Anda di halaman 1dari 20

AYAT – AYAT TENTANG ANCAMAN BAGI YANG MENGABIKAN DAKWAH

BAIK INDIVIDU MAUPUN KOMUNITAS

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Tafsir Dakwah Dosen
pengampu : Zenal Mutaqin, M.Ikom

Disusun oleh : Kelompok 4

1. Mailani Mudrikah NIM : 2284110120


2. Khilya Nur Aulia NIM : 2284110121
3. M. Jiran Arfayuha NIM : 2284110139

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI ( IAIN )
SYEKH NURJATI CIREBON
1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis
kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan
pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung
Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat sehat-Nya, sehingga makalah “efek dan hambatan dakwah” dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Dakwah. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan


karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran
pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, agar baik terkait penulisan maupun konten,
penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, akhir kata semoga makalah


ini dapat bermanfaat.

Cirebon, 18 Maret 2023

Penyusun

1
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Q.S Al – Baqarah Ayat 44..............................................................................................5

2.2 Q.S Al-Maidah Ayat 78-79...........................................................................................13

2.3 Q.S An – Nisa Ayat 85.................................................................................................15

2.4 Q.S Al- Furqon Ayat 30...............................................................................................15.

BAB III PENUTUP.................................................................................................................18


3.1 Kesimpulan...................................................................................................................18

3.2 Saran..............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Kegiatan dakwah tidak terbatas pada
ceramah-ceramah ataupun mauidloh saja. Akan tetapi, kegiatan dakwah sangatlah luas.
Mengajak salat berjamaah, berhijab, dan lain sebagainya adalah contoh kecil dari dakwah.
Selama hal tersebut adalah mengajak kepada kebaikan sesuai yang diperintahkan Allah
Swt.. maka hal tersebut adalah dakwah. Sehingga setiap orang pasti memiliki potensi
untuk berdakwah.
Pada kenyataannya, tidak semua orang memperhatikan hal tersebut. Sering kali
manusia disibukkan dengan urusan duniawi. Padahal keutamaan dakwah sangatlah besar.
Ia bisa menjadi amal yang tidak terputus-putus nantinya, dan masih banyak lagi
keutamaannya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan ancaman bagi yang
mengabaikan dakwah baik individu maupun komunitas. Sehingga diharapkan dapat
meningkatkan antusias pembaca untuk berdakwah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini dibuat guna membahas tentang :
1) Menjabarkan ayat-ayat tentang “ancaman bagi yang mengabaikan dakwah
baik individu maupun komunitas” meliputi, QS. Al - Baqarah: 44 ; QS. Al-
Maidah : 78-79 ; QS. An – Nisa :85 ; QS. Al – Furqon : 30.
2) Menjabarkan tafsir mufrodat ayat tentang ancaman bagi yang mengabaikan
dakwah serta membahas struktur kebahasaan.
3) Menjabarkan hasil penafsiran para mufasir.

3
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yang ingin dicapai yaitu :


1. Mengetahui isi dalam ayat-ayat ancaman bagi yang mengabaikan dakwah
meliputi tafsir mufrodat, isi kandungan dan asbabun nuzul.
2. Mengetahui hasil penafsiran dari beberapa mufasir.
3. Mengetahui ancaman bagi yang mengabaikan dakwah baik individu maupun
komunitas.

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Q.S Al – Baqarah (2) Ayat 44


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ َ‫اس بِ ْٱلبِرِّ َوتَن َسوْ نَ َأنفُ َس ُك ْم َوَأنتُ ْم تَ ْتلُونَ ْٱل ِك ٰت‬


َ‫ب ۚ َأفَاَل تَ ْعقِلُون‬ َ َّ‫َأتَْأ ُمرُونَ ٱلن‬

" Artinya, “Mengapa kalian menganjurkan orang lain untuk berbakti, sedangkan kalian
melupakan diri sendiri, padahal kalian membaca kitab suci? Tidakkah kalian
berpikir?” (Surat Al-Baqarah ayat 44).

a) Tafsir mufrodat

Tabel 1 Tafsir Mufrodat Q.S Al-Baqarah ayat 44 1

َ‫َأتَْأ ُمرُون‬
‫َأنفُ َس ُك ْم‬ َ‫َوتَن َسوْ ن‬ ‫بِ ْٱلبِ ِّر‬ َ َّ‫ٱلن‬
‫اس‬
Mengapa kalian
Diri Dan Dengan Manusia
menyuruh
kalian kalian (berbuat)
sendiri melupak kebaikan
an

