Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DAMPAK MENINGGALKAN DAKWAH BAGI DA’I DAN MASYARAKAT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dakwah

Disusun Oleh

Kelompok 6

1. Robi Maulana 2121175

2. Wahyudi Faraz Suzan 212116

3. Ali Usman 2121189

Dosen Pengampu

Melva Nelodi, M. A

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK


BUKITTINGGI

2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
Ilmu Dakwah ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi teladan bagi umat manusia dalam menjalankan
kehidupan yang beragam.

Dalam tulisan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan tulisan ini.
Terlebih kepada keluarga, teman, dan dosen pembimbing yang telah memberikan
dorongan, masukan, serta kritik yang membangun sehingga tulisan ini dapat
terselesaikan.

Tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk memperluas wawasan dan


pengetahuan, serta memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Penulis
berharap tulisan ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca serta menjadi
sumber inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua. Amin.

Bukitinggi, 14 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Dampak Meninggalkan Dakwah Bagi Da’i Dan Masyarakat .......................3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................................11
B. Saran ...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di tengah dinamika perkembangan pendidikan di era modern ini, penting bagi
para pendidik Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk mengembangkan pendekatan
pembelajaran yang lebih efektif dan relevan. Mata pelajaran PAI memiliki peran
sentral dalam membentuk karakter dan nilai-nilai moral peserta didik, yang akan
membimbing mereka dalam menghadapi kompleksitas kehidupan masa depan.
Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran PAI menjadi hal yang sangat krusial
untuk memastikan penyampaian materi agama secara komprehensif dan mendalam
kepada siswa.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI, konsep dasar
perencanaan pembelajaran muncul sebagai landasan yang memungkinkan para
guru untuk merancang strategi pembelajaran yang terstruktur, adaptif, dan
memberikan dampak positif bagi perkembangan spiritual serta intelektual siswa.
Konsep dasar ini akan menjadi tonggak utama untuk membimbing para pendidik
dalam merencanakan tujuan pembelajaran yang jelas, mengidentifikasi indikator
pencapaian yang konkret, memilih materi pembelajaran yang relevan, serta
menentukan metode dan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Melalui pemahaman mendalam terhadap suatu perencanaan pembelajaran
para pendidik dapat mengatasi tantangan kompleks dalam mengajarkan agama
Islam secara kontekstual sambil tetap memegang prinsip-prinsip fundamental
dalam ajaran agama. Dalam konteks pembelajaran PAI II, di mana siswa lebih
matang dalam memahami konsep agama, penggunaan akan membantu guru
mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam situasi dunia nyata yang dihadapi siswa.
Selain itu juga memungkinkan guru untuk memilih media pembelajaran yang
sesuai, meningkatkan kreativitas dalam merancang penilaian pembelajaran, dan
memperhatikan keberagaman dalam gaya belajar siswa.

1
Makalah ini bertujuan untuk membahas secara komprehensif dan mendalam
mengenai konsep dasar perencanaan pembelajaran PAI II, dengan fokus pada
penerapannya dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan holistik
bagi peserta didik. Dalam penjelasan makalah ini, akan diuraikan langkah-langkah
konkrit dalam penerapan perencaan pembelajaran, seperti merumuskan tujuan
pembelajaran yang spesifik dan terukur, mengidentifikasi indikator pencapaian
yang mendukung evaluasi hasil belajar, serta memilih metode dan strategi
pembelajaran yang mengaktifkan partisipasi siswa.
Dengan memahami Konsep dasar perencanaan pembelajaran, seorang guru
PAI diharapkan nantinya dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
inklusif, mendalam, dan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Makalah ini
juga akan memberikan contoh kasus atau studi kasus tentang penerapan perencaan
pembelajaran yang baik dalam pembelajaran PAI, sehingga para pembaca dapat
melihat bagaimana teori konsep dasar perencaan pembelajaran dapat
diimplementasikan dalam konteks nyata di dalam kelas sehingga mampu
memberikan kontribusi nyata dalam membentuk karakter dan kepribadian yang
kokoh, serta mengembangkan wawasan agama yang mendalam bagi generasi
penerus umat Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak Meninggalkan Dakwah Bagi Da’i Dan Masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana dampak Meninggalkan Dakwah Bagi Da’i Dan
Masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Meninggalkan Dakwah Bagi Da’i dan Masyarakat


