Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ETIKA BERKUMPUL (MAJLIS)”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Al Qur’an
Dosen Pengampu: Dr.H. Abdul Malik Ghozali, M.A.

Disusun oleh:

Kelompok X
Serli Arindiani (2131050037)

Program Studi Sosiologi Agama


Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan bantuan baik pikiran maupun
materinya. Adapun maksud dari penyusuna makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata
kuliah tafsir di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Sesungguhnya sangat besar dan
kemauan penyusun untuk menyempurnakan makalah ini, tetapi hanya ini yang dapat penyusun
sajikan, mengingat keterbatasan penyusun.

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu penyusun mohon maaf apabila ada kekurangan. Dengan tersusunnya
makalah ini, penyusun tidak dapat menyelesaikan tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Maka
dari itu perkenalkanlah penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen Mata Kuliah
Tafsir yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, penyusun berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penyusun khususnya bagi pembaca
umumnya. Amiin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................................iv

PENDAHULUAN.........................................................................................................................iv

LATAR BELAKANG................................................................................................................iv

BAB II.............................................................................................................................................1

PEMBAHASAN.............................................................................................................................1

A. ETIKA MAJLIS...................................................................................................................1

B. Tafsir Surah Al Mujadalah Ayat 11......................................................................................3

C. KANDUNGAN SURAH AL MUJIDALAH AYAT 11......................................................4

D. Keterkaitan Sosiologi dengan Etika berkumpul (majlis)......................................................6

BAB III...........................................................................................................................................7

PENUTUP......................................................................................................................................7

Kesimpulan..................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Umat islam saat ini berada disebuah zaman, yang mana suasana kebangkitan ilmiah
sehingga layak disambut dengan kegembiraan dan suka cita. Di berbagai tempat mulai
menggeliat majelis-majelis ilmu yang mengkaji berbagai macam bidang ilmu syar’I, namun
disisi lain didapati fenomenalunturnya nilai-nilai akhlak dan adab mulia mereka. Tidak jarang di
temui orang yang memiliki segudang ilmu, namun tidak memiliki akhlak yang baik, sehingga
membuat orang lari darinya dan dari islam. Kondisi seperrti itu perlu dibenahi, sebab seorang
penuntut ilmu yang tidak memiliki adab dan akhlak yang mulia, usaha tersebut tidak
akanmendatangkan faeda, karena ilmu yang bermanfaat hanya kan diperolah oleh orang-orang
yang berhias dengan berbagai akhlak yang mulia.
Bermajelis dengan orang banyak untuk mengadakan kegiatan merupakan hal yang tidak
mungkin dapat dihindarai. Pada satu sisi bermajelis memiliki nilai bermanfaat yang besar bagi
hubungan satu sama lain, yaknidapat meningkatkan rasa kebersamaan, persaudaraan dan
menumbuhkan cinta dan kasih sayang diantara sesama. Apabila mengikuti dengan cara yang
baik, maka hal tersebut akan berpengaruh bagi diri sendiri di hadapan orang lain.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Etika majlis
2. Apa saja Tafsir Surah Al Mujadilah
3. Bagaiman Kandunagn surah Al Mujadilah
4. Apa keterkaitan etika berkumpul (majlis) dengan sosiologi

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pegertian etika berkumpul (majlis)
2. Memaparkan tafsir surah Al Muajadilah
3. Memahami kandungan surah Al Mujadilah
4. Menjelaskan keterkaitan etika majlis dengan sosiologi