1
https://quranhadits.com/quran/2-al-baqarah/al-baqarah-ayat-44/ diakses tanggal : 18 Maret
2023

5
َ‫تَ ْعقِلُون‬ ‫َأفَاَل‬ َ ۚ َ‫ْٱل ِك ٰت‬
‫ب‬ َ‫تَ ْتلُون‬ ‫َوَأنتُ ْم‬

Kalian Maka Al-Kitab Dan


Kalian kalian
tidakkah
menggunakan

akal
membaca

b) Asbabun Nuzul Q.S Al - Baqarah ayat 44 2

Asbabun Nuzul “Al-Wahidi dan ats-Tsa’labi” meriwayatkan dari Ibnu


Abbas, katanya: ayat ini (nomor 44) turun berkenaan dengan kaum Yahudi
yang tinggal di Madinah. Seseorang di antara mereka biasanya berkata kepada
orang Islam yang menjadi iparnya, kerabatnya atau saudara sesusuannya,
“Tetaplah berpegang kepada agama yang kau peluk itu. Laksanakan perintah
agamamu. Orang ini-maksudnya Muhammad Saw-dan ajarannya adalah
benar”. Mereka menyuruh orang lain berbuat demikian tetapi mereka sendiri
tidak melakukannya.As-suddi berkata: Bani Israel dahulu menyuruh orang-
orang untuk menaati Allah, bertakwa kepada-Nya, dan berbuat kebajikan,
tetapi mereka sendiri tidak melakukan hal itu. Maka Allah ‘Azza wa Jalla
mencela mereka.

Dari sebab turunnya ayat ini, sebagaimana dipaparkan di atas, jelas


bahwa ayat-ayat ini turun berkenaan dengan kaum ahli kitab, khusunya para
pendeta dan biarawan, mereka dulu menyuruh orang-orang melakukan
kebajikan dan berpegang teguh kepada agama Islam, sementara mereka
melupakan diri mereka. Ini memancing rasa heran, sebab orang yang
menyuruh melakukan sesuatu semestinya menjadi suri teladan, dia harus
mendahului melakukan apa yang ia perintahkan kepada orang lain. Jika tidak,
ibaratnya seperti lampu yang memberi penerangan bagi orang lain sementara
dirinya sendiri terbakar.Teguran keras ini adalah kepada pemuka-pemuka dan

2
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/ululalbab/article/download/4829/3041 diakses
tanggal : 19 Maret 2023 pukul 06:08.

6
pendeta-pendeta mereka. Inilah penyakit pemuka-pemuka atau yang disebut
pendeta atau ahbar mereka pada waktu itu.

Dalam tafsir al-Mizan dijelaskan bahwa Allah memulai teguran


terhadap kaum Yahudi. Allah mengingatkan mereka akan karunia-karunia yang
dianugerahkan, tentang kehormatan yang diberikan dengan mengontraskannya
dengan sikap tidak bersyukur dan sikap durhaka mereka dengan
memperlihatkan betapa pada setiap momen mereka membayar karunia-karunia
Allah dengan sikap tidak mengindahkan perjanjian mereka, memberontak
terang-terangan terhadap perintah-perintah Allah dan bahkan kemusyrikan.

c) Hasil penafsiran para mufasir 3

 Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama RI)

Selanjutnya, setelah memerintahkan salat dan zakat (QS. Al –


Baqarah : 43), ayat ini mengecam pemuka-pemuka Yahudi yang sering kali
memberi tuntunan kepada orang lain agar berbuat baik, tetapi melakukan
sebaliknya dan melupakan diri mereka. Mengapa kamu, Bani Israil atau
pemuka - pemuka Yahudi, menyuruh orang lain, baik yang seagama dengan
kamu maupun orang-orang musyrik atau siapa saja, untuk mengerjakan
kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri dan tidak menyuruh
dirimu untuk melakukan kebajikan itu? Kamu melakukan hal itu, padahal
kamu membaca Kitab Taurat? Tidakkah kamu mengerti dan berakal sehingga
memiliki kendali yang menghalangi kamu terjerumus ke dalam dosa dan
kesulitan? Meski pembicaraan pada ayat ini ditujukan kepada orang-orang
Yahudi, nasihat yang terkandung di dalamnya juga berlaku bagi kaum muslim,
apalagi para pemuka agama, yakni hendaknya mengingatkan diri sendiri lebih
dahulu sebelum mengajak orang lain berbuat baik.