1. Dampak Meninggalkan Dakwah Bagi Da’i
Meninggalkan dakwah, tugas utama seorang da'i (pemberi dakwah) dalam
menyebarkan pesan agama dan moral kepada masyarakat, memiliki dampak yang
mendalam dan beragam bagi da'i itu sendiri. Dakwah adalah panggilan suci
untuk berperan sebagai pemandu spiritual dan moral dalam masyarakat. Dalam
konteks Islam, misalnya, para da'i memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan
ajaran Islam, membimbing individu menuju kebaikan, dan mempromosikan
nilai-nilai kebajikan.1
a. Dampak paling terlihat adalah pada pertumbuhan pribadi seorang da'i.
Meninggalkan dakwah berarti kehilangan kesempatan untuk terus
memperdalam pemahaman agama dan moralitas, serta berkembang dalam
konteks komunikasi dan kepemimpinan. Dakwah bukan hanya tugas,
tetapi juga sarana untuk pertumbuhan pribadi dan spiritual. Ini juga berarti
da'i mungkin kehilangan peluang untuk memperdalam pemahaman agama
dan mempertajam kemampuan komunikasi mereka, yang secara langsung
terkait dengan peran mereka sebagai pemberi dakwah.
Pertama-tama, perlu dipahami bahwa seorang da'i adalah individu
yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam serta keterampilan
komunikasi yang kuat. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam
menyampaikan pesan agama kepada masyarakat dan membimbing
mereka menuju pemahaman agama yang benar. Dakwah bukan hanya
sekadar tugas yang dilakukan rutin, tetapi juga merupakan sarana bagi
pertumbuhan pribadi dan spiritual seorang da'i.

1
Syamsuriah, Tantangan Dakwah di Era Milenial, Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI
Makassar, Vol. 16 No. 2, 2019, h. 164.

3
Ketika seorang da'i aktif dalam dakwah, mereka terus berinteraksi
dengan beragam individu, mendengarkan berbagai permasalahan, dan
memberikan pandangan agama yang relevan. Proses ini memungkinkan
da'i untuk terus mengembangkan pemahaman mereka tentang bagaimana
ajaran agama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
terlibat dalam dialog, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
muncul, dan merenungkan makna agama dalam konteks kehidupan
masyarakat.
Lebih dari itu, dakwah melibatkan kemampuan komunikasi yang
kuat. Seorang da'i harus dapat menyampaikan pesan agama dengan jelas,
meyakinkan, dan sesuai dengan pemahaman masyarakat. Mereka belajar
bagaimana berbicara dengan orang-orang dari berbagai latar belakang
dan memahami cara terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan agama
sehingga mudah dipahami.
Meninggalkan dakwah berarti kehilangan peluang berharga untuk
terus memperdalam pemahaman agama, meningkatkan kemampuan
komunikasi, dan memperkaya pengalaman pribadi dalam berinteraksi
dengan masyarakat. Selain itu, seorang da'i juga bisa merasa kehilangan
panggilan yang memberikan tujuan hidup yang jelas. Dakwah
memberikan fokus dan arah yang kuat, di mana setiap tindakan dan
usaha memiliki tujuan yang jelas: menyebarkan agama dan memperbaiki
masyarakat.2
Dengan kata lain, dakwah bukan hanya tugas eksternal yang
dijalankan oleh seorang da'i. Ini adalah proses yang memengaruhi
pertumbuhan pribadi dan spiritual mereka. Meninggalkan dakwah dapat
membuat da'i kehilangan kesempatan untuk terus mengasah pemahaman
agama, memperkuat kemampuan komunikasi, dan mengejar tujuan hidup

2
Awaludin Pimay dan Fania Mutiara Savitri, Dinamika dakwah Islam di era modern, Jurnal
Ilmu Dakwah, Vol. 41, No. 1, 2021, h. 45.

