Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKHLAK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan

Dosen Pengampu : Adi Irfan Marzuqi,M.Pd.I

Disusun oleh :
Christien Novia Karlina (2202277003)
Iva Aini Azhar (2202277013)
Nadya Dwi Vanawati (2202277018)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH CIAMIS
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 20 Kabupaten Ciamis Jawa Barat 46216
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Puji serta syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada kami sehingga pembuatan makalah
tentang "Akhlak" ini dapat terselesaikan. Dan tidak lupa Sholawat beserta Salam tetap kami
curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad S.A.W.
Makalah ini menjelaskan tentang akhlak. Karena satu satunya alasan kebangaan dan kemuliaan
bagi seseorang adalah akhlak mereka. Dan keberhasilan sejatihanya dicapai melalui akhlak
yang baik, apalagi jika di sempumakan dengan keadilan. Begitulah prinsip yang harus kita
pegang teguh dalam menjalani kehidupan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari berbagai kekurangan dan kelemahannya.
Tidak ada yang sempurna di dunia, maka apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun
isi dari makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran untuk lebih meningkatkan
pengetahuan kami kearah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi para pembaca.

Ciamis,7 April 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………...................... I


DAFTAR ISI ……………………………………………………..................... I.i
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………..................... 1
1.1. Latar belakang ……………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 1
1.3.Tujuan………………………………………………………............... 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………….................. 3
2.1. Pengertian Akhlak…………………………….………………........... 3
2.2. Macam-macam akhlak……………………………………………….. 3
2.3. Sumber-sumber akhlak………………………….………………....... 4
2.4.Kedudukan akhlak…………………………………………………… 4

2.5. Ruang lingkup akhlak…………………………… …………………. 5

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….. 9


3.1 Kesimpulan………………………………………………………… 9
3.2 Saran ….…………………………………………………................. 9
DAFTAR PUSTAKA………..………………………………………………… 10