 Tafsir Lengkap Kemenag (Kementrian Agama RI)


Latar belakang ayat ini menurut Ibnu 'Abbas adalah di antara orang-orang
Yahudi di Medinah ada yang memberi nasihat kepada keluarga dan kerabat
dekatnya yang sudah masuk Islam supaya tetap memeluk agama Islam. Yang

3
https://quranhadits.com/quran/2-al-baqarah/al-baqarah-ayat-44/ diakses tanggal 18 Maret
2023

7
diperintahkan orang ini adalah benar yaitu menyuruh orang lain untuk berbuat
benar tetapi mereka sendiri tidak mengamalkannya. Maka pada ayat ini Allah
mencela tingkah laku dan perbuatan mereka yang tidak baik dan membawa kepada
kesesatan. Di antara kesesatan-kesesatan yang telah dilakukan bangsa Yahudi ialah
mereka menyatakan beriman kepada kitab suci mereka yaitu Taurat, tetapi ternyata
mereka tidak membacanya dengan baik.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa mereka "melupakan" diri mereka.
Maksudnya ialah "membiarkan" diri mereka rugi, sebab biasanya manusia tidak
pernah melupakan dirinya untuk memperoleh keuntungan, dan dia tak rela apabila
orang lain mendahuluinya mendapat kebahagiaan. Ungkapan "melupakan" itu
menunjukkan betapa mereka melalaikan dan tidak mempedulikan apa yang
sepatutnya mereka lakukan, seakan-akan Allah berfirman, "Jika benar-benar kamu
yakin kepada Allah bahwa Dia akan memberikan pahala atas perbuatan yang baik,
dan mengancam akan mengazab orang-orang yang meninggalkan perbuatan-
perbuatan yang baik itu, mengapakah kamu melupakan kepentingan dirimu
sendiri?"

Cukup jelas bahwa susunan kalimat ini mengandung celaan yang tak ada
taranya, karena barang siapa menyuruh orang lain untuk melakukan perbuatan
kebajikan tetapi dia sendiri tidak melakukannya, berarti dia telah menyalahi
ucapannya sendiri. Para pendeta yang selalu membacakan kitab suci kepada orang-
orang lain, tentu lebih mengetahui isi kitab itu daripada orang-orang yang mereka
suruh untuk mengikutinya. Besar sekali perbedaan antara orang yang melakukan
suatu perbuatan padahal dia belum mengetahui benar faedah dari perbuatan itu,
dengan orang yang meninggalkan perbuatan itu padahal dia mengetahui benar
faedah dari perbuatan yang ditinggalkannya itu. Oleh sebab itu, Allah memandang
bahwa mereka seolah-olah tidak berakal, sebab orang yang berakal, betapapun
lemahnya, tentu akan mengamalkan ilmu pengetahuannya.
Firman Allah ini, walaupun ditujukan kepada Bani Israil, namun menjadi pelajaran
pula bagi yang lain. Setiap bangsa, baik perseorangan maupun keseluruhannya,
hendaklah memperhatikan keadaan dirinya, dan berusaha untuk menjauhkan diri
dari keadaan dan sifat- sifat seperti yang terdapat pada bangsa Yahudi yang

8
dikritik dalam ayat tersebut di atas, agar tidak menemui akibat seperti yang mereka
alami.

 Tafsir al-Jalalain (Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi)


(Mengapa kamu menyuruh orang lain berbuat kebaikan), yaitu beriman pada
kerasulan Muhammad (sedang kamu melupakan dirimu sendiri) hingga kamu
mengabaikannya dan tak mau beriman kepadanya (padahal kamu membaca Kitab),
yakni Taurat, di dalamnya tercantum ancaman atau siksaan terhadap orang yang tidak
sesuai perkataan dengan perbuatannya! (Tidaklah kamu pikirkan?) akan akibat jelek
perbuatanmu agar kamu insaf? Yang menjadi bahan pertanyaan dan kecaman ialah
kalimat "sedang kamu melupakan..... dan seterusnya".

