DOSEN PENGAMPU:
Joko Purnomo,S.Pd.I,.M.Pd
NAMA KELOMPOK 2:
1.Eka Prayoga
2.Muhammad Daffa Aji Pradana
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa karena telah melimpahkan
Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Prinsip-prinsip dakwah multikultural”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dakwah Multikultural
dengan dosen pengampu Joko PurnomoS.Pd.I,.M.Pd tidak lupa kami sampaikan terima kasih
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan orang tua
yang selalu mendukung kelancaran tugas kami.
Akhirnya, penulis sampaikan terima kasih atas perhatianya terhadap makalah ini, dan kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya, dengan segala kerendahan
hati, saran, kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca guna meningkatkan
pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu mendatang.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
given (kodrati), baik dalam kehidupan diri sendiri yang multidimensional
maupun dalam kehidupan masyarakat yang sangat kompleks. Dari kearifan itu
muncul kesadaran bahwa keanekaragaman dalam realitas kehidupan
merupakan sebuah keniscayaan yang harus diterima dan tidak bisa ditolak atau
diingkari. Islam sebagai agama global yang diturunkan untuk seluruh umat
manusia meniscayakan adanya model dakwah multikultural, sebab ajaran
agama ini harus diperkenalkan kepada seluruh lapisan masyarakat yang
beragam. Dengan kata lain, dakwah multikultural berkaitan dengan bagaimana
pesan Islam disampaikan dalam kondisi masyarakat yang heterogen. Dakwah
multikultural adalah dakwah yang concern pada penyampaian pesa-pesan Islam
dalam konteks keragaman masyarakat dengan cara mencari titik temu tentang
berbagai hal yang mungkin disepakati dan memaklumi bagian-bagian lain yang
tidak mudah untuk disepakati. Sebagai agama yang diturunkan untuk
mewujudkan kebaikan di tengah masyarakat, Islam dikumandangkan dan
diperkenalkan untuk mengubah tradisi buruk menjadi baik dan mengoreksi
penyimpangan menuju jalan yang benar sesuai dengan ajaran wahyu.
Perubahan masyarakat tersebut diperoleh melalui interrelasi dalam kehidupan
masyarakat.3
4
Dalam Al-Qur’an tersebar ayat-ayat yang mengisyaratkan adanya
makna fungsional ganda selain sebagai metode juga memuat prinsip-prinsip
dakwah baik secara implisit maupun eksplisit. Misalnya, apabila mengacu pada
ayat Qur’an surat An-Nahl ayat 125 dan Al Jumuah ayat 2 yang apabila
diperinci satu per satu berdasarkan isyarat ayat-ayat tersebut, maka prinsip-
prinsip dakwah termasuk dakwah antarbudaya atau dakwah multikultural
meliputi :
1. Prinsip Tauhid
Prinsip tauhid, yakni keharusan mengajak, bukan mengejek kepadajalan
Allah SWT. Meskipun dakwah telah memiliki konotasi sebagai upaya- upaya
pemahaman (understanding), gerakan (action) dan pengorganisasian
(organizing) dalam menyampaikan pesan-pesan islami, dalam praktiknya tak
semudah dengan apa yang dipikirkan. Oleh karena itu, perlu penegasan lebih
lanjut mengingat pertimbangan-pertimbangan psikologis maupun sosiologis
da’I dan mad’u.
Secara psikologis, nurani tindakan berdakwah merupakan panggilan
bagi setiap orang yang beriman dan berilmu (da’I) sesuai kecakapannya masing-
masing. Sementara bagi mad’u harus mengikuti seruan-seruan gtersebut. Hal ini
mesti tertanam dalam benak batin orang-orang yang beriman. Kekuatan
keyakinan akan dakwah islam sebagai implementasi iman dan aktivitas saleh
sksn teraktualisasikan melalui aktifitas-aktifitas kesehariannya. Aktivitas-
aktivitas saleh tersebut dalam dinamika dan ragamnya terpantul secara konkrit
tak hanya berbentuk aktifitas fisik, tapi juga dengan munculnya ide-ide atau
gagasan. Kemudian dari ide-ide tersebut berkembang dan melembaga hingga
terjadi pelembagaan pranata masyarakat atau proses institusionalisasi dakwah
yang pada akhirnya membentuk suatu arah terbentuknya masyarakat damai,
bermoral, teratur, dan beradab. Meskipun begitu, tetap harus mengikuti prinsip-
prinsip dakwah.
5
2.Prinsip bi Al Hikmah
6
.
