MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Tugas pada kuliah : Hadits I
Dosen : Bpk Pepep, M.Pd
Disusun Oleh :
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) SILIWANGI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi membantu dan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.
Jika ada kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf sebesar – besarnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1. Pengertian Akhlak.........................................................................................5
2.2 Pengertian Akhlak Mazmumah......................................................................6
2.3 Macam-macam Akhlak Mazmumah..............................................................7
2.4 Hadits mengenai macam-macam akhlak Mazmumah....................................8
A. Hadits Tentang Buruk Sangka.....................................................................8
B. Hadits tentang sopan santun duduk dijalanan............................................10
C. Hadits tentang Ghibah................................................................................14
D. Hadits Tentang Larangan Berbuat Boros...................................................17
2.5 Menghindari Akhlak Mazmumah................................................................20
BAB III..................................................................................................................22
PENUTUP..............................................................................................................22
Kesimpulan.........................................................................................................22
Saran...................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
5
BAB I
PENDAHULUAN
Kehadiran islam dimuka bumi sebagai pedoman hidup manusia dan untuk
memberikan solusi yang tegas terhadap berbagai persoalan kemanusiaan. Salah
satu persoalan kemanusiaan yang perlu mendapat perhatian besar dari umat islam
adalah persoalaan akhlak. Akhlak adalah puncak keberagamaan seorang muslim.
Hal ini sejalam dengan hadist Nabi SAW Yang mengatakan bahwa beliau di utus
ke dunia tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak. Berislam yang tidak
membuahkan akhlak adalah sesuatu yang sia-sia. Akhlak atau tingkah laku
menjadi sesuatu yang sangat sentral yang harus di miliki oleh semua orang dalam
menapaki kehidupannya. Masih banyak sekali orang-orang yang belum
mengetahui tentang pentingnya akhlak di dalam kehidupan, sehingga masih
banyak sekali orang-orang yang memiliki akhlak yang tidak baik (Akhlak
mazmumah). Akhlak yang baik merupakan salah satu modal kebahagiaan manusia
di dunia. Kedudukan akhlak di dalam islam sangat tinggi. Nabi saw pernah di
tanya tentang amalan yang paling banyak memasukan seseorang kedalam syurga.
Beliau mengatakan :
“Bertaqwa kepada allah dan berakhlak yang baik” (HR. Ahmad,Tirmidzi,Ibnu
majah).
Sedangkan akhlak yang tidak baik akan membawa diri kita pada kesusahan
dan kesulitan dalam segala aspek kehidupan. Akhlak pada dasarnya melekat
dalam diri seseorang, telah bersatu dengan perilaku atau perbuatan. Jika perilaku
yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk atau akhlak mazmumah.
Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik disebut akhlak mahmudah. Oleh karena
itu untuk menciptakan dan memiliki akhlak yang baik pada diri kita perlu adanya
pendidkan sejak dini tentang bagaimana bertingkah laku yang baik terutama
terhadap Allah, sesama manusia, ataupun terhadap makhluk allah lainnya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia. Kata Akhlak diartikan sebagai budi
pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupum terambil dari Bahasa arab (yang
bisa berartikan tabiat, kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak di
temukan dalam Al-Quran.1
Dalam al-munjid kata akhlak adalah kata jamak yang berarti “Budi pekerti,
perangai, tingkah laku”. Di dalam al-Mujam al-Wasit disebutkan akhlak adalah
sifat yang tertanam di dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam – macam
perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran atau pertimbangan.2
Dalam ensiklopedia islam dikatakan bahwa akhlak adalah suatu keadaan yang
melekat pada jiwa manusia yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan dan penelitian 4. Dari
pengertian dia atas terdapat kesamaan, bahwasanya akhlak itu merupakan
perbuatan yang berpangkal pada hati atau atas kesadaran jiwanya tanpa
memerlukan pertimbangan dan tanpa ada unsur pemaksaan, kemudian diwujudkan
dalam perbuatan yang berulang-ulang sehingga menjadi adat dan akhirnya
1
Kamus Besar Indonesia
2
Hidayati,Heny Narendrany, Pengukuran akhlakul karimah mahasiswa, UIN Press dan center for
Quality Develoment And Assurance – Lembaga Peningkatan Dan Jaminan Mutu (LPJM)
UIN Syarif hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009,hlm 7.
3
Ibid
4
Ibid
8
menjadi sifat. Sifat adalah sebagian dari keperibadian. Sehingga sulit di ubah,
karena telah telah tertanam dalam keperibadiannya. Jika keadaan (hal) tersebut
melahirkan perbuatan terpuji menurut pandangan syariat isalm dan akal pikiran,
disebut akhlakul karimah ( baik ). Jika perbuatan-perbuatan yang timbul tidak
baik maka dinamakan akhlakul mazmumah ( buruk ).5
Pada dasarnya manusia memiliki kedua potensi baik dan buruk. Sebagaimana
dalam Al-Quran :
Artinya : “serta Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan
dan kejahatan)”
Dalam kaitan pengertian akhlak ini, Ulil Amri Syafri mengutip pendapat
Nashiruddin Abdullah, yang menyatakan bahwa, secara garis besar dikenal dua
jenis akhlak; yaitu akhlaq al karimah (akhlak terpuji), akhlak yang baik dan benar
menurut syariat Islam, dan akhlaq al mazmumah (akhlak tercela), akhlak yang
tidak baik dan tidak benar menurut syariat Islam. Akhlak yang baik dilahirkan
oleh sifat-sifat yang baik pula, demikian sebaliknya akhlak yang buruk terlahir
dari sifat yang buruk. Sedangkan yang dimaksud dengan akhlaq al mazmumah
adalah perbuatan atau perkataan yang mungkar, serta sikap dan perbuatan yang
tidak sesuai dengan syariat Allah, baik itu perintah maupun larangan-Nya, dan
tidak sesuai dengan akal dan fitrah yang sehat.6
Secara etimologi, kata madzmumah berasal dari bahasa Arab yang artinya
tercela. Oleh karena itu, akhlak madzmumah artinya akhlak tercela. Semua bentuk
kegiatan yang bertentangan dengan akhlak terpuji, disebut akhlak tercela. Akhlak
tercela merupakan tingkah laku tercela yang dapat merusak keimanan seseorang,
5
Ahmad, Imam S, Tuntunan Akhlakul Karimah, Lekdis, Jakarta, 2005
6
MODEL PENDIDIKAN AKHLAK DI MTs. AL-WASLIYAH 63 PUNGGULAN AIR JOMAN KABUPATEN
ASAHAN, Miftah Anugrah Nasution, Syaukani, Mesiono
9
7
Samsul Munir Amin, Op., Cit, hlm. 232-234
8
Muh.Ruddin Emang, et al., Pensisikan Agama Islam (Makasaar: Yayasan Fatiyah Makassar,
2002), hlm 97.
9
Muh.Ruddin Emang, et al., Pensisikan Agama Islam (Makasaar: Yayasan Fatiyah
Makassar, 2002), hlm 97.
10
1. Ananiah (egoistik);
2. Al-Baghyu (melacur);
3. Al-Buhtan (dusta);
4. Al-Khianah (khianat);
5. Az-Zulmu (aniaya);
6. Al-Ghibah (mengumpat);
7. Al-Hasad (dengki);
8. Al-Kufran (mengingkari nikmat
9. Ar-Riya’ (ingin dipuji);
10. An-Namimah (adu domba).
َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اجْ تَنِبُوْ ا َكثِ ْيرًا ِّمنَ الظَّ ۖنِّ اِ َّن بَع
... ْض الظَّنِّ اِ ْث ٌم َّواَل تَ َج َّسسُوْ ا
10
M. Yatimin Abdullah, Op., Cit, hlm. 26
11
ِ ِإيَّا ُك ْم َوالظَّ َّن فَِإ َّن الظَّ َّن َأ ْك َذبُ ْال َح ِد ْي
ث َوالَ تَ َح َّسسُوا َوالَ تَ َج َّسسُوا َوالَ تَ َحا َس ُدوا
واعبَا َدهَّللا ِ إحْ َوانًا
ِ َُوالَتَدَابَرُوا َوالَتَبَا َغضُوا َو ُكوْ ن
(Hadits riwayat Bukhori dan Muslim no 2563)
Artinya: “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena
prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari
berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling
membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara”11
Buruk sangka biasanya berasal dari diri sendiri. Hal itu sangat berbahaya
karena akan mengganggu hubungan dengan orang yang dituduh jelek, padahal
belum tentu orang tersebut sejelek prasangkanya. Itulah sebabnya berburuk
sangka sangat berbahaya, bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa buruk
sangka lebih bahaya daripada berbohong12.
Oleh karena itu sudah seharusnya kita menghindari sifat berburuk sangka,
berbagai cara dapat kita lakukan untuk menghindari sifat buruk Sangka
diantaranya yaitu:
1. Berhati-hatilah dalam berbicara,menerima akan kebenaran informasi, dan
melakukan tindakan
2. Menerapkan ajaran agama di dalam kehidupan
3. Mendekatkan diri kepada Allah SWT
4. perbanyak introfeksi diri sendiri
11
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563
12
Abdullah Gymastiar, Mengatasi Penyakit Hati, (Jakarta : Republika, 2003), Hlm. 17-18
12
Abu Hatim bin Hibban Al-Busti bekata, ”Orang yang berakal wajib mencari
keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan berperasangka dan
senantiasa harus sibuk cukup memikirkan kejelekan dirinya sendiri saja.
Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan
melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan
merasa capai. Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada dirinya, maka dia
akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa ada pada saudaranya.
Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan
melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa
letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya”13
َ Šُ ِإيَّا ُك ْم َو ْال ُجل:ا َلŠŠَلَّ َم قŠ ِه َو َسŠلَّى هَّللا ُ َعلَ ْيŠ ص
وسŠ َ ِ ع َْن َأبِي َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِريِّ َأ َّن َرسُو َل هَّللا
ِ و ُل هَّللاŠا َل َر ُسŠŠَث فِيهَا فَق ُ َما لَنَا ِم ْن َم َجالِ ِسنَا بُ ٌّد نَتَ َح َّد،ِ يَا َرسُو َل هَّللا: قَالُوا،ت ُّ ِب
ِ الط ُرقَا
ُّ Šا َحŠŠ َو َم:ق َحقَّهُ» قَالُوا
ق َ س فََأ ْعطُوا الطَّ ِريَ ِ ِإ َذا َأبَ ْيتُ ْم ِإاَّل ْال َم َجال:صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ
ِ ال َم ْعرŠ
،ُوف ْ Šِ ُر بŠ َواَأْل ْم،اَل ِمŠ الس
َّ َو َر ُّد،ف اَأْل َذىŠ
ُّ Š َو َك، ِرŠ ص َ َ غَضُّ ْالب:ا َلŠŠَق؟ قŠ ِ Šالطَّ ِري
)ي ع َِن ْال ُم ْن َك ِر (رواه البخاري و مسلم
ُ َوالنَّ ْه
a. Menundukkan pandangan
Mata adalah organ tubuh yang berfungsi untuk melihat objek yang ada di
sekitar kita. Semua yang direkam oleh mata biasanya secara spontan ditransfer ke
hati dan akan membekas dalam ingatan.
Pikiran akan melanglang buana ke alam khayalan memikirkan apa yang dilihat
oleh mata, manakala mata dibiarkan liar memandang kepada hal yang dilarang
dan menyebabkan munculnya keinginan di dalam hati. Allah memerintahkan
mukmin agar senantiasa menjaga pandangannya, semata-mata untuk menghindari
fitnah.
Bagi yang bermajelis di pinggir jalan tentu tidak terlepas dari melihat orang
yang lewat, karena jalan adalah tempat berlalu lalangnya manusia. Mungkin saja
ada di antara pengguna jalan yang tidak menutup aurat dengan sempurna. Orang
14
HR Al-Bukhari dan Muslim
14
mukmin harus berusaha sebisa mungkin menjaga pandangannya dari sesuatu yang
dapat menimbulkan efek negatif bagi dirinya. Allah berfirman:
َ ْم ٰذلِكَ اَ ْز ٰكى لَهُ ۗ ْم اِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ْي ۢ ٌر بِ َما يَصْ نَعُوْ نŠُۗار ِه ْم َويَحْ فَظُوْ ا فُرُوْ َجه َ ِم ْن اَبŠقُلْ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ يَ ُغضُّ وْ ا
ِ ْص
)30-30 :24/( النّور
Artinya : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat.” (Q.S. an-Nur [24] : 30).
b. Menghilangkan Gangguan
c. Menjawab Salam
Salam merupakan simbol persatuan dan media kasih sayang kaum muslimin.
Menjawab salam hukumnya wajib bagi orang yang mendengar ucapan salam dari
saudaranya sesama muslim. Jika yang memberi salam adalah non-muslim,
dijawab dengan ucapan wa’alaikum.