iv
v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika Majlis

Etika merupakan permasalahan dan tantangan yang secara tidak langsung harus dihadapi
manusia saat ini dan seterusnya. Pada dasarnya manusia sejak lahir telah memiliki nilai-nilai
etika yang mulia. Akan tetapi, seringkali masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Agama islam telah hadir ditengah-tengah bangsa Arab yang memang pada saat
itu sedang merosot etikanya. Kedatantgan islam adalah salah satunya membawa misi utama
dalam perbaikan etika bangsa arab yang telah menyimpang dari peradaban manusia.
Etika dalam tradisi intelektual islam, ditempatkan pada posisi yang sangat tinggi.
Sehingga tidak jarang ditemukan pernyataan yang menggandengkan ilmu dan etika seolah-olah
dua sisi dari sebuah koin, kebermaknaan satu tergantung pada yang lainnya. Manusia hidup di
dunia ini sebagai makhluk sosial perlu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, maka
etikalah yang mempunyai kedudukan terpenting dalam menjaga hubungan tersebut agar terarah
ke hal-hal positif. Etika merupakan kebutuhan esensial, tanpa etika mustahil seseorang atau
sekelompok manusia dapat hidup dengan baik.
Konsep etika dalam pandangan islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir
disetiap kehidupan manusia tidak pernah kepas dari etik. Oleh karena itu, tata etika menjadi hal
yang fundamental dalam menjalankan segala aktivitas manusia, terutama umat islam.
Bermajelis dengan orang banyak untuk mengadakan kegiatan merupakan hal yang tidak
mungkin dapat dihindari. Pada satu sisi bermajelis memiliki nilai manfaat yang besar bagi
hubungan satu sama yang lain, yakni dapat meningkatkan rasa kebersamaan, persaudaraan dan
menumbuhkan cinta dan kasih diantara sesama, apabila mengikuti dengan cara yang baik dan
sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadist. Namun, sebaliknya, apabila bermajelis tidak
memakai cara yang baik, makahal tersebut akan berpengaruh bagi diri di hadapan orang lain.
Ajaran islam sejak awal meletakkan semangat keilmuan pada posisi yang amat penting,
pada ayat 11 al-mujadalah dipaparkan tentang etika ketika berada di majelis ilmu. Etika tersebut
antara lain ditujukan untuk mendukung terciptanya ketertiban, kenyamanan dan ketenangan
suasana dalam mejelis sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan ilmu pengetahuan. Oleh

1
karena itu, etika sangat penting untuk dijaga dalam majelis sebagaimana firman Allah dalam Q.S
Al Mujadalah/58: 11.

‫ع هّٰللا‬55َ‫زُوا يرف‬5‫ش‬ ُ ‫ َل ا ْن‬5‫ح هّٰللا ُ لَـ ُك ْم ۚ  َواِ َذا قِ ْي‬ ۤ


ُ ِ ْ َ ْ ُ ‫ا ْن‬55َ‫ز ُْوا ف‬5‫ش‬ َ ‫س ُح ْوا يَ ْف‬
ِ ‫س‬ َ ‫س فَا ْف‬ َّ َ‫ٰيا َ ُّي َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ۤ ْوا اِ َذا قِ ْي َل لَـ ُك ْم تَف‬
ِ ِ‫س ُح ْوا فِى ا ْل َم ٰجل‬
‫ۗ وا هّٰلل ُ ِب َما تَ ْع َملُ ْونَ َخبِ ْير‬
َ  ‫ت‬ٍ ‫الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم ۙ  َوا لَّ ِذيْنَ اُ ْوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر ٰج‬
Artinya:” Wahai rang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di
dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu.dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yangberiman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapanderajat. Dan Allah maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.
Dalam konteks ayat tersebut, tempat Nabi muhammad SAW. Memberi tuntunan agama
ketika itu, tetapi yang dimaksud addalah tempat keberadaan secara mutlak, baik tempat duduk,
tempat berdiri, atau bahkan tempat berbaring. Tujuan perintah atau tuntunan ayat itu memberi
tempat yang wajar serta mengalah kepada orang-orang yang dihormati atau yang lemah,
sekalipun orang itu non muslim jika anda yang muda duduk di bus atau kereta sedangkan dia
(orang tua non muslim) tidak mendapat tempat duduk, maka wajar dan beradab jika anda berdiri
untuk memberikan tempat duduk.
Hendaknya memberi salam kepada orang-orang yang di dalam majlis di saat masuk dan
keluar dari majlis tersebut. Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu telah meriwayatkan bahwasanya
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila salah seorang kamu sampai di
suatu majlis, maka hendaklah memberi salam, lalu jika dilihat layak baginya duduk maka
duduklah ia. Kemudian jika bangkit (akan keluar) dari majlis hendaklah memberi salam pula.
Bukanlah yang pertama lebih berhak daripada yang selanjutnya. (HR. Abu Daud dan At-
Tirmidzi, dinilai shahih oleh Al-Albani).
Jangan sampai memindahkan orang lain dari tempat duduknya kemudian mendudukinya,
akan tetapi berlapang-lapanglah di dalam majlis. Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhuma telah
meriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
"Seseorang tidak boleh memindahkan orang lain dari tempat duduknya, lalu ia menggantikannya,
akan tetapi berlapanglah dan perluaslah." (Muttafaq'alaih). Tidak duduk di tengah-tengah
halaqah (lingkaran majlis).

