terjadi secara perlahan dan membutuhkan waktu yang cukup lama, ada
beberapa faktor yang dapat menjadi pendorong akulturasi. Berikut ini adalah faktor yang
mendukung terjadinya proses akulturasi budaya:
• Pendidikan Yang Maju
• .Sikap dan Perilaku Saling Menghargai Budaya
• Toleransi Terhadap Budaya Lain
• .Adanya masyarakat heterogeny
• Berorientasi ke Masa Depan
• Perubahan dan Fenomena Alam
• Pengaruh Budaya Luar Melalui Proses Difusi atau Penyebaran.
• Konflik Internasiona
c. Faktor Penghambat Akulturasi
1. Ilmu Pengetahuan yang Bergerak Melambat Ilmu pengetahuan yang bergerak melambat
secara signifikan akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Ilmu pengetahuan dan
pendidikan yang tidak berkembang akan menghasilkan budaya yang stagnan. Hal ini sangat
menghambat akulturasi dikarenakan masyarakat sebagai pelaku budaya tidak memiliki
wawasan dan pengetahuan yang cukup terkait budaya-budaya di luar mereka.
2. Sikap Masyarakat Yang Tradisional Masyarakat tradisional akan selalu memegang teguh
budayanya dan beranggapan bahwa datangnya budaya asing atau dari luar mereka dapat
mengancam keberlangsungan budaya aslinya. Alhasil, masyarakat tradisional sangat sulit
untuk menerima budaya asing. Masyarakat tradisional cenderung akan menutup diri dari
budaya asing atau budaya baru karena merasa budaya mereka yang paling unggul.
3. Hal-Hal Baru Dianggap Buruk Akulturasi budaya tidak akan pernah terjadi apabila
masyarakat menganggap segala hal yang baru itu buruk. Hal-hal baru berarti adalah perubahan.
Seseorang atau masyarakat yang sulit menerima budaya baru akan menjadi penghambat
perubahan yang terjadi di masyarakat, sehingga akulturasi tidak akan pernah tercipta.
4. Adat Atau Kebiasaan Adat atau kebiasaan yang sudah tertanam sejak kecil adalah salah satu
faktor penghambat akulturasi. Alhasil saat masyarakat menemui budaya baru akan dianggap
sebagai hal yang asing. Biasanya, masyarakat memiliki adat atau kebiasaan yang kuat akan
sulit menerima budaya baru.
d. Contoh Akulturasi
Akulturasi budaya dapat terjadi dikarenakan masyarakat dapat merasakan manfaat dari
percampuran budaya luar atau pendatang dengan memodifikasi budaya asli mereka. Beberapa
bidang yang paling sering terpengaruh oleh proses akulturasi yakni bahasa, ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian. Akulturasi terjadi disebabkan oleh hubungan budaya antar individu
dari dua kelompok yang berbeda. tetapi, proses akulturasi budaya biasanya tampak secara
menyeluruh maupun sebagian anggota dari kelompok masyarakat. Proses akulturasi budaya
pun bermacam-macam, namun tidak ada yang terjadi secara cepat dan tiba-tiba. Perubahan
sosial bisa dikatakan berhasil apabila individu atau kelompok secara tidak sadar melakukan
kebiasaan dari suatu kebudayaan dalam intensitas waktu yang lama. Perbedaan budaya
menjadikan suatu ketertarikan agar dapat terjadi proses adaptasi menjadi berbagai bentuk
kebudayaan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kemajuan zaman dan juga kebutuhan dari
masing-masing kelompok untuk bisa bertahan dan juga dapat terus berkembang.