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sangat menjunjung tinggi akhlak. Akhlak manusia akan menuntun kepada kebaikan di
dunia maupun di akhirat. Dengan akhlak manusia akan dimuliakan dan dengan akhlak pula
akan membedakan manusia satu dengan yang lainnya. Akhlak menurut agama Islam
mempunyai dua sumber yaitu Alquran dan As-Sunnah yang menjadi pegangan dalam
menentukan segala urusan dunia dan akhirat.Akhlak dari segi istilah :Menurut Imam al-
Ghazali, "Akhlak” ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanyatimbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu."
Daripada definisi tersebut dapat kita fahami bahawa akhlak merupakan suatu perlakuan yang
tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam
melakukan sesuatu tindakan.
Menurut Sauri S (2012 hlm. 159) dalam bukunya Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam
hakikat akhlak yaitu: Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti adat kebiasaan (al-adat),
perangai, tabiat (al sajjiyat), watak (al thab), adab sopan santun (al-muru'at), dan agama (ad-
din). Menurut para ahli masa lalu (al-qudama) akhlaq adalah kemampuan jiwa untuk
melahirkan suatu perbuatan secara spontan, tanpa pemikiran atau pemaksaan.Sering pula yang
dimaksud akhlaq adalah semua perbuatan yang lahir atasdorongan jiwa berupa perbuatan baik
atau buruk. Dalam HR Imam Ahmad dikatakan bahwa "Jika ingin menjadi manusia terbaik,
lakukanlah kebaikan terhadap manusia lain, maka engkau akan menjadi manusia terbaik".
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat
atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan
halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa
melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi.Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan
buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya
manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu,
sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang
mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu. Pada
kenyataannya, di lingkungan masyarakat masih banyak ditemukan perpecahan (disintegrasi)
maupun gesekan gesekan social seperti kawan menjadi lawan. Hal tersebut disebabkan karena
tisdak adannya rasa peduli terhadap orang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari akhlak
2. Apa macam-macam akhlak
3. Apa saja sumber sumber akhlak
4. Bagaimana kedudukan akhlak dalam islam
5. Bagaimana ruang lingkup dalam akhlak
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari akhlak
2. Untuk mengetahui macam-macam akhlak
3. Untuk mengetahui sumber-sumber akhlak
4. Untuk mengetahui kedudukan akhlak dalam islam
5. Untuk mengetahui ruang lingkup akhlak
6. Untuk pemenuhan nilai mata kuliah AIK
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian akhlak
Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah di Indonesiakan. Ia
merupakan akhlaaq jama dari khuluqun yang berarti “perangai, tabiat, adat, dan
sebagainya’’. Kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan kata khaliq yang
bermakna pencipta dan kata makhluq yang artinya ciptaan, yang diciptakan, dari kata
khalaqa, menciptakan. Dengan demikian, kata khulq dan akhlak yang mengacu pada
makna “penciptaan” segala yang ada selain Tuhan yang termasuk di dalamnya kejadian
manusia. Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah adalah kehendak jiwa manusia
yang menimbulkan suatu perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Sedangkan Abu Ahmadi dan Noor salimi
berasumsi bahwa “secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah mengandung
konotasi baik, jadi orang yang berakhlak berarti orang yang berakhlak baik”.
Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan pengertian akhlak sebagai
berikut :
1) Menurut Ibnu Mazkawaih, akhlak merupakan keadaan jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pikiran dan perencanaan.
2) Menurut Al-Ghozali: “fakhluqu, ibaratu , an haiatin fin nafsi
Raasikhatun, anha tashdurul af’alu bisuhuulatin wa yusrin min ghairi
hajaatin ila fikrin wa ru’yatin”. (akhlak adalah sifat tertanam dalam
jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dilakukan
tanpa perlu kepada pemikiran dan pertimbangan).
3) Menurut Rosihan Anwar, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui pertimbangan dan
pilihan terlebih dahulu
B. Macam-macam akhlak
1. Akhlak mahmudah
ialah perbuatan terpuji menurut pandangan akal dan syariat Islam. Akhlak
mahmudah ini lalah sifat Rasulullah saw, dan amalan utama penganut Islam sejati.
Imam Ghazali telah menetapkan empat prisnsip utama akhlak yang menunjangi
akhlak manusia bagi melahirkan akhlak terpuji yaitu:
a) Hikmah (Kebijaksanaan)
b) Adil
c) Syajaah
d) Iffah

