Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONEISA.(KAUM PADRI,AL-IRSYAD DAN


JAMI’AT AL-KHAIR,MUHAMMADIYAH DAN PERSIS,SYARIKAT ISLAM,DAN
JONG ISLAMITEN BOND,NU,MASYUMI).

Kelompok 12

Eka Fitriani (2131050012)

Sosiologi Agama

Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama

Unifersitas Islam Negri Raden Intan Lampung

Dosen Pengampu : Agus Mahfudin Setiawan,M.Hum

PENDAHULUAN

Indonesia adalah sebuah negara yang berpenduduk mayoritas muslim,walaupun tidak


mempunyai ideologi Islam (bukan negara Islam, seperti Arab Saudi, Pakistan dan Iran)
sebagai asas kehidupan bernegara namun sebagaimana dikatakan oleh Amien Rais bahwa
Indonesia tak pelak lagi dapat dikatakan sebagai negara Islam secara substansial (isi-bentuk),
yaitu cerminan ideologi yang banyak memberikan corak esensi Islam di dalam tatanan politik
sosial kenegaraan dalam perikehidupan bangsanya.Dilihat dari potret keberadaan bangsa
Indonesia saat ini tidak bisa dipisahkan dari kronologis perjalanan sejarahnya masa lampau.
Apalagi sebagaimana diketahui, keberhasilan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia
tidak bisa lepas dari kegigihan dan keuletan umat Islam berjihad merebutnya dari tangan
penjajah. Disinilah letak dinamika positif dari peran besar umat Islam dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia.
Untuk itu secara keseluruhan sejarah umat Islam Indonesia mesti melacak gerakan
mendasar atas lahirnya suatu peristiwa maha penting dalam karya sejarah, terutama yang
berkenaan dengan motivasi terdalam yaitu perjuangan umat Islam terhadap kemerosotan
dalam berbagai aspeknya,sehingga terasa menyentuhlah akar dalam menguak realitas
semestinya dari lahirnya suatu gerakan Islam. Lebih-lebih terkait dengan arus modernisasi
yang saat ini disaksikan, maka mencari titik penyajian Islam Indonesia saat ini harus
melacaknya jauh ke masa lampau, dengan membongkar realitas fenomenologisnya sejak
masuk ke Indonesia.

PEMBAHASAN

1.GERAKAN PEMBARUAN ISLAM INDONESIA

Gerakan Islam secara sederhana adalah baik secara baik maupun secara kelompok
pada jangka waktu atau situasi tertentu, untuk melakukan perubahan dalam praktek-praktek
keagamaa islam dengan pemahaman dan pengalaman yang baru.Ide ide di Indonesia terjadi
pada abad ke 20 yang dibawa oleh para tokoh yang semula belajar di mekkah. Yang melatar
belakangi ide di Indonesia adalah adanya ide ide di luar Indonesia. Gerakan islam memiliki
bentuk dan pola yang sama tetapi memiliki karakter dan orientasi yang sangat beragam.

Pembaruan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang
ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya.Kemunduran progresif
kerajaan Usmani yang merupakan pemangku khilafah Islam, setelah abad ketujuh belas, telah
melahirkan kebangkitan Islam di kalangan warga Arab di pinggiran imperium itu, yang
terpenting puritanis (salafiyyah).

Gerakan ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan ke arah pembaruan Islam
abad ke 20 yang lebih bersifat intelektual.Katalisator terkenal gerakan pembaruan ini adalah
Jamaluddin Al-Afghani(1897). Ia mengajarkan solidaritas Pan-Islam dan pertahanan terhadap
imperealisme Eropa, dengan kembali kepada Islam dalam suasana yang secarailmiah
dimodernisasi.Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar
kepada gerakan kebangkitan Islam di Indonesia.

