Anda di halaman 1dari 21

MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI

Dosen pembimbing: khairudin hasan, M.pd.

Prodi : PAI unit b

Oleh kelompok 2

Nurfitri Zartiyana
Ferani

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


TEUNGKU DIRUNDENG MEULABOH ACEH BARAT
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Meulaboh, 14 maret 2020

Tim penulis

i
DAFTRAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................i
DAFTRAR ISI..................................................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................................2
A. AMAL SHALIH...................................................................................................................................2
1. Pengertian amal shalih.................................................................................................................2
2. Membiasakan beramal shalih dalam kehidupan sehari-hari........................................................2
3. Ciri-ciri orang yang beramal shalih...............................................................................................3
B. TOLERANSI........................................................................................................................................4
1. Pengertian Toleransi.....................................................................................................................4
2. Toleransi Menurut Al Qur’an dan Sunnah....................................................................................4
3. Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari.............................................5
4. Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi.....................................................................................7
5. Nilai-nilai positif Toleransi............................................................................................................7
C. MUSAWAH.......................................................................................................................................8
1. Pengertian Musawah....................................................................................................................8
2. Membiasakan Berperilaku Musawwah dalam Kehidupan Sehari-hari.........................................8
3. Ciri-ciri Orang yang Berperilaku Musawah...................................................................................9
4. Nilai-nilai Positif Musawah...........................................................................................................9
D. UKHUWWAH....................................................................................................................................9
1. Pengertian Ukhuwwah.................................................................................................................9
2. Macam-macam Ukhuwah...........................................................................................................10
3. Pendekatan Ukhuwah................................................................................................................14
4. Nilai-nilai Positif Ukhuwah..........................................................................................................14
BAB III.........................................................................................................................................................16
PENUTUP....................................................................................................................................................16

ii
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak yang artinya 
perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk adalah motif  yang mendasari
perbuatan dan tindakan dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik  berdasarkan firman
Allah dan sabda Rasul saw. 

Dalam pergaulan sehari-hari antara kita semua manusia, agar hubungan ini berjalan
dengan baik tentu ada aturan yang harus kita jalankan, bagi kita umat islam tata cara bergaul
tersebut telah diatur dalam al-quran dan sunnah rasulluallah saw yang sering kita sebut
dengan sifat terpuji atau akhlak terpuji.
Dalam pembahasan yang akan kami terangkan pada makalah ini, bahwa kami akan
mengemukakan pengertian amal shalih, toleransi, musawah, dan ukhuwah yang sebaiknya
patut dilaksanakan sehari-hari.
Hal ini kami susun dalam bentuk sebuah makalah, disamping untuk menambah
wawasan kami sebagai pemakalah mengenai pembahasan amal shalih, toleransi, musawah,
dan ukhuwah, dan juga dengan pembahasan ini agar kami dan segenap pembaca lainnya
mampu menjadikan ilmu ini sebagai salah satu rujukan dalam melakukan pergaulan dalam
kehidupan sehari-hari. Kemudian juga pembahasan ini kami buat sebagai bentuk tugas dari
mata pelajaran aqidah akhlak yang disajikan dalam bentuk makalah.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian amal shalih, toleransi, musawah, dan ukhuwah?
2. Dimana kita bisa melaksanakan amal shalih tersebut?
3. Kapan nilai-nilai positif dari amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwah itu
dilaksanakan?
4. Siapa saja yang berperan dalam terwujudnya ukhuwah yang sempurna dalam
masyarakat?
5. Mengapa sikap akhlak terpuji ini harus diterapkan dalam kehidupan?
6. Bagaimana ciri-ciri orang yang beramal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwah?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. AMAL SHALIH
3. Pengertian amal shalih
Amal shalih menurut bahasa diartikan sebagai perbuatan baik yang mendatangkan
pahala, atau sesuatu yang dilakukan dengan tujuan berbuat baik terhadap masyarakat
atau sesama manusia.
Secara istilah amal shalih adalah perbuatan bersungguh-sungguh dalam
menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk
berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia. Amal shalih adalah setiap
pekerjaan yang baik, bermanfaat dan patut dikerjakan, baik pekerjaan yang besifat
ubudiyah (seperti; shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lain) atau pekerjaan yang bersifat
sosial (seperti; menolong orang lain, menyantuni anak yatim, peduli pada sesama dan
lain-lain)

4. Membiasakan beramal shalih dalam kehidupan sehari-hari


Membiasakan beramal shalih dalam arti luas, bagi umat islam adalah suatu
kewajiaban. Karena nilai baik atau tidaknya seseorang ditentukan oleh amal
perbuatannya.sebuah kaum mengalami kemajuan atau kehancuranpun disebabkan
karena perilaku baik atau tidak bangsanya.
Dasar hukum yang menunjukkan tentang pentingnya amal shalih adalah firman allah:
َ ‫صالِ ًحا ِمنْ َذ َك ٍر َأ ْو ُأ ْنثَى َو ُه َو ُمْؤ ِمنٌ فَلَنُ ْحيِيَنَّهُ َحيَاةً طَيِّبَةً َولَنَ ْج ِزيَنَّ ُه ْم َأ ْج َر ُه ْم بَِأ ْح‬
‫س ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬ َ ‫َمنْ َع ِم َل‬
Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”(qs. An-nahl ; 97)
Membiasakan beramal shalih dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah keharusan.
Maka kita harus mengetahui prinsip-prinsip amal shalih antara lain.

2
a. Niat yang lurus
Dalam ajaran islam niat adalah salah satu faktor penentu amal seseorang. Oleh
karena itu, setiapa akan melakukan sesuatu hendaklah kita luruskan niat dan
tujuan, yaitu hanya karena allah.
b. Ada manfaat
Setiap perbuatan yang hendak dilakukan harus benar-benar bermanfaat baik
bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Baik untuk kehidupan di dunia
maupun di akhirat, karena islam mengajarkan bahwa perbuatan yang tidak
bermanfaat tidak boleh di lakukan, karena termasuk perbuatan yang sia-sia.
c. Benar prosesnya
Satu perbuatan dapat disebuat amal shalih atau tidak, dilihat dari prosesnya
bertentangan atau tidak dengan ajaran agama.

5. Ciri-ciri orang yang beramal shalih


Setiap kita melakukan perbuatan yang kita lakukan akan memberikan akibat
kepada diri kita sendiri dan orang lain, apabila kita melakukan perbuatan baik maka
akibat yang akan kita terimapun baik. Berikut ini nilai-nilai positif amal shalih
a. Meningkatkan kualitas keimanan
Keimanan merupakan kebutuhan hidup manusia, menjadi pegangan keyakinan
dan menjadi penggerak untuk perilaku dan amal (aktivitas) manusia. Iman
sebagai syarat utama dalam mencapai kesempurnaan (insane utama) dan
merupakan langkah awal untuk menuju keshalihan dan mewujudkan perilaku,
amal shalih dan pengorbanan manusia bagi pengabdian kepada Allah, karena
iman juga terkait dengan amal shalih.
b. Menghargai waktu
Orang yang beramal shalih selalu menghargai waktu, karena waktu yang terjadi
sekarang tidak mungkin terulang pada masa yang akan datang.
c. Membawa kebahagiaanSelain membawa kebaikan untuk diri sendiri,amal
shalih juga membawa kebahagiaan dan kebaikan untuk orang lain.1

1
Mastho Ibnu Thohar, Amal Shalih, didownload dari https://www.scribd.com/document/421057180/Amal-Shalih
pada Sabtu, 14 Maret 2020 pukul 10:58 WIB

3
B. TOLERANSI  
1. Pengertian Toleransi
Kata toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti berusaha untuk
tetap bertahan hidup, tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu yang sebenarnya tidak
disukai atau disenangi. Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata
toleransi berarti sifat atau sikap toleran. Kata toleran sendiri di definisikan sebagai
bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan)

pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan


sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Toleransi dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan
perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang
berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.

Dalam bahasa Arab, istilah toleransi dikenal dengan tasamuh yang berarti


kemuliaan, lapang dada, ramah dan suka memaafkan.  Secara umum, konsep tasamuh
mengandung makna kasih sayang (ar-Rahmah), keadilan (al-‘Adalah), keselamatan
(al-Salam) dan ketauhidan (al-Tauhid). Konsep-konsep tersebut memiliki keterkaitan
satu dengan yang lainnya, konsep tersebut merupakan ciri khas Islam yang
membedakan toleransi persfektif Islam dengan lainnya.

2. Toleransi Menurut Al Qur’an dan Sunnah


Dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik sesama muslim
maupun non muslim. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Ghair al-Muslimin fii al-
Mujtama’ al-Islami menyebutkan ada empat faktor utama yang menyebabkan toleransi
yang unik selalu mendominasi perilaku umat Islam terhadap non Muslim, yaitu :

a. Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangsaannya dan


keturunannya
b. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas
yang dikehendaki Allah swt yang telah memberi mereka kebebasan untuk
memilih iman dan kufur.

4
c. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau
menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya
nanti.
d. Keyakinan bahwa Allah swt memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak
kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik. Allah juga mencela
perbuatan zalim meskipun terhadap kafir.

3. Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari


Memiliki sikap toleransi adalah suatu keharusan dalam Islam, Islam sendiri
mengandung pengertian agama yang damai,  selamat dan menyerahkan diri. Islam
adalah rohmatal lil ‘alamiin (agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam). Islam
selalu menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati dan tanpa
paksaan.

Dalam sejarah Islam, Nabi telah memberikan banyak contoh yang


mengajarkan kepada kita pentingnya toleransi. Diantaranya; diceritakan Nabi
Muhammad saw memberi makan seorang Yahudi miskin setiap hari dengan terus
menghargai keyakinannya dan tanpa memaksakan agama Islam baginya. Dalam kisah
lain diriwayatkan oleh Imam Bukhori, bahwa suatu ketika ada jenazah orang Yahudi
melintas disebelah Nabi saw dan para sahabat, seketika Nabi saw berhenti dan
berdiri. Kemudian salah seorang sahabat berkata: kenapa engkau berhenti ya
Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi? Nabi bersabda : bukankah dia
juga manusia?. Subhanallah!

Dari ulasan dan contoh diatas, hendaknya kita sebagai umat Nabi Muhammad
saw atau sebagai seorang muslim terus berupaya membiasakan diri dengan perilaku
toleransi. Terutama dalam hal memberikan kemudahan dalam bermuamalah bukan
memaksakan keyakinan. Kita sebagai umat Islam yang tinggal di Negara yang
memiliki keanekaragaman budaya, agama dan daerah wajib memiliki sifat toleran.
Terlebih toleransi antar umat beragama.

5
Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama yang didasarkan
kepada Setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan
memiliki betuk ibadah (ritual) dengan system dan tata cara sendiri yang dibebankan
serta menjadi tanggung jawab orang yang memeluknya. Atas dasar itu, maka
toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah toleransi dalam
masalah-masalah keagamaan, melainkan dalam sikap keberagaman pemeluk agama
dalam pergaulan hidup antara umat beragama dalam masalah kemasyarakatan atau
kemaslahatan umum. Dalam al-Qur’an surat al-Kafirun ayat 6 dijelaskan :

)٦( ‫لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َي ِدي ِن‬

"untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." 

Dalam Islam, diajarkan untuk mencari titik temu atau jalan keluar apabila
terjadi perselisihan. Apabila tidak ditemukan persamaan maka masing-masing
hendaknya mengakui keberadaan pihak lain dan tidak perlu saling menyalahkan.
Bahkan dalam al-Qur’an diajarkan kepada Nabi Muhammad saw dan umatnya untuk
menyampaikan kepada penganut agama lain setelah kalimat sawa’ (titik temu) tidak
dicapai.

ِ ‫ال يَ ْن َها ُك ُم هَّللا ُ َع ِن الَّ ِذينَ لَ ْم يُقَاتِلُو ُك ْم فِي الدِّي ِن َولَ ْم يُ ْخ ِر ُجو ُك ْم ِمنْ ِديَا ِر ُك ْم َأنْ تَبَ ُّرو ُه ْم َوتُ ْق‬
‫سطُوا ِإلَ ْي ِه ْم ِإنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب‬

ِ ‫ا ْل ُم ْق‬
)٨( َ‫س ِطين‬

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusirmu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-
Mumtahanah : 8)

6
6. Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi
Beberapa kriteria orang yang membiasakan diri berperilaku toleransi, diantaranya
adalah :

a.       Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan

b.      Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah

c.       Menerima saran dan kritik dari orang lain

d.      Menerima nasehat orang lain

e.       Tidak sombong

f.       Tidak egois

g.      Tidak memaksakan kehendak

h.      Tidak meremehkan orang lain.

7. Nilai-nilai positif Toleransi


Nilai-nilai positif toleransi adalah

a.      Menjalin ukhuwah, persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat

b.      Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat

c.      Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesame

d.      Menciptakan rasa aman, tentram, tenang dan damai dalam masyarakat

e.      Meghilangkan hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan2

2
Dedy Rahman Fajarianto, Buku Akidah Akhlak MA Kelas XII K13, Kementrian Agama,2016, h. 25

7
8. MUSAWAH
1. Pengertian Musawah
Secara bahasa musawwah adalah persamaan. Sedangkan secara istilah
musawwah adalah persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap sesama
manusia sebagai makhluk Tuhan.

Musawah juga dapat diartikan dengan persamaan derajat, artinya sikap


seseorang yang memandang dirinya sama atau sejajar dengan orang lain.
Bagaimanapun, dalam kehidupan ini selalu ada perbedaan, akan tetapi perbedaan
tersebut tidak lebih dari sekedar penanda identitas antara satu dan yang lainnya.

2. Membiasakan Berperilaku Musawwah dalam Kehidupan Sehari-hari


Merasa diri sejajar dengan orang lain adalah sifat terpuji, pada dasarnya setiap
manusia dihadapan Allah memiliki posisi atau status yang sama,  yang membedakan
kita adalah ketakwaan. Jadi, dalam kehidupan sehari-sehari hendaklah kita bersikap
apa adanya dan jangan membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya.

Sikap musawah sangat diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan, karena


dengan demikian setiap memutuskan sebuah kebenaran maka kita akan besifat relatif
tidak berdasarkan ketentuan atau kedudukan tertentu. Pada dasarnya manusia
memiliki dua pilihan status. Pertama, status karena ikatan primodial yaitu ikatan yang
diperoleh melalui asal usul keturunan, warna kulit dan suku bangsa. Status yang
pertama ini tidak dapat digunakan sebagai tolak ukur prestasi seseorang. Kedua,
status yang diperoleh dari hasil kemampuan dan usahanya sendiri. Status yang kedua
ini, kemudian melahirkan sikap berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khairat).3

3
Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta; Bumi Aksara, 2007), h. 29

8
3. Ciri-ciri Orang yang Berperilaku Musawah
Orang yang memiliki sifat musawwah dapat dilihat dari tingkah lakunya
setiap hari, diantaranya adalah:

a.       Tidak sombong

b.      Menghargai karya orang lain

c.       Menghargai kedudukan dan profesi orang lain

d.      Menerima kritikan sebagai saran yang membangun

e.       Tidak merasa paling benar

f.       Menyadari kekurangan dirinya dan menerima kekurangan orang lain 

4. Nilai-nilai Positif Musawah


Nilai-nilai positif orang yang berperilaku musawwah diantaranya adalah :

a.       Terciptanya hidup yang damai dan tentram

b.      Terciptanya kehidupan yang harmonis karena sikap saling menghargai

c.       Terhindar dari perbuatan memaksakan kehendak

d.      Terhindar dari sikap diskriminasi4

  

9. UKHUWWAH
1. Pengertian Ukhuwwah
Ukhuwah (brotherhood) biasa diartikan sebagai “persaudaraan”. Ukhuwah
dalam konteks bahasa Indonesia, memiliki arti sempit seperti saudara kandung dan
dalam arti yang luas ukhuwah adalah hubungan pertalian antara sesama manusia dan
hubungan kekerabatan yang akrab diantara mereka.

4
Margiono,  Aqidah Akhlak Kelas XI MA, (Bogor;Yudistira,2011), h. 30-31

9
Dalam pengertian yang luas, ukhuwah adalah suatu sikap yang mencerminkan
rasa persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas yang dilakukan seseorang
terhadap orang lain atau suatu kelompok pada kelompok lain dalam interaksi sosial.

Dalam konteks masyarakat Islam, istilah ukhuwah berkembang menjadi


ukhuwah islamiyah yang berarti persaudaraan yang bersifat Islami atau persaudaraan
yang diajarkan Islam.

)١٠( َ‫صلِ ُحوا بَيْنَ َأ َخ َو ْي ُك ْم َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُْر َح ُمون‬


ْ ‫ِإنَّ َما ا ْل ُمْؤ ِمنُونَ ِإ ْخ َوةٌ فََأ‬

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)5

2. Macam-macam Ukhuwah
Ada beberapa macam bentuk ukhuwah yang sangat besar peranannya dalam
kehidupan kita, yaitu :

a. Ukhuwah keagamaan

Ukhuwah keagamaan adalah ukhuwah yang tumbuh dan berkembang


karena persamaan keimanan atau keagamaan. Kemudian kita mengenalnya dengan
ukhuwah islamiyah. Ukhuwah keagamaan mempunyai dasar konseptual yang
bersumber dari al Qur’an dan Hadis, antara lain :

)١١( َ‫ت لِقَ ْو ٍم يَ ْعلَ ُمون‬ ِّ َ‫ِّين َونُف‬


ِ ‫ص ُل اآليَا‬ َّ ‫فَِإنْ تَابُوا َوَأقَا ُموا ال‬
ِ ‫صالةَ َوآتَ ُوا ال َّز َكاةَ فَِإ ْخ َوانُ ُك ْم فِي الد‬

“jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Maka (mereka)
adalah saudara-saudaramu seagama. Dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi
kaum yang mengetahui.” (QS. At Taubah : 11)

Ukhuwah keagamaan tampak sekali menjadi prioritas Nabi saw ketika


pertama kali hijrah ke Madinah. Pada saat petama kali rombongan sahabat dari
Makkah (Muhajirin) tiba, pada saat itu pula Nabi saw langsung mengikatkan tali

5
Abdullah, Al-hujurat ayat 10, diakses https://tafsirweb.com/9780-quran-surat-al-hujurat-ayat-10.html pada
minggu, 15 maret 2020 pukul 12:23 WIB

10
persaudaraan mereka kepada orang-orang mukmin yang ada di Madinah (Anshar),
sehingga terikat tali ukhuwah keagamaan yang kuat antara kaum Muhajirin dan
kaum Anshar. Mereka sama-sama Islam, sama-sama menjalankan ibadah yang
diajarkan dalam Islam seperti sholat, puasa, zakat dan lain-lain, mereka juga sama-
sama berjihad di jalan Allah dan sama-sama mengorbankan jiwa hartanya di jalan
Allah, sebagaimana firman Allah :

َ َ‫سبِي ِل هَّللا ِ َوالَّ ِذينَ آ َو ْوا َون‬


‫ص ُروا‬ ِ ُ‫َاج ُروا َو َجا َهدُوا بَِأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأ ْنف‬
َ ‫س ِه ْم فِي‬ َ ‫ِإنَّ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوه‬

ُ ‫ُأولَِئكَ َب ْع‬
ٍ ‫ض ُه ْم َأ ْولِيَا ُء َب ْع‬
)٧٢( ‫ض‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan


harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat
kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka satu sama lain
lindung melindungi.” (QS. Al Anfal : 72)

Ukhuwah Islamiyah tidak dibatasi oleh wilayah, kebangsaan atau ras sebab
seluruh umat Islam di dunia dimanapun mereka berada adalah bersaudara. Prinsip
ukhuwah Islamiyah (fi din al-Islam) harus diorientasikan pada delapan prinsip
pokok, yaitu :

1) Aqidah yang mantap, yakni aqidah yang disimpulkan dalam kalimat


syahadat
2) Al tasamuh fi al ikhtilaf (toleransi dalam setiap perbedaan)
3) At ta’awun (saling menolong antar sesama)
4) Al tawazun (sikap seimbang antara semua bidang)
5) Al tawassuth (bersikap sederhana dan tidak memihak)
6) Al wahdan wa ittishal (integritas dan konsolidasi di semua bidang)
7) Memandang Islam sebagai rohmatal lil ‘alamin
8) Membentuk pemerintahan yang Islami  

11
b. Ukhuwah kebangsaan

Agama Islam tidak hanya mengenal ukhuwah diniyah atau Islamiyah saja,
Islam juga memiliki ajaran tentag ukhuwah kebangsaan atau yang kita kenal
dengan ukhuwah wathaniyyah, yaitu ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas
dasar nasionalisme. Dapat diterjemahkan bahwa Islam mengajarkan persaudaraan
sebagai bangsa walaupun berbeda agama. Dalam al Qur’an dijelaskan bahwa
perbedaan adalah hukum yang berlaku dalam kehidupan ini. Selain perbedaan
tersebut merupakan kehendak Allah, perbedaan juga demi kelestarian hidup
sekaligus demi mencapai tujuan kehidupan makhluk di dunia ini. Allah berfirman :

ْ ‫َولَ ْو شَا َء هَّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم ُأ َّمةً َوا ِح َدةً َولَ ِكنْ لِيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آتَا ُك ْم فَا‬
ِ ‫ستَبِقُوا ا ْل َخ ْي َرا‬
)٤٨( ‫ت‬

“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),


tetapi Allah menguji kamu terhadap peberian-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah :48)

Keberadaan ukhuwah dalam kehidupan sosial khususnya dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara adalah sebuah kondisi yang diperlukan untuk
menciptakan partisipasi masyarakat dalam proses pencapaian tujuan bersama.
Konsep ukhuwah kebangsaan ini sudah Rasulullah saw ajarkan pada
peristiwa piagam madinah.

Beberapa konsep mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang dibangun oleh
Rasulullah saw antara lain;

1)      Egalitarisme

2)      Penghargaan kepada orang berdasarkan pada prestasi, bukan kesukuan,


keturunan, ras dan lain sebagainya.

3)      Keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat

4)      Penegakan hukum dan keadilan

5)      Toleransi dan pluralism

6)      Musyawarah

12
Ukhuwah kebangsaan akan terwujud secara sempurna apabila setiap masyarakat
memiliki sikap sebagai berikut :

1) Akomodatif; adanya kesediaan untuk saling memahami pendapat


2) Selektif; adanya sikap kritis untuk menganalisa
3) Integrative; kesediaan untuk menyesuaikan dan menyelenggarakan berbagai
macam kepentingan dan aspirasi secara benar, adil dan proporsional.

c. Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab

Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab adalah saudara dalam seketurunan


dan kebangsaan. Model ukhuwah ini lebih sempit dari bentuk sebelumnya, karena
lingkup persaudaraannya hanya meliputi persaudaraan sebangsa dan setanah air.

Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah berpijak pada prinsip al-tasamuh
(toleransi), yaitu adanya interaksi timbal balik antar umat beragama, menghargai
kebebasan beragama bagi orang yang tidak sefaham, tidak mengganggu
peribadatan serta tetap menjaga ukhuwah wathaniyahnya.

d. Ukhuwah Insaniyah

Ukhuwah insaniyah adalah persaudaraan sesama umat manusia. Dalam


ajaran Islam kita mengenalnya dengan istilah ukhuwah basyariyah yaitu ukhuwah
yang tumbuh dan berkembang atas dasar kemanusiaan.

Manusia mempunyai motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan


hakiki yang berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal.
Seluruh manusia di dunia adalah bersaudara. Ayat yang mendasari ukhuwah
Insaniyah adalah6

3. Pendekatan Ukhuwah
Ukhuwah dapat dijaga apabila kita mengikuti empat prinsip dasar ukhuwah, yaitu
6
Sudirman, ukhwah islamiyah dalam kehidupan bermasyarakat, di download darI
http://jurnal.upi.edu/file/08_Ukhuwah_Islamiyah_-_Sudirman.pdf pada minggu 15 maret 2020 pukul 12:39 WIB

13
a. Ta’aruf adalah usaha saling mengenal sesama manusia, baik secara batiniah
maupun lahiriyah. Saling mengenal antar umat Islam merupakan wujud nyata
ketaataan kepada Allah. Ketika kita saling mengenal, maka akan tercipta interaksi,
adanya interaksi dapat membuat ukhuwah lebih solid dan abadi.
b. Tafahum artinya saling memahami kelebihan atau kekurangan sesama. Seorang
muslim hendaknya memperhatikan keadaan saudaranya, sehingga dapat
memberikan pertolongan sebelum diminta. Tanpa tafahum, proses ukuwah tidak
akan terjalin, dengan saling memahami kita akan dapat menerima kelebihan dling
an kekurangan saudara kita.
c. Ta’aawun berarti saling menolong (tolong menolong). Ta’awun dapat dilakukan
dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati)
dan aaman (saling membantu). Saling membantu disini, tentu saja saling bantu
dalam kebaikan bukan saling membantu keingkaran atau perbuatan maksiat.
d. Tafakul dapat diartikan saling menjamin atau saling menjaga, sehingga melahirkan
rasa aman. Dalam sebuah hadis diterangkan bahwa