3.Prinsip wajadilhum billati hiya ahsan (berdebat dengan cara yang paling
indah/tepat dan akurat
Prinsip wajadilhum billati hiya ahsan (berdebat dengan cara yang paling
indah/tepat dan akurat), yakni prinsip pencarian kebenaran yang
mengedepankan kekuatan argumentasi logis bukan kemenangan emosi yang
membawa bias, terutama yang menyangkut materi dan keyakinan seseorang,
idola dalam hidup dan tokoh panutan.
Prinsip dakwah dengan mujadalah lebih tepat apabila berhadapan
dengan umat yang kontradiksi imannya atau kelompok cendekia yang menolak
kebenaran.
4..Prinsip universalitas
Islam adalah ajaran Tauhid. Kalimat tauhid tiada Tuhan selain Allah
adalah landasan universalime Islam. tidak ada sesuatu kecenderungan kecuali
hanya kecenderungan benar kepada-Nya. Semua selain-Nya adalah palsu,
mahluk dan lainnya sama dihadapan Allah yang sebenarnya. Penjelasan lebih
lanjut adalah bahwa Islam merupakan rahmat bagi sekalian alam (rahmatan
lil’alamin). Tak hanya umat Islam, tetapi untuk manusia, bahkan tumbuhan,
binatang, tanah dan seluruh isinya.
Semua sujud dan pasrah kepada Allah termasuk benda-benda, jasad
renik dan pepohonan kecuali manusia. Manusia memiliki daya memilih, akal,
pikiran dan moral. Kekuatan dan ketundukan pada daya moral dan akal pikiran
inilah yang akan menundukkan manusia, seperti mahluk-mahluk yang telah
tunduk sebelumnya.
Oleh karenanya dakwah juga ditunjukkan untuk semua manusia, tanpa
kecuali termasuk Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah untuk semesta
alam.
Prinsip-prinsip nilai universalitas dapat dilihat juga dalam khotbah
terakhir Nabi Muhammad SAW : “semua kalian adalah keturunan Adam dan
7
adam berasal dari tanah. Orang Arab tidak lebih mulia dibanding non-Arab,
begitu pula orang kulit putih atas orang kulit hitam, kecuali ketakwaan
imannya..” Penggalan isi pidato Nabi ini baru menjadi isu aktual para pemimpin
dunia sekarang ini, jauh puluhan abad Nabi Muhammad telah
mengumandangkannya. Dan semua manusia berkewajiban menanggapi seruan
Allah dengan penuh kesadaran dan ketaatan.
6.Prinsip rasionalitas
Abad modern adalah abad ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala
aktivitas manusia berpangkal pada sejauh mana penggunaan rasionalitas
seseorang. Apakah seorang da’i telah menggunakan pendekatan-pendekatan
rasional dalam menyampaikan dakwahnya sesuai kebutuhan mad’u atau terus
menerus masih menggunakan pendekatan-pendekatan dogmatik dan menjejali
mad’u dengan materi-materi yang sudah out of date.
8
Posisi da’i dalam perannya menghadapi mad’u yang rasional ini adalah
mengimbanginya dengan pendekatan-pendekatan yang rasional baik dalam
pemahaman nilai agama maupun praktik keagamaan. Sikap proaktif seorang
da’i dalam proses bimbingannya serta ikut partisipasi dalam setiap
perkembangan yang terjadi di masyarakat adalah bentuk empirik sikap rasional.
9
g.Sikap penyerahan total diri.
h. Prinsip mengasah kecerdasan spiritual dengan selalu mencintai Allah.
10
BAB III
KESIMPULAN
Dari materi yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa prinsip-
prinsip dakwah antarbudaya atau multikultural adalah pedoman dasar dalam
menyampaikan dakwah pada masyarakat yang terdiri dari berbagai macam budaya,
sehingga dakwah yang disampaikan kepada mereka dapat diterima. Pluralitas budaya
adalah merupakan keniscayaan yang tidak bisa dielakkan.
Perbedaan yang ada dalam kehidupan manusia seperti perbedaan budaya
bukan menjadi penghalang dalam pelaksanaan dakwah, bahkan bisa menjadi bahan
materi dakwah dengan mengupayakan agar budaya yang berkembang di tengah-tengah
masyarakat tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, dengan berpedoman pada
prinsip-prinsip dakwah yang telah diuraikan.
Multikulturalisme merupakan paradigma yang menganggap adanya
kesetaraan antar ekspresi budaya yang plural. Multikulturalisme mengusung kesadaran
sosial kehidupan masyarakat terdapat keragaman budaya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12