2
Tidak berbisik berduaan dengan meninggalkan orang ketiga. Ibnu Mas`ud Radhiallaahu
'anhu menuturkan : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila kamu tiga
orang, maka dua orang tidak boleh berbisik-bisik tanpa melibatkan yang ketiga sehingga kalian
bercampur baur dengan orang banyak, karena hal tersebut dapat membuatnya sedih".
(Muttafaq'alaih).

Para anggota majlis hendaknya tidak banyak tertawa. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
sallam telah bersabda:"Janganlah kamu memperbanyak tawa, karena banyak tawa itu mematikan
hati". (HR. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
Hendaknya setiap anggota majlis menjaga pembicaraan yang terjadi di dalam forum
(majlis). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seseorang membicarakan
suatu pembicaraan kemudian ia menoleh, maka itu adalah amanat". (HR. At-Tirmidzi, dinilai
hasan oleh Al-Albani).
Disunnatkan menutup majlis dengan do`a Kaffarat majlis, karena Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Barang siapa yang duduk di dalam suatu majlis
dan di majlis itu terjadi banyak gaduh, kemudian sebelum bubar dari majlis itu ia membaca :
"Maha Suci Engkau ya Allah, dengan segala puji bagi-Mu; aku bersaksi bahwasanya tiada yang
berhak disembah selain engkau; aku memohon ampunanmu dan aku bertobat kepada-Mu",
melainkan Allah mengampuni apa yang terjadi di majlis itu baginya". (HR. Ahmad dan At-
Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al- Albani).

B. Tafsir Surah Al Mujadalah Ayat 11

Surah Al Mujadalah ayat 11 menerangkan perihal adab menghadiri majelis. Yakni


hendaklah setiap orang berlapang-lapang dalam majelis. Jangan sampai seorang muslim
mengambil tempat duduk yang tidak perlu. Hendaklah ia mempersilakan orang lain agar bisa
turut duduk di majelis tersebut.

Ayat ini turun berkenaan dengan majelis Rasulullah di serambi masjid Nabawi pada hari Jumat.
Kala itu datang sejumlah sahabat ahli badar yang biasanya diberi tempat khusus oleh Rasulullah.

3
Saat ahli badar ini datang dan mengucap salam, mereka menjawab salam tapi tidak memberi
tempat duduk.

Ayat ini menerangkan keutamaan orang-orang yang berlapang-lapang dalam majelis.


Bahwa Allah akan memberikan kelapangan untuk mereka. Ayat ini juga menunjukkan
keutamaan ahli ilmu. Bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan derajatnya
oleh Allah. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, tingginya derajat itu
akan didapatkan oleh orang-orang yang berilmu baik di dunia maupun di akhirat.