2.2 Q.S Al – Maidah (5) Ayat 78 – 79

 QS. Al - Maidah Ayat 78


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ ‫ْن َمرْ َي َم ٰۗذل َِك ِب َما َع‬


‫ص ْوا َّو َكا ُن ْوا َيعْ َت ُد ْو َن‬ ٰ ۢ
ِ ‫لُع َِن الَّ ِذي َْن َك َفر ُْوا مِنْ َبن ِْٓي اِسْ َر ۤا ِء ْي َل َعلى لِ َس‬
ِ ‫ان د َٗاو َد َوعِ ْي َسى اب‬
"Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan) Daud dan 'Isa
putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas."

(QS. Al-Ma'idah Ayat 78)

a) Tafsir mufrodat

Tabel 2 Tafsir Mufrodat Q.S Al - Maidah ayat 784

‫بَنِ ٓى‬ ‫ِم ۢن‬ ۟ ‫َكفَر‬


‫ُوا‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
‫ين‬ ‫لُ ِع َن‬

Bani Dari Kafir / ingkar Orang – orang


yang
Telah
dikutuk
‫َو ِعي َسى‬ ‫َدا ُوۥ َد‬ ‫ان‬
ِ ‫لِ َس‬ ‫َعلَ ٰى‬ ‫ِإ ْس ٰ َٓر ِءي َل‬

4
https://quranhadits.com/quran/5-al-ma-idah/al-maidah-ayat-78/ diakses tanggal : 18 Maret
2023

9
Dan Isa Daud Lisan Atas Israel
۟ ‫ص‬
‫وا‬ َ ‫َع‬ ‫ِب َما‬ َ ِ‫ٰ َذل‬
‫ك‬ ‫َمرْ يَ ۚ َم‬ ‫ٱب ِْن‬

Mereka Disebabkan Demikian Maryam Putera


durhaka
َ ‫يَ ْعتَ ُد‬
‫ون‬ ۟ ُ‫َّو َكان‬
‫وا‬

(mereka) Dan adalah


melampaui mereka
batas

b) Hasil penafsiran para mufasir 5

 Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama RI)

Bila pada ayat-ayat yang lalu diterangkan tentang penyimpangan umat


Nasrani, pada ayat-ayat berikut dijelaskan tentang kutukan Allah pada orang
Yahudi yang kafir. Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir dari Bani
Israil, yaitu mereka yang selalu ingkar dan mengabaikan perjanjiannya dengan
Allah, telah dilaknat melalui atau dengan perantaraan lisan Nabi Dawud dan
Isa putra Maryam. Kutukan Allah yang demikian itu, disebabkan karena
mereka durhaka dengan tidak menepati janji yang telah diikrarkan dan selalu
melampaui batas dalam melaksanakan ajaran dan tuntunan agama, sehingga
cenderung mengarah pada kesesatan.  

 Tafsir Lengkap Kemenag (Kementrian Agama RI)


Ayat ini menerangkan bahwa orang kafir dari kalangan Yahudi
mendapat kemurkaan dan kutukan Allah melalui ucapan Nabi Daud dan Isa
putra Maryam. Ketika orang-orang Yahudi membuat kedurhakaan pada hari
Sabat (hari larangan terhadap orang Yahudi menangkap ikan), Nabi Daud
mengutuk mereka pada khususnya, karena melanggar kehormatan hari Sabat
dan pada umumnya terhadap mereka yang membuat kedurhakaan biasa.
(Mazmur cix. 17-18,/xxviii. 21-22, 31-33,/xiv. 22-28, dan pasim). Nabi Isa pun

5
https://quranhadits.com/quran/5-al-ma-idah/al-maidah-ayat-78/ diakses tanggal : 18 Maret
2023

10
pernah mengutuk mereka sebagai "keturunan pembunuh nabi-nabi" dan "kamu
ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak." (Matius xxiii. 31-35). Pada akhir
ayat ini dijelaskan, bahwa kutukan itu disebabkan mereka membuat maksiat
dan melanggar hukum-hukum Allah dengan cara melampaui batas.

