Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

RUANG LINGKUP, TUJUAN AKLAK TASAWUF, DAN


URGENSI AKHLAK TASAWUF DALAM KEHIDUPAN
MODEREN
Disusun Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Tugas
Pada Mata kuliyah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu
IBU DIAN ANGGRAINI, M.Pd

Di Susun Oleh ;
Aziz Abdullah Nmp : 192210158
Ahmad Nur Sidiq Nmp : 191210014
Rijal Muhtarulloh Al fatih Nmp : 192210181

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIM ) NU
METRO – LAMPUNG
2020/2021

i
KATA PENGATAR

Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan
makalah ini sebagai tugas kelompok dalam Mata Kuliah Akhlak Tasawuf yang
dibimbing oleh Ibu Dian Anggraini, M.Pd Tema yang akan dibahas di makalah ini
sengaja dipilih oleh Dosen Pembimbing kami, untuk kami pelajari lebih dalam.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga kami dapat berusaha lebih baik lagi sesuai kemampuan yang kami miliki
dalam penyusunan tugas di masa yang akan datang. Atas kritik dan saran dari para
pembaca kami ucapkan terimakasih.

02 Oktober 2020

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ,.............................................................................. i

KATA PENGANTAR...............................................................................  ii        

DAFTAR ISI.............................................................................................  iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A.     Latar Belakang Penulisan..........................................................  1

B.     Rumusan Masalah...................................................................... 1

C. Tujuan Penulis .......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................  2

      A. Ruang Lingkup Akhlak dan Tasawwuf ....................................... 2

1. Ruang Lingkup Akhlak ............................................................... 2


2. Ruang Lingkup Tasawwuf ......................................................... 4

B.Tujuan Mempelajari Akhlak dan Tasawuf..................................... 5

C. Urgensi Akhlak Tasawuf Dalam Masyarak Moderen .................. 6

1. Pengertian Masyarakat Modern..................................................... 6

2. Problematika Masyarakat Modern ...............................................  7

3.Urgensi akhlak tasawuf bagi masyarakat modern ......................... 9

BAB III PENUTUP................................................................................. 11

A.     Keseimpulan............................................................................... 11

B. Saran........................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara historis akhlak tasawwuf adalah pemandu perjalanan hidup umat


manusia agar selamat dunia dan akhirat, itu di karenakan Akhlak Tasawuf
merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat
ini semakin dirasakan. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad
saw. adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat
bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena
dukungan akhlaknya yang prima.

Melihat betapa pentingnya akhlak tasawuf dalam kehidupan ini tidaklah


menghe-rankan jika akhlak tasawuf ditentukan sebagai mata kuliah yang wajib
diikuti oleh kita semua. Sebagai upaya untuk menanggulangi kemerosotan moral
yang tengah dialami bangsa ini.

Untuk mengungkap segala permasalahan yang terkait dengan Akhlak Tasawuf,


kami akan mencoba menguraikannya dalam makalah singkat yang berjudul
“Ruang Lingkup, Tujuan Akhlak Tasawuf dan Urgensi Akhlak Tasawuf Dalam
Kehidupan Moderen”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja ruang lingkup akhlak dan tasawwuf ?


2. Apa tujuan mempelajari akhlak dan tasawwuf ?
3. Apa Urgensi akhlak tasawuf bagi masyarakat modern

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui ruang lingkup akhlak dan tasawwuf.


2. Untuk mengetahui tujuan mempelajari akhlak dan tasawwuf.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Akhlak dan Tasawwuf

1.     Ruang Lingkup Akhlak

Objek pembahasan ilmu akhlak adalahperbuatan manusia untuk selanjutnya


diberikan penilain apakan baik atau buruk, dan mempunyai ciri-ciri perbuatan
yang dilakukan atas  kehendak dan kemauan, telah dilakukan secara kontinyu
sehingga menjadi tradisi dalam kehidupannya.

Dr. Abdullah dalam buku Dustur al-Akhlaq fi al-Islam, membagi ruang


lingkup akhlaq kedalam lima macam aspek kehidupan, yaitu:

a. Akhlak perorangan 
Akhlak ini dibagi menjadi :

 Semua hal yang diperintahkan (al-awamir).


