Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlaq

Untuk memenuhi mata kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu : Moh. Mahmud, M.Pd.

Disusun Oleh:

MUHAMMAD IKHSAN FUADI NIM : 19122110039

MR. KADIQI SOFYAN NIM : 19122110038

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

BLOKAGUNG-BANYUWANGI

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWt yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan
inayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pembentukan Akhlaq untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak
Dosen Pengampu Moh. Mahmud, M.Pd.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih
ada kekurangan baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Keterampilan Berbahasa ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penulis

LAMPUNG, 26 juni 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Masalah................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. Pengertian Akhlak...........................................................................................2
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak................................5

BAB III PENUTUP.................................................................................................10

A. Simpulan.......................................................................................................10
B. Sara ........................................................................................................... ..10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah
lain. karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Hal itu dapat kita
lihat pada zaman Jahiliyah kondisi Akhlak yang sangat semrawut tidak karuan mereka
melakukan hal-hal yang menyimpang seperti minum khomer dan berjudi. Hal-hal tersebut
mereka lakukan dengan biasa bahkan menjadi adat yang diturunkan untuk generasi setelah
mereka. Karena kebiasaan itu telah turun temurun maka pada awal pertama nabi mengalami
kesulitan.

Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada iman yang dimiliki oleh setiap orang
mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk
merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Dalam hubungan ini
Abu Hurairoh meriwayatkan hadist dari Rosulullah Saw yang artinya:

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan
sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”.

Dari arti ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman
adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak
terombang ambing), mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat
dinikmati oleh lingkungan.

B. Rumusan Masalah

1)   Apa pengertian dari akhlak?

2)   Apa saja faktor pembentukan akhlak

C. Tujuan Masalah

1)   Untuk mengetahui tentang akhlak.

2)   Untuk mengetahui apa saa faktor pembentukan akhlak


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa,


akhlak artinya perangai, tabiat, dan agama.

Secara sempit, pengertian akhlak dapat diartikan dengan kumpulan kaidah untuk
menempuh jalan yang baik, jalan yang sesuai untuk menuju akhlak, pandangan akal tentang
kebaikan dan keburukan.

1.        Menurut Ibnu Maskawaih (941-1030 M)

Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan


tanpa melaluipertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal
dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi,
pada mulanya tindakan itu melalui pikian dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus-
menerus maka jadilah suatu bakat dan akhlak.

2.        Imam Al-Ghazali (1055-1111 M)

Dalam Ihya Ulumuddin menyatakan: Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang


tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuata yang spontan tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran. Jadi, akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan
secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.

3.        Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240 M)

Keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui
pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu. Keadaan tersebut pada seseorang boleh jadi
merupakan tabiat atau bawaan, dan boleh jadi juga merupakan kebiasaan melalui latihan dan
perjuangan.

4.        Syekh Makarim Asy-Syirazi

Akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batini manusia.


5.        Al-Faidh Al-Kasyani (w. 1091 H)

Akhlak adalah ungkapan untuk menunjukkan kondisi yang mandiri dalam jiwa, yang
darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa didahului perenungan dan
pemikiran.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak

Menurut H. A. Mustafa bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak


ada 6, yaitu insting, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak dan pendidikan.

1.       Insting

Definisi insting oleh para ahli jiwa masih ada perselisihan pendapat. Namun perlu
diungkapkan juga, bahwa menurut james, yang dikutip oleh mustafa bahwa insting ialah
suatu alat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan
berfikir lebih dahulu kearah tujuan itu dan tiada dengan didahului latihan perbuatan itu.

Pengertian insting lebih lanjut ialah sifat jiwa yang pertama yang membentuk
akkhlak, akan tetapi suatu sifat yang masih primitif, yang tidak dapat lengah dan dibiarkan
begitu saja, bahkan wajib di didik dan di asuh. Cara mendidik dan mengasuh insting kadang-
kadang dengan ditolak dan kadang-kadang pula diterima.

Dengan demikian insting itu berbeda-beda bagi manusia sebagai  kita katakan diata.
Kadang-kadang seorang manusia diberi kekuatan dalam suatu insting, dan diberi kelemahan
dalam  insting lainnya. Demikian juga seorang telah kuat instingnya sedang lain orang
kelihatan lemah, dan begitu sebaliknya. Banyak dari pemuda-pemuda mempunyai persediaan
insting untuk menghasilkan keahlian dalam cabang kehidupan yang beraneka warna.
Keahlian ini akan dapat kelihatan apabila seorang dapat memelihara keinginannya yang baik
dan mengetahui cara bagaimana memberi semangat dan memberi petunjuk yang seharusnya
dikerjakan dang apa yang seharusnya ditinggalkan. Sehingga matanglah insting-instingnya.

Macam-macam insting :

a.       Insting menjaga diri sendiri


b.      Insting menjaga lawan jenis

c.       Insting merasa taku

2.      Pola Dasar Bawaan

Pada awal perkembangan kejiwaan primitif, bahwa ada pendapat yang mengatakan
kelahiran manusia itu sama. Dan yang membedakan adalah faktor pendidikan. Tetapi
pendapat baru mengatakan tidak ada dua orang yang keluar di alam keujudan sama dalam
tubuh, akal dari akhlaknya.

Ada teori yang mengemukakan masalah turunan, yaitu:

a.       Turunan (pembawaan) sifat-sifat manusia.

Dimana-mana tempat orang membawa turunan dengan berbeda-beda sifat yang


bersamaan. Seperti bentuk, pancaindera, perasaan, akal dan kehendak. Dengan sifat sifat
manusia yang diturunkan ini, manusia dapat mengalahkan alam didalam beberapa perkara,
sedang seluruh binatang tidak dapat menghadapinya.

b.      Sifat-sifat bangsa.

Selain adat kebiasaan tiap-tiap bangsa, ada juga sifat yang diturunkan sekelompok
orang dahulu kepada kelompok orang sekarang. Sifat-sifat ini ialah menjadikan beberapa
orang dari tiap-tiap bangsa berlainan dari beberapa orang dari bangsa lain, bukan saja dalam
bentuk mukanya bahkan juga dalam sifat-sifat yang mengenai akal.

3.      Lingkungan

Lingkungan ialah suatu yang melingkungi tubuh yang hidup. Lingkungan tumbuh-
tumbuhan oleh adanya tanah dan udaranya, lingkungan manusian ialah apa yang melingkungi
dari negeri, lautan, sungai, udara dan bangsa.
Lingkungan ada dua macam, yaitu:

a.        Lingkungan alam

Lingkungan alam telah menjadikan perhatian para ahli-ahli sejak zaman plato hingga
sekarang ini. Dengan memberikan penjelasan-penjelasan dan sampai akhirnya membawa
pengaruh. Ibnu Chaldun telah menulis dalam kitab pendahuluannya. Maka tubuh yang hidup
tumbuhnya bahkan hidupnya tergantung pada keadaan lingkungan yang ia hidup didalamnya.
Kalau lingkungan tidak cocok kepada tubuh, maka tubu tersebut akan lemah dan mati. Udara,
cahaya, logam di dalam tanah, letaknya negeri dan apa yang ada padanya dari lautan, sungai
dan pelabuhan adalah mempengaruhi kesehatan penduduk dan keadaan mereka yang
mengenai akal dan akhlak.

b.       Lingkungan pergaulan

Sekolah, pekerjaan, pemerintah, syiar agama, ideal, keyakinan, pikiran-pikiran, adat-


istiadat, pendapat umum, bahasa, kesusastraan, kesenian, pengetahuan dan akhlak.
Pendeknya segala apa yang diperbuahkan oleh kemajuan manusia.

Manusia dalam masa kemundurannya lebih banyak terpengaruh dalam lingkungan


alam. Apabila ia telah dapat mendapat sedikit kemajuan, lingkungan pergaulanlah yang
banyak menguasainya, sehingga ia dapat mengubah lingkungan atau menguasainya atau
menyesuaikan diri kepadanya.

4.      Kebiasaan

Ada pemahaman singkat, bahwa kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang terus
sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti kebiasaan berjalan, berpakaian, berbicara,
berpidato, mengajar dan lain sebagainya.

Orang berbuat baik atau buruk karena ada dua faktor dari kebiasaan yaitu:

a. Kesukaan hati terhadap suatu pekerjaan

b. Menerima kesukaan itu, yang akhirnya menampikkan perbuatan, dan diulang terus

menerus
Orang yang hanya melakukan tindakan dengan cara berulang-ulang tidak ada
manfaatnya dalam pembentukan kebiasaan. Tetapi hal ini harus dibarengi dengan perasaan
suka didalam hati. Dan sebalikanya tidak hanya senang atau suka hati saja tanpa diulang-
ulang tidak akan menjadi kebiasaan. Maka kebiasaan dapat tercapai karena keinginan hati
dan dilakukan berulang-ulang.

5.       Kehendak

1.       Pengertian

Suatu perbuatan yang ada berdasar atas kehendak dan bukan hasil kehendak. Contoh
berdasarkan kehendak adalah menulis, membaca, mengarang atau berpidato dan lain
sebagainya. Adapun contoh yang berdasarkan bukan kehendak adala detik hati, bernafas dan
gerak mata.

Ahli-ahli mengatakan bahwa keinginan yang menang adalah keinginan yang alamnya lebih
kuat meskipun dia bukan keinginan yang lebih kuat.

Keinginan yang kuat desebut “roghbah”, lalu datang 4 azam atau niat berbuat. Azam
ini ialah yang disebut dengan kehendak kemudian diikuti dengan perbuatan.

2.       Kehendak adalah kekuatan

Kehendak adalah suatu kekuatan dari beberapa kekuatan. Seperti uap atau listrik,
kehendak ialah kehendak manusia dan dari padanya timbul segala perbuatan yang hasil dari
kehendak, dan segala sifat manusia dan kekuatannya seolah olah tidur nyenyak sehingga
dibangunkan oleh kehendak. Maka kemahiran penggunaan, kekuatan akal ahli pikir,
kepandaian bekerja, kekuatan urat, tahu akan wajib dan mengetahui apa yang seharusnya dan
tidak seharusnya, kesemuanya ini tidak mempengaruhi dalam hidup, bila tidak didorongkan
oleh kekuatan kehendak, dan semua tidak ada harganya bila tidak dirubah oleh kehendak
menjadi perbuatan.

Ada dua macam perbuatan atas kehendak yaitu: kadang menjadi pendorong dan
kadang menjadi penolak. Yakni kadang mendorong kekuatan manusia supaya berbuat, seperti
mendorong membaca, mengarang atau berpidato; terkadang mencegah perbuatan tersebut,
seperti melarang berkata atau berbuat.
3.      Obat kehendak

Bagaimana juga kehendak juga dapat sakit. Ada beberapa cara mengobatinya yaitu:

a.  Bila kehendak itu lemah, dapat diperkuat dengan latihan. Sepeti tubuh dapat diperkuat

dengan gerak badan dan akal dengan penyelidikan yang dalam.

b.  Wajib bagi kita jangan membiarkan kehendak kita lenyap dengan tiada ditanfidzkan

menurut agama kita, karena yang demikian itu akan melemahkan kehendak.

c.  Apabila kehendak itu kuat tetapi penyakitnya di dalam menjuruskan ke arah dosa dan

keburukan. Maka obatnya dengan memperkenalkan jiwa, pada jalan-jalan yang baik dan

buruk dan ditambah keterangan dengan buah dan akibat kedua jalan itu, dan menganjurkan

supaya tunduk kepada maksud kebaikan dan mengelilingi jiwa dengan apa yang menarik

kebaikan sehingga ia menuju ke arah kebaikan.

4.      Kebebasan berkehendak

Ahli filsafat yunani setengahnya berpendapat  bahwa kehendak itu mereka dalam
memilih, dan setengahnya berpendapat bahwa kehendak itu terpaksa menjalani suatu jalan
yang tidak dapat dilampauinya.

Ilmuan arab berkata bahwa: manusia itu terpaksa dan tidak mempunyai kehendak
yang merdeka, bahkan kepastian itu yang menjalankan menurut apa yang digambarkannya.
Dan manusia itu seperti kapas dalam tipuan angin atau seperti kulit biji diatas gelombang,
tiada kehendak dan memilih, hanya Allah-lah yang berbuat menurut kehendaknya.

Kedua faktor ini mengendalikan kehendak yang menggambarkan baginya jalan untuk
berbuat sehingga dapat menebak apa yang akan dilakukan oleh manusia yang membentuk
akhlak.

6.      Pendidikan
Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan prilaku
akhlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa memahaminya dan dapat
melakukan perubahan pada dirinya. Dengan demikian, setrategis sekali, dikalangan
pendidikan dijadikan pusat perubahan perilaku yang kurang baik untuk diarahkan menuju ke
prilaku yang baik. Maka dibutuhkan beberapa unsurdalam pendidikan, untuk bisa dijadikan
agen, perubahan sikap dan perilaku manusia, yaitu:

1.      Tenaga pendidik

2.      Materi pengajaran

3.      Metodologis pengajaran

4.      Lingkungan sekolah


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulakan bahwa kata akhlak berasal dari bahasa


Arab khuluq yang jamaknya akhlaq. Menurut bahasa, akhlak artinya perangai, tabiat, dan
agama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak

  Insting

  Bawaan

  Lingkungan

  Kabiasaan

  Kehendak

  Pendidikan

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan pemikiran dan
pengetahuan bagi rekan-rekan Mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini, Kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar rosihan,Akhlak tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia,2010, hlm. 11.

H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, 2014, hlm. 85-110.

Anda mungkin juga menyukai