“Perumpamaan orang beriman dalam sayang menyayangi, cinta mencintai


dan tolong menolong antar sesama, mereka seperti satu  tubuh yang apabila satu
bagian tubuh menderita sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit pula
karena tidak dapat tidur dan panas.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

4. Nilai-nilai Positif Ukhuwah


Nilai positif ukhuwah dapat kita lihat dari ada atau tidaknya sikap saling
memahami dalam interaksi sosial dan komunikasi. Diantara nilai-nilai positif yang perlu
kita perhatikan sebagai upaya menjaga ukhuwah adalah :

a.       Memberitahukan rasa cinta kepada yang kita cinta

b.      Menunjukkan kegembiraan dan senyuman apabila berjumpa

c.       Memohon di do’akan apabila berpisah

d.      Berjabat tangan apabila berjumpa (tidak berlaku bagi yang bukan muhrim)

14
e.       Melaksanakan silaturrahmi

f.       Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu

g.      Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya

h.      Memenuhi hak ukhuwah saudaranya

i.       Mengucapka selamat berkenaan pada saat-saat keberhasil.7

BAB III

PENUTUP

7
Faisal Ismail, Islam Konstitusionalisme dan pluralisme, (bandung;IRCiSoD, 2019), h. 125-126

15
A. Kesimpulan
 amal shalih adalah perbuatan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah atau
menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan
terhadap masyarakat atau sesama manusia.
 Toleransi adalah rasa saling menghargai antara pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya
 musawwah adalah persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap
sesama manusia sebagai makhluk Tuhan.
 ukhuwah adalah suatu sikap yang mencerminkan rasa persaudaraan, kerukunan,
persatuan dan solidaritas dalam interaksi sosial.
2. Kita dapat melaksanakan amal shalih di berbagai tempat, lingkungan dan setiap
amalan yang bermanfaat itu tidak mengenal waktu, dan kondisi, juga harus di
sertai dengan niat karena Allah
3. Nilai positif dari akhlak terpuji harus dibiasakan dalam diri seseorang yang
berkaitan dengan hal tersebut dan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
4. Yang berperan dalam terwujudnya ukhuwah yang sempurna adalah dikarenakan
adanya pemimpin yang adil bagi bangsa dan negara, masyarakat yang saling
berinteraksi, saling menghargai pendapat, dan persatuan orang mukmin
5. Akhlak terpuji harus diterapkan dalam kehidupan karena mengandung nilai positif
yang bermanfaat bagi diri pribadi maupun orang lain, sehingga dapat terwujudnya
amal shalih, toleransi, musawwah dan ukhuwah.
6. Ciri-ciri orang yang beramal shalih, toleransi, musawwah dan ukhuwah itu pasti
berakhlak baik, beriman, dan mempunyai banyak ilmu, dan memiliki jiwa
kepemimpinan yang tercermin dari rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan
masyarakat dalam berkehidupan sosial.

16
DAFTAR PUSTAKA

Thohar Ibnu Mastho.2019. Amal Shalih. di


Https://Www.Scribd.Com/Document/421057180/Amal-Shalih (di Akses pada Sabtu, 14 Maret
2020 Pukul 10:58 WIB)

Fajrianto Rahman Dedy, Buku Akidah Akhlak MA Kelas XII K13, Kementrian Agama,2016.

Ali Zainudin, Pendidikan Agama Islam, Jakarta; Bumi Aksara, 2007

Margiono,  Aqidah Akhlak Kelas XI MA, Bogor;Yudistira,2011.


Abdullah. 2010. Al-Hujurat Ayat 10, di https://tafsirweb.com/9780-quran-surat-al-hujurat-
ayat-10.html (di Akses pada Minggu, 15 Maret 2020 Pukul 12:23 WIB)

Sudirman.2016. ukhwah islamiyah dalam kehidupan bermasyaraka. di


http://jurnal.upi.edu/file/08_Ukhuwah_Islamiyah_-_Sudirman.pdf (di Download pada Minggu 15
Maret 2020 Pukul 12:39 WIB)

Ismail Faisal, Islam Konstitusionalisme dan Pluralisme, Bandung;IRCiSoD, 2019

17

Anda mungkin juga menyukai