 Segala yang dilarang ( al-nawahi).
 Hal-hal yang diperbolehkan ( al-mubahat).
 Akhlak dalam keadaan darurat (al-mukhalafah bi al-idhthirar).

b. Akhlak keluarga 
Akhlak ini juga terbagi menjadi :

 Kewajiban timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa ushul wa
al-furu).
 Kewajiban suami & isteri ( wajibat baina al-azwaj).
 Kewajiban terhadap kerabat dekat (wajibat nahwa al-aqarib).

c. Akhlak bermasyarakat 
Akhlak ini meliputi :

2
 Hal-hal yang dilarang (al-makhdzurat).
 Hal-hal yang diperintahkan (al-awamir).
 Kaidah-kaidah adab (qawa’id al-adab).

d. Akhlak bernegara 
Akhlak ini meliputi :

 Hubungan antara pemimpin dan rakyat (al-‘alaqah baina al-rais wa al-


sya’b).
 Hubungan luar negeri (al-alaqah al-kharijiyyah).

e.  Akhlak beragama 
Akhlak ini meliputi kewajiban terhadap Allah swt.

Ruang lingkup di atas dipandang sangat luas karena mencakup semua


aspek kehidupan. Secara vertikal hubungan dengan sang Haliq dan secara
horizontal dengan sesama manusia.
Jika ruang lingkup akhlak tersebut dipersempit tetapi memiliki cakupan yang
menyeluruh maka akhlak tersebut dapat dibagi menjadi :

1. Akhlak (tata krama) kepada Allah swt.


2. Akhlak kepada Rasul Allah saw.
3. Akhlak untuk diri pribadi.
4. Akhlak dalam keluarga.
5. Akhlak dalam masyarakat.
6. Ahlak bernegara.
2.Ruang Lingkup Tasawwuf

Tasawuf adalah nama lain dari “Mistisisme dalam islam”. Di kalangan


orientalis barat dikenal dengan sebutan “Sufisme”. Kata “Sufisme” merupakan

3
istilah khusus mistisisme islam. Sehingga kata “sufisme” tidak ada pada
mistisisme agama-agama lain.
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung
dari Tuhan. Hubungan yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh
kesadaran, bahwa manusia sedang berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut
akan menuju kontak komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan.
Hal ini melalui cara bahwa manusia perlu mengasingkan diri. Keberadaannya
yang dekat dengan Tuhan akan berbentuk “Ijtihad” (bersatu) dengan Tuhan.
Demikian ini menjadi inti persoalan “Sofisme” baik pada agama islam maupun di
luarnya.
Dengan pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa “tasawuf/mistisisme
islam” adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat
mudah berada di hadirat Allah SWT (Tuhan). Maka gerakan “kejiwaan” penuh
dirasakan guna memikirkan betul suatu hakikat kontak hubung yang mampu
menelaah informasi dari Tuhannya.
Tasawuf atau mistisisme dalam islam beresensi pada hidup dan berkembang
mulai dari bentuk hidup “kezuhudan” (menjauhi kemewahan duniawi). Tujuan
tasawuf untuk bisa berhubungan langsung dengan Tuhan. Dengan maksud ada
perasaan benar-benar berada di hadirat Tuhan. Para sufi beranggapan bahwa
ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap memuaskan
karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaum sufi.

Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang lingkup ilmu tasawuf
itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya/cara-cara untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk memperoleh suatu
hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
B. Tujuan Mempelajari Akhlak dan Tasawuf

1. Tujuan Mempelajari Akhlak

4
Tujuan akhlak adalah menggapai suatu kebahagiaan hidup umat manusia baik di
dunia dan di akhirat. Dikarekan itulah kita sebagai manusia untuk hidup saling membantu
baik dari pekerjaan, kebutuhan atau lainnya.