 Tafsir al-Jalalain (Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi)


(Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israel melalui lisan Daud) yaitu
Nabi Daud mendoakan/menyerapah mereka hingga mereka berubah ujud
menjadi kera-kera; mereka adalah orang-orang dari kalangan Bani Israel yang
menduduki tanah Ailah (dan Isa putra Maryam) yaitu Nabi Isa
mendoakan/menyerapah mereka sehingga mereka berubah ujud menjadi babi-
babi; mereka adalah orang-orang Bani Israel yang memiliki
Al-Maidah/hidangan yang didatangkan dari langit (yang demikian itu) adalah
laknat (disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas).

 Q.S Al - Maidah Ayat 79

َ ‫َكا ُن ْوا اَل َي َت َنا َه ْو َن َعنْ ُّم ْن َك ٍر َف َعلُ ْو ۗهُ لَ ِبْئ‬


‫س َما َكا ُن ْوا َي ْف َعلُ ْو َن‬
"Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat.
Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 79)

a) Tafsir mufrodat

Tabel 3 Tafsir Mufrodat Q.S Al - Maidah ayat 796

‫ُّمن َك ٍر‬ ‫َعن‬ َ‫يَتَنَاهَوْ ن‬ ‫اَل‬


۟ ُ‫َكان‬
‫وا‬
Saling Tidak Mereka
Perbuatan mungkar Dari melarang adalah

6
https://quranhadits.com/quran/5-al-ma-idah/al-maidah-ayat-79/ diakses tanggal 18 Maret
2023

11
َ ُ‫يَ ْف َعل‬
‫ون‬ ۟ ُ‫َكان‬
‫وا‬ ‫َما‬ َ ‫لَبِْئ‬
‫س‬ ُ‫فَ َعلُو ۚه‬

( mereka ) perbuat Mereka Apa Sungguh Mereka


adalah amat buruk melakukan

b) Hasil penafsiran para mufasir 7

 Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama RI)

Kebanyakan dari umat Yahudi itu bersikap melampaui batas, sehingga mereka
tidak berbeda satu sama lain, dan mereka juga tidak saling mencegah dari
perbuatan mungkar atau penyimpangan yang selalu mereka perbuat. Sesungguhnya
keadaan seperti ini mengisyaratkan betapa sangat buruk apa yang selalu mereka
perbuat selama itu.  

 Tafsir Lengkap Kemenag (Kementrian Agama RI)


Ayat ini menerangkan bahwa kebiasan Yahudi ialah membiarkan
kemungkaran terjadi di hadapan mereka disebabkan mereka tidak
melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar. Demikianlah buruknya
perbuatan mereka itu, sehingga hal itu menjadi sebab adanya kutukan Allah
pada mereka. Dalam hubungan ayat ini Nabi Muhammad bersabda,
Dari Abdullah bin Masud r.a. katanya, Rasulullah SAW bersabda : "Ketika
orang-orang Bani Israil terjerumus di lembah maksiat, kemudian mereka
dilarang oleh ulama mereka dan mereka tidak mau berhenti, maka para ulama
itu mengakrabi mereka, duduk-duduk, makan-makan dan minum-minum
bersama. Allah SWT kemudian membikin hati-hati mereka saling akrab dan
melaknat mereka semua melalui lisan Dawud dan Isa bin Maryam. Hal itu
karena mereka bermaksiat dan melampaui batas." Kata Abdullah bin Masud
selanjutnya : Nabi SAW kemudian duduk, sebelumnya dia bersandar, lalu
bersabda: "Tidak demi Dzat yang menguasai diriku, sampai kamu benar-benar
menundukkan mereka kepada kebenaran." (Riwayat Abu Dawud, at-Tirmizi
dan Ibnu Majah. Menurut at-Tirmizi, hadis ini hasan)

7
https://quranhadits.com/quran/5-al-ma-idah/al-maidah-ayat-79/ diakses tanggal 18 Maret
2023

12
 Tafsir al-Jalalain (Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi)
(Mereka satu sama lain tidak pernah melarang) artinya sebagian di antara
mereka tidak pernah melarang sebagian lainnya (dari) kebiasaan (tindakan mungkar
yang biasa mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka
perbuat) kebiasaan mereka dalam melakukan perbuatan mungkar itu.