2. Akhlak Tercela (Mazmumah)


Ialah perbuatan tercela menurut pandangan akal dan syariat Islam. Akhlak
mazmumah ini bukan sifat Rasulullah s.a.w. dan amalan utama penganut Islam
sejati, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud, "Tidak akan masuk
ke dalam syurga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan yang sebesar
zarah." (Riwayat Muslim) Akhlak tercela atau akhlak buruk dalam bahasa Arab
dikenali sebagai sifat-sifat mazmumah, merupakan sifat-sifat yang bercanggah
dengan ajaran al-Quran dan as-Sunnah. Sebarang sifat dan akhlak yang tergolong
dalam kategori akhlak buruk amat dibenci dan dikeji dalam pandangan Islam.
Antara akhlak atau sifat mazmumah ialah menyengutukan Allah Swt, bohong,
takbur, dengki, khianat, bakhil, marah dan sebagainya.
C. Sumber-sumber akhlak
Sumber-sumber Akhlak dalam Islam ada 2, Yaitu :
1. Al-Quran
bukan saja satu kitab yang membicarakan masalah-masalahhukum Allah, politik,
pendidikan bahkan ia juga menyingkap bidang-bidangsosiologi khasnya
pembentukan syahsiah seseorang insan dalam sebuahmasyarakat. Maka, sumber
utama rujukan ilmu akhlak ialah Kitabullah yang menghuraikannya secara
terperinci dan jitu. Perkataan al-akhlak menurut istilah al-lughah ialah kata jamak
daripada mufradnya al-khuluq. Dalam al-Quran terdapat dua ayat yang membawa
lafaz khuluqun yang menepati istilah akhlak, yaitu dalam surah Al-Qolam Ayat 4
“ Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang
agung” dan surah Asy-Syu’ara ayat 137 “ Sesungguhnya ini (agama) tidak lain
hanyalah kelakuan orang dahulu”. Berdasarkan ayat pertama, akhlak
membawamaksud keperibadian, syahsiah dan sifat-sifat yang merujuk kepada
perbuatan mulia. Manakala ayat kedua pula, perkataan khuluq itu merujuk kepada
kebiasaandan tabiat manusia yang sememangnya dijadikan oleh Allah dengan
memiliki tabiat-tabiat tertentu yang menjadi kelaziman. Akhlak yang disebut di
dalam al-Quran merupakan ajaran-ajaran dantingkah laku yang baik, lebih tinggi
kedudukannya daripada moral. Dua ayat diatas adalah sebahagian kecil yang
membincangkan tentang akhlak. Al-Quran adalah sumber utama penggalian ilmu
akhlak untuk memahami akhlak manusia.
2. Hadist
ialah sumber kedua Akhlak dalam Islam, di sinilah ajaran-ajaran Akhlak Islam
tersebar dengan jelasnya melalui amalan. Hadist menjelaskan bahwa orang yang
berakhlak ialah golongan yang beriman dan sifat-sifat dalam Akhlak seperti malu,
sabar, kebersihan dan sebagainya. Akhlak yang mulia adalah merupakan tanda dan
hasil daripada iman yang sebenarnya. Tidak ada nilai bagiiman yang tidak disertai
oleh akhlak.Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah
untukmenyempurnakan akhlak yang baik ” Sabda Rasulullah pada Hadits yang lain
:“Yang paling kucintai di antara kamu ialah yang paling baik akhlaknya, yang
mendapat pelindung adalah menyayangi dan disayangi”.Dua Hadist tersebut
menjelaskan bahawa Rasulullah s.a.w ialah sumber rujukan akhlak di mana segala
perkataan dan perbuatan termasuklah diamnya baginda menggambarkan
Akhlaknya.