Mengacu pada analisis tingkat kelompok, akulturasi menunjukkan perubahan orientasi nilai
dan juga adopsi nilai-nilai kelompok lain. Namun, hal tersebut bukanlah kondisi utama yang
diperlukan agar akulturasi bisa diciptakan. Akulturasi lahir dari naluri manusia menciptakan
manfaat untuk manusia, alhasil intervensi tidak dapat menghasilkan akulturasi.Seperti kutipan
ilmu sosial bahwa manusia adalah makhluk sosial, akulturasi membuktikan bahwa manusia
yang bisa bersolidaritas dapat bertahan dalam waktu yang lama. Dalam Sapiens karya Yuval
Noah Harari, berulang kali ia mengatakan bahwa peradaban manusia bisa lebih baik daripada
spesies yang lain adalah karena manusia bisa bekerja sama. Kekuatan utama manusia adalah
kerja sama. Kerja sama melahirkan imajinasi untuk melakukan sesuatu lebih besar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1.) Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar Dari kata yad’u (fi’il
mudhari’) dan da’a (fi’il madli) yang artinya Adalah memanggil (to call), mengundang
(to invite), mengajak (to Summer), menyeru (to propo), mendorong (to urge), dan
memohon (to pray).1Sementara pengertian dakwah secara konseptual telah
Dirumuskan oleh para ulama dengan pengertian yang beragam.
2.) Menurut Koentjaraningrat, banyak orang mengartikan kebudayaan tersebut dalam
suatu pemikiran konsep kebudayaan yang terbatas maupun luas. Sehingga karena
luasnya, maka guna keperluan analisa konsep kebudayaan itu perlu dipecah lagi ke
dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur terbesar yang terjadi karena pecahan tahap pertama
disebut "unsur-unsur kebudayaan yang universal", dan merupakan unsu-unsur yang
pasti bisa ditemukan di semua kebudayaan di dunia.
3.) Persepsi merupakan obyek-obyek di sekitar yang ditangkap melalui Indera dan
diproyeksikan pada bagian tertentu dalam otak sehingga dapat Mengamati suatu
obyek (Husaini, 1978: 103). Persepsi , adalah inti Komunikasi, sedangkan penafsiran
(interpretasi) adalah inti persepsi, yang Identik dengan penyandian –balik (decoding)
dalam proses komunikasi (Mulyana, 2002: 167). Persepsi disebut inti komunikasi,
karena jika persepsi Tidak akurat tidak mungkin terjadi komunikasi yang efektif.
4.) Trust adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang Lain dalam melakukan
hubungan transaksi berdasarkan suatu Keyakinan bahwa orang yang dipercayainya
tersebut akanMemenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang Diharapkan
(Ainurrofiq, 2007: 32)Kepercayaan merek adalah komponen kognitif dari sikap,
Evaluasi merek adalah komponen afektif atau perasaan, dan Maksud untuk membeli
adalah komponen konatif atau tindakan, Hubungan antara tiga komponen itu
mengilustrasikan hierarki Pengaruh keterlibatan tinggi (high Involment) yaitu
kepercayaan.
5.) Istilah “organisasi” diambil dari bahasa inggris, yaitu organization yang dalam istilah
lain, kata “organisasi” berasal dari istilah yunani orgonum dan istilah latin organum
yang berarti niat, bagian, anggota atau badan.
6.) Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang berbentuk nilai yang telah tertanam dan
disepakati oleh masyarakat berupa kebiasaan sebagai bentuk perilaku dan tanggapan
terhadap sesuatu keadaan sesudah atau sebelum terjadi.
7.) Secara etimologi, akulturasi merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin yakni
acculturate yang berarti “berkembang dan tumbuh bersama”. Akulturasi dapat dimakan
sebagai usaha untuk perkembang dan tumbuh bersama. Berawal perubahan dari
individu, kemudian bergerak mempengaruhi kelompok.
3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca agar bisa menerapkan pembahasan diatas dalam kehidupan
serta berguna , Saya sebagai penulis makalah menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentangmakalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk itu penulis menginginkan saran dari Anda. Saran bisa berupa
kritik atau saran terhadap penulisan, Terima kasih atas saran dan kritik dari Anda semua dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat.