Anda di halaman 1dari 10

DEFINISI, CIRI, FAKTOR DAN ASPEK PEMBENTUKAN

AKHLAK ISLAMI

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Akhlak Tasawuf


Dosen Pengampu: Abd Basith, M. Ag

Disusun Oleh:

1. HAMDAN NURSALIM (2284110147)


2. IKBAL ALDI PRATAMA (2284110143)
3. MUHAMMAD RUCHIYAT (2284110135)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta
karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat dan
umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini merupakan makalah yang berjudul “Definisi, ciri, faktor dan aspek
pembentukan akhlak Islami”. Pembuatan makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Akhlak Tasawuf.

Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Drs. Abdul Basith,
M.Ag yang telah memberikan kepada kami tugas ini. Dengan terselesaikannya
penyusunan makalah ini semoga dapat memberi manfaat bagi kami selaku
penulis dan semua pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
perbaikan makalah di masa yang akan datang.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cirebon, April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian Akhlak Islami.......................................................................5
B. Ciri-ciri Akhlak Islami............................................................................6
C. Faktor Pembentukan Akhlak Islami.....................................................6
D. Aspek Pembentukan Akhlak Islami............................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................9
B. Kritik dan Saran......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Perwujudan akhlak dalam perilaku sehari-hari seseorang dapat dilihat


pada: perilaku seseorang, ada yang baik, ada yang buruk. Karena
perbuatan akhlak tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga menjadi
kepribadiannya. Al-Qur'an selalu menekankan bahwa karakter baik atau
buruk tercermin sesuai dengan pembentukan dan perkembangannya.

Akhlak tidak selalu identik dengan ilmu, ucapan, atau perbuatan


seseorang yang mungkin banyak mengetahui tentang baik buruknya
akhlak, tetapi belum tentu didukung oleh akhlak yang mulia. Orang
mungkin berbicara dengan kata-kata yang lembut dan manis, tetapi
mereka mungkin berasal dari hati yang munafik. Dengan kata lain, akhlak
adalah kualitas bawaan manusia yang berakar pada jiwanya dan selalu
berdiri di sisinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu akhlak islami?
2. Bagaimana ciri-ciri akhlak islami?
3. Jelaskan faktor pembentukan akhlak islami?
4. Jelaskan aspek pembentukan akhlak islami?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari akhlak islami.
2. Untuk menjelaskan mengenai ciri-ciri akhlak islami.
3. Untuk menjelaskan faktor pembentukan akhlak islami.
4. Untuk menjelaskan aspek pembentukan akhlak islami.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Islami
Kata akhlak berasal dari bahasa arab yang sudah diindonesiakan yang
artinya perangai atau kesopanan. Kata ‫ اخالق‬adalah jamak taksir dari kata
‫ خلق‬yang secara etimologis mempunyai arti tabiat (al-sajiyyat), watak (al-
thab) budi pekerti, kebijaksanaan, agama (al-din). Karena akhlak
merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka suatu
perbuatan baru disebut akhlak kalau memenuhi beberapa syarat. Pertama,
perbuatan itu dilakukan secara berulang-ulang. Bila dilakukan sesekali
saja, tidak dapat disebut akhlak. Kedua, perbuatan itu timbul dengan
mudah tanpa dipikirkan atau diteliti lebih dulu sehingga benar-benar telah
menjadi suatu kebiasaan.
Menurut para ahli salah satunya adalah al-Ghazali akhlak adalah suatu
keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir
perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran
(secara spontan), pertimbangan, atau penelitian. Akhlak biasa disebut juga
dengan dorongan jiwa manusia berupa perbuatan yang baik dan buruk.¹
Kata “akhlak” tercantum dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer
yang diartikan sebagai watak, sifat, tabiat. Akhlak baik dimanifestasikan
dalam kebiasaan baik di kehidupan sehari-hari: pikiran baik, hati baik,
dan tingkah laku baik. Berakhlak baik berarti mengetahui yang baik,
mencintai kebaikan, dan melakukan yang baik. Jadi, akhlak disini adalah
adanya kesesuaian antara di dalam jiwa dengan anggota badan dalam hal
melaksanakan tindakan. Dalam Islam bahwa akhlak baik ini mesti
diterapkan dalam kehidupan sehari.
Secara terminologis pengertian akhlak adalah tindakan yang
berhubungan dengan tiga faktor penting, yaitu:
1. Kognitif: yaitu pengetahuan dasar manusia melalui potensi
intelektualitasnya.
2. Afektif, yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya
menganalisis berbagai berbagai kejadian sebagai bagian dari
pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Psikomotorik, yaitu pelaksanaan pemahaman rasional ke dalam bentuk
perbuatan yang konkret. ²

___________________
¹ M. Abdul Mujieb, dkk, Ensiklopedi Tasawuf Imam Al-Ghazali Mudah Memahami dan
Menjalankan Kehidupan Spiritual, (Jakarta: Hikmah Mizan Publika, 2009), hlm. 38.

5
²Langgulung, Hasan, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma‟arif,
Cet.1 , 1980), hlm. 29
B. Ciri-ciri Akhlak Islami
Akhlak Nabi SAW disebut dengan akhlak Islam, karena bersumber
dari Alquran dan Alquran datang dari Allah SWT. Karenanya, akhlak
Islam berbeda dengan akhlak ciptaan manusia (wad'iyyah). Ciri-ciri
akhlak Islam adalah;
1. Kebaikannya bersifat mutlak (al-khairiyah al-mutlaqah),
2. Menyeluruh (as-salahiyyah al-„ammah), yaitu kebaikan yang
terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat
manusia di segala zaman dan semua tempat,
3. Tetap, langgeng, dan mantap,
4. Merupakan kewajiban yang harus dipatuhi (al-ilzam al-mustajab)
yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan
hukum yang harus dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum
tertentu bagi orang yang tidak melaksanakannya, dan
5. Pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhitah).
Karena akhlak Al Qur'an bersumber dari Tuhan, maka pengaruhnya
lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia. Seseorang tidak akan berani
melanggarnya, dan harus bertobat bagi yang melakukannya. Inilah
mengapa disebut agama merupakan pengawas yang kuat. Pengawas
lainnya adalah hati nurani yang hidup didasarkan pada agama dan akal
sehat yang dibimbing oleh agama.

C. Faktor Pembentukan Akhlak Islami


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak
seseorang, yaitu :
1. Faktor internal
a. Faktor Insting (naluri)
Insting (naluri) adalah pola perilaku yang tidak dipelajari,
mekanisme yang dianggap ada sejak lahir dan juga muncul pada
setiap makhluk. Sebagian ahli berpendapat bahwa akhlak tidak
perlu dibentuk karena akhlak adalah insting yang dibawa manusia
sejak lahir. Para psikolog juga menjelaskan bahwa insting (naluri)
berfungsi sebagai motivator atau penggerak yang mendorong
lahirnya tingkah laku. Setiap perbuatan manusia lahir dari suatu
kehendak yang diperagakan oleh naluri atau insting.
b. Kehendak
Kehendak adalah faktor yang menggerakkan manusia
untuk berbuat dengan sungguh sungguh. Dalam perilaku manusia,
kehendaklah yang mendorong manusia untuk berusaha dan
bekerja, tanpa kehendak semua ide, keyakinan, kepercayaan,

6
pengetahuan menjadi pasif dan tidak ada arti bagi hidupnya. Dari
kehendak manusia akan menentukan akan bertingkah laku baik
atau buruk.
c. Faktor keturunan
Faktor keturunan secara langsung atau tidak langsung
sangat mempengaruhi bentukan sikap dan tingkah laku seseorang.
Sifat-sifat asasi anak merupakan sifat-sifat asasi orang tuanya.
Sifat yang diturunkan oleh orang tua bukanlah sifat yang dimiliki
yang tumbuh dengan matang karena pengaruh lingkungan, adat
dan pendidikan, melainkan sifat bawaan sejak lahir.

B. Faktor Eksternal
1. Adat kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan
seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk
yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah
menjadi adat kebiasaan, tidak cukup hanya diulang-ulang saja,
tetapi harus disertai kesukaan dan kecenderungan hati
terhadapnya. Jadi, terbentuknya kebiasaan itu, adalah karena
adanya kecenderungan hati yang diiringi perbuatan.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan pergaulan sangat besar pengaruhnya terhadap
pembentuka akhlak seseorang. Manusia selalu berhubungan
dengan manusia ainnya, itulah sebabnya manusia harus bergaul.
Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling memengaruhi
seseorang dalam berpikir dan bertingkah laku. Jika kondisi
lingkungan tidak baik maka tingkah laku seseorang akan
cenderung tidak baik juga.
3. Pendidikan
Pendidikan memiliki andil yang besar pengaruhnya dalam
pembentukan akhlak manusia, berbagai ilmu diperkenankan agar
seseorang memahaminya dan dapat melakukan sesuatu perubahan
pada dirinya. Pendidikan adalah usaha mengarahkan potensi hidup
manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan
kemampuan belajar sehingga terjadilah perubahan di dalam
kehidupan pribadinya. Jika pendidikan dan pengajaran akhlak

7
yang diberikan kepada anak itu baik, maka dapat menjadikan anak
berperangai baik. Demikian juga sebaliknya.

D. Aspek Pembentukan Akhlak Islami


Manusia merupakan makhluk yang memiliki sifat sosial, yang memiliki
hubungan antara satu makhluk dengan makhluk lainnya dalam kehidupan
bermasyarakat, bersyariah dan juga dalam mengerjakan amalan lainnya. Dalam
masyarakat kita pasti akan berhadapan dengan berbagai macam permasalahan
yang terjadi pada setiap manusia itu sendiri dengan latar belakang keluarga,
pendidikan, suku, budaya dan juga Bahasa yang berbeda.
Dalam aspek-aspek pembentukan akhlak mahmudah menurut Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah antara lain sebagai berikut:
1. Hati yang bersih
Dalam hidup tentunya kita lebih memiliki hati sebagai pangkal
kebaikan, jika hati itu bersih dan terang maka akan dapat suatu
kebaikan, dan dengan gelapnya hati maka itu akan menimbulkan
keburukan. Setiap kebaikan dan kebahagiaan yang dimiliki oleh
manusia, bahkan oleh setiap makhluk yang berakal, berlandaskan pada
kesempurnaan hidup dan cahaya. Kehidupan dan cahaya merupakan
landasan dari setiap kebaikan.
2. Mengutamakan kebenaran
Hati yang sehat dan akan terus hidup merupakan hati yang selalu
ingin berbuat yang baik, menghendaki kebenaran serta mengutamakan
kebaikan dalam hidup. Ada dua kekuatan yang terdapat dalam hati,
pertama fungsinya untuk mengetahui dan membedakan. Kedua untuk
kekuatan untuk berkehendak dan mencintai. Dengan demikian hati
yang sempurna dan baik jika menerapkan dua kekuatan tersebut dalam
hal-hal yang bermanfaat dan baginya akan memberikan kebaikan serta
kebahagiaan.
3. Allah satu-satunya Ilah
Dengan menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya ilah makan
akan mendatangkan hati yang baik serta bahagia. Dengan demikian
setiap makhluk hidup, malaikat, manusia, jin, ataupun hewan, tentu
memerlukan hal yang bermanfaat baginya dan menjauhkan apa yang
membahayakan dirinya. Hal ini tidak akan terwujud tanpa mengetahui
manfaat dan bahaya. Manfaat yang dimaksud adalah kesenangan atau
kebahagiaan, dan bahaya adalah siksaan dan derita.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak merupakan keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga
dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat yang melahirkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angan lagi. Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang
melekat di dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru disebut akhlak kalau
memenuhi beberapa syarat. Pertama, perbuatan itu dilakukan secara
berulang-ulang. Bila dilakukan sesekali saja, tidak dapat disebut akhlak.
Kedua, perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti
lebih dulu sehingga benar-benar telah menjadi suatu kebiasaan.
B. Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwasanya makalah diatas masih memiliki
banyak kesalahan dan kekurangan, baik kesalahan penulisan maupun
kekurangan referensi. Oleh karena itu, penulis berharap agar pembaca
dapat memberikan kritik dan saran demi menjadikan makalah ini lebih
baik.

9
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, A. ( 2019 ). Ciri dan Keistimewaan Akhlak Dalam Islam. Sulesana, Vol
13. No 1 https://journals.ums.ac.id/index.php/suhuf/article/view/3319
Sasongko, A. ( 2019 ). Akhlak Tempati Posisi Penting Dalam
Islam. https://khazanah.republika.co.id/berita/ponpjr313/akhlak-tempati-posisi-
pentingdalam-islam Di akses pada tanggal 25 Maret 2023.
Langgulung, dan Hasan. ( 1980 ). Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan
Islam. Bandung:Al-Ma'arif, Cet.1
Hasanah, dkk. ( 2020 ). Aspek Pembentukan Akhlak Menurut Ibnu Qayyim Al-
Jauziyah. Jurnal Dedikasi Pendidikan, vo. 4,No 2.
Mujib, M. A, dkk. ( 2009 ). Ensiklopedi Tasawuf Imam Al-Ghazali Mudah
Memahami dan Menjalankan Kehidupan Spiritual. Jakarta:Hikmah Mizan
Publika.

10

Anda mungkin juga menyukai