4
yang bermakna. Oleh karena itu, penting bagi seorang da'i untuk
memahami pentingnya peran mereka dalam dakwah dan tetap
berkomitmen untuk berkontribusi pada perkembangan pribadi mereka
dan masyarakat.
b. Da'i yang meninggalkan dakwah dapat merasa kehilangan arah dan tujuan
dalam hidup mereka. Dakwah memberikan tujuan yang jelas dan berarti,
yaitu untuk menyebarkan pesan agama dan memberikan panduan moral
kepada masyarakat. Ketika tujuan ini hilang, da'i dapat mengalami
perasaan kebingungan atau kekosongan dalam hidup mereka.
Meninggalkan dakwah membawa dampak yang mendalam pada
kehidupan seorang da'i, terutama dalam hal kehilangan arah dan tujuan
hidup yang jelas. Seorang da'i adalah individu yang memegang peran
penting dalam masyarakat sebagai pemberi panduan moral dan spiritual.
Tujuan utama dakwah adalah untuk menyebarkan pesan agama dan
memberikan bimbingan kepada masyarakat, yang pada gilirannya
memberikan arti dan tujuan yang kuat dalam hidup da'i.
Dalam konteks Islam, sebagai contoh, para da'i memegang peran
sebagai pelopor moralitas dan kebaikan dalam masyarakat. Mereka
berkomitmen untuk mengajarkan nilai-nilai agama, membimbing individu
untuk memahami prinsip-prinsip agama yang benar, serta mempromosikan
perilaku etis dan moral yang sesuai dengan ajaran Islam. Ketika seorang
da'i memutuskan untuk meninggalkan dakwah, mereka kehilangan peran
utama yang memberikan tujuan yang jelas dalam hidup mereka.
Kehilangan tujuan ini bisa berdampak besar pada kehidupan pribadi
seorang da'i. Mereka mungkin merasa kebingungan, karena mereka tidak
lagi memiliki fokus yang kuat dalam menyebarkan pesan agama dan
membimbing masyarakat. Mereka mungkin merasa seperti kehilangan
panggilan atau arah hidup yang memberi makna pada setiap tindakan yang
mereka lakukan. Kepergian dari tugas dakwah dapat mengakibatkan

5
perasaan kekosongan dan kebingungan yang mendalam, karena mereka
kehilangan tujuan hidup yang sejalan dengan nilai-nilai agama yang
mereka anut.
Selain itu, meninggalkan dakwah juga dapat mengakibatkan keraguan
identitas. Da'i sering diidentifikasi oleh masyarakat sebagai pemberi
panduan spiritual dan moral. Ketika mereka tidak lagi menjalankan peran
ini, mereka mungkin merasa kehilangan identitas dan merasa tidak pasti
tentang peran mereka dalam masyarakat.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa dakwah bukan
sekadar tugas rutin, melainkan panggilan suci yang memberikan makna
dan tujuan dalam hidup seorang da'i. Keputusan untuk meninggalkan
dakwah harus dipertimbangkan secara matang, karena dampaknya pada
aspek spiritual dan psikologis seorang da'i dapat sangat signifikan. Upaya
yang kuat untuk mempertahankan fokus, tujuan, dan identitas seorang da'i
dalam konteks pekerjaan dakwah sangat penting untuk memastikan bahwa
kepergiannya tidak mengakibatkan perasaan kehilangan arah dan tujuan
dalam hidupnya.
c. Meninggalkan dakwah juga berarti kehilangan peluang untuk
berkontribusi dalam perbaikan sosial dan moral masyarakat. Para da'i
memiliki peran penting dalam membentuk perilaku dan nilai-nilai
masyarakat, serta memerangi praktek-praktek yang tidak sesuai dengan
ajaran agama. Ketika mereka tidak aktif, masyarakat mungkin mengalami
penurunan moral dan etika, serta meningkatnya risiko perilaku yang
bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Meninggalkan dakwah tidak hanya memengaruhi da'i secara pribadi,
tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat secara
keseluruhan. Para da'i memainkan peran penting dalam membentuk
perilaku dan nilai-nilai masyarakat, serta dalam memerangi praktek-
praktek yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Dalam konteks ini, mari