Dalam salam terkandung doa mujarab rasa kasih sayang sesama. Sabda Rasul
SAW:
ٍ َأفَاَل َأ ُدلُّ ُك ْم َعلَى َأ ْم، ابُّواŠŠŠوا َحتَّى تَ َحŠŠŠُ َواَل تُْؤ ِمن،واŠŠŠُ ْد ُخلُوا ْال َجنَّةَ َحتَّى تُْؤ ِمنŠŠŠَت
ر ِإ َذاŠŠŠ
)فَ َع ْلتُ ُموهُ تَ َحابَ ْبتُ ْم َأ ْف ُشوا ال َّساَل َم بَ ْينَ ُك ْم (رواه أبو داود
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Demi dzat yang jiwaku
berada dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian
beriman, dan kalian belum beriman sampai kalian saling mencintai, maukah
15
kalian aku tunjukkan satu perkara yang apabila kalian melakukannya kalian akan
saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Abu Daud)
Aktivitas amar ma’ruf nahi munkar adalah kunci kehidupan beragama dan
para Nabi diutus menyampaikan risalah Islam dengan pendekatan ini. Imam al-
Gahazali dalam Ihya Ulumiddin, menuturkan amar ma’ruf dan nahi munkar
adalah kutub terbesar dalam agama.
Begitu penting dan karenanya Allah mengutus para Nabi. Jika ia hilang, syiar
nubuwwah (kenabian) pun hilang, agama rusak, kesesatan tersebar, kebodohan
merajalela, satu negeri dan umatnya akan hancur binasa (Ihya’ Ulumiddin, vol.
VII/1186)
Amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan tugas mulia setiap mukmin dan
akan diberi pahala seperti bersedekah. Sabdanya yang diriwayatkan dari sahabat
Abu Dzar ra.:
َ ي َع ِن ْال ُم ْن َك ِر
… )ص َدقَةٌ… (رواه مسلم ٌ َونَ ْه،ٌص َدقَة ِ َوَأ ْم ٌر بِ ْال َم ْعر
َ ُوف
“Menyeru kepada kebaikan itu merupakan sedekah, dan mencegah kemunkaran
itu sedekah…” (HR. Muslim). Wallahu a’lam.15
15
https://www.republika.co.id/berita/qc4fs4366/senang-nongkrong-di-pinggir-jalan-ternyata-
ada-adabnya-lho-part1. Diakses pada tanggal 19 November 2022, pada pukul 23.39
16
1 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Pustaka Progresif,
1984), hal. 1025
16
dipahami mempunyai arti kurang lebih sama dengan kata umpatan, penggunjingan
dan gosip.17
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefiniskan gibah adalah obrolan tentang
orang-orang lain atau cerita-cerita negatif tentang seseorang. 18
juga sering
diidentikkan dengan istilah. rumor dan isu yang merupakan suatu berita yang
menyebar tanpa berlandaskan pada fakta yang belum atau tidak melalui sebuah
klarifikasi (tabayyun). Maka, gosip merupakan sesuatu yang masih abu-abu
karena bisa saja benar, namun bisa pula salah. Gosip, isu, dan rumor, ketiganya
memiliki pengertian yang identik yakni informasi yang mengandung dua
kemungkinan antara benar dan salah, atau dengan kata lain adalah asal-usulnya
tidak jelas dan diragukan kebenarannya.
Dalam hadits Nabi SAW pun telah dijelaskan tentang ghibah dan
buhtan,yaitu:
َ َرةŠ ِه ع َْن َأبِي ه َُر ْيŠرَّحْ َم ِن ع َْن َأبِيŠ ِد الŠيز بْنُ ُم َح َّم ٍد ع َْن ْال َعاَل ِء ْب ِن َع ْبِ َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َع ِز
َ Šَو ُل قŠŠُا َأقŠŠال ِذ ْكرُكَ َأ َخاكَ بِ َما يَ ْك َرهُ قَا َل َأ َرَأيْتَ ِإ ْن َكانَ فِي ِه َم
الŠ َ َيَا َرسُو َل هَّللا ِ َما ْال ِغيبَةُ ق قَا َل قِي َل
َرْ زَ ةŠŠَال َوفِي ْالبَاب ع َْن َأبِي ب َ َق ُبَهَتَّه ِإ ْن َكانَ فِي ِه َما تَقُو ُل فَقَ ْد ا ْغتَ ْبتَهُ َوِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن فِي ِه َما تَقُو ُل فَقَ ْد
ص ِحي ٌحَ يث َح َس ٌن ٌ َوا ْب ِن ُع َم َر َو َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َع ْم ٍرو قَا َل َأبُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد
17
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: (Jakarta: PN. Balai Pustaka,
1985), hal. 1125
18
Badudu and Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1994), hal. 469.