A.Gerakan Kaum Paderi

Pada tahun 1803 tiga orang tokoh haji, yaitu haji Miskin, haji Sumanik,dan haji
Piobang pulang dari tanah suci Mekkah. Pada tahun yang sama pula Mekkah mendapat
serbuan gerakan Wahabi (gerakan modern pemurnian akidah Islma, pimpinan Muhammad
bin Abd. Wahab). Pengaruh gerakan Wahabi sangat besar terhadap ketiga tokoh yang baru
pulang dari tanah suci ini.

Menurut mereka, apa yang terjadi dimasyarakat Minangkabau pada saat itu
sebenarnya telah menyimpang dari ajaran agama, oleh karena itu perlu diluruskan. Namun di
lain pihak, khususnya golongan adat ada kecenderungan untuk tidak mau diganggu
kelestarian adatnya, padahal banyak adat yang mereka sangat peka dan mengadakan
perlawanan terhadap pembaharuan yang dilakukan oleh tiga orang haji.Gerakan para haji ini
selanjutnya dikenal dengan gerakan paderi.Pertentangan kaum Paderi dengan kaum adat pada
akhirnya memberi peluang kekuasaan asing untuk masuk ke daerah Minangkabau, dengan
demikian para haji dengan gerakan paderinya akhirnya menghadapi dua lawan, di satu pihak
memberantas adat untuk memurnikan ajaran Islam dan di lain pihak menghadapi perjuangan
kemerdekaan melawan Belanda dalam gerakan perjuangan politik.

B.Jami’at Al-Khair Dan Al-Irsyad

Di Jakarta pada tahun 1901 kaum muslimin keturunan Arab mendirikan perkumpulan yang
diberi nama Jami’atul Khair, perkumpulan ini berdiri sebagai hasil dari pengaruh majalah al-
Urwatul Wusqa yang diselundupkan di pelabuhanTuban. Para anggotanya adalah orang-
orang Arab yang ada di Indonesia.

Jami’atul Khair ini dengan tujuannya dalam pembaharuan terutama dalam bidang
pendidikan, dengan metode yang modern dan menambahkan pelajaran pengetahuan umum.
Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut, maka didatangkan beberapa orang guru dari
luar, antara lain: al-Hasyimi datang keIndonesia pada tahun 1911 dari Tunisia, Syekh Ahmad
Syurkati al-Anshari dariSudan, Syekh Muhammad Thaib dari Maroko, dan Syekh
Muhammad Abdul Hamid dari Mekkah. Ternyata mereka ini memiliki gagasan yang radikal,
antara lain Syurkati tidak setuju larangan perkawinan lelaki yang bukan sayid dengan puteri
sayid, hal ini menimbulkan kemarahan orang-orang Arab yang keturunan sayid.

Organisasi Jami’atul Khair akhirnya pecah menjadi dua, orang-orang Arab keturunan
sayid mendirikan organisasi yang diberi nama ar-Rabithah al-Alawiyah dan Ahmad Syurkati
mendirikan organisasi yang diberi nama Jami’yatul Ikhlas wal Irsyad (al-Irsyad) yang
anggotanya mula-mula keturunanArab yang bukan sayid, kemudian dapat diterima anggota
orang pribumi.

Al-Irsyad adalah organisasi baru yang terlahir dari jami’at Al-khair. Usaha al-Irsyad
dibidang pendidikan, disamping mendirikan sekolah-sekolah, juga mengadakan kursus-
kursus guru, dan kursus-kursus agama. Oleh karena itu meskipun al-Irsyad merupakan
organisasi yang kecil, namun memiliki sekolah-sekolah yang ratusan jumlahnya dan dikelola
dengan teratur. Dengan tokoh sentralnya Syurkati telah menjadi sumber ilham bagi generasi
muda Islam terpelajar yang bangkit terorganisir pada tahun 1925 lewat wadah Jong
Islamieten Bond.

