Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI DAKWAH DALAM BIDANG BUDAYA

Mata Kuliah : Managemen Dakwah

Dosen Pengampu : Qomariyah Moeshon, M.S.I

Disusun Oleh :

Yusuf Sulistiyo 3618038

Muhammad Maulana Najib 3618039

Bintang Alfinurin K.M 3618040

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PEKALONGAN

2019
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan terlepas dari yang namanya budaya,
karena manusia adalah pencipta dan pengguna dari budaya itu sendiri, budaya akan
terus hidup berkembang karena manusia itu sendiri yang mau melestarikan budaya
tersebut. Dengan menjunjung tinggi kebudayaan sebagai suatu alat persatuan umat
atau alat untuk berkomunikasi kepada sesama manusia dan dengan suatu ciri khas
suatu kelompok akan timbul dan tumbuh rasa saling menghormati dan menghargai
setiap budaya yang dimiliki.
Meninjau dari unsur-unsur dakwah salah satunya dengan “media”. Media
dakwah adalah sesuatu yang agar mempermudah untuk menyampaikan kepada mad’u
dengan baik, dan tentunya media untuk menyampaikan dakwah sangatlah beragam,
selain menggunakan media masa ataupun komunikasi juga dapat disampaikan dari
politik, sosial, budaya dan pendidikan. Pada kesempatan kali ini kami akan
menyampaikan pembahasan dakwah dalam bidang kebudayaan, bagaimana proses
dan siapa saja yang sudah berhasil.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Manajemen Dakwah?

2. Apa saja masalah-masalah budaya di indonesia?

3. Bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut?

4. Apa saja solusinya dalam menghadapi permasalahan budaya?

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dakwah dan budaya


Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata yad’u
(fi’il mudhori’) dan da’a (fi’il madhi) yang artinya memanggil, mengundang,
mengajak, menyeru, mendorong dan memohon. Sementara pengertian dakwah secara
konseptual telah dirumuskan oleh para ulama dengan pengertian yang beragam.
Pengertian dakwah tersebut dikemukan oleh para ahli dakwah sebagai berikut :
1. Ibnu taimiyah
Dakwah merupakan proses usaha untuk mengajak agar orang lain beriman
kepada Allah, percaya apa yang telah diberikan oleh Rasulullah dan taat terhadap
apa yang diperintahkan
2. Al-Bahy al-Khauly
Dakwah adalah usaha mengubah situasi kepada lebih baik dan sempurna, baik
terhadap individu maupun masyarakat.
3. Saifuddin Anshari
Dakwah adalah segala yang mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang
lebih baik menurut ajaran islam.
4. Amrullah Achmad
Dakwah islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam
suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang
dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap,
dan bertindak manusia pada daratan kenyataan individual dan sosiokultural dalam
rangka mengusahakan terwujudnya ajaran islam dalam semua segi kehidupan
dengan menggunakan cara tertentu.1
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
B. Strategi dakwah di bidang budaya
Fenomena dan objek dakwah yang sangat beragam, maka beragam pula
tantangan yang dihadapi oleh umat Islam dimanapun dan kapanpun. Melihat
beragamnya objek dakwah, maka beragam pula strategi dakwah yang dilakukan oleh
para da’i. Begitu pula dengan budaya dari objek dakwah beragam. Apa sebetulnya
yang disebut dengan dakwah, kata dakwah sering diungkapkan dalam al-quran secara
1
Amrullah Achmad, dakwah islam dan perubahan sosial, suatu kerangka pendekatan dan permasalahan,
dakwah dan perubahan sosial, PLP2M, Yogyakarta, 1983, hlm. 2

3
langsung oleh Allah dalam ayat Al-quran. Ini membuktikan bahwa dakwah adalah
hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Pengertian dakwah antar budaya dakwah pada hakikatnya adalah upaya
akualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kehidupan manusia
beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
mempengaruhi cara pikir, merasa, bersikap dan berperilaku manusia pada daratan
individual maupun sosiokultural dalam rangka mewujudkan ajaran islam dalam
semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu. Seorang da’i dituntut untuk
bisa menyampaikan materi kepada mad’u secara gamblang dan dapat diterima oleh
mad’u, ini merupakan keharusan. Karena seorang da’i dianggap berhasil apabila ia
telah mampu memahamkan mad’u.
Salah satu metode yang digunakan dalam berdakwah adalah dakwah bil
hikmah, dakwah bil hikmah dilakukan dengan cara arif dan bijaksana, yaitu dengan
melalui pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu
melaksanakan dakwah atas kemaunya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan,
maupun konflik. Inilah yang bisa diterapkan dalam konsep dakwah budaya atau lintas
budaya.
Penekanannya adalah cara melaksanakan dakwah Rasulullah dan menjadi
rujukan dan refrensi dakwah bagi kita saat ini. Melakukan dakwah yang sebenarnya
adalah hal yang sangat mudah. Karena kita dapat melakukannya dimana saja dan
dikapan saja. Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda
dan karenanya ikut menentukan tujuan yang berbeda, juga mementukan cara
berkomunikasi yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada
masing-masing budaya.2
Perbedaan–perbedaan ekspetasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal,
setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang kurang baik, timbul perasaan yang
kurang nyaman dan munculnya kesalahpahaman. Dari kejadian ini sering terjadinya
kerusuhan antar budaya. Dakwah antar budaya merupakan proses dakwah yang
mempertimbangkan keragaman budaya antar da’i dengan mad’u, dan keragaman
penyebab terjadinya gangguan interaksi pada antar budaya, maka dari itu agar
tersampaikan materi dakwahnya itu, maka harus tetap memelihara kedamainan.

2
Masykurotus Syarifah, M.H.I, “budaya dan kearifan dakwah”, jurnal al- balagh dakwah dan komunikasi, 2016,
Hal 28 - 30.

4
Dakwah antar budaya itu merupakan poses penyampaian atau ajakan kepada
seseorang untuk menyampaikan pesan-pesan islam dan perilaku yang dilakukan islam
dengan menggunakan atau sesuai dengan budaya yang berkembang pada
masyarakat.hakikatnya adalah menggunakan budaya sebagai media, metode dan
strategi untuk melakukan dakwah, sesuai dengan sasaran dakwah (mad’u). Karena
disetiap wilayah atau lingkungan itu berbeda-beda budaya yang digunakan. Dalam
kajian dakwah antar budaya memiliki ruang lingkup kajian ilmu dakwah yang
meliputi:
1. Mengkaji dasar-dasar tentang adanya interaksi simbolik da’i dengan mad’u
yang berbeda latar belakang budaya yang dimiliki.
2. Menelaah unsur-unsur dakwah dengan mempertimbangkan aspek budaya yang
berhubungan dengan unsur da’i, materi, metode, mad’u dalam
keberlangsungan interaksi unsur dakwah.
3. Mengkaji tentang karakteristik-karakteristik manusia baik posisinya yang
menjadi da’i maupun mad’u.
4. Mengkaji tentang upaya-upaya dakwah yang dilakukan oleh masing-masing
etnis.
5. mangkaji problem yang terjadi oleh pertukaran antar budaya dan upaya
Melakukan untuk mempertahankan eksistensi budaya masing-masing.3
Karena dakwah merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai ajaran islam
kepada masyarakat oleh karena itu pasti tidak akan jauh dari sentuhan budaya-budaya
pada masyarakat tersebut. Masalah budaya yang saat ini terjadi adalah tidak
terkontrolnya budaya barat yang masuk atau datang kedalam masyarakat indonesia
yang mengakibatkan rusaknya pemuda-pemuda sekarang seperti mengikuti tren yaitu
pakaian yang ketat dan terbukannya aurat. Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus
kita perlu memfilter kembali memilah kembali apa yang seharusnya kita lakukan
terhadap budaya-budaya yang seperi itu agar tidak terjadinya hal-hal seperti ini yang
mengakibatkan rusaknya moral–moral anak bangsa kita.
Budaya adalah suatu hal yang baik jika kita bisa mengguakannya dengan baik
sesuai dengan apa yang ada yang bisa memberikan manfaat, oleh karena itu dakwah
adalah hal yang seharusnya menjadi momentum yang baik untuk seklompok atau
segolongan ummat manusia untuk bisa menerima untaian hikmah, termasuk dengan

3
Ibid, hal 32.

5
melapisi dakwah tersebut dalam sebuah kebudayaan yang ada di masyarakat, seperti
contoh sholat adalah ibadah dan bedug adalah suatu budaya, karena pada zaman dulu
untuk mengajak atau mengundang masyarakat untuk melaksanakan ibadah sholat
dengan memukul bedug agar masyarakat tau bahwa sudah memasuki waktu untuk
sholat. Pada masa saat ini masalah yang terjadi pada budaya adalah para pemuda yang
tidak melapisi diri dengan iman yang kuat, sehingga sering terjerumus dalam budaya
yang salah.
C. Permasalahan Sosial Budaya
1. Penggunaan bahasa yang kasar
Penggunaan bahasa yang kasar dapat dipengaruhi oleh faktor intelegensi,
status sosial ekonomi dan hubungan keluarga.
2. Membuang sampah sembarangan
Penyebab utama dari pelaku membuang sampah sembarangan ini bisa
terbentuk dan bertahan kuat didalam perilaku kita. Didalam pikiran alam bawah
sadar, masyarakat yang menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini
bukan suatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan. Pengaruh lingkungan
merupakan faktor munculnya perilaku atau norma. Norma yang ada didalam
lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan tempat
pekerjaan. Penyebab lainnya adalah seseorang akan melakukkan sesuatu tindakan
yang dirasa mudah untuk dilakukan dan melihat tempat kotor yang memang sudah
banyak sampahnya.4
3. Korupsi
Korupsi adalah sesuatu tindakan seseorang yang menyalahgunakan
kepercayaan dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan,
adapun faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi yaitu penegakan
hukum yang tidak konsisten, penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang karena
takut dianggap bodoh bila tidak menggunakan kesempatan, Langkanya
lingkungan yang anti korupsi, rendahnya pendapatan penyelenggaraan negara dan
kemiskinan serta keserakahan yang terjadi.

4
Reynaldi pratama putra, permasalahan budaya di indonesia dan solusinya,
http://reynaldipratama97.blogspot.com/2016/10/permasalahan-budaya-di-indonesia-dan.html?m=1, (diakses
pada 10 november 2019)

6
D. Solusi
1. Membuang sampah sembarangan
Solusi dari membuang sampah sembarangan adalah dengan memberikan
hukuman yang memberikan efek jera kepada oknum-oknum yang membuang
sampah sembarangan, kemudian berikanlah tempat sampah yang banyak di setiap
titik yang rawan untuk pembuangan sampah, dan kita juga perlu hidup bersih
karena masyarakat selalu membuang sampah pada tempat yang tidak terawat,
yang kotor dan memang sudah banyak sampah, jadi kita perlu kesadaran dan
memberikan pengarahan kepada masyarakat bahwa membuang sampah
sembarangan sesuatu yang tidak baik, kita juga perlu menanamkan pada jiwa nya
sikap tanggungjawab akan lingkungan disekitarnya
2. Korupsi
Aparat penegak hukum harus menghukum seberat-beratnya pelaku korupsi
atau berikan hukuman mati kepada pelaku korupsi agar mendapatkan efek jera
baginya. Kemudian memberikan penanaman pendidikan dan agama yang baik
karena hal ini sering terjadi karena lemahnya iman pada seseorang yang
mengakibatkan korupsi, dalam hal ini juga untuk kosekuensi hukuman yang
tertangkap lebih rendah dari keuntungan yang diperoleh dari korupsinya, oleh
karena itu perlu hukuman yang setimpal kepada pelaku-pelaku korupsi.5
E. Fungsi-fungsi Managemen
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk membuat rencana dengan tujuan
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam perencanaan kali ini untuk
mengatasi sebuah permasalahan membuang sampah sembarangan kita perlu
memberikan pengarahan betapa pentingnya menjaga kebersihan dalam lingkungan
kita dengan pemerintah menyediakan tempat sampah yang banyak. Untuk korupsi
kita perlu membasminya baik dari korupsi yang terbilang kecil sampai besar
dengan upaya perbaikan dalam pengadaan barang atau pun jasa dipemerintahan,
agar lebih traansparan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Fungsi dari pengorganisasian ini adalah suatu kegiatan pengaturan pada suatu
sumber daya manusia atau yang lainnya untuk menjalankan rencana yang akan