2.3 Q.S An – Nisa' (4) Ayat 85

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


‫منْ َّي ْش َفعْ َش َفا ع ًة حس َن ًة َّي ُكنْ لَّ ٗه َن يْبٌ ِّم ْنها ۚ ومنْ َّي ْش َفعْ َش َفا ع ًة س ِّيَئ ًة َّي ُكنْ لَّ ٗه ك ْف ٌل ِّم ْنها ۗ و َكا ن هّٰللا‬
ُ َ َ َ ِ َ َ َ َ َ ِ‫ص‬ َ َ َ َ
ً‫َع ٰلى ُك ِّل َشيْ ٍء ُّمقِ ْيتا‬

"Barang siapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang baik, niscaya dia akan
memperoleh bagian dari (pahala)nya. Dan barang siapa memberi pertolongan dengan
pertolongan yang buruk, niscaya dia akan memikul bagian dari (dosa)nya. Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 85)

a) Tafsir mufrodat

Tabel 4 Tafsir Mufrodat Q.S An - Nisa ayat 858

‫يَ ُكن‬ ً‫َح َسنَة‬ ً‫َش ٰفَ َعة‬ ‫يَ ْشفَ ْع‬ ‫َّمن‬

Adalah Baik Syafaat/ Memberi Barang

pertolongan syafaat/pertolonga siapa

‫يَ ْشفَ ْع‬ ‫َو َمن‬ ‫ِّم ْنهَ ۖا‬ ِ َ‫ن‬


ٌ‫صيب‬ ُ‫لَّ ۥه‬

8
https://quranhadits.com/quran/4-an-nisa/an-nisa-ayat-85/ diakses tanggal 18 Maret 2023

13
bagian

Memberi Dan barang Daripadanya Baginya

syafaat/pertolong siapa

an

‫ِك ْف ٌل‬ ُ‫لَّ ۥه‬ ‫يَ ُكن‬ ً‫َسيَِّئة‬ ً‫َش ٰفَ َعة‬

Memikul Baginya Adalah Buruk Syafaat/

pertolonga

ِّ‫ُكل‬ ‫َعلَ ٰى‬ ُ ‫ٱهَّلل‬ َ ‫َو َك‬


‫ان‬ ‫ِّم ْنهَ ۗا‬

Segala Atas Alloh Dan adalah Daripadan

ya

‫ُّمقِيتًا‬ ‫َش ْى ٍء‬ ِّ‫ُكل‬

Maha kuasa Sesuatu Segala

b) Hasil penafsiran para mufasir9

 Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama RI)


Barang siapa memberi pertolongan, kapan pun dan di mana pun, dengan sebuah
pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh bagian pahala dari pahala orang
yang mengerjakan-nya. Dan barang siapa memberi pertolongan dengan sebuah

9
https://quranhadits.com/quran/4-an-nisa/an-nisa-ayat-85/ diakses tanggal 18 Maret 2023

14
pertolongan yang buruk, niscaya dia akan memikul bagian dosa dari dosa orang yang
mengerjakannya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.  

 Tafsir Lengkap Kemenag (Kementrian Agama RI)


Syafaat ialah bantuan seseorang kepada orang lain dalam suatu hal. Syafaat
berbentuk dua macam: pertama, yang berbentuk kebajikan yaitu yang dipandang
baik oleh agama, dan kedua, berbentuk kejahatan yaitu yang dipandang buruk oleh
agama.
Orang yang melakukan syafaat berbentuk kebajikan umpamanya menolong
atau menganjurkan kepada orang lain melakukan perbuatan baik, seperti
mendirikan madrasah, mesjid dan sebagainya, orang yang menganjurkan akan
mendapat ganjaran dari perbuatan orang yang mengikuti anjurannya tersebut
seolah-olah ia sendiri yang berbuat. Demikian juga orang yang melakukan syafaat
berbentuk kejahatan umpamanya membantu orang yang melakukan pekerjaan
jahat seperti berjudi, berzina dan lari dari perang sabil. Ia akan mendapat bagian
ganjaran dari perbuatan tersebut seolah-olah ia berserikat dalam pekerjaan itu.
Suatu perbuatan tidak lepas dari bentuk sebab dan akibat. Maka orang yang
menjadi sebab terwujudnya kebaikan atau menjadi sebab terwujudnya kejahatan
tidak akan luput dari menerima ganjaran Allah. Allah sanggup menentukan segala
sesuatu. Karena itu orang yang berbuat baik tidak akan berkurang pahalanya,
karena Allah memberi ganjaran pula kepada penganjurnya, karena Allah
Mahaadil, Allah memberi balasan berupa hukuman terhadap orang yang menjadi
sebab sesatnya orang lain.
 Tafsir al-Jalalain (Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi)
(Siapa memberikan syafaat) kepada sesama manusia (yakni syafaat yang
baik) yang sesuai dengan syarat (niscaya akan memperoleh bagian) pahala
(daripadanya) artinya disebabkannya. (Dan siapa memberikan syafaat
yang jelek) yakni yang bertentangan dengan syariat (maka ia akan
memikul beban) dosanya (daripadanya) disebabkan perbuatannya itu.
(Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) sehingga setiap orang akan
mendapat balasan yang setimpal daripada-Nya.

