Makalah
FAKULTAS USHULUDDIN
JAKARTA
2019
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberi kita nikmat iman, islam dan ihsan
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana dan tepat waktu. Shalawat serta salam
selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.
Rasa terima kasih kami ucapkan kepada dosen kami yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya serta seluruh pihak yang turut
membantu penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat terkhusus untuk di presentasikan pada Mata Kuliah Tafsir Aqidah
nantinya.
Ciputat, Oktober2019
Kelompok Sembilan
3
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan………………………………………………. 22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta
kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga
dalam Hadits. Selain dari kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui
malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan
sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi
Adam, Ibrahim, dan Musa a.s..
Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib bagi seluruh
muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau defenisi, kitab Allah SWT
merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk
dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam penulisan makalah ini
diantaranya,
1. Apa pengertian/definisi dari Kitab Suci?
2. Apa saja nama-nama Kitab Suci?
3. Apa fungsi dari Kitab Suci?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Aqidah di jurusan Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Untuk mengkaji lebih dalam mengenai Kitab Suci dalam perspektif Tafsir.
3. Untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dari hasil temuan-
temuan yang nantinya akan didiskusikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Al-Kitab secara etimologi berasal dari bahasa arab, dari akar kata kataba
artinya menulis sedangkan al-Kitab dalam lisan al-Arabi mengumpulkan sesuatu.
Al-Kitab secara terminology adalah sekumpulan tulisan yang diwahyukan Allah
kepada Nabi Muhammad berbentuk teks dan berisikan hukum secara keseluruhan
didalamnya berisikan ayat-ayat al-Qur’an, dimulai dengan surah al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah an-Nas.
Dinamainya al-Qur’an dengan al-Kitab sebagai isyarat agar kitab suci itu
dituliskan di kemudian hari, terutama oleh kaum Muslimin sendiri. Ternyata
begitu ayat-ayatnya tersebut ditulis oleh para sahabat. Hal itu berlangsung sejak
ayat pertama dari kitab suci tersebut diturunkan sampai ayat yang terakhir
diturunkan. Dalam perkembangan sejarahnya, penulis ayat-ayat al-Qur’an tidak
ditunjukan semata-mata dalam rangka memelihara otentisitas al-Qur’an itu
sendiri, akan tetapi penulisan ini juga memiliki nilei sejarah keindahan seni tulisan
yang benar-benar menakjubkan. Dunia islam pernah menunjukan kebolehannya
dalam bidang tulis-menulis Arab al-Qur’an. Ini dapat dilihat antara lain dari
banyaknya jenis tulisan huruf al-Qur’an yang berkembang, trutama di masa-masa
Dinasti Abasyiah dan sesudahnya. Semua khazanah penulisan al-Qur’an ysng
khas Arab itu melahirkan cabang ilmu seni tulis tersediri yang lazim disebut
dengan istilah kaligrafi. 1
صاَحِإلاَحِ إ إنن َّ ههلذا َّالملقرآْلن َّييهإديِ َّلإلنإت َّإهي َّألقَميوُم َّوييبششر َّالممؤإمنإ إ
ت َّألنن َّللمم ي َّالنذيلن َّيليمعلمللوُلن َّال ن ل
ل ل ل ل لل ل ل م ل ل م لم
ألمجيرا َّلكبإييا
1 Faizah Ali Syibromalisi,Tafsir Aqidah, (Ciputat: Uin Jakarta Press, 2016). h. 132-133
3
1. Menunjukan semua kitab suci yang pernah diturunkan kepada para nabi dan
Rasul:
ت ي َّ لم يمرلس ي ييلي ي َّ ۚ َّ قَلي يمل ي َّلك يلف ي يهى ي َّ بإي ياَحِل لين يإه ي َّ لش ي يإه ييْ يدييا َّبل يميْ يإني ي ي َّ لوبل يميْ ينليلك ي يممي إ
لويل يلقي ييوُلل ي َّا لين ي يذييي لن ي َّلك يلف ي يلروا َّ ليمس ي ي ل
وم ين ي َّ إع يمن يلد يهلي َّ إع يمل يم ي َّا لميإك يتلياَحِ إ
بي ل لل م
ب إ
لوللقمد َّآْتليميْينلاَحِ َّلموُلسى َّالمكتلاَحِ ل
“Al-Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang-
orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah[2]: 2)
1. Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah yang berati lembaran. Dipakai untuk
menunjukan Kitab-kitab Suci sebelum al-Qur’an, khususnya yang diturunkan
kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Sebagaiman yang dinyatakan dalam
surat al-A’la ayat 18-19
ف َّإإبميلراإهيْلم َّلولموُلسهى
لول هل َّصح إ إنن َّهلهلذا َّلإفي َّال ل إ
صلحف َّا م ل ل ل
2. Zubur, bentuk jama’ dari zabur yang berati buku. Dipakai untuk menunjukan
Kitab-kiatb Suci yang diturunkan Allah sebelum al-Qur’an, sebagaimana yang
dinyatakan dalam surat ali-Imran 184
إ
ت ي َّ وال لزب يإر ي َّ وا لميإك يتلياَحِ إ إ
بي إ ب ي َّ لرلس يلل ي َّ إم يمن ي َّ قَل يمب يل ي ل
ك ي َّ لج ياَحِ ءليوا َّ ب ياَحِ لمييبل ييْشي ينلياَحِ ل ل ل فليإ يمن ي َّلك ينذي يبيليوُلك ي َّ فل يلق يمد ي َّلك يشذي ي ل
ا لميلم ينإيإيي ي
nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna”(QS. ali-
Imran[3]: 184)
3. Zabur, bentuk mufrad dari Zubur, dipakaikan khusus untuk menunjukan Kitab
Suci yang diturunka Allah kepada Nabi Daud.2
Sebelum Kitab Suci al-Qur’an Allah SWT telah menurunkan beberapa kitab
suci kepada para Nabi dan Rasulnya. Yang disebut di dalam al-Qur’an ada 5
(lima); tiga dalam bentuk kitab yaitu Taurat, Zabur dan Injil, dan dua dalam
bentuk Shuhuf yaitu Shuhuf Ibrahim dan musa. Kelima Kitab Suci tersebut antara
lain disebutkan dalam ayat-ayat berikut ini:
ب ي َّ لولج يلع يمل ينلياَحِ َّ لم يلع يهلي َّ أليلخ ياَحِ هلي َّ له ياَحِ لرولن ي َّ لوإزي يرا إ
لوليلق يمد ي َّآْ تل يميْ ينلياَحِ َّ لمييوُلسييى َّا لميك يتلياَحِ ل
يي ي َّ يليلد ييميإه ي َّ لوألينم يلزلل ي َّال تني يموُلرا لة ي َّ لوا مإلي ي مإني ييْ للي إ نل ينزلل ي َّ ع يل ييْ ي ل إ
ب ي َّ بإياَحِ مللي يشقي ي َّ لم ي ل
ص يشدي يقَيياَحِ َّ ل يلم ياَحِ َّبلي م ل ك ي َّا لميك يتلياَحِ ل لم
2 Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta, Lembaga Pengkajian
dan Pengamalan Islam(LPPI), 2013), h. 107-109
6
ب ي َّ لوا ملإي يمك يلم يةلي َّ لوال تني يموُلرا لة ي َّ لوا مإلي ي مإني ييْ لل ي إ
لويليلع يليش يلم يهلي َّا لميك يتلياَحِ ل
At-Taurat berasal dari bahasa ibrani, artinya syari’at. Menurut orang yahudi
Taurat itu terdiri dari lima Kitab. Mereka mengatakan bahwa penulisannya adalah
Nabi Musa, yakni: Kitab kejadian, Kitab keluaran, Kitab lawiyin, Kitab bilangan,
dan Kitab Tasniyatul ‘isytira' sedang kaum Nasrani menamakan seluruhnya
sebagai perjanjian lama yang isinya ialah Kitab-kitab para Nabi, sejarah para
penguasa dan raja-raja Bani Israil sebelum Isa Al-Masih. Orang-orang Nasrani
juga menamakannya sebagai Kitab Perjanjian Baru, yang trhimun menjadi satu
yang disebut Injil.
3 Ahmad Syakir, Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Darus Sunnah), j.1, h. 822
7
Al-injil berasal dari bahasa Yunani, artinya pengajaran baru atau berita
gembira. Menurut kaum Nasrani, Kitab Injil memuat serta ringkasan perjalanan
hidup Nabi Isa al-Masih, dan ajaran-ajarannya. Tetapi tidak ada satu sanad pun
yang bersambung sampai ke Nabi Isa. Mereka berbeda pendapat mengenai sejarah
penulisanny.a,sehingga berisi banyak pendapat yang simpang siur.4
ثلنم َّقَلينفميْينلاَحِ َّلعلهى َّآْثلاَحِإرإهمم َّبإلرلسلإنلاَحِ َّلوقَلينفميْينلاَحِ َّبإعإيْلسى َّابمإن َّلممرليل َّلوآْتليميْينلاَحِهل َّا مإل مإنيْلل
ف َّإإبميلراإهيْلم َّلولموُلسى
لول هل َّصح إ إنن َّهلهلذا َّلإفي َّال ل إ
صلحف َّا م ل ل ل
Itulah lima Kitab Suci yang disebutkan oleh Allah SWT nama dan kepada
siapa diturunkan. Sedangkan Kitab-kitab Suci lainnya yang diturunkan.kepada
para Nabi dan Rasul terperinci, tapi secara global dijelaskan bahwa Allah SWT
mengutus para Nabi dan Rasul dan menurunkan bersama mereka Kitab Suci. Hal
ini dinyatakan oleh Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat: 213
إ إ
ي َّلمبلششإريلن َّلولممنذإريلن َّلوألنميلزلل َّلملعلهلم َّالمكتلاَحِ ل
ب س َّألنمةي َّلواإحلدية َّفليبليلع ل
ث َّاللنهل َّالنبإيْش ل لكاَحِلن َّالناَحِ ل
ي َّالناَحِإس َّفإيْلماَحِ َّامختليللفوُا َّفإيْإه إ
بإاَحِمللشق َّليْلمحلكلم َّبلي م ل
“Manusia itu adalah umat yang satu, maka (setelah timbul perselisihan)
Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab Suci dengan
benar, untuk memberi keputusan di anatara manusiatentang perselisihan
mereka perselisihkan...”(QS. al-Baqarah[2]: 213)
Dari segi isi, untuk hal-hal yang prinsip (masalah aqidah), sejarah dan fakta
tentang alam semesta, semua Kitab Suci tersebut memuat hal yang sama dengan
al-Qur’an tidak akan ada perbedaan apalagi pertentangan satu sama lain (kecuali
perbedaan redaksional) baik antara sesama Kitab-kitab Suci tersebut maupun
dengan Kitab Suci al-Qur’an. Misalnya tentanga Tauhid, semua mengajarkan
tentang ke –Esaan Allah SWT, bahwa dialah satu-satunya tuhan yang berhak
disembah. Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat, (untuk
menyerukan). “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut.” (QS. an-
Nahl[16]: 36)
ك ي َّ إم يمن ي َّ لرلسييوُةل ي َّ إينلي ي َّ نيليوُإحييي َّ إيل يميْ يإه ي َّ ألي ينيهلي َّ للي ي َّ إي هلي يهل ي َّ إينلي ي َّ ألينلياَحِ َّ فلياَحِ مع يبليلدييوإن ي إ
لولم ياَحِ َّ أليمرلس يمل ينلياَحِ َّ إم يمن ي َّ قَل يمب يل ي ل
“Dan kami mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan kami
wahyu kepadanya: “ Bawasannya tiada Tuhan kecuali Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”(QS. al-Anbiya[21]: 25)
Ayat ini dapat dinilai sebagai bantahan kepada kaum yahudi yang enggan
percaya kepada Nabi Muhammad SAW. Karena al-Qur’an diturunkan beransur-
angsur dalam kurun waktu yang cukup lama. Mereka mau beriman jika Allah
menurunkan Kitab Suci kepada Nabi Muhammad, dari langit yang mereka lihat
sendiri turunnya serta ditunjukan secara khusus kepada mereka.5
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 2)
Ibnu ‘Abbas r.a. berkata bahwa isim isyarah “Dzaalika” dalam ayat “
يي ي إ إ إ
َّ َّليمل يلم يتين يق ي ل, sehingga kalimat ً َّلهي ييدييىmenjadi na’at/sifat dari بي
ا لميك يتلي ياَحِ ل
(Al-Qur’an). Qira’at yang kedua ini maknanya lebih mubalaghah
dibanding qira’at yang pertama. 6
6 Isma’il bin ‘Umar Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzhim, (Beirut: Daar al-Kutub
al-‘Ilmiyah, 1998),j. 1 h. 73
11
ۗۚ َّ قَليمل ي َّ له يلوُ ي َّ لإيلين يإذييي لن ي َّآْ لم ينليوُا َّ له ييدييىً َّ لوإش يلف ياَحِ ءلي َّ ۖۚ َّ لوا لين يإذييي لن ي َّ للي ي َّيليمؤإم ينيليوُلن ي َّ إفي ي َّآْ لذييا إنإي يمم ي َّ لوقَم يلر ي
“Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain
Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-
ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul
adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan
penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman
pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan
bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang
jauh". (Q.S. Fushilat[41]: 44).