C.Muhammadiyah

Pada tahun 1991, KH. Ahmad Dahlan mendirikan sebuah sekolah agama yang diberi
nama Muhammadiyah, perguruan ini tidak diadakan di surau atau masjid, tetapi bertempat
digedung yang menggunakan meja, kursi dan papan tulis.Kemudian pada tanggal 19
November 1912 bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330H. KH. Ahmad Dahlan mendirikan
perkumpulan yang diberi nama Muhammadiyah, bertujuan untuk menghidupkan kembali
ajaran Islam yang murni dan asli serta menuruti kemauan ajaran agama Islam, Islam sebagai
way of life, baik dalam kehidupan individu maupun bermasyarakat. Organisasi ini merupakan
lembaga sosial keagamaan yang serupa halnya dengan gerakan pembaharuan di Mesir.

Usaha-usaha pembaharuan Muhammadiyah meliputi:

a. Memurnikan ajaran Islam dengan membersihkan praktek serta pengaruh yang bukan dari
ajaran Islam.

b. Reformasi ajaran dan pendidikan Islam.

c. Reformasi doktrin-doktrin dengan pandangan alam pikiran modern.

d. Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan dari luar Islam.

Dalam bidang pendidikan Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang setara


dengan sekolah yang dilaksanakan pemerintah Belanda. Dalam bidang sosial telah
mendirikan sekolah yatim, fakir miskin, dan rumah sakit serta balai pengobatan.

Dalam pengembangan wawasan keagamaan, jika al-Irsyad menempuh cara polemik


dan debat sekalipun, maka Muhammadiyah cenderung menitikberatkan pada transformasi
nilai-nilai lewat saran kultural yang tidak menimbulkan kegoncangan, misalnya lewat tabligh
dan pendidikan. Itulah metode pembaharuanMuhammadiyah yang berlanggam“Jowo” dan
penuh dengan“unggah-ungguh” kurang tegas seperti al-Irsyad. Dengan cara yang demikian
nama Muhammadiyah dapat mengembangkan sayapnya ke seluruh Nusantara, tidak seperti
al-Irsyad tidak menyebar ke Nusantara.

D.PERSIS (Persatuan Islam)

Persatuan Islam (PERSIS) didirikan di Bandung pada tahun 1920, pelopor gerakan
ini diantaranya Haji Zamzam dan Haji Muhammad Junus. Saat itu berkumpul membahas
tentang pertikaian di kalangan Al-Irsyad dan Jamiat Khair,masuknya komunisme ke SI yang
menyebabkan perpecahan di kalangan SI.Perkembangan PERSIS dapat dengan cepat pada
waktu itu didukung oleh militansi tokoh mudanya. Dua orang yang patut dicatat dan berjasa
besar dalam memompa ide pembaruan keagamaan adalah Ahmad Hassan dan Muhammad
Natsir. Ahmad Hassan adalah seorang yang brilian dalam menulis, sedangkan Muhammad
Natsir merupakan seorang tokoh muda yang menanjakin telektualnya, dan amat piawai dalam
berpidato sehingga boleh dikata menjadi juru bicara organisasi pada waktu itu.

Persis memliki cita-cita yang sama dengan Muhammdiyah, tetapi metode keduanya
berbeda. Persis sangan getol dalam memberantas segala bentuk takhayul,bid’ah, dan kurafat.
Persis dalam pembentukan suatu cabang tergantung kepada inisiatif dan tidak ditentukan oleh
program pimpinan pusat.
E.Syarikat Islam (SI)

Syarikat Islam (SI) merupakan modifikasi dari Syarikat Dagang Islam(SDI) yang
didirikan tanggal 11 Nopember 1911. Kalau SDI didirikan oleh H.Samanhudi, sedangkan SI
dipelopori H.O.S Tjokroaminoto.