2.4 Q.S Al – Furqon (25) Ayat 30


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

15
‫َو َقا َل الرَّ س ُْو ُل ٰي َربِّ اِنَّ َق ْومِى ا َّت َخ ُذ ْوا ٰه َذا ْالقُرْ ٰا َن َم ْهج ُْورً ا‬
"Dan rasul (Muhammad) berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah
menjadikan Al-Qur'an ini diabaikan.""
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 30)

a) Tafsir mufrodat
Tabel 5 Tafsir Mufrodat Q.S Al - Furqan ayat 30 10

‫قَ ْو ِمى‬ ‫ِإ َّن‬ ِّ‫ٰيَ َرب‬ ‫ٱل َّرسُو ُل‬ ‫َوقَا َل‬
Dan berkata
Kaumku Sesungguhnya Ya Tuhanku Rasul

Ÿ‫َم ْهجُو ًرا‬ َ ‫ْٱلقُرْ َء‬


‫ان‬ ‫ٰهَ َذا‬ ۟ ‫ٱتَّ َخ ُذ‬
‫وا‬

Menjauhi/tidak Al - Quran Ini Mereka


dipedulikan mengambil/menjadikan

b) Hasil penafsiran para mufasir. 11

 Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama RI)


Nabi Muhammad sendiri mengeluhkan lingkungan masyarakat Quraisy yang
buruk. Mereka lalai terhadap kitab suci Al-Qur’an yang berisi peringatan-
peringatan. Dan Rasul Muhammad berkata, dengan segala keluh kesahnya “Ya
Tuhanku Yang Maha Rahman dan Rahim! Sesungguhnya kaumku telah
menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan. Mereka tidak mau mendengarkan,
apalagi mengamalkannya." Ayat ini mengisyaratkan bahwa lingkungan ikut
mempengaruhi jalan hidup seseorang. Allah lalu ingin menenangkan hati Nabi

10
https://quranhadits.com/quran/25-al-furqan/al-furqan-ayat-30/ diakses tanggal 18 Maret
2023
11
https://quranhadits.com/quran/25-al-furqan/al-furqan-ayat-30/ diakses tanggal 18 Maret
2023

16
Muhammad, bahwa setiap nabi dari masa lalu adalah sama. Selalu saja
berhadapan dengan para pengingkar.

 Tafsir Lengkap Kemenag (Kementrian Agama RI)


Pada ayat ini, Rasulullah mengadu kepada Allah dengan berkata, "Ya
Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang tidak
perlu dihiraukan. Mereka tidak beriman kepadanya, tidak memperhatikan janji
dan peringatan-nya. Bahkan mereka berpaling darinya dan menolak
mengikuti-nya. Kemudian Allah menyuruh rasul-Nya berlaku sabar dan tabah
menghadapi kaumnya.

 Tafsir Ibnu Katsir (Ismail bin Umar Al – Quraisy bin Katsir)


Allah Swt. menceritakan tentang nabi-Nya, yaitu Muhammad Saw. Bahwa dia
mengatakan:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini suatu yang
tidak diacuhkan. (Al Furqaan:30)”