D. Kedudukan Akhlak Dalam Islam


Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu diuraikan bahwa ada
tiga macam sendi Islam yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya
sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan pelaksanaannya terhadap
ketiga macam sendi tersebut, yang mencakup:
1. Masalah Aqidah : yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan
kewajiban beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, Kitab-
kitabnya,Rasul-rasulnya, hari akhiratNya dan Qadar baik dan buruk yang
telahditentukanNya.
2. Masalah syari'ah : yang meliputi pengabdian hamba terhadap TuhanNya yang
dapat dilihat pada rukun Islam yang lima. Danmua'amalah juga termasuk
masalah syari'ah.
3. Masalah Ihsan : yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah SWT
terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.
Dari sinilah kita mengetahui kedudukan Akhlak dalam Islam, yang merupakan sendi
yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan prilaku manusia dalam
memanifestasikan keimanannya, ibadahnya serta mu'amalahnya terhadap sesama
manusia.Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam
agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
1. Rasulullah menempatkan penyempurnaan Akhlak yang mulia sebagai misi pokok
risalah Islam.
2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
3. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan kebaikan seseorang nanti
pada hari kiamat.
4. Rasulullah menjadikan baik buruknya Akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas
imannya.
5. Islam menjadikan Akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah
SWT.
6. Nabi Muhammad selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan Akhlak Beliau.
7. Di dalam Al-Qur'an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan khlak.
E. Ruang lingkup akhlak
Akhlak sebagai suatu tatanan nilai yaitu merupakan sebuah pranata sosial yang
berdasarkan pada ajaran syariat Islam. Sedangkan akhlak sebagai sebuah tingkah laku
atau tabiat manusia yang merupakan perwujudan sikap hidup manusia yang menjelma
menjadi sebuah perbuatan atau tindakan. Untuk menentukan perbuatan dan tindakan
manusia itu baik atau buruk, Islam menggunakan barometer syariat agama Islam yang
berdasarkan wahyu Allah Swt. Sedangkan masyarakat umum lainnya ada yang
menggunakan norma-norma adat istiadat ataupun tatanan nilai masyarakat yang
dirumuskan berdasarkan norma etika dan moral.
Dalam Islam, tatanan nilai yang menentukan suatu perbuatan itu baik atau buruk
dirumuskan dalam konsep akhlakul karimah, yang merupakan suatu konsep yang
mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan sang Maha
Pencipta yaitu Allah Swt., dan manusia dengan alam sekitarnya. Secara lebih khusus
juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Ruang lingkup akhlak itu
dapat berupa seluruh aspek kehidupan seseorang sebagai individu, yang bersinggungan
dengan sesuatu yang ada di luar dirinya. Karena sebagai individu, dia pasti berinteraksi
dengan lingkungan alam sekitarnya, dan juga berinteraksi dengan berbagai kelompok
kehidupan manusia secara sosiologis, dan juga berinteraksi secara methaphisik dengan
Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta. Melihat demikian luasnya interaksi yang
terjadi pada setiap individu, maka penulis melihat bahwa ruang lingkup akhlak terdiri
dari beberapa bagian sebagaimana yang telah dijelaskan Muhammad Daud Ali yaitu :
a. Akhlak terhadap Allah atau Pencipta (Kholik)
dapat diaplikasikan dalam bentuk sebagai berikut :
1) Mentauhidkan Allah
Mentauhidkan Allah yaitu mengesakan Allah dan tidak menduakannya.
Mencintai allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan
mempergunakan firman-firman_Nya dalam al-Quran sebagai pedoman hidup
dan kehidupan.
2) Taqwa
Artinya melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan_Nya.
3) Senantiasa berdoa dan hanya meminta kepada Allah.
4) Tawakkal (berserah diri) kepada Allah. Dari pemaparan di atas maka penulis
dapat memahami bahwa akhlak yang berkualitas adalah akhlakul karimah, dan
orang yang melakukan akhlakul karimah disebut muhsin.
Allah yang telah menciptakan manusia, maka hendak lah manusia senantiasa bersujud
serta menyembah allah. Menurut Abuddin Nata ada empat alasan mengapa manusi
perlu berakhlak kepada Allah yaitu :
a). Karena Allah yang telah menciptakan manusia dan menciptakan manusia
dari air yang ditumpahkan keluar dari antara tulang pungggung dan tulang
rusuk. (Q.S. al-Thariq : 5-7). Dalam ayat lain, Allah menyatakan bahwa manusia
diciptakan dari tanah yang kemudian diproses menjadi benih yang disimpan
dalam tempat yang kokoh (rahim) setelah ia menjadi segumpal darah, daging,
dijadikan tulang dan dibalut dengan daging, dan selanjutnya diberikan ruh. (Q.S.
Al-Mu‟minun : 12-13).
b) Karena Allah lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal, pikiran dan hati sanubari. Di samping anggota
badan yang kokoh dan sempurna pada manusia.
c) Karena Allah lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang
berasal dari tumbuhtumbuhan, air, udara, binatang dan ternak dan lain
sebagainya. (Q. S. Al-Jatsiah : 12-13)
d) Allah lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan
untuk menguasai daratan dan lautan (Q. S. Al-Isra‟ : 70) Jadi, dalam berakhlak
kepada Allah Swt., manusia mempunyai banyak cara diantaranya dengan taat
dan tawadduk kepada allah Swt., karena allah yang telah menciptakan manusia
untuk beribadah kepada_Nya dengan akhlak yang baik serta menyembah_Nya.
b. Akhlak Terhadap Makhluk (Semua Ciptaan Allah)
Akhlak terhadap makhluk ini dibagi dalam dua bagian, yaitu :
1) Akhlak terhadap Manusia
Akhlak terhadap manusia ini juga dapat dirincikan lagi menjadi beberapa
bagian,yaitu:
a) Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad SAW)
Akhlak terhadap Rasulullah antara lain :
1) Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya,
2) Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri tauladan dalam hidup
dankehidupan,
3) Menjalankan apa yang diperintahkan dan tidak melakukan apa yng dilarang.
Maka dalam hal ini, akhlak terhadap keluarga seperti sikap seluruh anggota keluarga
baik ayah, Ibu, ataupun anak dalam kehidupan keluarga hendaklah saling tolong
menolong,
cinta mencintai dan saling menyayangi satu dengan yang lainnya.
e) Akhlak terhadap Tetangga
Akhlak terhadap tetangga antara lain : 1) Saling mengunjungi, 2) Saling bantu
diwaktu senang lebih-lebih tatkala susah, 3) Saling beri-memberi, 4) Saling
hormatmenghormati, 5) Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan. 25
Maka dapat dipahami bahwa tetangga juga mempunyai hak terhadap tetangganya
dimana perlu mengindahkan akhlak terhadapnya. Seperti yang telah diuraikan di atas
untuk
saling beri-memberi dan saling tolong menolong terhadap sesama tetangga.
f) Akhlak terhadap Masyarakat
Adapun Akhlak terhadap masyarakat menurut Abu Ahmadi dan Noor salimi antara
lain :
1)Memuliakan tamu,
2) Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan,
3) Saling menolong dan melakukan kebajikan dan takwa
4) Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri dan orang lain agar tidak
melakukan perbuatan jahat (mungkar)
5) Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupannya
6) Bermusyawarah dalam segala urusan dan mengenaikan kepentingan bersama
7) Mentaati keputusan yang telah diambil, 8) Menepati janji.
Dengan demikian, penulis dapat memahami bahwa perlunya menjaga akhlak terhadap
orang lain baik dalam hidup bermasyarakat maupun dalam hidup bernegara.