Tujuan mempelajari akhlak diantaranya adalah menghindari pemisahan antara akhlak dan
ibadah. Atau bila kita memakai istilah: menghindari pemisahan agama dengan dunia
(sekulerisme). Kita sering mendengar celotehan, “Agama adalah urusan akhirat sedang
masalah dunia adalah urusan masing-masing”. Atau ungkapan, “Agama adalah urusan
masjid, di luar itu terserah semau gue”. Maka jangan heran terhadap seseorang yang
beribadah, kemudian di lain waktu akhlaknya tidak benar. Ini merupakan kesalahan fatal.
Kita pun sering menjumpai orang-orang yang amanah dan jujur, tetapi mereka tidak
shalat. Ini juga keliru.

Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlaq itu, ialah
untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati
menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.

Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlak bertujuan untuk
memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang
baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan
terhadap yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya.

2. Tujuan Mempelajari Tasawwuf

Tujuan tasawuf adalah ma’rifatullah (mengenal Allah secara mutlak dan lebih jelas).
Tasawuf memiliki tujuan yang baik yaitu kebersihan diri dan taqarrub kepada Allah.
Namun taswuf tidak boleh melanggar apa-apa yang telah secara jelas diatur oleh Al-
Qur’an dan As-Sunnah, baik dalam aqidah, pemahaman ataupun tata cara yang dilaku-
kan.( Departemen Agama RI, (Jakarta: PT. Syaamil, 2005:69)

Buah yang diharapkan dari laku Tasawwuf adalah jiwa yang dermawan, hati yang
tenang, dan pekerti yang baik kepada semua makluk. Dan Tassawuf dapat digunakan
sebagai sarana untuk mendidik hati dan mengetahui alam gaib menuju buahnya tersebut
diatas. Ilmu Tassawuf tidak berbicara tentang ungkapan lisan, melainkan tentang

5
perasaan dan emosi. Ilmu ini tidak bisa dipelajari dari lembar kertas, melainkan diambil
dari para ahli rasa. Ilmu ini tidak bisa diperoleh dengan banyak ceritera, melainkan
dengan melayani para guru dan menyertai para ahli kesempurnaan ( Ahlul Kamal).

Melihat dari itu semua, kita dapat untuk bisa memahami betapa pentingnya mengenal
Allah secara lebih dalam dan memahaminya dengan benar. Sama juga dengan kebersihan
diri dan taqarrub, tapi kita tidak boleh melanggar apapun yang telah ditentukan oleh al-
qur`an.

C. Urgensi Akhlak Tasawuf Dalam Masyarakat Moderen

1.Pengertian Masyarakat Modern

Masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan


modern.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat diartikan sebagai
pergaulan hidup manusia (himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat
dengan ikatan-ikatan tertentu) (Poerdamawinta, 1991: 636).

Sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara terbaru, mutakhir. Jadi


secara harfiah masyarakat modern berarti suatu himpunan orang yang hidup
bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat
mutakhir.

Deliar Noer menyebutkan ciri-ciri masyarakat modern sebagai berikut:

a. Bersifat rasional, yakni lebih mengutamakan pendapat akal


pikiran,daripada pendapat emosi. Sebelum melakukan pekerjaan
selaludipertimbangkan lebih dahulu untung dan ruginya secara logika.
b. Berpikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya
memikirkanmasalah yang bersifat sesaat tetapi selalu dilihat dampak
sosialnya secaralebih jauh.
c. Bersikap terbuka, yakni mau menerima saran, masukan, baik berupa
kritik,gagasan dan perbaikan dari manapun datangnya.
d. Berpikir obyektif, yakni melihat segala sesuatu dari fungsi dan kegunaan
bagi masyarakat (Deliar Noer, 1987 : 24).

6
2.Problematika Masyarakat Modern

Dalam kehidupan masyaakat modern ada banyak kebaikan atau sisi positif
yang ditampilkan. Baik dalam kemajuan Imu Pengetahuan,Teknologi, Maupun
yang lebih spesifik lagi yaitu dalam kehidupan agama.Akan tetapi, tidak sedikkit
pula sisi negatif atau masalah masyarakatmodern yang akhir-akhir ini menjadi
problematika dan penyakit yangmenghancurkan masyarakat itu sendiri. Karena
kedangkalan iman seseorang dan kurangnya pemahaman tentang akhlak.