6
kita bahas lebih lanjut mengenai dampak meninggalkan dakwah pada
perbaikan sosial dan moral masyarakat.
Para da'i adalah agen perubahan dalam masyarakat. Mereka memiliki
tanggung jawab untuk menyampaikan ajaran agama yang benar,
mempromosikan nilai-nilai kebajikan, dan memberikan bimbingan moral.
Ketika mereka aktif dalam dakwah, mereka berkontribusi pada
menciptakan lingkungan sosial yang lebih etis dan bermoral. Mereka
mendorong masyarakat untuk mengikuti ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari, menjadikan moralitas sebagai landasan perilaku, dan berusaha
untuk mengurangi praktek-praktek yang bertentangan dengan nilai-nilai
agama.
Meninggalkan dakwah, bagaimanapun, berarti kehilangan kehadiran
dan pengaruh penting ini dalam masyarakat. Hal ini dapat mengakibatkan
penurunan moral dan etika dalam perilaku masyarakat, karena masyarakat
mungkin merasa kehilangan pedoman yang kuat. Ketika panduan moral
yang benar tidak lagi tersedia, masyarakat dapat lebih rentan terhadap
praktek-praktek yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, seperti
kecurangan, penipuan, perilaku amoral, dan sebagainya.3
Selain itu, meninggalkan dakwah juga berarti bahwa sumber-sumber
eksternal yang mungkin tidak selalu mempromosikan nilai-nilai yang
benar dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh para da'i.
Masyarakat mungkin terpapar pada pengaruh yang merusak atau tidak
sejalan dengan nilai-nilai agama, seperti media yang tidak etis, budaya
konsumtif yang berlebihan, atau gagasan-gagasan radikal yang
bertentangan dengan ajaran agama yang damai dan inklusif.
Dengan meninggalkan dakwah, da'i juga melepaskan tanggung jawab
mereka untuk melindungi masyarakat dari pengaruh negatif ini. Oleh

3
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), cet. ke-1, h. 221.

7
karena itu, perbaikan sosial dan moral masyarakat dapat terhambat, dan
risiko perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dapat
meningkat.
Dalam kesimpulan, dampak meninggalkan dakwah bagi da'i sangat besar.
Ini dapat mempengaruhi pertumbuhan pribadi, tujuan hidup, dan kontribusi
sosial mereka. Selain itu, dampak ini juga dapat dirasakan oleh masyarakat
dalam bentuk pemahaman agama yang salah, penurunan moral, dan identitas
keagamaan yang bingung. Oleh karena itu, menjalankan dakwah dengan
penuh komitmen adalah penting untuk memastikan perkembangan spiritual
dan moral yang benar dalam masyarakat.

2. Dampak Meninggalkan Dakwah Bagi Masyarakat


Meninggalkan dakwah oleh seorang da'i memiliki dampak yang signifikan
pada masyarakat. Dakwah adalah sebuah panggilan atau tugas penting yang
dilakukan oleh para da'i untuk menyebarkan pesan agama, membimbing
masyarakat menuju kebaikan, dan mempromosikan nilai-nilai moral. Oleh karena
itu, ketika seorang da'i memutuskan untuk meninggalkan dakwah, masyarakat
dapat mengalami berbagai dampak negatif, di antaranya:
a. Kurangnya Pemahaman Agama yang Benar
Salah satu dampak paling nyata adalah kurangnya pemahaman agama
yang benar di kalangan masyarakat. Para da'i memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk menjelaskan ajaran agama dan memberikan pemahaman
yang benar. Ketika mereka tidak lagi aktif dalam dakwah, masyarakat
mungkin mengalami ketidakpastian dalam pemahaman agama, bahkan
kemungkinan pemahaman yang salah. Ini dapat menghasilkan praktik-
praktik keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran yang benar.4

4
Iqram Faldiansyah, dkk, Antologi Pemikiran Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Idea
Press, 2011), h. 198.

8
Ketika seorang da'i memutuskan untuk meninggalkan dakwah,
masyarakat kehilangan sumber daya yang sangat berharga untuk
pemahaman agama yang mendalam. Masyarakat mungkin tidak lagi
memiliki akses langsung ke pengetahuan dan panduan yang benar mengenai
ajaran agama. Akibatnya, mereka dapat mengalami ketidakpastian dalam
pemahaman agama, yang dapat memicu pemahaman yang salah atau tidak
lengkap.
Ketidakpastian ini bisa menghasilkan praktik-praktik keagamaan yang
tidak sesuai dengan ajaran yang benar. Misalnya, tanpa bimbingan da'i,
masyarakat mungkin memiliki kesalahpahaman tentang praktik ibadah,
ritual, atau etika moral yang harus mereka ikuti. Mereka mungkin
menafsirkan agama sesuai dengan pemahaman mereka sendiri, yang
mungkin tidak selalu benar. Ini bisa membawa kepada penyimpangan
dalam ajaran agama, yang pada gilirannya bisa mengganggu persatuan dan
pemahaman yang benar dalam masyarakat.
Selain itu, kurangnya pemahaman agama yang benar juga dapat
memicu konflik atau perpecahan di masyarakat. Ketika berbagai kelompok
atau individu memiliki pandangan yang berbeda tentang agama, ini dapat
menyebabkan perselisihan dan konflik yang mungkin dapat merugikan
keharmonisan sosial.
b. Penurunan Moral dan Etika
Para da'i berperan dalam mempromosikan perilaku etis dan moral
yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Ketika mereka meninggalkan
dakwah, masyarakat dapat mengalami penurunan moral dan etika.
Masyarakat mungkin merasa kurang terpandu dalam perilaku yang benar