لش يه ير ي َّ رم يض ياَحِ لن ي َّا لين يإذيييِ َّ ألينميإزلل ي َّ فإييْ إه ي َّا لميلق يرآْ لن ي َّ ه ييدييىً َّ ليإيل ين ياَحِ إس ي َّ َّ وب ييْشي ينلياَحِ ة
ت ي َّ إم يلن ي لل م ل م ل لل ل
ۚا مليليلد يهىً ي َّ لوا لميلف يمرقَلياَحِ إن ي
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil)......” (Q.S. Al-Baqarah[2]: 185)
Di dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-Hakiim atau lebih dikenal dengan
Tafsir al-Manar yang ditulis oleh Rasyid Ridha, ( َّ )لهي ييدىً َّإللني ياَحِإسyaitu, al-
لش يه ير ي َّ رم يض ياَحِ لن ي َّا لين يإذيييِ َّ ألينميإزلل ي َّ فإييْ إه ي َّا لميلق يرآْ لن ي َّ ه ييدييىً َّ ليإيل ين ياَحِ إس ي َّ وب ييْشي ينلياَحِ ة
ت ي َّ إم يلن ي َّ َّ ۚا مليليلد يهىً ي لل م ل م ل لل ل
10
pemisah anatara hal-hal yang utama/baik dan hal-hal yang hina,
serta sebagai dasar-dasar yang membedakan antara yang halal dan
yang haram, yang suci dan yang kotor, yang bermanfaat dan yang
mufsadat dan begitulah seterusnya. 11
Kitab Taurat sebagai petunjuk dan pembeda/pemisah
Firman Allah swt.
ب ي َّ فليللي ي َّ تليلك يمن ي َّ إفي ي َّ إم يمريليةة ي َّ إم يمن ي َّ لإيلق ياَحِ ئإيإه ي َّ ۖۚ َّ لولج يلعيمل ينلياَحِ هلي إ
لوليلق يمد ي َّآْتل يميْ ينلياَحِ َّ لمييوُلسييى َّا لميك يتلياَحِ ل
له ييدييىً َّ لإيبليإني ي َّ إيمس يلرا ئإييْ لل ي
يي ي إ إ إ إ
لوليلق يمد ي َّآْتل يميْ ينلياَحِ َّ لمييوُلس يهى ي َّ لوله ياَحِ لرولن ي َّا لميلف يمرقَلياَحِ لن ي َّ لوض ييْلياَحِ ءيي َّ لوذمك ييرا َّ ل يمليلم يتين يق ي ل
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab
Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”
(al-Anbiyaa’[21]: 48)
hak dan yang batil. dan Ibnu Zaid berkata, al-Furqan adalah pertolongan (al-
nashr).
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami
telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk
dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya,
yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-
orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Maidah[5]: 46)
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, firman Allah swt. ني ييْ ل ي َّ فإييْ إه ي
وآْ تل ييْ ينلياَحِ ه ي َّا مإلي ي مإ
م ل ل ل
َّلهي ي ييدييىً َّ لونلي ييوُلر يmaksudnya ialah kitab Injil sebagai petunjuk kepada
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S. Al-Israa’[17]: 82)
Penawar penyakit dalam hal ini ialah penyakit hati. Dalam kitab tafsir
di dalam hati dari rasa curiga dan dengki/nifaq, dari syirik, sesat
dan berpaling dari Allah. Maka al-Qur’an menyembuhkan penyakit-
penyakit hati tersebut semuanya. 15
َّإشي يلف ياَحِ ءليyang berarti penawar dan tidak menggunakan kata د واءyang
bearti obat. Karena dengan sebab obat, seseorang bisa sembuh dari
penyakit tertentu, atau sebaliknya terkadang obat tidak mempunyai
pengaruh sama sekali terhadap penyakitberbeda dengan yngkapan
syifaa’. Ibnu al-Qayyim dalam kitabnya Zaadul Ma’ad mengatakan,
al-Qur’an sebagai penawar total bagi semua penyakit, baik penyakit
hati maupun penyakit badan, di dunia dan di akhirat. 16
Dan firman Allah “ َّلولم يله يميْ يإم يني ي ي ياَحِ َّ لع يليميْ ي ي يإه يdan batu ujian terhadap
ulama lainnya berpendapat, dari Ibnu ‘Abbas maksud لولم يله يميْ يإم ينيياَحِ َّ لع يل يميْ يإه ي
“yakni yang menjaminnya” kemudian pendapat al-Walibi dari Ibnu
‘Abbas, maksunya ialah “Yakni yang menjadi saksi baginya”.
