Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi
kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang
tugas mata kuliah FILSAFAT DAKWAH pada Institut Agama Islam Al-Azhaar.
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari
bagi kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini.
penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di
1
Daftar Isi
A. Simpulan ………………………………………….……………… 10
2
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Apalagi pendidikan Islam sendiri telah eksis dan memiliki karakteristik yang
khas, khususnya dalam diskursus pendidikan di Indonesia. Jadi pendidikan
multikulturalisme sengaja berupaya untuk mengaburkan eksistensi Pendidikan
Agama Islam yang berlandaskan Tauhid dan Wahyu Allah. Kemudian yang
3
menjadi objek dalam reorientasi pembelajaran agama, sesuai yang diwacanakan
oleh pendidikan multikulturalisme adalah, pertama: melakukan pergeseran titik
perhatian dari Agama Ke-Religiusitas. Kemudian kedua: memasukkan doktrin
kemajemukan Agama, dan yang ketiga: mengarahkan pada pembentukan sikap
berwawasan multikulturalisme, dengan pendekatan induktif partisipatif. Dalam
menjawab dan mencounter terhadap wacana yang dibangun oleh pendidikan
multikulturalisme dalam merubah orientasi pembelajaran agama, perlu
mengunakan pendekatan filosofis, guna membongkar basis teologi pendidikan
multikulturalisme, sebagaimana yang mereka wacanakan.
B.Rumusan Masalah
Adapaun masalah dari latar belakang diatas yang penulis ambil yaitu.
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Dakwah
Da’wah secara lughawi berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti
seruan, panggilan, dan undangan. Adapun menurut istilah, dakwah adalah
menyeru ataupun mengajak manusia dalam upaya melakukan suatu kebaikan
dan menurut petunjuk dalam Islam, menyeru untuk berbuat kebajikan dan
melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt dan Rasul-Nya, hal
ini sebagai wujud untuk mendapatkan hadiah berupa kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Lain halnya dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyatakan
bahwa dakwah memiliki arti yakni penyiaran atau propaganda. Maka dakwah
berarti penyiaran agama di kalangan masyarakat berupa seruan, guna untuk
memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama. Maka dakwah dapat
diartikan sebagai seruan atau ajakan untuk mempelajari dan mengamalkan
ajaran agama. Adapun untuk tujuan dakwah adalah sesuatu yang hendak
dicapai dalam pelaksanaan dakwah, sebagaimana merealisasikan ajaran-ajaran
Islam. wujud realisasi diantaranya perubahan seseorang, kelompok dan
masyarakat atau biasa disebut dengan amar ma’ruf nahi munkar.
Selain amar ma’ruf nahi munkar, tujuan dakwah dapat dirinci menjadi
beberapa hal seperti (a) mengajak untuk bertakwa dan beribadah hanya kepada
Allah; (b) mengajak untuk berbuat baik dan meninggalkan perbuatan tercela;
(c) mempererat tali silaturrahmi antara da’I (orang yang menyampaikan pesan
dakwah) dan mad’u (orang yang menerima pesan dakwah); (d) sebagai tempat
dalam menyebarkan, mencari, dan memperdalam ilmu-ilmu keislaman; (e)
sebagai tempat mengutarakan dan mencari solusi atas permasalahan di dunia
sekaligus sebagai bekal amal ibadah
5
B. Pengertian Multikulturalisme
6
C. Pemahaman Dakwah Multikulturalisme
7
D. Strategi Dakwah Berbasis Multikulturalisme
8
belakang etnis dan kultur, sebaiknya dijadikan acuan untuk yang membangun
kearifan pada tataran yang lebih luas, yakni kepentingan nasional. Selain itu,
hubungan-hubungan sangat personal antar warga harus dibina secara terus-
menerus untuk memperkuat sendi-sendi kebersamaan dan dalam menangung
beban hidup mereka. Masyarakat tidak perlu dibawa kearah persaingan
khususnya dalam bidang usaha dan kepemilikan barang. Sebaliknya justru
dibawa kearah persaingan kebajikan dan kualitas hidup.
Keempat, ketataan pada hukum, dimaknai juga ketataan pada nilai-nilai yang
dibangun bersama, yang didasarkan pada ajaran agamanya, pada tradisi dan
hasil dari proses adaptasi dan integrasi antarbudaya. Keharmonisan hubungan
antar individu dan antar kelompok berbeda agama, serta berbeda latar
belakang budaya, etnisitas, harus dipelihara dengan baik, tanpa merasa
terpaksa atau dipaksa oleh pihak lain. Di sanalah ketaatan hukum dalam arti
yang sebenarnya, dalam masyarakat multikultural. Dalam konteks demikian,
perlu dirumuskan materi dakwah yang mengurai setiap aspek kedakwahan
dengan sasaran masyarakat multikultural. Diharapkan dengan rumusan materi
itu, bisa dijadikan acuan bagi para pegiat dakwah, secara kelembagaan
maupun secara personal.
9
BAB I
Penutup
A. Kesimpulan
10
Daftar Pustaka
http://ikmalonline.com/dakwah-berbasis-multikulturalisme/
11