5
Ibid

7
ditetapkan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini kita perlu membentuk
suatu kelompok yang bertugas untuk membersihkan lingkungan kita, dengan hal
ini kita bisa tau bahwa kebersihan itu sesuatu yang baik. Sedangkan untuk korupsi
kita dukung dan memberikan saran kepada KPK dalam mengurus korupsi yang
merajalela di indonesia ini.
3. Actuating (Pergerakan)
Penggerakan adalah inti dari manajemen yang sudah direcanakan sebelumnya,
karena hal ini langsung berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai yang sudah
direncanakan. Dalam hal ini kita melakukan pergerakan untuk melakukan
kegiatan bersih-bersih lingkungan yang kita lakukan secara rutin agar lingkungan
tetap bersih. Dalam hal ini kita perlu memberikan atau menanamkan iman yang
kuat kepada para pemuda- pemuda agar tidak terjerumus dan tergoda untuk
melakukan korupsi.
4. Controling (Pengawasan)
Bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tugas atau pekerjaan itu
sudah sesuai dengan apa yang sudah direncanakan atau ditetapkan. Pemerintah
juga perlu mengawasi lingkungan mana yang memang perlu diberikan atau
sediakan tempat sampah, karena setidaknya dengan adanya tempat sampah
tersebut kita tidak akan membuang sampah sembarangan lagi, yang
mengakibatkan kotornya tempat tersebut. Pemerintah seharusnya selalu
mengawasi apa saja yang terjadi dalam pengluaran ataupun pemasukan yang
terjadi dalam pemerintahan dan mengetahui siapa-siapa saja yang bertanggung
jawab atas hal atau proyek yang sedang dilakukan agar tidak mudah terjadinya
korupsi.

8
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa kita juga harus bisa membentengi diri
kita dari budaya-budaya luar yang masuk kedalam bangsa kita yang bisa merusak
generasi muda, kita juga harus mampu memfilter, memilah, memilih mana yang baik
bagi diri kita dan negara kita agar kita tidak terjerumus terlalu jauh kedalam budaya-
budaya yang menyimpang terutama dalam budaya yang bersanding dengan agama.
Kita perlu membentengi diri kita dengan pendidikan dan agama yang kuat agar
kita tidak mudah terjebak dalam korupsi, dan kita juga perlu kesadaran pada diri
betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan disekitar kita, agar selalu tetap
bersih dan terawat dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Reynaldi Pratama Putra, Permasalahan Budaya di Indonesia dan Solusinya,


http://reynaldipratama97.blogspot.com/2016/10/permasalahan-budaya-di-indonesia-
dan.html?m=1, (diakses pada 10 november 2019)

Masykurotus Syarifah, M.H.I, “Budaya dan Kearifan Dakwah”, Jurnal al-Balagh Dakwah
dan Komunikasi, 2016, hlm l28-132.

Achmad Amrullah, 1983. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, suatu kerangka pendekatan
dan permasalahan dalam dakwah dan perubahan sosial, Yogyakarta: PLP2M.

10

Anda mungkin juga menyukai