Demikian itu karena orang-orang musyrik tidak mau mendengar Al-


Qur'an dengan penuh ketaatan, tidak mau pula mendengarnya. Makna ayat ini
sama dengan apa yang disebutkan oleh Firman-Nya dalam ayat lain:
Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengar
dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk
terhadapnya. (Fussilat: 26), hingga akhir ayat.
Apabila dibacakan Al-Qur'an kepada mereka, mereka melakukan hiruk-
pikuk dan banyak berbicara tentang hal lainnya hingga orang-orang tidak dapat
mendengarkannya. Ini merupakan salah satu sikap yang menggambarkan
ketidakacuhan kepada Al-Qur'an, tidak mau beriman kepada Al-Qur'an serta
tidak membenarkannya, termasuk sikap meninggalkan Al-Qur'an. Termasuk
sikap tidak mengacuhkan Al-Qur'an ialah tidak mau merenungkan dan
memahami maknanya. Termasuk ke dalam pengertian tidak mengacuhkan Al-
Qur'an ialah tidak mengamalkannya dan tidak melaksanakan perintah-
perintahnya, serta tidak meninggalkan larangan-larangannya. Termasuk pula ke
dalam pengertian tidak mengacuhkan Al-Qur'an ialah mengesampingkannya,
lalu menuju kepada yang lainnya, baik berupa syair, pendapat, nyanyian atau
main-main, cerita atau pun metode yang diambil bukan darinya.

17
Semoga Allah Yang Maha Penganugerah lagi Mahakuasa atas segala
sesuatu menyelamatkan kita dari hal-hal yang membuat-Nya murka, dan
menggerakkan kita kepada hal-hal yang diridai oleh-Nya, seperti menghafal
Al-Qur'an-Nya, memahaminya, dan mengamalkan apa yang dikandungnya di
tengah malam dan siang hari, sesuai dengan cara yang disukai dan diridai-Nya.
Sesungguhnya Dia Mahamulia lagi Maha Pemberi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Latar belakang QS. Al-Baqarah ayat 44 ini menurut Ibnu 'Abbas adalah di
antara orang-orang Yahudi di Medinah ada yang memberi nasihat kepada keluarga
dan kerabat dekatnya yang sudah masuk Islam supaya tetap memeluk agama Islam.
Yang diperintahkan orang ini adalah benar yaitu menyuruh orang lain untuk berbuat
benar tetapi mereka sendiri tidak mengamalkannya.

Qs. Al-Maidah ayat 78 ini menerangkan bahwa orang kafir dari kalangan
Yahudi mendapat kemurkaan dan kutukan Allah melalui ucapan Nabi Daud dan Isa
putra Maryam.

Qs. Al-Maidah ayat 79 ini menerangkan bahwa kebiasan Yahudi ialah


membiarkan kemungkaran terjadi di hadapan mereka disebabkan mereka tidak
melaksanakan amar makruf dan nahi mungkar. Demikianlah buruknya perbuatan
mereka itu, sehingga hal itu menjadi sebab adanya kutukan Allah pada mereka.

Qs. An-Nisa ayat 85 menjelaskan (Siapa memberikan syafaat) kepada sesama


manusia (yakni syafaat yang baik) yang sesuai dengan syarat (niscaya akan
memperoleh bagian) pahala (daripadanya) artinya disebabkannya. (Dan siapa
memberikan syafaat yang jelek) yakni yang bertentangan dengan syariat (maka ia
akan memikul beban) dosanya (daripadanya) disebabkan perbuatannya itu. (Dan

18
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) sehingga setiap orang akan mendapat
balasan yang setimpal daripada-Nya.

Pada Qs. Al-furqan ayat 30 ini, Rasulullah mengadu kepada Allah dengan
berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu
yang tidak perlu dihiraukan. Mereka tidak beriman kepadanya, tidak
memperhatikan janji dan peringatan-nya.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah di atas masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu besar harapan kami agar pembaca
makalah dapat memberikan kritik/saran guna perbaikan dimasa yang akan dating.

DAFTAR PUSTAKA

https://quranhadits.com/quran/2-al-baqarah/al-baqarah-ayat-44/ diakses tanggal : 18 Maret


2023
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/ululalbab/article/download/4829/3041
diakses tanggal : 19 Maret 2023 pukul 06:08.
https://quranhadits.com/quran/5-al-ma-idah/al-maidah-ayat-78/ diakses tanggal : 18 Maret
2023
https://quranhadits.com/quran/5-al-ma-idah/al-maidah-ayat-79/ diakses tanggal 18 Maret
2023
https://quranhadits.com/quran/4-an-nisa/an-nisa-ayat-85/ diakses tanggal 18 Maret 2023
https://quranhadits.com/quran/25-al-furqan/al-furqan-ayat-30/ diakses tanggal 18 Maret 2023

19

Anda mungkin juga menyukai