Secara prinsip SDI yang tadinya memperjuangkan persamaan hak-hak di bidang


perdagangan bagi kalangan bangsa Indonesia, yang mana pihak Belanda banyak memberikan
prioritas monopoli kepada para pedagang Cina dan non- pribumi, akhirnya diperjuangkan
oleh pihak organisasi SDI. Sedangkan SI bergerak bukan hanya sebatas perjuangan ekonomi
bangsa Indonesia, tapi juga merembet ke persoalan yang prinsip tentang status sosial-politik
bagi bangsa Indonesia.

Organisasi ini sempat mengalami ujian berat, pada tahun 1914 Belanda memasukan
ideologi komunis diantaranya H.J.F Sneevlite mendirikan Indiche Sociaal Democratische
Vereeninging (ISDV). Sehingga lambat laun waktu SI pun menjadi lemah dalam
memperjuangkan kepentingan kemerdekaan bangsa Indonesia. sampai ISDV mengubah diri
secara resmi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tanggal 23 Mei 1920, kemudian
tokoh SI satu-persatu masuk ke dalam perangkap Komunis, SI pun hanya sebagai baju untuk
mengelabuhi massa muslimin. Sehingga muncul istilah Syarikat Islam Merah(Komunis).
Organisasi Syarikat Merah ini akhirnya menjadi Partai Politik dan berganti nama dengan
Partai Syarikat Islam (PSI) kemudian berganti nama lagi dengan partai Syarikat Islam
Indonesia (PSII). Kurang lebih satu decade saja PKI menjadi partai terkuat di Asia.

F.Jong Islamieten Bond (JIB)

Jong Islamieten Bond (JIB) atau Ikatan Pemuda Islam didirikan pada awal tahun
1925 di Yogyakarta. Ketua yang pertama adalah R.J. Sjamsuridjal matan ketua Jong
Java.Fenomena yang melatar belakangi berdirinya JIB ini, diantaranya karena tuntutan
kegelisahan intelektual bagi kalangan pemuda terpelajar yang berpendidikan keislaman taat.
Ada semacam tuntutan kesadaran beragama dikalangan mereka, kendati sebagian mereka
berpendidikan Barat namun perlu dicatat bahwa jasa-jasa Agus Salim dalam menyadarkan
potert modernisme Islam dalam nuansa keberagaman di kalangan pemuda terpelajar pada
waktu telah mendorong mereka untuk berhimpun diri di bawah suatu garis perjuangan
keislaman.

G. Nahdatul Ulama’

Pada tanggal 31 Januari 1926 berdirilah organisasi Nahdatul Ulama atasinisiatif


ulama-ulama, antara lain KH Abdul Wahab, KH. Hasyim Asy’ari diSurabaya. Organisasi ini
berusaha mengembalikan dan mengikuti salah-satu madzhab yang empat (Maliki,
Hanafi,Syafi’i, dan Hambali) dalam ajaran Islam.Menegakkan syari’at Islam serta
mengusahakan berlakunya hukum Islam dalam hidup dan kehidupan masyarakat.

Nahdatul Ulama ketika pembentukannya tidak memproklamirkan dirinya sebagai


organisasi yang aktif dalam bidang politik, namun usaha-usahanya tidak terlepas dari masalah
politik.Usaha-usaha Nahdatul Ulama dalam bidang pendidikan dan keagamaanantara lain:

a. Menyiarkan agama dengan tabligh, kursus-kursus dan penerbitan.

b. Menggiatkan amar ma’ruf nahi munkar dengan sebaik-baiknya.

c. Mendirikan dan mempertinggi mutu pendidikan dan pengajaran.

d. Menggiatkan amar ma’ruf dan mempererat hubungan antara ulama danmasyarakat.

e. Mempererat hubungan antara ulama.

Penetapan dalam bidang hukum Islam, metode yang dipakai ialah pertama
mengkonfrontir perbuatan itu dengan pendapat para ulama dan mengambil salah-satu
pendapat/ madzhab yang menurut mereka lebih rajin dan tidak bertentangan dengan al-
Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW.