17
علِي ًما َ ُ سو ِء ِمنَ ا ْلقَ ْو ِل ِإاَّل َمنْ ظُلِ َم َو َكانَ هَّللا
َ س ِمي ًعا ُّ اَل يُ ِح ُّب هَّللا ُ ا ْل َج ْه َر بِال
“Allah tidak mencintai orang yang suka menceritakan keburukan orang lain
kecuali bagi orang yang teraniaya, dan Allah Maha Melihat dan Maha
Mengetahui”
19
Ibnu Qudamah, Jalan Orang-Orang yang Dapat Petunjuk, terjemahan. Kathur Suhardi, hlm. 213
20
Abullah bin Jarullah, Awas Bahaya Lidah, terj. Abu Haidar dan Abu Fahmi, hlm. 22-23
18
21
Ibnu Qudamah, Jalan Orang-Orang yang Dapat Petunjuk, terj. Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka
al-Kautsar, 2007
20
Sifat boros bukan hanya terdapat pada harta, tetapi dapat juga terjadi dalam
hal yang lain. Misalnya boros dalam penggunaan tenaga, boros dalam penggunaan
listrik, boros dalam memakai air, melakukan suatu hal yang tidak bermanfaat,
membuang-buang waktu dan banyak lagi contoh-contoh lain yang
termasuk boros.
Allah tidak menyukai orang-orang yang boros. Pemboros-pemboros sudah di
ibaratkan oleh Allah sebagai teman setan. Jadi orang-orang yang boros
kelakuannyasama dengan setan dan cocok menjadi teman setan. Rosulullah telah
memberikan contoh kepada kita untuk tidak boros.
Mulaidari pakaian yang dipakainya, hartanya dan lain sebagainya. Nabi M
uhammad SAW tidak pernah boros bahkan memanfaatkan apa-apa yang masih
bisa digunakan. Cara mengatasi sifat boros ini adalah dengan berhemat dan yang
lebih penting lagi kita harus menyadari bahwa harta, kekayaan (dunia) tidak dapat
kita bawa ke akhirat nanti, yang akan kita bawa adalah amalan dan perbuatan
yang telah kita lakukan di dunia. Untuk itu mulai dari sekarang kita harus bisa
berhemat. Berhemat tidak sama dengan kikir. Orang yang berhemat tidak
menghambur-hamburkan harta untuk keperluan yang tidak penting. Orang yang
kikir atau bakhil adalah orang yang susah mengeluarkan uangnya kecuali
terpaksa. Termasuk larangan Allah atas harta adalah ketika digunakan secara
berlebihan atau dengan cara yang boros. Islam melarang sikap ini dengan cukup
jelas. Dalam QS. Al-Isra ayat 27 Allah SWT berfirman:
ِإ َّن ْٱل ُمبَ ِّذ ِرينَ َكانُ ٓو ۟ا ِإ ْخ ٰ َونَ ٱل َّش ٰيَ ِطي ِن ۖ َو َكانَ ٱل َّش ْي ٰطَنُ لِ َربِّ ِهۦ َكفُورًا
Artinya: "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dan
syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.
Nabi Muhammad SAW bukan hanya mencontohkan kepada makanan saja
tetapi juga pada waktu. Didalam hadis ini nabi muhammad saw sangat menghargai
makanan walau hanya sisa-sisa makanan yang menempel dijari dan makanan
yangtelah jatuh juga diambil kembali karena nabi muhammad saw begitu
21
Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari sifat boros, antara lain :
6. Selalu melihat kondisi ekonomi orang lain sehingga dapat menimbulkan sikap
hati – hati dalam mebelajakan uang agar tidak terjerumus ke dalam lembah
kesengsaraan
1. Perbanyak beribadah
2. Biasakan berbagi
Dalam hidup, karunia Allah bisa datang dalam bentuk apa saja. Orang yang
mempunyai perilaku tercela tidak bisa merasakan karunia yang diberikan
kepadanya, dan selalu merasa kurang. Biasakan untuk mengucap syukur atas
23
segala kejadian baik yang kita alami, sekecil apapun itu. Bersyukur adalah cara
merubah diri menjadi lebih baik dan terhindar dari perilaku yang tercela.
Manusia hanya makhluk yang sangat kecil dalam alam semesta ini. Tidak ada
gunanya bersikap angkuh, sombong dan tinggi hati. Sebagai manusia kita punya
banyak kekurangan yang nyata di hadapan kekuasaan Allah yang begitu besar.
Sadarilah hal itu sebagai cara menghindari sifat takabur dan cara menghilangkan
sifat angkuh dan sombong.