Ada beberapa problem yang kini hadir di masyarakat modern ini, Antara lain
yaitu:

a. Dalam perkembangan Teknologi

Sebuah teknologi efek positifnya tentu saja akan menigkatkankeragaman


budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruhsehingga memberikan
orang kesempatan untuk mengembangkankecakapan-kecakapan baru dan
meningkatkan produksi. Sedangkanefek negatifnya kemajuan teknologi akan
berbahaya jika berada ditangan orang yang secara mental dan keyakinan agama
belum siap.Mereka dapat menyalahgunakan teknologi untuk tujuan-tujuan
yangdestruktif dan mengkhawatirkan.

Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dariikatan


spritual, maka iptek telah disalah gunakan dengan segala implikasinegatifnya,
sebagaimana disebutkan di atas. Kemampuan membuatsenjata telah diarahkan
untuk tujuan penjajahan satu bangsa atau bangsasubversi dan lain sebagainya
(Hossein Nasr, 1991 : 57).

b. Kepribadian yang terpecah

Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang


coraknya kering dari nilai-nilai spiritual dan berkotak-kotak itu, maka manusia
menjadi pribadi yang terpecah.Kehidupan manusia modern diatur oleh rumus ilmu
yang eksak dankering. Akibatnya hal ini dapat menghilangkan nilai rohaniah,

7
jikakeilmuan yang berkembang itu tidak berada dibawah kendali agamamaka
proses kehancuran manusia akan terus berjalan.

c. Penyalahgunaan Iptek

Sebagai akibat dari lepasnya ilmu pegetahuan dan teknologi dariikatan


psiritual, maka iptek telah disalahgunakan dengan segalaimplikasi negatifnya.
Kemampuan membuat senjata telah diarahkanuntuk penjajahan satu bangsa.
Kemampuan dibidang rekayasa genetikadiarahkan untuk jual beli manusia.
Sehingga semua itu dapat telihatakan rusaknya moral umat dan lain sebagainya.

d. Pendangkalan iman

Sebagai akibat dari pola fikir keilmuan diatas, khususnya ilmu-ilmu yang
hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empirismenyebabkan manusia dangkal
imannya. Ia tidak tersentuh olehinformasi yang diberikan oleh wahyu, bahkan
informasi yangdiberikan oleh wahyu kadang hanya menjadi bahan tertawaan
karenatidak ilmiah.

e. Menghalalkan segala cara

Sebagai akibat lebih jauh dari dari dangkalnya iman dan pola
hidupmaterialistik sebagaimana yang disebutkan diatas, maka manusiamudah
menggunakan prinsip menghalalkan berbagai cara dalammencapai tujuannya. Jika
ini terus berlanjut akan terjadi kerusakanakhlak dalam berbagai bidang bidang
kehidupan.

f. Kehilangan harga diri dan masa depannya

Ada sebagian orang yang terjerumus atau salah mengambilkeputusan.


Masa mudanya dihabiskan untuk memperturutkan hawanafsunya, dan ketika
sudah tua, ketika fisik sudah tidak berdaya lagi.Maka ketika inilah mereka merasa
kehilangan harga diri dan masadepannya, dan ketika ini pula mereka merasa
perlunya bantuan darikekuatan yang berada di luar dirinya, yaitu bantuan Tuhan
(Nata,1998: 285-293).

8
3.Urgensi akhlak tasawuf bagi masyarakat modern

Pada masa yang akan datang tampaknya perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi serta industrialisasi akan berlangsung terus dansangat menentukan
paradaban umat manusi. Namun demikian, masalah-masalah moral dan etika akan
ikut memepengaruhi pilihan strategi dalammengembangkan peradaban dimasa
depan. Hal ini terlihat semua tahap perkembangan masyarakat. Untuk masyarakat
yang masih terbelakang,spiritualisme harus berfungsi sebagai pendorong untuk
meningkatkan etoskerja dan bukan pelarian dari ketidakberdayaan masyarakat
untuk mengatasi tantangan hidupnya.