9
dan kurang mendapatkan pengingat tentang prinsip-prinsip moralitas yang
benar.5
c. Krisis Identitas Keagamaan
Para da'i membantu masyarakat memahami agama mereka dan
bagaimana menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai agama tersebut.
Meninggalkan dakwah dapat membuat masyarakat mengalami krisis
identitas keagamaan. Mereka mungkin merasa bingung atau kehilangan
arah dalam pemahaman dan praktik keagamaan mereka.
d. Pengaruh Negatif dari Sumber Eksternal
Tanpa panduan dan pengawasan dari para da'i, masyarakat dapat
menjadi lebih rentan terhadap pengaruh negatif yang datang dari sumber-
sumber eksternal. Media, budaya populer, dan gagasan-gagasan radikal bisa
lebih mudah memengaruhi masyarakat ketika mereka tidak memiliki
panduan yang kuat dari para da'i.6
Dengan demikian, meninggalkan dakwah oleh seorang da'i dapat
mengakibatkan masyarakat mengalami berbagai masalah, termasuk pemahaman
agama yang keliru, penurunan moral, krisis identitas keagamaan, dan risiko
pengaruh negatif eksternal. Oleh karena itu, penting bagi para da'i untuk tetap
berkomitmen dalam menjalankan tugas dakwah mereka demi kebaikan
masyarakat dan pemeliharaan nilai-nilai agama yang benar.

5
M. Ikhsan Ghozali, Peranan Da’i dalam Mengatasi Problem Dakwah Kontemporer, Jurnal
Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan , Vol. 8, No. 2 , 2017, h. 300.
6
Kartika Sari, Problematika Dakwah di Indonesia dan Upaya Menjawab Tantangan,
(Yogyakarta: Idea Press, 2011), h. 87-8.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meninggalkan dakwah memiliki dampak yang luas, baik bagi para da'i
maupun masyarakat. Para da'i kehilangan peluang untuk pertumbuhan pribadi,
pemahaman agama yang lebih mendalam, dan peran yang memberikan tujuan
hidup yang jelas. Dampak ini dapat berdampak pada pengembangan individu dan
kehilangan arah dalam hidup mereka. Di sisi lain, masyarakat kehilangan sumber
panduan agama yang benar dan bimbingan moral. Ini dapat menyebabkan
kurangnya pemahaman agama yang benar, penurunan moral dan etika, serta risiko
identitas keagamaan yang bingung. Keseluruhannya, meninggalkan dakwah
berpotensi merusak pemahaman agama yang benar dan perkembangan moral di
masyarakat, menekankan pentingnya kesinambungan dalam menjalankan tugas
dakwah bagi kebaikan bersama.
B. Saran
Penulis menyadari penyusunan tugas ini masih banyak kekeliruan dan
kesalahan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan bagi penulis khusunya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Awaludin Pimay dan Fania Mutiara Savitri. Dinamika dakwah Islam di era modern.
Jurnal Ilmu Dakwah. 41 (1). 2021. h. 45.
Iqram Faldiansyah, dkk. 2011. Antologi Pemikiran Dakwah Kontemporer.
Yogyakarta: Idea Press.
Kartika Sari. 2011. Problematika Dakwah di Indonesia dan Upaya Menjawab
Tantangan. Yogyakarta: Idea Press.
M. Ikhsan Ghozali. 2017. Peranan Da’i dalam Mengatasi Problem Dakwah
Kontemporer, Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan. 8 (2).
h. 300.

Samsul Munir Amin. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.


Syamsuriah, Tantangan Dakwah di Era Milenial. Jurnal Ilmiah Islamic Resources
FAI-UMI Makassar. 16 (2). 2019. h. 164.

12

Anda mungkin juga menyukai