Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT PESAN DAKWAH

Disusun oleh:
Ayga Dwi Sartika (2012020048)
Bki B
Dosen pembimbing:
Yurisman,M.Ag
Rosdialena,S.sos.I Ma
HAKIKAT PESAN DAKWAH
Pesan menurut bahasa adalah perintah,
nasihat, permintaan, amanat, yang harus
dilakukan atau disampaikan kepada orang lain.
Dalam Ilmu Komunikasi, pesan mengandung
arti keseluruhan dari apa yang disampaikan
oleh komunikator pemberi pesan.
Dakwah adalah mendorong manusia agar
memerbuat kebaikan dan menurut
petunjuk, menyeru mereka berbuat
kebajikan dan melarang mereka dari
perbuatan mungkar, agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Hakikat pesan dakwah adalah Islam atau
syari'at sebagai kebenaran hakiki yang datang
dari Allah melalui Malaikat Jibril kepada para
nabi-Nya dan terakhir kepada Nabi
Muhammad SAW.
Konsep al-amr bi Al ma'ruf wa al-naby Al munkar
perspektif filosof,teologi dan fiqh
Pengertian Al-amr dapat berarti suruhan, perintah dan
perbuatan.
demikian, al-amr berarti suruhan. Sedangkan menurut istilah,
yaitu tuntutan.

Menurut A. Hanafi, Amr ialah tuntutan perbuatan dari orang


yang lebih tinggi tinkatanya kepada orang yang lebih rendah
tingkatanya .
suruhan, dapat berarti orang yang menyuruh itu lebih tinggi
derajatnya daripada orang yang disuruh; dapat pula tidak
diperlukannya yang menyuruh itu harus lebih tinggi
derajatnya daripada yang disuruh. Sebagian ulama
mensyaratkan bahwa yang menyuruh harus lebih tinggi
derajatnya dari pada orang yang disuruh.
Amar ma‟ruf dan nahi munkar (memerintahkan
berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran
atau perbuatan yang terlarang) merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan. Syech Nashr bin Muhammad bin
Ibrahim Al- Samarqandi mengartikan ma‟ruf
sebagai sesuatu yang tidak bertentangan dengan
Al-Qur‟an dan akal, sedangkan munkar sebagai
sesuatu yang bertentangan dengan Al-Qur‟an
dan akal.
Tulisan ini hadir mengetengahkan tentang amar makruf nahi
mungkar dilema aktualisasi konsep dan realitas, berbagai
fenomena dan faktor penyebab timbulnya kemungkaran
karena tabiat dan kecenderungan manusia yang bervariasi,
berikut tipe manusia dalam menegakkan amar makruf nahi
mungkar serta etika, tujuan dan fungsinya dalam kehidupan
manusia, berikut dampak yang ditimbulkannya ketika amar
makruf nahi mungkar diabaikan. Di samping sebagai upaya
memperkaya khazanah pengetahuan agama. Denga amar
makruf nahi mungkar, pemeluk Islam secara sendiri ataupun
secara bersama haruslah berusaha bekerja dan berjuang
berdasarkan keyakinan akan kebenaran ajaran Islam. Aktifitas
demikian dilakukan sebagai pelaksanaan kewajiban Ibadah
dan realisasi tugas manusia sebagai khalifah untuk
memakmurkan kehidupan duniawi. Untuk itu seluruh gerak
kehidupan umat haruslah merupakan pemenuhan fungsi
kerisalahan dan kerahmatan Islam.
Teologi atau kadang disebut ilmu agama adalah
wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama,
spiritualitas dan Tuhan. Dengan demikian, teologi
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang
berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi
meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan
Tuhan.
Teologi merupakan salah satu aspek penting dari suatu
agama, termasuk Islam. Dalam teologi dibahas masalah-
masalah yang sangat mendasar, yakni mengenai Tuhan
dan hubungan- Nya dengan makhluk. Dalam versi
Nurcholish Madjid, teologi disebut sebagai ilmu yang
mengarahkan pembahasannya kepada segi-segi
mengenai Tuhan dan berbagai derivasinya.
Sejalan dengan perkembangan zaman, ushul fikih yang pertama kali digagas
oleh al-Syafi'i pada abad kedua Hijriyah selanjutnya mengalami perubahan
yang cukup signifikan. Terutama dengan kehadiran dua teolog besar Abu
Bakar al-Baqilani (403 H.) dari Asy'ariyah dan Abdul Jabbar al-Hamdani (415
H.) dari Mu'tazilah. Kedua teolog tersebut mencoba menyadur teori ushul
dengan logika-logika filsafat-teologi. Akhirnya banyak terma-terma yang
sebetulnya menjadi obyek garapan teologi masuk ke dalam teori ushul fikih.
Hal tersebut menjadikan satuan teori ushul semakin rumit dan jauh dari tujuan
semula, yaitu sebagai panduan bagi para ahli fikih dalam melakukan istinbath
hukum.

Oleh karena itu, pada masa berikutnya dilakukan rekonstruksi atau yang
dikenal dengan babak baru dalam penulisan teori ushul. Upaya secara riil
dilakukan oleh Abul Ma'ali al-Juwaini atau Imam Haramain (478 H.) dari
Asy'ariyah dengan menuliskan kitab "al-Burhan fi Ushul al-Fiqh" dan Abul
Husain al-Bashri (439 H.) dari Mu'tazilah dengan menuliskan kitab "al-
Mu'tamad fi Ushul al-Fiqh" yang akan kita bedah pada kesempatan kali ini.
Misi dari dua ushuliy (sebutan bagi seorang ahli ushul; red.) tersebut sama-
sama ingin memurnikan kembali satuan-satuan teori ushul dari kontaminasi
nalar teologi. Namun ayalnya nalar fikih yang dimiliki dua ushuliy ini masih
terpengaruh kuat dengan basic teologi dari para pendahulu mereka
Referensi
https://www.iaid.ac.id/post/read/357/fikih-
filsafat-dan-teologi-kajian-terhadap-
pemikiran-abul-husain-al-bashri-al-
mutazili.html
http://ebooks.uin-alauddin.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=46&keywords=
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/studia-
islamika/article/view/550
http://nursyam.uinsby.ac.id/?p=224

Anda mungkin juga menyukai