Sedangan bagi masyarakat maju-industrial,spiritualisme befungsi sebagai


tali penghubung dengan Tuhan. Namun demikian, perlu diingat bahwa tasawuf
tidak bisadipisahakn dari kerangka pengalaman agama, dan karena itu hatus selau
berorientasi kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Inilah yang mungkindisebutkan
Hamka sebagai “tasawuf modern”, yakni tasawuf yang membawa kemajuan,
bersemangat tauhid dan jauh dari kemusyrikan, bid’ah da khurafat. Karena itu,
gambaran seorang sufi yang sejati ialah Nabi kita Muhammad SAW. Spritualisme
pada generasi pertama islamdikembangkan bukan untuk spiritualisme parsial,
tetapi berfungsi untukmendorong gerak sejarah ke depan dan ada saat yang sama
membuat hidupmenjadi seimbang (Rofa’ah, 2016: 68-69).Salah satu tokoh era
modern yang begitu sungguh-sungguhmemperjuangkan internaslisasi nilai-nilai
spiritual Islam adalah SayyidHusein Nashr. Ia melihat datangnya malapetaka
dalam manusia modernakibat hilangnya spiritualitas yang sesungguhnya dalam
tradisI Islam.Bahkan beliau juga menyesali tindakan akomodatif dari
kalanganmodernis dan reformis dunia Islam yang telah berakibat
menghancurkanseni dan budaya Islam serta menciptakan kegersangan dalam jiwa
seorangmuslim (Nata, 1998: 294). Tasawuf bukan berarti mengabaikan nilai-nilai
syari’at (nilai-nilai formalistik dalam Islam).

9
Tasawuf yang benar adalah adanya tawazun (keseimbangan) antara
keduanya yaitu unsur lahir(formalistik) dan batin (substansialistik) (Rahman,
1984: 181). Intisari ajaran tasawuf adalah betujuan memperoleh
hubunganlangsung dan dusadarai dengan Tuhan, sehingga orang merasa
dengankesadarannya itu berada dihadirat-Nya. Kemampuan berhubungan
denganTuhan ini dapat mengintegrasikan seluruh ilmu pengetahuan yang nampak
berserakan. Karena melalui tasawuf ini seseorang disadarkan bahwasumber segala
yang ada ini berasal dari Tuhan, bahwa dalam faham wahdatul wujud, alam dan
manusia yang menjadi objek copy Tuhan.

Dengan cara demikian antara satu ilmu dengan ilmu lainnya akan
salingmengarah pada Tuhan.Dengan adanya bantuan tasawuf, maka ilmu
pengetahuan satu danlainnya tidak akan betabrakan, karena ia berada dalam satu
jalan dan satutujuan. Tasawuf melatih manusia agar memiliki ketajaman batin
dankehalusan budi pekerti, sikap batin dan kehalusan budi yang tajam
inimenyebabkan ia akan selalu mengutamakan pertimbangan kemanusiaan pada
setiap masalah yang dihadapi, dengan cara demikian, ia akanterhindar dari
melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela menurut agama(Rahman, 1984:
297).Sikap materialistik dan hedonistik yang merajalela dalamkehidupan modern
ini dapat diatasi dengan menerapkan konsep zuhud (asketisisme).

Konsep zuhud, yang pada intinya sikap tidak maudiperbudak atau


terperangkap oleh pengaruh duniawi yang semetara itu,atau menghindarkan diri
dari kecenderungan-kecenderungan hati yangterlalu mencintai dunia (Asy-
Sya’rani, 1998: 9).

Jika sikap ini telahmantap, maka ia tidak akan berani menggunakan segala cara
untukmencapai tujuan. Sebab tujuan yanag ingin dicapai dalam tasawuf
adalahmenuju Tuhan, maka caranya pun harus ditempuh dengan cara yangdisukai
oleh Tuhan. Selanjutnya sikap frustasi, putus asa dapat diatasidengan sikap ridha
yang diajarkan dalam tasawuf, yaitu selalu menerimaterhadap segala keputusan
Tuhan setelah berusaha dengan semaksimalmungkin (Nata, 1998: 299).