H.Masyumi

Masyumi didirikan pada tanggal 7 November 1945 di Yogyakarta.Organisasi ini


berlainan dengan organisasi sebelumnya yang hanya mempunyai masa sesuai dengan misi
keorganisasian. Masyumi benar-benar merupakan pengejawentahan dari semua aspirasi yang
menginginkan adanya keterkaitan kehidupan beragama dengan kehidupan
bernegara.Tanggung jawab bernegara yang besar dari kalangan tokoh-tokoh Islam diwadah
ini memang luar biasa. Dan itu dirasakan manfaatnya, mengingat kubu-kubu yang berseteru
dalam menjalankan roda pemerintahan cukup heterogen.Terutama dari golongan sekuler dan
PKI yang menempati posisi-posisi penting didalam pemerintahan. Jadi dengan terbentuknya
Masyumi ini, paling tidak menjadi partai alternatif bagi oposisi politik ummat Islam di kala
itu. Karena adanya ketimpangan peran, pada ujung perjalananya masyumi tidak bisa lagi
menyatukan ide kepartaian. Sehingga tahun 1947 PSSI meninggalkan masyumi begitu juga
NU pada tahun 1952.

PENUTUP

Kesimpulan

Gerakan Islam secara sederhana adalah baik secara baik maupun secara kelompok
pada jangka waktu atau situasi tertentu, untuk melakukan perubahan dalam praktek-praktek
keagamaa islam dengan pemahaman dan pengalaman yang baru.
Ide ide di Indonesia terjadi pada abad ke 20 yang dibawa oleh para tokoh yang semula
belajar di mekkah. Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah : Ahmad Dahlan
(Muhammadiyah), KH Hasyim Asy'ari (Nahdlatul Ulama) Ahmad Surkati (Al-Irshad),
Zamzam (Persis). Yang melatar belakangi ide di Indonesia adalah adanya ide ide di luar
Indonesia. Gerakan islam memiliki bentuk dan pola yang sama tetatpi memiliki karakter dan
orientasi yang sangat beragam.

Itulah seklumit atau sebagian dari gambaran wacana Islam kontemporer dalam peta
sejarah Islamisasi di Indonesia. Hingga saat ini isu-isu tersebut masih terus berkembang dan
akan selalu mewarnai proses islamisasi bagi masyarakat Indonesia. karena islamisasi
bukanlah semata-mata persoalan konversi, atau perjuangan bagaimana menambah anggota
atau jumlah komunitas penganut Islam, tetapi sejauh mana intelektual Islam kontemporer
mampu merepresentasikan pemikiran-pemikirannya sebagai sebuah tawaran alternative
dalam rangka meningkatkan kualitas reliligiusitas dan spiritualitas masyarakat Islam dalam
komunitas peradaban yang sudah meng-global dan tanpa batas ini.Pemaparan diatas kiranya
dapat berujung pada suatu kesimpulan, bahwa Islam sebagai agama menjadi dasar keyakinan
dan tindakan para pemeluknya.Namun akibat kemajemukan pemahaman serta lingkungan
sosial, budaya, dan politik masyarakat pemeluknya itu, maka Islam pun tampil dalam sistem
religiusitas agama ini berhadapan dengan realitas pembangunan bangsa. Pola pemikiran
keislaman yang diikuti gerakan-gerakan umat menunjukkan relevansinya dengan gerak
langkah pembangunan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/418653398/Makalah-Lk-2-asroruddin

https://www.kompasiana.com/rizka45/5c0090046ddcae088e170e37/pembaharuan-islam-di-
indonesia

https://id.scribd.com/doc/262240614/Gerakan-Pembaharuan-Islam-Di-Indonesia

http://rinaldoadi.blogspot.com/2012/10/gerakan-pembaharuan-islam-di-indonesia.html?m=1

https://id.scribd.com/document/427074396/GERAKAN-PEMBAHARUAN-ISLAM-DI-
INDONESIA-pdf

Anda mungkin juga menyukai