Pendapat ini juga dikemukakan oleh Mujahid, Qatadah dan As-
Suddi. Dan pendapat al-‘Aufi berkata dari Ibnu ‘Abbas, maksudnya
ialah “yaitu yang menentukan terhadap kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya.” 19
ا مللي يشقي ي َّ ۚ َّ لإيلك يللي ي َّ لج يلعيمل ينلياَحِ َّ إم يمن يلك يمم ي َّ إش يمرلع يةيي َّ لوإم يمن يله ياَحِ يج ياَحِ َّ ۚ َّ لوليموُ ي َّ لش ياَحِ ءلي َّال لين يهلي َّ لللي يلع يليلك يمم ي َّ ألينمي يةيي
Firman Allah swt. َّفلياَحِ مح يلك يمم ي َّبل يميْ يينل يله يمم ي َّإبلي ياَحِ َّ ألينمي يلزلل ي َّال لني يهليmaksudnya ialah,
لولمييْليمح يلك يمم ي َّ أليمه يلل ي َّا مإلي ي مإني ييْ إل ي َّإبيل ياَحِ َّ ألينم يلزلل ي َّال لين يهلي َّ فإييْ إه ي َّ ۚ َّ لولم يمن ي َّ للمي ي َّ لميي يلك يمم ي َّإبيلياَحِ َّ ألينم يلزلل ي َّال لين يهلي
perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-
orang yang fasik.”
Allah swt. berfirman لولمييْليمح يلكي يمم ي َّ أليمهي يلل ي َّا مإلي ي مإني ييْي يإل ي َّإبيلي ياَحِ َّ ألينم ي يلزلل ي َّال لن ي يهلي َّ فإييْي يإه ي
maksudnya ialah, agar mereka beriman kepada semua yang
dikandungnya (Injil) dan menjalankan semua yang Allah
perintahkan kepada mereka. Dan diantara yang terdapat di dalam
Injil adalah berita gembira akan diutusnya muhammad sebagai
Rasul, serta perintah untuk mengikuti dan membenarkannya jika
Muhammad saw. telah ada. 22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan sementara yang dapat kami ambil sebelum dilaksanakannya
diskusi di dalam kelas diantaranya, tema “Kitab Suci” yang kami maksud dalam
pembahasan ini ialah seluruh kitab suci Allah yang diturunkan kepada para Nabi
dan Rasul, tidak hanya kitab suci al-Qur’an yang menjadi pedoman bagi ummat
nabi Muhammad saw.
Kemudian, semua kitab suci memilki fungsi yang hampir sama, yaitu sebagai
penjelas (hudaan), pemisah/pembeda (furqaan), pembenar terhadap kitab-kitab
sebelumnya, serta sebagai sumber/dasar hukum. Namun ada perbedaan khususnya
pada kitab suci al-Qur’an. Dimana al-Qur’an merupakan kitab suci yang
diturunkan terakhir oleh Allah swt. bukan hanya sebagai pembenar terhadap kitab-
kitab sebelumnya tetapi juga sebagai penyempurna yang berlaku universal dan
tidak temporal.
DAFTAR PUSTAKA
Ibn Katsir, Isma’il bin ‘Umar. 1998. Tafsir al-Qur’an al-‘Adzhim. Beirut:
Daar al-Kutub al-‘Ilmiyah.
Syibromalisi, Faizah Ali. 2016. Tafsir Aqidah. Jakarta: UIN Jakarta Press.