6. Introspeksi
Jika mulut tidak bisa berkata baik, maka hal yang terbaik yang bisa dilakukan
adalah diam. Perkataan yang buruk akan mengarah kepada perilaku tercela. Bila
hati sedang resah karena disakiti orang lain atau ada masalah, maka cara
24
menenangkan hati dan pikiran agar tidak mengeluarkan perkataan buruk adalah
dengan cara bersikap sabar.22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia. Kata Akhlak diartikan sebagai budi
pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupum terambil dari Bahasa arab (yang
bisa berartikan tabiat, kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak di
temukan dalam Al-Quran. Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian
pertama dalam islam. Karena begitu pentingnya akhlak bagi kehidupan umat
manusia, oleh karena itu Allah SWT. Metode uswah, yaitu sesuatu yang pantas
untuk di ikuti,karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Metode Ta'widiyah
(pembiasaan). Secara etimologi pembiasaan asal katanya adalah biasa. Dalam
kamus umum bahasa indonesia, biasa artinya lazim atau umum; seperti sedia kala,
sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku tercela adalah sifat yang sangat merugikan diri sendiri maupun orang
lain, dalam ajaran Islam perbuatan tersebut sangat bertentangan.
Berburuk sangka atau su'udzon itu merupakan perilaku yang tidak boleh
dilakukan kepada siapapun itu, sebaiknya perilaku berprasangka yang tidak baik
harus dapat kita hindari karena perilaku berburuk sangka itu dapat menjadikan
penyebab timbulnya iri hati.
Arti hadits dari sopan santun duduk dijalanan Dari Abu Sa’id al-Khudri ra.,
Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kalian menjauhi duduk-duduk di pinggir
jalan. Para Sahabat berkata: “Kami tidak dapat meninggalkannya, karena
merupakan tempat kami untuk bercakap-cakap”. Rasulullah SAW berkata: “Jika
22
Iqbal Muhammad.2018 “Menghindari sifat tercela” https://www.dictio.id/t/bagaimana-kita-
dapat-menghilangkan-sifat-sifat-tercela-dari-dalam-diri-kita/71521. Diakses pada tanggal 20
Nov 2022 pada pukul 18.07
25
Saran
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran sangat kami harapkan dari
para pembaca. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Gymastiar, Mengatasi Penyakit Hati, (Jakarta : Republika, 2003), Hlm.
17-18
Abullah bin Jarullah, Awas Bahaya Lidah, terj. Abu Haidar dan Abu Fahmi, hlm.
22-23
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Pustaka
Progresif, 1984), hal. 1025
Ahmad, Imam S, Tuntunan Akhlakul Karimah, Lekdis, Jakarta, 2005
Badudu and Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1994), hal. 469.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563
Hidayati,Heny Narendrany, Pengukuran akhlakul karimah mahasiswa, UIN Press
dan center for Quality Develoment And Assurance – Lembaga
Peningkatan Dan Jaminan Mutu (LPJM) UIN Syarif hidayatullah
Jakarta, Jakarta, 2009,hlm 7.
HR Al-Bukhari dan Muslim
Ibnu Qudamah, Jalan Orang-Orang yang Dapat Petunjuk, terj. Kathur Suhardi,
Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2007
Ibnu Qudamah, Jalan Orang-Orang yang Dapat Petunjuk, terjemahan. Kathur
Suhardi, hlm. 213
Kamus Besar Indonesia
kitab Raudhah Al-‘Uqala, hal.131
M. Yatimin Abdullah, Op., Cit, hlm. 26
MODEL PENDIDIKAN AKHLAK DI MTs. AL-WASLIYAH 63
PUNGGULAN AIR JOMAN KABUPATEN ASAHAN, Miftah Anugrah
Nasution, Syaukani, Mesiono
Muh.Ruddin Emang, et al., Pensisikan Agama Islam (Makasaar: Yayasan Fatiyah
Makassar, 2002), hlm 97.
Muh.Ruddin Emang, et al., Pensisikan Agama Islam (Makasaar: Yayasan Fatiyah
Makassar, 2002), hlm 97.
Samsul Munir Amin, Op., Cit, hlm. 232-234
WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: (Jakarta: PN.
Balai Pustaka, 1985), hal. 1125
https://www.republika.co.id/berita/qc4fs4366/senang-nongkrong-di-pinggir-jalan-
ternyata-ada-adabnya-lho-part1. Diakses pada tanggal 19 November 2022,
pada pukul 23.39
27