C. KANDUNGAN SURAH AL MUJIDALAH AYAT 11

Ada beberapa penjelasan terkait isi kandungan Surat Al Mujadalah ayat 11 yang disarikan dari
sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya
Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya
Buya Hamka.

1. Surah Al Mujadalah ayat 11 menjelaskan adab menghadiri majelis (termasuk majelis ilmu dan
majelis dzikir). Yakni berlapang-lapang dan memberikan kelapangan kepada orang lain agar bisa
duduk di majlis itu.

2. Di antara adab menghadiri majelis Rasulullah adalah mentaati beliau, termasuk ketika beliau
memerintahkan untuk berdiri atau pindah tempat duduk.

3. Pemimpin majelis boleh meminta seseorang untuk pindah guna memberikan tempat kepada
orang yang dimuliakan.

4. Orang yang berlapang-lapang di majelis, Allah akan memberikan kelapangan untuknya

5. Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat, baik di
dunia maupun di akhirat.

4
6. Allah Maha Mengetahui apa yang dikerjakan hamba-hambaNya dan motivasi di balik
perbuatan itu.

7. Allah memberikan balasan atas perbuatan seseorang berdasarkan hakikat dan motivasi
perbuatan itu.

8. Ayat ini memotivasi orang-orang beriman untuk menuntut ilmu dan menjadi orang-orang yang
berilmu.

9. Dalam surah Al-mujadalah ayat 11 sangat berkaitan dengan sentra pendidikan baik itu
keluarga, sekolah, masyarakat dan juga masjid setiap pusat pendidikan berpeluang memberikan
konstribusi yang besar dan konstribusi itu berkembang bukan hanya pada urusan individu tetapi
juga berkembang pada orang lain

5
D. Keterkaitan Sosiologi dengan Etika berkumpul (majlis)

Menurut Ilmu Sosiologi etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai
pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.
Ada juga yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu ilmu tentang kesusilaan dan perilaku
manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang menyangkut prinsip dan aturan tentang
tingkah laku yang benar. Dengan kata lain, etika adalah kewaijban dan tanggungjawab moral
setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.
Jadi, etika berkumpul adalah ilmu yang mengajarkan perilaku, pergaulan, bahkan aturan
ketika berkumpul atau berbaur dalam suatu organisasi masyarakat.
Sedangkan dalam Al-Qur'an dijelaskan pada Q.S. Al-mujadalah ayat 11 tentang adab menghadiri
majelis dan pentingnya ilmu sebagai pegangan hidup manusia. Surat Al Mujadilah ayat 11 juga
menjelaskan jikalau umat Muslim hendak menghadiri majelis ilmu maka sebaiknya setiap orang
berlapang-lapang dalam majelis. Maksudnya jangan sampai seorang muslim mengambil tempat
duduk yang tidak perlu dan hendaklah mempersilahkan orang lain supaya bisa turut duduk di
majelis tersebut.

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Etika dalam tradisi intelektual islam, ditempatkan pada posisi yang sangat tinggi. Konsep
etika dalam pandangan islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir disetiap
kehidupan manusia tidak pernah kepas dari etik. Ajaran islam sejak awal meletakkan semangat
keilmuan pada posisi yang amat penting, pada ayat 11 al-mujadalah dipaparkan tentang etika
ketika berada di majelis ilmu. Etika tersebut antara lain ditujukan untuk mendukung terciptanya
ketertiban, kenyamanan dan ketenangan suasana dalam mejelis sehingga dapat mendukung
kelancaran kegiatan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, etika sangat penting untuk dijaga dalam
majelis sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al Mujadalah/58: 11.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://m.fimela.com/lifestyle/read/4324220/memahami-konsep-etika-pedoman-penting-dalam-
berperilaku-secara-sosial

https://m.dream.co.id/stories/al-mujadilah-ayat-11-pentingnya-berbagi-tempat-saat-menghadiri-
majelis

https://quran.kemenag.go.id/

mu

Anda mungkin juga menyukai