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur


hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawwuf mengatur
jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi
dasar dari pelaksanaan tasawwuf, sehingga dalam prakteknya tasawwuf
mementingkan akhlak.

Ruang linkup akhlak meliputi:

1. Akhlak (tata krama) kepada Allah swt.


2. Akhlak kepada Rasul Allah saw.
3. Akhlak untuk diri pribadi.
4. Akhlak dalam keluarga.
5. Akhlak dalam masyarakat.
6. Ahlak bernegara.

Ruang lingkup tasawuf meliputi hal-hal yang berkenaan dengan upaya-


upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk
memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.

Akhlak dan tasawwuf memiliki tujuan yang sama yaitu, mendekatkan diri kepada
Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias
diri dengan perbuatan yang terpuji.

Manfaat mempelajari akhlak tasawwuf, kita bisa mengetahui perbuatan yang baik
dan perbuatan yang buruk, sehingga bisa mengarah kita pada kehidupan yang
bahagia di dunia dan diakhirat.

Tasawuf atau sufisme diakui dalam sejarah telah berpengaruh besaratas kehidupan
moral dan spiritual Islam sepanjang ribuan tahun yang silam. Selam kurun waktu
itu tasawuf begitu lekat dengan dinamikakehidupan masyarakat luas, bahkan
sebatas kelompok kecil yang eksklusifdan terisolasi dari dunia luar. Tasawuf

11
dapat menjadi solusi alternatifterhadap kebutuhan spiritual dan pembinaan
manusia modern.Sehingga kehadiran tasawuf ini sangat diperlukan didunia
modern saat ini, guna membimbing manusia agar tetap merindukan Tuhannya,
dan bisa juga untuk orang-orang yang semula hidupnya glamor dan suka hura-
hura menjadi orang yang esketis (zuhud pada dunia). Disamping itu juga,tasawuf
modern sebagai terapi penyembuhan bagi hati yang merindukantuhannya. Ahklak
tasawuf adalah ilmu yang sangat berguna untukmembentuk manusia yang
humanis dengan moral yang luhur.

B. SARAN

Kritik dan saran dari Dosen dan teman-teman dapat membantukami untuk
mengevaluasi hasil diskusi kami dan kami dapat mempelajarinya kembali. Kami
sadar kalau makalah yang telah kami buatini terdapat banyak sekali kesalahan dan
kekurangan, baik dalam penulisannya maupun dalam pemilihan kata-katanya.
Atas partisipasinya kami sampaikan terimakasih

12
DAFTAR PUSTAKA

 http://abdurrahman.mwb.im/pengertian-dan-tujuan-mempelajari-ilmu-
a.xhtml
 Nata Abuddin. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010)
 http://makalahakhlaktasawuf.blogspot.com/
 Mustofa. Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1995)
 http://resumehidayat.blogspot.com/2010/06/akhlak-tasawuf.html
 Nasution Harun, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1983)
 http://ber-guru.blogspot.com/2012/01/akhlak-tasawuf.html
 http://al-poenya.blogspot.com/2011/11/resume-buku-akhlak-
tasawuf_12.html
 http://muhammadyusuf18.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-ruang-
lingkup-tasawuf.html
 http://abiturohmansyah.blogspot.com/2012/11/pengertian-akhlak-
tasawuf_8850.html
 http://moemartblog.blogspot.com/2012/03/tujuan-akhlak-tasawuf.html
 Amin Ahmad, Kitab al-Akhlaq, (Mesir:Daral Kutubal Mishriyah, cet. III,
tt.)
 http://dc305.4shared.com/doc/T1XMOCoc/preview.html
 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.
Syaamil, 2005)
 http://sufipopuler.wordpress.com/artikel-tasawuf/fungsi-dan-keutamaan-
ilmu-tasawuf/
 http.//www.aminazizcenter.com/artikel-61-kuliah-akhlak-
tasawuf.html/2009

13

Anda mungkin juga menyukai