c. Akhlak terhadap bukan Manusia (Lingkungan Hidup)

Akhlak terhadap bukan manusia (lingkungan hidup) antara lain :


1) Sadar memelihara kelestarian lingkungan hidup
2) Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora
(hewan dan tumbuhan) yang sengaja diciptakan Tuhan untuk kepentingan manusia
dan makhluk
lainnya. Hal ini juga terdapat dalam al-Quran surat Yunus : 101 dan al-Baqarah : 60 .
Karena itu Tuhan telah menundukkan kepada manusia matahari dan bulan, malam dan
siang, lautan dan sungai, bumi dan gunung-gunung dan seluruh angkasa luas.
Pendeknya, semua dihidangkan dihadapan manusia untuk dipergunakan, diselidiki,
digali, dicari rahasianya dan dinikmati hasilnya dengan sebaik-baiknya.
3) Sayang pada sesama makhluk.
Jadi, akhlak terhadap lingkungan sebagaimana yang diajarkan dalam al-Quran
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Cara berakhlak
terhadap lingkungan diantaranya, memelihara kelestarian lingkungan, menjaga
kebersihan lingkungan dan menyayangi mahkluk hidup.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala
pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Akhlak berasal dari bahasa Arab jama' dari khuluqun yang menurut bahasa diartikan sebagai
budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa adanya
hubungan erat antara individu dengan. orang lain dalam melangsungkan hidup dan
kehidupan, dihiasi dengan budi pekerti yang baik serta tabiat yang mulia. Hal itu akan
melahirkan keharmonisan dalam hidup dan kehidupan. b) Akhlak dalam ajaran Islam, Hindu
dan Budha semuanya mengajarkan pada kebaikan dan mengarahkan manusia untuk
berperilaku baik antar sesama dan dituntut untuk melakukan ibadah yang telah di syari'atkan
oleh agamanya masing-masing.

Saran
Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
kemampuan kami.Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah inisangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinsu.ac.id/4867/4/BAB%2011.pdf
https://www.academia.edu/30541232/MAKALAH_HAKIKAT_AKHLAK_docx
https://www.academia.edu/37940233/Makalah_pengertian_Akhlak_docx

Anda mungkin juga menyukai